PENYELESAIAN NUMERIK SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL NON LINEAR DENGAN METODE HEUN PADA MODEL LOTKA-VOLTERRA. Rizka Oktaviani, Bayu Prihandono, Helmi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELESAIAN NUMERIK SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL NON LINEAR DENGAN METODE HEUN PADA MODEL LOTKA-VOLTERRA. Rizka Oktaviani, Bayu Prihandono, Helmi"

Transkripsi

1 Bulen Ilmia Mat. Stat. dan Terapanna (Bimater) Volume 3 No. (4) al PENYELESAIAN NUMERIK SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL NON LINEAR DENGAN METODE HEUN PADA MODEL LOTKA-VOLTERRA Rizka Oktaviani Bau Priandono Helmi INTISARI Metode Heun adala uatu metode untuk mencari nilai fungi pada k x tertentu dari uatu maala nilai awal f(x). Maala nilai awal adala maala peneleaian uatu peramaan diferenial dengan arat awal ang tela diketaui. Diberikan uatu maala nilai awal pada item peramaan diferenial orde atu dengan dua variabel tak beba x(t ) = x dan (t ) =. Untuk meneleaikan maala nilai awal terebut terlebi daulu dicari nilai prediki variabel tak bebana pada t ang tela ditentukan dengan menggunakan metode Euler atau peramaan predictor metode Heun. Selanjutna nilai prediki dikoreki dengan menggunakan peramaan corector metode Heun ang dieleaikan dengan proe iterai. Iterai akan beren jika galat relafna kurang dari ε dengan ε merupakan nilai pemberenan ang tela ditentukan ebelumna. Metode Heun merupakan ala atu metode numerik ang dapat digunakan untuk mencari olui numerik dari item peramaan diferenial non linear model Lotka-Volterra ang dipengarui ole faktor pengambat pertumbuan. Peneleaian numerik dengan metode Heun pada item peramaan diferenial non linear model Lotka-Volterra dengan faktor pengambat pertumbuan menunjukkan bawa pertumbuan populai manga dan pemanga mengalami empat kondii ang akan berulang membentuk uatu oilai manga-pemanga. Interaki ang terjadi mengakibatkan ruakna populai manga. Hal ini euai dengan teori pemangaan aitu interaki ang terjadi antara manga dan pemanga akan mengakibatkan ruakna populai manga. Kata Kunci : Metode Heun dan Sitem Peramaan Diferenial Model Lotka-Volterra PENDAHULUAN Matemaka merupakan ilmu daar ang mempunai peranan ang cukup bear baik dalam keidupan eari-ari maupun dalam perkembangan ilmu pengetauan dan teknologi. Peramaan diferenial merupakan ala atu ilmu matemaka ang dapat digunakan untuk meneleaikan maala dalam berbagai ilmu pengetauan eper bidang ekonomi biologi fiika matemaka dan lain ebagaina. Maala terebut dapat dibentuk ke dalam model matema dengan menggunakan aumi-aumi tertentu. Peramaan diferenial adala uatu peramaan ang memuat turunan fungi. Berdaarkan jumla variabel bebana peramaan diferenial dibagi menjadi dua aitu peramaan diferenial biaa dan peramaan diferenial parial. Jika peramaan terebut ana mempunai atu variabel beba diebut peramaan diferenial biaa dan jika peramaan terebut mempunai lebi dari atu variabel beba diebut peramaan diferenial parial []. Gabungan dari beberapa peramaan diferenial diebut ebagai item peramaan diferenial. Sitem peramaan diferenial dibagi menjadi dua aitu item peramaan diferenial linear dan item peramaan diferenial non linear. Peneleaian item peramaan diferenial dapat dieleaikan ecara analik maupun numerik []. Dalam bidang biologi kuuna ilmu ekologi item peramaan diferenial dapat digunakan untuk memodelkan interaki dua populai. Secara matema model interaki pemangaan diperkenalkan ole Alferd J. Lotka (88-949) dan Vito Volterra (86-94). Lotka dan Volterra memformulaikan model matemaka terebut ke dalam item peramaan diferenial dan dikenal ebagai item peramaan diferenial Lotka-Volterra [3]. Peneleaian item peramaan diferenial model Lotka-Volterra dak mempunai olui ekak jika dieleaikan ecara analik. Tetapi dengan menggunakan metode numerik item peramaan terebut dapat mengailkan olui ekak atau pendekatan. 9

