PENETAPAN TINGKAT PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSEDIAAN SINGLE ITEM (Studi Kasus di PT United Tractors Tbk)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENETAPAN TINGKAT PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSEDIAAN SINGLE ITEM (Studi Kasus di PT United Tractors Tbk)"

Transkripsi

1 PENETAPAN TINGKAT PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSEDIAAN SINGLE ITEM (Studi Kasus di PT United Tactos Tbk) Wahid Ahmad Jauhai Juusan Teknik Industi Univesitas Sebelas Maet Abstact The contol and maintenance of inventoies is a poblem common to all entepises in any secto of a given economy. Two fundamental question that must be answeed in contolling the inventoy ae when to eplenish the inventoy and how much to ode fo eplenishment. The (Q,) inventoy models attempt to answe the two question unde a vaiety of cicumstances. Studies have shown, (1) that a company that ignoes lead-time demand vaiability may suffe geat financial damage, () that the gamma distibution povides the most common best fit to lead-time demand fo vaiety of inventoies items, (3) that a fixed lead-time demand assumption o a nomal appoximation to it will often yield significant eos (Namit and Chen, 1998).This eseach pefomed an efficient and accuate algoithm fo solving (Q,) inventoy model with gamma lead-time demand. Keywods : (Q,) inventoy model, lead-time demand, algoithm I. Pendahuluan Pesediaan meupakan asset yang cukup penting dai suatu oganisasi peusahaan. Dalam pengendaliannya, pelu dilakukan secaa cemat dan tepat guna meminimalkan biaya total pesediaan dan memaksimalkan kepuasan pelanggan. Dalam kenyataannya kebijaksanaan pengatuan pesediaan menghadapi bebeapa kendala yang meupakan tadeoff antaa meminimasi biaya total pesediaan dan memaksimalkan sevice level bagi pelanggan. Dalam suatu sistem pesediaan yang membolehkan tejadinya backode, pemintaan selama lead time meupakan ukuan yang penting dalam pengambilan keputusan. Peusahaan yang dalam opeasinya mengabaikan vaiabilitas dai pemintaan selama lead time akan mengalami keugian financial yang cukup signifikan (Vinson, 197 dalam Namit dan Chen, 1998). Sementaa itu banyak model itu banyak model-model pesediaan yang ada mengasumsikan bahwa pemintaan selama lead time dianggap tetap atau mengikuti distibusi nomal. Padahal dai bebeapa studi, ditemukan abhwa distibusi gamma meupakan distibusi yang paling umum dai pemintaan selama lead time (Bagchi, 1986 dalam Namit dan Chen, 1998). Dengan melihat kenyataan tesebut diatas maka dipelukan suatu kebijaksanaan pengendalian pesediaan yang mempehatikan distibusi pemintaan selama lead time. Penelitian ini membahas penetapan tingkat pesediaan spae pat foklift meek Komatsu yang mampu meminimalkan biaya total pesediaan dan meningkatkan sevice level.studi kasus dilakukan dengan meneapkan model pesediaan spae pat yang ada di liteatu pada sebuah peusahaan yaitu PT United Tactos. PT United Tactos meupakan salah satu distibuto esmi dan suppoting poduct alat beat khusus yang bemeek Komatsu. II. Tinjauan Pustaka Model inventoy (Q,) untuk kasus backode dapat difomulasikan sebagai beikut (Namit dan Chen, 1998) : λ λ K ( Q, ) = A + (1 / Q + µ ) + π xh ( x ) dx H ( ) (1) Q Q

2 Dimana : K ( Q, ) = expected annual total vaiable cost = eode point Q = ode quantity A = ode cost λ = expected annual demand I = inventoy caying chage in dollas pe dollas pe yeas C = cost pe item µ = expected lead time demand π = backode cost pe backodeed h(x) = pobability density function of lead time demand H() = pobability of stockout Dengan menotasikan η () sebagai expected numbe backode pe cycle, maka : η ( ) = xh( x) dx H ( ) () Dua pesamaan yang haus diselesaikan untuk mencai optimal ode quantity dan optimal eode point adalah : λ ( A + πη( )) Q = (3) dan Q H ( ) = (4) πλ Dengan mengasumsikan lead time demand x mengikuti distibusi gamma dengan ata-ata µ = / β maka dipeoleh : β 1 βx h ( x) = g( x, β ) = x e untuk x > 0 dan = 1,, (5) ( 1)! Sehingga esiko tejadinya stockout dapat dihitung : Dan () dimana H ( ) = g( x, β ) = G(, β ) (6) η dapat ditulis : η( ) = µ G( + 1, β ) G(, β ) (7) µ = / β Dengan mengintegal pasialkan pesamaan (7), dimana u = x 1 βx dan dv = e, kita dapat mencai G (, β ), cumulative distibution function dai g ( x, β ), yang mengikuti yang mengikuti suatu cumulative poisson distibution function : G(, β ) = g ( x, β ) dx = 1 i β ( β) e (8) i= o i! Kemudian pesamaan diatas dapat dinotasikan sebagai : 1β) = 1 i β ( β) e (9) i= o i! dan p( β) = 1 β ( β) e (10)! i= o

3 Sekaang H() dan η() dapat dinyatakan sebagai distibusi poisson : H ( ) = (11) η ( ) = ( µ ) β) (1) sehingga pesamaan (3) dan (4) dapat ditulis sebagai : λ { A + π[( µ ) β)]} Q = (13) Q dan 1β) = (14) πλ Untuk = 1, misalkan ketika lead time demand mengikuti distibusi eksponensial dengan paamete β, maka dan ( µ ) β) akan beubah menjadi : β 1β) = e (15) ( µ ) β) = 1 e β (16) β Dengan mensubsitusikan bagian kanan dai pesamaan (15) dan (16) ke bagian kii pesamaan (13) dan (14), maka didapatkan : 1 1 = ln + λa + (17) β πλ β β πλ β Q = e (18) Untuk > 1, kita subsitusikan pesamaan (13) untuk Q di pesamaan (14). Dengan melakukan tanposisi dan simplifikasi, pesamaan (14) dapat diubah menjadi : [ ( 1) β) ] λ{ A + π[( µ ) β]} = 0 πλ (19) Dengan menotasikan bagian kii pesamaan (19) sebagai f (), kemudian dengan f ( ), f ( ) dan 0, sebuah algoitma dapat disusun untuk menyelesaikan model tesebut. Algoithm Fo n=1,,3.., until satisfied, do : f ( n) Compute n + 1 = n f ( n) πλ 1β ) Compute Q = Compute = λ 1 λ + + ( Q, ) A Q µ + π ( µ ) 1β ) β Q Q K [ ] dimana : [ ] f ( ) = πλ P ( 1 β ) λ { A + π [( µ ) P ( 1 β ) + µ p ( β )]}

4 [( µ ) P ( + µ p ( β) ] f ( ) = ( πλ ) P ( λπ P ( = e β p ( β) = ( β ) e 1 β ( 1)! β β! 1 III. Metodologi Penelitian Ada bebeapa langkah atau tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada langkah awal dipelukan pengumpulan data yang behubungan dengan objek penelitian, yaitu spae pat meek Komatsu. Bebeapa data yang dipelukan diantaanya : data pemintaan histoies, data lead time, data pemintaan selama lead time dan biaya pengadaan spae pat. Setelah bebeapa data yang dipelukan tekumpul, maka petama kali yang dilakukan adalah melakukan pemilihan spae pat untuk diikutkan dalam pehitungan. Pada penelitian ini untuk memilih spae pat digunakan metode ABC. Kemudian dilakukan uji distibusi pemintaan selama lead time tehadap spae pat yang telah dipilih. Uji ini dilakukan untuk mencocokkan apakah data pemintaan selama lead time yang ada sudah sesuai dengan asumsi bedistibusi gamma yang dipakai dalam model pesediaan. Selanjutnya pehitungan eode point dan ode quantity dilakukan dengan menggunakan algoithma (Q,) policy yang dikembangakan oleh Kal Namit dan Jim Chen. Sedangkan untuk menghitung biaya total pesediaan dilakuakn dengan simulasi Monte Calo. IV. Hasil dan Pembahasan IV.1 Penentuan Biaya Pesediaan 1. Biaya Penyimpanan (Holding Cost) Dalam menentukan biaya penyimpanan tedapat komponen, yaitu inteest ate dan asuansi seta biaya sewa gudang. Untuk inteest ate dan asuansi ditetapkan peusahaan sebesa 15 % pe tahun. Sedangkan biaya sewa gudang ditetapkan peusahaan sebesa Rp ,00 pe m pe tahun dengan luas gudang 40 m. Peusahaan mengelola spae pat ataata 000 item setiap tahunnya. Sehingga dai uaian tesebut didapatkan pehitungan biaya penyimpanan sebagai beikut : Inteest ate + Asuansi = 15 % x Net value spae pats yang distok selama setahun Biaya sewa gudang = Rp ,00 x 40 m = Rp ,00/tahun = Rp ,00 : 000 = Rp 1.000,00 pe tahun pe item. Biaya Pemesanan (Odeing Cost) Biaya pemesanan dihitung dai komponen biaya telepon, fax dan inspeksi. Biaya telepon dan fax untuk peusahaan setiap bulannya dialokasikan dana sebesa Rp ,00 dan untuk depatemen pats dipekiakan menggunakan sekita 30 %. Penggunaan fasilitas tesebut untuk ode utin kia-kia sebesa 0 % selebihnya 30 % untuk mengelola non-stocked item dan 50 % untuk menangani pelanggan. Sedangkan ata-ata ode pe bulan adalah 10 kali ode. Dai uaian diatas dapat dipeoleh pehitungan biaya pemesanan sebagai beikut : Biaya telepon dan fax = (30%x0%xRp ,00):10 kali ode = Rp ,00 : 10 = Rp pe ode Total biaya pemesanan = Biaya telepon dan fax + biaya inspeksi = Rp , ,00 = Rp pe ode 3. Biaya Pemesanan Kembali (Backodeing Cost) Biaya pemesanan kembali adalah biaya yang dikeluakan peusahaan kaena tejadi kekuangan. Biaya pemesanan kembali ini tedii dai komponen biaya tanspotasi eksta dan

5 komponen biaya pinalti yang oleh peusahaan ditetapkan sebesa 10 % dai amount item yang dilakukan backode. IV. Pemilihan Spae Pat Pemilihan spae pat dilakukan dengan metode ABC untuk membagi item bedasakan kontibusi jumlah dan haga. Dai 199 spae pat yang diteliti, kemudian dapat diklasifikasikan sebagai beikut : 1 jenis kelas A, 4 jenis kelas B dan 154 jenis kelas C. Kemudian dipilih 5 item dai masing-masing kelas dengan mengikutsetakan item dengan pemintaan besa dan kecil. Dafta ke-15 item yang diikutkan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Dafta Spae pat yang dilibatkan dalam penelitian No Spae Pat Kelas 1 Radiato A Convete Assy A 3 Gea Assy A 4 King Pin Kit A 5 Plug A 6 Catidge B 7 Uing B 8 Joint B 9 Gea Assy B 10 Beaing Assy B 11 Belt C 1 Clutch Seal Kit C 13 Valve C 14 Metal C 15 Element C IV.3 Penentuan Distibusi Selama Lead Time Pengujian distibusi ini dilakukan dengan uji Kolmogoov Sminov. Uji ini dilakukan dengan bedasakan asumsi : H 0 : Pemintaan selama lead time bedistibusi gamma H 1 : Pemintaan selama lead time tidak bedistibusi gamma Pengambilan keputusan pada uji distibusi ini adalah bedasakan pada nilai p-value yang dapat dilihat pada nilai significance level dai hasil pengujian : Jika significance level > 0,05 maka H 0 diteima Jika significance level < 0,05 maka H 0 ditolak Hasil pengujian untuk ke-15 spae pat dapat dilihat pada table 4.. Tabel 4. Ringkasan hasil uji distibusi dengan Statgaf No Spae Pat Sig. Level 1 Radiato 0,98 Convete Assy 0,36 3 Gea Assy 0,48 4 King Pin Kit 0,89 5 Plug 0,35 6 Catidge 0,13 7 Uing 0,3 8 Joint 0,48 9 Gea Assy 0,08 10 Beaing Assy 0,51 11 Belt 0,57 1 Clutch Seal Kit 0,14 13 Valve 0,63 14 Metal 0,11

6 15 Element 0,46 IV.4 Pehitungan eode point dan ode quantity Pehitungan eode point dan ode quantity dilakukan dengan menggunakan algoithma yang telah dikembangakan oleh Kal Namit dan Jim Chen. Input yang dipelukan guna menjalankan algoitma ini adalah annual demand, paamete distibusi pemintaan selama lead time, biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya pemesanan kembali. Ringkasan hasil unning algoithma dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Ringkasan hasil unning algoithma No Spae Pat Q 1 Radiato 14 8 Convete Assy Gea Assy King Pin Kit Plug Catidge Uing Joint Gea Assy Beaing Assy Belt Clutch Seal Kit Valve Metal Element 7 0 IV.5 Pehitungan Total Pesediaan dan Sevice Level Untuk menghitung besanya biaya total pesediaan dan sevice level yang dicapai dai metode usulan dan kebijakan peusahaan, maka dilakukan simulasi tehadap pemintaan spae pat selama 400 peiode. Simulasi dilakukan dengan membangkitkan bilangan andom dengan ange antaa 0 sampai 99,99 selama 400 peiode dan memposentasekan pemintaan spae pat yang tejadi bedasakan data aktual, maka dipeoleh simulasi pemintaan yang tejadi. Dai data aktual pemintaan spae pat dan lead time, tedapat bebagai ukuan pemintaan dan lead time. Masing-masing pemintaan dan lead time dihitung posentase kemunculannya dan kemudian sesuai dengan langkah-langkah simulasi Monte Calo posentase tesebut dikuantitatifkan untuk kemudian dikonvesikan dengan kemunculan bilangan andom yang telah digeneate. Hasil simulasi Monte Calo dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Ringkasan hasil simulasi Monte Calo No Spae Pat Metode Total Biaya Pesediaan (Rp) Sevice Level (%) Penghematan (%) 1 Radiato I ,94 98,07 II ,41 98,55 6,57 Convete I ,70 90 Assy II ,0 9,86 16,35 3 Gea Assy I ,93 91,84 II ,35 93,88 19,71 4 King Pin Kit I ,00 88,34 II ,40 90, 13,48 5 Plug I ,54 93,54 II ,00 94,14 7,4 6 Catidge I , II , ,56 7 Uing I ,1 88,56 3,14

7 II ,53 88,93 8 Joint I ,93 91,67 II ,84 95,37 9 Gea I ,5 100 II , Beaing Assy I ,13 95,39 II.411.7,5 96,31 11 Belt I ,49 90,71 II ,55 90,88 1 Clutch Seal I , 100 Kit II , valve I 89.70,1 94,98 II ,14 99,16 14 Metal I , II , Element I ,79 95,1 II , ,85 7,18 8,53 3,99 6,74,78 13,91 1,1 Keteangan : Metode I Metode II = Kebijakan peusahaan = Kebijakan usulan Dai tabel diatas dapat dilihat bahwa dai hasil simulasi Monte Calo kebijakan usulan telah mampu membeikan penghematan tehadap biaya total pesediaan yang cukup signifikan. Kebijakan usulan mampu membeikan penghematan yang bevaiasi antaa 3 sampai dengan 37 %. Penghematan biaya teendah dicapai oleh spae pat Uing sebanyak 3,14 % dan penghematan tetinggi dicapai oleh spae pat Gea sebesa 7,18 %. Secaa keseluuhan kebijakan usulan mampu membeikan penghematan biaya total pesediaan sebesa 1,1 %. Selain mampu menuunkan biaya total pesediaan, kebijakan usulan juga mampu menaikkan tingkat sevice level. Sevice level teendah, sebesa 88,93 % dicapai oleh spae pat Uing, sedangkan sevice level tetinggi, sebesa 100 % dicapai oleh spae pat Catidge, Gea, Clutch Seal Kit, Metal dan Element. Dengan kebijakan usulan ata-ata sevice level yang bisa dicapai adalah 96,0 % yang beati tejadi kenaikan peningkatan sevice level ata-ata sebesa 1,47 %. V. Kesimpulan dan Saan Dai hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditaik bebeapa kesimpulan : 1. Bedasakan pehitungan algoithma, level pesediaan yang optimal untuk ke-15 spae pat adalah sebagai beikut : Spae pat Radiato ode quantity 8 eode point 14 Spae pat Convete Assy ode quantity 6 eode point 5 Spae pat Gea Assy ode quantity 3 eode point 7 Spae pat King Pin Kit ode quantity 18 eode point 3 Spae pat Plug ode quantity 0 eode point 6 Spae pat Catidge ode quantity 5 eode point 4 Spae pat Uing ode quantity 6 eode point 18 Spae pat Joint ode quantity 9 eode point 6 Spae pat Gea ode quantity 8 eode point 4 Spae pat Beaing Assy ode quantity 17 eode point 10 Spae pat Belt ode quantity 43 eode point 0 Spae pat Clutch Seal Kit ode quantity 16 eode point 3

8 Spae pat Valve ode quantity 40 eode point 11 Spae pat Metal ode quantity 16 eode point 3 Spae pat Element ode quantity 0 eode point 7. Dengan kebijakan usulan, secaa keseluuhan didapatkan penghematan tehadap biaya total pesediaan sebesa 1,1 %. Selain itu kebijakan usulan juga mampu membeikan peningkatan sevice level ata-ata sebesa 1,47 %. Adapun saan-saan yang dapat dibeikan pada penelitian ini adalah sebagai beikut : 1. Peusahaan dalam pengendalian pesediaannya hendaknya mempehatikan distibusi dai pemintaan selama lead time. Kaena telihat dai hasil penelitian, model pengendalian pesediaan yang mempehatikan lead time mampu membeikan penghematan fianansial yang cukup signifikan.. Bagi peneliti selanjutnya, akan lebih baik kianya melakukan penelitian model pengendalian pesediaan yang mempehatikan bebagai jenis distibusi pemintaan selama lead time, sehingga adapat diaplikasikan secaa luas. Dafta Pustaka Caie, Allan, (199), Simulation of Manufactuing System, John Willey and Sons Devitsiotis, K. N., (1984), Opeation Management, Mc Gaw Hill Hanifah, Dewi, (001), Penentuan Kebijakan Pengadaan Suku Cadang Mesin Poduksi yang Besifat Non Repaiable untuk Peningkatan Sevice Level dan Minimasi Total Biaya, Tugas Akhi, Juusan Teknik Industi, Institut Teknologi Sepuluh Nopembe, Suabaya Namit, K., dan Chen, J., (1998), Solution to The (Q,) Inventoy Model fo Gamma Lead Time demand, Intenational Jounal of Physical Distibution & Logistics Management, Vol. 9 No. pp Stijbosch, L. W. G., Heuts, dan Van De Scoot, E. H. M., (1998), Impoved Spae Pats Inventoy Management : Case Study, Tilbug Univesity, Nethelands Tywoth, J.E. dan Ganeshan, R., (1999), A Note On Solution to The (Q,) Inventoy Model fo Gamma Lead Time Demand, Intenational Jounal of Physical Distibution & Logistics Management, Vol. 30 No. 6 pp Tywoth, J.E., Guo Y., dan Ganeshan, R., (1996), Inventoy Contol Unde Gamma Demand and Random Lead Time, Jounal of Bussiness Logistics, Vol. 17 No. 1 pp

TINGKAT PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSEDIAAN SINGLE ITEM

TINGKAT PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSEDIAAN SINGLE ITEM TINGKAT ERSEDIAAN SARE ART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN ENDEKATAN MODEL ERSEDIAAN SINGLE ITEM Wahid Ahmad Jauhai Juusan Teknik Industi Univesitas Sebelas Maet Jl. I. Sutami 96 Suakata email: wachid_aj@yahoo.com

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011 PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA Fadil Rahman Hakim 22090502 Pembimbing D. I. Achmad Mauludiyanto, MT Fakultas Teknologi Industi Institut Teknologi Sepuluh Nopembe Juli 20

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap

Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap Peneapan Algoitma Genetika Untuk Pemasalahan Distibusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengauhi Oleh Biaya Tetap Novita M Mayasai 1, Mahendawathi E, S.T, M.Sc, Ph.D 1, Rully Soelaiman, S.Kom, M.Kom 2 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK

STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi 1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik

Lebih terperinci

Irlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order..

Irlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order.. Pehitungan Pesediaan Obat dengan Metode Economic Ode Quantity dan Reode Point di Instalasi Famasi Rumah Sakit Pau Jembe (Calculation of Dug Inventoy Based on the Economic Ode Quantity and Reode Point at

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3  No. HP. 1 THE CONTRIBUTION OF THE WRIST FLEXIBILITY AND ARM MUSCLE AND SHOULDER POWER IN SERVING SKILL FOR MALE VOLLEYBALL TEAM OF SMAN 7 DURI IN MANDAU DISTRICT, BENGKALIS REGENCY Angga Setiawan 1, Saipin, Ni

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif?

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Fiskal vs Monete Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Oleh : Pemeintah bau saja mengumumkan encana peubahan defisit PN 2009 dai 1,0% tehadap PD menjadi 2,5% tehadap PD. Pada kesempatan yang sama Pemeintah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

Penjadwalan Pola Aliran Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness

Penjadwalan Pola Aliran Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness Junal Teknik Industi, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.145-151 ISSN 2302-495X Penjadwalan Pola Alian Job Shop 10-Stages Menggunakan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tadiness Nufitiana Sandini 1, Lely

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 2011 s/d 2013

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 2011 s/d 2013 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 011 s/d 013 TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syaat Menyelesaikan

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (05) 337-350 (30-98X Pint) D-7 Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Poduksi dengan Sistem Sei Menggunakan Pendekatan Analisis Makov di PT. X Luh Ade

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI Buletin Ilmiah Math Stat dan eapanna (Bimaste) Volume 02, No 2 (2013), hal 147-154 PENGGUNAAN MEODE COS PRORAE IPE CONSAN DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAA PASI Agus Joko Sujono, Dadan Kusnanda,

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

Teorema Berbasis Aksioma Separasi dalam Ruang Topologi

Teorema Berbasis Aksioma Separasi dalam Ruang Topologi Junal Matematika Integatif ISSN 1412-6184 Volume 11 No 2, Oktobe 2015, pp 85-96 Teoema Bebasis Aksioma Sepaasi dalam Ruang Topologi Albet Ch. Soewongsono, Aiyanto, Jafauddin Juusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci