BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai"

Transkripsi

1 BAB 2 ANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai berikut: Barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal erusahaan, serta untuk erusahaan manufaktur, barang-barang yang tengah diroduksi atau ditematkan di dalam roduksi. Menurut Ikatan Akutan Indonesia (IAI) dalam rinsi akuntansi Indonesia menyatakan bahwa istilah ersediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud yang: a. tersedia untuk dijual (barang dagang/barang jadi) b. masih dalam roses roduksi untuk diselesaikan kemudian dijual (barang dalam roses/engolahan) c. akan diergunakan untuk roduksi barang-barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan embantu) dalam rangka kegiatan normal usaha. Jadi daat disimulkan bahwa yang dimaksud dengan ersediaan barang adalah semua barang yang terdaat di erusahaan, mauun barang-barang yang berada di erjalanan dan barang-barang yang dititikan ke ihak lain.

2 6 2.2 Fungsi dan Penggolongan Persediaan Persediaan meruakan unsur dari harta lancar (current assets) yang besar nilainya, selain itu ersediaan meruakan harta yang eka terhada waktu, enurunan dan kenaikan harga asar, encurian, dan sebagainya. Persediaan berfungsi juga sebagai kontinuitas eksistensi suatu erusahaan dengan mencari keuntungan/laba untuk kontinuitas erusahaan tersebut. Dengan demikian ada beberaa alasan yang menyebabkan erusahaan untuk menanggani ersediaan dengan serius, antara lain: a. Untuk meningkatkan efesiensi oerasional Persediaan barang sangat enting dalam meningkatkan efesiensi oerasional, misalnya roses A memerlukan bahan baku X1 untuk menghasilkan barang Y1, sedangkan roses B memerlukan bahan baku yaitu Y1 yang dihasilkan oleh roses A. Aabila roses A kehabisan ersediaan bahan baku, maka roses B juga tidak daat beroerasi. Seandainya ersediaan selalu tersedia maka efesiensi oerasional akan terlaksana. b. Memberikan reson yang ceat keada elanggan Permintaan elanggan akan daat terenuhi jika barang yang diinginkan elanggan selalu tersedia. c. Antisiasi terhada situasi dan kondisi tertentu Pengaturan ersediaan barang sangat dierlukan untuk mengantisiasi terhada kemungkinan yang mungkin terjadi, misalnya keterlambatan engiriman dari emasok, mesin rusak, dan sebagainya.

3 7 Menurut Sofjan Assauri jenis ersediaan dilihat dari fungsinya daat dibedakan menjadi: a. Batch stock atau ot size inventory b. Fluctuantion stock c. Anticiation stock Batch stock atau lot size inventory meruakan ersediaan yang diadakan karena melakukan embelian atau embuatan bahan-bahan/barang-barang dalam jumlah lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan ada saat itu. Hal ini dilakukan untuk memeroleh otongan harga dan enghematan biaya angkutan. Tetai, dengan embelian barang dalam jumlah besar mengakibatkan investasi juga besar, biaya sewa gudang un bertambah, serta resiko enyimanannya juga besar. Fluctuantion stock adalah ersediaan untuk menghadai fluktuasi, seerti: ermintaan konsumen dan keterlambatan engiriman yang tidak daat diramalkan. Oleh karena itu erlu adanya ersediaan untuk mengatasi hal tersebut. Anticiation stock meruakan ersediaan yang diadakan untuk menghadai fluktuasi yang daat diramalkan, misalnya: ermintaan akan meningkat ada saat menjelang hari raya, dan lain-lain. Menurut Wilson dan John B. Cambell enggolongan ersediaan dilihat dari kegiatan erusahaan daat dibedakan menjadi emat golongan, yaitu: a. Persediaan bahan baku (Raw Material Inventory) b. Persediaan bahan baku embantu (Sulies Inventory) c. Persediaan barang setengah jadi (work In Prosess Inventory) d. Persediaan barang jadi (Finished Goods Inventory)

4 8 Persediaan bahan baku hanya terdaat ada erusahaan yang membeli barang ada emasok untuk diroses lebih lanjut sehingga menjadi barang jadi. Misalnya kayu, aan dan cat meruakan bahan baku dari erusahaan mebel, dsb. Persediaan bahan baku embantu digunakan sebagai bahan elengka (tambahan) untuk membantu kelancaran jalannya roses roduksi. Misalnya: ensil, kertas, alat-alat emotong, alat-alat kantor lainnya yang digunakan untuk membantu berjalannya fungsi organisasi di dalam erusahaan. Persediaan barang setengah jadi meruakan bagian dari roduk akhir yang memerlukan roses lebih lanjut. misalnya: Kain ada industri akaian. Persediaan barang jadi meruakan barang-barang yang telah selesai diroses dan sia untuk dijual ke asar. 2.3 Biaya Dalam Persediaan Tujuan manajemen ersediaan adalah untuk menyediakan jumlah material yang teat, tenggang waktu (lead time) yang teat dan biaya rendah. Biaya ersediaan meruakan keseluruhan biaya oerasi atas sistem ersediaan. Biaya ersediaan didasarkan ada arameter yang relevan dengan jenis biaya sebagai berikut: a. Biaya embelian (urchase cost) b. Biaya emesanan (ordering cost / setu cost) c. Biaya siman (carrying cost / holding cost) d. Biaya kekurangan ersediaan (stockout cost / enalty cost)

5 9 Biaya embelian adalah harga er unit item yang dibeli dari ihak luar, atau biaya roduksi er unit aabila diroduksi dalam erusahaan. Biaya er unit akan selalu menjadi bagian dari biaya item dalam ersediaan. Untuk embelian item dari luar, biaya er unit adalah harga beli ditambah biaya engangkutan. Sedangkan untuk item yang diroduksi didalam erusahaan biaya er unit adalah termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku. Biaya emesanan adalah biaya yang berasal dari embelian esanan dari emasok atau biaya ersiaan (setu cost) aabila item diroduksi di dalam erusahaan. Biaya ini diasumsikan tidak akan berubah secara langsung dengan jumlah esanan. Biaya emesanan daat berua: biaya membuat daftar ermintaan, menganalisis emasok, membuat esanan embelian, dan sebagainya. Sedangkan biaya ersiaan daat berua biaya yang dikeluarkan akibat erubahan roses roduksi, embuatan jadwal kerja, ersiaan sebelum roduksi dan engecekan kualitas. Hal-hal yang erlu dierhatikan berkaitan dengan emesanan ersediaan, antara lain: a. Beraa biaya ermintaan untuk setia item selama satu tahun? Seandainya, ratarata ermintaan adalah 60 ermintaan setia bulan, maka ada 720 ermintaan selama satu tahun. b. Perkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam mengirim esanan embelian keada emasok setia tahunnya. c. Perkirakan waktu dan biaya enerimaan esanan selama satu tahun tersebut. d. Perkirakan waktu dan biaya embukuan, engiriman cek, amlo, dan sebagainya.

6 10 Biaya siman adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam ersediaan dan emeliharaan mauun investasi sarana fisik untuk menyiman ersediaan. Biaya siman daat berua: biaya modal, ajak, asuransi, sewa gudang dan sebagainya. Biaya kekurangan ersediaan adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar mauun dari dalam erusahaan. Kekurangan dari luar terjadi aabila esanan konsumen tidak daat dienuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi aabila deertermen yang satu tidak daat memenuhi ermintaan dari deartemen yang lain. Kekurangan ersediaan daat mengakibatkan kehilangan kesematan untuk mendaatkan keuntungan bahkan kehilangan keercayaan dari elanggan. Tujuan dari manajemen ersediaan adalah meminimumkan biaya, oleh karena itu erusahaan erlu mengadakan analisis untuk menentukan tingkat ersediaan yang aling ekonomis. 2.4 Peramalan Permintaan (Forecasting) Peramalan meruakan alat bantu yang enting dalam erencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan meruakan suatu roses erkiraan tingkat ermintaan yang diharakan untuk suatu roduk atau beberaa roduk dalam eriode waktu tertentu ada masa yang akan datang. Peramalan meruakan rediksi, royeksi atau estimasi tingkat kejadian yang tidak asti dimasa yang akan datang. Dalam eramalan digunakan data historis yang telah dimiliki untuk diroyeksikan ke dalam suatu model. Dengan menggunakan model tersebut diharakan daat memerkirakan keadaan ada masa yang akan datang.

7 11 Faktor-faktor umum yang memengaruhi ermintaan suatu erusahaan, antara lain: a. Kondisi umum bisnis dan ekonomi b. Reaksi dan tindakan esaing c. Tindakan emerintah d. Kecenderungan asar e. Inovasi teknologi. Banyak jenis metode eramalan, secara umum metode eramalan daat diklasifikasikan dalam dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif daat dibagi ke dalam deret berkala atau runtun waktu (times series), indikator ekonomi, dan model ekonometri. Sedangkan metode kualitatif berua engumulan endaat. Metode Peramalan Kuantitatif (Statistikal) Kualitatif (Judmental) Analisis Runtun Waktu Indikator Ekonomi Model Ekonometri Pengumulan Pendaat Pendaat Ahli Survei Pasar Gambar 2.1 Kualifikasi Metode Peramalan Sumber: Zulian Yamit, Manajemen Persediaan, (Yogyakarta:Ekonisia,1999,.17)

8 Permintaan Indeenden Model Deterministik Sistem Pemesanan Jumlah Teta Salah satu alasan utama mengaa erusahaan memunyai ersediaan adalah agar erusahaan daat membeli atau membuat roduksi dalam jumlah yang aling ekonomis. Informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kebijakan ersediaan otimum adalah arameter sebagai berikut: a. Permintaan b. Biaya Persediaan c. Tenggang Waktu (lead time) Dalam model deterministik, semua arameter tersebut daat dierhitungkan secara teat, dengan kata lain jumlah ermintaan dan biaya ersediaan diasumsikan daat ditentukan secara asti. Demikian ula terhada tenggang waktu emesanan diasumsikan konstan. Pertanyaan mendasar yang harus dijawab dalam sistem ersediaan adalah, beraa banyak dan kaan melakukan emesanan. Untuk menjawab kedua ertanyaan seerti tersebut sangat tergantung ada arameter: ermintaan, biaya ersediaan dan tenggang waktu Economic Order Quantity (EOQ) Jumlah emesanan yang daat meminimukan total biaya ersediaan disebut Economic Order Quantity (EOQ). Secara klasik model dierlihatkan ada gambar 2.2, di mana Q adalah jumlah embelian dan ketika emesanan diterima jumlah ersediaan sama dengan Q. Dengan tingkat enggunaan teta, ersediaan akan habis dalam waktu tertentu.

9 13 Ketika ersediaan hanya tinggal sebanyak kebutuhan tenggang waktu, emesanan kembali (reorder oint = ROP) harus dilakukan. Pada gambar 2.2 tersebut emesanan kembali ada titik ROP. Garis vertikal menunjukkan enerimaan esanan ketika ersediaan nol, dengan demikian rata-rata ersediaan adalah (Q + 0)/2 atau Q/2. Gambar 2.2 Model Persediaan Sumber: Zulian Yamit, Manajemen Persediaan, (Yogyakarta:Ekonisia,1999,.48) Jika tidak terjadi kekurangan ersediaan, maka total biaya ersediaan er tahun dicari dengan rumus berikut. Total biaya = biaya embelian + biaya emesanan + biaya siman TC (Q) = PR + (CR/Q) + (HQ/2) Total biaya embelian = P x R Total biaya emesanan = C x (R/Q) Total biaya siman = HQ/2

10 14 Dimana : R = jumlah kebutuhan dalam unit P C H Q T = biaya embelian er unit = biaya emesanan setia kali esan = biaya siman er unit er tahun = jumlah emesanan dalam unit = ersentase total biaya siman er tahun Untuk memeroleh biaya minimum setia kali emesanan daat dilakukan dengan cara mencari turunan total biaya terhada jumlah emesanan(q) dan disamakan dengan nol. dtc( Q) dq = H 2 CR 2 Q Dari ersamaan tersebut daat ditentukan rumus EOQ sebagai berikut: Q * = 2CR H = 2CR PT Dari EOQ tersebut daat diketahui jumlah frekuensi emesanan selama satu tahun (F) dan waktu interval antara emesanan (V), dengan cara sebagai berikut: F = R Q * = HR 2C V = 1 F * Q = R = 2C HR Pemesanan kembali (reorder oint) ditentukan berdasarkan kebutuhan selama tenggang waktu emesanan. Jika osisi ersediaan cuku untuk memenuhi ermintaan selama tenggang waktu emesanan, maka emesanan kembali harus dilakukan sebanyak Q * unit.

11 15 Formula berikut ini daat digunakan untuk menentukan kaan melakukan emesanan kembali aabila tenggang waktu emesanan ditentukan dalam bulan mau un minggu. R B = = 12 ROP unit R B = = 52 ROP unit Jika jumlah emesanan kembali (B) lebih kecil dari jumlah emesanan (Q) atau B < Q, maka tidak akan ernah terjadi kekurangan ersediaan. Jika jumlah emesanan kembali (B) lebih besar dari jumlah emesanan (Q) atau B > Q, maka akan terjadi kekurangan ersediaan dalam setia emesanan. Total biaya minimum er tahun daat ditentukan dengan mengganti Q dengan Q * yang terdaat dalam rumus total biaya minimum er tahun: TC(Q * ) = PR +H Q * Analisis Sensitivitas Dalam EOQ Analisis sensitivitas digunakan untuk menentukan bagaimana engaruh erubahan atau kesalahan data dalam arameter terhada EOQ. Dalam sistem emesanan jumlah teta, jumlah emesanan daat meminimumkan total biaya variabel er tahun. Secara matematik daat dirumuskan sebagai berikut: Q * = 2CR H Dalam rumus tersebut, total biaya variabel (TVC) er tahun tidak termasuk dalam biaya embelian dan diasumsikan ula tidak ada diskon dan kekurangan ersediaan.

12 16 TVC (Q) = biaya esan + biaya siman = CR/Q + HQ/2 TVC (Q * ) = CR/ Q * + H Q * /2 = HQ * Jika diasumsikan bahwa kesalahan dalam arameter R,H dan C masing-masing disebut X R, X H dan X C, maka model EOQ nya adalah: Q = 2CR H X C X X H R = Q * X C X X H R Dimana : Q Q * X R X C X H = jumlah emesanan dengan arameter kesalahan = Economic Order Quantity (EOQ) = estimasi ermintaan/ermintaan aktual = faktor kesalahan kebutuhan = estimasi biaya esan/biaya esan aktual = faktor kesalahan biaya esan = faktor kesalahan biaya siman Untuk menentukan sensitivitas total biaya variabel er tahun akibat adanya kesalahan dalam enentuan arameter, daat dilakukan dengan cara memasukkan faktor kesalahan dalam rumus sebagai berikut: * TVC( Q) TV ( Q ) = * TVC( Q ) X C X R X h Model Backorder Backorder terjadi ketika ermintaan elanggan tidak daat dienuhi dari ersediaan yang ada dan elanggan menyetujui untuk menunggu engiriman esanan berikutnya.

13 Macam Cara Pemesanan (Model Deterministik) Periodik Order Quantity (POQ) POQ menentukan jumlah eriode ermintaan. POQ menggunakan logika yang sama dengan EOQ, tetai POQ mengubah jumlah emesanan menjadi jumlah eriode emesanan. Hasilnya adalah interval emesanan teta dengan bilangan bulat (integer). Untuk menentukan jumlah emesanan sistem POQ cuku dengan memroyeksikan jumlah kebutuhan setia eriode Part Period Algorithm Metode Part Period Algorithm (PPA) digunakan untuk menentukan jumlah emesanan berdasarkan keseimbangan antara biaya esan dan biaya siman. Oleh karena itu metode ini disebut juga art eriod balancing atau total biaya terkecil. Metode ini menyeleksi jumlah eriode untuk mencukui esanan tambahan berdasarkan akumulasi biaya siman dan biaya esan. 2.7 Otimasi Persediaan dengan Metode Power Aroximation Pada sistem ersediaan di mana ermintaan tidak daat dienuhi maka akan terjadi distribusi ermintaan dan tenggang waktu (lead time) antara temat emesanan ke temat tujuan. Pada umumnya distribusi ermintaan dan tenggang waktu bersifat acak (random), oleh karena itu metode klasik EOQ tidak akan efisien untuk menyelesaikan masalah seerti itu. Oleh karena itu dierlukan suatu metode yang daat digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Metode PA yang dikembangkan oleh Ehrhardt dan Mosier

14 18 digunakan untuk mengatasi masalah distribusi ermintaan dan tenggang waktu yang bersifat acak (random) Metodologi Power Aroximation Robert memerbaharui teori EOQ untuk menandai batasan dari kebijakan otimal K dan yang bernilai besar. Robert mengikuti kebijakan arameter otimal s* dan D S*-s*, di mana D* meningkat sangat besar. 2Kμ D * = + o( D *), EOQ (1) h s* D* 1 + h ( x s* ) dφ ( x; + 1) = + o( D* ), (2) Di mana ф(.;n) adalah fungsi distribusi kumulatif dari enyimangan ermintaan sebesar keliatan n. Karena D* sama dengan tak terhingga maka o(d*)/d* konvergen terhada nol. Ketika distibusi ermintaan dibakukan, akan dieroleh Ψ(.) sebagai fungsi distribusi standar, yaitu: Φ( x; + 1) = ψ { x ( + 1) + }, [ μ] /[ σ 1] Sehingga ersamaan (2) menjadi: F D * ψ (3) 1 + σ + 1 h ( u) ( x u) d ( x) = + o( D*), u Di mana u [ s * ( + 1) μ] σ + 1 Dari ersamaan (1) dan (3) dieroleh ersamaan erkiraan yang otimal. 2Kμ D =, (4) h

15 19 S = D σ h ( + 1) μ+ σ + 1G, (5) Di mana G(x) F -1 (x) dan S meruakan jumlah ersediaan yang sedang diesan, sedangkan s meruakan jumlah ersediaan yang ada ditambah dengan jumlah yang sedang diesan. Kesulitan erhitungan terletak ada erhitungan fungsi G(.). Salah satu cara untuk menghitungnya adalah dengan mengasumsikan bahwa ermintaan berdistribusi normal. Dengan demikian, fungsi G(.) daat dihitung dengan mengunakan metode iterasi atau fungsi erkiraan rasional. Dalam hal ini endekatan yang dilakukan adalah mengunakan analisis numerik, untuk menyesuaikan sederetan ower terhada fungsi G(.), dengan menggunakan kebijakan otimal sebagai data. Selajutnya digunakan regresi untuk melakukan enyesuaian arameter yang terdaat ada ersamaan (4) dan ersamaan (5). Sebelum membahas lebih lanjut mengenai model regresi, akan disajikan data-data yang akan digunakan seerti yang ada didalam tabel inventory di bawah ini. Tabel inventory yang terdiri dari 288 item, digunakan agar menghasilkan data untuk dianalisis. Tabel 1 berisi daftar engaturan arameter. Ada beberaa jenis distribusi ermintaan yang digunakan: Poisson dan negative binomial dengan variance-to-mean ratio dari 3 dan 9. Dari tia-tia distribusi ermintaan diberikan emat nilai rata-rata: 2, 4, 8, dan 16 dan tiga nilai yang berikan ada lead time: 0, 2, dan 4. Selama fungsi biaya linier terhada arameter K, dan h, maka nilai dari biaya enyimanan berua arameter berulang, diatur agar teta menjadi kesatuan. Biaya enalty adalah 4, 9, 24 dan 99 dan biaya emesanan adalah 32 dan 64. Biaya engisian ulang (c) tidak ditetakan karena

16 20 tidak akan memengaruhi erhitungan otimal. Berikut ini adalah kombinasi dari arameter yang tercaku dalam tabel 288 item ersediaan. Tabel 1.1 Sistem Parameter Dengan menggunakan algoritma Veinot dan Wagner, dieroleh hasil erhitungan yang otimal dari 288 item barang. Hasil erhitungan nilai s dan S, meruakan data yang akan diergunakan untuk enyesuaian regresi. Kebijakan otimal memiliki nilai haraan berkisar atara 4 samai 82, akhir eriode yang tertunda berkisar dari samai 0.9, frekuensi yang tertunda berkisar antara dan 0.19 dan frekuensi emesanan berkisar 0.08 samai Perkiraan untuk Nilai D * Hal yang ertama yang dilakukan adalah membuat regresi model untuk D*. Nilai otimal D = S-s. Dengan mengeneralisasi ersamaan (4) ke bentuk multilikatif. β α γ D = C μ ( K ) + 1) ( σ ) h ε δ ( (6) h Adaun C, α, β, γ, δ, dan ε adalah konstanta. Variabel μ dan K/h ada ersamaan (6) sama dengan Variabel μ dan K/h ada ersamaan (4), sedangkan variabel lainnya tidak muncul ada ersamaan (4). Variabel-variabel yang ada ada ersamaan (6) meruakan

17 21 faktor multilikatif sederhana. Kemudian, (+1) digunakan untuk menggantikan karena inilah cara untuk menunjukkan tenggang waktu dalam bentuk analitik untuk memeroleh biaya yang diharakan. Dengan mengambil model linier dari ersamaan (6) dan menggunakan regresi leastsquare untuk memeroleh hasil yang sesuai dengan D*. Kemudian, diuji hasilnya dan diilih bentuk yang sesuai. Variabel /h dihilangkan karena nilai dari ε mendekati nol. Akhirnya dieroleh nilai otimal dari aroximation D*. 2 [( 1) ] K * = 1.463μ + σ D (7) h Eksonen K/h miri dengan eksonen ada ersamaan Wilson ot-size yakni 0.5, konstanta juga miri dengan konstanta ada Wilson ot-size yakni 1.414, hanya nilai dari rata-rata ermintaan yang tidak signifikan dengan ersamaan Wilson ot-size. Selain itu, terdaat variabel yang baru yaitu: dan varian Perkiraan untuk nilai S * Dengan menggunakan ersamaan (5), dibentuk sebuah model regresi untuk memeroleh erkiraan erhitungan reorder oint s * yang otimal. Kemudian dilakukan erhitungan nilai s dari setia 228 item dengan meminimumkan eksektasi biaya total er eriode dan ersamaan (7) digunakan untuk mengatur (S-s), akan menghasilkan suatu data baru untuk analisis. Nilai baru ini dinamakan s *. Pendekatan ini menggunakan ersamaan (5) yang dieroleh dari turunan arsial dari eksektasi biaya total yang mengacu ada nilai s yang diatur sehingga sama dengan nol. Persamaan (5) meruakan aroximation nilai terbaik dari s ada saat menggunakan nilai tertentu dari D. angkah-langkah otimalisasinya adalah sebagai berikut.

18 22 y = D, 1 + σ + 1 h Di mana D dieroleh dari ersamaan (7).Untuk setia 288 item yang dihitung dari nilai y dan untuk: u * = * [ s ( + 1) μ] σ + 1 Dicari kecocokan dengan ersamaan (5) dengan mengunakan model * u = G( y) + ε, Di mana ε adalah suatu error. Berikut ini adalah suatu fungsi yang mewakili fungsi G(.) G n, m m i / 2 ( y) = Ai( n, m) y, i= n Di mana A i (n,m) adalah koefisien yang dihasilkan dari regresi n dan m; Dengan menguji 24 model yg dilakukan dalam rentang n = 0, -1, -2 dan m = 1, 2,, 8. Hasil yang dieroleh dari n = 1 dan m = 1 adalah: A1 = + A 2 + A y + ε y * u 3 Cara termudah untuk menghasilkan korelasi dengan data adalah mensubstitusi G -1,1 (.) terhada G(.) ke ersamaan (5) untuk memeroleh erkiraan yang otimal. ( ) A1 = + 1 μ + σ A + A y 2 (8) y s 3 Dengan menggunakan ersamaan (8) ditetakan suatu urutan analis regresi. hal ertama yang dilakukan adalah melakukan regresi terhada konstanta A 1, A 2, dan A 3 ; kemudian

19 23 dilakukan ernyesuaian terhada engali σ + 1 dan yang terakhir, kita sesuaikan kembali terhada konstanta A 1, A 2, dan A 3 ; Model regresi yang dihasilkan adalah: * σ + 1 s = C0 + C1[ ( + 1) μ ] + C2 + C3[ ( + 1) σ ] + C4 [ σ + 1 Z ] + ε, (9) z Di mana z = y dan ε adalah suatu error. Misalkan a 0,a 1,,a 4 meruakan nilai dari C 0, C 1,,C 4, maka regresi least-square yang disubstitusi dari ersamaan (9) akan menghasilkan bentuk nilai otimal s. a2 = a0 + a1 ( + 1) μ + σ a3 + a z (10) z s 4 Pengujian secara detil dari setia data akan terbukti dengan enyesuaian faktor σ + 1. Penyesuaian ini dilakukan dengan cara, mengantikan faktor dengan variabel f dan enyelesaian dengan ersamaan (10) untuk nilai yang dari f akan menghasilkan s 1 = s *. f = * [ s a a ( + 1) μ] a2 z 0 + a a 4 z Kemudian dicari bentuk erkiraan dari fungsi f: f = ωc ( + 1) α β σ μ μ 2 γ δ ε K h h, Di mana ω adalah suatu error, dan C, α, β, γ, δ, dan ε adalah konstanta. Notasi-notasi ini dikonversikan ke model linear dengan mengambil logaritmanya dan regresi least-square digunakan untuk mengatur konstanta-konstantanya. Setelah menghilangkan variabelvariabel yang tidak signifikan dan melakukan engelomokkan terhada data yang miri, maka akan dieroleh.

20 f α [( + 1) μ ] σ q μ ersamaan (9) daat diubah menjadi: * q s = C0 + C1[ ( + 1) μ ] + C2 + C3[] q + C4[ qz] + ε. (11) z Dengan menggunakan regresi least-square untuk melakukan enyesuaian data dan menghilangkan enyimangan yang terjadi serta hal-hal yang tidak siqnifikan. Akhirnya kita melakukan enyesuaian ulang untuk menentukan Power Aroximation s σ s = ( + 1) μ + [( + 1) μ] z (12) μ z Power Aroximation Dari ersamaan (7) dan (12) akan dihasilkan aroximation (s,s ) untuk kebijakan (s,s) yang otimal. Berdasarkan teori yang mengangga bahwa nilai arameter K dan adalah besar, maka Wagner, O Hogan dan undh telah meneliti teori Wilson yang diubah oleh Robert, ternyata teori tersebut sangat baik diterakan ada aroximation D*, dimana K/h bernilai besar dan relatif terhada μ, tetai untuk K/h bernilai kecil tidak mendekati nol. Oleh karena itu, erubahan teori emiris Robert juga daat digunakan untuk mendaatkan Power Aroximation yang baik. Ketika D /μ bernilai cuku kecil (kecil dari 1.5), S dibandingkan dengan angka kritis tunggal akan menghasilkan nilai yang otimal jika K sama dengan nol. Dua angka terkecil digunakan ada kebijakan S, sehingga memerendek jarak yang memisahkan antara S dan s. Angka kritis tunggal akan otimal jika ermintaan berdistribusi normal dan K sama dengan nol, sehingga S 0 S ( + 1) μ + υσ 1 0 = + Dimana υ adalah solusi untuk:

21 υ ex 2 ( x ) 2 dx = 2π ( + h) 25 Dengan mengasumsikan μ = ( +1) μ dan σ = σ + 1, maka Power Aroximation didefiniskan. D K μ + σ = (14) h D z = 1 + σ h 0.5 (15) S = μ + σ σ z (16) μ z Revisi Metode Power Aroximation Pada enulisan diatas, ower aroximation meruakan suatu erkiraan kebijakan (s,s) yang otimal. tetai terdaat dua kekurangan yaitu, mengenai rilaku ketika suatu unit diilih untuk mengukur ermintaan yang bervariasi dan ada saat varian ermintaan bernilai sangat kecil. sehingga metode ini erlu direvisi untuk mengatasi kekurangan yang terjadi. Dengan mengasumsikan bahwa kebijakan (s,s) otimal, dan ersediaan y kecil atau sama dengan s dan esanan sejumlah S-y ditematkan. Power aroximation meruakan algoritma erhitungan sederhana untuk memerkirakan nilai yang otimal dari kebijakan (s,s). Algoritma ini hanya membutuhkan informasi dari rata-rata ermintaan dan varian ermintaan. Adaun ersamaan yang dieroleh dari engujian diatas adalah sebagai berikut. D K μ + σ = (1) h S = μ + σ σ z (2) μ z

22 26 D z = 1 + σ h 0.5, μ = ( +1) μ dan σ = σ + 1. (3) Pada umumnya dalam Power aroximation diatur s = s dan S = s +D. Persamaan (1),(2), dan (3) dieroleh dengan menyesuaikan dengan ersamaan yang dikembangkan oleh Robert. Beliau telah membuktikan bahwa kebijakan arameter otimal s* dan D S*-s* adalah sebagai berikut. 2Kμ D * = + o( D *), h EOQ (4) s* D* 1 + h ( x s* ) dφ ( x; + 1) = + o( D* ), (5) Ada un ф(.;n) adalah fungsi distribusi kumulatif dari enyimangan ermintaan sebesar keliatan n. Karena D* sama dengan tak terhingga maka o(d*)/d* konvergen terhada nol. Persamaan (4) dan (5) digunakan untuk mendaatkan model regresi yang telah disesuaikan dengan tabel inventory ersediaan 288 item. Oleh karena itu ersamaan (1),(2), dan (3) meruakan hasil numerik dari enurunan dari ersamaan (4) dan (5) Alasan dan Metode yang Diakai untuk Revisi Seerti alasan yang dikemukan diatas, bahwa terdaat dua kekurangan ada rumusan sebelumnya yaitu, mengenai rilaku ketika suatu unit diilih untuk mengukur ermintaan yang bervariasi dan ada saat varian ermintaan bernilai sangat kecil, khususnya jika nilai K sangat besar. Permasalahan yang timbul dari ersamaan (1) diatas adalah, nilai D akan lenya karena σ 2 mendekati nol. Keakuratan dari ersamaan (1)

23 27 tidak akan begitu berdamak kecuali varian ermintaan bernilai sangat kecil karena eksonen ada ersamaan (1) hanya Tetai, ersamaan (1) harus berlaku dalam keadaan aa un karena berdamak ada nilai varian ermintaan. Bagaimanaun juga erubahan kecil yang terjadi kadang-kadang daat menimulkan damak di dalam statistika. Seerti halnya dalam engaturan erkiraan batas bawah varian ada ersamaan (1) daat memengaruhi nilai D. enyesuaian rilaku batas bawah varian dieroleh dengan membentuk model regresi seerti dibawah ini. ( K ) γ β 2 α σ D = μ 1 + a 2, (6) h μ Di mana a,α,β, dan γ meruakan konstanta yang diakai untuk memeroleh data yang otimal. Kekurangan dari erumusan sebelumnya muncul ketika unit ermintaan berubah. Jika unit ermintaan berubah karena disebabkan oleh suatu faktor (misalkan f), kemudian s dan D harus diubah dengan cara yang sama. Oleh karena itu, jika σ ' = fσ, kemudian D ' = fd dan s ' = fs. ' μ = fμ dan Perbaikan dilakukan dengan menahan regresi untuk D dan s. Pada ersamaan(6), dengan sederhana dibentuk α=1-β. Kemudian, jika μ = fμ dan σ = fσ, maka K=K dan h=h/f, dengan memastikan bahwa D=fD. Regresi untuk s sangat mudah diubah, dengan mengunakan model s a1 = a0μ + σ + a2 + a3z, (7) z D z = σ h 0.5, (8)

24 28 D ditentukan oleh ersamaan (6) untuk memeroleh kebijakan data yang otimal. Karena z tidak berdimensi, s bersifat homogen ada unit ermintaan. Dengan menggunakan ersamaan (6) dan (7) berdasarkan tabel 1 diatas. Maka ersamaan di bawah ini digunakan untuk mengantikan ersamaan (1),(2), dan (3) untuk menghasilkan data yang akurat ( K 2 2 ) ( 1 σ ) = 1.30μ μ, D + h D z = σ P h 0.5, S = 0.973μ + σ z z dimana : D = Jumlah esanan er tahun μ P K h σ z μ = rata-rata ermintaan er tahun = biaya enalty = biaya emesanan barang = biaya siman er unit barang er tahun = varian ermintaan selama tenggang waktu (lead time) = varian dari rata-rata = rata-rata ermintaan selama tenggang waktu (lead time)

25 29 Contoh: Diketahui bahwa jumlah ermintaan untuk barang AC mobil (Ferrule ½) er tahun adalah 100 unit, biaya emesanan R ,- dan biaya siman R.5000,-. Aabila ermintaan tidak daat terenuhi, maka akan ada biaya ekstra yang harus dikeluarkan (enalty cost) sebesar R ,-. Hitunglah frekuensi emesanan embelian selama satu tahun (350 hari kerja) dan kaan melakukan emesanan kembali jika lead time 14 hari dan simangan baku sebesar 0.5 %. Jawab : Menggunakan metode ower aroximation K = h = P = μ= 100 unit 1 =14 hari = 14/350 (er tahun) = 0.04 σ = (0.005)(100) σ = 0.5 σ 2 = (+1)σ 2 σ 2 = (0.04+1)(0.5) 2 σ 2 = 0.26

26 30 μ = (+1) μ μ = (0.04+1) (100) μ = ( K 2 2 ) ( 1 σ ) μ μ D = + h D D ( ) ( ) ( ) = = 31.3 Maka banyaknya barang yang harus diesan (Q) adalah sebanyak 31 untuk setia kali emesanan. Untuk banyaknya frekuensi emesanan (F) adalah sebagai berikut. S F = D S = 0.973μ + σ z z z = 0.26( 15000) 5000 z = 4.5 S S = 0.973(104) (4.5) 4.5 = F = 31.3 F = 3.1 Reorderoint (B) ( Sx ) 1 B = 350

27 31 ( 96.7x14) B = 350 B = 3.87 Maka reorderointnya adalah 4. Jadi sebelum jumlah ersediaan tinggal 4 buah, maka barang sudah harus diesan. Metode EOQ D = D = 2Kμ h 2 ( 30000)( 100) 5000 D = 34.6 Untuk banyaknya frekuensi emesanan (F) adalah sebagai berikut μ F = D 100 F = 34.6 F = 2.89 Reorderoint (B) ( μ)( ) B = 350 ( 100)( 14) B = 350 B = 4

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO Persediaan : PENGERTIAN - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING

OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 2006 OPTIMASI KOMBINASI FERRITE CORES DALAM IMPEDER CASE UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PADA TEKNOLOGI HIGH INDUCTION FREQUENCY WELDING Nico Gunawan* dan Abdullah Shahab**

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam sistem manufaktur adanya persediaan merupakan faktor vital yang mempunyai dampak pengaruh besar terhadap biaya perusahaan. Meskipun demikian persediaan tetep di perlukan karena

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Iventory) Persedian (Iventory) merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan biasanya memiliki persediaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Persediaan Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua): 1. Pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS.1 Peramalan Peramalan menurut Yamit (1999), merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dengan adanya ermasalahan yang ditemukan oleh enulis yakni mengenai validitas CAPM di dalam engalikasiannya terhada engukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 1 MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 2 PENDAHULUAN Pengendalian persediaan (inventory) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Bentuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penentuan Jumlah Persediaan: - Pengenalan Model Deterministik - Aplikasi Model Deterministik dalam Pemesanan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. L JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uji Kenormalan Lilliefors Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi.pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan) Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015 Pendahuluan Model ini terjadi apabila seluruh variabel dan faktornya bersifat pasti dimana secara statistik ditandai

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci