SISTEM MONITORING KINEJA DOSEN DALAM KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI ( STUDI KASUS STMIK CILEGON )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM MONITORING KINEJA DOSEN DALAM KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI ( STUDI KASUS STMIK CILEGON )"

Transkripsi

1 Media Junal Infomatika Vol. 9, No., Juni 207, hlm p-issn : e-issn : SISTEM MONITORING KINEJA DOSEN DALAM KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI ( STUDI KASUS STMIK CILEGON ) Agus Suhei Podi Teknik Infomatika Univesitas Suyakancana ashiesuci@yahoo.com Abstak STMIK CILEGON adalah salah satu peguuan tinggi yang tedapat di kota Cilegon dengan tujuan Menuju pogam studi favoit dan tepecaya sebagai pusat pengembangan sains,teknologi dan seni yang unggul, handal dan matabat yang menghanta masyaakat Indonesia menjadi bangsa yang satu, daulat,dan sejahtea. STMIK CILEGON dipoyeksikan untuk menyiapkan tenaga ahli Teknik Infomatika yang teampil dan wawasan bisnis sebagai jawaban atas tuntutan pekembangan industi IT yang begitu pesat. Pemahaman tentang konsep sistem infomasi membuat STMIK Cilegon mulai benah dii, sistem infomasi sangat penting untuk mendukung poses pengambilan keputusan. Dimana sistem infomasi mendukung sebuah aplikasi Decision Suppot System (DSS) yang telah dikembangkan dan untuk memikan suasana akademik yang kondusif poses pembelajaan dilakukan secaa dua aah untuk mewujudkan komunikasi yang efektif antaa dosen dan mahasiswa, sehingga tejadi patisipasi aktif dai mahasiswa. Guna meningkatkan kualitas poses belaja mengaja (kepuasan mahasiswa dalam mengikuti Pekuliahan, tingkat kelulusan MK seta IP ata-ata MK), salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan evaluasi tehadap kineja dosen dalam mengaja pada setiap akhi semeste dalam kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi. Dai setiap poses tesebut setiap dosen dapat mempeoleh umpan balik mengenai kelebihan dan kelemahan/kekuangan dai poses pekuliahan yang ikutnya dan telah diajukan dengan menggunakan Metode Deskiptif. Sistem Monitoing ini dapat menjadi salah satu altenatif yang lebih baik, sehingga STMIK Cilegon dapat menentukan kineja dosen dengan cepat dan akuat dan memandu dosen untuk selalu melaksanakan kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi. Keywods : Sistem Monitoing, Kineja Dosen, Ti Dhama Peguuan Tinggi.. Lata Belakang Pelayanan akan infomasi yang cepat dan akuat dimasa sekaang ini sangatlah dibutuhkan. Apalagi dengan ditunjang oleh teknologi kompute yang sudah sangat maju dimasa sekaang ini. Pelayanan infomasi yang lambat dan telalu banyak potokole akan menyebabkan pemasalahan tehadaqp si peneima infomasi ataupun si pemi infomasi. Akibat hal tesebut seing mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam dunia bisnis saat ini, infomasi sudah menjadi bagian dai bisnis, ada infomasi ada penghasilan. Infomasi menjadi sangat penting dan sangat haga secaa manajemen ataupun secaa finansial. Dengan adanya infomasi maka kegiatan dapat diatu sedemikian upa sehingga dapat dicapai tujuan yang diinginkan. Sekolah Tinggi Manajemen Infomatika dan Kompute (STMIK) Cilegon senantiasa menginginkan suatu kemajuan bagi oganisasinya, adalah suatu contoh nyata yang bisa dicemati. Pemahaman tentang konsep sistem infomasi membuat STMIK CILEGON mulai benah dii, sistem infomasi sangat penting untuk mendukung poses pengambilan keputusan. Dimana sistem infomasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi Decision Suppot System (DSS) yang telah dikembangkan, untuk memikan suasana akademik yang kondusif poses pembelajaan dilakukan secaa dua aah untuk mewujudkan komunikasi yang efektif antaa dosen dan mahasiswa, sehingga tejadi patisipasi aktif dai mahasiswa. Sebagai penjamin kualitas dosen dalam melakukan kegiatan pekuliahan dilakukan Evaluasi Kineja Dosen STMIK CILEGON, guna meningkatkan kualitas poses belaja mengaja (kepuasan mahasiswa dalam mengikuti Pekuliahan, tingkat kelulusan MK seta IP ata-ata MK), salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan evaluasi tehadap kineja dosen dalam mengaja pada setiap akhi semeste. Kegiatan tesebut dilakukan melalui pemian tugas dai ketua juusan kepada salah seoang dosen yang mengaja di suatu kelas untuk membagikan kuisione untuk semua dosen yang mengaja mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa tesebut, setiap mahasiswa di ikan lembaan evaluasi 37

2 MJI Vol.9, No., Juni 207, hlm kuliah. Dai setiap poses tesebut setiap dosen dapat mempeoleh umpan balik mengenai kelebihan dan kelemahan/kekuangan dai poses pekuliahan yang ikutnya. 2. Rumusan Masalah Bedasakan lata belakang maka ditentukan umusan masalah sebagai ikut bagaimana meancang sistem monitoing kineja dosen dasakan kegiatan Tidama Peguuan Tinggi dalam penentuan nilai angka kedit jabatan fungsional dosen. 3. Maksud dan Tujuan Maksud dai penelitian adalah meancang sistem monitoing kineja dosen dasakan kegiatan Tidama Peguuan Tinggi dalam penentuan nilai angka kedit jabatan fungsional dosen Sedangkan Tujuan penelitiannya adalah : a. Menghasilkan sistem monitoing kineja dosen b. Membantu pimpinan dalam memantau kineja dosen c. Membantu Dosen untuk mengevaluasi dii tehadap kinejanya d. Menghasilkan usulan kenaikan jabatan fungsional dosen 4. Batasan Masalah Batasan masalah dilakukan untuk memfokuskan penelitian, diantaanya : a. Paamete sistem monitoing dasakan : a. Keputusan Besama Mentei Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Kepala Badan Kepegawaian Negaa Nomo: 6409/Mpk/Kp/99 Nomo:8 Tahun 999 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Dosen Dan Angka Keditnya b. Keputusan Mentei Pendidikan Nasional Nomo : 36/D/O/200 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kedit Jabatan Dosen b. Deskipsi kineja dosen dasakan UU No.60 Tahun Tentang Guu dan Dosen c. Penilaian dilakukan dasakan kuiseone dan poduk nyata dibuat dosen 5. Metodologi Penelitian Metodologi digunakan untuk memastikan bahwa peneapan dai pendekatan yang konsisten dan dapat diwujudkan, penguangan esiko sehubungan dengan adanya jalan pintas dan eo, pendokumentasi yang lengkap dan konsisten, seta penentuan pesonil pengembang sistem dapat dengan cepat ditugaskan kaena menggunakan poses yang sama, aga adanya kemudahan dalam pengembangan dan adanya jaminan kualitas Metodologi Penelitian yang digunakan adalah metode deskiptif, dimana data didapat menggunakan teknik : a. Studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajai buku pedoman, catatan, maupun atikel yang elevan. b. Wawancaa (inteview) Wawancaa (inteviewe) untuk mengumpulkan data secaa tatap muka langsung dengan oang-oang yang telibat langsung dalam poses kegiatan pembuatan Evaluasi Kineja Dosen di STMIK CILEGON. Data-data yang dihasilkan dai aktivitas ini: a) Uutan poses pembuatan Evaluasi Kineja Dosen di STMIK CILEGON. b) Identifikasi masukan, keluaan dan poses yang dipelukan dalam sistem Pembuatan Evaluasi Kineja Dosen di STMIK CILEGON. c) Fakto-fakto apakah. yang saling mempengauhi kineja dosen di STMIK CILEGON. d) Sejauh mana fakto-fakto tesebut mempengauhi kineja dosen. 6. Pentian Sistem Pendukung Keputusan Tedapat beapa definisi tentang Sistem Pendukung Keputusan (SPK), diantaanya menuut Little dikemukakan sebagai ikut: Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu basis model konfiguasi dai posedu untuk mengelola data dan memutuskan suatu kebijakan seoang meneje dalam membuat suatu keputusan. Alte (980) mendefinisikan SPK sebagai ikut SPK tidak tebatas pada pendekatan yang lebih eksotik dai database quey dan pembuatan model keputusan tetapi dapat juga mencakup pelapoan peiodik. Keen (980): SPK mempunyai tujuan yang hubungan dengan tiga pinsip dasa SPK yaitu stuktu masalah, dukungan keputusan dan efektivitas keputusan.bonczek et. al (980): SPK meupakan sistem basis kompute yang tedii dai suatu sistem bahasa, sistem pengetahuan dan sistem pemecahan masalah antaa use dengan komponen-komponen SPK. Dai beapa definisi tesebut di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem basis kompute yang dapat membantu seoang manaje dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.spk beda dengan SIM tadisional, SIM tadisional oientasi pada poduk yang menghasilkan keluaan sedangakan SPK oientasi poses dimana fokus SPK adalah pada inteaksi pembuat keputusan dengan sistem tesebut, bukan pada keluaan yang dihasilkan. 7. Monitoing Monitoing adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaan tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan kada tingkat tinggi dilakukan aga dapat membuat pengukuan melalui waktu yang menunjukkan 38

3 Agus Suhei Sistem Monitoing Kineja Dosen Dalam Kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi ( Studi Kasus STMIK CILEGON ) peakan ke aah tujuan atau menjauh dai tujuan yang diinginkan. Monitoing akan memikan infomasi tentang status dan kecendeungan bahwa pengukuan dan evaluasi yang diselesaikan ulang dai waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tetentu, untuk memeiksa tehadap poses ikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dai beapa jenis antaa lain tindakan untuk mempetahankan manajemen yang sedang jalan. Monitoing adalah poses utin pengumpulan data dan pengukuan kemajuan atas objektif pogam. Memantau peubahan, yang fokus pada poses dan keluaan. Monitoing menyediakan data dasa untuk menjawab pemasalahan, sedangkan evaluasi adalah memposisikan data-data tesebut aga dapat digunakan dan dihaapkan memikan nilai tambah. 8. Kineja Kineja adalah sesuatu yang dicapai atau pestasi yang dipelihatkan (Kamus Besa Bahasa Indonesia, 200). Menuut Tisnantoo dan Agastya (996), kineja meupakan poses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu oganisasi dalam memikan jasa atau poduk kepada pelanggan. Kane (993) menjelaskan,kineja sebagai ekaman hasil keja yang dipeoleh kayawan tetentu melalui kegiatan dalam kuun waktu tetentu. Menuut Gibson (996) menyatakan setiap kayawan mempunyai hasil keja yang beda, sedangkan Casio (2003) mengemukakan, kineja meupakan suatu jaminan bahwa seseoang pekeja atau kelompok mengetahui apa yang dihaapkannya dan memfokuskan kepada kineja yang efektif. 9. Ruang Lingkup Kineja Dosen a. Dosen Dosen adalah sebuah pilihan pofesi mulia dan secaa sada diambil oleh seseoang yang ingin telibat dalam poses mencedaskan anak bangsa. Untuk itu dosen wajib untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan kualitasnya dalam angka melaksanakan Tidhama PT secaa kelanjutan dan tanggung jawab. Bekaitan dengan hal-hal tesebut seoang dosen haus mematuhi beapa etika akademik yang laku bagi dosen pada saat melaksanakan kewajiban seta tanggung-jawabnya. Kalau pelu etika akademik (dosen) ini menjadi peatuan atau kontak keja yang mengikat, seta diikuti dengan sanksi akademik maupun kepegawaian bagi meeka yang melakukan pelanggaan. Sebagai contoh, jika kewajiban utama seoang dosen adalah meningkatkan aspek kognitif dai mahasiswa dengan memikan pengajaan, maka ketidakhadian dosen dalam poses pembelajaan yang telalu seing tidak hanya melangga etika akademik, tetapi juga melangga peatuan, komitmen, tanggung jawab dan sangat tidak pofesional. Standa kehadian dosen untuk melaksanakan poses pembelajaan (misalnya) minimal 75-80%. Dengan sanksi dalam hal tidak dipenuhi maka mata kuliah yang diasuhnya tidak dapat diujikan. Hal yang sama laku untuk mahasiswa. Ketidakhadian kuang dai posentase minimal akan menyebabkan yang sangkutan tidak dipekenankan mengikuti ujian. Satu contoh paktis lain dai implementasi etika dosen, yaitu dalam kegiatan akademik seoang dosen wajib menghagai dan mengakui kaya ilmiah yang dibuat oang lain (temasuk mahasiswa). Sesuai dengan etika ini pengakuan hak milik oang lain sebagai milik sendii secaa tidak sah, yang dalam kaya akademik dikenal dengan sebutan plagiat, dianggap sebagai penipuan, pencuian dan tentangan dengan moal akademik. Pelanggaan tehadap hak atas kekayaan intelektual ini bukan sekeda pelanggaan etika akademik ingan, bisa ditolei dan cepat dilupakan, tetapi sudah meupakan pelanggaan at dengan sanksi sampai ke pemecatan. B. aksi dosen-mahasiswa aksi dosen-mahasiswa umumnya bisa dijumpai dalam poses pembelajaan dengan paadigma bau yaitu peneapan pinsip fokus belaja tidak lagi pada dosen melainkan alih ke mahasiswa Suasana akademik akan tebentuk apabila intensitas inteaksi bisa langsung sesuai dengan standa yang jelas, baik secaa kuantitatif maupun secaa kualitatif. Pemenuhan standa kuantitatif antaa lain dapat diuku melalui fekuensi kehadian yang haus dipenuhi pe semeste. aksi kegiatan akademik tidak hanya mencakup peubahan anahkognitif saja, melainkan juga meliputi peubahan anah afektif, psikomotoik dan koopeatif. Selain poses pengajaan di kelas yang dilakukan 4-6 kali tatap muka untuk setiap semeste, inteaksi dosenmahasiswa juga dapat dilakukan melalui studi mandii, tugas kelompok, studi kepustakaan maupun lapangan, ekspeimen laboatois, esponsi/asistensi/konsultasi, diskusi/semina ilmiah, pelatihan dan lain-lain. Tidak tetutup kemungkinan inteaksi dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi infomasi antaa lain inta maupun inte-net (e-leaning). Untuk menjamin mutu akademik dipelukan pemantauan secaa kala tehadap pelaksanaan kegiatan pembelajaan, baik mengenai fekuensi kehadian dosen/mahasiswa maupun kesesuaian substansi pekuliahan yang dibahas dengan Satuan Acaa Pekuliahan (SAP) atau Rencana Pogam Kegiatan Pembelajaan Semeste (RPKPS). aksi dosen-mahasiswa dalam kegiatan akademik tidak hanya dijumpai dalam poses pembelajaan, tetapi juga dapat dijumpai dalam kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyaakat maupun kegiatan nonakademik (ko-kuikule/eksta-kuikule, penalaan, dan lain-lain) yang tujuan meningkatkan soft-skill mahasiswa. Untuk itu peguuan tinggi dihaapkan mampu memfasilitasi semua kegiatan tesebut untuk 39

4 MJI Vol.9, No., Juni 207, hlm menumbuhkan suasana akademik yang kondusif dan kualitas, melalui inteaksi dosen-mahasiswa dan sivitas akademika. C.Kedudukan Dosen dalam UU RI No. 4 Tahun 2005 Guu dan Dosen Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2005 Guu dan Dosen tentang Ketentuan Umum pada Pasal ayat 2 : Dosen adalah pendidik pofesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentansfomasikan, mengembangkan, dan menyebaluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyaakat. Sedangkan Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan pada Pasal 3 dinyatakan : () Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga pofesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peatuan peundangundangan. (2) Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga pofesional sebagaimana dimaksud pada ayat () dibuktikan dengan setifikat pendidik. Pada Pasal 45 disebutkan bahwa Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, setifikat pendidik, sehat jasmani dan ohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipesyaatkan satuan pendidikan tinggi tempat tugas, seta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dosen : () Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dipeoleh melalui pendidikan tinggi pogam pascasajana yang teakeditasi sesuai dengan bidang keahlian. (2) Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum: a. lulusan pogam magiste untuk pogam diploma atau pogam sajana; dan b. lulusan pogam dokto untuk pogam pascasajana. (3) Setiap oang yang memiliki keahlian dengan pestasi lua biasa dapat diangkat menjadi dosen. (4) Ketentuan lain mengenai kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat () dan ayat (2) dan keahlian dengan pestasi lua biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh masingmasing senat akademik satuan pendidikan tinggi. Setifikat Pendidikan Dosen menuut Pasal 47 () Setifikat pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diikan setelah memenuhi syaat sebagai ikut: a. memiliki pengalaman keja sebagai pendidik pada peguuan tinggi sekuang-kuangnya 2 (dua) tahun; b. memiliki jabatan akademik sekuang-kuangnya asisten ahli; dan c. lulus setifikasi yang dilakukan oleh peguuan tinggi yang menyelenggaakan pogam pengadaan tenaga kependidikan pada peguuan tinggi yang ditetapkan oleh Pemeintah. Status dan Jenjang Jabatan Fungsional dosen menuut Pasal 48 () Status dosen tedii atas dosen tetap dan dosen tidak tetap. (2) Jenjang jabatan akademik dosen-tetap tedii atas asisten ahli, lekto, lekto kepala, dan pofeso. Kewajiban Dosen menuut Pasal 60 () Dalam melaksanakan tugas kepofesionalan, dosen kewajiban: a. melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyaakat; b. meencanakan, melaksanakan poses pembelajaan, seta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaan; c. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secaa kelanjutan sejalan dengan pekembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; d. tindak objektif dan tidak diskiminatif atas dasa petimbangan jenis kelamin, agama, suku, as, kondisi fisik tetentu, atau lata belakang sosioekonomi peseta didik dalam pembelajaan; e. menjunjung tinggi peatuan peundang-undangan, hukum, dan kode etik, seta nilai-nilai agama dan etika; dan f. memelihaa dan memupuk pesatuan dan kesatuan bangsa. Beban Keja Dosen menuut Pasal 72 () Beban keja dosen mencakup kegiatan pokok yaitu meencanakan pembelajaan, 40

5 Agus Suhei Sistem Monitoing Kineja Dosen Dalam Kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi ( Studi Kasus STMIK CILEGON ) melaksanakan poses pembelajaan, melakukan evaluasi pembelajaan, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, seta melakukan pengabdian kepada masyaakat. (2) Beban keja sebagaimana dimaksud pada ayat () sekuangkuangnya sepadan dengan 2 (dua belas) satuan kedit semeste dan sebanyak-banyaknya 6 (enam belas) satuan kedit semeste. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai beban keja dosen sebagaimana dimaksud pada ayat () dan ayat (2) diatu oleh setiap satuan pendidikan tinggi sesuai dengan peatuan peundang-undangan. 0. Kegiatan Ti Dama Peguuan Tinggi Misi suatu peguuan tinggi tecemin dalam kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi-nya, sesuai dengan falsafah yang diamanatkan oleh pemeintah bagi institusi ini yaitu:. Kegiatan dalam bidang Pendidikan 2. Kegiatan dalam bidang Penelitian 3. Kegiatan dalam bidang Pelayanan Masyaakat Penilaian atas tingkat pefomansi suatu peguuan tiggi dapat diuku dai tingkat kehasilannya dalam mengujudkan tujuan yang telebih dahulu telah ditetapkan, dai ke 3 bentuk kegiatan tesebut. Pada awal masa kegiatannya dengan demikian masing-masing bidang kegiatan tesebut hendaknya telah memiliki misi tujuan tetentu yang sejalan dengan misi peguuan tinggi. Pada setiap pemasalah yang ada, metoda penyelesaian temasuk uutan keja, pioitas, toleansi dan sebagainya akan pedoman pada penyataan misi-tujuan tesebut. Dai pembicaaan awal ini maka sea dapat dilihat akan adanya kebutuhan peneapan sistem mutu dalam manajemen pengelolaan ke 3 kegiatan tesebut, mulai dai penentuan misi tujuan atau sasaan kegiatan, tindakan koeksi dan pebaikan pada tiap elemen keja kegiatan hingga evaluasi kehasilan misi peguuan tinggi tesebut secaa utuh. Dalam oganisasi TRIDHARMA seoang staf pengaja dapat pean sekaligus dalam ke 3 kegiatan tesebut. Selain dipelukan adanya kontol atas keseimbangan kegiatan bagi paa staf juga keseimbangan bagi kehasilan dai ke3 kegiatan tesebut. Sebaliknya, fasilitas peguuan tinggi yang upa instument pealatan dan laboatoium juga digunakan pada ke 3 kegiatan tesebut sehingga suatu pengatuan bagi pemakainya pelu ditetapkan. Suatu sistem pengawasan yang baik, juga untuk pemasalahan lainnya haus disetakan dalam pengelolaan mutu, jangan sampai kepentingan salah satu kegiatan mengobankan kegiatan yang lain. Hal ini laku juga untuk tenaga non staf, mahasiswa/i, fasilitas laboatoium seta bangunanbangunan milik institusi temasuk uang-uang semina dengan pealatan, bengkel, dan lain-lain yang memelukan pula dana opeasi dan peawatan bahkan pelu lebih dikembangkan. Ti Dama Peguuan Tinggi meupakan tugas pokok dosen yang tedii dai : () Pendidikan dan Pengajaan di Peguuan Tinggi adalah kegiatan mempesiapkan,menyampaikan dan mengevaluasi infomasi ilmiah. (2) Penelitian adalah kegiatan penyelidikan menuut metode ilmiah yang sistematik untuk menemukan infomasi ilmiah dan teknologi yang bau, membuktikan kebenaan atau ketidak benaan hipotesa sehingga dapat diumuskan teoi atau poses gejala alam dan atau sosial. (3) Pengabdian masyaakat adalah pengamalan pengetahuan, teknologi, dan seni yang dilakukan oleh tenaga pengaja secaa melembaga, yang hasilnya manfaat bagi usaha mencedaskan bangsa.. Jabatan Fungsional Dosen Jabatan fungsional dosen adalah suatu pola untuk menjamin pembinaan kaie kepangkatan, jabatan dan peningkatan pofesionalisme dosen. Jabatan fungsional dosen adalah suatu pola untuk menjamin pembinaan kaie kepangkatan, jabatan dan peningkatan pofesionalisme dosen. dan jenjang jabatan/pangkat dosen : a. Asisten Ahli, yang meliputi pangkat Penata Muda (Gol.III/a), dan Penata Muda Tk. I (Gol. III/b). b. Lekto, yang meliputi pangkat Penata (Gol. III/c) dan Penata Tk. I (Gol.III/d). c. Lekto Kepala, yang meliputi pangkat Pembina (Gol.IV/a), Pembina Tk.I (Gol.IV/b) dan Pembina Utama Muda (Gol.IV/c). d. Guu Besa, yang meliputi pangkat Pembina Utama Madya (Gol. IV/d) dan Pembina Utama (Gol. IV/e). Untuk dapat diangkat pada masing-masing jabatan dan pangkat tesebut di atas, haus memenuhi jumlah angka kedit sebagaimana tesebut dalam Lampian III Keputusan Mentei Negaa Koodinato Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Apaatu Negaa No. 38/ Kep/MK.WASPAN/8/999 tanggal 24 Agustus 999 yaitu : a. Asisten Ahli : - Penata Muda (Gol.III/a) = 00 - Penata Muda Tk.I (Gol.III/b) = 50 b. Lekto : - Penata (Gol.III/c) = Penata Tk.I (Gol.III/d) = 300 4

6 MJI Vol.9, No., Juni 207, hlm c. Lekto Kepala : - Pembina (Gol.IV/a) = Pembina Tk.I (Gol.IV/b) = Pembina Utama Muda (Gol.IV/c) = 700 d. Guu Besa : - Pembina Utama Madya (Gol.IV/d) = Pembina Utama (Gol.IV/e) = Analisa Sistem Analisa sistem adalah poses pemecahan sistem menjadi beapa sub sistem yang lingkupnya lebih kecil, dengan maksud aga lebih mudah dalam mengidentifikasikan pemasalahan-pemasalahan, hambatan-hambatan, dan kesempatan-kesempatan yang ada dalam sistem, seta untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem. Sehingga pada akhinya nanti akan bisa diusulkan metode-metode pebaikan pada sistem. Tahap ini meupakan salah satu tahap yang penting, kaena kesalahan dalam mengidentifikasikan pemasalahan dalam sistem akan menimbulkan salah pesepsi ketika mengajukan usulan pebaikan sistem. Hal ini akan akibat pada kuang efektifnya ide pebaikan yang diusulkan. 2.. SISTEM MONITORING Dalam angka mengaahkan hasil keja sesuai dengan tujuan yang telah diencanakan maka sistem monitoing meupakan salah satu elemen keja yang dilakukan oleh tim pengendalian mutu. Monitoing dan evaluasi kegiatan penyelenggaaan pendidikan dilakukan dalam bagai jenjang hieaki sebagai ikut. a. Pembantu Ketua I, Ketua pogam studi dan Kabag akademik melakukan monitoing dan evaluasi poses belaja mengaja, administasi akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyaakat. b. Pembantu Ketua II dan Kabag. Administasi Keuangan melakukan monitoing dan evaluasi pengelolaan keuangan lembaga. c. Pembantu Ketua III dan Koodinato UKM melakukan monitoing dan evaluasi dalam bidang kemahasiswaan dan kegiatan alumni. Untuk melakukan evaluasi tehadap seluuh kegiatan di pogam studi, STMIK CILEGON melakukan kegiatan gugus kendali mutu, dimana pengendalian mutu tesebut langsung ditangani oleh Ketua yang dibantu oleh Pembantu Ketua I dan Ketua Pogam Studi. Evaluasi yang telah dilakukan di antaanya evaluasi kineja pogam studi temasuk evaluasi poses belaja mengaja yang dilaksanakan oleh setiap dosen. Teknik evaluasi tesebut dilakukan dengan menggunakan angket yang diseba ke seluuh mahasiswa dan Lapoan Hasil Kehadian Dosen Mengaja pada setiap semeste. Selanjutnya hasil dai evaluasi tesebut selalu dijadikan acuan untuk pebaikan kineja pogam studi dan bahkan STMIK CILEGON di masa mendatang. Sebagai contoh, dalam bidang pendidikan untuk pelaksanaan paktikum yang baik pelu di petanyakan hal-hal ikut: A. Apakah telah dilakukan esponsi caa pelaksanaan paktikum sebelumnya. B. Apakah esponsi diikan oleh pengaja yang sangkutan. C. Apakah ada test awal sebelum paktikum, mengenai matei paktikum. D. Apakah tiap anggota dalam gup paktikum tesebut aktif. E. Apakah ada tugas seselai paktikum. F. Siapa pengawas dan asisten paktikum (dosen yunio, mahasiswa senio, kayawan) Analisa Masukan Analisa masukan yang dimaksud adalah bentuk pada sistem yang sedang jalan upa, yaitu : a. Ijazah Pendidikan Tinggi Dosen b. SK Pengakatan Dosen c. SK Pengajaan d. SAP e. SK Penugasan f. Suat Pendukung Kegiatan Ti Dama Peguuan Tinggi A.Ijazah Pendidikan Tinggi Dosen Dosen memilki Kualifikasi akademik dosen dimana dipeoleh melalui pendidikan tinggi pogam pascasajana yang teakeditasi sesuai dengan bidang keahlian. Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum: a. lulusan pogam magiste untuk pogam diploma atau pogam sajana; dan b. lulusan pogam dokto untuk pogam pascasajana. Setiap oang yang memiliki keahlian dengan pestasi lua biasa dapat diangkat menjadi dosen. Dosen yang telibat di STMIK Cilegon wajib untuk menyeahkan fotocopy Ijazah dan Tanskip yang telah dilegalisi oleh pihak wenang, khusus untuk luusan lua negi maka haus ada copy suat penyetaaan dai DIKTI. Dokumen tesebut kemudian dikumpulkan di bagian adminstasi yang akan di scan menjadi data digital dan diseahkan kebagian akademik. B.SK Pengakatan Dosen SK Pengakatan adalah suat keputusan pengkatan Dosen Tetap di STMIK Cilegon yang ditanda tangani oleh Ketua Yayasan Insan Madani. SK Pengakatan Dosen menjadi suat tanda bahwa dosen yang sangkutan dinyatakan sebagai dsen tetap yang memiliki hak dan kewajiban sebagai mana tecantum dalam SK tesebut. SK ini dipegang oleh Dosen yang sangkutan yang ditembuskan ke Ketua STMIK Cilegon, copy diseahkan ke bagian Administasi dan Akademik. C.SK Pengajaan SK Pengajan adalah Suat Keputusan Pemian Tugas pengajaan kepada dosen dilingkungan STMIK Cilegon 42

7 Agus Suhei Sistem Monitoing Kineja Dosen Dalam Kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi ( Studi Kasus STMIK CILEGON ) baik dosen tetap ataupun dosen tidak tetap. Dalam SK tesebut tecantum mata kuliah, SKS, kelas,dan pogam studi yang haus diajakan oleh dosen pada semeste yang laku yang ditanda tangani oleh Ketua STMIK Cilegon. D.SAP (Satuan Acuan Pekuliahan) SAP (Satuan Acuan Pekuliahan) dai mata kuliah yang akan diajakan pada semeste jalan dan Absen dosen dai masing-masing dosen dengan incian sebagai ikut: a. SAP (Satuan Acuan Pekuliahan): Sum : Dosen Media : Ketas Rangkap : (satu) bundel Fungsi : sebagai bahan acuan dalam memikan matei kuliah. Bentuk SAP (Satuan Acuan Pekuliahan). Heade: Matakuliah :Beisi nama matakuliah Jenjang/Juusan: Beisi jenjang studi/ juusan Poses Belaja Mengaja Dosen : Meneangkan caa mengaja dosen Mahasiswa : Beisi kegiatan yang dilakukan mahasiswa pada saat poses belaja mengaja Media : Beisi alat bantu dosen yang digunakan pada saat pekuliahan Evaluasi : Beisi hasil test mingguan, UTS, UAS dan Tugas Rincian SAP (Satuan Acuan Pekuliahan): Minggu ke : Beisi petemuan pekuliahan Pokok Bahasan dan TIU: Beisi pokok bahasan metei yang akan diajakan Sub Pokok Bahasan : Beisi sub pokok bahasan dai matei yang akan diajakan Caa Pengajaan : Beisi caa pengajaan dosen Media : Beisi alat bantu pekuliahan Tugas : Beisi tugas yang akan diikan Foote Dafta Refeensi : Beisi buku-buku efeensi matei pekuliahan b. Absen Dosen: Sum : KAJUR Media : Ketas Rangkap : (Satu) Fungsi : Untuk mendapatkan infomasi mengenai tingkat kehadian dosen Bentuk Absen Dosen. Heade : Matakuliah : Beisi nama matakuliah Dosen : Beisi nama dosen Podi : Beisi nama pogam studi Semeste : Beisi semeste Beban SKS : Beisi beban SKS yang diajakan Rincian Absen Dosen: No : Beisi nomo uut Tanggal : Beisi tanggal pekuliahan Jumlah Mhs : Beisi jumlah mahasiswa yang hadi pada pekuliahan Matei Pekuliahan : Beisi matei yang diajakan Jam Masuk : Beisi jam masuk/mulai pekuliahan Jam Kelua : Beisi jam kelua/selesai pekuliahan Paaf Dosen : Beisi paaf dosen Paaf Kapodi : Beisi paaf Kapodi 2.3. Analisa Poses Analisa poses yang dimaksud adalah analisa mengenai kegiatan yang sedang jalan saat ini di STMIK Cilegon, yaitu sebagai ikut: A. Silabus Yang isi tentang gais besa tentang pengajaan dan tujuan yang ingin dicapai setelah selesai mempelajai matakuliah tesebut. B. Menentukan kineja dosen Setiap dosen akan membuat SAP (Satuan Acuan Pekuliahan) dasakan silabus yang diikan oleh Kaju, kemudian Kaju memikan absen dosen yang digunakan sebagai bukti kehadian mengaja dosen dan incian mengenai matei yang diajakan pada pekuliahan, dan di setiap akhi semeste Kaju melakukan pengecekan melalui absen dosen untuk mengetahui tingkat kehadian mengaja dosen seta ketepatan matei yang diajakan dengan SAP (Satuan Acuan Pekuliahan) sehingga dapat diketahui kineja seoang dosen di STMIK Cilegon. C. Membuat Lapoan Kineja Dosen Kegiatan utin yang dilakukan setiap akhi semeste yaitu membuat lapoan kineja dosen jika semua data telah lengkap diolah lalu dicetak dan diseahkan kepada Ketua STMIK Cilegon sebagai salah satu lapoan pe semeste. D. Pehitungan Angka Kedit Ketua Juusan melakukan pehitungan angka kedit dosen dasakan kegiatan yang dilakukan oleh dosen pada semeste yang telah lalu, jika telah memenuhi maka diajukan ke Senat Peguuan Tinggi untuk diajukan kenaikan Jabatan Fungsional Dosen. Bekas-kas pendukung haus diseahkan oleh dosen ke ketua juusan Analisa Waktu Dai analisa masukan data, poses dan keluaan upa lapoan kineja dosen seta pengusulan kenaikan jabatan fungsional dosen tejadi pemboosan waktu kaena dilakukan secaa manual sehingga seing tejadi 43

8 MJI Vol.9, No., Juni 207, hlm kesalahan, dan hal tesebut akan menghambat dalam poses penilaian kineja dosen Analisa Kontol Bedasakan poses penilaian kineja dosen yang jalan saat ini memang membutuhkan suatu sistem yang lebih baik aga penilaian kineja dosen yang biasa dibuat setiap akhi semeste dan pengajuan kenaikan jabatan fungsional dosen dapat dipetanggungjawabkan, sehingga hasilnya akuat sesuai dengan kenyataan Analisa Tenaga Keja Pada sistem yang jalan saat ini tenaga keja yang telibat pada poses penilaian kineja dosen hanya pada KAJUR sebagai penanggung jawab setiap penilaian kineja dosen Hasil Analisa Dai analisa masalah yang didapati tehadap sistem yang jalan saat ini masih tedapat kekuangan, sehingga pelu adanya peubahan sistem yang lebih baik. Masalah yang ada dasakan analisa yang dihadapi yaitu: a. Dalam melakukan pengecekan kesesuaian matei pekuliahan dengan SAP (Satuan Acuan Pekuliahan) masih menggunakan caa manual, sehingga dimungkinkan tejadi kesalahan. b. Pehitungan tingkat kehadian mengaja dosen yang masih menggunakan caa manual dapat dimungkinkan tejadi kesalahan. c. Dalam menentukan kineja seoang dosen saat ini memakan waktu yang cukup lama. Sedangkan hasil analisa kebutuhan sistem dilakukan untuk menentukan output apa saja yang akan dihasilkan oleh sistem pendukung keputusan yang akan dibangun ini. Dai hasil analisa sistem dan analisa pemasalahan pada sistem yang jalan saat ini, maka sistem yang akan dibangun hendaknya mampu menghasilkan keluaan sebagai ikut:. Lapoan Evaluasi Kioneja Dosen setiap akhi semeste. 2. Lapoan kineja dosen untuk masing-masing dosen. 3. Lapoan evaluasi kineja dosen secaa keseluuhan. 3. Peancangan Sistem Rancangan sistem yang akan diusulkan adalah menggunakan model kualitatif, yaitu model keputusan yang menitik atkan pada nilai kualitas seseoang atau suatu benda dasakan kiteia-kiteia tetentu. Dengan model keputusan ini dihaapkan dapat sejauh mungkin menghilangkan unsu-unsu subyektif seseoang, sehingga hasil penilaiannya lebih dapat dipetanggung jawabkan. 3.. Posedu Penilaian Kineja Dosen Beikut ini disusun beapa ketentuan dalam menguku Indeks Kineja Akademik Dosen (IKAD).. Semua dosen yang membina mata kuliah di STMIK Cilegon, pada setiap semeste selalu akan dievaluasi kinejanya. 2. Evaluasi Kineja Dosen adalah kegiatan yang mengkaji kineja dosen selama melaksanakan kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi 3. Kuesione adalah lembaan penilaian untuk mengevaluasi kineja dosen Kegiatan Evaluasi Kineja Dosen Kegiatan Evaluasi Kinja Dosen melalui tahapan : a. Penilaian tehadap kegiatan Pendidikan dan Pengajaan dengan melibatkan mahasiswa dan ekan sejawat dengan tolok uku: Kehadian dosen dalam memikan kuliah, Ketepatan dalam Penyeahan Nilai. b. Penilaian tehadap kegiatan Penelitian dan Publikasi dengan tolok uku: keaktifan melakukan penelitian dan membuat junal publikasi (teakeditasi atau nonteakeditasi, lokal egional nasional maupun intenasional) c. Penilaian tehadap kegiatan Pengabdian Kepada Masyaakat dengan tolok uku: keaktifan melakukan pengabdian kepada masyaakat Sistem Penilaian Sistem Penilaian dilakukan untuk menentukan nilai dai kineja dose dengan skala tetentu sehingga dengan sedemikan upa akan didapat nilai tetentu tehadap kineja dosen tehadap kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi Penilaian Pendidikan dan Pengajaan Penilaian tehadap Kegiatan Pendidikan Pengajaan dilakukan dengan menyebakan kuesione kepada mahasiswa dan ekan sejawat. Penyebaan kuesione untuk mahasiswa dilakukan oleh Bagian Administasi Akademik pada saat akhi pekuliahan, atau ujian tengah/akhi semeste. Dengan Kuesione Penilaian Pendidikan Pengajaan (Evaluasi Poses Belaja Mengaja). Sedangkan untuk penilaian ekan sejawat dilakukan setiap akhi semeste dengan kuesione Penilaian Kehadian Dosen Untuk penilaian jumlah kehadian dosen dalam memikan kuliah, infomasi dipeoleh dai Bagian Pelayanan Kelas dan Administasi Pekuliahan dilapokan setiap bulan ke Sub. Bagian Akademik. Lapoan mengenai kehadian dosen ini tetuang dalam Fomuli Penilaian Kehadian Dosen Penilaian Ketepatan Penyeahan Nilai Untuk Penilaian Ketepatan Penyeahan Nilai, data dan infomasi dipeoleh dai Bagian Akademik Fakultas 2 minggu sejak Ujian dimulai. Lapoan mengenai penilaian Ketepatan Penyeahan Nilai ini tetuang dalam Fomuli Penyeahan Nilai Penilaian Penelitian 44

9 Agus Suhei Sistem Monitoing Kineja Dosen Dalam Kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi ( Studi Kasus STMIK CILEGON ) Penilaian tehadap kegiatan penelitian dilakukan dengan menyebakan boang pada setiap dosen untuk diisi aktivitas penelitiannya dan publikasi pe tahun dan selanjutnya diseahkan ke Administasi juusan untuk diekapitulasi dalam Lapoan Pestasi Penelitian Dosen Penilaian Pengabdian Masyaakat Penilaian tehadap kegiatan pengabdian kepada masyaakat dengan menyebakan boang pada setiap dosen untuk diisi aktivitas pengabdian kepada masyaakat pe tahun dan selanjutnya diseahkan ke Administasi juusan untuk diekapitulasi dalam Lapoan Pestasi Pengabdian Kepada Masyaakat Dosen 3.4. Pengolahan Hasil Penilaian Hasil penilaian kineja dosen akan diolah dan dianalisis Juusan melalui staf administasi dengan dengan metode analisis sebagai ikut : IKAD (Indeks Kineja Akademik Dosen) meliputi:. Pendidikan dan Pengajaan (PP) a. Kuesione evaluasi dosen dalam Poses Belaja Mengaja (PBM) b. Kehadian dosen dalam memikan kuliah (KH) c. Ketepatan penyeahan nilai semeste (NS) 2. Penelitian (PN) 3. Pengabdian Kepada Masyaakat (PB) Rumusan IKAD IKAD = /3{(0,6 x PBM) + (0,3 x KH) + (0, x NS)}+{/3 PN) + /3 PB)} PBM = hasil dai kuesione dengan skala 5 KH = kehadian ata dosen dibagi 4 dikalikan 0, KH Rata-ata KH = x 0 4 NS = ketepatan penyeahan nilai semeste dengan ketentuan: Penyeahan Nilai (hai) Nilai > 2 PN = pestasi penelitian dengan skala -3 Jumlah Penelitian petahun Skala Tidak ada 2 > 3 PB = pestasi pengabdian kepada masyaakat skala -3 Jumlah Pengabdian petahun Skala Tidak ada 2 > 3 Nilai IKAD disusun dalam buku RAPOR sebagai acuan untuk mengevaluasi pestasi dosen pada semeste ikutnya untuk pemian ewad dan punishment Hasil Penilaian Ketua Juusan akan menginfomasikan secaa fomal hasil evaluasi kineja dosen tehadap dosen yang sangkutan dalam bentuk apat intenal, sebagai dasa untuk melakukan pebaikan kualitas kineja dosen secaa kontinu dan peiodik. Jika masih ada yang tingkat kinejanya endah, maka akan sea dilakukan pebaikan untuk peningkatan kineja dosen pada peiode ikutnya. Dengan ketentuan : a. Dosen yang mempeoleh IKAD kuang dai 2,5 dihimbau untuk mempebaiki kinejanya pada semeste ikutnya. b. Dosen yang mempeoleh nilai IKAD kuang dai 2,5 sebanyak 3 (tiga) kali tuut-tuut akan: dikiim ke ketua Juusan untuk mengikuti penyegaan peningkatan kemampuan mengaja dikuangi beban kuliahnya diganti mengaja matakuliah lain c. Apabila seoang dosen telah dua tiga kali tuut - tuut mengalami penguangan beban kuliah/penggantian matakuliah maka kepada dosen tesebut dikenakan sangsi: Diusulkan pengalihan tugas menjadi tenaga administasi Rewad : IKAD > 3,5 diusulkan menjadi Calon dosen pestasi / teladan. Jika Telah memenuhi syaat untuk kenaikan jabatan fungisional dosen maka Ketua Juusan akan mengusulkan kepada Senat STMIK Cilegon untuk pengajuan kenaikan pangkat jabatan fungisonal dosen. 4. RANCANGAN SISTEM USULAN Pada sistem usulan yang akan dibuat dapat digambakan pada skema secaa umum sebagai ikut : Ijazah, SK Pengakatan, Dokumen Pendukung, SAP, Absen Dosen dan Kuisione, SK Pengajaan, SK Kegiatan Sistem Monitoing Kineja Dosen dalam Kegiatan Ti Dhama PT Gamba.. Skema sistem usulan 4..Rancangan Stuktu Tabel Peancangan stuktu tabel pada sistem yang diusulkan dapat dijabakan sebagai ikut: Tabel :Tabel Mahasiswa Isi :Data Mahasiswa :NPM Lapoan SIM Alat Bantu SPK (Analisa Pediksi) Lapoan SPK 45

10 MJI Vol.9, No., Juni 207, hlm No Field Jenis Leba NPM Text 7 Nomo Pokok Mahasiswa 2 Nm_Mhs Text 25 Mahasiswa 3 Podi Text 2 Kode Juusan Tabel : Tabel Dosen Isi : Data Dosen : Kd_dosen No Field Jenis Leba NIDN Text 0 Nomo Induk Dosen Nasional 2 Nm_Dosen Text 30 Dosen 3 Pendidikan Pendidikan Text 3 Akhi Tetinggi 4 Gela Gela Text 2 Akademik Depan Depan 5 Gela Belakang JabatanAk 6 ademik TMTJafun 7 g StatusEval 8 uasi Tabel Isi pengguna untuk mengakses sistem : _ Text 2 Gela Akademik Belakang Text 2 Jabatan Akademik Date TMT Jabatan Akademik Text 20 Status Teakhi Evaluasi : Tabel Use : Menyimpan nama paa No Field Jenis Leba useid Text 20 Pengguna 2 Passwd Text 20 Kunci / passwod Tabel : Tabel Matakuliah Isi : Data Matakuliah : Kd_Mk No Jenis Leba Field Kode Kd_Mk Text 6 Matakuliah 2 Nm_Mk Text 50 Matakuliah be ge 3 Semeste Semeste be ge 4 SKS SKS Tabel : Tabel BebanPengajaan Isi : Data Matakuliah N o. Field TA 2 Semeste 3 NIDN 4 Kd_Mk 5 6 Kehadi an WaktuP enilaian Jeni s Tex t Tex t Tex t Tex t Nu mbe Nu mbe Le ba : Kd_Mk 9 Tahun Akademi 6 Semeste Gasal/Genap 0 NIDN 6 Kode Matakuliah Int ege Int ege Jumlah Kehadian Jumlah Hai Pengumpulan Nilai dai batas akhi Tabel : Tabel KegiatanPenelitian Isi : Data Matakuliah : Kd_Mk No Leba Jenis. Field TA Text 9 Tahun Akademi 2 Semeste Text 6 Semeste Gasal/Genap 3 NIDN Text 0 NIDN 4 Judul Text 00 Judul Penelitian 5 Publikasi Text 20 Media Publikasi 6 Keteanga Mem o Tabel : Tabel KegiatanPengabdianPadaMasyaakat Isi : Data Matakuliah : Kd_Mk No. Field Jenis Leba TA Text 9 Tahun Akademi 2 Semeste Text 6 Semeste Gasal/Genap 46

11 Agus Suhei Sistem Monitoing Kineja Dosen Dalam Kegiatan Ti Dhama Peguuan Tinggi ( Studi Kasus STMIK CILEGON ) 3 NIDN Text 0 NIDN 4 Keg Text 00 iatan Kegiatan 5 Lokasi Text 50 Lokasi Kegiatan 6 Waktu Text 00 Kegiatan Tabel : Tabel Kuisione Dosen Isi : Data poses menentukan nilai ata-ata KD : No_KD N Leb Jenis o Field a No_KD Text 4 No Kuisione Dosen 2 NIDN Text 0 NIDN 3 NPM Text 7 Nomo Pokok Mahasiswa 4 Nilai_K Nilai Kuisione D Dosen 5 Nilai Rata-ata Kuisione Dosen Tabel : Tabel Indeks Kineja Akademik Dosen (IKAD) Isi : Data poses menentukan nilai IKAD : _ No Field Jenis Leba No_KD Text 4 No Kuisione Dosen 2 NIDN Text 0 NIDN Nilai_K D Nilai_A D Total IKAD Ketean gan Text 0 Nilai Kuisione Dosen Nilai Akademik Dosen Nilai Total IKAD hasil IKAD Tabel : Tabel Test Kuisione Dosen Isi : Data poses menentukan nilai ata-ata KD : No_KD N Leb Jenis o Field a NIDN Text 0 NIDN 2 Kd_Mk Text 6 Kode Matakuliah 3 NPM Text 7 Nomo Pokok Mahasiswa Rataata_KD an_ an_2 an_3 an_4 an_5 an_6 an_7 an_8 an_9 an_0 Total_Ni lai Rataata_KD 4.2. Stuktu Hiaki Sistem Kuisione_ Kuisione_2 Kuisione_3 Kuisione_4 Kuisione_5 Kuisione_6 Kuisione_7 Kuisione_8 Kuisione_9 Kuisione_0 Total Nilai Kuisione Nilai Rata-ata KuisioneDosen 5. Kesimpulan Bedasakan analisa dan peancangan masalah, maka dapat diambil kesimpulan dai penelitian yang dilakukan sebagai ikut : a. Behasil meancang sebuah sistem yang dapat melakukan monitoing kineja dosen dalam kegiatan Tidama Peguuan Tinggi sebagai pendukung dalam peningkatan jabatan fungsional dosen. b. Sistem dapat membantu pimpinan dalam memantau kineja dosen c. Sistem dapat membantu Dosen untuk mengevaluasi dii tehadap kinejanya d. Sistem dapat menghasilkan usulan kenaikan jabatan fungsional dosen e. Dosen secaan tidak langsung dituntut untuk menjalankan Ti Dhama Peguuan Tinggi dalam setiap kegiatannya. 47

12 MJI Vol.9, No., Juni 207, hlm Peguuan Tinggi pelu mengadakan penilaian kineja yang mengacu pada Ti Dhama Peguuan Tinggi, kaena dengan memasukkan unsu-unsu yang tedapat di dalam Ti Dhama Peguuan Tinggi dalam penilaian kineja dosen, dengan sendiinya lapoan untuk kepeluan akeditasi sudah sebagian besa tepenuhi. Yang pelu dipehatikan dalam pelaksanaan penilaian kineja ini ialah kontol dai pihak penilai/manajemen peguuan tinggi. Selain kontol, ketebukaan dalam sistem penilaian akan membuat dosen measa dihagai dan meeka dapat menetapkan taget masing-masing. Ketebukaan dan objektivitas akan meningkatkan kepuasan keja dan akhinya akan mempengauhi pestasi peguuan tinggi secaa keseluuhan. DAFTAR PUSTAKA [] ---, Buku Pedoman Penjaminan Mutu(Quality Assuance)Pendidikan Tinggi, 2003, Diektoat Jendeal Peguuan Tinggi-Depatemen Pendidikan Nasional [2] ---, Paktek Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Buku I Poses Pembelajaan. 2004, Depatemen Pendidikan Nasional Diektoat Jendeal Pendidikan Tinggi, Diektoat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan. [3] Demawan, Rizky., S.E, M.M Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan & Peencanaan Stategis. Cetakan Petama. CV. ALFABETA. Bandung. [4] Fatansyah, I Basis Data. Cetakan keempat. CV. Infomatika. Bandung. [5] Kendall & Kendall Analisis dan Peancangan Sistem. Edisi Bahasa Indonesia cetakan kedua. PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Jakata. [6] McLeod, Raymond, J Sistem Infomasi Manajemen. Edisi 7 jilid 2. Penhallindo. Jakata. [7] Munanda, M. Ds Budgeting:Peencanaan Keja,Pengkoodinasian Keja dan Pengawasan Keja. Edisi cetakan petama. BPFE-Yogyakata. Yogyakata. 48

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI STIE CANDA BHIRAWA KEDIRI 2012 STIE Canda Bhiawa Kedii SOP SKRIPSI Tanggal belaku Tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas.

mendapatkan karyawan yang berkopentensi sesuai dengan bidangnya dan terkendali dari jumlah dan waktu sesuai kebutuhan universitas. I Tanqqal Efektif 1 Desembe 2008 071 1. TUJUAN Membeikan acuan peneimaan dan pengendalian kayawwan idak tetap non dosen untuk mendapatkan kayawan yang bekopentensi sesuai dengan bidangnya dan tekendali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG I SALINAN I fp~@"~{5}f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 {, TENTANG PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN/PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA \ IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PELAKS...\NAAN KEGIATAN PENOATAAN KELUARGA 01 PROVINSI OJ~ERAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 643 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINCIAL PROJECT IMPLEMENTATION UNIT UNTUK PROGRAM SANITASI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

SMK NEGERI 3 PURWOREJO KOMPETENSI KEAHLUIAN JASA BOGA SILABUS. : Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja. Kelas /Semeste : X/ 1 dan 2

SMK NEGERI 3 PURWOREJO KOMPETENSI KEAHLUIAN JASA BOGA SILABUS. : Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja. Kelas /Semeste : X/ 1 dan 2 Nama Sekolah Mata Pelajaan : SMK/SMAK Kelas /Semeste : X/ 1 dan 2 SILABUS : Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Keja Kompetensi Inti: KI :Menghayati dan mengamalkanajaan agama yang dianutnya KI 2 :Mengembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG 8J~~g;~~ ~~ KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1867 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM KEPULAUAN SERIBU SEBAGAI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 25-29 25-29 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Mengacu pada pogam dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KPU RI, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoajo pada jangka

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG .,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 542 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN I

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

~~{ Jf'~YlF~~tJ. ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG

~~{ Jf'~YlF~~tJ. ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG . " I SALINAN I ~~{ Jf'~YlF~~tJ ~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 92 TAHUN 2012 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaan : Matematika Kelas/Semeste :X/ Matei pokok : Identitas Tigonometi Alokasi Waktu : JP ( @ 45 menit ) A. Kompetensi Inti Kompetensi Sikap

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Junal Infomatika Mulawaman Vol. 8 No. 3 Septembe 203 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK UOB MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTHING Budi Fachizal ), Indah Fiti Astuti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2),

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2), 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Diskipsi Teoi 1. Pengetian Hasil Belaja Belaja dapat digambakan sebagai inteaksi aktif dengan lingkunganna melalui pengamatan, pencaian, pemikian, dan penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

Irlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order..

Irlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order.. Pehitungan Pesediaan Obat dengan Metode Economic Ode Quantity dan Reode Point di Instalasi Famasi Rumah Sakit Pau Jembe (Calculation of Dug Inventoy Based on the Economic Ode Quantity and Reode Point at

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBAYARAN PIUTANG DI RS JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PEMBAYARAN PIUTANG DI RS JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PEMBAYARA PIUTAG DI RS JASA KARTII KOTA TASIKMALAYA anang Suciyn 1, Elis Msah 2 STMIK TASIKMALAYA Jl.R.E.Matadinata.272 A Indihiang Kta Tasikmalaya, Jawa Baat e-mail: ¹nangsuciyn2@gmail.cm,² elismasah@gmail.cm

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci