PENENTUAN DAN PENJADWALAN PEKERJA FULL-TIME DAN PEKERJA PART-TIME DENGAN KENDALA LIBUR HARI KERJA DAN LIBUR AKHIR PEKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN DAN PENJADWALAN PEKERJA FULL-TIME DAN PEKERJA PART-TIME DENGAN KENDALA LIBUR HARI KERJA DAN LIBUR AKHIR PEKAN"

Transkripsi

1 PENENTUAN DAN PENJADWALAN PEKERJA FULL-TIME DAN PEKERJA PART-TIME DENGAN KENDALA LIBUR HARI KERJA DAN LIBUR AKHIR PEKAN Oleh: YUDI ARISANDI G DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

2 PENENTUAN DAN PENJADWALAN PEKERJA FULL-TIME DAN PEKERJA PART-TIME DENGAN KENDALA LIBUR HARI KERJA DAN LIBUR AKHIR PEKAN YUDI ARISANDI G DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

3 ABSTRACT YUDI ARISANDI Sizing an Scheuling Full-time an Part-time Workorce with O-ay an O-weeken Constraints Supervise by FARIDA HANUM an DONNY CITRA LESMANA A company operates seven ays a week that consist o ive weekays an two ays in weeken The number o workers that neee in weekays is assume to be constant every ay This assumption also hols or the number o workers in weeken However they can ier each other Full-time workers get priority to ulill the nee o workers Assuming that every ull-time worker gets two ays o per week (some o them are weeken o the lack o workers neee are ulille by hiring part-time workers In this paper we stuy the number o ull-time an part-time workers neee by the company or the whole perio as well as their work scheules

4 ABSTRAK YUDI ARISANDI Penentuan an Penjawalan Pekerja Full-time an Pekerja Part-time engan Kenala Libur Hari Kerja an Libur Akhir Pekan Dibimbing oleh FARIDA HANUM an DONNY CITRA LESMANA Suatu perusahaan beroperasi tujuh hari alam seminggu yaitu lima hari kerja an ua hari akhir pekan Banyaknya pekerja yang ibutuhkan paa setiap hari kerja iasumsikan sama setiap harinya Demikian juga banyaknya pekerja yang ibutuhkan paa hari akhir pekan aalah sama setiap harinya tetapi boleh berbea engan banyaknya pekerja yang ibutuhkan i hari kerja Paa awalnya pekerja yang ibutuhkan perusahaan hanyalah pekerja ull-time Setiap pekerja ull-time iberikan ua hari libur setiap pekannya yang i antaranya aalah sejumlah libur akhir pekan Akibatnya terkaang perusahaan membutuhkan pekerja tambahan untuk memenuhi kebutuhan pekerja paa hari-hari yang kekurangan pekerja Untuk itu perusahaan juga mempekerjakan pekerja part-time Dalam tulisan ini ibahas tentang ormula alam menentukan banyaknya pekerja ull-time an pekerja part-time yang ibutuhkan perusahaan beserta penjawalan kerjanya

5 PENENTUAN DAN PENJADWALAN PEKERJA FULL-TIME DAN PEKERJA PART-TIME DENGAN KENDALA LIBUR HARI KERJA DAN LIBUR AKHIR PEKAN Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains paa Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor YUDI ARISANDI G DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

6 Juul : Penentuan an Penjawalan Pekerja Full-time an Pekerja Part-time engan Kenala Libur Hari Kerja an Libur Akhir Pekan Nama : Yui Arisani NRP : G Menyetujui: Pembimbing I Pembimbing II Dra Faria Hanum MSi NIP Donny Citra Lesmana MFinMath NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr rh Hasim DEA NIP Tanggal Lulus :

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hairat Allah SWT atas limpahan rahmat an karunia-nya penulis apat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini Tak lupa shalawat serta salam tercurah selalu kepaa Nabi Muhamma SAW Skripsi yang berjuul Penentuan an Penjawalan Pekerja Full-time an Part-time engan Kenala Libur Hari Kerja an Libur Akhir Pekan ini merupakan salah satu syarat untuk menapatkan gelar Sarjana Sains Penyusunan skripsi ini tiak lepas ari bantuan ari berbagai pihak Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepaa: 1 Allah SWT atas segala rahmat an izin-nya 2 Nabi Muhamma SAW 3 Ibu Dra Faria Hanum MSi selaku osen pembimbing I Bapak Donny Citra Lesmana MFinMath selaku pembimbing II an Bapak Dr Toni Bakhtiar MSc selaku osen penguji Terima kasih atas ilmu bimbingan saran motivasi an masukannya 4 Keua orang tua papa mama Kakak aik tersayang Ses Diit an Putri Terima kasih atas oa an ukungannya 5 Semua sauara sekeluarga besar an teman-teman i Lampung 6 Teman-teman seperjuangan i Matematika 39 Rizal Yana Ungkap Agus Rian Anri Aen Riswan Ikhe Wenny Dina Ae Elis Desi Rani Nita Lia Tami Ari Ari Kabul Febi Fitrah Amin Luti Mere Mega Erit Irwan Inra Nur Tieka Avi Roih Terima Kasih untuk semua kerjasama keceriaan an kisah-kisah yang telah aa 7 Sahabat-sahabat penulis Ikhe an Ambar (semua akan kembali seperti yang ulu Tetapi tiak engan persahabatan Terima kasih untuk semua kebaikan kebersamaan bantuan keceriaan an motivasinya 8 Ochi Dwinita Vey an Fiit terima kasih atas semua kisahnya 9 Matematika an 42 yang tiak mungkin isebutkan satu per satu 10 Anak Kc-Math Anri Yana Riswan Agus Aen an Ungkap Terima kasih atas keceriaan yang singkat namun membekas i hati Anak-anak Kos Gizi Abai Asep Prima Imam Diin Isal Anton Rany Mas Fajar Mas Risang Doo Rian Esa ll 11 Rina terima kasih atas keceriaan an bantuannya selama ini 12 Diah Aji an Mahnur atas keseiannya menjai pembahas i seminar penulis 13 Prima atas kebersamaan segala bantuannya selama ini an pinjaman komputernya 14 Semua yang suah memberi warna cahaya tawa an air mata Semua yang telah menggoreskan hitam an putih Semua yang telah menaburkan uri menancapkan luka an memberi api 15 Semua pihak yang suah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini Semoga skripsi ini apat memberikan manaat bagi penulis an pembaca Bogor Januari 2008 Yui Arisani

8 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir i Banar Lampung Lampung paa tanggal 15 Januari 1984 sebagai anak keua ari empat bersauara anak ari pasangan Junaii Alwi an Juhaini yang beralamat i Jalan Perintis Raya Sukarame Banar Lampung Tahun 2002 penulis lulus ari SMUN 9 Banar Lampung an paa tahun yang sama iterima i IPB melalui jalur SPMB Penulis memilih Program Stui Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam Selama mengikuti kegiatan perkuliahan penulis pernah akti menjai anggota himpunan proesi mahasiswa matematika yang ikenal engan nama GUMATIKA alam Departemen Kaerisasi paa masa kepengurusan 2003/2004 Selain itu penulis juga pernah akti sebagai anggota kepanitiaan i beberapa kegiatan kemahasiswaan i lingkar kampus

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 Tujuan 1 II LANDASAN TEORI 1 III PEMBAHASAN 31 Masalah Penentuan Pekerja Full-time 3 32 Masalah Penentuan Pekerja Full-time an Dua Jenis Pekerja Part-time 4 33 Contoh Permasalahan Algoritme Pembangkit Jawal Algoritme Moiikasi untuk Penjawalan Libur Hari Kerja Algoritme untuk Perusahaan yang Memulai Usaha paa Hari Minggu 23 IV SIMPULAN DAN SARAN 41 Simpulan Saran 30 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 31 vii

10 DAFTAR TABEL Halaman 1 Nilai P = ( ue + u + + untuk beberapa kasus nilai F jika be < b 8 2 Nilai P = ( ue + u + + untuk beberapa kasus nilai F jika be = b 8 3 Nilai P = ( ue + u + + untuk beberapa kasus nilai F jika be > b 11 4 Penjawalan pekerja untuk Contoh 4 engan hari Senin sebagai awal usaha 19 5 Penjawalan pekerja untuk Contoh 5 engan hari Senin sebagai awal usaha 20 6 Penjawalan pekerja yang telah imoiikasi untuk Contoh 4 engan hari Senin sebagai awal usaha 21 7 Penjawalan pekerja yang telah imoiikasi untuk Contoh 5 engan hari Senin sebagai awal usaha 22 8 Penjawalan pekerja untuk Contoh 4 engan hari Minggu sebagai awal usaha 24 9 Penjawalan pekerja untuk Contoh 5 engan hari Minggu sebagai awal usaha Penjawalan pekerja yang telah imoiikasi untuk Contoh 4 engan hari Minggu sebagai awal usaha Penjawalan pekerja yang telah imoiikasi untuk Contoh 5 engan hari Minggu sebagai awal usaha 29 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Graik u an u e engan D = 8 E = 12 an θ = Graik u an u e seperti Gambar Graik C(F jika P seperti paa Gambar 2 engan G=7 6 4 Graik C(F jika g 2E+ 5D 7 5 Graik C(F jika be < b 8 6 Graik C(F jika be = b 9 7 Graik C(F jika be b 9 8 Graik C(F jika be > b 11 9 Graik C(F jika g 2(1 θ ( be b Graik C(F jika g < 2(1 θ ( be b 12 viii

11 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Penurunan Persamaan ( Fungsi C(F paa Persamaan (3211 minimum paa F = bg 32 3 Bukti pertaksamaan C ( 1 bg < C2 ( bg ( ( paa Persamaan (3212 ekuivalen engan bg bg + bg bg < c 33 4 Fungsi C(F paa Persamaan (3213 minimum paa F = bt 33 5 Bukti pertaksamaan C4 ( bt < C3 ( bt paa Persamaan (3214 ekuivalen engan c ( bt bt < c p 34 6 Penurunan Persamaan ( Fungsi C(F paa Persamaan (3215 minimum paa F = bg 35 8 Penurunan Persamaan ( Fungsi C(F paa Persamaan (3217 minimum paa F = bg atau F = bh Bukti pertaksamaan C1( b < C6 ( b ( b b c p < 5 c 2(1 θ c p /(3+ 2 θ 11 Bukti pertaksamaan C6 ( bh < C5 ( bh ( bh bh + ( bh bh c < 5 c /2(1 θ paa Persamaan (3218 ekuivalen engan 38 paa Persamaan (3219 ekuivalen engan 39 p 12 Fungsi C(F paa Persamaan (3220 minimum paa F = b atau F = be Bukti pertaksamaan C4 ( be < C7 ( be paa Persamaan (3221 ekuivalen engan (5D 5 b b < 5 c / 2(1 θ Bukti pertaksamaan C ( be < C ( be paa Persamaan (3222 ekuivalen engan 7 3 be be < 5 c /2(1 θ Workstretch yang ihasilkan ari algoritme pembangkit jawal an moiikasinya untuk Contoh 4 42 ix

12 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Masalah penjawalan pekerja merupakan salah satu masalah yang suah sepantasnya selalu menjai perhatian oleh sebuah perusahaan apalagi masalah tersebut sangat berkaitan engan eisiensi kinerja an sumber aya pekerja yang igunakan oleh perusahaan Secara garis besar masalah penjawalan pekerja apat iklasiikasikan menjai tiga jenis yaitu ays-o shit an tour scheuling problems Days-o scheuling problem ialah masalah menentukan hari kerja an waktu istirahat pekerja alam suatu interval waktu tertentu Shit scheuling problem terjai bila alam ays-o scheuling problem harus itentukan waktu awal kerja lamanya shit interval an waktu awal istirahat pekerja Bila ays-o scheule an shit scheule harus itentukan alam suatu pola maka masalahnya menjai masalah menentukan rute penjawalan atau tour scheuling problems Dalam karya ilmiah ini pekerja ibeakan menjai ua jenis yaitu pekerja ull-time an pekerja part-time Karena masalah seperti paa karya ilmiah ini terjai paa perusahaan yang beroperasi setiap hari maka setiap pekerja ull-time akan iberikan sejumlah hari libur yaitu libur hari kerja an libur akhir pekan Dalam karya ilmiah ini akan ipelajari cara menentukan banyaknya pekerja baik pekerja ull-time maupun pekerja part-time yang ibutuhkan suatu perusahaan alam jangka waktu tertentu engan memenuhi kenala kebutuhan pekerja setiap harinya an kenala hari libur Juga akan ipelajari cara menjawalkerjakan para pekerja tersebut Karya ilmiah ini merupakan rekonstruksi jurnal yang berjuul Sizing an sheuling a ulltime an part-time workorce with o-ay an o-weeken constraints yang itulis oleh Hamilton Emmons an Du-Shean Fuh paa Annals o Operation Research vol 70 halaman tahun Tujuan Tujuan penulisan karya ilmiah ini aalah menentukan kombinasi pemakaian pekerja ulltime an part-time yang akan ipekerjakan oleh suatu perusahaan beserta penjawalan hari kerja masing-masing pekerja engan memenuhi kenala libur hari kerja an libur hari akhir pekan sehingga biaya yang ikeluarkan apat itekan seminimal mungkin II LANDASAN TEORI Deinisi 1 Fungsi Sesepenggal Fungsi sesepenggal (piecewise unction aalah ungsi yang tereinisi oleh rumus yang berlainan sesuai engan aerah asalnya (Stewart 2001 Contoh1 Contoh-contoh piecewise unction: x 1 x 1 1 ( x = x + 2 x > < z 1 2 ( z = 2 1 < z 2 3 Fungsi nilai mutlak x x 0 ( z = x = x x < 0 4 Fungsi bilangan bulat terbesar x = Bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama engan x Misalkan 1 x < 4 maka 1 1 x < 2 ( x = x = 2 2 x< x < 4 x = Bilangan bulat terkecil yang lebih besar atau sama engan x Misalkan 1< x 4 maka 2 1< x 2 ( x = x = 3 2< x < x 4

13 2 Deinisi 2 Fungsi Naik an Fungsi Turun Misalkan (x=y Fungsi isebut ungsi naik paa selang I jika (x 1 < (x 2 bilamana x 1 < x 2 i I Fungsi isebut ungsi turun paa selang I jika (x 1 > (x 2 bilamana x 1 < x 2 i I (Stewart 2001 Deinisi 3 Moulo Jika sebuah bilangan bulat a yang taknol membagi selisih bilangan bulat b an c maka b ikatakan kongruen ke c moulo a inotasikan b c(mo a atau apat itulis engan b= c mo a Jika b c tiak habis ibagi a maka a tiak kongruen ke c mo a yang itulis b c(mo a atau apat itulis engan b = c mo a (Niven et al 1991 III PEMBAHASAN Suatu perusahaan beroperasi setiap hari lima hari kerja yaitu hari Senin sampai engan hari Jum at an ua hari akhir pekan hari Sabtu an hari Minggu Dalam membangun usahanya selama B pekan perusahaan mempekerjakan F pekerja ulltime Akan tetapi terkaang perusahaan juga mempekerjakan pekerja part-time sebagai tambahan pekerja ull-time Penambahan pekerja part-time ini ilakukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja paa waktu tertentu sehingga ketiakeektian pekerja apat ihinari an pemakaian biaya apat itekan sekecil mungkin Paa setiap hari kerja iputuskan bahwa perusahaan membutuhkan D pekerja ull-time ari F pekerja ull-time yang bekerja an E pekerja ull-time ari F pekerja ull-time yang bekerja paa hari akhir pekan Selama B pekan pengoperasian setiap pekerja ull-time memiliki ua hari libur tiap pekannya an libur A akhir pekan ari B akhir pekan seluruhnya Dengan kenala hari libur tersebut maka akan itentukan banyaknya pekerja ull-time an pekerja part-time yang ibutuhkan perusahaan selama B pekan pengoperasian engan biaya yang minimum beserta penjawalan kerjanya Dalam karya ilmiah ini ipergunakan aturan shit tunggal (single shit ari sejumlah pekerja Deinisi 4 Shit Shit aalah pola kerja harian yang teriri atas sejumlah waktu kerja yang beruntun ari seorang pekerja (Brusco & Jacobs 1995 Dalam permasalahan ini akan igunakan beberapa asumsi yaitu: 1 Perusahaan beroperasi 8 jam setiap hari lima hari kerja an ua hari akhir pekan 2 Banyaknya pekerja paa hari kerja boleh lebih besar sama engan atau lebih kecil aripaa banyaknya pekerja paa hari akhir pekan 3 Perusahaan hanya mempunyai satu shit setiap harinya yang lamanya aalah 8 jam 4 Karena kenala hari libur yang menyatakan setiap pekerja ull-time libur 2 hari setiap pekannya maka setiap pekerja ull-time bekerja 5 hari setiap pekannya selama B pekan 5 Setiap pekerja baik pekerja ull-time maupun pekerja part-time apat itempatkan paa hari mana saja sesuai kebutuhan an 6 Faktor-aktor tak teruga yang apat menghambat jalannya pekerjaan seperti sakit libur nasional an sebab lainnya iabaikan Paa awalnya iketahui bahwa setiap pekerja memiliki satu shit setiap harinya Akan tetapi karena aanya penentuan ua hari libur setiap pekannya untuk setiap pekerja maka untuk mempermuah pembahasan selanjutnya shit yang imiliki setiap pekerja tersebut ibeakan menjai ua yaitu shit yang ipakai pekerja untuk bekerja isebut shit kerja an shit yang ipakai pekerja untuk libur isebut shit libur Dengan emikian pemakaian shit apat igantikan engan hari

14 3 Untuk lebih memahami penggunaan istilah shit iberikan ilustrasi i bawah ini: Ilustrasi 1 Pekerja Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg a o o b o o Tabel i atas menggambarkan jawal kerja Pekerja a an Pekerja b selama satu pekan Shit kerja igambarkan engan kotak kosong Seangkan kotak yang berisi o aalah shit libur pekerja yang bersangkutan Jai ari tabel i atas Pekerja a memiliki shit libur paa akhir pekan atau apat juga iartikan Pekerja a mempunyai hari libur akhir pekan paa pekan tersebut Seangkan Pekerja b mempunyai hari libur paa hari Senin an Kamis Dalam pembahasan ini akan ibahas cara menentukan rumusan alam menentukan banyaknya pekerja ull-time yang iperlukan perusahaan selama B pekan an banyaknya pekerja part-time jika ibutuhkan engan biaya yang minimum Juga akan ibahas cara menjawalkerjakan pekerja-pekerja tersebut Untuk mempermuah pemahaman iberikan contoh-contoh kasus yang bersesuaian Permasalahan seperti ini juga sering ihaapi oleh perusahaan yang bekerja tanpa henti 24 jam setiap hari Perusahaan tersebut tentunya memiliki lebih ari satu shit setiap harinya yang tiak saling berpotongan (overlap Dengan emikian penjawalan pekerja seperti paa karya ilmiah ini apat ilakukan paa setiap shit secara terpisah Untuk selanjutnya pembahasan masalah penentuan an penjawalan pekerja ull-time an pekerja part-time akan ibagi menjai ua yaitu pembahasan masalah penentuan pekerja ull-time tanpa pekerja part-time an pembahasan masalah penentuan pekerja ulltime an pekerja part-time beserta penjawalan kerjanya 31 Masalah Penentuan Pekerja Fulltime Dalam subbab ini imisalkan perusahaan memutuskan untuk tiak menggunakan pekerja part-time an banyaknya pekerja ull-time yang iperlukan perusahaan selama B pekan aalah sebanyak W pekerja Selanjutnya iketahui bahwa terapat 2( B- A hari akhir pekan yang ipakai bekerja oleh setiap pekerja Karena setiap pekerja mempunyai 1 shit setiap harinya maka terapat 2 W( B A shit kerja i akhir pekan Juga iketahui bahwa terapat 2B hari akhir pekan seluruhnya Karena isyaratkan terapat E pekerja yang bekerja i setiap hari akhir pekan an setiap pekerja mempunyai 1 shit setiap harinya maka terapat 2BE shit kerja yang isyaratkan i akhir pekan 2 W( B A shit kerja i akhir pekan tersebut harus meng-cover 2BE shit kerja yang isyaratkan i akhir pekan Karena alam subbab ini hanya menggunakan pekerja ulltime tanpa menggunakan pekerja part-time maka iasumsikan 2 W( B A 2BE Jai BE W B A Misalkan maka BE be = B A W b e (311 Di pihak lain karena setiap pekerja bekerja 5 hari setiap pekan an 1 hari kerja pekerja aalah 1 shit maka total banyaknya shit kerja ari W pekerja selama B pekan aalah 5WB 5WB shit kerja tersebut harus meng-cover B(2E+5D shit kerja yang isyaratkan seluruhnya Karena alam subbab ini hanya menggunakan pekerja ull-time tanpa menggunakan pekerja part-time maka iasumsikan 5 WB B(2E + 5 D Jai 2E + 5D W 5 Misalkan maka 2E + 5D bt = 5 W b t (312 Karena ari Persamaan (311 W be an ari Persamaan (312 W b t maka banyaknya pekerja ull-time yang ibutuhkan perusahaan aalah W = max { be bt } (313

15 4 Misalkan c aalah biaya pekerja ulltime per orang per hari Karena setiap pekerja bekerja 5 hari setiap pekan maka banyaknya biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan W pekerja ull-time selama B pekan aalah CW ( = 5 BWc Contoh 2 Untuk menjalankan usahanya selama 5 pekan (B=5 sebuah perusahaan mempekerjakan pekerja ull-time tanpa pekerja part-time Setiap pekerja mempunyai 2 hari libur tiap pekannya termasuk i alamnya libur 2 akhir pekan (A=2 ari 5 akhir pekan yang terseia Perusahaan memutuskan bahwa ari seluruh pekerja yang imiliki harus terapat 8 pekerja yang bekerja paa setiap hari kerja (D=8 an 10 pekerja paa setiap hari akhir pekan (E=10 Diputuskan juga bahwa biaya pekerja per orang per hari sebesar 7 satuan (c =7 Dengan menggunakan Persamaan (311 itentukan BE (5(10 50 b = e 1667 ( B A = (5 2 = 3 = an engan menggunakan Persamaan (312 itentukan (2E+ 5 D (2(10 + (5(8 bt = = = Jai ari Persamaan (313 apat itentukan banyaknya pekerja ull-time yang harus ipekerjakan perusahaan selama 5 pekan yaitu: W = max { be bt } = max{ } = max{ 1712} = 17 Biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk membayar seluruh pekerja aalah CW ( = 5BWc C(17 = (5(5(17(7 = 2975 satuan Jai selama 5 pekan beroperasi perusahaan harus mempekerjakan sebanyak 17 pekerja ull-time engan biaya pekerja seluruhnya sebesar 2975 satuan 32 Masalah Penentuan Pekerja Full-time an Dua Jenis Pekerja Part-time Selain menggunakan pekerja ull-time terkaang perusahaan juga memerlukan pekerja part-time Pekerja part-time teriri atas ua jenis yaitu limite part-time engan jumlah yang terbatas tetapi biaya lebih kecil aripaa biaya pekerja ull-time an pekerja unlimite part-time engan jumlah yang tiak ibatasi tetapi biaya yang lebih besar aripaa biaya pekerja ull-time Jika imisalkan c = biaya pekerja ull- time per orang per hari c p = biaya pekerja limite part- time per orang per hari an = biaya pekerja unlimite part- time per orang per hari maka iketahui bahwa < c < Kemuian ieinisikan G = banyaknya pekerja limite part- time yang terseia selama B pekan θ = perbaningan antara banyaknya akhir pekan tiap pekerja yang apat ipakai libur engan banyaknya akhir pekan seluruhnya A = ; karena A< B an B 0 maka 0 < θ < 1 B D = banyaknya pekerja ull- time yang ibutuhkan setiap hari kerja E = banyaknya pekerja ull- time yang ibutuhkan setiap hari akhir pekan g = rata-rata banyaknya pekerja limite part- time setiap pekan selama B pekan G = B sehingga akan itentukan F = banyaknya pekerja ull- time yang ibutuhkan perusahaan selama B pekan an P = banyaknya pekerja part- time yang ibutuhkan perusahaan selama B pekan Banyaknya pekerja part-time itentukan oleh banyaknya shit kerja pekerja ull-time yang tiak ter-cover Jai alam menentukan pekerja part-time terlebih ahulu iasumsikan bahwa pekerja yang bekerja paa perusahaan hanyalah pekerja ull-time Akibat ari kenala hari libur yang telah iuraikan i atas maka iketahui bahwa total aa sebanyak 2AF shit libur i akhir pekan Hal ini berarti aa 2(B-AF shit kerja i akhir pekan Karena isyaratkan terapat 2BE shit

16 5 kerja i akhir pekan seluruhnya maka ieinisikan ue = 2BE 2( B A F = 2 B[ E (1 θ F] (321 Jika u e bernilai positi maka u e isebut weeken unerage yaitu terapat shit kerja pekerja ull-time paa akhir pekan yang tiak ter-cover Namun jika u e bernilai negati maka u e isebut weeken overage yaitu terapat kelebihan shit kerja pekerja ull-time paa akhir pekan Dengan meneinisikan x + = max{0 x} ieinisikan + ue = banyaknya pekerja part- time yang iperlukan i akhir pekan selama B pekan an + (- ue = banyaknya kelebihan pekerja ull- time paa akhir pekan Karena setiap pekerja mempunyai hari libur 2 hari tiap pekannya maka terapat 2BF shit libur pekerja selama B pekan an 2AF i antaranya aalah hari akhir pekan Hal ini berarti bahwa aa 2( B- A F shit libur pekerja paa hari kerja Karena perusahaan mensyaratkan hanya D pekerja ull-time yang bekerja paa setiap hari kerja maka isyaratkan terapat 5BD shit kerja paa hari kerja seluruhnya Selanjutnya engan meneinisikan 5BF aalah banyaknya shit paa hari kerja seluruhnya maka ieinisikan u = 5BD [ 5BF 2( B A F] = B[ 5 D (3 + 2 θ F] (322 Jika u bernilai positi maka u isebut weekay unerage yaitu terapat shit kerja pekerja ull-time paa hari kerja yang tiak ter-cover Namun jika u bernilai negati maka u isebut weekay overage yaitu terapat kelebihan shit kerja pekerja ulltime paa hari kerja Dengan penotasian seperti sebelumnya ieinisikan + u = banyaknya shit paa hari kerja yang isusun oleh kelebihan pekerja ull- time paa akhir pekan itambah pekerja part-time jika aa an + (- u = banyaknya kelebihan pekerja ull- time paa hari kerja Dengan u e an u yang telah ieinisikan i atas selanjutnya akan itentukan P = P( F yaitu total banyaknya pekerja part-time yang ibutuhkan perusahaan Jika u e > 0 an u > 0 maka P = ue + u Jika u e < 0 an u > 0 maka kelebihan pekerja paa akhir pekan apat igunakan untuk meng-cover kebutuhan pekerja paa hari kerja Jai P = ( ue + u + Jika u e > 0 an u < 0 maka P = ue Jika u e < 0 an u < 0 maka perusahaan tiak memerlukan pekerja part-time Jai P = 0 Pernyataan-pernyataan i atas apat ikombinasikan menjai sebuah rumusan untuk menentukan besarnya P yaitu P = ( ue + u + + (323 Dimisalkan C(F aalah biaya F pekerja ull-time itambah minimum pekerja part-time selama B pekan Karena biaya pekerja limite part-time lebih kecil aripaa biaya pekerja unlimite part-time pemakaian pekerja limite part-time lebih iprioritaskan aripaa pemakaian pekerja unlimite part-time Selagi masih terseia pekerja limite part-time pekerja part-time yang igunakan perusahaan sebagai tambahan pekerja ull-time aalah pekerja limite part-time Jika masih kurang barulah perusahaan mempekerjakan pekerja unlimite part-time Jika pekerja limite parttime tiak terseia (G=0 maka pekerja parttime yang igunakan perusahaan sebagai tambahan pekerja ull-time aalah pekerja unlimite part-time Jai P P G C( F = 5BFc + G+ ( P G P> G = 5BFc + P+ ( ( P G + (324 Dengan menyubstitusi Persamaan (323 ke Persamaan (324 maka iapat CF ( 5 BFc c p( u e u ( c p c p ( u e u G + = (325

17 6 u e an u aalah ungsi linear ari F Karena kemiringan u e an u terhaap F aalah negati maka u e an u aalah ungsi turun Selanjutnya itentukan: be = { F : ue = 0} = E/(1 θ an (326 b = { F : u = 0} = 5 D/(3 + 2 θ (327 Nilai b e an b akan membagi aerah asal F menjai tiga seperti yang terlihat paa Gambar 1 u ue b e u Gambar 1 Graik u an ue engan D = 8 E = 12 an θ = 0 4 Hal ini mengakibatkan P tereinisi oleh rumus yang berlainan sesuai engan aerah asal F P b b e F b Gambar 2 Graik P jika u an u e seperti paa Gambar 1 Karena C(F ipengaruhi oleh P maka C(F juga tereinisi oleh rumus yang berlainan sesuai engan aerah asal F (Gambar 2 Jai C(F merupakan ungsi sesepenggal (piecewise unction seperti yang terlihat paa Gambar 3 F u e C CF ( Gambar 3 Graik C(F jika P seperti paa Gambar 2 an engan G=7 Selanjutnya akan itentukan P (0 yaitu P paa saat F terkecil (F=0 P (0 aalah banyaknya pekerja part-time yang iperlukan perusahaan jika perusahaan tiak mempekerjakan pekerja ull-time P(0 juga apat iartikan sebagai maksimum banyaknya pekerja part-time yang mungkin iperlukan oleh perusahaan Dari Persamaan (321 an Persamaan (322 paa saat F=0 ue (0 = 2BE an u (0 = 5BD Karena B E D positi maka u e (0 an u (0 positi sehingga engan menggunakan Persamaan (323 iapat + + P = ( ue + u + + PF ( = ( ue( F + u( F + + P(0 = ( ue(0 + u(0 = ue(0 + u(0 = 2BE + 5 BD Misalkan G aalah banyaknya pekerja limite part-time yang terseia selama B pekan Karena pemakaian pekerja limite part-time lebih iprioritaskan maka selanjutnya iasumsikan G > 0 Karena pemrioritasan itu pula maka bagian ( ( P G paa Persamaan (324 akan ibuat nol + ( ( P G = 0 + ( = 0 atau ( P G = 0 karena > maka tiak mungkin ( = 0 + Jai ( P G = 0 + ( P G = 0 max{0( P G} = 0 P G 0 P G Jai untuk mengnolkan ( ( P G paa Persamaan (324 P ibuat lebih ari atau sama engan G (P G sehingga engan F

18 7 P = P(0 = B(2E+ 5 D an G = gb iapat beberapa kasus Kasus 1 g 2E+ 5D Akibat ari ( ( P G + paa Persamaan (324 bernilai nol Persamaan (324 menjai CF ( = 5BFc + P = 5 BFc + c p ( ue + u + + Dengan F yang cukup kecil u e an u yang ieinisikan oleh Persamaan (321 an (322 bernilai positi sehingga + + 2BE 2( B A F + ( ue + u = 5 BD (5BF 2( B A F = B(2E+ 5D 5 F Jai CF ( = 5 BFc + ( B(2E+ 5D 5 F = 5 Bc ( c F+ Bc (2E+ 5 D p p Karena c > C(F mempunyai kemiringan yang positi yaitu 5 Bc ( seperti yang itunjukkan paa Gambar 4 C CF ( Gambar 4 Graik C(F jika g 2E+ 5D Jai minimum pekerja ull-time yang iperlukan perusahaan untuk meminimumkan biaya aalah F = 0 Konisi seperti ini menginikasikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pekerja setiap harinya perusahaan hanya mempekerjakan pekerja limite part-time tanpa pekerja ulltime Hal yang seperti ini bukan suatu perencanaan yang iharapkan F Kasus 2 g < 2E+ 5D Berasarkan nilai b e b an keterseiaan pekerja limite part-time Kasus 2 akan ibagi menjai beberapa subkasus an subsubkasus sebagai berikut: a b e b paa saat pekerja limite part-time terseia ( G > 0 paa saat pekerja limite part-time tiak terseia ( G = 0 b b e > b i g 2(1 θ ( be b paa saat pekerja limite part-time terseia ( G > 0 ii g < 2(1 θ ( be b paa saat pekerja limite part-time terseia ( G > 0 paa saat pekerja limite part-time G = 0 tiak terseia ( Selanjutnya akan ilakukan peninjauan kepaa masing-masing subkasus sebagai berikut a be b paa saat pekerja limite part-time terseia ( G > 0 Paa saat F < be E F < 1 θ E (1 θ F > 0 2 B[ E (1 θ F] > 0 ue > 0 Paa saat F = be ari Persamaan (326 iperoleh u e = 0 Paa saat F > be E F > 1 θ E (1 θ F < 0 2 B[ E (1 θ F] < 0 ue < 0 Paa saat F < b 5D F < 3 + 2θ 5 D (3+ 2 θ F > 0 B[ 5 D (3+ 2 θ F] > 0 u > 0

19 8 Paa saat F = b ari Persamaan (327 iperoleh u = 0 Paa saat F > b 5D F > 3 + 2θ 5 D (3+ 2 θ F < 0 [ θ ] B 5 D (3+ 2 F < 0 u < 0 Selanjutnya akan iberikan tabel nilai P = ( u + u + + untuk beberapa kasus nilai F e jika be < b Tabel 1 Nilai P = ( ue + u + + untuk beberapa kasus nilai F jika be < b F b < F = b F > b F b e < ue + u F = b e u Tiak mungkin untuk kasus be < b Tiak mungkin untuk kasus be < b Tiak mungkin untuk kasus be < b Tiak mungkin untuk kasus be < b F > b e ( u + u e Paa saat F > be an F < b P bernilai nol jika ue + u = 0 atau ue + u < 0 Dari Persamaan (321 an Persamaan (322 iperoleh u + u = B(2E+ 5D 5 F (328 e P Jika ieinisikan bt = { F : ue + u = 0 } = (2E+ 5 D / 5 (329 maka P bernilai nol paa saat F = b atau F > b t Jai graik P untuk subkasus b < b akan tersaji seperti paa Gambar 5 e t b F e b t b Gambar 5 Graik P jika be < b Selanjutnya akan iberikan tabel nilai P = ( u + u + + untuk beberapa kasus nilai e F jika be = b Tabel 2 Nilai P = ( ue + u + + untuk beberapa kasus nilai F jika be = b F b < F = b F > b F b e < ue + u F = b e F > b e Tiak mungkin untuk kasus be = b Tiak mungkin untuk kasus be = b Tiak mungkin untuk kasus be = b 0 Tiak mungkin untuk kasus be = b Tiak mungkin untuk kasus be = b Tiak mungkin untuk kasus be = b 0

20 9 sehingga graik P tersaji seperti Gambar 6 P P G b t F b t be = b Gambar 6 Graik P jika be = b Jai paa subkasus be b + + P = ( ue + u = ue + u Pemakaian pekerja limite part-time i samping pekerja ull-time terjai jika terapat pekerja limite part-time ( G > 0 an P G seangkan jika P > G maka perusahaan menggunakan pekerja limite part-time an unlimite part-time sebagai tambahan pekerja ull-time Jika G > 0 maka engan meneinisikan bg = { F : ue + u = G} = (2E+ 5 D g / 5 (3210 maka graik P akan menjai seperti paa Gambar 7 b g Gambar 7 Graik P jika be b sehingga C(F paa Persamaan (324 akan itentukan oleh ungsi P = ue + u > G P = ue + u G an P = ue + u = 0 Jika P = ue + u > G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (328 iperoleh CF ( = B5 Fc + (2E+ 5D 5 F gc + gc ( p p (lihat Lampiran 1 Jika P = ue + u G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (328 iperoleh CF ( = B( 5 Fc + (2E+ 5D-5 Fc p (lihat Lampiran 1 Jika P = ue + u = 0 maka ari Persamaan (324 iperoleh C( F = 5BFc (lihat Lampiran 1 Jai 5 Fc + (2E + 5D 5 F g + gc p 0 F bg CF ( = B 5 Fc + (2E+ 5D-5 Fc p bg < F bt ( Fc bt < F C(F mempunyai ua break point yaitu b an b t g Misalkan ( p p C ( F = B 5 Fc + (2E+ 5D 5 F g c + gc C ( F = B(5 Fc + (2E+ 5D 5 F c C ( F = 5 BFc maka p C1 ( F 0 F bg CF ( = C2 ( F bg < F bt C3 ( F bt < F Karena < c < maka C(F akan minimum paa F = bg (lihat Lampiran 2

21 10 Karena F aalah banyaknya pekerja ulltime yang ibutuhkan perusahaan F haruslah bilangan bulat Jika F = bg bukan bilangan bulat maka F bernilai b g atau b g bergantung paa biaya pekerja yang paling kecil yang ihasilkan ari keuanya Nilai F = b terapat paa selang g 0 b g sehingga biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan b g pekerja ull-time aalah C1 ( b g Seangkan g F = b terapat paa selang ( b b ] sehingga biaya yang ikeluarkan g t perusahaan untuk mempekerjakan pekerja ull-time aalah C2 ( b g b g Jai jika F = b bukan bilangan bulat maka g b 1( 2( { g C b 1( g < C b 2( g F = b g C b g C b g Pertaksamaan C ( 1 bg < C2 ( bg (3212 paa Persamaan (3212 ekuivalen engan ( bg bg ( bg + bg < c (lihat Lampiran 3 paa saat pekerja limite part-time tiak terseia ( G = 0 Jika pekerja limite part-time tiak terseia (G=0 maka g = 0 an c p = 0 Persamaan (3210 menjai F = bt = (2E+ 5 D /5 sehingga Persamaan (3211 menjai 5 Fc +( ( { E+ D F c p F b CF = B t ( Fc bt< F Misalkan C4 ( F = B(5 Fc + (2E+ 5D 5 F an C3( F = 5 BFc maka C4 ( F 0 F bt CF ( = C3( F bt < F Fungsi C(F akan minimum paa F = bt (lihat Lampiran 4 Jika F = bt bukan bilangan bulat maka F bernilai bt atau bt bergantung paa biaya pekerja yang paling kecil yang ihasilkan ari keuanya Nilai F = bt terapat paa selang [ 0 b t ] sehingga biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan bt pekerja ull-time aalah C4 ( bt F = bt terapat paa selang ( bt sehingga biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan bt pekerja ull-time aalah C3 ( bt Jai jika F = bt bukan bilangan bulat maka bt C4( bt < C3( bt F = (3214 P bt C4( bt C3( bt ertaksamaan C4 ( bt < C3 ( bt paa Persamaan (3214 ekuivalen engan c ( bt bt < c p (lihat Lampiran 5 b be > b Dengan menggunakan u e an u yang telah itentukan paa awal kasus 2a maka iberikan tabel nilai P = ( ue + u + + untuk beberapa nilai F engan be > b

22 11 Tabel 3 Nilai P = ( u + u + + untuk beberapa kasus nilai F jika be > b e F b < F = b F > b F b e < ue + u u e F = b e F > b e Tiak mungkin untuk kasus be > b Tiak mungkin untuk kasus be > b Tiak mungkin untuk kasus be > b Tiak mungkin untuk kasus be > b u e 0 0 Jika igambarkan graik P akan tersaji seperti paa Gambar 8 P P G b Gambar 8 Graik P jika be > b F b e b g b Gambar 9 Graik P untuk kasus g 2(1 θ ( be b F be Dari Persamaan (321 nilai P paa saat F = b aalah Pb ( = ue( b = 2 B E (1 θ b = 2 B(1 θ ( be b Dengan Pb ( = 2 B(1 θ ( be b an G = gb subkasus ini akan ibagi menjai 2 subsubkasus yaitu i g 2(1 θ ( be b paa saat pekerja limite part-time G > 0 terseia ( Paa subsubkasus g 2(1 θ ( be b F < b an F < be sehingga ari Tabel iperoleh P = ( ue + u = ue + u Jika ieinisikan { } bg = F : ue + u = G = (2E+ 5 D g/5 maka graik P paa Gambar 8 akan menjai seperti yang terlihat paa Gambar 9 Fungsi C(F paa Persamaan (324 akan itentukan oleh ungsi P = ue + u > G P = ue + u G P = u e < G an P = 0 Jika P = ue + u > G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (328 iperoleh CF ( = B5 Fc + (2E+ 5D 5 F gc + gc ( p p (lihat Lampiran 6 Jika P = ue + u G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (328 iperoleh CF ( = B5 Fc + (2E+ 5D 5 Fc ( p (lihat Lampiran 6 Jika P = ue < G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (321 iperoleh CF ( = B( 5 Fc + (2E 2(1 θ Fc p (lihat Lampiran 6 Jika P = 0 maka ari Persamaan (324 iperoleh C( F = 5 BFc (lihat Lampiran 6 sehingga iapat

23 12 5 Fc + (2E + 5D 5 F g + gc p 0 F bg 5 Fc + (2E + 5D 5 F c p bg < F b CF ( = B 5 Fc + (2 E 2(1 θ F c p b < F be 5 Fc < F be (3215 C(F mempunyai tiga break point yaitu b g b an b e Misalkan C ( F = B 1 ( 5 Fc + (2E + 5D 5 F g c + gc p p C2 ( F = B( 5 Fc + (2E+ 5D 5 F C5 ( F = B( 5 Fc + (2E 2(1 θ F C3( F = 5 BFc maka C1 ( F 0 F bg C2 ( F bg < F b CF ( = C5 ( F b < F be C3( F be < F Fungsi C(F akan minimum paa F = bg (lihat Lampiran 7 Jika F = b bukan bilangan bulat maka nilai F itentukan oleh Persamaan (3212 ii g < 2(1 θ ( be b paa saat pekerja limite part-time terseia ( G > 0 Paa subsubkasus g < 2(1 θ ( be b F > b an F < be sehingga ari Tabel iperoleh P = ( ue + u = ue Jika ieinisikan b = F : u = G = (2 E g / 2(1 θ (3216 h { } e maka graik P paa Gambar 8 akan menjai seperti yang terlihat paa Gambar 10 g G P b b h Gambar 10 Graik P untuk kasus g < 2(1 θ ( be b be C(F paa Persamaan (324 akan itentukan oleh P = ue + u > G P = ue > G P = ue G an P = 0 Jika P = ue + u > G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (328 iperoleh CF ( = B( 5 Fc + (2E+ 5D 5 F gc p + g (lihat Lampiran 8 Jika P = ue > G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (321 iperoleh CF ( = B5 Fc + (2E 2(1 θ F gc + gc ( p p (lihat Lampiran 8 Jika P = ue G maka ari Persamaan (324 an Persamaan (321 iperoleh CF ( = B( 5 Fc + (2E 2(1 θ Fc p (lihat Lampiran 8 Jika P = 0 maka ari Persamaan (324 iperoleh C( F = 5 BFc (lihat Lampiran 8 sehingga iapat F

24 13 5 Fc + (2E + 5D 5 F g + gc p 0 F b 5 Fc + (2E 2(1 θ F g + gc p b < F bh CF ( = B ( Fc + (2 E 2(1 θ F c p b h< F b e 5 Fc be < F C(F mempunyai 3 break point yaitu b bh an b e Misalkan C ( F = B 1 ( 5 Fc + (2E + 5D 5 F g c p + g C ( F = B 6 ( 5 Fc + (2E 2(1 θ F g c p + g C5 ( F = B( 5 Fc + (2E 2(1 θ F C3( F = 5 BFc maka C1 ( F 0 F b C6 ( F b < F bh CF ( = C5 ( F bh < F be C3( F be < F Fungsi C(F akan minimum paa F = b atau F = bh (lihat Lampiran 9 Jika F = b bukan bilangan bulat maka F bernilai b atau b bergantung paa biaya pekerja yang paling kecil yang ihasilkan ari keuanya Nilai F = b terapat paa selang [ 0 b ] sehingga biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan b pekerja ull-time aalah C1 ( b Seangkan F = b terapat paa selang ( b b ] sehingga biaya yang ikeluarkan h perusahaan untuk mempekerjakan pekerja ull-time aalah C6 ( b b Jai jika F = b bukan bilangan bulat maka b C1( b < C6( b F = (3218 b C1( b C6( b ( b b c p < 5 c 2(1 θ c p /(3+ 2 θ (lihat Lampiran 10 Jika F = bh bukan bilangan bulat maka F bernilai bh atau bh bergantung paa biaya pekerja yang paling kecil yang itimbulkan ari keuanya Nilai F = bh terapat paa selang b b sehingga biaya yang ikeluarkan ( ] h perusahaan untuk mempekerjakan b h pekerja ull-time aalah C6 ( bh Seangkan F = bh terapat paa selang ( b b ] sehingga biaya yang ikeluarkan h e perusahaan untuk mempekerjakan b h pekerja ull-time aalah C5 ( bh Jai jika F = b h bukan bilangan bulat maka bh C6( bh < C5( bh F = (3219 bh C6( bh C5( bh Pertaksamaan C6 ( bh < C5 ( bh paa Persamaan (3219 apat itulis sebagai ( bh bh + ( bh bh < 5 c /2(1 θ (lihat Lampiran 11 paa saat pekerja limite part-time tiak terseia ( G = 0 Jika pekerja limite part-time tiak terseia (G=0 maka g = 0 an c p = 0 Persamaan (3216 menjai F = be = E/(1 θ sehingga Persamaan (3217 menjai Pertaksamaan C ( b < C ( b 1 6 paa Persamaan (3218 apat itulis sebagai

25 14 5 Fc + (2E + 5D 5 F 0 F b CF ( = B 5 Fc + (2E 2(1 θ Fc p b < F be ( Fc be < F Misalkan C4 ( F = B(5 Fc +(2E+ 5D-5 F C7 ( F= B(5 Fc +(2E 2(1 θ F an C3( F = 5 BFc maka C4 ( F 0 F b CF ( = B C7 ( F b < F be C3 ( F be < F Fungsi C(F akan minimum paa F = b atau F = be (lihat Lampiran 12 Jika F = b bukan bilangan bulat maka F bernilai b atau b bergantung paa biaya pekerja yang paling kecil yang ihasilkan ari keuanya Nilai F = b terapat paa selang [ 0 b ] sehingga biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan b pekerja ull-time aalah C4 ( b seangkan F = b terapat paa selang ( b b ] sehingga biaya yang ikeluarkan e perusahaan untuk mempekerjakan pekerja ull-time aalah C7 ( b b Jai jika F = b bukan bilangan bulat maka b C4( b < C7( b F = (3221 b C4( b C7( b Pertaksamaan C4 ( be < C7 ( be paa Persamaan (3221 apat itulis sebagai ( b b c p < 5 c 2(1 θ c p /(3+ 2 θ (lihat Lampiran 13 Jika F = be bukan bilangan bulat maka F bernilai be atau b e bergantung paa biaya pekerja yang paling kecil yang ihasilkan ari keuanya Nilai F = be terapat paa selang b b sehingga biaya yang ikeluarkan ( ] e perusahaan untuk mempekerjakan be pekerja ull-time aalah C7 ( be seangkan F = be terapat paa selang ( be sehingga biaya yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan b e pekerja ull-time aalah C3 ( be Jai jika F = b e bukan bilangan bulat maka be C7( be < C3( be F = (3222 be C7( be C3( be Pertaksamaan C7 ( be < C3 ( be paa Persamaan (3222 apat itulis sebagai be be < 5 c /2(1 θ (lihat Lampiran Contoh Permasalahan 331 Pemakaian Pekerja Full-time an Keua Jenis Pekerja Part-time Dari pembahasan kasus-kasus i atas iperoleh bahwa jika perusahaan menggunakan pekerja limite part-time an unlimite part-time maka banyaknya pekerja ull-time yang ibutuhkan perusahaan aalah sebagai berikut 1 Jika be b atau be > b an g 2(1 θ ( be b maka F = bg = (2E+ 5 D g/5 Jika F bukan bilangan bulat maka F bernilai bg atau bg yang itentukan oleh Persamaan ( Jika be > b an g < 2(1 θ ( be b maka b= 5 D/(3+ 2 θ 5c 2(1 θ F = { (2 E g bh= 5c < 2(1 θ 2(1 θ Jika F bukan bilangan bulat maka F itentukan oleh Persamaan (3218 an Persamaan (3219

26 15 Contoh 3 Misalkan sebuah perusahaan beroperasi tujuh hari alam sepekan selama 5 pekan (B=5 Perusahaan mempekerjakan pekerja ull-time yang masing-masing iberikan hari libur sebanyak 2 hari per pekan termasuk i alamnya libur 2 akhir pekan (A=2 ari 5 akhir pekan seluruhnya Perusahaan membutuhkan 8 pekerja ull-time paa setiap hari kerja (D=8 an 10 pekerja paa tiap akhir pekan (E=10 Biaya pekerja ull-time c = 7 satuan per pekerja per hari Selain mempekerjakan pekerja ull-time perusahaan juga memutuskan untuk mempekerjakan pekerja limite part-time an unlimite parttime engan biaya berturut-turut aalah 5 satuan ( c 5 p = an 9 satuan ( c p = 9 per pekerja per hari Juga itentukan bahwa banyaknya pekerja limite part-time yang terseia aalah 8 pekerja (G=8 Selanjutnya akan itentukan banyaknya pekerja ull-time an part-time yang akan ipekerjakan perusahaan serta biaya yang ikeluarkan untuk mempekerjakan pekerja-pekerja tersebut Dari ata yang aa apat ieinisikan G 8 A 2 g = = = 1 6 an θ = = = 0 4 B 5 B 5 Dengan menggunakan Persamaan (326 an Persamaan (327 itentukan E be = = = = 1667 an (1 θ ( D (5(8 40 b = = = = (3 + 2 θ (3 + 2( karena be > b g = 1 6 < 2 ( 1 θ ( be b = 737 an 5c = 35> 2(1 θ = 108 maka ari Point 2 paa Subsubbab 331 iperoleh F = b = 1053 Karena F bukan bilangan bulat maka nilai F akan itentukan engan menggunakan Persamaan (3218 Karena 5c 2(1 θ ( b b = 477 < = θ maka F = b = 10 Jai nilai F sekarang aalah 10 artinya banyaknya pekerja ull-time yang ibutuhkan perusahaan aalah sebanyak 10 pekerja Selanjutnya engan F = 10 itentukan ue = 2BE 2( B A F = (2(5(10 2(5 2(10 = = 40 an u = 5BD ( 5BF 2( B A F = (5(5(8 ( (5(5(10 2(5 2(10 = = 10 Karena u e > 0 an u > 0 maka P = ue + u = 50 Karena pekerja limite part-time yang terseia aalah 8 pekerja maka 50 pekerja part-time tersebut teriri atas 8 pekerja limite part-time an 42 pekerja unlimite part-time Dari Persamaan (3217 engan F = b = 10 iperoleh ( p p CF ( = B5 Fc + (2E+ 5D 5 F gc + gc (5(10(7 + ((2(10 + (5(8 C(10 = 5 (5( (16(5 = 2546 satuan Jai selama 5 pekan beroperasi perusahaan harus mempekerjakan 10 pekerja ull-time 8 pekerja limite part-time an 42 pekerja unlimite part-time engan 40 pekerja part-time yang bekerja paa akhir pekan an sisanya bekerja paa hari kerja Biaya minimum yang harus ikeluarkan alam mempekerjakan pekerja-pekerja tersebut aalah sebesar 2546 satuan 332 Pekerja Full-time an Pekerja Limite Part-time Dari pembahasan kasus-kasus i atas iperoleh bahwa jika perusahaan menggunakan pekerja limite part-time selain pekerja ull-time maka banyaknya pekerja ull-time yang ibutuhkan perusahaan aalah sebagai berikut 1 Jika be b atau be > b an g 2(1 θ ( be b maka F = bg = (2E+ 5 D g/5 2 Jika be > b an g < 2(1 θ ( be b maka F = bh = (2 E g / 2(1 θ Jika F bukan bilangan bulat maka F bernilai F an bukan bernilai F karena

27 16 jika F bernilai F maka akan mengakibatkan lebih banyak lagi shit pekerja part-time yang harus i-cover sehingga perusahaan harus mempekerjakan lebih banyak lagi pekerja part-time Contoh 4 Seperti paa Contoh 3 tetapi engan hanya menggunakan pekerja limite part-time i samping pekerja ull-time Akan itentukan banyaknya pekerja ulltime an limite part-time yang akan ipekerjakan perusahaan serta biaya yang ikeluarkan untuk mempekerjakan pekerjapekerja tersebut Dengan g = 1 6 an θ = 04 maka apat itentukan E be = = = = 1667 an 1 θ D (5(8 40 b = = = = (3 + 2 θ (3 + 2( Karena be > b an g = 1 6 < 2 ( 1 θ ( be b = 737 maka F = b h = (2 E g / 2(1 θ ((2(10 16 = = (1 04 Karena F bukan bilangan bulat maka F = F = 1533 = 16 Jai banyaknya pekerja ull-time yang ibutuhkan perusahaan aalah sebanyak 16 pekerja Selanjutnya engan F = 16 itentukan ue = 2BE 2( B A F = (2(5(10 2(5 2(16 = = 4 an u = 5BD [ 5BF 2( B A F] = (5(5(8 [(5(5(16 2(5 2(16] = = 104 Jai total terapat surplus 104 shit pekerja ull-time paa hari kerja an karena u e > 0 an u < 0 maka P = u e = 4 Jai perusahaan harus mempekerjakan sebanyak 4 pekerja limite part-time ari 8 pekerja yang terseia Dari Persamaan (3217 engan F = 16 iperoleh ( p CF ( = B5 Fc + (2E 2(1 θ Fc ( ( C(16 = 5 (5(16(7 + ((2(10 2(1 0 4(165 = = 2820 satuan Jai selama 5 pekan beroperasi perusahaan harus mempekerjakan 16 pekerja ull-time an 4 pekerja limite part-time engan biaya untuk mempekerjakan seluruh pekerja tersebut aalah sebesar 2820 satuan 333 Pemakaian Pekerja Full-time an Pekerja Unlimite Part-time Dari pembahasan kasus-kasus i atas iperoleh bahwa jika perusahaan menggunakan pekerja unlimite part-time selain pekerja ull-time maka banyaknya pekerja ull-time yang ibutuhkan perusahaan aalah sebagai berikut 1 Jika be b maka F = bt = (2E+ 5 D/5 Jika F bukan bilangan bulat maka F itentukan oleh Persamaan ( Jika be > b an 5c 2(1 θ maka F = b = 5 D/(3+ 2 θ Jika F bukan bilangan bulat maka F itentukan oleh Persamaan ( Jika be > b an 5c < 2(1 θ maka F = be = E/(1 θ Jika F bukan bilangan bulat maka F itentukan oleh Persamaan (3222 Contoh 5 Seperti paa Contoh 3 tetapi engan hanya menggunakan pekerja unlimite parttime i samping pekerja ull-time Akan itentukan banyaknya pekerja ulltime an unlimite part-time yang akan ipekerjakan perusahaan serta biaya yang ikeluarkan untuk mempekerjakan pekerjapekerja tersebut Dengan θ = 04 maka apat itentukan E be = = = = 1667 an (1 θ ( D (5(8 40 b = = = = (3 + 2 θ (3 + 2( Karena be > b an 5c = 35> 2(1 θ = 108 maka

28 17 5D F = b = = (3 + 2 θ Karena 5c 2( 1 θ ( b b = 47 > = θ maka ari Persamaan (3221 iperoleh F = b = 10 Jai banyaknya pekerja ull-time yang ibutuhkan perusahaan aalah sebanyak 10 pekerja Selanjutnya engan F = 10 itentukan ue = 2BE 2( B A F = (2(5(10 2(5 2(10 = = 40 an u = 5BD ( 5BF 2( B A F = (5(5(8 ( (5(5(10 2(5 2(10 = = 10 Karena u e > 0 an u > 0 maka P = ue + u = 50 Jai perusahaan harus mempekerjakan sebanyak 50 pekerja unlimite part-time Dari Persamaan (3220 engan F = b = 10 iperoleh ( p CF ( = B5 Fc + (2E+ 5D 5 Fc (5(10(7 + ((2(10 + (5(8 C(10 = 5 (5(109 = 2200 satuan Jai selama 5 pekan beroperasi perusahaan harus mempekerjakan 10 pekerja ull-time an an 50 pekerja unlimite parttime engan 40 pekerja part-time yang bekerja paa akhir pekan an sisanya bekerja paa hari kerja Biaya minimum yang ikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan seluruh pekerja aalah sebesar 2200 satuan 34 Algoritme Pembangkit Jawal Setelah menentukan banyaknya pekerja ull-time an tambahan pekerja part-time maka akan itentukan penjawalan pekerjapekerja tersebut engan menggunakan sebuah algoritme pembangkit jawal Langkah-langkah alam menentukan jawal kerja aalah sebagai berikut: Langkah 1 Inisialisasi a Diberikan A B D E c c p c p an G Dengan menggunakan rumusanrumusan yang telah iberikan itentukan i F ii u u e an P engan menggunakan Persamaan (321 sampai engan Persamaan (323 P pekerja part-time teriri atas min( PG pekerja limite part-time itambah ( P G + pekerja unlimite part-time b Ditentukan pekerja ull-time 1 2 F paa semua pekerja ull-time an pekan 1 2 B Setiap pekan imulai paa hari Senin an iakhiri paa hari Minggu Langkah 2 Pemberian A libur akhir pekan Setiap pekerja ull-time iberikan tepat A libur akhir pekan ari B akhir pekan yang aa engan menjaga banyaknya pekerja yang libur akhir pekan paa setiap pekannya aalah seimbang Caranya yaitu: a Dimisalkan X = AFmo( B an Y = AF / B b Untuk X akhir pekan pertama iberikan libur akhir pekan berturut-turut kepaa Y pekerja Seangkan untuk akhir pekan lainnya iberikan libur akhir pekan kepaa Y-1 pekerja Langkah 3 Pemberian tambahan libur akhir pekan Jika u e < 0 maka terapat kelebihan pekerja ull-time paa akhir pekan Karena iasumsikan pemberian libur akhir pekan lebih baik aripaa pemberian libur hari kerja maka kelebihan pekerja ull-time paa akhir pekan tersebut apat ipekerjakan paa hari kerja Hal ini terjai jika nilai u > 0 Jai kelebihan pekerja paa hari kerja lebih baik aripaa kelebihan pekerja paa hari akhir pekan Jai jika u e < 0 aan u > 0 iberikan libur akhir pekan tambahan kepaa u e /2 pekerja Hal ini apat iberlakukan paa akhir pekan mana saja yang mempunyai kelebihan pekerja engan tetap menjaga banyaknya libur akhir pekan per pekerja an banyaknya

29 18 pekerja yang libur per akhir pekan aalah seseimbang mungkin Langkah 4 Pemberian libur hari kerja Untuk setiap pekan untuk memenuhi persyaratan setiap pekerja libur 2 hari iberikan 0 atau 2 hari libur hari kerja untuk setiap pekerja yang bergantung paa banyaknya hari libur akhir pekan pekerja tersebut paa pekan yang bersangkutan Salah satu caranya aalah engan memberikan libur hari kerja untuk setiap pekerja berturut-turut ari pekerja ulltime 1 sampai pekerja ull-time F engan menggunakan urutan hari kerja: Senin Selasa Jum at Senin Langkah 5 Pemberian pekerja part-time Diberikan pekerja part-time paa harihari yang membutuhkan pekerja sehingga kebutuhan pekerja paa hari tesebut apat terpenuhi Tabel 4 aalah penjawalan pekerja yang bersesuaian engan Contoh 4 Diberikan A=2 B=5 D=8 E=10 c = 7 an c p = 9 Jai 16 pekerja ull-time harus ipekerjakan perusahaan Dari Langkah 2 iapat X = 2 an Y = 7 artinya bahwa untuk 2 akhir pekan pertama iberikan libur akhir pekan kepaa 7 orang pekerja ull-time an 6 orang pekerja ull-time iberikan libur paa akhir pekan sisanya Karena u e > 0 maka Langkah 3 tiak iproses Paa Langkah 4 iberikan libur hari kerja untuk melengkapi persyaratan setiap pekerja libur 2 hari setiap pekannya Selanjutnya ihitung banyaknya pekerja ulltime yang bekerja paa masing-masing hari Pekerja part-time apat itambahkan paa hari yang kekurangan pekerja sehingga terbentuklah Tabel 4 Tabel 5 aalah penjawalan kerja pekerja yang bersesuaian engan Contoh 5 35 Algoritme Moiikasi untuk Penjawalan Libur Hari Kerja Jawal kerja para pekerja yang ihasilkan ari algoritme i atas menghasilkan workstretch (banyaknya hari seorang pekerja bekerja berturut-turut apat sangat panjang Contohnya saja paa Tabel 4 apat itemukan sebanyak 6 workstretch 10 hari yang artinya terapat enam orang pekerja yang bekerja sepuluh hari berturut-turut Untuk itu alam subbab ini akan ibahas algoritme penjawalan engan hasil workstretch yang lebih penek Dalam algoritme ini penentuan libur hari kerja untuk setiap pekerja ibuat berpasangpasangan Lebih iutamakan salah satu harinya aalah hari Jum at Karena hari kerja aa lima an pemberian libur hari kerja setiap pekannya ibuat seimbang mungkin maka terapat 5 pasangan libur hari kerja yang akan iberikan kepaa para pekerja Urutan pasangan hari libur hari kerja aalah sebagai berikut: (Selasa Jum at (Senin Kamis (Rabu Jum at (Selasa Kamis (Senin Rabu Misalkan iberikan proseur seerhana engan menjawalkan pekerja setiap pekannya secara terpisah Dari Contoh 4 iapat A = 2 B = 5 an F = 16 Selanjutnya engan menggunakan persamaan paa Langkah 2a iapat X = 2 an Y = 7 Jai paa 2 akhir pekan pertama iberikan libur hari kerja kepaa 7 orang pekerja ulltime an 6 orang pekerja ull-time paa akhir pekan sisanya Karena u e > 0 maka Langkah 3 tiak iproses Selanjutnya iberikan Langkah 4 berikut: Langkah 4 Pemberian libur hari kerja (moiikasi Diberikan libur hari kerja kepaa setiap pekerja engan menggunakan urutan pasangan libur hari kerja Setelah itu iberikan Langkah 5 seperti paa algoritme sebelumnya sehingga akan iapat jawal kerja seperti yang itunjukkan oleh Tabel 6 Dari Tabel 6 tersebut iperoleh workstretch 1 hari aa sebanyak 43 buah workstretch 2 hari aa sebanyak 31 buah workstretch 3 hari sebanyak 9 buah workstretch 4 hari sebanyak 6 buah workstretch 5 hari aa sebanyak 9 buah workstretch 6 hari aa sebanyak 1 buah workstretch 7 hari sebanyak 11 buah workstretch 8 hari aa sebanyak 10 buah an workstretch 9 hari aa sebanyak 4 buah Tabel 7 aalah penjawalan kerja pekerja yang telah imoiikasi yang bersesuaian engan Contoh 5

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

PEMODELAN Deskripsi Masalah

PEMODELAN Deskripsi Masalah PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya eka50@gmailcom Abstrak Setiap aerah ieal utama

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura

Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Jurnal an Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) 1 Informasi Seminar an Siang Tugas khir Stui Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Muftia 1, rif Bijaksana Putra Negara 2, Novi Safriai

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk : PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM:

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & KESEIMBANGAN PASAR NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: 115030207113012 FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & EKUILIBRIUM PASAR Fungsi Permintaan Pasar Fungsi permintaan pasar untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH

SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH JAHARUDDIN Departemen Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Raya

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Demand Analysis)

KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Demand Analysis) 1 KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Deman Analysis) Telah kita pelajari bahwa permintaan suatu barang (eman) (Q ) : ipengaruhi oleh : Harga P, Harga barang substitusi/komplementer = P y, Income ari konsumen

Lebih terperinci

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN Fungsi Logaritma Natural Fungsi Balikan (Invers) Fungsi Eksponen Natural Fungsi Eksponen Umum an Fungsi Logaritma Umum Masalah Laju Perubahan Seerhana Fungsi Trigonometri Balikan

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR Oleh: LIA NURLIANA PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL

KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL ELEKTONIK NLOG Pertemuan KKTEISTIK PENGUT OPESIONL Penguat perasinal (p-amp mrpk suatu penguat perlehan tinggi ikpellangsung engan umpan-balik yang itambahkan utk mengenalikan karakteristik tanggapan keseluruhan.

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Vol. 9 No. 1 Juni 1 : 53 6 ISSN 1978-365 ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet Pusat Penelitian an Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan an

Lebih terperinci

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 11 : METODE PENGUKURAN LUAS

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 11 : METODE PENGUKURAN LUAS SURVEYING (CIV-04) PERTEMUAN : METODE PENGUKURAN LUAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevar Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaa Tangerang Selatan 54 MANFAAT PERHITUNGAN LUAS Pengukuran luas ini ipergunakan

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

CHARGER PORTABLE SEBAGAI PENGISIAN BATERAI HANDPHONE DARI SUMBER DAYA DC MENGGUNAKAN METODE BUCK BOOST CONVERTER

CHARGER PORTABLE SEBAGAI PENGISIAN BATERAI HANDPHONE DARI SUMBER DAYA DC MENGGUNAKAN METODE BUCK BOOST CONVERTER CHAGE POABE SEBAGAI PENGISIAN BAEAI HANPHONE AI SUMBE AYA C MENGGUNAKAN MEOE BUCK BOOS CONEE Agus Setyawan 1, Bambang Sumantri, S.,M.Sc 2, Agus Inra Gunawan, S.,M.Sc 2 1 Penulis, Mahasiswa Jurusan eknik

Lebih terperinci

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan

Lebih terperinci

=== BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU ===

=== BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU === TEKNIK DIGITL === ENTUK KNONIK DN ENTUK KU === entuk Kanonik yaitu Fungsi oolean yang iekspresikan alam bentuk SOP atau POS engan minterm atau maxterm mempunyai literal yang lengkap. entuk aku yaitu Fungsi

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,

Lebih terperinci

Triwahyuni, et al., Optimalisasi Produksi Pada Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah...

Triwahyuni, et al., Optimalisasi Produksi Pada Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah... Triwahyuni, et al., Optimalisasi Prouksi Paa Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah.... 1 OPTIMALISASI PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI DONNA JAYA BAROKAH JEMBER MELALUI PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Prouction

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Loasi an Watu Penelitian 3.1.1 Loasi penelitian Loasi yang ijaian tempat alam penelitian ini aalah Tempat Pelelangan Ian (TPI) Kota Gorontalo. 3.1. Watu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan unia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan itu isebabkan karena kebutuhan an keinginan konsumen yang semakin bervariasi. Aanya

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai engan persetujuan ari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat 812/TA/FTS/UKM/III/2004 tanggal 9 Februari 2004, engan

Lebih terperinci

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika,

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-3539 (3-97 Prin B- Penentuan Parameter Banul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum engan Gelombang alam Tangki Eky Novianarenti, Yerri Susatio, Riho Hantoro

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Lereng

Analisis Stabilitas Lereng Analisis Stabilitas Lereng Lereng Slope Stability Dr.Eng.. Agus Setyo Muntohar, S.T.,M.Eng.Sc. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor aman (FS): nilai baning antara gaya yang menahan an gaya yang menggerakkan.

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS KNM XVI 3-6 Juli 01 UNPAD, Jatinangor ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS NANIK LISTIANA 1, WIDOWATI, KARTONO 3 1,,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER

SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 63 7 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER SUCI FRATAMA SARI Program Stui Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Tampilan Aplikasi IV.1.1 Tampilan Aplikasi untuk Pengguna 1. Halaman Home Halaman ini merupakan halaman pertama saat pengguna membuka aplikasi. Gambar IV.1 Tampilan

Lebih terperinci

matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris

matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris Kolom 1. Pengertian Matriks matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Dalam kehiupan sehari-hari an alam matematika, berbagai keterangan seringkali isajikan alam bentuk matriks. Contoh 1: Hasil pertaningan grup I

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN

GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN M-10 GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN Susilo Hariyanto Departemen Matematika Fakultas Sains an Matematika Universitas Diponegoro Semarang sus2_hariyanto@yahoo.co.i

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas

Lebih terperinci

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur Reka Geomatika Jurusan Teknik Geoesi Itenas No. Vol. 1 ISSN 8-50X Desember 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Penerapan Moel Deformasi Horizontal Mogi untuk Preiksi Perubahan Volume Sumber Tekanan

Lebih terperinci

Formulasi Lentur BAB ANALSS KASUS LENTUR DAN GESER PADA BALOK ELASTS Suatu elemen balok ikatakan alam konisi lentur murni, jika balok tersebut menerima beban ang berupa momen lentur secara konstan tanpa

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG Inah Permata Sari 1, Heriyanto 2, Irwan Septayua 2 Dosen Universitas Bina

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah

Lebih terperinci

PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN

PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN Luchis Rubianto T.Kimia, Politekmik Negeri Malang, luchis@yahoo.com ABSTRAK Bioiesel merupakan

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci