KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
|
|
- Siska Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB
2 Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi pereasi per satuan watu Laju penambahan onsentrasi hasil reasi per satuan watu Perbandingan laju perubahan masing-masing omponen sama dengan perbandingan oefisien reasinya
3 Konsep Laju Reasi Pada reasi : N (g) + 3 H (g) NH 3(g), Laju reasi : - laju penambahan onsentrasi NH 3 - laju pengurangan onsentrasi N dan H.
4 Fator-fator yang mempengaruhi Laju Reasi Laju reasi dipengaruhi oleh : Suhu Konsentrasi Luas permuaan sentuhan/ Uuran partiel Katalis
5 Suhu Kenaian suhu dapat mempercepat laju reasi arena dengan nainya suhu energi ineti partiel zat-zat meningat sehingga memunginan semain banyanya tumbuan efetif yang menghasilan perubahan
6 Suhu Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reasi: Hubungan ini ditetapan dari suatu percobaan, misal diperoleh data sebagai beriut: Suhu ( o C) 3 4 T Laju reasi (M/deti),3,6,,4 Vt
7 Suhu Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reasi: Dari data diperoleh hubungan: Setiap enaian suhu o C, maa laju mengalami enaian ali semula, maa secara matematis dapat dirumusan V V. t TT Dimana : V t = laju reasi pada suhu t V o = laju reasi pada suhu awal (t o )
8 Konsentrasi Konsentrasi mempengaruhi laju reasi, arena banyanya partiel memunginan lebih banya tumbuan, dan itu membua peluang semain banya tumbuan efetif yang menghasilan perubahan. Ilustrasi Mana yang lebih mungin terjadi tabraan, di jalan lenggang atau dijalanan padat??
9 Konsentrasi Hubungan uantitatif perubahan onsentrasi dengan laju reasi tida dapat ditetapan dari persamaan reasi, tetapi harus melalui percobaan. Dalam penetapan laju reasi ditetapan yang menjadi patoan adalah laju perubahan onsentrasi reatan. Ada reatan yang perubahan onsentrasinya tida mempengaruhi laju reasi: [reatan] V [reatan] x n n o x V
10 Konsentrasi Orde Reasi Pangat perubahan onsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reasi Ada reasi berorde O, dimana tida terjadi perubahan laju reasi berapapun perubahan onsentrasi pereasi. Ada reasi berorde, dimana perubahan onsentrasi pereasi ali menyebaban laju reasi lebih cepat ali. Ada reasi berorde, dimana laju perubahan onsentrasi pereasi ali menyebaban laju reasi lebih cepat 4 ali, dst.
11 Konsentrasi Untu reasi A + B C Rumusan laju reasi adalah : V =.[A] m.[b] n Dimana : = tetapan laju reasi m = orde reasi untu A n = orde reasi untu B Orde reaasi total = m + n
12 Konsentrasi Rumusan laju reasi tersebut diperoleh dari percobaan. Misalan diperoleh data percobaan untu reasi : NO (g) + Cl (g) NOCl (g) Diperoleh data sebagai beriut : Perc [NO] M [Cl ] M V M/s,, 4,, 6 3,, 8 4,3,3?
13 Konsentrasi 4 8,, ] [ ] [ ] [ 3 3 m V V NO NO V NO m m m m Rumusan laju reasi untu reasi tersebut adalah : V =.[NO] m.[cl ] n Orde NO = m Orde Cl = n Percobaan dan 3 Percobaan dan 4 4 6,, ] [ ] [ ] [ n V V Cl Cl V Cl n n n n
14 Konsentrasi Maa rumusan laju reasinya adalah : V=.[NO].[Cl ] Harga diperoleh dengan memasuan salah satu data percobaan V [ NO].[ Cl 4,., 4. 3 M ] s
15 Konsentrasi Maa laju reasi pada percobaan 4 adalah : V=.[NO].[Cl ] V= 4. 3.,3.,3 V= 8 Ms -
16 Luas Permuaan Mana yang lebih luas permuaannya? Sepotong tahu utuh atau sepotong tahu dipotong 4?
17 Luas Permuaan
18 Luas Permuaan Perhatian bahwa luas permuaan tahu utuh lebih ecil dari tahu yang dipotong 4 Searang! Mana yang lebih luas permuaannya, gula beruuran butir asar atau gula beruuran butiran halus? Mana yang lebih mudah larut, gula yang beruuran butir asar atau yang beruuran butiran halus?
