PENGARUH KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN SEKUNDER TERHADAP PARAMETER TERMOHIDROLIK TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG
|
|
- Verawati Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir PENGARUH KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN SEKUNDER TERHADAP PARAMETER TERMOHIDROLIK TERAS REAKTOR TRIGA 000 BANDUNG Reinady Nazar PTNBR BATAN, J. Tamansari No. 71, Bandung, 4013 Emai: reinazar@tekom.net ABSTRAK. PENGARUH KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN SEKUNDER TERHADAP PARAMETER TERMOHIDROLIK TERAS REAKTOR TRIGA 000 BANDUNG. Untuk mendapatkan informasi engkap tentang kondisi kegagaan sistem pendingin sekunder, teah diakukan simuasi kejadian kehiangan airan pendingin sekunder reaktor TRIGA 000 Bandung ketika beroperasi pada daya 000 kw, menggunakan program komputer RELAP5/MOD3.. Pada peneitian ini teras reaktor TRIGA 000 Bandung dimodekan daam bentuk teras tujuh kana. Daam simuasi ini diasumsikan bahwa motor penggerak pompa sekunder kehiangan catu daya, sehingga gaga berfungsi. Hasi perhitungan daam kondisi tunak diperoeh awa kondisi tunak tercapai seteah 500 detik dari sejak reaktor muai beroperasi pada daya 000 kw, suhu keongsong kana terpanas adaah 150,63 C, suhu pendingin keuar kana terpanas adaah 111,36 C, suhu masuk reaktor 35,5 C, dan suhu keuar reaktor 45,75 C. Hasi perhitungan transien memperihatkan, sebeum terjadi scram suhu keongsong kana terpanas 159,78 C dan suhu pendingin keuar kana terpanas 115,86 C. Seteah terjadi scram yaitu 150 detik seteah kegagaan pompa sekunder suhu pendingin keuar dan suhu pendingin masuk reaktor terus mengaami kenaikan hingga mencapai 53,15 C yang berasa dari panas sisa peuruhan. Kata kunci: Reaktor TRIGA 000 Bandung, kehiangan airan pendingin sekunder, mode teras tujuh kana ABSTRACT. THE INFLUENCE OF LOSS OF SECONDARY COOLANT FLOW TO THERMOHYDRAULIC PARAMETER OF BANDUNG TRIGA 000 REACTOR CORE. To get compete information about condition of faiure of secondary cooing system, the simuation of oss of secondary cooant fow of Bandung TRIGA 000 reactor under the operation of 000 kw power has been done, by appying computer program RELAP5/MOD3.. At this research, core of Bandung TRIGA 000 reactor is modeed in the form of seen channes core. On this simuation was assumed that secondary pump actuator got oss of power, so faied in function. The resut of cacuation in condition of steady state indicated that the initia condition of steady state was reached 500 seconds after reactor started operation on 000 kw power, the hottest channe cadding temperature was 150,63 C, the hottest channe cooant outet temperature was 111,36 C, reactor inet temperature was 35,5 C, and reactor outet temperature was 45,75 C. The resut of cacuation in transient condition showed that before scram occurred, the hottest channe cadding temperature was 159,78 C and the hottest channe cooant outet temperature was 115,86 C. After scram occurred, that was 150 seconds after faiure of secondary pump, reactor inet and reactor outet temperature were aways increasing to 53,15 C due to the heat of fission product. Key words: Bandung TRIGA 000 reactor, oss of secondary cooant fow, the form of channes seen core 114
2 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir 1. PENDAHULUAN Peneitian tentang keseamatan reaktor TRIGA 000 Bandung berkembang sejaan dengan persyaratan keseamatan yang dituntut oeh masyarakat maupun persyaratan yang diminta oeh BAPETEN sebagai pihak reguator pemberi izin pengoperasian reaktor. Saah satu aspek yang berkaitan dengan masaah keseamatan reaktor nukir adaah anaisis termohidroik pada teras yang mampu memberikan prediksi karakteristik pada berbagai kondisi operasinya. Termasuk pada saat keceakaan operasi, misanya ketika reaktor kehiangan airan air pendingin sekunder, karena pompa sistem sekunder kehiangan catu daya istriknya sedangkan sistem pendingin primer tetap beroperasi. Tidak berfungsinya sistem pendingin sekunder menyebabkan suhu keuar aat penukar panas pada bagian sisi primer tetap tinggi seperti suhu masukannya. Suhu keuaran ini akhirnya akan menaikkan suhu pendingin primer di tangki reaktor, termasuk suhu masuk ke teras reaktor. Kenaikan suhu masukan ke teras reaktor ini akan mempengaruhi pembuangan panas dari teras tsb. Pada reaktor TRIGA 000 Bandung, suhu koam pencampuran atau suhu keuaran tangki reaktor dipantau dengan aat ukur yang digabungkan dengan sistem proteksi reaktor. Daam ha transien terproteksi, jika suhu yang dipantau meebihi suatu batas yang teah ditentukan, maka sistem proteksi mengeuarkan sinya trip yang kemudian membuat reaktor scram. Pada peneitian ini diakukan anaisis transien kehiangan airan air pendingin sekunder terproteksi menggunakan paket program computer RELAP5/MOD3. [1,], dimana teras reaktor dimodekan dengan 7 pipe yang merepsentasikan 7 kana, yaitu 1 kana dingin dan 6 kana panas. Kana 1 (kana dingin) mewakii daerah yang di daamnya tidak terjadi pembangkitan panas, seperti posisi ring A (centra timbe) tanpa bahan bakar, grid yang berisi grafit (dummy), grid yang berisi batang kendai dan daerah teras yang tidak ditempati bahan bakar. Kana mewakii 6 buah kana berbahan bakar pada ring B dengan fuks rerata. Kana 3 mewakii 1 buah kana berbahan bakar pada ring C dengan fuks rerata. Kana 4 mewakii 13 buah kana berbahan bakar pada ring D dengan fuks rerata, Kana 5 mewakii 4 buah kana berbahan bakar pada ring E dengan fuks rerata. Kana 6 mewakii 30 buah kana berbahan bakar pada ring F dengan fuks rerata, dan Kana 7 mewakii 36 buah kana berbahan bakar pada ring G dengan fuks rerata. Adapun susunan teras yang digunakan pada anaisis ini adaah susunan teras dengan 116 bahan bakar. Simuasi transien kehiangan airan air pendingin sekunder ini ditekankan untuk mengamati kenaikan suhu sebagai fungsi waktu seteah terjadinya transien di beberapa titik penting di daam sistem reaktor, seperti: keuaran dari aat penukar panas pada sisi pendingin primer, suhu masukan ke daam teras reaktor, dan titik terpanas di daam teras reaktor. Pada dasarnya kegiatan ini merupakan rangkaian peneitian peningkatan keseamatan dan pendayagunaan reaktor TRIGA 000 Bandung, untuk memperoeh kondisi operasi reaktor yang aman, seamat dan berdayaguna.. DESKRIPSI REAKTOR TRIGA 000 Reaktor TRIGA 000 Bandung merupakan reaktor peneitian bertipe tangki (tank type) (Gambar 1a). Reaktor ini mempunyai 11 buah ubang kisi (grid) (Gambar 1b) sebagai rak untuk menyusun eemen bahan bakar di daam teras reaktor dengan poa susunan heksagona. a b c Gambar 1. Tangki reaktor, grid pat, bahan bakar Teras reaktor yang berisi eemen bahan bakar direndam daam tangki reaktor menggunakan air ringan. Air ini seain berfungsi sebagai moderator juga berfungsi sebagai pendingin primer untuk mengambi kaor hasi reaksi fisi yang terjadi di daam teras reaktor. Eemen bahan bakar reaktor TRIGA 000 Bandung berbentuk batang siinder (Gambar 115
3 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir 1c), terbuat dari paduan uranium dan zirconium hibrida yang dibungkus keongsong baja tahan karat SS-304. Sistem pendingin reaktor TRIGA 000 Bandung terdiri dari: tangki reaktor, sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder (Gambar ). Tangki reaktor berdiameter uar 1,981 meter, tinggi 7,55 m dan diisi dengan air ringan sampai ketinggian 7,35 m. Sistem pendingin primer terdiri dari, dua buah pompa sentrifuga untuk mengairkan air pendingin keuar dan masuk tangki reaktor (daam keadaan norma digunakan satu pompa), aat penukar kaor tipe peat untuk memindahkan kaor dari sistem primer ke sistem sekunder serta beberapa katup untuk mengatur airan daam pemipaan sistem primer. Sistem pendingin sekunder terdiri atas dua buah menara pendingin, dua buah pompa sentrifuga untuk mengairkan air pendingin keuar dan masuk menara pendingin (daam keadaan norma digunakan satu pompa), aat penukar kaor tipe peat untuk memindahkan kaor dari sistem primer ke sistem sekunder serta beberapa katup untuk mengatur airan daam pemipaan sistem sekunder. Gambar. Sistem pendingin reaktor TRIGA 000 Reaktor TRIGA 000 Bandung diengkapi dengan sistem diffuser untuk membeokkan sebagian arah airan air pendingin yang keuar dari teras reaktor, sehingga memperpanjang waktu tempuh air pendingin menuju permukaan tangki dan memperambat perjaanan N-16 yang mengikuti airan air pendingin dari permukaan teras ke permukaan air tangki. Ha ini akan mengurangi aktiitas N-16 dipermukaan air tangki, karena. sebagian N-16 akan meuruh sebeum mencapai permukaan tangki. Sistem diffuser terdiri dari pompa, sistem pemipaan, katup-katup dan nozze. Nozze ditempatkan di atas teras reaktor. Secara garis besar proses termohidroik pada reaktor TRIGA 000 dimuai dengan perpindahan kaor hasi fisi di daam eemen bahan bakar ke air pendingin primer yang terjadi di daam teras reaktor secara koneksi aamiah. Kaor yang pindah ke air pendingin primer, seanjutnya dibawa meaui sistem pendingin primer ke penukar kaor untuk dipindahkan ke air pendingin sekunder. Perpindahan kaor yang terjadi di daam penukar kaor ini berangsung secara koneksi paksa. Kaor yang pindah ke air pendingin sekunder, seanjutnya dibawa meaui sistem pendingin sekunder ke menara pendingin untuk dibuang ke ingkungan. Pembuangan kaor ke ingkungan meaui menara pendingin berangsung secara koneksi paksa. 3. DESKRIPSI PROGRAM RELAP5/MOD 3. Kajian ini diakukan dengan menggunakan program komputer RELAP5/MOD3. yang merupakan hasi pengembangan beberapa generasi dari paket program komputer RELAP (Reactor Excursion and Leak Anaysis Program)[1]. Prinsip kerja program komputer RELAP5/MOD3. adaah menggunakan mode hidrodinamika dua zat cair (two fuid mode) yang bekerja daam 5 (ima) persamaan dasar yaitu (dua) persamaan kontinuitas massa (untuk uap dan air), (dua) persamaan momentum (untuk uap dan air) dan 1 (satu) persamaan energi tota. Pada mode ini hanya dibutuhkan dua persamaan konstitutif pada batas uap dan air, yaitu persamaan gesekan (interphase drag) dan persamaan pertukaran massa (interphase mass exchange). Variabe dasar yang digunakan program komputer RELAP5/MOD3. adaah kerapatan fasa uap dan cair (ρ), kuaitas uap (χ), energi daam fasa campuran (U) dan kecepatan air fasa uap dan fasa cair masing-masing adaah ν dan ν. Sedangkan operasi dasar matematika yang digunakan untuk perhitungan numerik adaah penjumahan dan pengurangan dari masingmasing persamaan fasa cair dan fasa uap. Perhitungan yang diakukan pada RELAP5/MOD3. adaah memodekan sistem hidrodinamika dengan mode satu dimensi, transien, dengan airan dua fasa air-uap yang dapat mengandung gas ain yang tak 116
4 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir terkondensasi. Adapun bentuk persamaan dasar kekekaan massa, momentum dan energi yang digunakan RELAP5/MOD3. adaah sebagai berikut. Persamaan Kekekaan Massa ρ 1 + ( α ρ + α ρ ) = 0 (1) χ ρ + δt A ( 1 χ) ( α ρ A) χ ( α ρ A) () A A Persamaan Kekekaan Momentum = Γ 1 1 α ρ + α ρ + α ρ + α ρ = P + ρg z α ρν FWG α ρν FWL Γ P + + = ρ ρ ρvi FWG + FWL + Γ α ρ α ρ ρfi ( V V ) ρ C ρ ρ ( V V ) ( α ρ + α ρ ) ( ) + Persamaan Kekekaan Energi ( ρu ) 1 ( α ρ e A+ α ρ e A) + A P A α α ρ ρ FI ( α A + α A) + α ρ FWG ( ) + Γ ( ) + Q 1 = + α ρ FWL + dimana; Γ = faktor pembentukan χ = kuaitas uap ρ = kerapatan fasa α = difusiitas terma P = ektor dari tekanan di seuruh se Q = fuks kaor V i = oume atur se ke-i z = aksis arah airan = kecepatan airan fasa e i = U + ( i ) (3) (4) (5) Indeks dan ι = masing-masing menunjukkan apour (uap) dan iquid (cair), FWG dan FWL = wa friction drag untuk uap dan air yang merupakan fungsi inier terhadap kecepatan dan merupakan hasi perkaian dari koefisien friksi, uasan friksi per unit oume dan besar kecepatan fuida. F1 = interphase frictiona drag, merupakan fungsi inier terhadap kecepatan dan merupakan hasi perkaian dari koefisien friksi, uasan friksi per unit oume dan besar kecepatan fuida Pada RELAP5/MOD3. sistem hidrodinamik dimodekan dengan komponenkomponen yang dapat menyimuasikan sistem secara keseuruhan. Mode-mode tersebut antara ain pompa, katup, pipa, struktur peepasan maupun penyerapan energi kaor, kinetika reaktor, pemanas eektris, pompa jet, turbin, separator, akumuator dan komponen sistem kontro. Komponen ini berisi data-data fisis komponen sebenarnya, yaitu geometri dan data fuida di daamnya. Komponen-komponen terdiri dari satu atau ebih oume yang dihubungkan dengan penghubung (junction) yang berisi data airan fuida. Daerah perpindahan panas dimodekan dengan struktur panas yang berisi data geometri dan sifat-sifat fisik bahan. Seain itu terdapat mode proses khusus seperti form oss, airan pada perubahan uas penampang secara mendadak, percabangan, choked fow, boron tracking dan perpindahan gas tak terkondensasi. 4. METODOLOGI DAN TATA KERJA Anaisis diakukan menggunakan program komputer RELAP5/MOD3.. Adapun prosedur kerja yang diakukan daam kegiatan ini adaah: 1. Membuat mode sistem TRIGA 000 Bandung.. Menyusun input deck berdasarkan mode yang dibuat. 3. Eksekusi program untuk kondisi tunak sampai dicapai hasi konergen. 4. Perbandingan hasi perhitungan tunak dengan spesifikasi operasi reaktor atau hasi perhitungan dari program ain. 5. Meengkapi input deck untuk kondisi transien dan eksekusi program. 6. Eksekusi program untuk kondisi transien sampai dicapai hasi konergen Pemodean Reaktor TRIGA 000 Bandung dengan RELAP5/MOD3. Tangki reaktor TRIGA 000 Bandung dan komponennya dimodekan berdasarkan bentuk pendekatan seperti yang ditunjukkan Gambar 3. Pemodean tangki dimuai dengan pembuatan noda komponen-komponen reaktor. 117
5 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir Pada dasarnya pemodean komponen dibuat dengan mengacu pada komponen yang sebenarnya daam arti ukuran diameter untuk pipa, panjang/ketinggian pipa, jenis-jenis katup, posisi percabangan, jenis pompa dan ain-ain. Untuk itu diperukan data geometri sistem dan gambar isometri pemipaan. Gambar 3. Bentuk pendekatan tangki reaktor dan komponennya Gambar 4. Mode dan nodaisasi sistem reaktor TRIGA 000 Bandung Gambar 4 memperihatkan pemodean dan nodaisasi sistem reaktor TRIGA 000 Bandung. Pada pemodean tangki, oume dan pipe digunakan untuk memodekan bagian tangki, pipa dan sauran yang berisi fuida. Junction untuk memodekan hubungan antar airan, batas airan, batas oume, sistem beokan, perubahan area. Branch untuk memodekan percabangan airan. Secara garis besar komponen tangki reaktor digambarkan atas beberapa oume dan branch, yaitu tangki bagian bawah teras, teras bagian bawah, by-pass teras bagian bawah, teras reaktor yang berisi bahan bakar, by-pass teras reaktor, penum atas teras, chimney, by-pass chimney, oume pencampuran antara chimney dengan ujung pipa primer keuar tangki, oume antara ujung pipa primer keuar tangki dengan permukaan air tangki. Untuk daerah atmosfer di atas air pemukaan tangki dimodekan sebagai Time Dependent Voume. Pada nodaisasi tangki reaktor, airan air dari pipa pendingin masuk ke tangki reaktor meaui by-pass teras. Pada by-pass teras airan terbagi tiga, sebagian menuju by-pass chimney, sebagian menuju by-pass teras bawah dan sebagiannya agi menuju teras bawah. Airan dari by-pass teras bawah akan masuk ke tangki bagian bawah teras dan kemudian bercampur kembai dengan air yang masuk ke teras bawah meaui by-pass teras. Airan dari teras bawah akan masuk ke teras meaui 7 kana pemanas. Airan dari teras akan masuk ke chimney. Airan dari chimney akan bercampur di daerah oume pencampuran dengan airan dari by-pass chimney dan airan dari diffuser. Airan dari daerah oume pencampuran seain dihisap oeh pipa primer untuk masuk ke sistem pemipaan primer, juga dihisap oeh pompa diffuser untuk masuk ke sistem diffuser. Nodaisasi sistem pemipaan sisi primer dimodekan daam bentuk pipe untuk pipa-pipa, Junction untuk sambungan, Vae untuk katup dan Time Dependent Voume untuk pompa pendingin primer. Nodaisasi sistem pemipaan sisi sekunder dimodekan sebagai suatu untai terbuka dari sebuah sumber air dingin dan penampungan air panas dengan suatu aju air, tekanan serta suhu masukan yang konstan, daam RELAP5/MOD3. ha ini dinyatakan sebagai mode Time Dependent Junction. Mode daam bentuk pipe untuk pipa-pipa, Junction untuk sambungan, Vae untuk katup dan Time Dependent Voume untuk pompa pendingin sekunder yang mengaami kehiangan aju air pendingin (oss of fow) karena putusnya catu daya istrik penggerak motor pompa. Mekanisme perpindahan panas pada aat penukar kaor dimodekan sebagai tabung siinder dengan fuida suhu ebih panas mengair pada sisi uar, sedangkan pada sisi bagian daam mengair fuida dengan suhu ebih dingin. Data 118
6 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir kapasitas panas oumetrik dan konduktiitas materia pembuat aat penukar kaor diberikan sebagai masukan daam bentuk tabe sebagai fungsi dari suhu. Nodaisasi teras reaktor dimodekan dengan 7 pipe yang merepsentasikan 7 kana, yaitu 1 kana dingin dan 6 kana panas. Kana 1 (kana dingin) mewakii daerah yang di daamnya tidak terjadi pembangkitan panas, seperti posisi ring A tanpa bahan bakar, grid yang berisi grafit (dummy), grid yang berisi batang kendai dan daerah teras yang tidak ditempati bahan bakar. Kana mewakii 6 buah kana berbahan bakar pada ring B dengan fuks rerata. Kana 3 mewakii 1 buah kana berbahan bakar pada ring C dengan fuks rerata. Kana 4 mewakii 13 buah kana berbahan bakar pada ring D dengan fuks rerata, Kana 5 mewakii 4 buah kana berbahan bakar pada ring E dengan fuks rerata. Kana 6 mewakii 30 buah kana berbahan bakar pada ring F dengan fuks rerata, dan Kana 7 mewakii 36 buah kana berbahan bakar pada ring G dengan fuks rerata. Adapun susunan teras yang digunakan pada anaisis ini adaah susunan teras dengan 116 bahan bakar. 5. ASUMSI DAN KONDISI BATAS Pada peneitian ini diberikan beberapa kondisi batas, yaitu: anaisis diakukan pada daya maksima 000 kw sesuai dengan daya rancangan, suhu saturasi pada teras reaktornya sekitar 11,4 C [3], data distribusi daya pada teras reaktor diperoeh dari hasi perhitungan neutronik yang teah diakukan pada peneitian ain yang menempatkan 116 eemen bahan bakar di daam teras reaktor [4], suhu pendingin masuk tangki reaktor berdasarkan suhu rancangan 3 C, kecepatan airan pendingin yang masuk tangki reaktor meaui pipa pendingin primer berdasarkan rancangan,8 m/s [3]. Seain itu peru dinyatakan beberapa asumsi, yaitu: fuks panas terdistribusi merata sepanjang bahan bakar aktif, coast down fow pada pompa sekunder diabaikan. 6. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Urutan Kejadian Kondisi transien sistem pendingin sekunder diasumsikan terjadi karena motor penggerak pompa sekunder kehiangan catu daya, sehingga gaga berfungsi. Sebagai akibat dari kejadian ini airan air pendingin sekunder segera terhenti dan diasumsikan tidak terjadi coast down fow. Tidak berfungsinya sistem pendingin sekunder menyebabkan tidak terjadinya proses perpindahan kaor dari air pendingin primer ke air pendingin sekunder, sehingga akan menaikkan suhu air pendingin primer keuar tangki reaktor, termasuk pua suhu air pendingin di teras reaktor. Kenaikan suhu air pendingin di teras reaktor akan mempengaruhi pembuangan panas dari teras reaktor. Suhu air pendingin primer keuar tangki reaktor dipantau dengan sistem proteksi reaktor. Daam ha transien terproteksi, jika suhu yang dipantau meebihi suatu batas yang teah ditentukan yaitu 49 C, maka sistem proteksi reaktor akan membuat reaktor scram. [3] Simuasi transien kegagaan sistem pendingin sekunder ini ditekankan untuk mengamati kenaikan suhu dibeberapa titik penting di daam sistem reaktor sebagai fungsi waktu seteah terjadinya transien tersebut. Titiktitik tersebut adaah keuaran dari tangki reaktor, suhu masukan ke daam teras reaktor, serta titiktitik di daam kana teras reaktor. Gambar 5. Daya reaktor pada kondisi tunak dan transien Gambar 5 memberikan informasi tentang daya reaktor. Awa kondisi tunak tercapai seteah 500 detik dari reaktor muai beroperasi pada daya 000 kw. Ha ini ditandai dengan tercapai kondisi daya yang sama antara daya reaktor, daya sisi primer HE dan daya sisi sekunder HE. Seteah reaktor beroperasi seama 3600 detik, muai terjadi kondisi transien karena pompa sekunder kehiangan catu daya, sehingga daya pada sisi sekunder HE turun tajam karena tidak adanya perpindahan panas dari sisi primer ke sisi sekunder. Tidak adanya pembuangan panas dari air pendingin primer ini mengakibatkan suhu air koam reaktor meningkat. 150 detik seteah terjadinya kegaan pompa sekunder, suhu air koam reaktor pada bagian keuaran 119
7 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir naik mencapai 49 C dan mengakibatkan reaktor scram. Seteah reaktor scram, daya reaktor turun tajam dan hanya meninggakan panas sisa peuruhan. Gambar 7. Distribusi suhu keongsong dan pendingin arah radia pada kondisi tunak Gambar 6. Suhu pendingin primer masuk dan keuar reaktor pada kondisi tunak dan transien Gambar 6 menunjukkan awa kondisi stabi pendingin primer masuk dan keuar reaktor tercapai seteah 500 detik dari reaktor muai beroperasi 000 kw. Pada kondisi stabi suhu masuk reaktor 35,5 C dan suhu keuar reaktor 45,75 C. Seteah beroperasi seama 3600 detik pompa sekunder kehiangan catu daya, sehingga tidak terjadi perpindahan panas dari pendingin primer ke pendingin sekunder dan suhu pendingin primer masuk reaktor sama dengan suhu pendingin primer keuar reaktor. Meskipun pompa sekunder kehiangan catu daya tetapi reaksi fisi terus berangsung di daam teras sehingga suhu koam reaktor naik, begitu juga suhu masuk dan keuar reaktor. Pada saat suhu keuar reaktor mencapai 49 C, yaitu kira-kira 150 detik seteah pompa sekunder kehiangan catu daya reaktor scram. Seteah reaktor scram, suhu keuar dan suhu masuk reaktor terus mengaami kenaikan mencapai 53,15 C yang berasa dari panas sisa peuruhan hingga 7000 detik sesuai dengan waktu perhitungan yang digunakan. Gambar 7 memberikan infomasi bahwa suhu maksimum keongsong bahan bakar 150,63 C dan suhu pendingin keuar kana 111,36 C, yaitu pada kana 3. Suhu ini sudah meebihi suhu saturasi air pendingin reaktor 11,4 C, sehingga pendidihan sub-dingin (subcooed boiing) diprediksi sudah mungkin terjadi. Keadaan ini bersesuaian dengan kondisi yang terjadi daam pengoperasian reaktor TRIGA 000 pada daya 000 kw teramati adanya geembung yang keuar dari daam teras reaktor. Gambar 8. Suhu keongsong bahan bakar kana 3 dan suhu pendingin keuar kana 3 pada kondisi tunak dan transien Gambar 8 menunjukkan suhu keongsong dan suhu keuar kana 3 (terpanas). Pada kondisi tunak diperoeh suhu keongsong kana terpanas adaah 150,63 C. dan suhu pendingin keuar kana terpanas adaah 111,36 C. Ketika terjadi kegagaan pompa sekunder pada 3600 detik waktu perhitungan, suhu keongsong kana terpanas dan suhu pendingin keuar kana terpanas mengaami kenaikan hingga mencapai 159,78 C dan 115,86 C seama 150 detik menjeang scram. Ha ini terjadi karena tidak adanya pembuangan panas dari air pendingin primer dan mengakibatkan suhu air koam reaktor dan suhu keongsong kana terpanas naik. Seteah reaktor scram, suhu keongsong kana terpanas dan suhu pendingin keuar kana terpanas turun akibat penurunan daya reaktor. 7. KESIMPULAN Anaisis pengaruh kehiangan air pendingin sekunder terhadap parameter parameter termohidroik teras reaktor TRIGA
8 Prosiding Seminar Nasiona Sains dan Teknoogi Nukir PTNBR BATAN Bandung, 3 Juni 009 Tema :Peningkatan Peran Iptek Nukir Bandung teah diakukan menggunakan program RELAP5/MOD 3. untuk kondisi tunak pada daya 000 kw dan perhitungan transien seama 7000 detik. Hasi perhitungan daam kondisi tunak diperoeh awa kondisi tunak tercapai seteah 500 detik dari reaktor muai beroperasi pada daya 000 kw, suhu keongsong kana terpanas adaah 150,63 C, suhu pendingin keuar kana terpanas adaah 111,36 C, suhu masuk reaktor 35,5 C, dan suhu keuar reaktor 45,75 C. Hasi perhitungan transien memperihatkan, sebeum terjadi scram suhu keongsong kana terpanas 159,78 C dan suhu pendingin keuar kana terpanas 115,86 C. Kondisi scram dicapai seteah 150 detik dari terjadinya kegagaan pompa sekunder. Seteah scram terjadi, suhu pendingin keuar dan suhu pendingin masuk reaktor terus mengaami kenaikan mencapai 53,15 C yang berasa dari panas sisa peuruhan. 8. DAFTAR PUSTAKA 1. RELAP5 Code Deeopment Team, RELAP5/MOD3. Code Manua, User Guide and Input Requirements, NUREG/CR-5535-V, Indaho Nationa Engineering Laboratory, Washington DC (1955).. ANHAR, R.A., Preparasi Input RELAP5, Dikat Komputer RELAP5 Code, BAPETEN 0 31 Oktober 003, Jakarta (003). 3. PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI, Laporan Anaisis Keseamatan Reaktor TRIGA 000 Bandung, LP-06 RE-001, Re. 3 (006). 4. ALFA, T., Perhitungan distribusi neutron dan daya pada reaktor TRIGA MW menggunakan program WIMS-D/4 dan citation (Prosiding Seminar Sains dan Teknoogi Nukir, Bandung), Pusat Peneitian dan Pengembangan Teknik Nukir, BATAN, Bandung (000). 11
ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR
ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR Sukmanto Dibyo sukdibyo@batan.go.id Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN-BATAN) ABSTRAK ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN
Lebih terperinciEfek Kebocoran Beamtube dan Pipa Primer Penukar Panas Pada Suatu Model Reaktor Riset 1 MW Berbahan Bakar Tipe Silinder (Reinaldy Nazar)
EFEK KEBOCORAN BEAMTUBE DAN PIPA PRIMER PENUKAR PANAS PADA SUATU MODEL REAKTOR RISET 1 MW BERBAHAN BAKAR TIPE SILINDER THE LEAKAGE EFFECT OF BEAMTUBE AND PRIMARY PIPE OF HEAT EXCHANGER ON A 1 MW RESEARCH
Lebih terperinciWater Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok
Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang
Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA
Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari
Lebih terperinciBab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data
Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS POMPA PENDINGIN REAKTOR TRIP PADA REAKTOR TRIGA-2000 MENGGUNAKAN RELAP/SCDAPSIM/MOD3.4. A. R. Antariksawan *)
ANALISIS POMPA PENDINGIN REAKTOR TRIP. (A.R. Antariksawan) ANALISIS POMPA PENDINGIN REAKTOR TRIP PADA REAKTOR TRIGA-2000 MENGGUNAKAN RELAP/SCDAPSIM/MOD3.4 ABSTRAK A. R. Antariksawan *) ANALISIS POMPA PENDINGIN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP) TERHADAP KARAKTERISTIK PENDINGINAN TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG
PENGARUH PENAMBAHAN ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP) TERHADAP KARAKTERISTIK PENDINGINAN TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG V. Indriati Sri Wardhani vero@batan-bdg.go.id Pusat Teknologi Nuklir Bahan
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5
Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 197 ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5 Sukmanto Dibyo PTRKN- BATAN, E-mail : sukdibyo@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KARAKTERISTIKA
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD
STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD Agus Waluyo 1, Nathanel P. Tandian 2 dan Efrizon Umar 3 1 Magister Rekayasa
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT
Studi Karakteristik Aliran pada Tujuh Silinder Vertika dengan Susunan Heksagonal (A. Septilarso, et al) STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TERMOHIDROLIK REAKTOR TRIGA 2000 UNTUK KONDISI 110 PERSEN DAYA NORMAL
KARAKTERISTIK TERMOHIDROLIK REAKTOR TRIGA 2000 UNTUK KONDISI 110 PERSEN DAYA NORMAL Rosalina Fiantini dan Efrizon Umar Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN, Jl. Tamansari No.71, Bandung 40132
Lebih terperinciANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE
Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF
PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,
Lebih terperinciANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak
ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor Kartini merupakan reaktor nuklir tipe TRIGA Mark II (Training Research and Isotop Production by General Atomic) yang mempunyai daya maksimum 250 kw dan beroperasi
Lebih terperinciMANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja
MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana
Lebih terperinciAnalisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara
Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage
Lebih terperinciT E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.
Lebih terperinciFrekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*
Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan
Lebih terperinci(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciPEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG
No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR
27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai
Lebih terperinciStudi Perhitungan Parameter Kinetik HTR Pebble Bed
Studi Perhitungan Parameter Kinetik HTR Pebbe Bed Ruy Gumiar 1,a), Zuhair 2,b) dan M Nuru Subkhi 1,c) 1 Laboratorium Fisika Nukir dan Energi, Keompok Keimuan Fisika Reaktor Nukir, Fakutas Sains dan Teknoogi,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD
RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmai.com Pustek Bahan Industri Nukir
Lebih terperinciManajemen Kinerja Pokok Bahasan:
Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan
Lebih terperinciPEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5
Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145-205 PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5 ABSTRAK Suroso (1) dan Sukmanto Dibyo (1) Pusat Teknologi Rekayasa dan Keselamatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah mesin yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang akan dibahas dalam perancangan
Lebih terperinciPENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
Lebih terperinciANALISIS LAJU ALIR PENDINGIN DI TERAS REAKTOR KARTINI
Analisis Laju Alir Pendingin di Teras Reaktor Kartini ISSN : 0854-2910 Budi Rohman, BAPETEN ANALISIS LAJU ALIR PENDINGIN DI TERAS REAKTOR KARTINI Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TEMPERATUR PENUKAR PANAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG UNTUK BERBAGAI VARIASI JUMLAH PELAT
KARAKTERISTIK TEMPERATUR PENUKAR PANAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG UNTUK BERBAGAI VARIASI JUMLAH PELAT Reinaldy Nazar Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN, Jalan Tamansari No. 71, Bandung,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR TIPE PIUS MENGGUNAKAN RELAP5/MOD2. Ign. Djoko Irianto*
ANALISIS KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR TIPE PIUS MENGGUNAKAN RELAP5/MOD2 Ign. Djoko Irianto* ABSTRACT ID990000033 LOSS OF SECONDARY COOLANT ACCIDENT ANALYSIS FOR PIUS TYPE REACTOR USING
Lebih terperinciProsiding Matematika ISSN:
Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup
Lebih terperinciBAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan
68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode
Lebih terperinciREAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)
REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor nuklir membutuhkan suatu sistem pendingin yang sangat penting dalam aspek keselamatan pada saat pengoperasian reaktor. Pada umumnya suatu reaktor menggunakan
Lebih terperinciREAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)
REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) RINGKASAN Reaktor Air Didih adalah salah satu tipe reaktor nuklir yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor tipe ini menggunakan
Lebih terperinciModel Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming
Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,
Lebih terperinciVERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI
VERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) ABSTRAK Verifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang
Lebih terperinciRISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK
RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK RINGKASAN Apabila ada sistem perpipaan reaktor pecah, sehingga pendingin reaktor mengalir keluar, maka kondisi ini disebut kecelakaan
Lebih terperinciSISTEM PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA ON-LINE
SISTEM PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA ON-LINE Prasetyo Basuki dan Sudjatmi K.A Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-BATAN, Jl. Tamansari no. 71,
Lebih terperinciPARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
Lebih terperinciSIMULASI PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SISTEM PENDINGIN KOLAM RSG-GAS. Sukmanto Dibyo *
Simulasi Pemodelan Termohidrolika Sistem Pendingin Kolam RSG-GAS (Sukmanto Dibyo) SIMULASI PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SISTEM PENDINGIN KOLAM RSG-GAS Sukmanto Dibyo * ABSTRAK SIMULASI DAN PEMODELAN TERMOHIDROLIKA
Lebih terperinciGambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciAnalisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)
Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik
Lebih terperinciREAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)
REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya
Lebih terperinciRANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG
SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya
Lebih terperinciTUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI
TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI Dosen : Hasbullah, S.Pd., MT. Di susun oleh : Umar Wijaksono 1101563 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengembangan pemanfaatan energi nuklir dalam berbagai sektor saat ini kian pesat. Hal ini dikarenakan energi nuklir dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar secara
Lebih terperinciPENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE
PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE EDY SULISTYONO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR ( PTBN ), BATAN e-mail: edysulis@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciMODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN
MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN Muhammad Ilham, Annisa Khair, Mohamad Yusup, Praba Fitra Perdana, Nata Adriya, Rizki Budiman 121178, 12115, 121177, 121118, 12116, 12114 Program Studi Fisika, Institut
Lebih terperinciBAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK
BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan
Lebih terperinciPERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS
PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA PRSG - BATAN KAWASAN PUSPIPTEK- SERPONG, TANGERANG 15310 Abstrak PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI
3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT
KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW
Lebih terperinciJEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI
KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter
Lebih terperinciManajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI
Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi
Lebih terperinciKata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.
KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS
Lebih terperinciKAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS
KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 15310 Banten Telp. 021-7560908 Abstrak
Lebih terperinciPENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati
PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2 Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati ABSTRAK PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Elemen bakar merupakan salah
Lebih terperinciANALISIS TRANSIEN AKIBAT KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PADA TERAS SILISIDA RSG-GAS MENGGUNAKAN KODE EUREKA-2/RR
ANALISIS TRANSIEN AKIBAT KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PADA TERAS SILISIDA RSG-GAS MENGGUNAKAN KODE EUREKA-2/RR Oleh Muh. Darwis Isnaini Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN ABSTRAK ANALISIS
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 95-100 STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Very Richardina 1*, Wahyu Setia Budi 1 dan Tri
Lebih terperinciTABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro
TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas
Lebih terperinciDiterima editor 29 Agustus 2011 Disetujuai untuk publikasi 30 September 2011
I Nomor : 266/AU1/P2MBI/05/2010 Perolehan Suhu Air Pendingin Primer... (Reinaldy Nazar) PEROLEHAN SUHU AIR PENDINGIN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000KETIKA PENAMBAHAN CEROBONG DAN PELAT PENUKAR PANAS Reinaldy
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciNUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD
Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE
Lebih terperinciAPLIKASI PROGRAM RELAP5/MOD3.2 UNTUK SIMULASI BEAM TUBE RUPTURE RSG-GAS Andi Sofrany Ekariansyah, Susyadi, Sukmanto Dibyo *)
JURNAL TEKNOLOGI REAKTOR NUKLIR-TRI DASA MEGA, Vol. 8, No. 3, Oktober, 2006 : Hal 114-125 ABSTRAK APLIKASI PROGRAM RELAP5/MOD3.2 UNTUK SIMULASI BEAM TUBE RUPTURE RSG-GAS Andi Sofrany Ekariansyah, Susyadi,
Lebih terperinciAnalisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )
Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Riska*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *riska_fya@yahoo.com
Lebih terperinciSMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp
SM NEGERI 14 JKRT Jaan SM Barat, Ciiitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tp. 01 809096 BIDNG STUDI : FISIK DINMIK ROTSI F 1. Sebuah roda dapat mengeinding pada sebuah bidang datar yang kasar. Massa roda 0,5
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciMaka persamaan energi,
II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat
Lebih terperinciFOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,
FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.
EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN Rizki Budi Rahayu 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciKata pengantar. Instruksi manual. Terima kasih telah membeli UPS kami, UPS yang aman dan dapat diandalkan, hanya diperlukan sedikit pemeliharaan.
BUKU PETUNJUK PEMAKAIAN UPS SE1100 UPS SE2100 UPS SE3100 481-11H0030-110 Kata pengantar Instruksi manua Terima kasih teah membei UPS kami, UPS yang aman dan dapat diandakan, hanya diperukan sedikit pemeiharaan.
Lebih terperinciSIMAK UI 2011 Fisika. Kode Soal
SIMAK UI 2011 Fisika Kode Soa Doc. Name: SIMAKUI2011FIS999 Version: 2012-11 haaman 1 01. Sebuah mikroskop terdiri dari ensa obyektif (f 1 = 0,5 cm) dan ensa okuer (f 2 = 2 cm). Jarak antara kedua ensa
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH
PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013
Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERANGKAT BAHAN BAKAR PLTN TIPE PWR AP 1000 DAN PWR 1000 MWe TIPIKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERANGKAT BAHAN BAKAR PLTN TIPE PWR AP 1000 DAN PWR 1000 MWe TIPIKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER Arif Nurmawan 1), Suroso 2) dan Harto Tanujaya 1) 1) Program Studi
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA
STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Aryadi Suwono 1, Nathanael P. Tandian 1, Efrizon Umar 2 1 Kelompok Keahlian Konversi
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinciREAKTOR PENDINGIN GAS MAJU
REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang
Lebih terperinciKonsistensi Hambatan Kawat Kumparan Terhadap Hukum Ohm pada Berbagai Medium
8 Prosiding Pertemuan Imiah XX HFI Jateng & DIY Konsistensi Hambatan Kawat Kumparan Terhadap Hukum Ohm pada Berbagai Medium Sandi Somantri, Moh. Toifur, Sumaji Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jurna Sheet Meta dan Software Abaqus Program ABAQUS merupakan saah satu dari program finite eement system yang ada yang digunakan untuk mensimuasi proses pembuatan suatu komponen
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS
PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap
Lebih terperinciPREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika
Lebih terperinciPENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER
PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198
Lebih terperinciBAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya
Lebih terperinciPERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL Mochamad Imron,
Lebih terperinci