JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,"

Transkripsi

1 JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, PENENTUAN INTERVAL WAKTU OPTIMUM KOMPONEN SLOT SCREEN PADA MESIN PUSHER CENTRIFUGE 0106M301B DI PT PETROKIMIA GRESIK Nicco Dimas Ari Nugroho S1 Pend Teknik Mesin, Fakulas Teknik, Universias Negeri Surabaya Dyah Riandadari S1 Pend Teknik Mesin, Fakulas Teknik, Universias Negeri Surabaya ABSTRAK Peneliian ini berujuan unuk menenukan inerval waku pengganian komponen slo screen pada pusher cenrifuge 0106M301B sehingga kia dapa mengeahui waku yang epa dalam menjadwal pengganian komponen slo screen agar idak menghamba proses produksi dan dapa menghema biaya mainenance dan menenukan reliabilias dari komponen slo screen di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi pupuk ZA III. Peneliian ini menggunakan meode peneliian deskripif kuaniaif. Subyek peneliian mesin pengayak (Pusher Cenrifuge 0106M301B), komponen slo screen. Obyek peneliian adalah waku anar kerusakan komponen slo screen, biaya perawaan, biaya produksi dan reliabilias komponen slo screen. Insrumen peneliian berupa wawancara dan dafar observasi. Unuk waku pengganian komponen slo screen biasanya waku pengganian dilakukan enam sampai delapan bulan diliha dari kondisi shaf yang sudah renggang mencapai 0,08 mm baru dilakukan pengganian komponen slo screen. Peneliian dimulai dari mencari biaya dan waku anar kerusakan seelah iu menenukan disribusi daa dan parameer disribusi yang akan digunakan seelah iu melakukan perhiungan biaya perawaan opimal. Dalam peneliian ini dapa di hasilkan bahwa biaya perawaan pencegahan (C M ) pada komponen slo screen sebesar Rp. 273, dan biaya pengganian kerusakan (C F ) Rp dan inerval waku pengganian opimum dalam 181 hari dengan ingka keandalan oal biaya yang dikeluarkan Rp Kaa Kunci : Biaya Perawaan, Inerval Perawaan, Keandalan. ABSTRAK This sudy aimed o deermine he ime inerval replacemen slo screen on he pusher cenrifuge 0106M301B so ha we can know he exac ime slo screen in he schedule replacemen so as no o hinder he producion process and can save mainenance coss and deermine he reliabiliy of he componen slo screen in a moving company in he producion of ZA III. Research a quaniaive sudy. The sudy subjecs sieving componen slo screen a machine (Pusher Cenrifuge 0106M301B). Objec of he sudy is he ime beween failures of componens slo screen, mainenance coss, producion coss and reliabiliy of componens slo screen. Research insrumens such as inerview and observaion lis. For a ime slo replacemen screen replacemen ime is usually done six o eigh monhs seen from he already enuous condiion shaf reached a new 0.08 mm slo screen replacemen done. The sudy begins looking for a cos and ime beween failures afer deermining daa disribuion and disribuion parameers ha will be used afer ha perform calculaions opimal care coss. In his research can be generaed ha he cos of prevenive mainenance (C M ) on he componen slo screen Rp. 273, damage and replacemen coss (C F ) Rp and opimum replacemen inerval in 181 days wih he level of reliabiliy oal cos of Rp Keywords: Cos of Care, Mainenance Inerval, Reliabiliy. PENDAHULUAN Masalah sisem perawaan merupakan salah sau masalah pening dalam indusri. Alasan uamanya adalah karena sisem perawaan merupakan fakor uama unuk kelangsungan hidup suau sisem produksi. Jika mesin idak dirawa, maka akan mengalami kerusakan yang lebih parah sehingga perusahaan akan mengeluarkan biaya yang idak sediki unuk menggani komponen yang rusak juga akan mengalami kerugian dikarenakan produksi berheni. Slo screen yang sudah memiliki kerenggangan 0,8 mm perlu digani dan apabila pengganian erlalu sering akan mengganggu proses produksi dan biaya mainenance akan inggi. Pengganian komponen dalam jangka

2 Inerval Waku Pengganian Opimum waku yang lama biaya yang dikeluarkan unuk komponen akan lebih hema akan eapi komponen aau mesin ersebu sudah mencapai baas akhir pada fungsinya aau mesin dalam keadaan rusak pada akhirnya dapa mengakibakan breakdown dan mesin akan berheni oal saa proses perbaikan apabila pengganian komponen erlalu cepa maka biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak dan proses produksi akan sering erheni selama perbaikan berlangsung. Bila proses produksi sering erheni maka indusri akan mengalami kerugian pada waku produksi berlangsung, unuk iu perlu dienukan inerval waku pengganian opimum. Rumusan peneliian dalam peneliian ini adalah bagaimana menenukan inerval waku opimum pengganian komponen Slo Screen pada mesin Pusher Cenrifuge 0106M301B Tujuan uama dari kegiaan ini adalah unuk menjaga mesin aau fasilias lainnya agar dalam keadaan siap pakai keika diperlukan. Akan eapi iap perusahaan memiliki perbedaan kebijakan yang dierapkan. Hal ini didasari karena perbedaan konsep dalam memelihara mesin aau fasilias lainnya. Perusahaan menilai pemeliharaan mesin ini sanga pening diperhaikan. Sisem pemeliharaan yang benar berpengaruh erhadap kelangsungan perusahaan. Pada bagian produksi 1 berugas unuk memproduksi pupuk ZA yang berbahan dasar H 2 SO 4 (Asam Sulfa) + Amoniak. Pabrik 1 memiliki beberapa uni mesin dan uni uni conveyor. Dari flow char pabrik 1 erdapa mesin uama yang kriis yaiu Pusher Cenrifuge 0106M301B. Pusher Cenrifuge 0106M301B adalah mesin yang berfungsi sebagai pemisah Moherlekker (ZA yang masih berupa cairan) dan krisal ZA. Pusher Cenrifuge 0106M301B adalah sebuah mesin yang mempunyai cara kerja mesin Roary (berpuar) dan maju mundur. Pusher Cenrifuge 0106M301B juga memiliki komponen mesin yang sanga kriis yaiu slo screen yang berbenuk saringan melingkar mempunyai barisan shaf dengan jarak kerenggangan anara shaf yang sau dengan yang lain sandarnya adalah 0,02 mm. Slo screen erbua dari bahan SS317L produksi krauss maffei made in jerman dan di perusahaan pada bagian produksi pupuk ZA slo screen mampu berahan anara enam sampai delapan bulan. maka Dari laar belakang yang elah di bahas diaas peneliian ini mempunyai manfaa yaiu menambah wawasan sera pengeahuan mengenai perhiungan opimum pada suau ala aau komponen mesin dan pengeahuan pada sofware yang digunakan dalam membanu perhiungan peneliian ini, membanu perusahan menenukan waku mainenance yang opimal agar idak mengganggu proses produksi yang berlangsung agar idak memakan biaya yang lebih banyak, dan dapa menambah lieraur yang diperlukan dalam manajemen waku unuk melakukan mainenance komponen. METODE Rancangan Peneliian : Survei Mulai Merumuskan Masalah Pengambilan daa 1. Waku pengganian komponen 2. Biaya Unuk Komponen 3. Realiabilias komponen yang dieapkan oleh perusahaan. Analisa Daa Simpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Rancangan Peneliian Sudi Pusak a 127

3 DATA KERUSAKAN JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, Jenis Peneliian Jenis peneliian ini adalah peneliian deskripif kuaniaif. Variabel yang ermasuk dalam peneliian ini adalah: Variabel bebas dalam peneliian ini adalah sejumlah daa yang akan di ambil di perusahaan berupa jadwal pengganian komponen slo screen minimal selama lima belas kali pengganian yang lalu. Pengambilan daa minimal lima belas kali daa pengganian. Variabel erika dalam peneliian ini adalah biaya perawaan komponen Slo Screen (Cos Mainenance) dan reliabilias. Teknik Pengumpulan Daa: Observasi dilakukan dengan mengamai kondisi mainenance secara umum dan mainenance komponen slo screen. Mengamai kesediaan komponen slo screen yang siap sebagai penggani slo screen yang rusak. Teknik Wawancara dilakukan dengan narasumber yaiu kepala divisi har 1 produksi ZA III secara bebas erpimpin. Adapun peranyaan yang akan dianyakan erdiri aas waku pengganian komponen slo screen, Biaya yang dibuuhkan unuk pengganian komponen slo screen dan reliabilias komponen slo screen yang dieapkan oleh perusahaan. Teknik Analisis Daa : Analisis dilakukan erhadap daa-daa yang diperoleh dari perusahaan, melipui komponen slo screen yang digunakan, hisori komponen enam belas daa pengganian komponen, Biaya yang dibuuhkan unuk mainenance, Reliabilias yang digunakan pada perusahan, sebab dan akiba erjadi kerusakan slo screen. Daa hisori mainenance komponen slo screen digunakan unuk ujuan menenukan inerval waku opimum pengganian komponen slo screen pada Pusher Cenrifuge 0106M301B, agar dalam melakukan mainenance dapa meminimalisir biaya mengganggu proses produksi ZA III. mainenance dan idak Dari diagram alur di bawah ini pengolahan daa yang perama dimulai dari pengambilan daa dari komponen slo screen mesin cenrifuge 0106M301B lalu masuk kepada uji keandalan komponen slo screen sampai dapa diemukan hasil reliabiliasnya, yang kedua adalah pengambilan daa biaya mainenance slo screen yang eruju pada peenghiungan oal cos pada slo screen dan dari daa reliabilias dan daa oal cos dapa di buakan abel R dan TC unuk dapa membandingkan daa reliabilias dari perusahaan yang selanjunya mulai mengolah waku pengganian opimum pada komponen. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Perhiungan S dan δ anar waku X i (hari) X i X (X i X) ,19 0, ,81 14, , , ,81 14, ,19 125, ,19 4, ,19 262, ,19 10, ,81 14, , ,19 173, ,81 0, ,81 0, , JUMLAH = 3309 = 0,04 = S = k i=1 (X i X) 2 N 1 S = 3652, S = 15, = 243,49 δ = S X = 15, δ = 0, (1)

4 DATA PERBAIKAN Inerval Waku Pengganian Opimum Tabel 2. Perhiungan S dan δ Lama Perbaikan X i (hari) X i X (X i X) 2 JUMLAH = 59 = -3,019 = 3,34 S = S = k 2 i=1 X i X N 1 3, = 0, S = 0, δ = S X = 0, ,6875 = 0, (2) Dari daa waku anar kerusakan dan lama perbaikan dapa dicari nilai (X), (s), dan (δ), dengan meggunakan krieria δ dapa dienukan disribusi daa ersebu seperi pada abel dibawah ini, karena hasil perhiungan δ unuk kerusakan dan perbaikan keduanya lebih kecil dari 1 maka dapa dienukan disribusinya yaiu weilbull: Tabel 3. uji kecocokan disribusi unuk daa anar kerusakan. No Jumlah Anar F 0 (x) S N (x) F 0 (X) S N (x) Kerusakan Hari E Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Tabel 4. uji kecocokan disribusi unuk daa lama perbaikan. No Jumlah Anar F 0 (x) S N (x) F 0 (X) S N (x) Kerusakan Tabel 5. Parameer disribusi waku anar kerusakan dan perbaikan. Waku Disribusi α β Anar Kerusakan Weibull Perbaikan Weibull Penenuan Fungsi Pada Probabilias, Keandalan, dan Laju Kerusakan. Dari poin a dan b dapa dienukan waku anar kerusakan dan perbaikan berdisribusi Weibull dengan nilai parameer α dan β. Seperi abel diaas dikeahuinya parameer-parameer ini dapa dienukan fungsi pada pobabilias, keandalan, dan laju kerusakan sebagai beriku. Fungsi pada probabilias dapa dienukan dengan menggunakan sofware excel dengan menenukan Shape parameer disribusi α = dan Scale parameer disribusi β = dan hasil dari fungsi pada probabilias unuk nilai. Keandalan Dengan rumus dapa dienukan nilai keandalan unuk seiap nilai p. Laju Kerusakan Laju kerusakan dapa dihiung dengan rumus λ = αβα α 1 dan laju kerusakan unuk seiap waku (p). MTTF dihiung dengan banuan sofware weibul++6 nilai α dan β unuk waku anar kerusakan sesuai abel 4.6 yang masing-masing bernilai α : dan β : Dalam penenuan nilai MTTR dapa dihiung dengan 129

5 JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, banuan sofware weibull++6 dengan nilai α : dan β : Perhiungan Biaya Perawaan Opimal Dengan rumus = R x Cm +(1 R p x Cf) p x R p + f d dapa dilakukan perhiungan biaya perawaan opimal dengan dikeahui : C M (Cos Mainenance) = Biaya Pemeliharaan. C F (Cos Failure) = Biaya Pengganian Komponen / Kerusakan. Melalului nilai C M = Rp dan C F = Rp , dan nilai R(p) sesuai abel dapa dienukan biaya perawaan sesuai lampiran dua belas dan sebagian hasil yang memperlihakan biaya minimal seperi abel dibawah ini. Tabel 6. Inerval perawaan keandalan dan biaya C(p) p Keandalan 1-R(p) Tp x R(p) f d (dalam ribuan (1) (2) (3) (4) (5) Rp) 2. m + 3. (C F) Pada waku pengganian pada hari ke 223 komponen memiliki realibilias berari realibilias komponen ersebu sanga rendah jadi kemungkinan sanga inggi peluang unuk pemeliharaan sanga rendah maka biaya pengganiannya inggi yaiu sebesar Rp hasil ersebu didapa dari perhiungan R (Realibilias) x C m (Cos Mainenance) = x = dan selanjunya unuk menghiung cos failure yaiu dengan cara probabilias perusahaan yang dikalikan dengan cos failure = 1- R(p) (kemungkinan kerusakan) x C f (cos failure) = x = dari hasil kedua daa ersebu yaiu dibagi dari hasil penjumlahaan p x R p + f d = = hasil dari nilai ini adalah biaya perhiungan R x Cm + (1 R p x Cf) yaiu dari hasil kedua daa ersebu kia dapa menemukan hasil biaya pengganian komponen yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebesar Rp = R x Cm +(1 R p x Cf) p x R p + f d (3) ( x x ) = ( ) = = Seelah meliha able dan perhiungan hasil pengganian dari perusahaan sudah dapa dienukan pengganian komponen slo screen yang diliha dari biaya minimum yang dipakai oleh perusahaan adalah 223 hari maka dengan keandalan pada saa pengganian hanya sebesar maka biaya yang dikeluarkan sebesar yaiu Rp Jika inerval waku pengganian opimum yaiu 181 hari dengan biaya Rp ,-. Pada inerval waku opimum ersebu komponen slo screen masih memiliki keandalaan sebesar KUTIPAN DAN ACUAN Pengerian Perawaan Menuru Ahli : Menuru Corder (1988), perawaan merupakan suau kombinasi dari indakan yang dilakukan unuk menjaga suau barang dalam, aau unuk

6 Inerval Waku Pengganian Opimum memperbaikinya sampai, suau kondisi yang bisa dierima. Menuru Assauri (1993), perawaan diarikan sebagai suau kegiaan pemeliharaan fasilias pabrik sera mengadakan perbaikan, penyesuaian aau pengganian yang diperlukan agar erdapa suau keadaan operasi produksi yang sesuai dengan yang direncanakan. Menuru Dhillon (1997), perawaan adalah semua indakan yang pening dengan ujuan unuk menghasilkan produk yang baik aau unuk mengembalikan kedalam keadaan yang memuaskan. Blanchard (1980) mengklasifikasi perawaan menjadi 6 bagian, yaiu: Correcive Mainenance, merupakan perawaan yang erjadwal keika suau sisem mengalami kegagalan unuk memperbaiki sisem pada kondisi erenu. Prevenive Mainenance, melipui semua akivias yang erjadwal unuk menjaga sisem / produk dalam kondisi operasi erenu. Jadwal perawaan melipui periode inspeksi. Predicive Mainenance, sering berhubungan dengan memonior kondisi program perawaan prevenif dimana meode memonior secara langsung digunakan unuk menenukan kondisi peralaan secara elii. Mainenance Prevenion, merupakan usaha mengarahkan mainenance free design yang digunakan dalam konsep Toal Producive Mainenance (TPM). Melalui desain dan pengembangan peralaan, keandalan dan pemeliharaan dengan meminimalkan downime dapa meningkakan produkivias dan mengurangi biaya siklus hidup. Adapive Mainenance, menggunakan sofware kompuer unuk memproses daa yang diperlukan unuk perawaan. Perfecive Mainenance, meningkakan kinerja, pembungkusan/ pengepakan/ pemeliharaan dengan menggunakan sofware kompuer. Prevenive mainenance dibedakan aas dua kegiaan. Rouine Mainenance, yaiu kegiaan pemeliharaan yang dilakukan secara ruin, sebagai conoh adalah kegiaan pembersihan fasilias dan peralaan, pemberian minyak pelumas aau pengecekan oli, sera pengecekan bahan bakar dan sebagainya. Periodic Mainenance, yaiu kegiaan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala. Perawaan berkala dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin produk ersebu sebagai jadwal kegiaan misalnya seiap seraus jam sekali. Laju kerusakan menyaakan banyaknya kerusakan yang erjadi iap waku (Alkaff, hal :6, 1992). Pada dasarnya, downime didefinisikan sebagai waku suau sisem / komponen idak dapa digunakan (idak berada dalam kondisi yang baik) sehingga membua fungsi sisem idak berjalan (Gaspersz, 1992). Permasalahannya adalah penenuan waku erbaik unuk mengeahui kapan pengganian harus dilakukan unuk meminimasi oal downime. Konflik yang dihadapi adalah: (1) peningkaan frekuensi pengganian dapa meningkakan downime karena pengganian ersebu, eapi dapa mengurangi waku downime akiba erjadi kerusakan, (2) pengurangan frekuensi pengganian akan menurunkan downime karena pengganian, eapi konsekuensinya adalah kemungkinan peningkaan downime karena kerusakan. Dari dua kondisi di aas, diharapkan unuk dapa menghasilkan keseimbangan dianara keduanya. (Jardine, 1973). Model ini menenukan inerval pengganian opimal dianara pengganian pencegahan unuk meminimasi oal downime (Jardine, 1973). 131

7 JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, Karena injauan yang dilakukan dalam ulisan ini hanya erhadap sau komponen saja, maka perhiungan unuk pengganian pencegahan menggunakan model age replacemen. Adapun formulasi perhiungan model age replacemen adalah sebagai beriku (Jardine, 1973). Keandalan dapa dinyaakan dalam angka ekspekasi maka pakai yang disimbulkan dengan E () dan sering disebu dengan raa-raa waku kerusakan aau Mean Time To Failure (MTTF), yang hanya digunakan pada komponen yang sekali mengalami kerusakan maka harus digani dengan komponen yang baru dan baik (Alkaff, 1992:5). PENUTUP Simpulan Biaya yang diperlukan adalah biaya perawaan pencegahan (C M ) yang melipui : Biaya enaga kerja Rp Biaya suku cadang Rp Keunungan yang hilang akiba perawaan Rp / jam. Dari keiga daa ersebu di dapa biaya perawaan pencegahan (C M ) yang dikeluarkan yaiu sebesar Rp. 273, Biaya pengganian karena kerusakan (C f ) Melipui : Biaya enaga kerja Rp Biaya suku cadang Rp Biaya yang hilang akiba mesin menganggur Rp Jadi oal biaya pengganian karena kerusakan (C f ) adalah sebesar Rp Reliabilias dan inerval waku opimum pengganian komponen Slo Screen pada Pusher Cenrifuge 0106M301B. Inerval waku pengganian opimum unuk komponen Slo Screen pada mesin Pusher Cenrifuge 0106M301B adalah 181 Hari. Reliabilias aau ingka keandalan komponen adalah dan biaya yang dikeluarkan unuk iap pengganian komponen yaiu sebesar Rp Bila perusahaan menggani pada 223 hari ingka keandalan komponen slo screen adalah dan memakan biaya yang lebih inggi yaiu sebesar Rp membengkaknya biaya ersebu dikarenakan hasil produksi yang kurang opimal dan komponen bekerja kurang opimal aau melebihi baas waku pengganian komponen yang kerenggangan shaf pada komponen sesuai sandarnya yaiu sebesar 0,8 mm. DAFTAR PUSTAKA Corder, Anony Teknik Manajemen Pemeliharaan, Jakara: Penerbi Erlangga. Kamdi, Abdullah Alkaf Teknik Keandalan Sisem, Surabaya: Teknik Elekro ITS. Narbuko, C. dan Achmadi, H. A Meodologi peneliian. Jakara: PT. Bumi Aksara. Nasuion, Arman Hakim Manajemen Indusri. Yogyakara: Andi Yogyakara. Nugroho, Nicco Dimas Ari Laporan PI di PT. Unilever Tbk. Rungku. Surabaya. Rahmansyah.W, Rizal. (2005) Analisa Penenuan Inerval Waku opimum Unuk Pemeriksaan Sisem Poros Baling-Baling Berdasarkan Jumlah Jam Operasional Kapal Dengan Pendekaan Teori Keandalan. Tugas Akhir Sarjana idak dierbikan. INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Rex, Wiwi Umar, Wailanduw, A.G., e al. (2006). OTOPRO: Penenuan Inerval Waku Opimal Komponen V Seal Pada Mesin Hidrolik Roll Crusher a he Jurusan Teknik Mesin UNESA. Jurnal, Volume 1No. 2 Mei Supadi Paduan Penulisan Skripsi Program S 1, Surabaya: Teknik Mesin UNESA. Supandi, Manajemen Perawaan Indusri, Bandung: ganeca Exac. Sudraja, Aing, Pedoman Prakis Manajemen Perawaan Mesin Indusri, Bandung: PT. Refika Adiama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin) ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode

Menentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode SEMINAR STATISTIKA FMIPA UNPAD 27 (SNS VI) Menenukan Waku Perawaan Prevenif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacemen Model dan Monograph Mehode Enny Suparini Deparemen Saisika FMIPA UNPAD Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT

MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT Iksan 1 1 adalah Dosen Fakulas Teknik Indusri Insiu Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA Reka Inegra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.03 Vol.03 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) Dian Reno 1), Anasasia Lidya 2), Linda 3) Jurusan Teknik Indusri Universias Kaolik Widya Mandala Surabaya1,2,3)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI.. Pemeliharaan dan Perawaan Mainenance (pemeliharaan adalah semua akivias yang berkaian unuk memperahankan peralaan sisem dalam keadaan layak bekerja. Sebuah sisem pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengerian Perawaan (Mainenance) Menuru Assauri (999, p95) perawaan merupakan kegiaan unuk memelihara dan menjaga peralaan aau komponen, mengadakan perbaikan, penyesuaian, dan pengganian

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci