PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAF DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. (Skripsi) Oleh JEFERY HANDOKO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAF DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. (Skripsi) Oleh JEFERY HANDOKO"

Transkripsi

1 PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAF DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL (Sripsi) Oleh JEFERY HANDOKO JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 017

2 ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAF DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Oleh Jefery Handoo u u u Persamaan diferensial parsial ta linear berbentu u t t x x,t dienal dengan persamaan Telegraf dengan, R, : R R R dan u : RR R adalah fungsi tida dietahui. Setelah diberian nilai awal dan syarat batas, selanjutnya dicari solusi esanya. Konsep metode transformasi diferensial yaitu menyelesaian permasalahan linear atau ta linear seperti dalam masalah rangaian listri, lalu mengembangan metode penyelesaian persamaan diferensial parsial dan apliasinya. Penyelesaian persamaan Telegraf dengan metode transformasi diferensial dilauan dengan mentransformasian persamaan Telegraf sesuai sifat-sifat transformasi persamaan diferensial. Kata Kunci : Persamaan Diferensial, Persamaan Telegraf, Metode Transformasi Diferensial

3 ABSTRACT SOLVING TELEGRAPH EQUATION WITH DIFFERENTIAL TRANSFORMATION METHOD By Jefery Handoo u u u The non linear partial differential equation u t t x x,t nown as Telegraph equation where, R, : R R R and u : RR R is unnown function. After nowing initial and boundary conditions, then finding the function as nown exact solution. Differential transformation method is used to solve linear or non linear problems such as in electrical circuit problem, then applied to partial differential equation method with its application. Solving telegraph equation with differential transformation method by transformating telegraph equation using the differential equation operations. Keyword : Differential Equation, Telegraph Differential Equation, Differential Transformation Method.

4 PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAF DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Oleh Jefery Handoo Sripsi Sebagai Salah Satu Syarat untu Memperoleh Gelar SARJANA SAINS Pada Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 017

5

6

7

8 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengap Jefery Handoo, ana pertama dari satu bersaudara yang dilahiran di Bandar Lampung pada tanggal 1 Juni 1995 oleh pasangan Bapa Budi Handoo dan Ibu Tjia Carolina. Penulis menempuh pendidian di Taman Kana-Kana (TK) Xaverius Bandar Lampung pada tahun , Seolah Dasar (SD) Xaverius Bandar Lampung pada tahun , Seolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius 3 Bandar Lampung pada tahun , dan Seolah Menengah Atas (SMA) Xaverius Bandar Lampung pada tahun Pada tahun 013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur Selesi Nasional Masu Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pengalaman organisasi penulis yaitu pada tahun penulis menjadi anggota bidang eilmuan Himpunan Mahasiswa Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung. Pada tahun penulis menjadi anggota divisi eseretariatan dan tahun 016 penulis menjadi seretaris Unit Kegiatan Mahasiswa Buddha Universitas Lampung. Pada tahun 016 penulis melauan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Karang Agung, Kecamatan Semaa, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung serta Kerja Prati (KP) di PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang.

9 PERSEMBAHAN Dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Triratna upersembahan arya ecil dan sederhana untu : Ayah dan Ibu yang membesaran, memberi semangat, mendoaan, serta memotivasi Keluarga besar yang menduung dan memotivasi penulis dalam sua dan dua Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa dan selalu memotivasi penulis Para dosen dan staff Jurusan Matematia FMIPA Unila memberian ilmu bermanfaat epada penulis Para sahabat yang terasih, terima asih atas ebersamaan, sua dua serta doa dan semangat yang diberian Para rean Unit Kegiatan Mahasiswa Buddha Universitas Lampung dan Himpunan Mahasiswa Matematia FMIPA Universitas Lampung Almamater Universitas Lampung

10 KATA INSPIRASI Ada tiga cara untu mendapatan ebijasanaan. Pertama adalah reflesi, yang merupaan cara tertinggi. Kedua adalah pembatasan, yang merupaan cara termudah. Ketiga adalah pengalaman, yang merupaan cara terpahit Confucius (Kong Hu Chu) Bila seorang ana menggendong ayahnya di punda iri dan ibunya di punda anan selama seratus tahun, maa ana tersebut belum cuup membahas jasa ebaian yang mendalam dari orang tuanya. (Anguttara Niaya Bab IV ayat ) Dia memberi euatan epada yang lelah dan menambah semangat epada yang tiada berdaya. (Yesaya 40:9) Melalui pengabdian ita memperoleh esucian; dengan esucian ita memperoleh emuliaan. Dengan emuliaan ita mendapat ehormatan dan dengan ehormatan ira peroleh ebenaran. (Yayurveda XIX. 30) Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahan epada manusia, maa tida ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-nya maa tida ada yang sanggup untu melepasannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperasa, Mahabijasana. (QS. Fatir : ) Sayangilah setiap cobaan yang dapat membuat Anda berhasil. Hargailah setiap pandangan dan ritian dari setiap orang dan juga belajarlah untu menerima nasehat dari orang lain dengan hati yang gembira. (Wejangan Para Suci 4 : 06)

11 SANWACANA Penulis memanjatan puji syuur ehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Triratna atas arunia serta rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaian sripsi yang berjudul Penyelesaian Persamaan Telegraf Dengan Metode Transformasi Diferensial. Sripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untu memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.) di Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Selesainya penulisan sripsi ini adalah berat motivasi, pengarahan serta bimbingan dari berbagai piha. Dengan segala erendahan dan etulusan hati penulis ingin menyampaian ucapan terima asih epada : 1. Bapa Suharsono S., M.S., M.Sc., Ph.D. selau Dosen Pembimbing I, terima asih untu bimbingan, arahan, nasehat, motivasi dan esediaan watu selama penyusunan sripsi ini.. Bapa Agus Sutrisno, S.Si., M.Si. selau dosen Pembimbing II, terima asih atas bantuan, riti dan saran selama penyusunan sripsi ini. 3. Bapa Dr. Muslim Ansori, S.Si., M.Si. selau Penguji Utama, terima asih atas esediaan untu menguji, saran dan riti yang membangun dalam penyelesaian sripsi ini.

12 4. Ibu Dian Kurniasari, S.Si., M.Sc. selau Pembimbing Aademi, terima asih atas bimbingan dan pembelajaran dalam proses peruliahan. 5. Bapa Drs. Tiryono Ruby, M.Sc., Ph.D. selau Ketua Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 6. Bapa Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. selau Dean FMIPA Universitas Lampung. 7. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 8. Ayah dan Ibu tercinta yang ta pernah berhenti memberi semangat, doa, dorongan, nasehat, asih sayang serta pengorbanan ta terhingga epada penulis untu melalui segala ujian yang dijalani. 9. Sahabat-sahabat Matematia 013 di antaranya Karina S.D., M. Irfan K., Sanfernando N., Siti N.A. serta rean-rean seperjuangan, terima asih atas duungan, ebersamaan, nasehat dan doa selama ini. 10. Sahabat-sahabat UKM Buddha Universitas Lampung periode dan Himatia FMIPA Unila periode 014/015 yang memberi esempatan epada penulis untu memotivasi, berarya dan menjalani suatu organisasi. 11. Almamater tercinta Universitas Lampung. 1. Seluruh piha yang telah membantu yang tida dapat disebutan semuanya. Bandar Lampung, Januari 017 Penulis Jefery Handoo

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... i Halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang dan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Turunan Diferensial Persamaan Diferensial Orde Persamaan Diferensial Persamaan Diferensial Biasa Persamaan Diferensial Parsial Masalah Syarat Nilai Awal Masalah Syarat Batas Persamaan Diferensial Telegraf Fungsi Real Analiti Spetrum Berdimensi Satu... 13

14 .1 Metode Transformasi Diferensial Berdimensi Satu Spetrum Berdimensi Dua Metode Transformasi Diferensial Berdimensi Dua Deret Taylor BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Watu dan Tempat Penelitian Metode Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan... 0 BAB V KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

15 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Operasi transformasi diferensial berdimensi dua U dari dan h berbeda Hasil, h

16 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang dan Masalah Matematia adalah salah satu ilmu penunjang dalam bidang ilmu. Pengusaan ilmu matematia diperluan dalam menghadapi era globalisasi. Permasalahan matematia yang dihadapi dapat dalam berbagai macam bentu, salah satunya pemodelan. Pemodelan matematia digunaan antar bidang lintas ilmu seperti teni, pertanian, eonomi, dan IPA. Pengetahuan dasar yang bai dan benar diperluan mahasiswa dalam mencari solusi model yang diperluan sesuai bidang ilmunya. Mata uliah persamaan diferensial merupaan pengantar ilmu untu menerapan pemiiran matematia. Diferensial berarti beda suatu nilai. Persamaan diferensial adalah persamaan matematia memuat fungsi satu variabel atau lebih dan menghubungan fungsi dan turunannya dalam berbagai orde. Persamaan diferensial bermanfaat dalam berbagai ilmu esata dan ilmu sosial. Munculnya persamaan diferensial terait dengan perembangan ilmu pengetahuan dan tenologi.

17 Persamaan diferensial berawal dari penemuan alulus dan integral. Pada tahun 1676 Newton menyelesaian suatu persamaan diferensial menggunaan metode deret ta hingga, sebelas tahun setelah penemuan bentu flusional dari alulus diferensial pada tahun Newton tida mempubliasian penemuan tersebut sampai tahun 1693, saat Leibniz menemuan rumusan persamaan diferensial pertama. Ada dua macam persamaan diferensial, yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial biasa adalah suatu persamaan yang melibatan satu atau lebih turunan dari sebuah unnown function dengan satu variabel. Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang melibatan satu atau lebih turunan dari sebuah unnown function dengan dua atau lebih variabel. Kedua persamaan diferensial menggunaan variabel bebas dan variabel tetap. Penyelesaian persamaan diferensial pada umumnya dilauan melalui proses linearisasi. Persamaan diferensial ta linear ditransformasian menggunaan fungsi transformasi yang diselesaian dengan metode penyelesaian persamaan diferensial linear. Permasalahan dalam ehidupan sehari-hari dapat dirumusan e dalam bentu persamaan diferensial ta linear. Secara umum persamaan diferensial ta linear diselesaian dengan linearisasi dan selanjutnya mendapat solusi dalam bentu metode penyelesaian persamaan diferensial linear.

18 3 Pada enyataannya, tida semua persamaan diferensial ta linear dapat diselesaian langsung dengan linearisasi. Salah satu metode yang digunaan untu penyelesaian dari persamaan diferensial ta linear yaitu dengan metode transformasi diferensial yaitu metode tanpa proses linearisasi. Pada tahun 1986, Zhou memperenalan suatu metode yang dapat diterapan pada persamaan ta linear tanpa linearisasi. Metode ini umumnya digunaan untu menyelesaian permasalahan linear dan ta linear dalam masalah rangaian siruit listri. Metode transformasi diferensial ini digunaan untu menyelesaian persamaan diferensial ta linear yaitu persamaan Telegraf. u u u Persamaan diferensial parsial ta linear berbentu u x t t t x, dienal dengan persamaan Telegraf dengan, R, : R R R adalah fungsi dietahui dan u : RR R adalah fungsi tida dietahui. Dengan memasuan nilai awal dan syarat batas pada persamaan tersebut, maa diperoleh suatu nilai esa dalam penyelesaian tersebut. Setelah ditentuan semua nilainya, dapat dibentu suatu persamaan dari solusi esa yang ada. Penyelesaian persamaan Telegraf dengan metode transformasi diferensial dilauan dengan mentransformasian persamaan Telegraf sesuai sifat-sifat transformasi persamaan diferensial. Metode transformasi diferensial adalah suatu metode dengan langah iterasi untu memperoleh solusi esa dari deret Taylor. Solusi esa adalah solusi penyelesaian model matematia dengan menggunaan rumus-rumus aljabar. Untu menemuan solusi esa dari persamaan tersebut, maa digunaan metode

19 4 analiti. Metode analiti yaitu metode yang memberian solusi sejati atau solusi sesungguhnya dengan galat sama dengan nol. 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menyelesaian suatu persamaan diferensial parsial ta linear yaitu persamaan Telegraf dengan metode transformasi diferensial.. Mempelajari penggunaan metode transformasi diferensial untu menyelesaian persamaan Telegraf. 3. Mempelajari penggunaan metode ini dalam mengevaluasi solusi approsimasi dengan deret Taylor hingga. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui sifat-sifat transformasi diferensial dan menyelesaian persamaan Telegraf dengan metode transformasi diferensial.. Menambah bahan referensi mengenai persamaan Telegraf.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diberian beberapa definisi dan istilah yang digunaan dalam penelitian ini. Definisi.1 Turunan Turunan merupaan ajian dari alulus diferensial mengenai suatu besaran dapat berubah terhadap besaran lain. Turunan fungsi f pada bilangan a dinyataan dengan f '( a ) (dibaca f asen a ) adalah f f ( a h) f ( a) '( a) lim (.1) h0 h Jia limit ini ada. Contoh 1. Carilah turunan fungsi Penyelesaian : f x x 8x 9 pada bilangan a. f '( a) lim h0 f ( a h) f ( a) h ( a h) 8( a h) 9 a 8a 9 lim h0 h lim h0 a ah h a h a a h lim h0 8 ah h h h

21 6 h0 lim a h 8 = a 8 (Stewart, 01). Definisi. Diferensial Gagasan tentang hampiran linear teradang dirumusan dalam istilah dan notasi diferensial. Untu fungsi satu variabel, jia y f ( x) adalah suatu fungsi yang diferensiabel, maa diferensial dx adalah peubah bebas yaitu dengan memberi nilai sebarang bilangan real dan diferensial dy persamaan terhadap dx didefinisian oleh dy f '( x) dx (.) sehingga dy adalah peubah ta bebas serta bergantung pada nilai x dan dx. Jia dx diberian nilai tertentu dan x diambil berupa suatu bilangan dalam daerah definisi dari f, maa nilai numeri dari x dapat ditentuan. Untu fungsi dua variabel, z f ( x, y) adalah fungsi yang diferensiabel, maa diferensial dx dan dy sebagai variabel bebas atau fungsi dapat diberian sebarang nilai bilangan real. Diferensial dz disebut diferensial total didefinisian oleh z z dz fxx, ydx f yx, ydy dx dy x y (.3) dengan notasi df digunaan untu menggantian dz. Contoh. Jia z f x y x xy y (, ) 3, tentuan diferensial dz.

22 7 Penyelesaian : z z dz dx dy (x 3 y) dx (3x y) dy x y (Stewart, 01). Definisi.3 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah suatu persamaan dengan fungsi tida dietahui ditulisan sebagai fungsi u u() t dan menghubungan fungsi yang dietahui dengan beberapa turunannya. Beberapa notasi yang digunaan untu turunan diantaranya du u,, u, dt Notasi titi atas umumnya digunaan pada fisia dan teni atau menggunaan notasi umum. Persamaan diferensial dapat digunaan sampai derivatif e n dinotasian dengan Contoh 3. ( n) u n g 1. sin 0 l.. n 1 Lq Rq q sint C p 3. p rp1 K (Logan, 006).

23 8 Definisi.4 Orde Persamaan Diferensial Jia y adalah suatu fungsi tida dietahui dengan variabel bebas tunggal x, dan ( ) y didefinisian turunan e- dalam matematia ditulis sebagai relasi dari y, maa suatu persamaan diferensial orde n n1 n F x, y, y, y,, y, y 0 (.4) atau n n 1 y G x, y. y, y,, y (.5) Contoh 4. Jia y adalah fungsi tida dietahui dari x, maa persamaan diferensial biasa orde dari d y x dy e y sin x dapat ditulis sebagai dx dx d y x dy e y sin x 0 atau y e x y y sin x 0 dx dx F( x, y, y ', y '') F dinotasian terhadap variabel bebas x, fungsi tida dietahui y, dan turunan pertama dan edua dari y (Ricardo, 009). Definisi.5 Persamaan Diferensial Biasa Persamaan diferensial biasa adalah suatu persamaan meliputi derivatif biasa dari unnown function. Di dalam persamaan diferensial biasa, unnown function bergantung pada satu variabel bebas. Solusi umum dari persamaan diferensial biasa memuat satu onstanta sembarang. Solusi umum dapat diinterpretasian secara geometri dengan bidang ruang berdimensi dua, yaitu memilii nilai yang

24 9 berbeda dari sembarang onstanta. Keunian solusi memuat nilai awal y y 0 etia x x 0. Contoh 5. Tentuan solusi umum dari persamaan diferensial beriut. dy (tan x) y sin x dx Penyelesaian: Persamaan diferensial linear orde 1 dengan a( x) tan x dan b( x) sin x Keduanya ontinu pada interval 0,. Kalian edua sisi dengan e e cos x tan xdx ln cos x 1 maa didapat 1 sin x y cos x cos x Integralan edua ruas, maa didapat 1 y c ln cos x cos x ' Dengan membagi edua sisi dengan 1 (mengalian edua sisi dengan cos x ), cos x maa solusi adalah y( x) cos xc ln cos x, 0 x (Finizio dan Ladas, 198).

25 10 Definisi.6 Persamaan Diferensial Parsial Persamaan diferensial parsial adalah suatu persamaan meliputi derivatif parsial dari unnown function. Di dalam persamaan diferensial parsial, unnown function bergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Misal variabel bebas x dan variabel ta bebas y serta unnown function adalah u. Secara geometri solusi umum persamaan digambaran sebagai bidang ruang berdimensi tiga. Kondisi yang tida sederhana membuat bidang urva tida spesifi. Contoh 6. Tentuan solusi u u( x, y) dari persamaan diferensial parsial u x y x Penyelesaian : Dengan mengintegralan persamaan diferensial parsial terhadap x, dengan variabel y onstan, maa diperoleh 1 u x xy c Untu menunjuan nilai u, maa substitusian persamaan di u e persamaan dietahui. Walaupun c buan onstanta tetapi fungsi dari variabel y, seperti f( y ), maa u dengan c diferensial parsial dengan diganti dengan f( y ) merupaan solusi persamaan f( y) 0. Solusi umum dari persamaan diferensial x parsial ini adalah 1 u x xy f y dengan f adalah fungsi sebarang terhadap y (Finizio dan Ladas, 198). ( )

26 11 Definisi.7 Masalah Syarat Nilai Awal Suatu masalah syarat nilai awal untu persamaan diferensial orde-1 adalah masalah untu menentuan solusi u u t e u f t, u memenuhi syarat u t nilai awal o u 0 dengan t 0 adalah suatu nilai tertentu dan u 0 adalah hasil tertentu dapat ditulis u ' f ( t, u) u(t 0) u0 (.10) Syarat awal aan memberian nilai tertentu dari sebarang onstanta C pada solusi umum dari suatu persamaan. Contoh 7. Persamaan diferensial linear orde 1 dari u ' u e t, u(0) 1 memilii solusi u( t) ( t 1) e t, berlau untu semua nilai t. Kurva melewati titi (0,1) dengan nilai awal u(0) 1 (Logan, 006). Definisi.8 Masalah Syarat Batas Suatu masalah syarat batas adalah permasalahan dengan menghitung solusi e persamaan diferensial terhadap syarat dari fungsi tida dietahui hususnya pada dua atau lebih nilai dari variabel bebas. Contoh 8. Persamaan diferensial orde dari y y 0 dengan dua parameter dari solusi 1cos sin dengan syarat batas y t c t c t Kondisi 1 : 1 y(0) c1 cos(0) c sin(0) c1 c1 1 y 0 1 dan y( ) 1.

27 1 Kondisi : 1 y( ) c1 cos( ) c sin( ) c1 c1 1 c1 1 Karena c 1 = 1 dan c 1 = -1, maa persamaan diferensial tida memilii solusi (Ricardo, 009). Definisi.9 Persamaan Diferensial Telegraf u u u t t x, Persamaan diferensial parsial ta linear berbentu u x t dienal dengan persamaan Telegraf dengan, R, : R R R adalah fungsi dietahui dan u : RR R adalah fungsi tida dietahui. Setelah dietahui nilai awal dan syarat batas, maa dibentu suatu persamaan dari solusi esa. Konsep metode transformasi diferensial yaitu menyelesaian permasalahan linear dan ta linear dalam masalah rangaian listri, mengembangan metode persamaan diferensial parsial dan apliasinya. Penyelesaian persamaan Telegraf dengan metode transformasi diferensial dilauan dengan mentransformasian persamaan telegraf sesuai sifat-sifat transformasi persamaan diferensial (Soltanalizadeh, 011). Definisi.10 Fungsi Real Analiti Suatu fungsi f dengan domain himpunan bua m U dan daerah hasil diataan fungsi real analiti pada U dapat ditulis f C ( U) jia untu setiap U dari fungsi f sebagai deret pangat onvergen pada suatu tetangga dari (Krantz dan Pars, 00).

28 13 Definisi.11 Spetrum Berdimensi Satu Jia ut adalah fungsi analiti pada domain T didefinisian oleh d u t dt t,, t T (.11) Untu t t i, t, t, i dengan adalah bilangan positif ta negatif dinotasian sebagai domain K. Persamaan (.11) dapat ditulis sebagai dengan U disebut spetrum ut i d u t Ui ti,, tt dt pada t t i tti di dalam domain K (.1) (Soltanalizadeh, 011). Definisi.1 Metode Transformasi Diferensial Berdimensi Satu Jia ut () adalah fungsi analiti, maa spetrum dari ut () didefinisian oleh u t ( t ti ) U (.13)! 0 Persamaan (.13) dienal sebagai invers transformasi dari U(). Jia didefinisian U d q t u t U M, 0,1,, dt tti (.14) maa fungsi ut dapat ditulisan sebagai u t 0 1 ( t ti ) U (.15) q t! M dengan M 0, qt 0. M disebut fator terintegrasi dan qt ernel yang memenuhi ut. Jia M 1 dan qt 1, maa persamaan adalah

29 14 (.13) dan (.15) adalah sama. Transformasian dengan M 1! dan qt 1, maa didapat U 1 d u t, 0,1,,! dt tti (.16) Dengan menggunaan transformasi diferensial, persamaan diferensial dalam domain yang diinginan dapat ditransformasian e dalam persamaan aljabar dalam domain K dan ut dapat memuat deret Taylor berhingga dan galat ditulisan sebagai (Soltanalizadeh, 011). 0 n 1 ( tt ) U i u t Rn 1 t q t! M n ( t t0) U Rn 1t (.17) 0 Definisi.13 Spetrum Berdimensi Dua Suatu fungsi dua variabel u( x, t) : RR R dapat ditulisan sebagai hasil ali dari dua fungsi satu variabel, yaitu u( x, t) u( x) v( t). Berdasaran etentuan pada transformasi diferensial berdimensi satu, fungsi w( x, t) dapat ditulis sebagai w( x, t) W ( i, j) x i t j (.18) i0 j0 dengan W ( i, j) disebut spetrum dari w( x, t ) (Soltanalizadeh, 011).

30 15 Definisi.14 Metode Transformasi Diferensial Berdimensi Dua Jia w( x, t) adalah fungsi analiti dan diferensiabel ontinu terhadap watu t pada domain yang dietahui, maa h 1 W (, h) w( x, t) h! h! x t xx0, tt0 (.19) dengan W(, h) adalah fungsi spetrum sebagai transformasi fungsi T. Misal w( x, t) adalah fungsi asal dengan batas atas W(, h) menggunaan transformasi fungsi. Invers transformasi diferensial dari W(, h) adalah sebagai beriut. 0 0 h (.0) 0 h0 w( x, t) W (, h)( x x ) ( t t ) Dengan persamaan (.19) dan (.0), didapat hasil sebagai beriut. h 1 w( x, t) w( x, t) x t! h! x t h 0 h0 xx 0, tt0 h W (, h) x t h (.1) 0 h0 dengan x0 0 dan t 0 0. Berdasaran definisi dan persamaan (.0) dan (.1) dapat ditentuan sifat-sifat operasi dari transformasi diferensial berdimensi satu dan berdimensi dua pada Tabel 1. Tabel 1. Operasi transformasi diferensial berdimensi dua Fungsi Asal w( x, t) u( x, t) v( x, t) w( x, t) cu( x, t) w( x, t) u( x, t) x rs w( x, t) u( x, t) r s x t Fungsi Transformasi W(, h) U(, h) V (, h) W(, h) cu (, h) W(, h) ( 1) U( 1, h) ( r)!( h s)! W (, h) U ( r, h s) h!!

31 16 w( x, t) u( x, t) v( x, t) w( x, t) u( x, t) v( x, t) x t (Soltanalizadeh, 011). h W (, h) U( r, h s) V ( r, s) r0 s0 h W (, h) ( r 1)( h s 1) r0 s0 U ( r 1, s) V( r, h s 1) Definisi.15 Deret Taylor Jia deret pangat b ( ) x c adalah deret pangat yang onvergen dengan 0 radius onvergensi r 0, maa deret onvergen untu suatu fungsi ditulis sebagai 0 c f Pn x ( x c)! f dapat n f c f c f c f c x c x c x c! n! P ( ) n x adalah polinomial berderajat n setiap nilai untu f n ( ) ( ) (.) diseitar x c ( f ) () c dengan adalah onstan untu! (Smith dan Minton, 008).

32 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Watu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilauan pada semester ganjil tahun aademi 016/017 di Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 3. Metode Penelitian Metode yang digunaan dalam penelitian ini adalah ajian literatur yaitu buubuu dan jurnal online matematia sebagai penunjang beraitan dengan masalah nilai awal dan syarat batas dalam penyelesaian persamaan Telegraf. Tahapan penelitian yang dilauan adalah sebagai beriut : 1. Merumusan persamaan diferensial dengan nilai awal dan syarat batas yang dietahui pada Persamaan Telegraf.. Membuat batasan nilai dengan selang tertentu pada persamaan Telegraf. 3. Menyelesaian persamaan Telegraf dengan metode transformasi diferensial. 3.1 Pandang persamaan Telegraf berbentu : u u u t t x u, x t (3.1)

33 18 3. Gunaan Tabel 1, Persamaan (.10) dan Definisi (.1). Dengan x 0 = t 0 = 0, maa didapat transformasi diferensial dari persamaan Telegraf yaitu ( h 1)( h ) U(, h ) ( h 1) U(, h 1) U(, h) ( 1)( ) U(, h) (, h) (3.) 3.3 Dengan syarat nilai awal pertama, maa diperoleh : f (0) U (,0) x x! (3.3) 0 0 dengan nilai f (0) U (,0), 0,1,,..., N (3.4)! 3.4 Dengan syarat nilai awal edua dan Tabel 1, maa diperoleh : g (0) U (,1) x x! (3.5) 0 0 dengan nilai g (0) U (,1), 0,1,,..., N (3.6)! 3.5 Dengan syarat batas pertama, maa diperoleh : N h r (0) U (0, h), h,3,..., N (3.7) h! h dengan nilai h r (0) U (0, h), h,3,..., N (3.8) h! 3.6 Dengan syarat batas edua, maa diperoleh N h s (0) U (1, h), h,3,..., N (3.9) h! h

34 19 dengan nilai h s (0) U (1, h), h,3,..., N (3.10) h! 3.7 Secara umum, nilai awal dan syarat batas didefinisian oleh N N h f (0) s (0) U (, h), 0,1,..., N, h,3,..., N (3.11)! h! 0 h 3.8 Dengan menggunaan Persamaan (3.) dan (3.8), maa nilai dari U dapat dinyataan sebagai beriut. U 1 (, h ) ( (, ) ( 1)( ) (, ) ( 1)( ) U h h h U h ( h 1) U(, h 1) (, h)) 0,1,..., N, h 0,1,..., N. (3.1) 4. Mensubstitusian nilai awal dan syarat batas e nilai U(, h ). 5. Menggabungan hasil tersebut sehingga berbentu persamaan yang berbentu deret Taylor.

35 V. KESIMPULAN Berdasaran perhitungan pada bab sebelumnya, maa persamaan Telegraf memilii hasil sebagai beriut. 1. Nilai awal pertama U (,0) yang memenuhi persamaan f ( x) x yaitu 1 bernilai 1 dan 0 untu lainnya.. Nilai awal edua U (,1) bernilai -1 dan 0 untu lainnya. yang memenuhi persamaan g( x) x yaitu 1 3. Syarat batas pertama U(0, h) yang memenuhi persamaan rt ( ) 0 yaitu bernilai 0 untu semua nilai t. 4. Syarat batas edua U(1, h) yang memenuhi persamaan s( t) exp( t) yaitu 1. n! 5. Secara umum, nilai N N 0 h U(, h) selain poin di atas dengan persamaan ( x, t) x.exp( t) yaitu bernilai 0 untu semua nilai x dan t. 6. Nilai U(, h ) yang memenuhi persamaan u( x, t) xexp( t) adalah nilai 1 yaitu x t t t t t! 3! 4! dan 0 untu lainnya.

36 DAFTAR PUSTAKA Finizio, N. and Ladas, G An Introduction to Differential Equation. Wadsworth, California. Krantz, S.G. and Pars, H.R. 00. A Premier of Real Analytical Functions. Second Edition. Birha user, Berlin. Logan, J. D A First Course in Differential Equation. Springer, USA. Ricardo. H A Modern Introduction to Differential Equations. Elselvier, Canada. Smith, R.T. and Minton, R.B Calculus. Fourth Edition. Mc Graw Hill, New Yor. Soltanalizadeh, B Differential Transformation Method for Solving One- Space-Dimensional Telegraf Equation. Journal of Computational and Applied Mathematics. 30(3): Stewart, J. 01. Calculus. Seventh Edition. Broos/Cole, USA.

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL

MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL Sarta Meliana 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaa Untu menacapai tujuan penulisan sripsi, diperluan beberapa pengertian dan teori yang relevan dengan pembahasan. Karena itu, dalam subbab ini aan diberian beberapa

Lebih terperinci

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/(x DAN h(x/(x Yuliana Saitri 1, Sri Gemawati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL. Sistem Bilang Real. Fungsi dan Grafi. Limit dan Keontinuan 4. Limit Ta Hingga 5. Turunan Fungsi 6. Turunan Fungsi Trigonometri 7. Teorema Rantai 8. Turunan Tingat Tinggi 9.

Lebih terperinci

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman. JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses

Lebih terperinci

GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH

GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT SUNARSIH.

Lebih terperinci

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB) PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran

Lebih terperinci

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 8, No. 2, November 2011, 43 49 KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W Sunarsini. 1, Sadjidon 2 Jurusan

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL oleh ASRI SEJATI M0110009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

Danang Mursita Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2002

Danang Mursita Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2002 Bandung DAFTAR ISI Judul Kata Pengantar Daftar Isi i ii iv Bab Fungsi Real. Sistem Bilangan Real. Fungsi dan Grafi 6. Limit dan eontinuan.4 Limit ta Hingga dan Limit di Ta Hingga 7 Bab Turunan dan Penggunaan.

Lebih terperinci

MAT. 12. Barisan dan Deret

MAT. 12. Barisan dan Deret MAT.. Barisan dan Deret i Kode MAT. Barisan dan Deret U, U, U3,..., Un,... Un a + (n-)b U + U +..., Un +... n?? Sn? BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA I Nengah Suparta dan I. B. Wiasa Jurusan Pendidian MatematiaUniversitas Pendidian Ganesha E-mail: isuparta@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan I. PENDAHULUAN. Latar Belaang Teori graf merupaan salah satu bagian ilmu dari matematia dan merupaan poo bahasan yang relatif muda jia dibandingan dengan cabang ilmu matematia yang lain seperti aljabar

Lebih terperinci

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR Birmansyah 1, Khozin Mu tamar 2, M. Natsir 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS)

SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS) Prosiding Semirata15 bidang MIPA BKS-PTN Barat Hal 357-36 SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS) Budi Rudianto 1, Narwen Jurusan

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

FUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL

FUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 2 Otober 27 FUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL Ridwan Pandiya #, Emi Iryanti #2 # S Informatia, Faultas Tenologi Industri dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK POHON FUZZY

KARAKTERISTIK POHON FUZZY KARAKTERISTIK POHON FUZZY Yuli Stiawati 1, Dwi Juniati 2, 1 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 60231 2 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan

Lebih terperinci

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Differential Equation Fungsi mendeskripsikan bahwa nilai variabel y ditentukan oleh nilai variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TRANSFORMASI ANALISIS HOMOTOPI (HATM) PADA PERSAMAAN + =

APLIKASI METODE TRANSFORMASI ANALISIS HOMOTOPI (HATM) PADA PERSAMAAN + = APLIKASI METODE TRANSFORMASI ANALISIS HOMOTOPI (HATM) PADA PERSAMAAN + = (Skripsi) Oleh NOVIANTI SAGITA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 ABSTRAK

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson 1 Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunaan Metode Beda Hingga dan Cran-Nicholson Durmin, Drs. Luman Hanafi, M.Sc Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi

Lebih terperinci

VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB

VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( ) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Turunan Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah asalkan limit ini ada. Jika limit ini memang ada, maka dikatakan

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai

Lebih terperinci

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

a. Integral Lipat Dua atas Daerah Persegi Panjang

a. Integral Lipat Dua atas Daerah Persegi Panjang a. Integral Lipat ua atas aerah Persegi Panjang Misalan z = f(,) terdefinisi pada merupaan suatu persegi panjang tertutup, aitu : = {(, ) : a b, c d} b a z c d (,) Z=f(,). Bentu partisi [a,b] dan [c,d]

Lebih terperinci

OSN 2014 Matematika SMA/MA

OSN 2014 Matematika SMA/MA Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong

Lebih terperinci

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si BEBERAPA ODIFIKASI ETODE NEWTON RAPHSON UNTUK ENYELESAIKAN ASALAH AKAR GANDA Suriadi Putra,,Si Laboratorium Komutasi Numeri Jurusan atematia Faultas atematia & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kamus

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT)

MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT) MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT) Asmara Iriani Tarigan (asmara@ut.ac.id) Sitta Alief Farihati Jurusan Matematia

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi

Lebih terperinci

001 Persamaan diferensial persamaan diferensial biasa persamaan diferensial parsial Ilustrasi (1) (2) (3) (1) (2)

001 Persamaan diferensial persamaan diferensial biasa persamaan diferensial parsial Ilustrasi (1) (2) (3) (1) (2) 00 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan biasa, seingga disebut

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1

BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1 BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR K a r y a t i Jurusan Pendidian Matematia FMIPA Uniersitas Negeri Yogyaarta e-mail : yatiuny@yahoo.com Abstra. Misalan R adalah ring, Q

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA NON LINEAR DENGAN METODE DEKOMPOSISI SUMUDU. Skripsi. Oleh DESI EFIYANTI

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA NON LINEAR DENGAN METODE DEKOMPOSISI SUMUDU. Skripsi. Oleh DESI EFIYANTI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA NON LINEAR DENGAN METODE DEKOMPOSISI SUMUDU Skripsi Oleh DESI EFIYANTI JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB IV Solusi Numerik

BAB IV Solusi Numerik BAB IV Solusi Numeri 4. Algoritma Genetia Algoritma Genetia (AG) [2] merupaan teni pencarian stoasti yang berdasaran pada meanisme selesi alam dan prinsip penurunan genetia. Algoritma genetia ditemuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI Febrian Lisnan, Asmara Karma 2 Mahasiswa Program Studi S Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1 By : Suthami A MATEMATIKA TEKNIK 1??? MATEMATIKA TEKNIK 1??? MATEMATIKA TEKNIK Matematika sebagai ilmu dasar yang digunakan sebagai alat pemecahan masalah di bidang keteknikan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untuk Mencari Akar-akar Suatu Persamaan

Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untuk Mencari Akar-akar Suatu Persamaan Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 1(A) Januari 013 Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untu Menari Aar-aar Suatu Persamaan Evi Yuliza Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sriwijaya, Indonesia Intisari:

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ANALISIS TRANSFORMASI HOMOTOPI PADA PERSAMAAN ( ) ( ) (Skripsi) Oleh DONGKY PRANATA PUTRA

APLIKASI METODE ANALISIS TRANSFORMASI HOMOTOPI PADA PERSAMAAN ( ) ( ) (Skripsi) Oleh DONGKY PRANATA PUTRA APLIKASI METODE ANALISIS TRANSFORMASI HOMOTOPI PADA PERSAMAAN ( ) ( ) (Skripsi) Oleh DONGKY PRANATA PUTRA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana

Lebih terperinci

Koko Martono FMIPA - ITB

Koko Martono FMIPA - ITB Koo Martono FMIPA - ITB 7 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI Yuni Yulida Program Studi Matematika FMIPA Unlam Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km. 36

Lebih terperinci

Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Maxplus

Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Maxplus J. Sains Dasar () Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vetor Eigen Matris atas ljabar Maxplus (The Properties of Eigen Value and Eigen Vector of Matrices Over Maxplus lgebra) Musthofa * dan Nienasih inatari * Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 67 TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS ANALITICALLY REVIEW WAVE EQUATIONS IN ONE-DIMENSIONAL WITH VARIOUS

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SKEW-NORMAL SKRIPSI

DISTRIBUSI SKEW-NORMAL SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA DISTRIBUSI SKEW-NORMAL SKRIPSI RIYANTO D SETYAWAN 766884 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI Distribusi sew-..., Riyanto D Setyawan,

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan

Lebih terperinci

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom [MA1124] KALKULUS II

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom [MA1124] KALKULUS II Program Peruliahan asar Umum Seolah Tinggi Tenologi Telom Integral Lipat ua [MA4] Integral Lipat ua Misalan z f(,) terdefinisi pada merupaan suatu persegi panjang tertutup, aitu : {(, ) : a b, c d} b a

Lebih terperinci

FORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU ABSTRACT

FORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU ABSTRACT FORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU Syofia Deswita 1, Syamsudhuha 2, Agusni 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

FUNGSI GREEN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

FUNGSI GREEN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA FUNGSI GREEN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika diajukan oleh Slamet Mugiyono 05610038 Kepada PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR

PELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR LAPORAN PENELITIAN BERSAMA DOSEN-MAHASISWA PELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR Ketua Tim: ABDUSSAKIR, M.Pd FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,

Lebih terperinci

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Salah satu jenis generalisasi integral tentu b f (x)dx diperoleh dengan menggantikan himpunan [a, b] yang kita integralkan menjadi himpunan berdimensi dua dan

Lebih terperinci

Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi :

Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi : Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Keranga auan inersial dan Transformasi Lorent Materi : Terdaat dua endeatan ang digunaan untu menelusuri aedah transformasi antara besaran besaran fisis (transformasi

Lebih terperinci

Pertemuan Kesatu. Matematika III. Oleh Mohammad Edy Nurtamam, S.Pd., M.Si. Page 1.

Pertemuan Kesatu. Matematika III. Oleh Mohammad Edy Nurtamam, S.Pd., M.Si. Page 1. Pertemuan Kesatu Matematika III Oleh Mohammad Edy Nurtamam, S.Pd., M.Si Page 1 Materi 1. Persamaan Diferensial Orde I Pengenalan bentuk dasar Pers. Diff. Orde I. Definisi Derajat,Orde. Konsep Pemisahan

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012 KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi

Lebih terperinci

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Imaddudin Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TAK LINEAR DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TAK LINEAR DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01, No. 1 (2012), hal 9 14. PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TAK LINEAR DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Rahayu, Sugiatno, Bayu

Lebih terperinci

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS Seminar Sains Penidi Sains VI UKSW Salatiga Juni 0 MSLH VEKTOR EIGEN MTRIKS INVERS MONGE DI LJBR MX-PLUS Farida Suwaibah Subiono Mahmud Yunus Jurusan Matematia FMIP Institut Tenologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL Siti Nurjanah 1, Musraini M 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks. Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE oleh HILDA ANGGRIYANA M0109035 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN

Lebih terperinci

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAPH DAN SIMULASINYA. Abstract

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAPH DAN SIMULASINYA. Abstract FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 42 53 PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAPH DAN SIMULASINYA Agus Miftakus Surur 1, Yudi Ari Adi 2, Sugiyanto 3 1, 3 Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua Universitas Inonusa Esa Unggul Faultas Ilmu Komputer Teni Informatia Integral Lipat ua Integral Lipat ua Misalan z = f(,) terefinisi paa merupaan suatu persegi panjang tertutup, aitu : = {(, ) : a b, c

Lebih terperinci

METODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika

METODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika METODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR Sripsi Diajuan untu Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematia Disusun Oleh : Maria Martini Leto Kurniawan NIM : 03409 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Seolah... Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas/Program XII / IPA Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 4. Menggunaan onsep pemecahan masalah. Dasar Kegiatan Penilaian Watu 4.1. Menentuan suu

Lebih terperinci