2 3 R. Oktaviani B.Priandono Helmi Metode numerik merupakan uatu metode untuk meneleaikan permaalaan-permaalaan ang diformulaikan ecara matema dengan cara operai itungan []. Metode numerik juga mampu meneleaikan uatu item peramaan diferenial ang bear non linear dan angat komplek dengan arat awal ang tela diketaui. Pencarian dengan menggunakan metode numerik mengailkan nilai perkiraan atau pendekatan dari peneleaian anali eingga peneleaian terebut memuat nilai kealaan. Pada penelian ini penuli tertarik menggunakan metode Heun dalam peneleaian numerik item peramaan diferenial non linear pada model Lotka-Volterra. Metode Heun merupakan metode predictor-corrector karena dalam peneleaianna metode ini dak perlu turunan fungi terlebi daulu tetapi dengan memprediki olui menggunakan peramaan predictor kemudian dikoreki dengan menggunakan peramaan corrector. Penelian ini bertujuan untuk mengkaji langka-langka dan mencari peneleaian numerik erta menganalii item peramaan diferenial non linear dengan metode Heun pada model Lotka- Volterra. Model digunakan merupakan model Lotka-Volterra ang dipengarui ole faktor pengambat pertumbuan dan dieleaikan dengan menggunakan metode Heun. Solui perkiraan awal pada metode Heun diperole dengan menggunakan metode Euler. Diberikan uatu maala nilai awal pada item peramaan diferenial orde atu dengan dua variabel tak beba ang mempunai nilai awal xt x dan t ang tela diketaui. Untuk meneleaikan maala nilai awal terebut terlebi daulu dicari nilai prediki variabel tak bebana pada aat t ang tela ditentukan dengan menggunakan metode Euler atau peramaan predictor metode Heun. Selanjutna nilai prediki dikoreki dengan menggunakan peramaan corrector metode Heun dan dieleaikan dengan proe iterai. Iterai ini akan beren jika galat relafna kurang dari dimana adala nilai pemberenan ang tela ditentukan ebelumna. METODE HEUN Metode Heun adala ala atu metode numerik ang dapat digunakan untuk meneleaikan berbagai peroalan matemaka ang mempunai maala nilai awal. Maala nilai awal merupakan maala peneleaian uatu peramaan diferenial dengan arat awal ang tela diketaui. Mial diberikan peramaan diferenial orde atu aitu: d dx Peneleaian peramaan diata iala Ce x. Peneleaian terebut memberikan banak kemungkinan untuk berbagai nilai koefiien C. Peneleaian tunggal dapat diperole jika terdapat nilai x tertentu untuk fungi x []. Metode Heun juga merupakan ala atu metode atu langka di dalam metode numerik. Metode numerik adala uatu metode peneleaian peramaan matema ecara pendekatan karena peneleaian ecara anali ulit untuk diperole. Peneleaian peramaan matema dengan menggunakan metode numerik mengailkan angka (numerik) ang bukan uatu fungi [4]. Metode Heun merupakan metode atu langka (one-tep) karena untuk menakir nilai t n dibutukan atu bua takiran nilai ebelumna aitu t n. Peneleaian numerik memberikan ail dengan perkiraan atau pendekatan dari peneleaian anali atau ekak eingga terdapat kealaan (galat) teradap nilai ekakna. Galat adala perbedaan antara nilai ekak dengan nilai ampiran dapat dituli [5]:

3 Peneleaian Numerik Sitem Peramaan Diferenial Non Linear dengan... 3 dimana: n t : nilai ekak n : nilai ampiran : galat teradap nilai ekak Bearna uatu galat dapat dinatakan dalam bentuk galat relaf aitu dengan membandingkan kealaan ang terjadi dengan nilai ekak. R t ( n ) atau dalam bentuk perentae R % t ( n ) dengan R adala kealaan relaf teradap nilai ekak. Dalam metode numerik nilai ekak biaana dak diketaui. Ole karena itu galat dapat juga dinatakan berdaarkan olui ampiranna eingga galat relafna dinamakan galat relaf ampiran: RH n Pada peritungan numerik ering dilakukan pendekatan ecara iterai dengan kealaan numerikna iala [4]: dengan ( r ) n RH : nilai ampiran pada iterai r ( r ) n : nilai ampiran pada iterai ke r ( r) ( r) n n ( r) n Proe iterai dienkan apabila RH adala nilai galat ang diinginkan. Nilai dari menentukan ketelian uatu maala. Semakin kecil nilai maka emakin teli oluina tetapi emakin banak proe iteraina. Pada metode Heun olui dari metode Euler dijadikan ebagai olui perkiraan awal (predictor). Selanjutna olui perkiraan awal ini diperbaiki dengan menggunakan metode Heun (corrector). Peneleaian peramaan diferenial dengan menggunakan metode Heun merupakan uatu proe mencari nilai fungi pada k t tertentu dari peramaan diferenial biaa f t [6]. Diberikan uatu peramaan diferenial orde atu ang mempunai arat awal t t f t t () Peramaan () diintegralkan pada kedua iina dengan bataan dari t i ampai dengan maka diperole: t f t t t f t t t i t n n

4 3 R. Oktaviani B.Priandono Helmi Selanjutna integral rua kanan aitu trapeium aitu: i i t t f t t i i f t t i i f t t () f t t dapat dieleaikan dengan menggunakan kaida i i i i f t f t f t t f t i i f t i i (3) Peramaan (3) diubtuikan ke peramaan () eingga diperole uatu formula ang dinamakan metode Heun: i i f i f i (4) dengan: i n i ampiran ekarang i ampiran ebelumna ukuran langka Pada peramaan (4) uku rua kanan mengandung i. Nilai dari i ini merupakan olui perkiraan awal (predictor) ang diitung dengan metode Euler peramaan Heun dapat dituli: Predictor : i i i i f t Corrector : i i f i f i Peramaan metode Heun dapat juga dieleaikan dengan menggunakan iterai aitu: k k i i [ f i f i ] dengan k 3 i 3 Diberikan item peramaan diferenial orde atu dengan dua variabel tak beba: x f t x x t g t x x t

5 Peneleaian Numerik Sitem Peramaan Diferenial Non Linear dengan Dengan maka formula Heun untuk uatu item peramaan berbentuk: Predictor : xi xi f xi i Corrector : i i g xi i k k k xi xi f xi i f xi i k k k i i g xi i g xi i (5) MODEL LOTKA-VOLTERRA Sitem peramaan diferenial dapat digunakan untuk memodelkan uatu permaalaan di berbagai bidang. Dalam bidang biologi kuuna ekologi item peramaan diferenial digunakan untuk memodelkan interaki dua populai. Interaki populai ang paling terliat adala ang melibatkan pemangaan dimana eekor pemanga memakan manga. Lotka-Volterra pertama kali menguulkan ebua model ederana untuk interaki dua populai antara atu peie dengan peie ang lain dengan memialkan xt dan t maing-maing menatakan banakna populai manga dan pemanga pada aat t. Model umum Lotka-Volterra dapat dituli: dx ax t bx t t x ta b t (6) d c t dx t t tc dx t Dengan abc dan d merupakan koefiien poif. a merupakan ngkat kelairan manga b menunjukkan ngkat kemaan manga akibat interaki dengan pemanga c menunjukkan ngkat kemaan pemanga edangkan d merupakan ngkat kelairan pemanga akibat interaki dengan manga [7]. Pada peramaan (6) a karena populai manga mempunai perediaan makanan berlebian dan karena itu bertamba banak c karena populai pemanga dak mempunai makanan eingga jumlana berkurang b karena populai manga mengalami penurunan akibat dimakan ole pemanga dan d karena populai pemanga mempunai perediaan makanan dari manga eingga pemanga bertamba banak. Sala atu tambaan mengenai model peramaan ang digambarkan pada peramaan (6) iala andaikan ada faktor pengambat pertumbuan ang dapat mempengarui populai manga dan pemanga eper iklim perediaan makanan dan waba penakit. Seingga mengakibatkan kedua populai manga dan pemanga berturut-turut akan berkurang jumlana pada aat maka item (6) dapat digan: dx d a E x t bx t t ( c E) t dx t t Ex t dan E t Peramaan (7) merupakan model Lotka-Volterra ang dipengarui ole faktor pengambat pertumbuan dimana abc dan d merupakan koefiien poif. a merupakan ngkat kelairan manga c menunjukkan ngkat kemaan pemanga b ngkat kemaan manga akibat interaki dengan pemanga dan d merupakan ngkat kelairan pemanga akibat interaki antara manga dan pemanga edangkan E merupakan nilai faktor pengambat pertumbuan manga dan pemanga []. (7)

6 34 R. Oktaviani B.Priandono Helmi APLIKASI NUMERIK Pada aplikai numerik ini diberikan conto kau tentang interaki pemangaan ang terjadi antara dua populai dimialkan interaki ang terjadi antara populai ku dan populai ular. Proe peneleaian peritungan dibantu dengan menggunakan program komputer. Pada conto kau diberikan beberapa aumi aitu jumla populai ku ekor dan populai ular 5 ekor ngkat kelairan ku iala 6 dan ngkat kemaan ku akibat interaki dengan ular iala edangkan ngkat kelairan ular iala 4 dan ngkat kemaan ular 3. Keadaan lingkungan di ekoitem juga akan mempengarui laju pertumbuan organime eingga terdapat faktor pengambat pertumbuanna aitu 3. Kau ini bertujuan untuk menentukan jumla populai ku dan ular elama bulan Juli ampai Deember. Peneleaian kau terebut dimulai dengan menentukan nilai awalna aitu x dan 5 dengan x adala populai ku dan adala populai ular. Bear koefiienna adala a 6 b c 3 d 4 dan E 3. Selanjutna diitung jumla populai ular dan ku pada waktu ang tela ditentukan dengan menggunakan metode Heun pada (ukuran langka peneleaian). Jumla populai manga pertama kali diitung dengan menggunakan predictor metode Heun pada aat ari pertama kemudian dikoreki dengan menggunakan corrector metode Heun. Peneleaian dengan menggunakan corrector metode Heun dilakukan dengan proe iterai menggunakan galat relaf ampiran ( 5 6 ) eingga akan diperole jumla populai ku dan ular pada ari pertama. Langka-langka peritungan dengan menggunakan metode Heun untuk ari pertama pada bulan Juli iala:. Mengitung predictor pada xi dan i Untuk i t i i i i i x x f t x 6 3 x x x x x i i g xi i x Mengitung corrector Iterai : Untuk i dan k k k k xi xi f xi i f xi i x x f t x f t x x 6x x 3x 6x x 3x

7 Peneleaian Numerik Sitem Peramaan Diferenial Non Linear dengan k k k i i g xi i g xi i g t x g t x 4x 3 3 4x Kemudian diitung galat relafna dengan menggunakan peramaan: k k k i i k i x x x eingga x Karena x dan maka iterai mai aru dilanjutkan. Iterai 6: Untuk i dan k x x f t x f t x x 6x x 3x 6x x 3x g t x g t x x 3 3 4x Kemudian diitung galatna: 6 5 x x x 6 x

8 Jumla Populai Tiku dan Ular 36 R. Oktaviani B.Priandono Helmi Karena 6x 6 maka iterai x dan pada t diberenkan dengan nilai x dan Selanjutkan dengan menggunakan cara ang ama iterai teru berulang ingga mencapai t 84 (akir bulan Deember). Hail peritungan numerik pada Dengan kata lain jumla populai t iala x dan ku dan ular elama 6 bulan atau 84 ari iala 68 ekor dan 65 ekor Tiku Ular t (Hari) Gambar. Grafik Pertumbuan Tiku dan Ular dari Bulan Juli Sampai Bulan Deember Pemangaan merupakan interaki ang terjadi antara dua atau lebi makluk idup ang menimbulkan kerugian bagi atu peie dan menguntungkan bagi peie lain. Hubungan ang terjadi antara manga dan pemanga menunjukkan bawa banakna populai manga ditentukan ole bear kecilna populai pemanga dan banakna populai pemanga ditentukan ole keterediaan manga. Pada Gambar terdapat empat kondii ang terjadi antara ular (pemanga) dan ku (manga) aitu:. Populai ular ang meningkat menebabkan ular membutukan perediaan makanan ang lebi banak. Hal ini mengakibatkan ngkat kemaan ku meningkat eingga populai ku mengalami penurunan.. Menurunna populai ku mengakibatkan perediaan makanan bagi ular menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan ngkat kemaan ular meningkat eingga populai ular menurun. 3. Menurunna populai ular mengakibatkan pemangaan ang terjadi teradap ku menurun eingga ngkat kelairan ku meningkat. Hal ini mengakibatkan populai ku menjadi meningkat. 4. Meningkatna populai ku mengakibatkan perediaan makanan bagi ular meningkat eingga ngkat kelairan ular juga meningkat. Hal ini mengakibatkan populai ular meningkat. Empat kondii ini akan teru berulang eingga mengailkan uatu bentuk oilai manga dan pemanga. Interaki manga-pemanga ang bear dan berkelanjutan akan mengakibatkan ruakna populai manga [8]. Berdaarkan ail penelian pada Gambar jumla populai manga mendeka jumla populai pemanga. Hal ini membukkan ruakna populai manga akibat adana interaki dengan pemanga.

9 Jumla Populai Tiku dan Ular Peneleaian Numerik Sitem Peramaan Diferenial Non Linear dengan Tabel. Data Hail Peritungan Populai Tiku dan Ular Pada Akir Bulan Juli Sampai Bulan Deember No. Tiku Ular Sumber: Analii Data Juli Agutu September Oktober November Deember t (Bulan) Tiku Ular Gambar. Grafik Pertumbuan Populai Tiku dan Ular Pada Akir Bulan Juli Sampai Bulan Deember Berdaarkan teori pemangaan ang tela diuraikan ebelumna dapat dikatakan peneleaian item peramaan diferenial non linear dengan menggunakan metode Heun uda euai. Hal ini dapat diliat bawa interaki manga-pemanga ang terjadi angat berpengaru dan meruak populai manga ingga pada t 84 jumla populai ku mendeka jumla populai ular dengan jumla populaina iala 68 ekor ku dan 65 ekor ular. PENUTUP Berdaarkan ail pembaaan dan conto aplikai numerik dapat diimpulkan bawa dalam meneleaikan maala nilai awal dengan metode Heun dimulai dengan menentukan nilai koefiien ang terdapat di dalam uatu peramaan. Selanjutna dicari nilai prediki variabel bebana pada t ang tela ditentukan dengan menggunakan metode Euler atau peramaan predictor metode Heun. Nilai prediki ang tela diperole dikoreki dengan menggunakan peramaan corrector metode Heun ang dieleaikan dengan proe iterai. Iterai akan beren jika galat relafna kurang dari dengan merupakan nilai permberenan ang tela ditentukan ebelumna. Peneleaian numerik dengan metode Heun pada item peramaan diferenial non linear model Lotka-Volterra dengan faktor pengambat pertumbuan menunjukkan bawa pertumbuan populai manga dan pemanga mengalami empat kondii eingga membentuk uatu oilai mangapemanga. Interaki ang terjadi mengakibatkan ruakna populai manga. Hail numerik ang

10 38 R. Oktaviani B.Priandono Helmi diperole dengan metode Heun ini uda euai dengan teori pemangaan aitu banakna populai manga ditentukan ole bear kecilna populai pemanga dan banakna populai pemanga ditentukan ole keterediaan manga. Interaki manga-pemanga ang bear dan berkelanjutan akan mengakibatkan ruakna populai manga. Penuli menarankan untuk penelian elanjutna dapat menggunakaan model ail perkembangan Lotka-Volterra ang lain dan mai banak metode ang dapat digunakan untuk meneleaikan item peramaan diferenial eper metode banak langka. DAFTAR PUSTAKA []. Triatmodjo B. Metode Numerik. Yogakarta: Beta Offet;. []. Finizio N. dan Lada G. Peramaan Diferenial Biaa dengan Penerapan Modern [Santoo W tran]. Jakarta: Ed ke- Erlangga; 988. [3]. Boce dan DiPrima. Elementar Differenal Equaon and Boundar Value Problem. New York: Seven Edion Jon wile & Son Inc;. [4]. Saongko S.B. Metode Numerik dengan Scilad. Yogakarta: Andi Offet;. [5]. Munir R. Metode Numerik. Bandung: Informaka; 3. [6]. Munif A. dan Hidaatulla A.P. Cara Prak Penguaaan dan Penggunaan Metode Numerik. Surabaa: Guna Wida; 3. [7]. Murra J.D. Matemacal Biolog I. An Introducon. New York: Tird Edion Springer- Verlag Inc;. [8]. Odum Eugene P. Daar-Daar Ekologi [Ir. Tjajono Samingan M.Sc. tran]. Yogakarta: Ed ke-3 Gadja Mada Univerit Pre; 993. RIZKA OKTAVIANI BAYU PRIHANDONO HELMI : Juruan Matemaka FMIPA UNTAN Ponanak rizkaoktaviani6@gmail.com : Juruan Matemaka FMIPA UNTAN Ponanak beipriandono@gmail.com : Juruan Matemaka FMIPA UNTAN Ponanak elmi35@aoo.co.id

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa

Lebih terperinci

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Juruan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Program S Teknik Sipil SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Soal Penyeleaian di bawa ini dicuplik dari buku: Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic:

Lebih terperinci

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi DEGRADAI DAAR UNGAI Ole : Imam uardjo Abtraki Degradai daar ungai umumnya merupakan akibat adanya eroi dan ebagai perantara utama adala air yang dipengarui ole kecepatan aliran. tudi ini bertujuan mengidentifikai

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I DEFEENSAL PASAL BAGAN Diferenial parial olume uatu iliner berjari-jari r engan ketinggian h inatakan oleh r h Yakni bergantung kepaa ua bearan, aitu r an h. Jika r kita jaga tetap an ketinggian h kita

Lebih terperinci

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN HUTAN PINUS (Pinu merkuii) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM START MENGGUNAKAN UNIT CONTOH LINGKARAN KONVENSIONAL

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

Transformasi Balikan

Transformasi Balikan Tranformai Balikan Suatu tranformai pada uatu bidan adala uatu funi an bijektif denan daera aal dan daera ailna jua Jika ebua ari dan refleki pada ari maka Kita tuli jua Jadi adala uatu tranformai an memetakan

Lebih terperinci

Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcher

Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcher Vol., No., -9, Januar 06 Penurunan Syarat Orde Metode Runge-Kutta dengan Deret Butcer Mutar Abtrak Tulan n membaa aplka deret Butcer dalam penurunan yarat orde metode Runge- Kutta. Penurunan deret Butcer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume 2, Juni 22 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majala Ilmia Matematika dan Statistika Volume 2, Juni 22 PROFIL PENDERITA

Lebih terperinci

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif No. Indikator Butir Soal 1. Siwa mampu menetukan bentuk penyajian data Tabel berikut untuk menjawab oal 6-7. Hail penelitian faktor klimatik dan edafik uatu ekoitem adalah ebagai berikut : Tabel 2. Hail

Lebih terperinci

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT

METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA ABSTRACT METODE MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN POISSON DUA DIMENSI DENGAN METODE BEDA HINGGA M. Taufik 1, Samsudua 2, Zulkarnain 2 1 Maasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Jurnal Gradien Vol. No.2 Juli 24 : 5-3 Solusi Analitik Model Perubaan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Syarifa Meura Yuni, Icsan Setiawan 2, dan Okvita Maufiza Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dibaa daar-daar teori yag aka diguaka dalam peulia kripi ii, yaitu megeai metode peakira maximum likeliood, metode peakira oit maximum likeliood da fier iformatio..1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM 4 SIFA-SIFA SAISIK DAI EGESI KONINUM Abstrak Matriks pembobot W pada egresi Kontinum diperole dengan memaksimumkan fungsi kriteria umum ternata menimbulkan masala dari aspek statistika. Prinsip dari fungsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1 4. TURUNAN MA4 Kalkulus I 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ASITEKTU ELEKTO ELASI ANTAA DEBIT DENGAN KENAIKAN EAD DI DALAM ESEOI GANDA Daud Paabang* dan Kriian Seleng * Abrac A double ued reervoir i commonly found a e inallaion of demin waer a feeding

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

SIMULASI PROPAGASI IMPULS PADA SEL SARAF TERKOPEL MENGGUNAKAN MODEL FITZHUGH-NAGUMO SUBIYANTO

SIMULASI PROPAGASI IMPULS PADA SEL SARAF TERKOPEL MENGGUNAKAN MODEL FITZHUGH-NAGUMO SUBIYANTO SIMULASI PROPAGASI IMPULS PADA SEL SARAF TERKOPEL MENGGUNAKAN MODEL FITZHUGH-NAGUMO SUBIYANTO DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR ABSTRAK Subianto.

Lebih terperinci

BAB III ALAT-ALAT OPTIK

BAB III ALAT-ALAT OPTIK MATA BAB III ALAT-ALAT OPTIK. Lapian kornea : ebagai lapian pelindung 2. Iri : mengatur lubang pupil 3. Pupil : ebagai jalannya inar mauk ke mata 4. Lena : untuk membentuk bayangan 5. Otot iliar: mengatur

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Masalah utama

Pengendalian Persediaan Masalah utama Pemodelan EOQ 4 es 01 eko@uns.ac.id Pendauluan Pengendalian Persediaan Masala utama Menentukan jumla pemesanan yang ekonomis ( Economic Order Quantity ) Menentukan laju kecepatan produksi seingga meminimasi

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3 Sudarano Sudirham AnaliiRangkaian RangkaianLirik di awaanwaku #3 Bahan uliah Terbuka dalam forma pdf eredia di www.buku-e.lipi.go.id dalam forma pp beranimai eredia di www.ee-cafe.org Teori dan Soal ada

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ASITEKTU ELEKTO ELASI ANTAA DEBIT DENGAN KENAIKAN EAD DI DALAM ESEVOI GANDA Daud Paabang* dan Kriian Seleng * Abrac A double ued reervoir i commonly found a e inallaion of demin waer a feeding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

MODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL

MODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL PROSDG SB : 978 979 6353 3 T MODEL SR UTUK KETAHAA BEHAVOURAL KEASH BATAR Matematika Terapan, Juruan Pendidikan Matematika Fakulta Matematika dan lmu Pengetahuan Alam Univerita egeri Yogyakarta, Yogyakarta

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: Chapter 6, pp. 358-370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England. Degradai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB) PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 2 (2014), hal 125 134. PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH

Lebih terperinci

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo Uulan Penentuan Waktu Garani Perakitan Alat Medi Examination Lamp di PT. Teena Inovindo Johnon Saragih,Dedy Sugiarto 2,Grace Litiani 3 Juruan Teknik Indutri Univerita Triakti 2 Juruan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Transformasi Laplace

Transformasi Laplace Tranformai Laplace Muhafzan Agutu 22 Tranformai Laplace 3 Denii Tranformai Laplace Dalam bagian ini kita akan membicarakan ifat-ifat dan beberapa aplikai dari tranformai Laplace. Denii Diberikan uatu fungi

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008 Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PEAKIR RAIO DA PRODUK EKPOEIAL YAG EFIIE UTUK VARIAI POPULAI PADA AMPLIG ACAK EDERHAA Mega Elmaanti 1* Firdau Hapoan irait 1 Mahaiwa Program 1 Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp. 358 370, 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

PENGATURAN POLA BEBAN LISTRIK DENGAN SUPLAI DARI SISTEM PEMBANGKIT HIBRIDA FOTOVOLTAIK-BIOGAS

PENGATURAN POLA BEBAN LISTRIK DENGAN SUPLAI DARI SISTEM PEMBANGKIT HIBRIDA FOTOVOLTAIK-BIOGAS 28 Dielektrika, ISSN 2086-9487 Vol. 1, No. 1 : 28-35, Pebruari 2014 PENGATURAN POLA BEBAN LISTRIK DENGAN SUPLAI DARI SISTEM PEMBANGKIT HIBRIDA FOTOVOLTAIK-BIOGAS Hazinatul Aror1 1, Romaliati2 1, Abdul

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM 4.1 Peduga dega Kerel Seragam Pada bab ii diguaka peduga dega kerel eragam. Hal ii karea aya belum berail memperole ebara aimtotik dari

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema ) 4. TURUNAN 4. Konsep Turunan 4.. Turunan di satu titik Pendauluan dua masala dalam satu tema a. Garis Singgung Kemiringan tali busur PQ adala : m PQ Jika, maka tali busur PQ akan beruba menjadi garis ggung

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik TEKNOLOGI BETON Sifat Fiik dan Mekanik Beton, ejak dulu dikenal ebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduki ecara lokal, relatif kaku, dan ekonomi. Agar menghailkan

Lebih terperinci