PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)"

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Pakuan Bogor ABSTRAK Inflas ddefnkan sebaga suatu proses penngkatan harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Salah satu cara untuk mengukur nflas adalah dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK). Secara umum, nflas dapat memberkan dampak postf dan dampak negatf terhadap kegatan ekonom. Besarnya pengaruh nflas terhadap perekonoman, mendorong perlu dlakukan perhtungan tngkat nflas yang dapat dgunakan untuk penetapan upah mnmum, menentukan perencanaan anggaran daerah, hngga dapat mengontrol serta menekan harga barang d pasaran. Namun permasalahan menghtung besarnya tngkat nflas mengandung ketdakpastan karena ndeks harga pada kelompok komodt serng mengalam perubahan. Peneltan n menerapkan metode Mamdan dalam menghtung tngkat Inflas Indonesa berdasarkan kelompok komodt. Data yang dgunakan merupakan data sekunder yang dperoleh dar Badan Pusat Stattk, yatu berupa data nflas nasonal tahunan Indonesa berdasarkan tujuh kelompok komodt (barang dan jasa) pada perode tahun Berdasarkan hasl peneltan dperoleh bahwa tngkat nflas nasonal Indonesa pada tahun 006 sebesar 7., tahun 007 sebesar 6.36, tahun 008 sebesar 0., tahun 009 sebesar 3., tahun 00 sebesar.7, tahun 0 sebesar 3.9, tahun 0 sebesar 3.3, tahun 03 sebesar.07, tahun 0 sebesar 6. dan tahun 0 sebesar 3.7 dengan persentase kesalahan yang dperoleh sebesar 8.% dan tngkat keakuratan 8.%. Kata kunc: tngkat nflas, IHK, metode Mamdan, AFER Mahaswa Program Stud Matematka, Unverstas Pakuan, Bogor. Staf Pengajar pada Program Stud Matematka, Unverstas Pakuan, Bogor.

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Inflas merupakan salah satu ndkator pentng untuk melhat perkembangan perekonoman suatu negara. Inflas ddefnkan sebaga suatu proses penngkatan harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Salah satu cara untuk mengukur nflas adalah dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK merupakan nomor ndeks yang dgunakan untuk mengukur harga rata-rata dar barang dan jasa yang dkonsums oleh rumah tangga (household). Secara umum, nflas dapat memberkan dampak postf dan dampak negatf terhadap kegatan ekonom. Bag masyarakat yang memlk pendapatan tetap, nflas sangat merugkan karena mengurang nla uang yang dmlk sehngga menyebabkan merosotnya daya bel terhadap barang konsums rumah tangga maupun penggunaan jasa. Selan dampak negatf, nflas juga dapat berdampak postf terutama bag produsen apabla pendapatan yang dperoleh lebh tngg darpada kenakan baya produks. Namun bla nflas menyebabkan naknya baya produks, maka akan merugkan produsen. Besarnya pengaruh nflas terhadap perekonoman, mendorong perlu dlakukan perhtungan tngkat nflas yang dapat dgunakan untuk penetapan upah mnmum, menentukan perencanaan anggaran daerah, hngga dapat mengontrol serta menekan harga barang d pasaran yang ba terlampau tngg. Permasalahan menghtung besarnya tngkat nflas mengandung ketdakpastan karena ndeks harga pada kelompok komodt serng mengalam perubahan, oleh karena tu dperlukan suatu metode yang dapat melakukan upaya perhtungan tngkat nflas secara lebh tepat. Metode yang dapat dgunakan untuk menghtung tngkat nflas yatu metode Mamdan. Metode Mamdan serng dgunakan dalam aplkasaplkas karena strukturnya yang sederhana, yatu menggunakan operas Mn-Max atau Max-Product. Penggunaan logka fuzzy pada metode Mamdan dapat lebh mudah dmengert karena angka nflas dnyatakan dengan varabel lngutk, yatu penamaan suatu kelompok dengan menggunakan bahasa. Pada peneltan n varabel lngutk yang dgunakan yatu turun, stabl dan nak. Peneltan tentang metode Mamdan pernah dlakukan oleh Wdyantoro (0) dengan judul Penerapan Metode Alortma Fuzzy Mamdan pada Aplkas SPK Penentuan Jumlah Produks Barang CV. Kurna Alam d Jepara. Selan tu peneltan yang berjudul Aplkas Logka Fuzzy dalam Optmas Produks Barang Menggunakan Metode Mamdan dan Metode Sugeno dlakukan oleh Solkn (0). Hasl peneltan tersebut menyatakan bahwa produks yang mendekat nla kebenaran adalah produks yang dperoleh dengan pengolahan data menggunakan metode Mamdan. Berbeda dengan peneltan sebelumnya, peneltan n dlakukan pada kasus perhtungan tngkat nflas nasonal Indonesa berdasarkan tujuh kelompok komodt (barang dan jasa) menggunakan metode Mamdan. Tujuan Peneltan Menghtung tngkat nflas nasonal Indonesa berdasarkan tujuh kelompok komodt (barang dan jasa)

3 dengan menggunakan metode Mamdan. METODOLOGI PENELITIAN Data Data yang dgunakan dalam peneltan n merupakan data sekunder yatu data nflas nasonal Indonesa tahunan berdasarkan tujuh kelompok komodt (barang dan jasa) pada perode tahun yang dperoleh dar stus resm Badan Pusat Stattk (BPS) yatu Tahapan Anal Tahapan anal untuk menghtung tngkat nflas nasonal Indonesa berdasarkan tujuh kelompok komodt (barang dan jasa) sebaga berkut: Mula Data Fuzzfkas Aplkas Fungs Implkas Kompos aturan fuzzy Deffuzfkas Perhtungan Persentase Kesalahan Selesa Gambar. Flowchart Tahapan Anal. Data yang akan dgunakan merupakan data nflas nasonal tahunan Indonesa pada perode berdasarkan tujuh kelompok komodt (barang dan jasa).. Proses fuzzfkas dlakukan dengan menentukan varabel yang akan dgunakan dan menentukan semesta pembcaraan. Kemudan menentukan hmpunan dar setap varabel beserta doman, fungs keanggotaan dan parameternya. 3. Setelah proses fuzzfkas, dlakukan pembentukan aturan fuzzy dan aplkas fungs mplkas. Pembentukkan aturan dalam peneltan n berdasarkan data nflas tujuh kelompok komodt (barang dan jasa). Jka ada r konstanta lngutk dan p peubah nput, maka banyaknya aturan p dasar adalah r. Penghubung yang dgunakan untuk aturan dasar tersebut menggunakan operas logka AND.. Pada kompos aturan metode yang dgunakan yatu metode Max (Maxmum) dengan cara mengambl nla maksmum aturan, kemudan menggunakan nla tersebut untuk memodfkas daerah fuzzy dan mengaplkaskannya ke output dengan menggunakan operator OR (gabungan). Secara umum dtulkan: x ] max( [ x ], [ x ]) sf [ sf kf dengan: x ] = nla keanggotaan solus sf [ fuzzy sampa aturan ke- x ] = nla keanggotaan kf [ konsekuen fuzzy aturan ke-. Input dar proses defuzzfkas adalah suatu hmpunan fuzzy yang dperoleh dar kompos aturanaturan fuzzy, sedangkan output yang dhaslkan merupakan suatu blangan pada doman hmpunan fuzzy tersebut (Kusumadew, 00). Pada peneltan n metode yang dgunakan yatu metode Centrod untuk doman kontnu. 3

4 Drumuskan dengan persamaan berkut: Z 0 b a b Z. a ( Z ) ( Z ) dz dz keterangan: Z 0 = nla hasl defuzzfkas Z = nla doman ke-. = derajat keanggotaan ttk (Z ) tersebut Output pada peneltan n yatu tngkat nflas Indonesa. 6. Hasl perhtungan tngkat nflas nasonal yang dperoleh dar proses defuzzfkas dbandngkan dengan tngkat nflas aktual dan dlakukan perhtungan persentase kesalahan menggunakan metode AFER. Menurut Jlan (007), metode AFER (Average Forecastng Error Rate) dgunakan untuk mengetahu besarnya penympangan yang terjad pada data hasl peramalan terhadap data real, yang drumuskan sebaga berkut: n A F AFER A 00 % n keterangan: A = nla data aktual pada perode ke- F = nla peramalan pada perode ke- n = jumlah perode peramalan yang terlbat Nla yang dhaslkan menunjukan kemampuan peramalan, sepert yang dtunjukkan pada Tabel. Tabel. Krtera AFER AFER Pengertan <0% Sangat Bak 0% - 0% Bak 0% - 0% Cukup >0% Buruk HASIL DAN PEMBAHASAN Deskrps Data Data yang dgunakan terdr dar data nflas tujuh kelompok komodt dan data nflas umum tahun 006-0, tersaj pada Tabel. Tabel. Data Inflas Nasonal Indonesa Tahunan Perode Tahun A B C D E F G Inflas Umum Sumber: Keterangan: A = Bahan makanan B = Makanan jad, mnuman, rokok dan tembakau C = Perumahan, ar, ltrk, gas dan bahan bakar D = Sandang E = Kesehatan F = Penddkan, rekreas dan olahraga G = Transportas, komunkas dan jasa keuangan Pada metode Mamdan, data dproses melalu tahapan untuk memperoleh hasl perhtungan tngkat nflas nasonal. Fuzzfkas Langkah pertama pada fuzzfkas yatu menentukan varabel dan semesta pembcaraan. Pada peneltan n varabel yang dgunakan sebanyak delapan, terdr dar tujuh varabel nput yatu tujuh kelompok komodt dan satu varabel output yatu nflas umum. Penentuan semesta pembcaraan berdasarkan pembulatan nla nflas terendah dan tertngg kelompok komodt dan nflas umum

5 pada perode tahun 006-0, secara lebh jelas tersaj pada Tabel 3. Tabel 3. Semesta Pembcaraan setap Varabel Fungs Input Varabel Semesta Pembcaraan Bahan makanan (X ) [3 7] Makanan jad, mnuman, rokok dan tembakau (X ) [ 3] Perumahan, ar, ltrk, gas dan bahan bakar (X 3) [ ] Sandang (X ) [0 9] Kesehatan (X ) [ 8] Penddkan, rekreas dan olahraga (X 6) [3 9] Transportas, komunkas dan jasa keuangan (X 7) [- 6] Output Inflas umum (Inflas) [ ] Setelah menentukan varabel yang akan dgunakan, kemudan menentukan hmpunan dar setap varabel. Berdasarkan hmpunan yang telah dtentukan kemudan dusun doman yang bersesuaan dar masngmasng hmpunan. Selanjutnya menentukan representas fungs keanggotaan untuk setap hmpunan serta parameter yang sesua dengan doman dar hmpunan tersebut, sepert tersaj pada Tabel. Tabel. Hmpunan Fuzzy Varabel Hmpunan Doman Fungs Keanggotaan Parameter Turun [3, 0] Bahu Kr 3 ; 6. ; 0 (X ) Stabl [6., 3.] Segtga 6. ; 0 ; 3. Nak [0, 7] Bahu Kanan 0 ; 3. ; 7 Turun [, 8. ] Bahu Kr ; 6. ; 8. (X ) Stabl [6., 0.7] Segtga 6. ; 8. ; 0.7 Nak [8., 3] Bahu Kanan 8. ; 0.7 ; 3 Turun [, 6] Bahu Kr ; 3. ; 6 (X 3) Stabl [3., 8.] Segtga 3. ; 6 ; 8. Nak [6, ] Bahu Kanan 6 ; 8. ; Turun [0,.] Bahu Kr 0 ;. ;. (X ) Stabl [., 6.7] Segtga. ;. ; 6.7 Nak [., 9] Bahu Kanan. ; 6.7 ; 9 Turun [, ] Bahu Kr 3 ; 3. ; (X ) Stabl [3., 6.] Segtga 3. ; ; 6. Nak [, 8] Bahu Kanan ; 6. ; 8 Turun [3, 6] Bahu Kr 3 ;. ; 6 (X 6) Stabl [., 7.] Segtga. ; 6 ; 7. Nak [6, 9] Bahu Kanan 6 ; 7. ; 9 Turun [-, 6.] Bahu Kr - ;.7 ; 6. (X 7) Stabl [.7,.] Segtga.7 ; 6. ;. Nak [6., 6] Bahu Kanan 6. ;. ; 6 Turun [,.] Bahu Kr ; 3. ;. Inflas Umum Stabl [, 9] Segtga ; 7 ; 9 Nak [8., ] Bahu Kanan 8. ; 0. ; Setelah menentukan hmpunan fuzzy, selanjutnya menentukan fungs keanggotaan dar masng-masng hmpunan untuk setap varabel dan merepresentaskannya dalam bentuk kurva dengan menggunakan software Matlab 7.0. sebaga berkut:. Varabel X Gambar. Representas Fungs Keanggotaan Varabel X TURUN STABIL NAIK 0 x x x x Varabel X ; x 6. ; 6. x 0 ; x 0 ; x 6.atau x 3. ; 6. x 0 ; 0 x 3. ; x 0 ; x 0 ;0 x 3. ; x 3. Gambar 3. Representas Fungs Keanggotaan Varabel X TURUN STABIL NAIK 8. x x x x ; x 6. ; 6. x 8. ; x 8. ; x 6.atau x 0.7 ; 6. x 8. ; 8. x 0.7 ; x 8. ; x 0 ; 8. x 0.7 ; x 0.7

6 3. Varabel X 3. Varabel X Gambar. Representas Fungs Keanggotaan Varabel X 3 TURUN STABIL NAIK 6 x x x x Varabel X ; x 3. ; 3. x 6 ; x 6 ; x 3.atau x 8. ; 3. x 6 ; 6 x 8. ; x 6 ; x 6 ; 6 x 8. ; x 8. Gambar 6. Representas Fungs Keanggotaan Varabel X TURUN STABIL NAIK x x x 6. 0 x Varabel X 6 ; x 3. ; 3. x ; x ; x 3.atau x 6. ; 3. x ; x 6. ; x ; x ; x 6. ; x 6. Gambar. Representas Fungs Keanggotaan Varabel X TURUN STABIL NAIK. x.. 0 x x x ; x. ;. x. ; x. ; x.atau x 6.7 ;. x. ;. x 6.7 ; x. ; x. ;. x 6.7 ; x 6.7 Gambar 7. Representas Fungs Keanggotaan Varabel X 6 TURUN STABIL NAIK 6 x x x x ; x. ;. x 6 ; x 6 ; x.atau x 7. ;. x 6 ; 6 x 7. ; x 6 ; x 6 ; 6 x 7. ; x 7. 6

7 7. Varabel X 7 Gambar 8. Representas Fungs Keanggotaan Varabel X 7 TURUN STABIL NAIK 6. x x x x ; x.7 ;.7 x 6. ; x 6. ; x.7atau x. ;.7 x 6. ; 6. x. ; x 6. ; x Varabel Inflas Umum ; 6. x. ; x. Gambar 9. Representas Keanggotaan Inflas Umum TURUN STABIL NAIK. x x 7 9 x x ; x 3. ; x. Fungs Varabel ; 3. x. ; x atau x 9 ; x 7 ; 7 x 9 ; x 7 ; x 7 ; 7 x 9 ; x 9 Penentuan derajat keanggotaan untuk setap varabel pada tahun 0 sesua dengan fungs keanggotaan, yatu:. Varabel X sebesar.93 TURUN.93. Varabel X sebesar 6. TURUN STABIL Varabel X 3 sebesar 3.3 TURUN 3.3. Varabel X sebesar 3.3 TURUN STABIL Varabel X sebesar.3 STABIL NAIK Varabel X 6 sebesar 3.97 TURUN Varabel X 7 sebesar TURUN Aplkas Fungs Implkas Pada peneltan n hmpunan yang dgunakan sebanyak tga hmpunan, dengan varabel nput sebanyak tujuh varabel sehngga aturan yang terbentuk yatu sebanyak 87 aturan fuzzy. Setelah aturan dbentuk, kemudan dlakukan aplkas fungs mplkas dengan menggunakan fungs Mn. Berdasarkan aturan-aturan yang sesua dengan kond nflas tahun 0, maka dperoleh 8 aturan yatu: [R0] : If ( X Turun) 3 Stabl) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar

8 [R9] : If ( X Turun) 3 Nak) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar 0.3 [R37] : If ( X Turun) 3 Stabl) Stabl) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar 0. [R6] : If ( X Turun) 3 Stabl) Nak) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar 0.3 [R3] : If ( X Stabl) 3 Stabl) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar [R6] : If ( X Stabl) 3 Nak) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar [R80] : If ( X Stabl) 3 Stabl) Stabl) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar [R89] : If ( X Stabl) 3 Stabl) Nak) 6 7 then (Inflas dengan - pred sebesar Kompos Aturan Aplkas fungs tap aturan dgunakan metode Max untuk melakukan kompos antar semua aturan, yatu dengan cara mengambl nla maksmum dar output aturan kemudan menggabungkan daerah fuzzy dar masng-masng aturan dengan operator OR. Berdasarkan aplkas fungs mplkas, dperoleh kompos aturan sebaga berkut: sf x max TURUN 0.76, TURUN 0.3, TURUN 0., TURUN 0.3, TURUN 0.076, TURUN 0.076, TURUN 0.076, TURUN max 0.76, 0.3, 0., 0.3, 0.076, 0.076, 0.076, Defuzffkas Pada peneltan n proses deffuzfkas dlakukan menggunakan metode Centrod, dengan cara mengambl ttk pusat daerah fuzzy untuk memperoleh solus tegas. Tahap defuzzfkas dlakukan mengunakan tool box pada software Matlab 7.0., sehngga dperoleh hasl perhtungan 8

9 tngkat nflas tahun 0 sepert pada Gambar Gambar 0. Hasl Defuzzfkas Tahun 0 Hasl perhtungan tngkat nflas tahun 0 menggunakan metode Mamdan yatu sebesar 3.7, hasl tersebut berbeda dengan nflas aktual namun mash dalam satu hmpunan, yatu Turun. Secara lebh lengkap perbandngan hasl perhtungan tngkat nflas nasonal menggunakan metode Mamdan dengan tngkat nflas aktual tersaj pada Tabel. Tabel. Hasl Perbandngan Tngkat Inflas Tahun Inflas Aktual Kategor Inflas Hasl Fuzzy Kategor Stabl 7. Stabl Stabl 6.36 Stabl Nak 0. Nak Turun 3. Turun Stabl.7 Turun Turun 3.9 Turun 0.30 Turun 3.3 Turun Stabl.07 Stabl Stabl 6. Stabl Turun 3.7 Turun Perbandngan dar hasl perhtungan tngkat nflas nasonal menggunakan metode Mamdan dengan tngkat nflas aktual dapat dajkan dalam bentuk grafk, sepert pada Gambar. Gambar. Grafk Perbandngan Tngkat Inflas Berdasarkan Gambar, pada data aktual, nflas mengalam penurunan dar perode sebelumnya terjad pada tahun 007, 009, 0, 0 dan 0, namun pada tahun 008, 00, 0 dan 03 nflas mengalam kenakkan. Sedangkan berdasarkan hasl fuzzy, nflas mengalam penurunan pada tahun 007, 009, 0, 0 dan 0 namun pada tahun 008, 00, 03 dan 0 nflas mengalam kenakkan. Pengukuran Tngkat Keakuratan Perhtungan mengukur tngkat keakuratan menggunakan metode AFER, sebaga berkut: AFER A F n A 00 % % % % AFER 8. % n Persentase kesalahan pada hasl perhtungan tngkat nflas menggunakan metode Mamdan yatu sebesar 8. %. Nla persentase n berada dantara rentang 0% - 0%, sehngga hasl perhtungan tngkat nflas termasuk krtera bak, dengan tngkat keakuratan sebesar 8.%. 9

10 PENUTUP Kesmpulan Hasl perhtungan tngkat nflas menggunakan metode Mamdan untuk tahun 006 sebesar 7., tahun 007 sebesar 6.36, tahun 008 sebesar 0., tahun 009 sebesar 3., tahun 00 sebesar.7, tahun 0 sebesar 3.9, tahun 0 sebesar 3.3, tahun 03 sebesar.07, tahun 0 sebesar 6. dan tahun 0 sebesar 3.7. Persentase kesalahan yang dperoleh sebesar 8.% dengan tngkat keakuratan 8.% menunjukkan bahwa hasl perhtungan tngkat nflas menggunakan metode Mamdan termasuk krtera bak. Solkn, F. 0. Aplkas Logka Fuzzy dalam Optmas Produks Barang Menggunakan Metode Mamdan dan Metode Sugeno. Program Stud Matematka. Yogyakarta: Unverstas Neger Yogyakarta. Wdyantoro, A. 0. Penerapan Metode Algortma Fuzzy Mamdan pada Aplkas SPK Penentuan Jumlah Produks Barang CV. Kurna Alam d Jepara. Program Stud Teknk Informatka. Semarang: Unverstas Dan Nuswantoro. Saran Perhtungan tngkat nflas menggunakan metode Mamdan dapat menjad bahan pertmbangan untuk mengetahu tngkat nflas berdasarkan tujuh kelompok komodt. Saran untuk peneltan selanjutnya agar dapat melakukan perhtungan tngkat nflas berdasarkan faktor lan selan tujuh kelompok komodt dan melakukan perhtungan menggunakan metode lan, yatu Metode Sugeno atau Metode Tsukamoto. DAFTAR PUSTAKA Jlan, T.A dan Burney, S.M.A Fuzzy Metrc Approach for Fuzzy Tme Seres Forecastng based on Frequency Densty Based Parttonng. Prosdng World Academy of Scence, Engneerng and Technology. Kusumadew, S. 00. Artfcal Intellegenc (Teknk dan Aplkasnya). Yogyakarta: Graha Ilmu. 0

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stud Yang Terkat Peneltan n mengacu pada jurnal yang dtuls oleh Khang, dkk.(1995). Dalam peneltannya, Khang, dkk membandngkan arus lalu lntas yang datur menggunakan sstem stats dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION MENGGUNAKAN METODE MAMDANI

APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION MENGGUNAKAN METODE MAMDANI 94 Vol. 12, No. 2 September 2017 Jurnal Informatka Mulawarman APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION MENGGUNAKAN METODE MAMDANI Akbar Rzky

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

Estimasi Variabel Keadaan Gerak Longitudinal Pesawat Terbang Menggunakan Metode Fuzzy Kalman Filter

Estimasi Variabel Keadaan Gerak Longitudinal Pesawat Terbang Menggunakan Metode Fuzzy Kalman Filter A-42 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 5 No. 2 (216) 2337-352 (231-928X Prnt) Estmas Varabel Keadaan Gerak Longtudnal Pesawat erbang Menggunakan Metode Fuzzy Kalman Flter Res Arumn San, Erna Aprlan, dan Mohammad

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Optmas Fungs Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dua Tahap Menggunakan Algortma Genetka Pada Pemlhan Calon Penerma Beasswa dan BBP-PPA (Stud Kasus: PTIIK Unverstas Brawjaya Malang) Bunga Amela Restuputr 1, Wayan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

SEBARAN DAN PERAMALAN MAHASISWA BARU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO DENGAN METODE TIME INVARIANT FUZZY TIME SERIES

SEBARAN DAN PERAMALAN MAHASISWA BARU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO DENGAN METODE TIME INVARIANT FUZZY TIME SERIES SEBRN DN PERMLN MHSISW BRU PENDIDIKN MTEMTIK UNIVERSITS MUHMMDIYH PURWOKERTO DENGN METODE TIME INVRINT FUZZY TIME SERIES Malm Muhammad Unverstas Muhammadyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202,

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci