Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
|
|
- Herman Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu negara berkembang sepert Indonesa sangat berkembang pesat terutama dengan banyak dgunakannya teknologteknolog baru dalam kelangsungan proses produksnya. Dalam menjalankan bsns utamanya, untuk menghaslkan tenaga lstrk yang handal dan bermutu, sebuah ndustr pembangkt lstrk memlk dan mengoperaskan lebh dar satu unt pembangkt. Demkan juga untuk PLTGU Tambak Lorok, terdr dar blok, setap blok terdr dar 3 gas turbne generator, 3 HRSG dan 1 stem generator. Tugas akhr n memaparkan pembagan beban pada unt pembangkt yang berada d PLTGU Tambak Lorok, untuk mencapa konds operas yang optmal dan ekonoms. Pendekatan yang dgunakan adalah LEAST SQUARE PARABOLIC APPROACH dan karakterstk yang ddapatnya dmnmalsas dengan metoda Lagrage Multpler dengan data yang dambl dar blok I PLTGU Tambak Lorok. Adapun metode pandekatan n dhtung berdasarkan hasl test performance unt pembangkt. Dar tugas akhr n, dperoleh besarnya pembagan beban pada setap unt pembangkt untuk permntaan daya tertentu serta besarnya bahan bakar tambahan yang dperlukan untuk membangktkan daya tersebut. Kata kunc : daya, bahan bakar, optmas, ekonoms. PENDAHULUAN Dalam menjalankan tugasnya untuk menyedakan lstrk bag masyarakat, PLN mempunya dvs Pusat Pengaturan dan Pengendalan Beban (P3B). Tugas utama dar P3B n adalah menyesuakan permntaan lstrk dar luar dengan kapastas pembangkt yang baru harus doperaskan. Jka terjad penngkatan kebutuhan lstrk, maka P3B akan menghubung perusahan pembangkt lstrk untuk menakkan daya unt pembangkt yang sudah on lne atau bahkan memnta unt pembangkt yang stand by untuk doperaskan. Pada PLTGU Tambak Lorok, saat P3B memnta untuk menakkan daya pada unt pembangkt yang sudah on lne saat n mash dlakukan dengan cara manual. Untuk mendapatkan supla energ lstrk yang maksmum, selalu sap, dan murah pada baya operas, sangat pentng untuk menghtung pembagan beban masngmasng unt pembangkt. Dengan mengetahu pembagan beban antar unt pembangkt dapat dperoleh pengoperasan pembangkt yang ekonoms. Tujuan tugas akhr n adalah memberkan solus sebaga salah satu alternatf untuk menghtung secara otomats pembagan beban pada unt pembangkt sehngga dperoleh efsens pembangktan yang maksmal dengan baya pengoperasan unt pembangkt yang mnmal. METODE LAGRANGE MULTIPLIER Dalam pengoperasan pembangkt, dperlukan suatu metoda untuk menekan baya operas dar suatu pembangkt. Pengoperasan untunt pembangkt pada permntaan daya tertentu dalam suatu stasun dlakukan dengan mendstrbuskan beban d antara untunt pembangkt dalam stasun tersebut. Pada beban dasar msalnya, untuk mengoptmalkan operas pembangkt, sstem hanya dcatu dengan pembangkt yang palng berdayaguna pada bebanbeban yang rngan. Jka terjad penngkatan beban maka daya akan dcatu oleh stasun yang palng berdayaguna hngga ttk daya guna maksmum stasun tersebut tercapa. Begtu pula seterusnya. Langkah awal untuk mengetahu pengoptmalan dar pengoperasan pembangkt adalah dengan mengetahu dstrbus yang palng ekonoms dar keluaran suatu stasun d antara generatorgenerator, atau antara untunt pembangkt dalam stasun tersebut. Pada umumnya, perluasan pembangktan sstem akbat penambahan permntaan daya pada beban dlakukan dengan
2 menambah untunt pembangkt pada stasun yang telah ada. Basanya setap unt pembangkt dalam suatu stasun mempunya karakterstk yang berbedabeda sehngga dperlukan suatu penjadwalan pengoperasan setap unt pembangkt untuk suatu pembebanan tertentu pada sstem tanpa mempertmbangkan kehlangan daya pada saluran transms. Dengan demkan dapat dperoleh suatu pengoperasan pembangkt yang optmal untuk menekan baya operas. Baya pengoperasan pembangkt tergantung dar beberapa hal antara lan efsens pengoperasan dar generator, baya bahan bakar, dan rugrug yang terjad pada saluran transms. Setap unt pembangkt dalam suatu stasun mampunya karakterstk tersendr dalam pengoperasannya. Dengan mengetahu perbedaan karakterstk nlah optmalsas pengoperasan pembangkt dapat dperoleh. Secara umum, baya pengoperasan pembangkt dalam hal n adalah baya bahan bakar yang dgunakan dgambarkan oleh fungs kuadrat dar daya aktf yang dbangktkan pada generator sebagamana yang dtunjukkan pada gambar.1. Gambar.1 Kurva karakterstk baya bahan bakar (C ) terhadap daya aktf (P ). Hubungan antara baya bahan bakar terhadap daya akrf yang dhaslkan pembangkt drumuskan oleh persamaan berkut : C P P dmana C = baya bahan bakar (masukan unt ), dollar/jam P = daya yang dhaslkan (keluaran unt ), MW OPTIMASI OPERASI PEMBANGKIT DENGAN MENGABAIKAN RUGIRUGI DAN MEMPERHITUNGKAN BATASAN PADA GENERATOR Pada umumnya pengoperasan pembangkt mempunya batasan daya yang dbangktkan. Generator dar setap unt pembangkt seharusnya membangktkan daya tdak melebh nla maksmumnya serta tdak boleh doperaskan untuk membangktkan daya d bawah nla mnmumnya. Untuk tu dperlukan suatu optmas pengoperasan pembangkt agar baya pengoperasan yang dperlukan tetap ekonoms. Msalnya batas mnmm dan maksmum dar suatu unt pembangkt adalah sebaga berkut P P P 1,, n mn max g Dengan adanya batasan daya yang dbangktkan pada generator maka optmas pengoperasan pembangkt menjad dc untuk P mn P P max dp dc dp untuk P P max dc untuk P P mn dp Cara penyelesaan dar optmas n sama halnya dengan mencar optmas tanpa memperhtungkan rugrug saluran transms dan batas pembangktan. Nla dtentukan terlebh dahulu. Kemudan mencar besarnya daya P yang dbangktkan oleh setap untnya. Iteras akan terus berlangsung sampa dperoleh P P T pada batas eror yang djnkan. PEMODELAN UNITUNIT PEMBANGKIT Pemodelan unt pembangkt menunjukkan karekterstk dar suatu unt pembangkt. Dalam membuat pemodelan n, segala hal yang berkatan dengan setap unt pembangkt juga turut dperhtungkan. Bayabaya operas dar setap varabel unt tersebut harus dnyatakan sebaga fungs keluaran daya. Dalam membuat fungs tersebut, bayabaya lan yang merupakan fungs dar keluaran daya dapat dmasukkan ke dalam rumus baya bahan bakar. Grafk yang menunjukkan pemodelan dar suatu unt pambangkt merupakan pemetaan (plot) antara
3 fungs bahan bakar yang dperlukan terhadap keluaran daya dar unt tersebut. Dar data lapangan yang dperoleh, karakterstk bahan bakar yang dbutuhkan terhadap daya keluarannya pada generator 1,, dan 3 pada Pada PLTGU Tambak Lorok blok 1dapat dlhat pada gambar 1, dan 3. Gambar 3 Grafk karakterstk pembangkt unt 3. Gambar 1 Grafk karakterstk pembangkt unt 1 Gambar 1 menunjukkan kurva karakterstk generator 1 unt 1 dmana dar gambar tersebut dperoleh persamaan sebaga berkut C 154,3 ( 0,083) P 1,11. P Gambar Grafk karakterstk pembangkt unt. Dar gambar, akan kta peroleh sebuah persamaan karakterstk pembangkt unt C (0,5) P P 1 Gambar 3 menunjukkan kurva karakterstk generator 1 unt 3 dmana dar gambar tersebut dperoleh persamaan sebaga berkut C P P3 Dar beberapa persamaan datas maka selanjutnya dlakukan optmalsas dengan teras metode lagrange sampa daya optmum yang dperoleh mash dalam batas kerja mesn dan dengan besar kesalahan P mendekat 0, lter/kwh 1 1 0,083 1,083 6 P1 0, kw.1,11.10,.10 P 1 1 0,5 1,5 5 1, kw P 1 1 0,35 1, , kw maka 1 4 P , kw Dengan demkan nla dapat dketahu dengan mensubttus nla P sebaga berkut , , ,84 0,94175 lter/kwh 64, , , /kwh lter Tabel 1 menunjukkan hsal teras lagrange terhadap ke3 mesn. Konds n dambl dengan asums ketga unt pembangkt doperaskan semua sehngga batas mnmum permntaan totalnya
4 adalah jumlah dar batas mnmum daya yang dapat dbangktkan oleh setap untnya, sedangkan batas maksmum permntaan totalnya adalah jumlah dar batas maksmum daya dar setap untnya. P P P P T P T mn 1mn mn 3mn P P P max 1max max 3max Apabla permntaan daya lebh kecl dar nla pembangktan total mnmum ( P T < 1 MW) maka ketga unt pembangkt tersebut tdak lag doperaskan secara bersamasama. Ada beberapa kemungknan dalam mengoperaskan unt pembangkt untuk memenuh permntaan daya d bawah nla pembangktan mnmum pengoperasan tga unt pembangkt. Solus yang pertama yatu dengan mengoperaskan hanya satu buah unt pembangkt saja. Untuk menentukan unt pembangkt manakah yang akan doperskan saat permntaan beban d bawah nla 1 MW, yatu dengan cara memlh unt pembangkt yang membutuhkan bahan bakar yang palng sedkt untuk menghaslkan daya keluaran yang dbutuhkan. Untuk varas pembebanan P T 105 MW, maka unt yang doperaskan dapat dlhat pada tabel. Solus yang kedua adalah dengan mengoperaskan dua unt pembangkt saja. Dalam mengoperaskan dua buah unt pembangkt, daya total mnmum yang dapat dbangktkan adalah sebesar 100 MW yang dperoleh dar penjumlahan daya mnmum setap unt pembangkt yang doperaskan dmana daya mnmum unt 1,, dan 3 besarnya sama yatu MW. Untuk daya total maksmumnya adalah 10 MW yang dperoleh dar penjumlahan daya maksmum dar setap unt dmana daya maksmum dar unt 1,, dan 3 mempunya nla yang sama yatu 105 MW. Tabel 3 menunjukkan pengoperasan ekonoms dar dua pembangkt pada permntaan daya 100 MW sampa 10 MW. Namun, untuk permntaan daya sebesar 100 sampa 105 MW, ada dua kemungknan pengoperasan yatu hanya mengoperaskan satu unt pembangkt saja, atau dengan mengoperaskan dua buah unt pembangkt. Untuk memlh jumlah pembangkt yang akan doperaskan maka perlu dplh pengoperasan pembangkt yang membutuhkan bahan bakar yang palng sedkt. Dar tabel dan tabel 3 dapat dtentukan pengoperasan pembangkt pada daya 100 sampa 105 MW sepert pada tabel 4. Demkan pula pada permntaan daya sebesar 1 sampa 10 MW, dapat dlakukan dpenuh dengan mengoperaskan dua buah pembangkt atau dapat juga dpenuh dengan mengoperaskan tga buah pembangkt. Penentuan jumlah pengoperasan pembangkt dlakukan dengan mengambl pengoperasan pembangkt yang membutuhkan bahan bakar yang palng sedkt dengan membandngkan data pada tabel dengan tabel 1 yang dtunjukkan pada tabel 5. Berdasarkan datadata tersebut maka dapat dketahu besarnya pembagan beban pada setap unt pembangkt agar pengoperasan untunt pembangkt dapat seoptmal mungkn dan dengan baya yang ekonoms. KESIMPULAN Berdasarkan hasl analsa dar pembagan beban untunt pembangkt pada Blok 1 PLTGU Tambak Lorok ddapat beberapa kesmpulan sebaga berkut: 1. Besarnya baya pengoperasan bahan bakar dpengaruh oleh besarnya permntaan daya yang dbangktkan oleh pembangkt.. Baya pengoperasan pembangkt dtentukan oleh banyaknya bahan bakar yang dperlukan untuk mengoperaskan pembangkt dmana semakn banyak bahan bakar yang dbutuhkan maka semakn besar pula baya pengoperasannya. 3. Untuk permntaan daya sampa 105 MW maka pembangkt yang doperaskan hanya satu unt pembangkt saja yatu unt Pembangkt tetap doperaskan pada daya keluaran MW untuk permntaan daya kurang dar MW. 5. Untuk permntaan daya dar 100 MW sampa kurang dar 10 MW maka pembangkt yang doperaskan sebanyak dua unt pembangkt yatu pada daya 100 sampa 185 MW unt yang doperaskan adalah unt 1 dan 3, sedangkan untuk daya dar 190 MW sampa kurang dar 10 MW maka unt 1 dan yang beroperas. 6. Pada permntaan daya sebesar 10 MW sampa 315 MW, maka ketga unt pembangkt d Blok 1 PLTGU Tambak Lorok doperaskan semuanya dengan mendstrbuskan beban pada masngmasng untnya.
5 7. Besarnya ncremental cost yang dalam hal n adalah bahan bakar tambahan yang dperlukan tergantung pada besarnya daya yang dbangktkan oleh untunt pembangkt. DAFTAR PUSTAKA [1]. Chrstensen,G.S.and S.A. Solman,Optmal LongTerm Operaton of Electrc Power Systems, New York, Plenum Press, []. Krchmayer, L.K.,Economc Operaton of Power System, New Delh, Wley Eastern,Ltd.,1997. [3]. Mathews, John H.,Numercal Methods for Matematcs, Scence, and Engneerng. New Jersey, Second Ed, Prentce Hall,Inc.,199. [4]. Momoh,James A.,Electrc Power System Aplcatons of Optmzaton, New York, Marcel Dekker,Inc.,001. [5]. Saadat,Had, Power System Analyss, Mc GrawHll, [6]. Stevenson,W.D.,Jr., Analss Sstem Tenaga, Eds Keempat, Erlangga,1996. [7]. Wood,A.J.,et al,power Generaton, Operaton and Control,New York, John Weley & Sons,1984.
6 Tabel 1 Varas nla λ dan dstrbus beban untuk varas 1 MW P T 315 MW. No. P T λ P 1 P P 3 C T (lter/h) (lter/kwh) , , ,885 53, , , ,984 54, , , ,08 54, , , ,180 55, , , ,79 56, , , ,377 57, , , ,475 58, , , ,574 59, , , ,67 60, , , ,770 61, , , ,869 6, , , ,967 63, , , ,070 63, , , , , , ,0 5, 739, , , , , ,0 57,5 7439, , , , , ,0 6,5 7689,3 1. 0, , , , ,0 67,5 7989, , , , , ,0 7,5 8339, , , , , ,0 77,5 8739, , ,000 80, , , ,0 8,5 9189, , , , , , 87,5 9689, , , , , , , , ,73
7 Tabel Pengoperasan pembangkt pada P T 105 MW. No. P T C 1 (lter/h) C (lter/h) C 3 (lter/h) Pembangkt yang doperaskan Unt Unt Unt Unt Unt Unt Unt Unt Unt Unt Unt Unt 1 Tabel 3 Pengoperasan dua buah pembangkt pada 100 MW P T < 10 MW. P T λ (lter/kwh) P 1 P P 3 C T (lter/h) Pembangkt yang doperaskan Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3 Unt 1 dan 3
8 Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan Unt 1 dan
9 Tabel 4 Pengoperasan pembangkt pada 100 MW P T 105 MW. No. P T P P P 3 C T (lter/ h) Pembangkt yang doperaskan Unt 1 saja Unt 1 saja Tabel 5 Pengoperasan pembangkt pada 1 P T 10 MW. No. P T P 1 P P 3 C T (lter/ h) Pembangkt yang doperaskan ,3 6564,3 Dua unt yatu unt 1 dan ,885 53, , ,55 Dua unt yatu unt 1 dan ,984 54, , ,83 Dua unt yatu unt 1 dan ,08 54, , ,19 Dua unt yatu unt 1 dan ,180 55, , ,63 Dua unt yatu unt 1 dan ,79 56, , ,16 Dua unt yatu unt 1 dan , , , ,76 Dua unt yatu unt 1 dan ,475 58, , ,45 Dua unt yatu unt 1 dan , , , , Dua unt yatu unt 1 dan , , , ,07 Dua unt yatu unt 1 dan , , , ,01 Dua unt yatu unt 1 dan ,73 Dua unt yatu 9, ,967 6, , , , ,1 unt 1 dan Dua unt yatu unt 1 dan
P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperincitoto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciBAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN
BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang
Lebih terperinciSTUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN. Abstrak
Sofyan, dkk, Stud Operas Ekonoms pada Generator Pembangkt Sstem Sulawes Selatan STUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN Sofyan, Nadjamuddn Harun, Tola 3 Mahasswa Program
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI
ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER
BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )
APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinciPembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1
Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciGENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)
GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciCatatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan
Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciMODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN
MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN Mkyana Ramadan, Nughthoh Arfaw Kurdh, dan Sutrma Program Stud Matematka FMIPA UNS Abstrak.
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO
Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciKecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi
Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK
Lebih terperinciAnalisa Operasi Ekonomis Pembangkit Termal untuk Melayani Beban Puncak Sistem Kelistrikan Sumbar
Jurnal Nasonal Teknk Elektro, Vol. 7, No. 1, Maret 018 p-issn: 30-949, e-issn: 407-767 Analsa Operas Ekonoms Pembangkt Termal untuk Melayan Beban Puncak Sstem Kelstrkan Sumbar Syaf * dan Kartka Ika Putr
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciBAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE
BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan
Lebih terperinciPENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN
PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan
Lebih terperinciBab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN
Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat
Lebih terperinciTHE STUDY OF ECONOMIC OPERATING ON ELECTRICAL POWER GENERATION IN SOUTH SULAWESI SYSTEM. Sofyan 1
THE STUDY OF EONOMI OERATING ON ELETRIAL OWER GENERATION IN SOUTH SULAWESI SYSTEM Sofyan 1 1 Lecturer of Bosowa olytechnc Abstrak eneltan n bertuuan untuk :(1) mengetahu besarnya daya yang harus dbangktkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :
JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka
Lebih terperinciPEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)
PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciOleh : Fifi Fisiana
Optmas Baya Produks menggunakan Metode Revsed Mult Choce Goal programmng dengan Tahap Persedaan Terkontrol Supply Chan Model stud kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol Oleh : Ff Fsana 1207100018 Dosen
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.
Lebih terperinciMODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA
ODEL OPTIAL SISTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen atematka Fakultas atematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor Jl erant, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Indonesa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciPertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012
Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciPeramalan Beban Listrik Untuk Penjadwalan Sistem Pembangkit
e-jurnal Teknk Elektro dan Komputer (03) Peramalan Beban Lstrk Untuk Penjadwalan Sstem Pembangkt G. E. J. Toreh, M. Tuegeh, M. Pakdng, L. Patras Jurusan Teknk Elektro-FT. UNSRAT, Manado-955, Emal: garcatoreh@gmal.com
Lebih terperinciBab V Aliran Daya Optimal
Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciAnalisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank
ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan
Lebih terperinciPreferensi untuk alternatif A i diberikan
Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciCatatan Kuliah 13 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Ketidaksamaan
Catatan Kulah 3 Memaham dan Menganalsa Optmas dengan Kendala Ketdaksamaan. Interpretas Konds Kuhn Tucker Asumskan masalah yang dhadap adalah masalah produks. Secara umum, persoalan maksmsas keuntungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus
Lebih terperinciFUNGSI BIAYA UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PEMESANAN OPTIMUM MULTI ITEM INDEPENDEN BERDISTRIBUSI KONTINU. H. Bernik Maskun
FUNGSI BIAYA UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PEMESANAN OPTIMUM MULTI ITEM INDEPENDEN BERDISTRIBUSI KONTINU oleh H. Bernk Maskun Departemen Statstka, FMIPA Unverstas Padjadjaran bernkmaskun69@gmal.com Abstrak
Lebih terperinciPendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan
Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK
BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING
Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciPERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT
BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com
Lebih terperinciTinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal
157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat
Mater Kulah Ekspermen Fska Oleh : Drs. Ishaft, M.S. Program Stud Penddkan Fska Unverstas Ahmad Dahlan, 07 Bab 3 Analss Ralat 3.. Menaksr Ralat Msalna suatu besaran dhtung dar besaran terukur,,..., n. Jka
Lebih terperinciUKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a
UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud
Lebih terperinciOPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah
JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL MIXED INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENJADWALAN BATCH PROSES PRODUKSI SORBITOL MULTI GRADE (STUDI KASUS PT XXX)
PENGEMBANGAN MODEL MIXED INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENJADWALAN BATCH PROSES PRODUKSI SORBITOL MULTI GRADE (STUDI KASUS PT XXX) Maro Chran, Ahmad Rusdansyah, Nurhad Sswanto Mager Manajemen Teknolog, Jurusan
Lebih terperinci3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW
12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla
Lebih terperinci