Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson
|
|
- Widyawati Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunaan Metode Beda Hingga dan Cran-Nicholson Durmin, Drs. Luman Hanafi, M.Sc Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Haim, Surabaya Abstra Di dalam suatu benda yang memilii perbedaan temperatur maa aan terjadi perpindahan energi atau perpindahan panas dari bagian yang bertemperatur tinggi e bagian yang bertemperatur lebih rendah. Proses perpindahan panas tersebut dapat dietahui oleh distribusi temperaturnya. Perhitungan distribusi temperatur melibatan persamaan diferensial parsial.salah satu teni yang digunaan untu menyelesaian persamaan diferensial parsial adalah dengan metode numeri.metode numeri adalah teni yang digunaan untu menyelesaian permasalahan yang diformulasian secara matematis dengan operasi aritmatia biasa (tambah, urang, bagi dan ali).secara matematis persamaan perpindahan panas adalah termasu dalam persamaan paraboli. Persamaan panas satu dimensi ini emudian diselesaian dengan menggunaan pendeatan metode Beda Hingga sema Esplisit dan Cran Nicholson dan membandingan edua metode tersebut, untu penyelesaian sistem persamaan yang terbentu dari metode Cran-Nicholson yang berbentu matris tridiagonal digunaan metode sapuan ganda Cholesi. Dari hasil perhitungan yang diperoleh dietahui bahwa panas berpindah menuju bagian tengah benda dan temperatur menurun sebagai fungsi watu arena adanya perpindahan panas. Kata Kunci Metode Beda Hingga, Metode Cran- Nicholson, Persamaan Diferensial Parsial, Perpindahan Panas I. PENDAHULUAN Perpindahan panas yang terjadi di dalam bumi merupaan persoalan omples arena melibatan banya parameter.sehingga penyelesaian persoalan perpindahan panas di alam ini memerluan asumsiasumsi untu menyederhanaan permasalahan. Perpindahan panas (heat transfer) adalah ilmu untu mengamati perpindahan energi yang terjadi arena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material[]. Energi ini tida dapat diuur atau diamati secara langsung tetapi arah perpindahannya dan pengaruhnya dapat diamati dan diuur. Banya model matematia perpindahan panas yang merupaan persamaan diferensial parsial.penyelesaian persamaan diferensial parsial dapat dilauan dengan beberapa metode.pemilihan metode pendeatan berdasaran pada tujuan dan omplesitas masalah. Pada Tugas Ahir ini aan diaji proses perpindahan panas satu dimensi dimana obje penelitiannya adalah suatu simulasi domain bidang yang pada batas-batas dan titi-titi tertentu dietahui temperaturnya[9]. Pendeatan yang dipaai adalah dengan membandingan metode Beda Hingga dan metode Cran-Nicholson. A. Perpindahan Panas II. TINJAUAN PUSTAKA Panas mengalir dari benda bertemperatur lebih tinggi e benda bertemperatur lebih rendah. Laju perpindahan panas yang melewati benda padat sebanding dengan gradien temperatur atau beda temperatur persatuan panjang. Meanisme perpindahan panas sendiri dapat terjadi secara ondusi, onvesi, dan radiasi. Perpindahan panas secara ondusi adalah proses perpindahan panas dari daerah bersuhu tinggi e daerah bersuhu rendah dalam satu medium (padat, cair atau gas), atau antara medium medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung. Dinyataan dengan: q = A dt (1) dx dimana: q A = Laju perpindahan panas (w), = Luas penampang dimana panas mengalir(m ), dt/dx= Gradien suhu pada penampang, atau laju perubahan suhu T terhadap jara dalam arah aliran panas x, = Kondutivitas thermal bahan (w/m 0 C).
2 Perpindahan panas secara onvesi adalah perpindahan energi dengan erja gabungan dari ondusi panas, penyimpanan, energi dan geraan mencampur. Proses terjadi pada permuaan padat (lebih panas atau dingin) terhadap cairan atau gas (lebih dingin atau panas). Dinyataan dengan: q = ha T () dimana : q = Laju perpindahan panas onvesi (w), h = Koefisien perpindahan panas onvesi(w/m 0 C), A = Luas penampang (m ), T = Perubahan atau perbedaan suhu ( 0 C; 0 F). Perpindahan panas secara radiasi adalah proses perpindahan panas dari benda bersuhu tinggi e benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda benda itu terpisah didalam ruang (bahan dalam ruang hampa sealipun). Dinyataan dengan: q = δa T T (3) dimana: δ = Konstanta Stefan-Boltzman 5,669 x10-8 w/m 4, A T = Luas penampang, = Temperatur. B. Persamaan Diferensial Parsial Banya permasalahan dalam bidang ilmu terapan, fisia, dan teni dimodelan secara matematis dengan menggunaan persamaan deferensial parsial [6]. Persamaan deferensial parsial memilii bentu umum: A xx + B xy + C yy = f x, y,, x, y, (4) dimana A, B, dan C adalah onstan yang disebut dengan quasilinear. Terdapat tiga tipe dari persamaan quasilinear yaitu: a. If B 4AC < 0, persamaan disebut dengan persamaan elips. b. If B 4AC = 0, persamaan disebut dengan persamaan paraboli. c. If B 4AC > 0, persamaan disebut dengan persamaan hiperboli. Salah satu persamaan paraboli adalah model satu dimensi untu perpindahan panas pada sebuah batang yang diisolasi dengan panjang L(gambar 1). Persamaan panas dengan temperatur u(x, t) dalam batang pada posisi x dan watu tdinyataan dengan: ĸu xx (x, t) = σρu t (x, t), 0 < x < L, 0 < t <,(5) dengan distribusi temperatur awal pada t = 0adalah u(x, 0) = f(x),t = 0,0 x L, dan nilai batas pada ujung-ujung batang u(0, t) = c 1 untux = 0dan 0 t <, u(l, t) = c untux = L dan 0 t <. Konstanta ĸ adalah oefisien dari ondutifitas thermal bahan, σ adalah panas spesifi, ρ berat jenis material batang, dan c onstan. Untu penyelesaian persamaan diferensial parsial jenis paraboli ini persamaan perpindahan panas berdimensi satu diatas (persamaan (5)) disederhanaan menjadi: u t x, t = c u xx x, t (6) berlau untu daerah 0 x L, watu t 0, dengan syarat-syarat batasnya adalah[5]: u t (x, t) = u xx (x, t),0 x 1, t 0, u(x, 0) = f(x), (syarat awal), u 0, t = u 1, t = 0, (syarat batas). Gambar 1. Model persamaan panas untu temperatur dalam sebuah batang yang diisolasi C. Metode Beda Hingga Untu dapat menggunaan metode beda hingga dibutuhan Deret Taylor. Deret Taylor fungsi satu variabel diseitar x diberian sebagai: f x + h = f x + f x h + f (x) h +! atau f x h = f x f x h + f (x) h! (7) Deret Taylor inilah yang merupaan dasar pemiiran metode beda hingga untu menyelesaian persamaan diferensial parsial secara numeri. Dari deret Taylor ini dienal tiga pendeatan beda hingga. Pendeatan beda maju (forward difference): f x + h f(x) f x (8) h Pendeatan beda mundur (bacward difference): f x f(x h) f x (9) h Pendeatan beda pusat (center difference): f x + h f(x h) f x (10) h Untu turunan edua ditinjau deret Taylor hingga nilai h yang berderajat dua. Pemotongan dilauan pada h yang berderajat tiga.
3 3 D. Metode Beda Hingga untu Persamaan Panas Metode Beda Hingga sangat sering dipaai untu mencari solusi suatu persamaan diferensial parsial (PDP). Hal ini disebaban mudahnya mendeati PDP dengan pendeatan deret Taylor-nya dan diperoleh persamaan beda. Idenya adalah membawa domain PDP e dalam domain omputasi yang berupa grid. Untu menyederhaan penulisan, sering ditulisan dengan notasi indes.indes subscript pertama sebagai variabel ruang dan subscript edua sebagai variabel watu. Jadi u x, y ~u i,j, u x, t ~u i x, j t ~u i,j. 1. Metode FTCS (Forward Time Center Space) Metode FTCS sering disebut dengan metodeesplisit bagi persaman difusi. Pada metode ini, Beda Maju terhadap watu (forward time) diterapan pada u t dengan aurasi O t.dan metode Beda Pusat (Bacward Difference) diterapan pada u xx dengan aurasi O x dengan x = hdan t =.. Sema Esplisit onvergen dan stabil jia 0 c h 1, sehingga nilai harus memenuhi pertidasamaan beriut 1 h c.. Metode Implisit BTCS (Bacward Time Center Space) Metode BTCS memilii aurasi O t, x. Dengan x = hdan t =, persamaan beda untu persamaan panas dengan menggunaan metode BTCS adalah dengan menerapan Beda Mundur terhadap watu (bacward time) pada u t dan dengan metode Beda Pusat diterapan pada u xx. Gambar 3.Sema Implisit untu persamaan panas Gambar.Sema Esplisit untu persamaan panas Penerapan Beda Maju terhadap u t di titi i, j,lihat gambar, diperoreh u t x, t = u i,j +1 u i,j, (11) penerapan Beda Pusat terhadap u xx diperoleh u xx x, t = u i+1,j u i,j + u i 1,j h, (1) sehingga dari persamaan (6) diperoleh persamaan beda beriut: u t x, t = c u xx x, t, u i,j +1 u i,j = c u i+1,j u i,j + u i 1,j h, dengan menulisan ruas iri pada titi i, j + 1, yang merupaan titi yang belum dietahui nilainya, menjadi u i,j +1 = u i,j + c h u i+1,j u i,j + u i 1,j, dengan substitusi r = c h, menjadi u i,j +1 = 1 r u i,j + r u i+1,j + u i 1,j. (13) Dengan menerapan Beda Mundur terhadap u t dititi i, j + 1, lihat gambar 3, diperoleh u t x, t = u i,j +1 u i,j, (14) dan dengan menerapan Beda Pusat terhadap u xx, diperoleh u xx x, t = u i+1,j +1 u i,j +1 + u i 1,j +1 h, (15) sehingga dari persamaan (6) u t x, t = c u xx x, t, diperoleh persamaan beda u i,j +1 u i,j = c u i+1,j +1 u i,j +1 + u i 1,j +1 h, dengan menulisan ruas iri pada titi i, j, yang merupaan titi yang sudah dietahui nilainya, menjadi u i,j = c h u i+1,j +1 + u i,j +1 u i 1,j +1 +u i,j +1, dengan substitusi r = c h, u i,j = ru i+1,j +1 + ru i,j +1 ru i 1,j +1 +u i,j +1, disederhanaan menjadi
4 4 u i,j = 1 + r u i,j +1 r u i+1,j +1 + u i 1,j +1. (16) 3. Metode Cran-Nicholson Dari persamaan (6), dengan menerapan Beda Pusat terhadap watu (center time) untu menghampiri u t di titi grid i, j + 1, dengan x = hdan t =, lihat gambar 4, diperoleh u t (x, t) = u i,j +1 u i,j ( 1 ), disederhanaan menjadi u t x, t = u i,j +1 u i,j. (17) j+1 j j u Gambar 4.Sema Cran-Nicholson untu persamaan panas u Sedangan u xx di titi grid i, (j + 1 ) dihampiri dengan pendeatan suu derivatif ruang pada watu j + 1 dianggap sebagai nilai rata-rata derivatif pada watu jdan j + 1. Dengan menerapan Beda Pusat terhadap u xx dititi i, j + 1 (pada watu j + 1), diperoleh u xx x, t = c u i+1,j +1 u i,j +1 + u i 1,j +1 h, dan untu u xx di titi i, j (pada watuj) (18) u xx x, t = c u i+1,j u i,j + u i 1,j h, (19) sehingga diperoleh persamaan beda untu metode Cran-Nicholson yaitu u i,j +1 u i,j = c u i+1,j +1 u i,j +1 + u i 1,j +1 h + u i+1,j u i,j + u i 1,j h. (0) Persamaan (0) disederhanaan menjadi u i+1,j u i,j = c h u i+1,j +1 u i,j +1 + u i 1,j +1 + u i+1,j u i,j + u i 1,j, dengan substitusi r = c h, menjadi (u i+1,j u i,j ) = r u i+1,j +1 u i,j +1 + u i 1,j +1 + u i+1,j u i,j + u i 1,j, dengan mengumpulan watu j + 1 e ruas iri dan watu j e ruas anan, menjadi + r u i,j +1 r u i+1,j +1 + u i 1,j +1 = r u i,j + r u i+1,j + u i 1,j. (1) Dengan demiian metode Cran-Nicholson memilii aurasi O t, x. III. PEMBAHASAN Untu menerapan metode tersebut dalam perhitungan dibuat suatu simulasi domain bidang yaitu sebuah benda logam batang yang diisolasi secara membujur dengan panjang 1 emudian pada ujungujung batang dipertahanan temperaturnya 0 0 C. Temperatur awal pada batang diberian oleh fungsi f x, t = 4x 4x, lihat gambar 5, dengan ata lain dari persamaan (6) dengan ondisi awal u x, 0 = f x = 4x 4x, untu t = 0 dan 0 x 1 dan ondisi batasu(0, t) = u(1, t) = 0 untu x = 0 danx = 1,dan 0 t 0.0. Disini ita mengambil uuran x = h = 0. dan t = = 0.0 dan untu nilai c = 1, maa r = 0.5, dimana r = c h.agar lebih mudah untu perhitungan gambar 5 dapat dibuat grid dengan isiisi berinterval sama seperti gambar 6 [4]. Jadi dengan h = 0. titi-titi grid menjadi n = 6 olom dan dengah = 0.0 titi-titi grid menjadi m = 11 baris. Gambar 5. Batang logam yang diisolasi A. Penyelesaian dengan Metode Esplisit Pada sema esplisit, variabel pada watu j + 1dihitung berdasaran variabel pada watujyang sudah dietahui. Penerapan metode Esplisit, dengan menggunaan persamaan (13)dengan r = 0.5, menghasilan u i,j +1 = 0.5u i+1,j + 0.5u i 1,j, () untuj = 0 berlau ondisi awal, j = 0, i berjalan dari i = 0 sampai i = 5, i = 0,1,,3,4,5 (gambar 6), yaitu untu ondisi awal: j = 0 i = 0,u 0,1 = f x = 4x 4x = (0.00) = 0.00 i = 1,u 1,1 = f x = 4x 4x = (0.0) = 0.64 i =,u,1 = f x = 4x 4x = (0.40) = 0.96 i = 3,u 3,1 = f x = 4x 4x = (0.60) = 0.96
5 5 i = 4,u 4,1 = f x = 4x 4x = (0.80) = 0.64 i = 5,u 5,1 = f x = 4x 4x = (1.00) = Untu selanjutnya hitungan dilauan dengan memasuan nilai dari titi-titi yang sudah dietahui e persamaan () untu mendapatan nilai dari titititi beriutnya, dan hitungan dilauan dari i = 1 sampai dengan i = 4 dan dari j = 1 sampai j = 10 arena adanya syarat batas.dari perhitungan eseluruhan dengan Metode Esplisit didapat Tabel 1. Gambar 6. Grid untu gambar 5 B. Penyelesaian dengan Metode Cran-Nicholson Sema Cran-Nicholson merupaan pengembangan dari sema Esplisit dan sema Implisit. Pada sema Esplisit, pendeatan solusi u i,j +1 dihitung menggunaan jaringan titi i, j. Sedangan pada sema Implisit pendeatan solusi u i,j dihitung menggunaan jaringan titi i, j + 1, pada sema Cran-Nicholson pendeatan solusi u i,j +1 dihitung menggunaan jaringan titi i, j dan jaringan titi i, j + 1. Penerapan metode Cran-Nicholson, dengan menggunaan persamaan (1) dengan r = 0.5, menghasilan: 0.5u i 1,j u i,j u i+1,j +1 = 0.5u i 1,j +u i,j + 0.5u i+1,j. 3 Untu j = 0 berlau ondisi awal, sama halnya dengan penyelesaian pada sema Esplisit, untu j = 0, i berjalan dari i = 0 sampai i = 5, i = 0,1,,3,4,5, dan j = 0,1,,3,4,5,6,7,8,9,10, sehingga diperoleh nilai awal yang sama dengan penyelesaian pada metode Esplisit. Selanjutnya perhitungan dilauan dengan memasuan nilai awal dan nilai batas pada persamaan (3), untu j = 1,,3,4,5,6,7,8,9,10, dan i = 1,,3,4, untu i = 0 dan i = 5 tida perlu dihitung arena nilainya sudah dietahui dari nilai batas. Misal untu j = 1 dan i = 1,,3,4 diperoleh sistem persamaan, empat persamaan dengan 4 variabel yang tida dietahui: 3u 1, 0.5u, = 1.1, 0.5u 1, + 3u, 0.5u 3, = 1.76, 0.5u, + 3u 3, 0.5u 4, = 1.76, 0.5u 3, + 3u 4, = 1.1. (4) Sistem persamaan (4) dapat ditulis dalam bentu matris tridiagonal, yang emudian penulis selesaian dengan menggunaan metode sapuan ganda Cholesi, sehingga diperoleh nilai titi-titi yang dicari. Dengan cara yang sama emudian dilauan perhitungan untu j =,3,4,5,6,7,8,9,10, dengan i = 1,,3,4, sehingga diperoleh nilai seluruh titi grid yang dicari.hasil perhitungan disajian pada Tabel. Tabel. Hasil perhitungan distribusi temperatur menggunaan metode Cran-Nicholson dengan r = 0.5 Tabel 1. Hasil perhitungan distribusi temperatur menggunaan metode Esplisit dengan r = 0.5
6 6 Untu grafi perbandingan metode Esplisit dan Cran-Nicholson diberian beriut ini: Gambar 7. Grafi nilai temperaturu(x, t) A. Kesimpulan IV. KESIMPULAN DAN SARAN Metode beda hingga sema Esplisit lebih mudah penyelesaiannya daripada metode beda hingga sema Cran-Nicholson, arena untu mendapatan nilai suatu titi u(x, t) dapat dietahui secara langsung dengan memasuan nilai-nilai dari ondisi awal, dan ondisi batasnya, berbeda dengan metode beda hingga sema Cran-Nicholson yang harus menyelesaian sistem persamaan yang terbentu yang berbentu matris tridiagonal, sehingga diperluan metode lagi untu penyelesaian dari matris tridiagonal tersebut. Metode beda hingga sema Cran-Nicholson memilii aurasi perhitungan yang lebih bai daripada metode beda hingga sema Esplisit. B. Saran Tugas Ahir ini merupaan penelitian dengan ajian literatur tentang metode beda hingga sema Esplisit dan Cran-Nicholson untu mencari solusi dari persamaan panas satu dimensi, maa penulis menyaranan agar penelitian ini dilanjutan untu asus perpindahan panas dua dimensi. DAFTAR PUSTAKA eterangan: * : dengan Metode Esplisit o : dengan Metode Cran-Nicholson Gambar 8. Grafi nilai temperatur u(x, t) jara (x) terhadap [1] Captra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Methods for Engineering, second edition, McGraw-Hill, New Yor. [] Holman, J.P., 1997, Heat Transfer, America: eight edition, McGraw-Hill Companies. [3] Incropera, F.P., et. al., 1981, Fundamental of Heat Transfer, John Wiley & Sons, Inc. [4] James, M.L., et.al., 1993, Applied Numerical Methods fordigital Computation, HarperCollins College Publishers. [5] Kreyszig, E., 1988, Advance Engineering Mathematics, John Wiley & Sons, Inc. [6] Mathew, J.H., Fin, K.D., 004, Numerical Methods using Matlab, fourth edition, Pearson Education, Inc. [7] Nahle, H., Asmar, 1985, Partial Differential Equations, Prentice-Hall. [8] Smith, G.D., 1985, Numerical Solution of Partial Defferential Equations: Finite Difference Methods, third edition, Oxford University Press. [9] Supriyono, 005, Apliasi Metode Elemen Hingga untu Perhitungan Perambatan Panas pada Kondisi Tuna, Prosiding Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi. [10] Triatmodjo, Bambang, 00, Metode Numeri dilengapi dengan Program Komputer, Yogyaarta: Beda Offset. eterangan: * : dengan Metode Esplisit o : dengan Metode Cran-Nicholson Gambar 9. Grafi nilai temperatur u(x, t) terhadap watu (t)
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciMenentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(B) 13204 Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Siti Sailah Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan,
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA
STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA Oleh : Farda Nur Pristiana 1208 100 059 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciKENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN
KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciVariasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D
Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciINTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh
INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001
Lebih terperinciSimulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan
Lebih terperinciPenentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan
Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciANALISA PERSAMAAN PANAS PADA PROSES STERILISASI MAKANAN KALENG. Heat Equation Analize of Canned Food Sterilization Process
ANALISA PERSAMAAN PANAS PADA PROSES SERILISASI MAKANAN KALENG Heat Equation Analie of Canned Food Steriliation Process Oleh: DEDIK ARDIAN NRP 10 109 06 Dosen Pembimbing Drs. Luman Hanafi M.Sc Dra. Mardlijah
Lebih terperinciMetode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial
Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Ikhsan Maulidi Jurusan Matematika,Universitas Syiah Kuala, ikhsanmaulidi@rocketmail.com Abstract Artikel ini membahas tentang salah satu
Lebih terperinciBEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si
BEBERAPA ODIFIKASI ETODE NEWTON RAPHSON UNTUK ENYELESAIKAN ASALAH AKAR GANDA Suriadi Putra,,Si Laboratorium Komutasi Numeri Jurusan atematia Faultas atematia & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kamus
Lebih terperinciMENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL Sarta Meliana 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinciKENNETH CHRISTIAN NATHANAEL
KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL. Sistem Bilang Real. Fungsi dan Grafi. Limit dan Keontinuan 4. Limit Ta Hingga 5. Turunan Fungsi 6. Turunan Fungsi Trigonometri 7. Teorema Rantai 8. Turunan Tingat Tinggi 9.
Lebih terperinciPenempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming
JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciPENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT
Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinci- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)
PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran
Lebih terperinciMAT. 12. Barisan dan Deret
MAT.. Barisan dan Deret i Kode MAT. Barisan dan Deret U, U, U3,..., Un,... Un a + (n-)b U + U +..., Un +... n?? Sn? BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT
Lebih terperinciPENERAPAN PROGRAM DINAMIS UNTUK MENGHITUNG ANGKA FIBONACCI DAN KOEFISIEN BINOMIAL
PENERAPAN PROGRAM DINAMIS UNTUK MENGHITUNG ANGKA FIBONACCI DAN KOEFISIEN BINOMIAL Reisha Humaira NIM 13505047 Program Studi Teni Informatia Institut Tenologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15047@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperinciPDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan
PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan Pada bagian ini akan dipelajari tiga jenis persamaan diferensial parsial (PDP) linear orde dua yang biasa dijumpai pada masalah-masalah dunia nyata, yaitu persamaan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER
ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinciMODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM
MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciKAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 8, No. 2, November 2011, 43 49 KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W Sunarsini. 1, Sadjidon 2 Jurusan
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR
PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu
Lebih terperinciPencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan
Abstra Pencitraan omografi Eletri dengan Eletroda Planar di Permuaan D. Kurniadi, D.A Zein & A. Samsi KK Instrumentasi & Kontrol, Institut enologi Bandung Jl. Ganesa no. 10 Bandung Received date : 22 November2010
Lebih terperinciESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)
SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA SAL ESIMASI RAJECORY MOBILE ROBO MENGGUNAKAN MEODE ENSEMBLE KALMAN FILER SQUARE ROO (ENKF-SR) eguh Herlambang Zainatul Mufarrioh Firman Yudianto Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciRuang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciPENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )
PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperinciBAB IV Solusi Numerik
BAB IV Solusi Numeri 4. Algoritma Genetia Algoritma Genetia (AG) [2] merupaan teni pencarian stoasti yang berdasaran pada meanisme selesi alam dan prinsip penurunan genetia. Algoritma genetia ditemuan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS
Sulistyono, Metode Beda Hingga Skema Eksplisit 4 APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS Bambang Agus Sulistyono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNP Kediri bb7agus@gmail.com
Lebih terperinciEfek Tekanan pada Transfer Panas dan Massa Menggunakan Persamaan Luikov
Efe Teanan pada Transfer Panas dan Massa Menggunaan Persamaan Luiov Sayahdin Alfat 1,a), dan Acep Purqon 2,b) 1 Magister Sains Komputasi, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD
JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinciGENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH
GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT SUNARSIH.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciTransformasi Wavelet Diskret Untuk Data Time Series
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 Transformasi Wavelet Disret Untu Data Time Series S - 11 11 Vemmie Nastiti Lestari, Subanar Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciModel Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009
Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciVISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB
KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciPenggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler
Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciU J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K
U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K SE NIN, 9 JANUAR I OPEN BOO K W AKT U MENIT KLAS B D AN KL AS C PETUNJUK ) Saudara bole menggunaan omputer untu mengerjaan soal-soal
Lebih terperinciPenerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik
Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciSensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untuk Mendeteksi Gangguan pada Masalah Konduksi Panas Satu Dimensi
Jurnal Matematia & Sains, Desember, Vol. 6 omor 3 Sensitivitas Metode Ensemble Kalman Filter untu Mendetesi Gangguan pada Masalah Kondusi Panas Satu Dimensi Erna Apriliani dan Wiwit Sofiyanti Budiono Departement
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciMATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor
MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciY = + x + x x + e, e N(0, ), Residual e=y -Yˆ
Yogyaarta, 26 Noember 206 ISSN : 979 9X eissn : 25 528X ANALISIS PSEUDOINVERS DAN APLIKASINYA PADA REGRESI LINEAR BERGANDA Kris Suryowati Program Studi Statistia, Faultas Sains erapan, Institut Sains dan
Lebih terperinciMETODE PANGKAT BALIK TERGESER UNTUK MENCARI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
MEODE PNGK BLIK ERGESER UNUK MENCRI NILI EIGEN DN VEKOR EIGEN Sangadi BSRC rtile disusses the shifted power method as the extension of the power method he shifted power method also requires a good starting
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinci( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciPenggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untuk Mencari Akar-akar Suatu Persamaan
Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 1(A) Januari 013 Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untu Menari Aar-aar Suatu Persamaan Evi Yuliza Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sriwijaya, Indonesia Intisari:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH MODUL 4 REMBESAN DAN TEORI JARINGAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 154 PENDAHULUAN Konsep pemaaian oefisien permeabilitas untu
Lebih terperinciREDUKSI MODEL ALIRAN AIR SUNGAI SATU DIMENSI DENGAN METODE SINGULAR PERTURBATION APPROXIMATION
TUGAS AKHIR SM141501 REDUKSI MODEL ALIRAN AIR SUNGAI SATU DIMENSI DENGAN METODE SINGULAR PERTURBATION APPROXIMATION AIRIN NUR HIDAYATI NRP 113 100 095 Dosen Pembimbing Dr. Didi Khusnul Arif, S.Si, M.Si.
Lebih terperinciUji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group
Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Joncheere Terpstra dan Modifiasinya Ridha Ferdhiana Statistics Peer Group Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, 23 email:
Lebih terperinciBAB III. dan menghamburkan
BAB III MODEL GELOMBANG DAN MODEL ARUS III... Model Numeri Medan Gelombang Untu dapat menggambaran ondisi pola arus di daerah pantai ang diaibatan oleh gelombang maa ita harus dapat mengetahui ondisi medan
Lebih terperinciADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT
Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciMASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS
Seminar Sains Penidi Sains VI UKSW Salatiga Juni 0 MSLH VEKTOR EIGEN MTRIKS INVERS MONGE DI LJBR MX-PLUS Farida Suwaibah Subiono Mahmud Yunus Jurusan Matematia FMIP Institut Tenologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k
Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI
BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana
Lebih terperinciTEORI KINETIKA REAKSI KIMIA
TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau
Lebih terperinciKOMPUTASI DISTRIBUSI SUHU MENGGUNAKAN METODE LINE SUCCESSIVE OVERRELAXATION (LSOR) MELALUI PENDEKATAN BEDA HINGGA DALAM BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB
QUANUM, Jurnal Inovasi Pendidian Sains, Vol., No., April 0, hlm. 53-60 53 KOMPUASI DISRIBUSI SUHU MENGGUNAKAN MEODE LINE SUCCESSIVE OVERRELAXAION (LSOR) MELALUI PENDEKAAN BEDA HINGGA DALAM BAHASA PEMROGRAMAN
Lebih terperinciSTUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT
TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciPERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU
PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah
Lebih terperinci