Biaya Modal (Cost of Capital)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Biaya Modal (Cost of Capital)"

Transkripsi

1 Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang saling berkaitan. Kita tidak bida menentukan besarnya cost of caital jika tidak mengetahui besaran caital budget, dan sebaliknya, kita tidak bisa menentukan jumlah caital budget jika tidak tahu nilai cost of caital. Dengan demikian, jika manajer keuangan ingin memaksimalkan nilai erusahaan, maka biaya modal dan caital budgeting harus ditentukan secara simultan. Demikian ula, dalam embahasan bab-bab selanjutnya akan lebih jelas bahwa infornasi tentang biaya modal dibutuhkan ada saat erusahaan memutuskan untuk melakukan leasing dan endanaan kembali obligasi (bond refunding). Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung erusahaan karena digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang harus dicaai erusahaan (minimum required rate of return) agar erusahaan tidak dinyatakan merugi. Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of caital) bertujuan utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal enganggaran modal (caital budgeting). Konse ini mengarah ada Weighted Average Cost of Caital (WACC), yaitu batas untuk mengevaluasi aakah royekroyek memiliki tingkat engembalian yang lebih baik. Dari namanya, WACC meruakan biaya modal tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai dengan komosisi masing-masing. Dengan demikian, rumus dari WACC adalah : WACC = n wik i t =1 = w 1 k 1 + w 2 k w n k n Dimana w i adalah bobot atau bagian (dalam ersentase) dari tia komonen sumber modal; k i adalah biaya modal dari komonen sumber modal dan n adalah jumlah variasi atau ragam sumber modal yang digunakan oleh erusahaan. Singkatnya, erhitungan WACC sangat terkait dengan ertimbangan bagaimana suatu royek didanai, atau dengan kata lain, dari sumber endanaan atau keuangan aa sajakah modal itu berasal. Untuk mengestimasikan WACC, hal ertama yang erlu dilakukan adalah memutuskan tie modal yang mana yang digunakan. Mengingat CoC utamanya digunakan dalam roses embuatan keutusan investasi jangka anjang, fokus embahasan adalah ada erhitungan CoC yang digunakan untuk engambilan keutusan dalam hal caital budgeting. Asumsi yang berlaku dalam embahasan investasi jangka anjang adalah sumber modal yang bersifat jangka endek, digunakan Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 1

2 untuk menunjang jalannya oerasi erusahaan. Dengan kata lain, erusahaan umumnya menggunakan short-term liabilities sebagai sumber dana bagi working caital yang bersifat siklus atau musiman. Dengan demikian, hutang jangka endek tidak termasuk dalam erhitungan CoC yang digunakan dalam konteks caital budgeting, dan memertimbangkan enggunaan long-term debt, saham referen dan modal sendiri (saham biasa lus laba ditahan) sebagai sumber utama modal bagi keentingan eksansi. Jadi sumber modal jangka anjang itulah yang termasuk dalam erhitungan WACC. Untuk itu, untuk menentukan WACC erlu erhitungan biaya modal masing-masing sumber modal secara individual. Cost of Debt (k d ) Dalam eriode awal atau taha erencanaan, manajer keuangan harus mengetahui dengan teat tie dan jumlah hutang jangka anjang (debt) yang akan digunakan untuk mendanai royek dalam caital budgeting. Tie hutang akan sangat ditentukan oleh asset yang akan didanai serta kondisi asar modal dalam satu eriode. Dengan demikian, manajer keuangan diharakan mamu memahami tie hutang yang cocok dengan bidang usaha erusahaan. Biaya hutang setelah ajak (k d ) dihitung dengan formula k i (1-t) untuk mencerminkan tingkat bunga atas hutang dikurangi dengan enghematan ajak yang timbul karena embayaran bunga (embayaran bunga bersifat mengurangi ajak) atau dengan kata lain biaya bunga obligasi didasarkan ada rinsi after tax basis. Dikatakan enghematan ajak karena logika yang digambarkan dari ersamaan di bawah ini. Biaya hutang setelah ajak (k d ) = Tingkat bunga atas hutang enghematan ajak = k i ( k d.t ) = k i ( 1 - t ) Rumus secara short cut yang digunakan untuk menghitung biaya hutang k i itu sendiri adalah: ( N N ) no al bersih Dimana: k min i = biaya bunga sebelum ajak i + k i = n N nominal = Nilai nominal obligasi (ar value) ( N nomin al+ N ) N bersih = Nilai bersih (net roceed enjualan obligasi) bersih n = umur obligasi n Contoh PT Jaya mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal er lembar $1.000, couon rate 8% umur 20 tahun. Penerimaan bersih dari enjualan obligasi adalah $ 940. Tingkat ajak 30%. Besarnya biaya modal atas obligasi tersebut adalah: Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 2

3 ( ) k i = 20 ( ) 20 = 8,56% k d = 8,56 % ( 1 0,3 ) = 5,992% Selain menggunakan rumus di atas, daat juga menggunakan metode interolasi karena ada dasarnya erhitungan ini sama dengan mencari tingkat bunga efektif, yaitu tingkat bunga dimana resent value dari embayaran bunga er tahun lus nilai nominal/okok obligasi sama dengan resent value tingkat enerimaan. PVbunga + okok obligasi = PVenerimaan bersih Dengan demikian erhitungan besarnya tingkat bunga efektif adalah: 940 = (1+ r) + (1+r ) (1+r ) (1+r ) Dengan couon rate 9% 1. PV Tingkat bunga = 80 [ PVIFA 9%; 20 tahun ] = 730, PV Pokok obligasi = 1000 [ PVIFA 9%; 20 tahun ] = 178,430 Jadi nilai sekarang obligasi + bunga = 908,715 Metode interolasi: 8% sesungguhnya 940 9% 908,715 selisih 60 91, Jadi k i adalah = 8% + = 8, 657% 91,285 Sehingga k d = 8, 657% (1 0,3) = 6,06 % 10 Cost of Preferred Stock (k ) Sejumlah erusahaan menggunakan saham rioritas sebagai bagian dari ermanent financing mix mereka. Untuk menghitung biayanya, data utama yang digunakan adalah beraa besarnya deviden saham referen. Karena deviden ini tidak mengurangi ajak (non tax deductible), atau embayaran dilakukan setelah ajak, maka tidak ada enyesuaian terhada ajak (tax adjustment) dalam menghitung biaya modal saham referen, sebagaimana dilakukan enyesuaian ajak terhada biaya modal obligasi. Biaya modal saham referen dihitung dengan cara membagi deviden saham referen er tahun (d ) dengan keuntungan bersih enjualan saham referen. k = N d Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 3

4 Contoh Saham referen PT Jaya bernilai nominal $100 er lembar dengan deviden 7%. Biaya enjualan saham 1% atau $1 er lembar. Saham dijual dengan harga $98 er lembar. Perhitungan biaya modal saham referen adalah: 3% x100 k = = 7,22% 98 1 Cost of Common Stock (k e ) Perusahaan daat meningkatkan modal saham melalui dua cara, yaitu dengan menahan laba dan kedua, menerbitkan saham biasa baru. Jika eksansi erusahaan berlangsung secara ceat hingga laba ditahan sudah digunakan seluruhnya, erusahaan akan menerbitkan saham baru. Jika demikian, saham biasa akan memiliki biaya modal yang lebih tinggi dibandingkan laba ditahan, karena melibatkan adanya biaya emisi (flotation cost). Adanya biaya emisi akan memerkecil jumlah ruiah yang daat digunakan dari enjualan saham biasa, dan akibatnya akan memerbesar biaya modal. Berikut ini adalah formula untuk menghitung biaya modal dari saham biasa. Jika tidak melakukan emisi saham baru k e = D + g Dimana D = Deviden = harga /lembar saham (rice) g = tingkat ertumbuhan (growth) Jika melakukan emisi saham baru D k e (dalam ruiah) = + g f D k e (dalam ersentase) = + g (1 f ) Sementara : n g = n 1 o Dimana D = Deviden = harga /lembar saham (rice) g = tingkat ertumbuhan (growth) f = biaya emisi (flotation cost) Dimana P n = deviden ada tahun n P 0 = deviden tahun awal g = tingkat ertumbuhan (growth) n = tahun Contoh Harga saham PT Jaya dijual $100 er lembar. Pembayaran deviden tahun 2000 sebesar $5 er lembar dan di tahun 2005 dierkirakan daat dibayar sejumlah $8 er lembar saham. Biaya emisi atau flotation cost $10 er lembar saham. Hitunglah biaya modal saham biasa jika: a). Tidak dilakukan emisi saham baru Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 4

5 b). Perusahaan mengeluarkan saham baru c). Perusahaan tidak mengemisi saham baru dan ertumbuhan nol. Cost of Retained Earning (k r ) Seerti halnya biaya hutang, saham referen serta saham biasa, biaya modal untuk laba ditahan didasarkan ada tingkat engembalian yang diersyaratkan atau diinginkan oleh investor atas sekuritas yang dimilikinya. Jadi biaya modal untuk laba di tahan sama dengan tingkat engembalian yang diinginkan emegang saham atas modal ekuitas yang bersumber ada laba ditahan. Mengaa ada laba ditahan dierhitungkan ula biayanya? Alasannya adalah rinsi oortunity cost. Laba erusahaan setelah ajak ada dasarnya adalah hak emegang saham. Pemegang obligasi mendaat imbalan dari embayaran bunga, sementara emegang saham referen mendaat deviden referen. Akan tetai laba setelah ajak dan deviden referen meruakan hak emegang saham biasa atas modal yang investor tanamkan. Manajemen memiliki ilihan untuk membagikan laba tersebut sebagai deviden atau menahannya untuk diinvestasikan kembali dalam bisnis. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba tersebut, maka terdaat biaya oortunitas (dibandingkan dengan jika laba dibagi dalam bentuk deviden), karena akan terbuka kesematan bagi emegang saham untuk mendaatkan laba dari tambahan investasi. Jadi, atas dana tersebut erusahaan harus menghasilkan laba sekurang-kurangnya sebesar tingkat engembalian yang bisa dieroleh emegang saham dari alternative investasinya dengan tingkat risiko yang sebanding. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya modal untuk laba ditahan sama halnya dengan rumus erhitungan biaya modal saham biasa, yaitu: D k r = + g Weighted Average Cost of Caital (WACC) Setia erusahaan memunyai struktur modal yang otimal, yaitu bauran atau eraduan hutang, saham referen dan saham biasa yang daat memaksimumkan harga saham erusahaan. Dengan demikian, erusahaan akan berusaha menambah modal baru tana mengganggu keseimbangan struktur modal tersebut. Misalnya struktur modal PT Jaya yang diangga otimal adalah : Sumber Modal Komosisi Biaya modal Obligasi 25% 15% Saham Preferen 15% 10% Saham Biasa 60% 9% Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 5

6 Dengan tingkat ajak 40% maka WACC PT Jaya adalah : WACC = 0,25(15%)(0,6) + 0,15(10%) + 0,60(9%) = 9,15% Setia tambahan satu ruiah ada modal PT Jaya, akan terdiri dari 25 sen obligasi dengan biaya setelah ajak 9%, 15 sen saham referen dengan biaya 10%, dan 60 sen saham biasa dengan biaya 9%. Dan, biaya rata-rata dari setia ruiah, atau WACC, adalah 9,15%. Weighted Marginal Cost of Caital (WMCC) Biaya marginal diartikan sebagai biaya untuk setia unit tambahan. Jika erusahaan terus beruaya menambah modalnya, maka setelah mencaai taha tertentu biaya dari setia ruiah akan naik. Biaya marginal (WMCC) didefinisikan sebagai biaya dari setia tambahan 1 ruiah dolar terakhir ke dalam modal erusahaan. Biaya marginal akan meningkat bila enambahan modal berlangsung terus menerus selama eriode tertentu. Dari kasus PT Jaya di atas, erusahaan tidak daat menambah modal baru hingga tak terbatas dengan memertahankan biaya modal teta ada 9,15%. Sejalan dengan adanya eksansi, erusahaan membutuhkan tambahan modal sehingga erusahaan akan makin besar ada suatu eriode. Dalam kondisi ini, biaya modal hutang dan saham mulai meningkat dan damaknya adalah eningkatan WACC. Pada titik atau dalam batas tambahan modal beraakah akan terjadi kenaikan biaya modal ini? Misal, PT Jaya membutuhkan dana untuk investasi ada beberaa royek sebesar $ Modal baru ini awalnya dimaksudkan untuk teta menjaga bauran komosisi modal. Jadi erusahaan akan membutuhkan hutang sejumlah $ , $ modal dari saham referen dan $ dari saham biasa. Modal saham baru ini berasal dari dua sumber, yaitu bagian dari rofit yang ditahan oleh manajemen (tidak dibagikan dalam bentuk deviden, dan enjualan saham biasa baru (karena laba ditahan eriode lalu telah diinvestasikan ada abrik, eralatan dan sebagainya. Berdasarkan data PT Jaya di atas, maka ada hutang akan dikenakan biaya bunga setelah ajak sebesar 9%, sementara saham referen berbiaya 10%. Biaya saham biasa adalah sebesar k r selama modal saham biasa seluruhnya berasal dari laba ditahan, tetai biaya saham biasa menjadi k e jika erusahaan telah menggunakan seluruh laba ditahan dan kemudian harus menjual saham baru. Jadi jika seluruh laba ditahan PT Jaya telah habis diakai sehingga tidak mencukui untuk investasi baru, PT Jaya harus mengeluarkan saham baru untuk menjaga struktur modal ada osisi sekarang ini. Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 6

7 Jika flotation cost untuk enjualan saham biasa baru yang bernilai $100 adalah 10% dan tingkat ertumbuhan deviden 1,12% sehingga akan dibayarkan deviden tahun ini sebesar $8 er lembar saham, maka erhitungan biaya modal untuk saham biasa adalah: 8 k e = + 1,12 = 10 % 100(1 0,1) Dengan demikian, biaya modal untuk saham biasa eksternal ini naik dari 9% menjadi 10% dan eningkatan ini akan menyebabkan kenaikan WACC dari 9,15% menjadi 9,75%: WACC baru = 0,25(15%)(0,6) + 0,15(10%) + 0,60(10%) = 9,75% Pada jumlah modal beraakah CoC akan naik dari 9% menjadi 10% dan menyebabkan WACC naik dari 9,15% menjadi 9,75%? Jika erusahaan memerkirakan akan memeroleh laba $ dan manajemen memutuskan untuk tidak membagi deviden, maka tambahan modal dari laba ditahan adalah $ Dengan modal berasal dari laba ditahan $ , beraakah modal tambahan yang harus didaat dari hutang dan saham referen? Dalam hal ini, erusahaan mencari jumlah X yang disebut breaking oint (titik atahan) yang menunjukkan total jumlah endanaan yang daat dilakukan sebelum PT Jaya mengemisi saham baru. Maka total kebutuhan dana adalah: Laba ditahan = 0,6 (Total caital) = $ X = = ,6 Jadi total endanaan dimana seluruh laba ditahan telah habis digunakan untuk investasi adalah $ Dengan kata lain, PT Jaya daat menambah modal hingga $ yang terdiri dari laba ditahan $ , hutang $ dan saham referen $ tana mengubah struktur modalnya. Sumber Modal Jumlah Komosisi Obligasi $ % Saham Preferen % Penggunaan Laba ditahan % Total eksansi yang didukung oleh Laba Ditahan $ % Tetai, jika kebutuhan tambahan modal untuk investasi PT Jaya lebih besar dari laba ditahan $ , maka PT Jaya teraksa akan menjual saham baru. Jika ini terjadi, maka WACC PT Jaya akan naik menjadi 9,75% karena adanya kenaikan CoC dari saham biasa yaitu dari 9% menjadi 10%. Penggunaan Schedule WMCC dalam Caital Budgeting Sebagaimana telah disebutkan ada awal embahasan, biaya modal adalah kunci enting dalam roses caital budgeting. Salah satunya adalah dengan menggabungkan kurva atau skedul WMCC dengan Investment Oortunity Schedule (IOS) yang menunjukkan rate of return yang diharakan dari Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 7

8 setia kesematan investasi (royek). Analis keuangan erlu menghitung exected rate of return dari tia royek dan kemudian menggabungkannya dengan skedul WMCC. Dalam hal ini, WMCC skedul digunakan sebagai cut off rate untuk menentukan royek mana yang layak untuk dilaksanakan atau tidak. Selama RoR royek lebih besar dari ada CoC, beberaa royek sekaligus dengan karakter indeendent rojects daat dijalankan seluruhnya. Contoh PT Jaya berencana membiayai beberaa royek investasi yaitu: Proyek I 0 IRR A $ % B % C % Untuk membiayai royek, erusahaan membutuhkan tambahan dana. Laba ditahan dierkirakan sebesar $ Komosisi modal otimum erusahaan adalah 60% obligasi dan 40% saham biasa. Nilai nominal obligasi $10.000/lembar, umur 20 tahun, couon rate 8,5% dijual dengan biaya $400 er lembar. Saham biasa bernilai nominal $100/lembar dijual dengan biaya emisi 7% er lembar dierkirakan laku ada harga $97/lembar. Pembayaran deviden 3 tahun lalu $6,25 dan tahun ini akan dibayar $7,25. Tingkat ajak 30%. Proyek manakah yang layak untuk didanai? Biaya modal obligasi i = 8,5% x = 850 ( ) ) k i = 20 = = 0,0887 (( ) k d = 0,0887 (1-0,3) = 0,06214 atau 6,214% Biaya modal saham biasa (tidak mengeluarkan saham baru) 7,25 g = 3 1 = 5,07% 6,25 7,25 jadi k e = + 5,07 = 12,54% 97 Biaya modal saham biasa (jika mengeluarkan saham baru) 7,25 k e = + 5,07 = 13,1 % 97(1 0,07) WACC = 6,214%(60%) + 12,54%(40%) = 8,742% Besarnya tambahan modal = Laba ditahan = x. 40% = jadi x = = ,4 Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 8

9 Jadi : Tambahan dana Sumber modal Komosisi Biaya Modal WACC (%) (%) 0 - $ Obligasi 60 6,214 3,726 Saham Biasa 40 12,54 5,016 WACC 8,742 $ ke atas Obligasi 60 6,21 3,726 Saham Biasa 40 13,1 5,24 WACC 8,966 Pembuktian : Sumber modal Komosisi Jumlah Biaya Modal Jumlah biaya (%) tambahan modal (%) Obligasi 60 $ ,214 $ ,5 Saham Biasa , $ $ , ,5 = 8,742% Langkah berikutnya adalah menggabungkan WMCC Schedule dengan IOS berdasarkan data Proyek A, B, dan C PT Jaya di atas. IOS disusun dengan memrioritaskan royek dengan Rate of Return yang aling tinggi, yaitu royek A yang memiliki I o $ , disusul menggambar grafik untuk royek B dengan I o $ dan royek C yang membutuhkan modal $ Kombinasi WMCC Schedule dan IOS CoC (RoR) 10 WACC 8 IOS Tambahan modal (dalam jutaan dolar) Dari gabungan kedua grafik, diketahui bahwa royek yang layak didanai adalah royek A dan B karena memiliki RoR lebih tinggi dibandingkan dengan WACC. PT Jaya harus menolak royek C karena cost of caital rata-rata lebih tinggi dibandingkan RoR royek C. Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 9

10 Latihan Soal. Brannigan Enterrise memunyai struktur modal yang diangga telah otimal yaitu: Hutang jangka anjang 45% Saham Biasa 55% Total kewajiban & ekuitas 100% Tahun mendatang, manajemen mengharakan laba setelah ajak $2,5 juta. Rasio embagian deviden sebesar 60% sesuai kebijakan deviden Brannigan di masa lalu. Ada beberaa keseakatan dengan bank yang memungkinkan Brannigan melakukan injaman dengan skedul sebagai berikut: Jumlah kredit Suku bunga $0 - $ % atas tambahan hutang ini $ $ % atas tambahan hutang ini di atas $ % atas tambahan hutang ini Tarif ajak erusahaan adalah 40%. Harga asar saham saat ini adalah $22 er lembar saham, deviden yang terakhir adalah $2,20 er saham dan tingkat ertumbuhan yang diharakan adalah 5%. Ekuitas eksternal (saham biasa yang baru) daat dijual dengan biaya emisi 10%. Brannigan memunyai eluang investasi berikut untuk tahun mendatang: Proyek Biaya Arus Kas tahunan Umur royek IRR 1 $ 675,000 $ 155,401 8 tahun.% 2 900, , ,0% 3 375, ,524 3.% 4 562, , ,0% 5 750, , ,0% Manajemen meminta Anda untuk menentukan royek aa yang kira-kira (bila ada) harus daat dilaksanakan erusahaan. Untuk itu, jawab atau laksanakan hal-hal berikut. a. Beraa jumlah titik atahan ada skedul MCC? Dimana saja titik atahan tersebut terjadi? Aa sebabnya? b. Beraa biaya rata-rata tertimbang dari modal ada setia interval di antara dua titik atahan? c. Beraa nilai IRR untuk royek 1 dan 3? d. Gambarkan skedul IOS dan MCC. e. Proyek mana yang seharusnya disetujui oleh manajemen Brannigan? f. Pada kasus ini disebutkan bahwa Brannigan membayar 60% dari labanya sebagai deviden. Aa engaruhnya terhada analisis Anda jika rasio embagian deviden tersebut diubah menjadi nol ersen? Bagaimana jika menjadi 100%? Manajemen Keuangan Bisnis II Biaya Modal 10

Biaya yang harus dibayar : 1. Pembayaran Bunga. 2. Pembayaran dividen. 3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau principal.

Biaya yang harus dibayar : 1. Pembayaran Bunga. 2. Pembayaran dividen. 3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau principal. COST OF CAPITAL (BIAYA MODAL) 1. Pendahuluan Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk

Lebih terperinci

Cost of Capital & Capital Structure

Cost of Capital & Capital Structure Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND

Lebih terperinci

Biaya Modal dan Struktur Modal (Bab 6) BIAYA MODAL DAN STRUKTUR MODAL. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of debt) dapat dihitung dengan cara :

Biaya Modal dan Struktur Modal (Bab 6) BIAYA MODAL DAN STRUKTUR MODAL. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of debt) dapat dihitung dengan cara : BIAYA MODAL DAN STRUKTUR MODAL A. Pengertian Biaya Modal Biaya Modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana, baik yang berasal dari hutang, saham

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

APA ITU COST OF CAPITAL?

APA ITU COST OF CAPITAL? 1 APA ITU COST OF CAPITAL? Merupakan batas tingkat hasil minimum yang harus dapat dicapai oleh suatu investasi supaya dapat menaikkan nilai perusahaan. Returnyang diharapkan investor atas investasi dalam

Lebih terperinci

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Modal dan Biaya modal Modal merupakan dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan (Atmaja L.S.,2001) Modal terdiri dari pos- pos pada sisi

Lebih terperinci

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL Masalah Cost of Capital selalu berhubungan dengan: Capital budgeting Leases Vs Purchase decision Bond refunding decision Use of debt Vs

Lebih terperinci

BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL) Fakultas FEB

BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL) Fakultas FEB Modul ke: BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL) Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id TUJUAN PERKULIAHAN UMUM Memahami dan mampu menghitung biaya modal

Lebih terperinci

Biaya modal (coc) Modal : 1. Hutang /Obligasi. 2. Saham Preferen. 3. Saham Biasa. 4. Laba ditahan

Biaya modal (coc) Modal : 1. Hutang /Obligasi. 2. Saham Preferen. 3. Saham Biasa. 4. Laba ditahan Biaya modal (coc) Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan. Modal : 1. Hutang /Obligasi.

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

Bab 4 Analisa Biaya Modal dan Struktur Modal

Bab 4 Analisa Biaya Modal dan Struktur Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 75 Bab 4 Analisa Biaya Modal dan Struktur Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan hitungan serta pembuatan grafik dari analisa biaya

Lebih terperinci

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LOGO BIAYA MODAL v Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 2 PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang

Lebih terperinci

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) 1. Pengertian Biaya Modal Biaya modal adalah dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana (modal)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

Pembentukan dan Pemilihan Portofolio

Pembentukan dan Pemilihan Portofolio Pembentukan dan Pemilihan Portofolio 1. Konse ortofolio efisien. Pembentukan ortofolio efisien Kombinasi sekuritas berisiko, tana short sales Kombinasi sekuritas berisiko, dgn short sales Kombinasi sekuritas

Lebih terperinci

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu

Lebih terperinci

RMK MANAJEMEN KEUANGAN

RMK MANAJEMEN KEUANGAN RMK MANAJEMEN KEUANGAN Analsis Biaya Modal OLEH : I Putu Putra Wasista 1515351136 39 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ANALISIS BIAYA MODAL PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya Modal memegang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

Program Peringkat Reksa Dana 2009

Program Peringkat Reksa Dana 2009 Program Peringkat Reksa Dana 2009 Oleh: Prof. Dr. Adler H. Manurung, S.H., M.E., M.Comm., ChFC., RFC (Ketua Tim Ahli) Dr. Ferdinand D. Saragih Dr. Akino W. Azzaro Reza Priyambada Gunawan Parningotan J.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Proudly present Biaya Modal (Cost of Capital) Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com BIAYA MODAL (Cost of Capital) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Pengertian Biaya modal

Lebih terperinci

Struktur Modal (Capital Structure)

Struktur Modal (Capital Structure) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Struktur Modal (Capital Structure) Pada pembahasan sebelumnya, perhitungan biaya rata-rata tertimbang

Lebih terperinci

Diskonto adalah bunga yang dibayarkan oleh peminjam saat menerima pinjaman

Diskonto adalah bunga yang dibayarkan oleh peminjam saat menerima pinjaman 4. Diskonto Tunggal Ilustrasi: Heri meminjam uang keada Rusdi sebesar 1.000.000,- atas dasar bunga tunggal yang dikembalikan setahun kemudian. Jika saat meminjam, jumlah uang yang diterima Heri sebesar

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu, 4 masing menyatakan drift rate dan variance rate dari. Untuk roses stokastik yang didefinisikan ada ruang robabilitas (Ω,, berlaku hal berikut: Misalkan adalah roses Wiener ada (Ω,,. Integral stokastik

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman serta sesuai

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman serta sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan 1. Untuk mengambil suatu keputusan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya disusun untuk menggambarkan kondisi dan hasil usaha suatu perusahaan pada jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK

DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 01 DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK Haryono, Muhammad Sjahid Akbar dan Sony Sunaryo Statistics, Seuluh Noember Institute of Technology

Lebih terperinci

Saham dan Nilai Saham. M.Andryzal Fajar

Saham dan Nilai Saham. M.Andryzal Fajar Saham dan Nilai Saham M.Andryzal Fajar andryzal_fajar@uny.ac.id SAHAM SAHAM Saham refen Saham prefen merupakan saham mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham prefen mempunyai beberapa

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pengertian Struktur Modal Kriteria struktur modal Struktur modal merupakan

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Gowan (2004), kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

Pendanaan Ulang Obligasi (Bond Refunding)

Pendanaan Ulang Obligasi (Bond Refunding) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Pendanaan Ulang Obligasi (Bond Refunding) Sebagaimana telah diketahui, obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hanifa (2006) dengan objek PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan memberikan tambahan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu tumbuh

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVEN POINT

ANALISA BREAK EVEN POINT Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib ANALISA BREAK EVEN OINT Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara

Lebih terperinci

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #11 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #11 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK Materi #11 TIN205 EKONOMI TEKNIK Pendahuluan 2 Dalam mengevaluasi proyek, pada pokok bahasan sebelumnya hanya satu metode ekonomi teknik yang perlu digunakan, karena metode yang berbeda akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Firman Taryana (2013) teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015 SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 0 PAKET Pilihan Ganda: Pilihlah satu jawaban yang aling teat.. Ingkaran dari ernyataan Jika emerintah menghauskan kebijakan subsidi bahan bakar minyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, semakin baik investor menilai sebuah perusahaan maka investor tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL Informasi Akuntansi Diferensial Merupakan informasi yang dihubungan dengan pemilihan alternatif Merupakan taksiran perbedaaan aktiva, pendapatan dan biaya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 Seminar Nasional Inovasi Dan Alikasi Teknologi Di Industri 207 ISSN 2085-428 ITN Malang, 4 Pebruari 207 ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF EKSEKUSI PROYEK PENINGKATAN KINERJA FASILTAS PENGUJIAN SUMUR MINYAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pengertian rasio leverage menurut Susan Irawati adalah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pengertian rasio leverage menurut Susan Irawati adalah : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Rasio Leverage Pengertian rasio leverage menurut Susan Irawati adalah : Rasio leverage menunjukan seberapa besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pengambilan keputusan mengenai sumber pendanaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pengambilan keputusan mengenai sumber pendanaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kemakmuran pemegang saham diperusahaannya. Agar tujuan ini dapat tercapai, diperlukan

Lebih terperinci

VALUATION O L E H D U D I H E R P E N D I E D I S O N L E O N I S A I N T A N P R A T I W I R A H M A T D I A N A Z I R I

VALUATION O L E H D U D I H E R P E N D I E D I S O N L E O N I S A I N T A N P R A T I W I R A H M A T D I A N A Z I R I VALUATION MANAJEMEN KEUANGAN O L E H D U D I H E R P E N D I E D I S O N L E O N I S A I N T A N P R A T I W I R A H M A T D I A N A Z I R I Pengertian Valuation Valuation = appraisal = penilaian = penaksiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya laba perusahaan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat-manfaat bagi perusahaan. Dalam usaha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

Cost of Equity Cost of Preferred Stock Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)

Cost of Equity Cost of Preferred Stock Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR & GRAFIK... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Signalling Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan

Lebih terperinci

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Moderasi membutuhkan kajian teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tugas utama seorang manajer keuangan adalah mengambil tiga keputusan utama dalam manajemen keuangan, yaitu keputusan investasi (investment decision), keputusan

Lebih terperinci

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak perusahaan yang ingin menjual sahamnya kepada umum dengan persyaratan tertentu sehingga kepemilikan perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki oleh seorang pemilik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kebijakan Hutang 1. Pengertian Kebijakan Hutang Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan. Pada prinsipnya hutang akan menguntungkan apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI 1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka, dimana teknologi berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Studi empiris yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB II URAIAN TEORITIS. Studi empiris yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Studi empiris yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan struktur modal sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Hasil penulisan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh aliran kas bebas, keputusan pendanaan, set kesempatan investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut: 1.1 Aliran

Lebih terperinci