8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi"

Transkripsi

1 ntroduction to ircuit nalysis Time Domain 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian ini kita akan melihat rangkaian emroses energi dengan tegangan dan arus berbentuk gelombang anak tangga dalam keadaan manta, yang meruakan sinyal searah dan kita sebut sebagai rangkaian arus searah. kan kita bahas ula diagram satu garis, yang meruakan enggambaran lebih sederhana dari rangkaian berbentuk tangga. angkaian bentuk tangga inilah yang ada umumnya digunakan dalam enyaluran energi listrik. 8.. Pengukur Tegangan dan rus Searah Salah satu jenis alat engukur tegangan dan arus searah adalah jenis kumaran berutar. agian utama alat ukur ini (yang disebut bagian engukur) terdiri dari sebuah magnet ermanen dan sebuah kumaran yang daat berutar ada suatu sumbu dan dilengkai dengan egas. Kumaran yang disangga oleh sumbu dan dilengkai dengan egas ini akan berutar aabila ia dialiri arus. Perutaran akan mencaai kududukan tertentu ada saat momen utar yang timbul akibat adanya interaksi medan magnet dan arus kumaran, sama dengan momen lawan yang diberikan oleh egas. Sudut ada kedudukan seimbang ini kita sebut sudut defleksi. Karena kumaran harus ringan, ia harus dibuat dari kawat yang halus sehingga arus yang mengalir adanya sangat terbatas. Kawat kumaran ini memunyai resistansi yang kita sebut resistansi internal alat ukur. Defleksi maksimum terjadi ada arus maksimum yang dierbolehkan mengalir ada kumaran. Karena medan magnetnya ermanen (teta) maka sudut defleksi ditentukan oleh besarnya arus yang mengalir dalam kumaran; dengan kata lain besar sudut defleksi meruakan ukuran dari besarnya arus. Walauun arus yang melalui kumaran sangat terbatas besarnya, namun kita daat membuat alat ukur ini mamu mengukur arus samai ratusan amer dengan cara menambahkan resistor aralel (shunt). Terbatasnya arus yang dierbolehkan melalui kumaran juga berarti bahwa tegangan ada terminal kumaran juga sangat terbatas; dengan menambahkan resistansi seri terhada kumaran, kita daat membuat alat ukur ini mamu mengukur tegangan samai beberaa ratus volt. Kita ambil contoh alat ukur kumaran berutar. Misalkan kumaran alat ukur ini memunyai resistansi (yang kita sebut resistansi internal alat ukur) Ω. lat ini berdefleksi maksimum jika arus yang mengalir ada kumaran adalah 5 m; hal ini berarti arus maksimum yang boleh mengalir ada kumaran adalah 5 m dan juga berarti bahwa tegangan maksimum yang bisa diukur dengan alat ini hanya 5 m. Kita menginginkan alat ini mamu mengukur tegangan samai 75. Untuk itu kita menambahkan resistansi seri, s, ada kumaran sehingga angkaian alat ukur akan menjadi sebagai di bawah ini. Ω 5 m v 75 Nilai s daat kita hitung sebagai berikut 75 5 s s 75 s 499Ω 5 Jika alat tersebut di atas dikehendaki untuk daat digunakan sebagai alat mengukur arus samai, kita harus menambahkan resistansi shunt, sh. angkaian akan menjadi Ω sh sh 8 - Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

2 dan nilai sh yang dierlukan daat kita hitung. sh 5 shsh 5 5 sh 5,5 Ω 8.. Pengukuran esistansi Salah satu metoda untuk mengukur resistansi adalah metoda voltmeter-ameremeter. Dalam metoda ini nilai resistansi daat dihitung dengan mengukur tegangan dan arus secara simultan. Dalam contoh berikut ini diberikan dua macam rangkaian yang biasa digunakan untuk mengukur resistansi dengan metoda voltmeter-ameremeter. da dua macam rangkaian engukuran yang bisa dibuat yaitu a). x b). x 8.. esistansi Kabel Penyalur Daya x adalah resistansi yang akan diukur dan kita sebut resistansi internal voltmeter dan ameremeter masingmasing adalah dan dan enunjukan voltmeter dan ameremeter adalah dan. Kita akan menghitung x ada kedua macam cara engukuran tersebut. Untuk rangkaian a), tegangan ada x adalah sedangkan arus yang melalui x adalah x sehingga x x ( / ) Jika engukuran dilakukan dengan menggunakan rangkaian b), arus yang melalui x adalah sedangkan tegangan ada x adalah sehingga x x x Nilai x daat dinyatakan dengan x / dengan kesalahan yang cuku kecil jika cuku besar ada rangkaian a) atau cuku kecil ada rangkaian b). Kabel digunakan sebagai enyalur daya dari sumber ke beban. Setia ukuran dan jenis kabel memunyai batas kemamuan mengalirkan arus yang tidak boleh dilamaui. Di saming itu, resistansi konduktor kabel akan menyebabkan terjadinya beda tegangan antara sumber dan beban. Oleh karena itu emilihan ukuran kabel harus disesuaikan dengan besarnya beban. Selain resistansi konduktor, resistansi isolasi kabel juga meruakan arameter yang harus dierhatikan; menurunnya resistansi isolasi akan menyebabkan kenaikan arus bocor. Kita akan coba menghitung resistansi konduktor dan isolasinya er kilometer dari suatu contoh kabel seanjang 5 m yang ada o memiliki resistansi konduktor.58 Ω dan resistansi isolasi 975 MΩ. esistansi konduktor sebanding dengan anjangnya sesuai dengan relasi ρl/, maka resistansi konduktor er kilometer adalah konduktor,58,6 Ω er km. esistansi isolasi adalah resistansi antara konduktor dan tanah (selubung kabel). Luas enamang isolasi, yaitu luas enamang yang dilihat oleh konduktor ke arah selubung, berbanding terbalik terhada anjang kabel; makin anjang kabel, makin kecil resistansi isolasinya. esistansi isolasi kabel er kilometer adalah isolasi ( / ) MΩ er km. 8 - Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

3 Dua enggalan kabel, masing masing memunyai resistansi konduktor,7 Ω dan,5 Ω dan resistansi isolasi MΩ dan 6 MΩ. Jika kedua enggalan kabel itu disambungkan untuk memeranjang saluran, beraakah resistansi konduktor dan isolasi saluran ini? 8.4. Penyaluran Daya Melalui Saluran Udara 8.5. Diagram Satu Garis Karena disambung seri, resistansi konduktor total adalah : konduktor,7,5, Ω Sementara itu sambungan seri kabel, menyebabkan resistansi isolasinya terhubung aralel. Jadi resistansi isolasi total adalah : isolasi 6 MΩ 6 Selain kabel, enyaluran daya daat ula dilakukan dengan menggunakan saluran di atas tanah yang kita sebut saluran udara. Saluran udara ini diasang dengan menggunakan tiang-tiang yang dilengkai dengan isolator enyangga atau isolator gantung yang biasanya terbuat dari keramik atau gelas. Konduktornya sendiri daat meruakan konduktor tana isolasi (telanjang) dan oleh karena itu ermasalahan arus bocor terletak ada emilihan isolator enyangga di tiang-tiang dan hamir tidak terkait ada anjang saluran; hal ini berbeda dengan aa yang kita jumai ada kabel. Kita ambil contoh ersoalan berikut. Dari suatu gardu distribusi dengan tegangan kerja 55 disalurkan daya ke dua rangkaian kereta listrik. Dua rangkaian kereta tersebut berada masing-masing ada jarak km dan km dari gardu distribusi. Kereta ertama mengambil arus 4 dan yang ke-dua. esistansi kawat saluran udara adalah,4 Ω er km, sedangkan resistansi rel sebagai saluran balik adalah, Ω er km. Tentukan (a) tegangan kerja di masing-masing kereta, (b) daya hilang ada saluran (daya hilang di saluran udara rel). angkaian sistem ini digambarkan sebagai berikut. Gardu Distribusi a). Tegangan kerja kereta ertama ( ) dan kereta kedua ( ) adalah: 55 6(,4,) 54, ; (,8,6) 57 b). Daya hilang ada saluran adalah saluran 46,4Ω,Ω km 55 6 (,4,) (,8,6) 89 W,89 kw Penggambaran saluran daya seerti ada contoh di atas daat dilakukan dengan lebih sederhana, yaitu menggunakan diagram satu garis. ara inilah yang sering dilakukan dalam raktek. Satu saluran digambarkan dengan hanya satu garis saja, beban dinyatakan dengan kebutuhan daya atau besar arusnya. Posisi gardu dan beban-beban dinyatakan dalam anjang saluran atauun resistansi saluran. esistansi saluran dinyatakan sebagai resistansi total yaitu jumlah resistansi kawat kirim dan resistansi kawat balik. Sebagai contoh, diagram satu garis dari sistem enyaluran daya ada contoh enyaluran daya melalui saluran udara di atas, daat kita gambarkan sebagai berikut. km km 55 4 (resistansi saluran.4ω/km) 4 km TU,8Ω,6Ω (,4Ω/km) (,Ω/km),4Ω,86Ω Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

4 Dengan menggunakan diagram satu garis, suatu ersoalan enyaluran daya daat dinyatakan seerti contoh berikut ini. Suatu saluran distribusi kawat dicatu dari kedua ujungnya ( dan D) dengan tegangan 55 dan 5. eban sebesar dan 8 berada di titik simul dan seerti terlihat ada diagram satu garis berikut. esistansi yang tertera ada gambar adalah resistansi satu kawat. Tentukanlah tegangan di tia titik beban ( dan ) serta arus di tia-tia bagian saluran.,ω,5ω,5ω 8 Dengan memerhitungkan saluran balik, resistansi saluran menjadi dua kali liat. Persamaan tegangan simul untuk simul dan adalah D,, D 8,5,5 5, 85,,,5,5, , 85, 5, 5, , 5, 47, 5, rus ada segmen, dan adalah : 55,,5 5,,5 55 5, 85 ; 85 ; D 8, 95 Penurunan Diagram Satu Garis agaimana mungkin metoda tegangan simul daat kita alikasikan ada rangkaian yang digambarkan dengan diagram satu garis? Untuk menjawab ertanyaan ini, kita lihat diagram rangkaian sebenarnya (dua kawat) sebagai berikut. D Jika simul dan serta dan kita andang sebagai dua simul suer, maka untuk keduanya berlaku Karena (hubungan seri), maka haruslah dan dan oleh karenanya Dengan kesamaan arus-arus ini maka alikasi HTK untuk setia mesh ada rangkaian di atas akan memberikan D yang daat ditulis sebagai DD 8-4 Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

5 ( ) ( ) ( ) Tiga ersamaan terakhir ini tidak lain adalah ersamaan rangkaian yang berbentuk : D D Dengan mengambil simul sebagai simul referensi kita daat memeroleh ersamaan tegangan untuk simul dan sebagai nilah ersamaan tegangan simul dan yang daat kita eroleh langsung dari diagram satu garis: DD D D 8.6. Jaringan Distribusi Daya Jadi, dengan menambahkan resistansi saluran balik ada saluran kirim, maka saluran balik tidak lagi mengandung resistansi. Dengan demikian saluran balik ini daat kita akai sebagai simul referensi yang bertegangan nol untuk seluruh anjang saluran balik tersebut. Dengan cara demikian ini, maka kita daat memeroleh ersamaan tegangan simul langsung dari diagram satu garis tana harus menggambarkan diagram rangkaian sebenarnya, dengan catatan bahwa yang dimaksud dengan tegangan simul adalah tegangan antara saluran engirim dan saluran balik di lokasi yang sama. Penyaluran daya listrik daat bermula dari satu sumber ke beberaa titik beban atauun dari beberaa sumber ke beberaa titik beban. Jaringan enyaluran daya ini, disebut jaringan distribusi daya, daat berbentuk jaringan radial, mesh, atau ring. Ke-tiga bentuk jaringan tersebut akan kita lihat secara berturutturut dalam contoh berikut. Jaringan adial. Tiga beban di,, dan, masing-masing memerlukan arus 5,, dan 6 dicatu dengan jaringan radial dari sumber X yang tegangannya 5. Penyaluran daya dari sumber ke beban dilakukan melalui saluran yang resistansi totalnya (saluran engirim dan saluran balik) dierlihatkan ada gambar. arilah tegangan tia beban dan besarnya daya hilang ada tia cabang saluran.,5ω X,Ω 5,4Ω 5 6 X,5 5 47,5 ; 5, 48 ; 5,4 6 47,6 X X X (5),5 5 W; (), 4 W; (6),4 44 W 8-5 Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

6 Jaringan Mesh. Titik beban dan serta dan ada contoh di atas, dihubungkan dengan suatu interkonektor (interconnector) yang resistansi masing-masing terlihat ada gambar berikut ini. arilah tegangan masing-masing beban dan besarnya daya hilang ada tia cabang saluran dan interconnector, serta arus saluran. Persamaan tegangan simul untuk simul,, dan adalah X 5,5Ω,4Ω,Ω,Ω,5Ω 5 6 X 5,5,,,5 X,,,5,,5, X 6,4,5,5,4 atau Dari sini kita eroleh , ,75 47,6 ; 47,75 ; 47,58 7 Daya hilang ada saluran adalah X X ( X ) (5 47,58) X,5 (5 47,6) 46,4 W,4 (47,75 47,6),5, W 7 W ; ; ( X ), (5 47,75), (47,58 47,75), 5,6 W, W rus ada saluran X X X ( X X ) (5 47,58) 48,4,5 (5 47,75),5, (5 47,6) 59,,4 Jaringan incin. Gambar di bawah ini adalah diagram satu garis jaringan distribusi dengan sumbersumber yang dinyatakan sebagai arus masuk ke jaringan dan beban-beban dinyatakan dengan arus keluar dari jaringan. arilah besarnya arus-arus ada tia cabang saluran. 8-6 Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

7 8.7. Sumber Daya / atere 7 likasi HTK untuk loo dan HK untuk lima simul memberikan ersamaan dalam bentuk matriks sebagai berikut :,,,,,, Eliminasi Gauss memberikan Dari sini kita eroleh : 6 8 ; 5 9 ; 4 ; 9 ; 4 ; Tanda negatif arus menunjukkan bahwa arah arus berlawanan dengan arah referensi.,ω,ω F,Ω,Ω 5 atere meruakan sumber daya arus searah yang banyak digunakan, terutama untuk daya yang tidak terlalu besar serta keadaan darurat. Untuk daya besar, susunan batere dicatu oleh sumber arus searah yang dieroleh dari enyearahan arus bolak-balik. erikut ini kita akan melihat enyediaan batere, sedangkan enyearahan arus bolak-balik akan kita lihat ada bab berikutnya mengenai rangkaian dengan dioda. Suatu batere tersusun dari sel-sel yang meruakan sumber daya searah melalui konversi energi kimia. Setia sel memunyai tegangan yang tidak besar dan oleh karena itu untuk memeroleh tegangan sumber yang kita inginkan, kita harus menyususn sel-sel itu menjadi suatu susunan batere. Sebagai contoh, sumber daya untuk mobil meruakan sumber dengan tegangan yang tersusun dari 6 sel terhubung seri dan masing-masing sel bertegangan volt. Penyediaan batere haruslah diusahakan otimal baik dilihat dari ertimbangan ekonomis mauun teknis. erikut ini suatu contoh erhitungan enyediaan batere.,ω,ω E 8 D ontoh Perhitungan Suatu susunan batere dierlukan untuk memberikan arus sebesar 6 ada beban resistif sebesar,7 Ω. Jika sel-sel yang tersedia memunyai ggl (emf), dengan resistansi internal,5 Ω, tentukanlah jumlah sel dan susunannya. Jika kita angga susunan batere kita sebagai suatu sumber Thévenin, maka untuk mencaai transfer daya maksimum resistansi Thévenin harus sama dengan resistansi beban, yaitu Th,7Ω 8-7 Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8 Th beban Karena arus ditetakan sebesar 6, maka sumber tegangan Thévenin, Th, haruslah Th Th 6,7 Ω 6 (,7,7) 8,4

8 Sel yang tersedia memunyai ggl, sehingga dierlukan 4 buah sel dihubungkan seri untuk memeroleh tegangan 8,4. Susunan seri ini memunyai resistansi total sebesar 4,5 Ω. Untuk memeroleh Th sebesar,7 Ω (atau mendekati) dierlukan tiga susunan aralel, yang akan meberikan ekivalen,66 Ω. Jadi kita memerlukan 4 sel, yang tersusun menjadi 4 seri aralel seerti terlihat ada gambar berikut. 4,5 Ω 4, 6.7,7 Ω Jika susunan seri kita kurangi jumlah sel-nya, menjadi hanya, maka tegangan total menjadi,6,, dan resistansinya menjadi,5,5 Ω. Dengan memertahankan susunan teta aralel, resistansi ekivalen menjadi,5 Ω. rus beban akan menjadi 6,/(,5,7) 5,5, kurang dari yang diharakan (6 ). Jika kita coba menambah jumlah cabang aralelnya menjadi 4, resistansi ekivalen menjadi,5/4,75 Ω. rus beban menjadi 6,/(,75,7) 5,86 ; teta masih kurang dari 6. Jadi susunan sel menjadi 4 seri teraralel, adalah yang otimal dengan arus beban 8,4/(,66,7) 6,7. Sel-sel Ujung (Sel khir) Pada umumnya embebanan ada batere tidaklah selalu teta. Jika arus beban bertambah, maka tegangan batere akan menurun karena ada resistansi internal. Tegangan batere juga akan menurun ada beban konstan, seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu jika dierlukan suatu tegangan keluaran yang tertentu besarnya, maka dierlukan sel ujung yang akan dimasukkan atauun dikeluarkan dari susunan batere agar erubahan tegangan keluaran masih dalam batas-batas yang dierbolehkan. Kita ambil contoh berikut. Dari suatu susunan batere dierlukan tegangan keluaran sebesar. Jika tegangan maksimum tia sel adalah,5 sedangkan tegangan minimum yang masih dierkenankan adalah,85, beraakah jumlah sel (terhubung seri) yang dierlukan, dan beraakah jumlah sel ujung. Jumlah sel yang dierlukan harus dihitung dengan memerhatikan tegangan minimum sel agar ada tegangan minimum ini tegangan keluaran batere masih bernilai. Jadi jumlah sel yang dierlukan adalah 9 buah,85 Pada saat sel bertegangan maksimum, jumlah sel yang dierlukan hanyalah 88 buah,5 Jadi jumlah sel ujung adalah u 9 88 buah. Pengisian atere Dalam roses engisian batere, daya dari sumber ditransfer ke batere. Daya yang dikeluarkan oleh sumber, selain untuk mengisi batere sebagian akan hilang menjadi anas dalam batere (karena adanya resistansi internal batere), hilang ada saluran, dan juga hilang ada sumber itu sendiri karena adanya resistansi internal sumber. Kita lihat contoh berikut ini. ontoh: Sebuah sumber tegangan searah 5 dengan resistansi internal sebesar,5 Ω digunakan untuk mengisi batere yang terdiri dari sel, masing-masing dengan ggl, dan resistansi internal, Ω. Hitunglah a) arus engisian. b) daya e- ngisian batere, c) daya hilang sebagai anas dalam batere, d) daya hilang sebagai anas ada sumber. angkaian engisisan batere adalah seerti gambar di bawah ini. s b 5 (,) Ggl total batere adalah esistansi internal b GGL,, Ω 8-8 Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

9 a). rus engisisan adalah : sumber s GGL 5,5 b). Daya untuk engisisan batere: engisian GGL 44 W. c). Daya hilang sebagai anas dalam batere: b anas b 4 W d). Daya hilang ada sumber: anas sumber sumber,5 W 8-9 Sudaryatno Sudirham, angkaian rus Searah, ril 8

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis angkaian Listrik Jilid Darpublic Hak cipta pada penulis, SUDIHM, SUDYTNO nalisis angkaian Listrik () Darpublic, Bandung are-7 edisi Juli http://ee-cafe.org lamat pos: Kanayakan

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah.

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah. BB LSTK DNMS Contoh. Kuat arus listrik yamg mengalir ada suatu kabel yang luas enamang kawatnya 0, mm dalam suatu rangkaian elektronika adalah 0,7 m. Beraakah (a) raat arusnya? (b) Dalam satuan jam, beraakah

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada . Karena engaruh anjang enghantar, ada i rangkaian listrik timbul arus sebesar 400 m. Uaya yang daat dilakukan agar kuat arusnya menjadi 800 m adalah.. anjang enghantar ditambah menjadi dua kalinya B.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () 9 Metoda nalisis Umum engan mempelajari metoda analisis umum kita akan memahami dasar-dasar metoda

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid arpublic Hak cipta pada penulis, SURHM, SURYTNO nalisis Rangkaian Listrik () arpublic, andung are-7 edisi Juli http://ee-cafe.org lamat pos: Kanayakan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham nalisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham, nalisis angkaian Listrik () 7 Kaidah dan Teorema angkaian Kaidah rangkaian merupakan konsekuensi dari hukum-hukum rangkaian

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady) DINAMIKA FLUIDA Hidrodinamika meruakan cabang mekanika yang memelajari fluida bergerak (gejala tentang fluida cuku komleks) Pembicaraan fluida terdaat bermacam-macam antara lain: - dari jenis fluida (kental

Lebih terperinci

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika luida, teori hidrostatika dan hidrodinamika.

Lebih terperinci

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot Siklus adalah suatu rangkaian roses sedemikian rua sehingga akhirnya kembali keada keadaan semula. Perhatikan Gambar 1! Gambar 1. Siklus termodinamika.

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B.

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B. . Sebuah transformator menurunkan tegangan listrik bolak balik dari 0 menjadi 0. Efisiensi transformator 0%. Jika kuat arus yang mengalir ada kumaran sekunder, A maka kuat arus ada kumaran rimer adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 etode Perancangan etode erancangan adalah roses berikir sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mendaatkan hasil enyelesaian yang maksimal untuk mencaai sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

Pertemuan IV II. Torsi

Pertemuan IV II. Torsi Pertemuan V. orsi.1 Definisi orsi orsi mengandung arti untir yang terjadi ada batang lurus aabila dibebani momen (torsi) yang cendrung menghasilkan rotasi terhada sumbu longitudinal batang, contoh memutar

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () A 8 Metoda Analisis Dasar Metoda analisis dikembangkan berdasarkan teorema rangkaian

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral oleh Sudaratno Sudirham i Hak cita ada enulis, SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham Darublic,

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 999 Waktu :,5 jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 0. Misalkan diketahui fungsi f dengan ; 0 f() = ; < 0 Gunakan de nisi turunan untuk memeriksa aakah f 0 (0)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori I Pendahuluan 1.1 Latar elakang Pondasi meruakan elemen bangunan ang berfungsi untuk menalurkan semua beban ang bekerja ada struktur tersebut ke dalam tanah, samai kedalaman tertentu aitu samai laisan

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 8 RANGKAAN TGA FASE Oleh : r. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST 8.1 Pendahuluan v ϕ v ϕ Gambar 8.1. Sistem Satu Fase v ϕ Gambar 8.2 Sistem Satu Fase Tiga Kawat v 0 Gambar 8.3 Sistem Dua Fase

Lebih terperinci

JEMBATAN KÖNIGSBERG. Puji Nugraheni. Abstrak

JEMBATAN KÖNIGSBERG. Puji Nugraheni. Abstrak JEMTN KÖNIGSERG Puji Nugraheni Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo bstrak erbagai ermasalahan dalam kehiduan sehari-hari daat dimodelkan dengan menggunakan diagram titik

Lebih terperinci

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang A II ITEM ALUAN TANMII ( 2.1 Umum ecara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

BAB III STATIKA FLUIDA

BAB III STATIKA FLUIDA A STATKA LUDA Tujuan ntruksional Umum (TU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika Tujuan ntruksional Khusus (TK)

Lebih terperinci

Tegangan Gerak Listrik dan Kaidah Kirchhoff

Tegangan Gerak Listrik dan Kaidah Kirchhoff TOPIK 6a Tegangan Gerak Listrik dan Kaidah Kirchhoff Kuliah Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Tegangan Gerak Listrik (TGL) TGL secara

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1) BB 6 Hukum-Hukum Dasar Pekerjaan analisis pada suatu rangkaian linier yang parameternya

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Dasar Rangkaian Listrik

Dasar Rangkaian Listrik Dasar Rangkaian Listrik Faktor Pertimbangan Distribusi Sistem Tenaga Listrik Keamanan Energi listrik yang digunakan oleh para pemakai dengan tingkat resiko / bahaya yang minimal Penyediaan Tenaga Listrik

Lebih terperinci

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK PENGUKURAN POLIGON Pengukuran dan Pemetaan Hutan : HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK Y φq Dq Q(Xq,Yq) θq P(X,Y) φq = Azimuth/arah P ke Q 0 X θq Dq = Azimuth/arah Q ke P = Jarak dari P ke Q P(X,Y)

Lebih terperinci

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto Hukum Hukum angkaian udi Susanto Hambatan Listrik dan Hukum Ohm Ketika tegangan listrik (beda potensial) diberikan pada ujung-pangkal konduktor logam maka didapatkan arus yang sebanding dengan tegangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini 2.1 Sistem Transmisi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem transmisi adalah sistem yang menghubungkan antara sistem pembangkitan dengan sistem distribusi untuk menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) TEORI RANGKAIAN LISTRIK Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pondasi Pondasi meruakan bagian aling dasar dari suatu struktur yang berfungsi untuk memikul beban dan kemudian meneruskannya ke tanah. Secara umum, berdasarkan kedalamannya ondasi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA)

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Jurnal Informatika Mulawarman ol. 10 No. 2 Setember 2015 13 OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Muslimin Program Studi Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 1-2 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (1) BAB 1 Pendahuluan Dua dari sekian banyak kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt *

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt * 6 IV PEMBAHASAN 4. Penentuan Titik Teta Model Dinamika Titik teta ersamaan (3. dieroleh dengan menentukan dt, dt dan dv. Sehingga menurut ersamaan tersebut dieroleh titik teta s d N s dt T, T, V, T, kn

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l Mesin DC Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi listrik. Prinsip kerja mesin DC (dan AC) adalah

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneraan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Juliasih Partini,

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC KELOMPOK 4 JEMBATAN DC Latar Belakang Masalah Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov Institut Teknologi Seuluh Noember Surabaya Analisa Kestabilan Lyaunov Contoh Soal Ringkasan Latihan Contoh Soal Ringkasan Latihan Sistem Keadaan Kesetimbangan Kestabilan dalam Arti Lyaunov Penyajian Diagram

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii 3 Terema dan Metda nalisis di Kawasan Fasr Setelah mempelaari bab ini, kita akan memahami aplikasi terema rangkaian dan metda analisis rangkaian di

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013 PERCOBAAN I DASAR KELISTRIKAN, LINEARITAS ANALISA MESH DAN SIMPUL I. TUJUAN

Lebih terperinci

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol B a b 5 Field Effect Transistor (FET) Jenis lain dari transistor adalah Field Effect Transistor (FET). Perbedaan utama antara BJT dan FET adalah engontrol kerja dari transistor tersebut. Jika BJT kerjanya

Lebih terperinci

RANGKAIAN PARALEL. 1. Pendahuluan. Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama.

RANGKAIAN PARALEL. 1. Pendahuluan. Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama. . Pendahuluan ANGKAAN PAALL Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama. Misalnya seperti pada Gambar, elemen dan mempunyai terminal a dan b yang sama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

Pembentukan dan Pemilihan Portofolio

Pembentukan dan Pemilihan Portofolio Pembentukan dan Pemilihan Portofolio 1. Konse ortofolio efisien. Pembentukan ortofolio efisien Kombinasi sekuritas berisiko, tana short sales Kombinasi sekuritas berisiko, dgn short sales Kombinasi sekuritas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB I AALISA PERHITUGA Pada bab ini akan dilakukan ehitungan dan analisa dari erencanaan mesin engeress minyak jarak agar. Adaun Elemen mesin yanga akan dihitung meliuti, hoer, screw conveyor, belt, uli,

Lebih terperinci

Teknik-Teknik Analisis Rangkaian Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Teknik-Teknik Analisis Rangkaian Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Teknik-Teknik Analisis Rangkaian Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Analisis nodal dan mesh. Kita membutuhkan

Lebih terperinci

Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya

Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya 7- PENDAHULUAN BAB.7 Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya angkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen seperti tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan parameter

Lebih terperinci

Latihan soal-soal PENGHANTAR

Latihan soal-soal PENGHANTAR Latihan soal-soal PENGHNTR 1 1. Isilah tabel berikut untuk kawat tembaga : Ø (mm) (mm) R untuk 100m (Ω) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 ρ tembaga = 0,0175 Ωmm 2 /m 2. Pada rangkaian gambar di bawah ini,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Kostruksi dasar meter listrik

Gambar 3.1 Kostruksi dasar meter listrik ALAT-ALAT 3 UKU LISTIK Telah dipahami bahwa elektron yang bergerak akan menghasilkan medan magnet yang tentu saja dapat ditarik atau ditolak oleh sumber magnetik lain. Keadaan inilah yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X) Hasil Kali Dalam Berbobot ada Ruang L () Muhammad Jakfar, Hendra Gunawan, Mochammad Idris 3 Universitas Negeri Surabaya, muhammadjakfar@unesa.ac.id Institut Teknologi Bandung, hgunawan@math.itb.ac.id 3

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga-fasa dapat diuraikan menjadi

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak berbeda dengan motor

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012 PERANCANGAN KENDALI PID DIGITAL PADA KELUARAN BUCK KONVERTER BERDASARKAN PERUBAHAN BEBAN Irma Husnaini ABSTRACT This research about design of digital Proortional Integral Derivative (PID) controller to

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH

RANGKAIAN ARUS SEARAH BAB VII RANGKAIAN ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Memahami perbedaan pada rangkaian seri dan paralel Mengerti tentang perhitungan pada rangkaian seri dan paralel Dalam bab ini kita akan membahas aturan

Lebih terperinci

TEORI RANGKAIAN. 7/28/2012 Teori Rangkaian by Zaenab Muslimin

TEORI RANGKAIAN. 7/28/2012 Teori Rangkaian by Zaenab Muslimin TOI ANGKAIAN Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persoalan yang muncul pada angkaian Listrik dengan menggunakan suatu teori rangkaian tertentu. Ada beberapa teori yang dibahas pada bab ini, yaitu :

Lebih terperinci

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Alat Ukur Listrik K PENDAHULUAN Drs. Purwanto Fadjar, H.M. Dwa Desa Warnana, M.Si. ita sudah biasa menggunakan peralatan teknik, yang sebagian besar terdiri dari alat-alat listrik. Listrik yang

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

MODUL IV FISIKA MODERN EFEK COMPTON

MODUL IV FISIKA MODERN EFEK COMPTON MODUL IV FISIA MODERN EFE COMPTON Tujuan instruksional umum Agar mahasiswa daat memahami tentang Efek Comton Tujuan instruksional khusus: - Daat menerangkan tentang momentum foton - Daat menerangkan efek

Lebih terperinci

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

BAB VIII LISTRIK DINAMIS BAB VIII LISTRIK DINAMIS STANDAR KOMPETENSI : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi

Lebih terperinci

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah ANALISIS DAN PEMBUATAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK (POLIETILENA) Ivory Son Kolontoko / 0406403 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Mesin encacah samah botol lastik ini meruakan

Lebih terperinci

TOPIK 4. Kapasitansi. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 4. Kapasitansi. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 4 Kapasitansi Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id http://setiawan.synthasite.com 2 Kapasitansi Definisi kapasitansi Kapasitansi beragam jenis kapasitor Kombinasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Searah II: Hukum Kirchoff

Rangkaian Arus Searah II: Hukum Kirchoff angkaian rus Searah : Hukum Kirchoff isusun oleh: Gerry esmi Liyana, S.Si Gerry esmi Liyana, S.Si Outline Hukum Kirchoff plikasi pada rangkaian Hukum Kirchoff 2 plikasi pada rangkaian listrik multiloop

Lebih terperinci

HUKUM OHM, DAYA DAN ENERGI

HUKUM OHM, DAYA DAN ENERGI HUKUM OHM, DAYA DAN ENERGI 1. Hukum Ohm Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut : E I (ampere).. (1) R Dari persamaan (1) dapat dinyatakan bahwa untuk resistansi yang tetap, bila tegangan diperbesar

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

Elektronika daya. Dasar elektronika daya Elektronika daya Dasar elektronika daya Pengertian Elektronika daya merupakan cabang ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis Elektronika

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris ALAT UKUR ANALOG DC POKOK BAHASAN Pendahuluan Penunjuk alat ukur Analog Alat Ukur Analog DC Voltmeter DC Ampermeter DC OhmMeter

Lebih terperinci

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar

Lebih terperinci

TES URUTAN PASA 1. Dengan dua lampu pijar satu ballast.

TES URUTAN PASA 1. Dengan dua lampu pijar satu ballast. angkaian Listrik 2010. Kompetensi: rampil menganalisis urutan pase tegangan Listrik ac tiga pasa. 1 dari 6 E UUN P 1. Dengan dua lampu pijar satu ballast. ontoh perhitungan. es urutan pasa menggunakan

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A Nama : Mohammad Saiful Lutfi NIM : D46 Kelas : Elektro A RANGKUMAN MATERI MOMENTUM SUDUT DAN BENDA TEGAR Hukum kekalan momentum linier meruakan salah satu dari beberaa hukum kekalan dalam fisika. Dalam

Lebih terperinci