19 Luas Permuaan Luas permuaan mempercepat laju reasi arena semain luas permuaan zat, semain banya bagian zat yang saling bertumbuan dan semain besar peluang adanya tumbuan efetif menghasilan perubahan Semain luas permuaan zat, semain ecil uuran partiel zat. Jadi semain ecil uuran partiel zat, reasi pun aan semain cepat.
20 Katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reasi. Ada jenis atalis :. Katalis atif yaitu atalis yang iut terlibat reasi dan pada ahir reasi terbentu embali.. Katalis pasif yaitu atalis yang tida iut bereasi, hanya sebagai media reasi saja. Bagaimana atalis beerja aan dibahas pada teori tumbuan
21 TEORI KECEPATAN REAKSI Teori Tumbuan (collision theory) Reasi yang terjadi adalah hasil dari adanya tumbuan antar moleul-moleul yang mempunyai tingat energi yang tinggi, yang menyebaban terganggunya gaya tari-menari alami antar moleul-moleul tersebut. Teori Ativasi (activation theory) Secara strutural, moleul mempunyai suatu bagian (gugus) yang bersifat labil. Jia tingat energi pada gugus yang labil tersebut ditingatan (dengan cara meningatan suhu), maa aan terjadi reasi dengan melepas elebihan energi sehingga bisa diperoleh tingat energi baru yang lebih rendah dan stabil.
22 Keadaan Transisi
23 ORDE REAKSI Orde reasi adalah jumlah pangat onsentrasionsentrasi yang menghasilan suatu garis lurus Persamaan umum inetia : da dt - A n da/dt = laju reasi A = onstanta laju reasi A [A] = onsentrasi A n = orde reasi
24 Untu reasi orde : da dt da dt t t A A da dt da t t - A t - - t A A t - dt t
25 Konsentrasi A Konsentrasi A A = onsentrasi A pada watu e- A t = onsentrasi A pada watu e- t = onstanta laju reasi t = watu Karateristi dari reasi orde nol hubungan linier antara reatan atau produ dengan watu Slope = - Slope = watu watu
26 Watu paruh (t/) Watu yang dibutuhan untu meluruh/hilangnya zat, menjadi separuhnya. Untu orde nol : t/ A o o
27 Watu adaluwarsa (t 9 ) Watu suatu zat telah terurai sampai tinggal 9% dari onsentrasi mula-mula (yaitu, terurai %). Untu orde nol : t 9, o A o
28 Untu reasi orde : da dt da dt t t t ln da dt da A A A A ln A da t t t - - t - t A A t ln A A dt - t
29 ln A ln A Karateristi orde I : Slope = - Slope = watu watu
30 Watu paruh (t/) Watu yang dibutuhan untu meluruh/hilangnya zat, menjadi separuhnya. Untu orde pertama : t/,693
31 Watu adaluwarsa (t 9 ) Watu suatu zat telah terurai sampai tinggal 9% dari onsentrasi mula-mula (yaitu, terurai %). Untu orde pertama: t 9,5
32 Reasi orde edua dx dt A d dt dx dt jiaa b B d dt a xb x a x AB a x a a x at dx x a x x t x a x t a dt t
33 ) ( ) ( log ) (,33 ) ( ) ( log,33 x b a x a b b a t t x b a x a b b a dt x b x a dx b jiaa t x
34 Watu paruh (t/) Watu yang dibutuhan untu meluruh/hilangnya zat, menjadi separuhnya. Untu orde edua : t/ a
35 Menentuan Orde reasi Metode substitusi Metode Grafi Metode watu paruh
36 ) Metode substitusi Data yang terumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reasi disubstitusian e dalam bentu integral dari berbagai orde reasi. Jia menghasilan yang onstan, maa reasi dianggap berjalan sesuai orde tersebut
37 ) Metode Grafi Plot data pada grafi Untu orde nol : Konsentrasi diplot terhadap watu linear Untu orde pertama : Log onsentrasi diplot terhadap watu linear Untu orde edua : /onsentrasi diplot terhadap watu linear
38 3) Metode watu paruh Hubungan antara watu paruh dengan seluruh onsentrasi jia seluruh reatan sama : t / a n n adalah orde reasi
39 Konsentrasi A (%) Watu
40 Cara menentuan apaah suatu reasi orde atau. Plot data sumbu y (misal : onsentrasi A) vs sumbu x (watu) regresi linier : y = bx + a didapatan juga R (oefisien orelasi).. Plot data ln A (sumbu y) vs watu (sumbu x) regresi linier : y = bx + a didapatan juga R 3. Bandingan edua R tersebut, yang paling mendeati R = dipilih. Jia () yang mempunyai R lebih mendeati maa orde. Jia () mempunyai R lebih mendeati maa orde
41 Contoh : Suatu percobaan tentang erusaan vitamin C selama proses sterilisasi (, C) sari buah anggur memperoleh data sebagai beriut : Watu (menit) Kadar Vit. C (%) Tentuan nilai dan periraan pada watu berapaah adar vitamin C sebesar 5 %!
42 Ln (Vitamin C) (Vitamin C (%) Plot Orde y = -,8x + R =, Watu (menit) Plot Orde 4,7 4,6 4,5 4,4 4,3 4, 4, 4 3,9 y = -,33x + 4,639 R =, Watu (menit)
43 Dari edua plot (orde dan orde ) maa diperoleh : Plot orde : y = -,8x + dengan R =,996 Plot orde : y = -,33x + 4,639 dengan R =,976 Dari edua plot tersebut maa reasi tersebut mempunyai orde R lebih mendeati dibanding R pada plot orde. Sehingga persamaan reasi penurunan vitamin C adalah : y = -,8x + dari persamaan tersebut didapatan slope = -,8 dan intersep = slope = nilai =,8 / menit Tanda negatif (-) atau positif (+) pada slope persamaan menunjuan : jia (+) berarti penambahan; jia (-) berarti pengurangan
44 Persamaan : y = -,8x + 5 = -,8x = -,8x x =,37 Jadi adar vitamin C tinggal 5 % etia watu sterilisasi,37 menit.
45 PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI PERSAMAAN ARRHENIUS = onstanta laju reasi = fator freuensi reasi R = onstanta gas (,987 al / g-mole K) E a = energi ativasi, yang nilainya dianggap onstan pada suatu isaran suhu tertentu e A Ea - R.e.e Ea - RT Ea - RT Energi ativasi diartian sebagai suatu tingat energi minimum yang diperluan untu memulai suatu reasi. T - T.e Ea - R A T.e Ea - RT
46
47 Persamaan Arrhenius juga dapat dinyataan dalam bentu : ln ln - E a R T Persamaan di atas merupan persamaan garis lurus (linier), dengan /T sebagai sumbu X dan ln sebagai sumbu Y. Dengan demiian, slope dari urva tersebut adalah E a / R.
48
49 Q Q didefinisian sebagai berapa ali perubahan laju reasi jia suhu berubah C. Jia laju reasi meningat menjadi alinya saat suhu dinaian C, maa Q =. Untu reasi perubahan warna dan flavor secara enzimatis, degradasi pigmen natural, pencolatan non enzimatis, dan laju pertumbuhan mirobia biasanya besarnya Q =.
50 dari onstanta laju reasi onstanta laju reasi definisi T -T Q T - T ln ln Q Substitusi ; Q dalam persamaan Arrhenius : ; pada T T pada T T;dan T T e Ea - R T - T
51 e Q T T ) ln (Q R Ea subtitusipersamaan Q T T - T T R Ea - ln T T R Ea - ln T T R Ea
52 Nilai Z Nilai z didefinisian sebagai perubahan suhu yang diperluan untu mengubah laju reasi sebesar log cycle. z ln () z () Ea R ln () (T T T T Ea R z T T ) T - T ln ln () z dari persamaan di atas dan persamaan arrhenius :
53 Contoh : Kinetia reasi inativasi enzim polifenol osidase pada jamur mengiuti orde dan onstanta laju reasinya pada 5 C, 55 C, dan 6 C adalah,9;,54; dan,34 / menit. Tentuan energi ativasi, nilai z, dan Q! Jawab : Suhu ( C) T ( K) / T K (/menit) ln 5 33,396,9-3, ,349,54 -, ,33,34 -,99 Regresi linier / T (sumbu x) vs ln (sumbu y)
54 ln -,5,98,3,3,34,36,38,3,3 - -,5 - -,5-3 -3,5-4 -4,5 y = -6x + 6, R =,999 /T
55 Slope = Ea / R = - 6 Ea = 6 x,987 = 4758,79 al / gmol = 4,76 al / gmol Q ln (Q Q ) e Ea R Ea R TT (6) (33) (333) 7,8 T T,95
56 ln () z Ea / R T T ln () (33 x 333),8 C 6
57 Penyedap rasa berbentu bubu dalam emasan sachet aan mengalami penurunan mutu aroma selama penyimpanan. Pengujian aroma selama penyimpanan dilauan dengan uji sensoris. Data sor sensori penyedap rasa tersebut adalah : Suhu Pengujian ( C) Watu (hari) Sor Sensori ,93 7,86 7,83 7,79 8 7,86 7,7 7,59 7,4 8 7,69 7,3 7,3 6,66
58 Pertanyaan :. Tentuan persamaan inetia reasi penurunan aroma selama penyimpanan! Tentuan juga orde reasinya!. Tentuan nilai untu masing-masing suhu pengujian! 3. Tentuan energi ativasi! Gunaan plot Arrhenius! 4. Tentuan Q! Jawab :
59 Sor sensoris Sor sensoris Sor sensoris 8,5 8 7,95 7,9 7,85 7,8 7,75 Plot Orde suhu 4 C y = -,7x + 7,986 R² =, Watu (hari) 8, 8 7,9 7,8 7,7 7,6 7,5 7,4 7,3 Plot Orde Suhu 45 C y = -,48x + 8,6 R² =, Watu (hari) Plot Orde Suhu 5 C y = -,x + 8,6 R² =, Watu (hari)
60 Ln sor sensoris Ln sor sensoris Ln sor sensoris Plot Orde Suhu 4 C Plot Orde Suhu 45 C,9,8,8,7,7,6,6,5,5 y = -,x +,77 R² =, ,9,8,7,6,5,4,3,,,,99 y = -,6x +,8 R² =, Watu (hari) Watu (hari) Plot Orde Suhu 5 C,,5,,95,9,85 y = -,5x +,8 R² =, Watu (hari)
61 Ln Dipilih orde arena nilai R lebih mendeati. Nilai masing-masing suhu : Suhu ( C) Suhu (K) / T Ln 4,73 33,39-4,57 45,483 38,34-3,3 5,3 33,39 -,96 Plot Arrhenius,38 -,5,3,3,34,36,38,3 - -,5 - -,5-3 y = -888x + 56, R² =,997-3,5-4 -4,5 / T
62 Evaluasi Dalam bejana bervolume L, mula-mula terdapat 5 mol gas NO. Gas tersebut mengalami penguraian menurut reasi : NO (g) NO (g) + O (g). Setelah tiga jam tersisa,4 mol gas NO. Tentuan a.laju reasi penguraian gas NO! b.laju pembentuan gas NO! c.laju pembentuan gas O!
63 Evaluasi Dietahui reasi A + B + C D. Jia persamaan laju reasi reasi tersebut v =.[B].[C], berapa ali perubahan laju reasinya bila onsentrasi masing-masing omponen pereasi diperbesar ali semula?
64 Evaluasi Dari percobaan reasi A + B AB, diperoleh data sebagai beriut Perc [A] M [B] M V M/s,3. -,. -,4. - 6,5. -3,5. - 3, ,9. - 4,. - 8,4. - 4,3. -, Tentuan A. Orde reasi untu A dan B B. Persamaan laju reasi C. Harga tetapan laju reasi D. Laju reasi jia onsentrasi A,6 M dan onsentrasi B, M
65 Evaluasi Jia laju suatu reasi meningat ali lebih cepat setiap enaian suhu 5 o C dan pada suhu 3 o C lajunya M/s, berapaah laju reasinya pada 5 o C?
66 Evaluasi Dari data beriut : Perc Fe [HCl] M Suhu o C Serbu, 5 Kepingan, 5 3 Serbu,3 5 4 Kepingan, 5 5 Serbu, 5 Urutan elajuan reasinya dari yang paling lambat e yang paling cepat
67
K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia
K3 Revisi Antiremed Kelas Kimia Persiapan Penilaian Ahir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARKIM0PAS Version : 06- halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - =0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus
Lebih terperinciKurikulum 2013 Kelas 11 Kimia
Kuriulum 03 Kelas Kimia Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARKIM0UAS Version : 06-05 halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - = 0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus dienceran sampai 500 ml
Lebih terperinciLaju Reaksi. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I
Laju Reaksi Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I SK, KD dan Indikator Kemolaran Konsep Laju Reaksi Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Evaluasi Referensi Selesai Standar Kompetensi,
Lebih terperinciPurwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi
Purwanti Widhy H, M.Pd Laju Reaksi SK, KD dan Indikator Kemolaran Konsep Laju Reaksi Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Evaluasi Referensi Selesai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar & Indikator
Lebih terperinciTEORI KINETIKA REAKSI KIMIA
TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau
Lebih terperinciTEKNIK REAKSI KIMIA III SISTEM REAKSI BIOKIMIA. Oleh : Prof. Dr. Ir. SRI REDJEKI MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI UPN Veteran JAWA TIMUR
TEKNIK EKSI KII III SISTE EKSI BIOKII Oleh : Prof. Dr. Ir. SI EDJEKI T JUUSN TEKNIK KII FTI UPN Veteran JW TIU Sistem easi Bioimia Terdiri dari : I. Fermentasi Enzym II. Fermentasi iroorganisme III. Fermentasi
Lebih terperinciKinetika kimia. Shinta Rosalia Dewi
Kinetika kimia Shinta Rosalia Dewi Pendahuluan Termodinamika Kinetika Reaksi Mekanika fluida Pindah panas neraca massa ekonomi mendesain reaktor kimia Pendahuluan (cont ) Kinetika reaksi adalah studi tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciKINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *)
KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR Luqman Buchori, Setia Budi Sasongo *) Abstract Biodiesel were produced by trans-etherification of castor oil with alcohol in the presence of NaOH catalyst.
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:
Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k
Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,
Lebih terperinciMODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1
MODUL LAJU REAKSI Standar Kompetensi ( SK ) : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciKunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi
Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi Soal nomor 1 Mencari volume yang dibutuhkan pada proses pengenceran. Rumus pengenceran V 1. M 1 = V 2. M 2 Misal volume yang dibutuhkan sebanyak x ml, maka
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (31-35)
INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (31-35) PENGARUH KONSENTRASI KATALIS (H 2 SO 4 ) TERHADAP REAKSI HIDROLISIS POLISAKARIDA DARI SAMPAH KOTA (SAYUR DAN BUAH) Doni Rahmat Wicaso 1 Abstract - The catalyst
Lebih terperinciPENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciTanggapan Waktu Alih Orde Tinggi
Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.
Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Laju reaksi adalah laju pengurangan reaktan tiap satuan waktu atau laju pembentukan produk tiap satuan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh: sifat dan keadan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciKINETIKA KIMIA. SHINTA ROSALIA DEWI
KINETIKA KIMIA. SHINTA ROSALIA DEWI Kinetika kimia Shinta Rosalia Dewi Pendahuluan Kinetika Reaksi Mekanika fluida mendesain reaktor kimia Pindah panas neraca massa ekonomi Termodinamika Pendahuluan (cont
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciPerubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan
KINETIKA Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan Namun persamaan reaksi tidak dapat menjawab :. Seberapa cepat reaksi berlangsung 2. Bagaimana
Lebih terperinciBAB 9. KINETIKA KIMIA
BAB 9 BAB 9. KINETIKA KIMIA 9.1 TEORI TUMBUKAN DARI LAJU REAKSI 9.2 TEORI KEADAAN TRANSISI DARI LAJU REAKSI 9.3 HUKUM LAJU REAKSI 9.4 FAKTOR-FAKTOR LAJU REAKSI 9.5 MEKANISME REAKSI 9.6 ENZIM SEBAGAI KATALIS
Lebih terperinciBab 10 Kinetika Kimia
D e p a r t e m e n K i m i a F M I P A I P B Bab 0 Kinetika Kimia http://chem.fmipa.ipb.ac.id Ikhtisar 2 3 Laju Reaksi Teori dalam Kinetika Kimia 4 Mekanisme Reaksi 5 46 Faktor Penentu Laju Reaksi Enzim
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciBahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi :
Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Keranga auan inersial dan Transformasi Lorent Materi : Terdaat dua endeatan ang digunaan untu menelusuri aedah transformasi antara besaran besaran fisis (transformasi
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana
K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas
Lebih terperinciMateri. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham
Materi IF37325P - Grafia Komputer Geometri Primitive Menggambar garis Irfan Malii Jurusan Teni Informatia FTIK - UNIKOM IF27325P Grafia Komputer 2008 IF27325P Grafia Komputer 2008 Halaman 2 Garis adalah
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciKENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN
KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi
Lebih terperinciMODEL KINETIKA REAKSI BERTINGKAT UNTUK SINTESA BIODIESEL SKRIPSI
MODEL KINETIKA REAKSI BERTINGKAT UNTUK SINTESA BIODIESEL SKRIPSI Oleh M. AKBAR 04 02 06 0384 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 MODEL KINETIKA REAKSI BERTINGKAT
Lebih terperinciBAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA
BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH MODUL 4 REMBESAN DAN TEORI JARINGAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 154 PENDAHULUAN Konsep pemaaian oefisien permeabilitas untu
Lebih terperinciBahasan: Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. reaksi berlangsung mekanisme reaksi
Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. Kinetika juga mempelajari bagaimana reaksi berlangsung mekanisme reaksi Referensi: Brown et.al; Chemistry, The Central Science, 11th edition
Lebih terperinciBY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN
BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan adalah karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Kemampuan Kemampuan sama dengan kata kesanggupan atau kecakapan. Dengan bahasa yang lebih terperinci, kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan individu untuk melakukan
Lebih terperinci4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem
Dalam pembahasan terdahulu ita telah mempelajari penerapan onsep dasar probabilitas untu menggambaran sistem dengan jumlah partiel ang cuup besar (N). Pada bab ini, ita aan menggabungan antara statisti
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciwanibesak.wordpress.com
1. Diberikan beberapa pernyataan 1) katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menaikan energi aktivasi 2) tahap penentu laju reaksi adalah tahap reaksi yang berlangsung paling lambat 3) laju reaksi
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciVISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB
KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN Stabilitas suatu sediaan farmasi adalah apasitas sediaan tersebut untu mempertahanan spesifiasi yang telah ditentuan untu menjamin identitas, euatan, ualitas, dan emurniannya (Carstensen, 990).
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperincikimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN
KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor
Lebih terperinciKinetika Reaksi pada Pembuatan Glifosat dari N-PMIDA (Neophosphonomethyl Iminodiacetic Acid) dan H 2 O 2 dengan Katalisator Pd/Al 2 O 3
45 Jurnal Reayasa Proses, ol. 3, No., 009 Kinetia Reasi pada Pembuatan Glifosat dari N-PMIDA (Neophosphonomethyl Iminodiacetic Acid dan H O dengan Katalisator Pd/Al O 3 Irmawaty Sinaga, *, Edia Rahayuningsih,
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)
Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi
Lebih terperinciPerubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu. Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju reaksi = r = -d[a]/dt = d[b]/dt
1 Laju reaksi (r) Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu Pengurangan konsentrasi reaktan Penambahan konsentrasi produk Dengan berjalannya waktu Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju
Lebih terperinciKENNETH CHRISTIAN NATHANAEL
KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL. Sistem Bilang Real. Fungsi dan Grafi. Limit dan Keontinuan 4. Limit Ta Hingga 5. Turunan Fungsi 6. Turunan Fungsi Trigonometri 7. Teorema Rantai 8. Turunan Tingat Tinggi 9.
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM INDONESIA untu IPhO 2013 SOAL TES TEORI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciMESIN DC. Prinsip operasi : Gaya. B : Kerapatan Fluks (N/A.m) i : arus (ampere) l : panjang (meter) Torka T (N.m) p Z. Dimana. Φ s
MESIN DC Mesin ini mempunyai sebuah lilitan (winding) DC atau magnet permanen pada bagian stator. otor (armature) di suplay dengan sebuah arus DC yang melalui omutator (commutator) dan siat (brushes).
Lebih terperincic. Suhu atau Temperatur
Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh : a. Konsentrasi Pereaksi Pada umumnya jika konsentrasi
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut. Konsentrasi Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel
Lebih terperinciTermodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Chapter 8 Kinetika Kimia Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperinciTRY OUT UJIAN NASIONAL 2013 Mata Pelajaran : FISIKA
TRY OUT UJIN NSIONL 2013 Mata Pelajaran : FISIK 1. ndi menguur diameter sebuah lingaran dengan menggunaan janga sorong. Hasil penguurannya terlihat pada gambar. Diameter lingaran tersebut. 1,21 cm. 1,25
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA
BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA. GEMPA BUMI Gempa bumi adalah suatu geraan tiba-tiba atau suatu rentetetan geraan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah
Lebih terperinciPengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunakan Mikrokontroler AT89S51
Pengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunaan Miroontroler AT89S51 Edward Teguh Hartono 1, Trias Andromeda,ST. MT. 2, Sumardi,ST. MT. 2 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Jl.
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciA. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
3 LAJU REAKSI A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI Materi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH. Kompetensi Materi Kuliah Ini-1. Kompetensi Materi Kuliah Ini-2 MATERI KULIAH. dengan Volume. Reaksi.
Kinetia dan Katalisis Semester Genap Tahun ademi 00/0 KINETIK EKSI HOMOGEN SISTEM BTH siti diyar holisoh IGS Budiaman POGM STUDI TEKNIK KIMI FTI UPN VETEN YOGYKT pril 0 MTEI KULIH Pengantar Sistem Batch
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciCHAR A AC A TER E IS I T S IC I S S O F O
LECTURE 3: CARACTERISTICS OF ENZYME CATALYSIS Isoenzyme Enzymes that perform the same catalytic function in different body tissues or different organisms, but which have different sequences of amino acids
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciD. GAYA PEGAS. F pegas = - k x
D. GY EGS ESISIS. Elastisitas adalah : ecenderungan pada suatu benda untu berubah dala bentu bai panjang, lebar aupun tingginya, tetapi assanya tetap. Hal itu disebaban oleh gayagaya yang enean enarinya,
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna aktif Detection
Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna atif Detection CDMA dengan Modulasi Quadrature Phase Shift Keying Berbasis Perangat Luna Saretta Nathaniatasha
Lebih terperinciTotok Suwanda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UMY Jalan Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Telp ABSTRACT
OPTIMALISASI TEKANAN KOMPAKSI, TEMPERATUR DAN WAKTU SINTERING TERHADAP KEKERASAN DAN BERAT JENIS ALUMINIUM PADA PROSES PENCETAKAN DENGAN METALURGI SERBUK Toto Suwanda Jurusan Teni Mesin, Faultas Teni UMY
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciPETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.
PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinciMATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor
MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT)2 2014
PERNNGN REKTR PENGLN MINYK GRENG BEKS PEDGNG GRENGN DN RUM MKN MENJDI BIDIESEL Robiah, ni Melani, Netty erawati Jurusan Teni Kimia, Faultas Teni Univeritas Muhammadiyah Palembang Jl. Jend.. Yani 3 Ulu
Lebih terperinciSIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE
SIMULASI FILR KALMAN UNUK SIMASI SUDU DNGAN MNGGUNAKAN SNSOR GYROSCOP Wahyudi *), Adhi Susanto **), Sasongo Pramono **), Wahyu Widada ***) Abstact he Kalman filter is a recursive solution to the process
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA 4
88 LEMBAR KERJA SISWA 4 Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Submateri Pokok Alokasi Waktu : Kimia : I/ganjil : Laju Reaksi : Teori Tumbukan : 2 x 45 menit Standar Kompetensi Memahami Kinetika Reaksi,
Lebih terperinciStudi Eksperimen Karakteristik Pengeringan Batubara Terhadap Variasi Sudut Blade Pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer
Studi Esperimen Karateristi Pengeringan Batubara Terhadap Variasi Sudut Blade Pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer Ahmad Sefrio dan Prabowo Teni Mesin, Faultas Tenologi Industri, Institut Tenologi Sepuluh
Lebih terperinciPenerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik
Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciBAB III MODEL KANAL WIRELESS
BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining
Lebih terperinciPenempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming
JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul
Lebih terperinci3. Sebaran Peluang Diskrit
3. Sebaran Peluang Disrit EL2002-Probabilitas dan Statisti Dosen: Andriyan B. Susmono Isi 1. Sebaran seragam (uniform) 2. Sebaran binomial dan multinomial 3. Sebaran hipergeometri 4. Sebaran Poisson 5.
Lebih terperinciPENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI
BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciSusut Mutu Produk Pasca Panen
Susut Mutu Produk Pasca Panen Rini Yulianingsih Atribut Mutu Tekstur Aroma dan Rasa Warna Nilai Gizi 1 Reaksi Kimia dan Biokimia Lipid O 2, Panas Katalis Peroksida Karbohidrat Protein Panas, asam kuat,
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar
3 Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Eletrotenia Dasar Jamhir slami Pranata Laboratorium Pendidian (PLP) Ahli Muda Laboratorium Eletrotenia Dasar Faaultas
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinci