OPTIMASI BIAYA STOCK BERDASARKAN PROGRAM PREVENTIF MAINTENANCE (Studi Kasus : Belt Conveyor Sistem PLTA Sengguruh)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI BIAYA STOCK BERDASARKAN PROGRAM PREVENTIF MAINTENANCE (Studi Kasus : Belt Conveyor Sistem PLTA Sengguruh)"

Transkripsi

1 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 OPTIMASI BIAYA STOCK BERDASARKAN PROGRAM PREVENTIF MAINTENANCE (Sudi Kasus : Bel Conveyor Sisem PLTA Sengguruh) Dwi Wahyu Pujiaro dan Haryono Program Sudi Magiser Manajemen Teknologi Insiu Teknologi Sepuluh Nopember dwiwahyu.p@gmail.com ABSTRAK Pesawa Pembersih Sampah (PPS) adalah salah sau bagian dari Pembangki Lisrik Tenaga Air (PLTA) Sengguruh yang berfungsi unuk menyaring dan mengangka sampah unuk dibuang dari muka pinu air waduk PLTA, sehingga aliran air yang akan masuk ke dalam urbin idak erhamba. Unuk mendapakan keandalan operasional dari PPS diperlukan sysem pemeliharaan dan jadwal operasi sesuai jadwal yang elah dieapkan (sesuai SOP) disamping pemilihan maerial penggani (spare par) yang epa pula. Meode yang akan digunakan unuk menganalisa poensi erjadinya kegagalan dari sysem PPS adalah Sysem Equipmen Reabiliy Prioriy (SERP), sedangan unuk menenukan waku pemeliharaan prevenif yang opimal digunakan pendekaan analisis reliabilias Dalam analisis ini diperlukan daa usia pakai dari komponen Pesawa Pembersih Sampah (PPS). Daa usia pakai yang dipakai adalah daa dari Bel Conveyor, Moor dan Ranai yang masing-masing memiliki enam uni komponen. Daa dari keenam komponen ersebu digabung, seelah sebelumnya dianalisa dengan uji Kruskal Wallis. Kemudian dilakukan pengujian disribusi usia pakai dengan uji Anderson- Darling, sehingga didapakan bahwa disribusi yang sesuai adalah disribusi Weibull 2 parameer unuk Bel Conveyor dan Moor, sedangkan unuk Ranai adalah disribusi Logisic. Parameer disribusi Weibull & Logisic dicari dengan banuan sofware MINITAB 14 dan digunakan dalam perhiungan unuk penenuan waku pengganian sesuai reliabilias yang opimal, sera biaya yang paling efisien. Analisa reliabilias yang dilakukan mendapakan hasil sebagai beriku : Bel Conveyor waku pemeliharaan opimalnya 50 hari dengan oal biaya per ahun Rp ,-, Moor waku pemeliharaan opimalnya 40 hari dengan oal biaya per ahun Rp ,-, Ranai waku pemeliharaan opimalnya 40 hari dengan oal biaya per ahun Rp ,- Kaa kunci: Sysem Equipmen Reabiliy Prioriy (SERP ), prevenif, opimal, reliabilias, usia pakai. PENDAHULUAN Pesawa Pembersih Sampah (PPS) adalah salah sau bagian dari Pembangki Lisrik Tenaga Air (PLTA) Sengguruh yang berfungsi unuk menyaring dan mengangka sampah unuk dibuang dari muka pinu air waduk PLTA, sehingga aliran air yang akan masuk ke dalam urbin idak erhamba. Dengan erhambanya air yang masuk kedalam urbin akiba adanya sampah dapa menurunkan performance urbin karena erjadi kaviasi. Bagian uama dari PPS anara lain ; A. Racking Screen, yang berfungsi menyaring dan menahan sampah (filering).

2 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 B. Traveling Sysem, yang berfungsi mengangka sampah yang menempel pada screen aau dimuka screen, C. Bel Conveyor sysem, yang berfungsi mengangku dan menransporasikan sampah ke ruk pembuang sampah. Unuk menjaga keandalan operasional suau PLTA, khususnya PLTA pada aliran sungai yang kecenderungan sampahnya sanga inggi, seperi PLTA Sengguruh yang erleak dibagian hulu koa Malang, diperlukan suau Pesawa Pembersih Sampah yang handal dan kesiapan yang inggi. Unuk mendapakan keandalan operasional dari PPS diperlukan sysem pemeliharaan dan jadwal operasi sesuai jadwal yang elah dieapkan (sesuai SOP) disamping pemilihan maerial penggani (spare par) yang epa pula. Unuk mengaasi berbagai persoalan kegagalan yang mungkin erjadi pada PPS diperlukan suau meode yang sisemais sehingga dapa menghasilkan suau kajian yang mendalam dan solusi yang epa. Meode yang akan digunakan unuk menganalisa poensi erjadinya kegagalan dari sysem PPS adalah Sysem Equipmen Reabiliy Prioriy (SERP). Agar mencapai arge produksi yang diinginkan, maka salah sau kegiaan unuk membanu memperlancar kegiaan produksi, diusahakan dengan menjamin fasiliasfasilias produksi dapa beroperasi secara efekif, yaiu dengan adanya suau kombinasi pemeliharaan prevenif dan perbaikan kerusakan, khususnya PPS yang ada di PLTA Sengguruh. Tujuannya adalah memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan dengan cara menenukan ingka pemeliharaan prevenif yang dapa meminimumkan biaya operasi. METODA SERP (Sysem Equipmen Reliabiliy Prioriizaion) Sep 1 Divide Ino Sub-Sysems PT (1-10) OC (1-10) PQ (1-10) SC (1-10) RC (1-10) Average SCR (1-10) Applies o Equipmen SCR (1-10) * OCR (1-10) Sep 3 Deermine Operaional Impac PT Process Throughpu OC Operaional Cos PQ Produc Qualiy SC Safey Consideraions RC Regulaory Compliance Sep 2 Calculae for Each Sub-sysem. Equals MPI (1-1000) Equals AFPF ACR (1-10) * (1-100) Applies o Equipmen ACR (1-100) Sep 4 Deermine Probabiliy of Occurrence SCR Sysem Criicaliy Ranking OCR Operaional Criicaliy Ranking ACR Asse Criicaliy Ranking AFPF Asse Failure Probabiliy Facor MPI Mainenance Prioriy Index * = Muliply Values Gambar 1 Diagram SERP SERP Sysem Equipmen Reliabiliy Prioriizaion SERP adalah langkah perama dari FDP (Failure Defense Plan) yang berujuan unuk meneapkan priorias reliabiliy seluruh equipmen dengan erlebih dahulu memprioriaskan sysem pada suau plan. Prioriisasi pada sysem didasarkan pada resiko bisnis (sysem criicaliy ranking SCR), sedangkan prioriisasi equipmen diiik berakan pada resiko operasi (operaional criicaliy ranking OCR) dan pemeliharaan (asse failure probabiliy facor AFPF), dengan skema di aas. A-35-2

3 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 Perawaan (Mainenance) Perawaan adalah semua kegiaan yang dibuuhkan unuk memperahankan suau mesin/peralaan agar eap dalam kondisi siap beroperasi dan jika erjadi kerusakan maka diusahakan agar mesin/peralaan ersebu dapa dikembalikan dalam kondisi yang baik. Adapun ujaun uama dari kegiaan perawaan adalah (Duffua dan Campbell, 1998) : 1. Agar mesin dan seluruh peralaan produksinya dapa selalu siap pakai. 2. Mengurangi aau memperlamba ingka keausan dan kerusakan yang erjadi. 3. Unuk mendapakan biaya mainenance serendah mungkin dengan melaksanakan kegiaan perawaan secara eraur dan erencana. 4. Menjaga kualias pada ingka yang epa unuk memenuhi apa yang dibuuhkan oleh produksi iu sendiri dan kegiaan produksi supaya idak erganggu. 5. Menghindari kegiaan mainenance yang dapa membahayakan keselamaan para karyawan (melakukan kegiaan perawaan secara periodik dengan memauhi perauran-perauran yang ada). 6. Meningkakan kemampuan berproduksi agar dapa memenuhi kebuuhan sesuai dengan rencana produksi. 7. Menjaga erhadap fasilias produksi yang ermasuk dalam golongan criical uni yaiu : a. Kerusakan fasilias ersebu akan membahayakan keselamaan pekerja. b. Kerusakan fasilias ini akan mempengaruhi kualias dari produk yang dihasilkan. c. Kerusakan fasilias ersebu akan menyebabkan kemacean seluruh proses produksi. d. Modal yang dianam dalam proses ersebu adalah mahal. Reliabilias Reliabilias didefinisikan sebagai probabilias sebuah komponen, sub sisem aau sisem unuk melaksanakan fungsi yang diperlukan anpa mengalami kegagalan dalam kondisi operasional erenu pada suau periode erenu. Fungsi yang diperlukan dapa berupa sebuah fungsi aau gabungan dari berbagai fungsi yang sesuai unuk pendekaan fenomena yang dielii. Ukuran reliabilias selain berupa nilai probabilias, dapa dihiung dan dikembangkan juga sebagai nilai-nilai yang lain seperi : Jumlah kegagalan yang erjadi dalam periode waku erenu. Waku raa-raa dianara dua kegagalan. Laju kegagalan dari suau komponen. Raa-raa lamanya waku hilang karena kegagalan. Formulasi reliabilias erhadap waku dapa diformulasikan sebagai beriku : R f d 1 F Disribusi usia pakai yang sering digunakan di dalam eori reliabilias adalah disribusi Weibull, Eksponensial, Normal, dan Log Normal. Sraegi Model Pemeliharaan Prevenif Dalam siuasi dimana laju kerusakan komponen meningka maka adalah pening menenukan kapan suau peralaan lama digani sedemikian rupa sehingga banyak kerusakan yang erjadi dapa berkurang dan biaya pemeliharaan jangka panjang dapa A-35-3

4 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 diekan. Dalam kondisi laju kerusakan meningka, pengganian prevenif akan mengurangi profiabilias peralaan rusak unuk masa mendaang (Yardine dan Buzaco, 1985). Teapi jika dilakukan pengganian prevenif yang erlalu sering akan menyebabkan naiknya biaya. Karena iu, salah sau usaha dalam pengembangan program prenvenif adalah menenukan inerval pengganian yang opimal. Dalam pengembangan model waku pengganian yan opimal, digunakan beberapa asumsi, yaiu : Biaya pengganian adalah konsan. Biaya pengganian kerusakan lebih besar dari biaya pengganian prevenif. Laju kerusakan peralaan adalah koninyu dan meningka sesuai dengan umur peralaan. Variable kepuusan adalah C (p) yaiu expekasi oal biaya persauan waku dari pengganian suau peralaan dalam periode (0, p ]. N() : Banyaknya komponen yang rusak dalam (0, p ]. H(T) : Ekspekasi banyak komponen yang rusak dalam (0, p ]. Dimana H(p) = E [N()] Cp : Biaya pengganian erencana (cos of prevenif). Cr : Biaya pengganian idak erencana (cos of failure). Ekspekasi oal biaya pengganian dalam waku siklus inerval (0, p ] adalah : C(p) p = Cp + Cf H(p) Aau : C p C f H p C(p) = p Nilai H(p) dapa dicari berdasarkan disribusi usia pakai komponen dan dapa dihiung (Kulkarni, 1999) sebagai beriku : H(p) = p 0 d Dimana = laju kerusakan (failure rae) dari komponen yang dielii. Unuk menemukan nilai p yang opimal dapa dilakukan secara coba-coba aau numeric (Farerro, dkk, 2002) sampai diperoleh nilai C( p) paling minimal. Dalam peneliian disini digunakan eknik opimasi unuk memperoleh nilai eksak dari p. Misal unuk disribusi usia pakai komponen yang sesuai dengan disribusi Weibull dua parameer, diperoleh (Haryono, 2004) : H() = 1 d d H() = 1 C p C f a Jadi C() = Dimana a = 1 Unuk menenukan nilai, dilakukan dengan mengambil urunan perama C() ke dan A-35-4

5 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 dc disamakan dengan nol 0, yaiu : d dc f p f d Seelah beberapa langkah, diperoleh : C p ac f 1 HASIL & DISKUSI 1 0 C. a. C C. a 0 Sehubungan dengan kajian pusaka yang ada akan dibahas mengenai penenuan disribusi usia pakai ( life ime) unuk bel conveyor, moor dan ranai. Berdasarkan disribusi usia pakai yang paling sesuai unuk masing-masing komponen ersebu maka selanjunya diaksir parameer-parameer disribusi, fungsi pada probabilias, kemudian disusun fungsi disribusi probabilias, fungsi reliabilias dan fungsi hazard. Unuk mendapakan waku pengganian yang opimal, digunakan model pengganian peralaan waku konsan unuk pemeliharaan prevenif. Dengan menggunakan mean ime o replacemen (MTTR) dapa dihiung jumlah persediaan masing-masing komponen dan jumlah pemesanan ekonomisnya sera oal biaya persediannya. Sebagai conoh perhiungan unuk bel conveyor : Penenuan Disribusi Usia Pakai Bel Conveyor Krieria unuk memenuhi disribusi usia pakai yang paling sesuai digunakan krieria dari Anderson Darling ( Law dan Kelvin, 2002). Semakin kecil nilai Anderson Darling maka makin sesuai daa dengan suau disribusi erenu. Disribusi - disribusi yang digunakan unuk menenukan disribusi yang paling sesuai adalah disribusi Weibull, Weibul 3 parameer, Exponensial, Exponensial 2 parameer, Normal, Lognormal, Logisic, Log Logisic, dan Log Logisic 3 parameer. Tabel 1 Nilai uji Anderson Darling unuk uji hipoesis kesesuaian disribusi usia pakai bel conveyor Disribusi Dugaan Nilai Uji Anderson - Darling Wiebull 2 parameer Weibull 3 parameer Exponensial Exponensial 2 parameer Normal Log normal Log normal 3 parameer Logisic Log logisic Log logisic 3 parameer Maka disimpulkan disribusi usia pakai unuk bel conveyor yang paling sesuai adalah disribusi Weibull 2 parameer, karena memiliki nilai uji Anderson Darling yang paling kecil yaiu A-35-5

6 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 Tabel 2 Nilai aksiran parameer-parameer dan saisik-saisik yang sesuai unuk disribusi Weibull 2 parameer Parameer-parameer Nilai Taksiran Benuk (α) Skala (β) Mean Simpangan sandar Seelah dikeahui benuk disribusi dan aksiran aksiran parameer maka dapa dienukan fungsi pada probabilias, fungsi disribusi kumulaif, fungsi reliabilias dan fungsi hazard disribusi Weibull 2 Parameer Penenuan Waku Pengganian Bel Conveyor Unuk menenukan waku pengganian bel conveyor digunakan formula (Duffaa, dkk, 1999) : dp dfh D Dari pengumpulan daa di lapangan diperoleh nilai dp dan df masing masing adalah 2 jam = 0,083 hari dan 16 jam = 0,67 hari Unuk mendapakan nilai yang meminimalkan down ime dilakukan dengan cara abulasi 0,083 3, D Tabel 3 Penenuan nilai D() yang minimal unuk bel conveyor D() 0, , , , , ,00278 Terliha bahwa iik minimal erjadi pada waku = 50 hari. Jadi dapa disimpulkan bahwa unuk bel conveyor harus dilaksanakan pemeliharaan prevenif seiap 50 hari, maka diharapkan jika erjadi kerusakan maka down ime yang erjadi akan minimal Perhiungan Biaya Toal Persediaan Bel Conveyor Unuk menenukan biaya oal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam sau ahun unuk kebuuhan bel conveyor digunakan formula : D Q TC CD S I C Q 2 Dimana : C : Harga bel conveyor, Rp ,- D : Kebuuhan bel conveyor adalah 7 uni S : Biaya pemesanan iap kali pemesanan adalah Rp 5.000,- IC : Biaya simpan iap bel conveyor adalah Rp ,- Q : Banyaknya pemesanan unuk iap kali pesan adalah 1 uni Diperoleh oal biaya simpan unuk 5 sisem bel conveyor : 7x5 7x5 TC Rp x7x5 Rp5000. Rp50.000x 5 2 = Rp ,- Dengan cara yang sama unuk komponen Moor dan Ranai. 10 4,53342 A-35-6

7 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 KESIMPULAN Dari perhiungan di aas diperoleh hasil sebagai beriku : a. Bel Conveyor - Disribusi dugaan : Weibull 2 Parameer - Parameer-parameer : o Benuk (α) : 4,53342 o Skala (β) : 113,057 o Mean : 103,218 o Simpangan sandar : 25, Waku pemeliharaan opimal : 50 hari - Persediaan per ahun : 7 uni - Pemesanan ekonomis : 1 uni - Toal biaya per ahun : Rp ,- b. Moor - Disribusi dugaan : Weibull 2 Parameer - Parameer-parameer : o Benuk (α) : 4,21624 o Skala (β) : 100,442 o Mean : 91,3084 o Simpangan sandar : 24, Waku pemeliharaan opimal : 40 hari - Persediaan per ahun : 9 uni - Pemesanan ekonomis : 1 uni - Toal biaya per ahun : Rp ,- c. Ranai - Disribusi dugaan : Logisic - Parameer-parameer : o Benuk (α) : 75,6414 o Skala (β) : 13,3607 o Mean : 75,6414 o Simpangan sandar : 24, Waku pemeliharaan opimal : 40 hari - Persediaan per ahun : 9 uni - Pemesanan ekonomis : 1 uni - Toal biaya per ahun : Rp ,- DAFTAR PUSTAKA Duffuaa, Salih O, A Raouf dan John Dixcon Campbell (1998), Planning and Conrol of Manenance Sysems, New York. Farrero, Jose M Casan, Launa Guiar Torres, dan Caalina Balaceosilla (2002), Opimizaion of Replacemen Socks Using a Mainenance Programme Derived from Reliabily Sudies of Producion Sysems, Indusrial Managemen & Daa Sysems Gupa, Pawan, Arvind Keumanal, dan Rajendra Kumia Shannie, (2005), Numerical Analysis of Reliabiliy and Availabiliy of he Serial Process in buer-oil processing plan, Inernaional Journal of Qualiy & Reliabiliy Managemen. A-35-7

8 Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 7 Agusus 2010 Kulkarni, V.G (1997), Modeling, Analysis, Design, and Conrol of Sockasic Sysems, Springer, New York. Levin dan Rubin (2002), Saisic for Managemen, Prenice Hall Inernaional Lewis, E, (1998), Inroducion o Reliabiliy Engineering, Wiley, New York. A-35-8

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode SEMINAR STATISTIKA FMIPA UNPAD 27 (SNS VI) Menenukan Waku Perawaan Prevenif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacemen Model dan Monograph Mehode Enny Suparini Deparemen Saisika FMIPA UNPAD Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin) ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA Reka Inegra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.03 Vol.03 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT

MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT Iksan 1 1 adalah Dosen Fakulas Teknik Indusri Insiu Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,

JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 124-131 PENENTUAN INTERVAL WAKTU OPTIMUM KOMPONEN SLOT SCREEN PADA MESIN PUSHER CENTRIFUGE 0106M301B DI PT PETROKIMIA GRESIK Nicco Dimas Ari Nugroho S1 Pend Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI.. Pemeliharaan dan Perawaan Mainenance (pemeliharaan adalah semua akivias yang berkaian unuk memperahankan peralaan sisem dalam keadaan layak bekerja. Sebuah sisem pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) Dian Reno 1), Anasasia Lidya 2), Linda 3) Jurusan Teknik Indusri Universias Kaolik Widya Mandala Surabaya1,2,3)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengerian Perawaan (Mainenance) Menuru Assauri (999, p95) perawaan merupakan kegiaan unuk memelihara dan menjaga peralaan aau komponen, mengadakan perbaikan, penyesuaian, dan pengganian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H e.al. Model Invenory Tingka Linear MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H, T.P Nababan,

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

1.1 Konsep Distribusi

1.1 Konsep Distribusi BAB DISTRIBUSI PELUANG DALAM EVALUASI KEANDALAN SISTEM. Konsep Disribusi P ada bab sebelumnya elah beberapa konsep enang disribusi peluang (probabiliy disribuion) seperi probabiliy mass funcion, probabiliy

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed,

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed, BAB II LANDASAN TEORI.1. Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai bahan baku, barang dalam proses dan perakian, dan barang jadi yang ada dalam sisem produksi pada suau waku erenu. (Elsayed, 1994, p63).

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU DI INDUSTRI MANUFAKTURING PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR - MEDAN SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA 050803021 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA Sii Nur Fadlilah A 1 ; Thomas Widjaja 2 ABSTRACT Producion planning is an aciviy o make decison

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci