3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
|
|
- Yulia Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur (Gambar 8). Gambar 8 Lokasi peneliian. 3.2 Bahan dan Ala Daa primer diperoleh melalui pengukuran dan pengamaan langsung di lapangan sera wawancara dengan menggunakan kuesioner yang elah disiapkan. Daa sekunder dikumpulkan melalui insiusi erkai pada senra akivias perikanan sebagai lokasi peneliian. Jenis daa dan meode pengukuran disajikan pada Tabel.
2 24 Tabel Jenis daa dan meode pengumpulan daa Jenis daa (parameer) Sauan / uni Meode (ala) Primer - Dimensi kapal - Dimensi ala angkap - Dimensi rumpon - Posisi geografis rumpon - Panjang per individu ikan dominan - Bobo per individu ikan dominan - Suhu - Salinias - Kecerahan perairan - Ekonomi finansial Sekunder - Musim penangkapan - Produksi - Upaya penangkapan 3.3 Meode Pengumpulan Daa meer meer meer koordina cm g C PSU meer rupiah bulan kg rip Rol meer Wawancara Wawancara GPS Jangka sorong Timbangan CTD CTD Secchi disk Wawancara Saisik PPN Prigi Saisik PPN Prigi Saisik PPN Prigi Pengumpulan daa sekunder dilakukan di empa pendaraan kapal penangkap una skala kecil (Prigi, Trenggalek Jawa Timur). Daa primer diperoleh melalui pengukuran dan pengamaan langsung di lapangan sera wawancara menggunakan dafar peranyaan yang elah disusun sesuai dengan keperluan analisis dan ujuan peneliian erhadap nelayan pemilik, nakhoda dan awak kapal uni penangkapan pancing ulur dan onda. Sedangkan daa sekunder dikumpulkan melalui nelayan dan insiusi erkai pada senra akivias perikanan sebagai lokasi sampling Aspek pemanfaaan sumberdaya perikanan Daa aspek pemanfaaan sumberdaya merupakan daa sekunder perkembangan ala angkap dan produksi yang didapa dari buku saisik laporan akhir ahun PPN Prigi ahun Aspek eknis penangkapan ikan Daa aspek eknis penangkapan (dimensi kapal, dimensi ala angkap, dan ala banu penangkapan), didapakan dengan cara melakukan pengukuran langsung erhadap kapal nelayan yang melakukan operasi penangkapan di sekiar rumpon dengan menggunakan ala ukur meeran gulung 50 meer dengan
3 25 keeliian 2 mm, dan penggaris kaliper keeliian mm. Pendaaan parameer eknis penangkapan ikan di lokasi peneliian disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Pendaaan parameer eknis penangkapan ikan di lokasi peneliian No Parameer eknis Dimensi kapal 2 Dimensi ala angkap 3 Dimensi rumpon 4 Posisi rumpon Komponen (keerangan) Pengukuran panjang, lebar dan dalam kapal (LBD). Jaring insang dan pancing onda (ukuran dan maerial). Pelampung, ali pelampung, jarak arakor dan pembera (ukuran dan maerial yang digunakan). Lokasi penempaan rumpon Aspek bioekologis perikanan Daa aspek ekologis perikanan erdiri dari hubungan panjang bera, kondisi fisika-kimia perairan dan musim penangkapan (Tabel 3). Tabel 3 Pendaaan parameer ekologis di lokasi peneliian No Parameer bioekologis Panjang dan bera 2 Kondisi fisika-kimia perairan 3 Musim penangkapan Komponen (keerangan) Ukuran ikan dominan hasil angkapan per spesies Suhu, salinias dan kecerahan secara verikal di lokasi rumpon Produksi hasil angkapan ikan per bulan. Pengukuran erhadap panjang fork lengh (FL) ikan hasil angkapan uama dilakukan per-spesies dengan menggunakan jangka sorong dengan keeliian mm, sedangkan unuk mengukur bobo ikan digunakan imbangan berkapasias 0 kg. Pengukuran parameer kondisi fisika-kimia perairan (suhu, salinias dan kecerahan) dilakukan secara langsung di Perairan Selaan Prigi (sekiar rumpon) pada saa mengikui operasi penangkapan ikan. Suhu dan salinias diukur dengan ala ukur curren emperaure and deph (CTD) valepor ipe 08/308 dengan banuan ali kuralon diameer 24 mm sepanjang 00 meer. Kecerahan perairan diukur dengan keping secchi disk berdiameer 30 cm dilengkapi pembera 0 kg.
4 Aspek ekonomis Pengumpulan daa aspek ekonomis dilakukan erhadap uni usaha penangkapan ikan, unuk mengeahui kelayakan usaha parameer yang digunakan adalah; ingka biaya invesasi, operasional dan perawaan erhadap kapal, ala angkap dan ala banu penangkapan (Tabel 4). Tabel 4 Parameer ekonomis usaha perikanan rumpon di lokasi peneliian No Parameer ekonomis Komponen (keerangan) Biaya invesasi Biaya perawaan Biaya operasional Pendapaan per rip Pendapaan per ahun Besarnya biaya invesasi yang dikeluarkan unuk (armada, ala angkap dan ala banu penangkapan). Besarnya biaya perawaan yang dikeluarkan unuk (armada, ala angkap dan ala banu penangkapan). Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan dalam sau rip perjalanan penangkapan ikan. Besarnya pendapaan per rip yang diperoleh. Besarnya pendapaan per ahun yang diperoleh seelah dikurangi semua pengeluaran. 3.4 Penahapan Peneliian Tahapan peneliian dimulai dengan sudi pusaka yang berhubungan dengan perikanan rumpon. Berdasarkan informasi pusaka, rencana peneliian disusun secara lengkap, selanjunya dilakukan sudi lapangan unuk memperoleh faka dan daa riil, kemudian dianalisis sesuai dengan permasalahan dan ujuan peneliian. Kesimpulan dirumuskan sebagai jawaban erhadap permasalahan yang dielii. Secara sisemais penahapan peneliian disajikan dalam Gambar 9 sebagai beriku.
5 27 Mulai Isu dan faka lapangan Sudi lieraur Cukup Ya Rencana peneliian Cukup Ya Survei lapangan Tidak Tidak Tabulasi dan pengolahan daa Aspek pemenfaaan sumberdaya ikan Aspek eknis penangkapan ikan Aspek bioekologis perikanan Aspek ekonomis Cukup Ya Analisis daa Hasil peneliian Cukup Ya Kesimpulan Tidak Tidak Aplikasi Tidak Ya Selesai Gambar 9 Tahapan pelaksanaan peneliian. 3.5 Analisis Daa 3.5. Aspek pemanfaaan sumberdaya ikan Unuk mengeahui saus pemanfaaan ikan una di PPN Prigi digunakan analisis surplus produksi (Sparre and Venema, 999) dengan parameer: ) Fishing power index (FPI) digunakan unuk sandarisasi ala angkap (Gulland, 983), ala angkap yang digunakan sebagai sandar adalah ala
6 28 angkap yang memiliki produkivias eringgi dan memiliki nilai FPI sama dengan sau. SE = FPIi x FEi FPIs = CPUEs CPUEs FPIi = CPUEi CPUEs SE = Upaya penangkapan (effor) hasil sandarisasi ahun ke-i FPIi = Daya angkap uni penangkapan yang di sandarisasi pada ahun ke-i FEi = Upaya penangkapan yang akan disandarisasi ahun ke-i FPIs = Daya angkap uni penangkapan sandar pada ahun ke-i CPUEs = Hasil angkapan per sauan upaya uni sandar ahun ke-i 2) Pendugaan poensi dan ingka upaya pemanfaaan dilakukan berdasarkan Model Produksi Surplus. Analisis Cach Per Uni Effor (CPUE) aau hasil angkapan per uni upaya penangkapan digunakan unuk mengeahui kelimpahan dan ingka pemanfaaan yang didasari aas pembagian anara oal hasil angkapan (Cach) dengan upaya penangkapan (Effor) dengan persamaan menuru Sparre and Venema (999) sebagai beriku: CPUE = Cach (C) Effor (F) CPUE C F = Toal hasil angkapan (kg) = Toal upaya penangkapan (uni) = Hasil angkapan per upaya (kg / uni) 3) Nilai CPUE dari oal hasil angkapan (C) dapa digunakan unuk pendugaan sok MSY (Maximum susainable yield) secara sederhana. Model Schaefer (Sparre and Venema, 999) yang digunakan pada peneliian ini: ) Hubungan anara upaya penangkapan (f) dengan hasil angkapan per sauan upaya penangkapan (CPUE) adalah: CPUE = a bf a = inersep (iik poong garis regresi dengan sumbu Y) b = slope (koefisien kemiringan garis regresi) f = upaya penangkapan
7 29 2) Hubungan anara upaya penangkapan (f) dengan hasil angkapan (C) : C = af bf 2 3) Upaya opimum diperoleh dengan cara menyamakan urunan perama upaya penangkapan, dengan nilai hasil angkapan sama dengan nol (C = 0), sehingga diperoleh persamaan: C = af - bf 2 C = a 2bf f msy = a / 2b 4) Produksi maksimum lesari (MSY) diperoleh dengan mensubiusi nilai upaya opimum, sehingga diperoleh : C msy = MSY = 2a / 4b C msy = a 2 / 4b Paremeer inersep (a) dan slope (b) secara maemais diperoleh dari persamaan regresi linier sederhana, Y = a + bx. Persamaan surplus producion models hanya berlaku bila parameer b (slope) bernilai negaif dan a (inersep) bernilai posiif, arinya penambahan upaya penangkapan akan menyebabkan penurunan CPUE. Formula yang digunakan unuk menduga nilai MSY dan upaya opimum dengan pendekaan lima model sebagai beriku : ) Equilibrium Schaefer : h = qke Q 2 K 2 / re U + U r 2) Disequilibrium Schaefer : Ds = ln = r U qe 2U qk U + r 3) Waler Hilborn : WH = = r U qe U qk 4) Schnue : U + r U + + U ( E + E+ ) ln = r ( ) q U qk 2 2 5) Clark Yashimoo Pooley (CYP) : 2r (2 r) q CYP = ln( U + ) = ln( qk) + ln( U ) ( E + E+ ) 2 + r 2 + r) (2 + r)
8 30 U : Cach per uni effor (CPUE) pada periode U + : Cach per uni effor (CPUE) pada periode + E : Effor pada periode E + : Effor pada periode + h : Hasil angkapan pada periode K : Konsana daya dukung alam r : Konsana laju perumbuhan alami Q : Koefisien daya angkap Aspek eknis penangkapan ikan Penenuan posisi rumpon menggunakan ala banu global posiioning sysem (GPS), selanjunya diolah menggunakan program arcview GIS 33 sebagai ransformasi daa dalam benuk pea lokasi rumpon. Penenuan luas wilayah, jarak dan jumlah rumpon menggunakan sofware MS Excel mengacu pada Kepuusan Meneri Peranian no, 5/Kps/ik,250//97 bahwa jarak pemasangan anar rumpon minimal 0 mil lau. Unuk mengeahui kelayakan eknis rumpon yang digunakan, dilakukan pengamaan kesesuaian kondisi akual di lapangan erhadap kelayakan eknis rumpon dengan indikaor kesesuaian komponen uama bahan pembuaan rumpon. Tim Pengkajian Rumpon IPB (987) menyaakan bahwa persyaraan umum komponen dan konsruksi rumpon adalah sebagai beriku: ) Pelampung Mempunyai kemampuan mengapung yang cukup baik (bagian yang mengapung di aas air /3 bagian) Konsruksi cukup kua Tahan erhadap gelombang dan air Mudah dikenali dari jarak jauh Bahan pembuanya mudah didapa; 2) Arakor aau pemika Mempunyai daya pika yang baik erhadap ikan. Tahan lama Benuk seperi posisi poongan verikal dengan arah ke bawah Melindungi ikan-ikan kecil Terbua dan bahan yang kua, ahan lama dan murah; 3) Tali-emali Terbua dan bahan yang kua dan idak mudah busuk Tidak bersimpul (less kno)
9 3 Harga relaif murah mempunyai daya apung yang cukup unuk mencegah gesekan erhadap arus dan benda-benda lainnya; 4) Pembera Bahannya murah, kua dan mudah diperoleh Massa jenis besar, permukaan idak licin dan dapa mencengkeram. Unuk mengeahui kelayakan eknis dalam penenuan jumlah uni armada yang beroperasi di sekiar rumpon menggunakan analisis Linear Goal Programming (LGP) dengan sofware LINDO 6.3. LGP digunakan unuk menyelesaikan masalah dengan sasaran lebih dari sau fungsi ujuan. Fungsi ujuan ersebu unuk meminimumkan deviasi erhadap arge yang elah dieapkan dengan memperhaikan berbagai kendala yang ada (kendala ujuan). MinZ = l k = 0 m i= Pk ( dbi + dai ) MinZ = n j = aijxj + dbi dai = bi dimana : Pk = Uruan priorias a ij = Koefisien dbi = Deviasi ke bawah X j = Variable kepuusan dai = Deviasi ke aas Asumsi yang digunakan pada analisis LGP unuk pemanfaaan sumberdaya di perairan Kabupaen Trenggalek sebesar 30% dari oal pemanfaaan sumberdaya yang didarakan di PPN Prigi. Hal ini dikarenakan idak adanya keersediaan daa yang ercaa mengenai jumlah rumpon dan pemanfaaan sumberdaya unuk wilayah perairan Kabupaen Trenggalek Aspek bioekologis perikanan Informasi mengenai musim penangkapan digunakan unuk menduga pola musim penangkapan ikan. Analisis dilakukan dengan cara mencari raa-raa daa bulanan (produksi dan upaya) selama beberapa ahun. Nilai eringgi dari hasil ersebu dijadikan dugaan sebagai bulan-bulan penangkapan, sedangkan nilai erendah merupakan bukan musim penangkapan (BRPL, 2004). Analisis pola musim penangkapan ikan menggunakan meode persenase raa-raa (he average percenage mehods) yang didasarkan pada analisis runun waku (imes series analysis) (Spiegel, 96), sebagai beriku:
10 32 ) Menghiung nilai hasil angkapan per upaya angkap (CPUE = Cach Per Uni Effor = U) per bulan (U i ) dan raa-raa bulanan CPUE dalam seahun (U ). U = m m U i i= U = CPUE raa-raa bulanan dalam seahun (on/rip) U i = CPUE per bulan (on/rip) m = 2 (jumlah bulan dalam seahun) 2) Menghiung nilai U p yaiu rasio U i erhadap U dinyaakan dalam persen: U U = i p U x 00 % 3) Selanjunya dihiung: IM i = U p i= IM i = Indeks Musim ke i = Jumlah ahun dari daa 4) Jika jumlah IM i idak sama dengan 200 % (2 bulan x 00 %), maka diperlukan penyesuaian dengan rumus (3) sebagai beriku: IMS i = 200 x IMi m i= IM i IMS i = Indeks Musim ke i yang disesuaikan 5) Jika dalam perhiungan ada nilai eksrim pada U p, maka nilai U p idak digunakan dalam perhiungan Indeks Musim (IM), yang digunakan ialah median (Md) dari IM ersebu. Jika jumlah nilai Md idak sebesar 200 %, maka perlu dilakukan penyesuaian sebagai beriku: IMMdS i = 200 m i= Md i x Md i IMMdS i = Indeks Musim dengan Median yang disesuaikan ke i. 6) Penenuan musim ikan jika indeks musim (IM) lebih dari (lebih dari 00 %), dan bukan musim jika IM kurang dari (kurang dari 00 %). Apabila IM = (00 %), dikaakan dalam keadaan normal aau berimbang (Spiegel, 96).
11 33 Unuk mengeahui kondisi morfomerik ikan una yang diangkap secara emporal digunakan model perumbuhan dengan analisis hubungan panjang dan bera (Effendie, 997) menggunakan persamaan: b W = al Pengukuran hubungan panjang dan bera diransformasikan ke dalam benuk logarimik (Effendie, 997): Ln W = Ln a + b Ln L di mana : W = bera L = panjang a = iik poong garis regresi dengan sumbu Y b = angen sudu garis regresi Nilai b diuji erhadap nilai b = 3 menggunakan uji- dengan ingka kepercayaan 95% (Seell and Torrie, 989). Analisis fakor kondisi (K) dilakukan unuk meliha keadaan ikan dari kapasias fisik menggunakan dua pendekaan yaiu K = 00 (W/L 3 ) dan fakor kondisi relaif (Kn) yaiu Kn = W/aL b (Effendie, 997). Nilai b sebagai penduga kedekaan hubungan anara panjang dan bera dengan krieria: Nilai b = 3, merupakan hubungan yang isomerik (perambahan bera seimbang dengan perambahan panjang) Nilai b > 3, merupakan hubungan alomerik posiif (perambahan bera lebih besar dari perambahan panjang) Nilai b < 3, merupakan hubungan alomerik negaif (perambahan bera lebih kecil dari perambahan panjang) Aspek ekonomis Kelayakan usaha dilakukan unuk mengkaji keunungan (profiabiliy) aau kerugian dari suau usaha. Ada dua macam analisis yang digunakan yaiu analisis usaha (pendapaan usaha, payback period, dan analisis berimbang anara penerimaan dan biaya) (Djamin, 984), dan analisis krieria invesasi (ne presen value, inernal rae of reurn dan ne benefi cos - rasio) (Kadariah e al. 999).
12 34 ) Analisis pendapaan usaha () Analisis ini berujuan unuk mengukur keberhasilan dan mengeahui besarnya keunungan yang diperoleh dari suau kegiaan usaha (Djamin. 984). = TR - TC = Keunungan TR = Toal penerimaan TC = Toal biaya dengan krieria: Jika TR > TC, maka usaha mendapakan keunungan Jika TR = TC, maka usaha berada dalam iik impas Jika TR < TC, maka usaha mengalami kerugian 2) Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) Analisis ini digunakan unuk mengeahui seberapa jauh seiap nilai rupiah yang dikeluarkan dapa memberikan nilai penerimaan sebagai manfaa usaha. R / C = TR TC R = Penerimaan C = Biaya TR = Toal penerimaan TC = Toal biaya dengan krieria: Jika R/C >, maka usaha mendapakan keunungan Jika R/C =, maka usaha berada dalam iik impas Jika R/C <, maka usaha mengalami kerugian 3) Analisis payback period (PP) Payback period merupakan invesasi suau proyek yang didasarkan pada pelunasan biaya invesasi oleh keunungan bersih dari proyek (Djamin, 984). Payback period dimaksudkan unuk mengeahui perkiraan jangka waku pengembalian modal aau invesasi suau usaha, dalam hal ini usaha perikanan una berbasis rumpon di lokasi peneliian. I PP = ahun B I = invesasi B = benefi
13 35 4) Ne presen value (NPV) NPV adalah benefi oal yang dierima selama umur proyek (umur eknis usaha) yang disearakan dengan nilai saa ini. NPV diperoleh dari selisih anara presen value dari benefi dan biaya. NPV B C i) n = = ( + B = benefi dari suau proyek pada ahun ke-i; C = biaya dari suau proyek pada ahun ke-i; i = ingka suku bunga yang berlaku; n = umur ekonomis proyek. dengan krieria: Jika NPV 0, usaha layak dijalankan Jika NPV < 0, usaha idak layak dijalankan 5) Inernal rae of reurn (IRR) Analisis IRR merupakan ingka keunungan aas invesasi bersih dalam suau proyek, jika seiap benefi bersih yang diwujudkan dianam kembali dalam ahun berikunya (Kadariah e al., 999). i' NPV' i NPV' NPV'' i IRR = + ( '' ') dimana : i = nilai percobaan perama unuk discoun rae; i = nilai percobaan ke-dua unuk discoun rae; NPV = ne presen value perama; NPV = ne presen value ke-dua. Kepuusan berdasarkan aas krieria beriku: Jika IRR ingka suku bunga berlaku, usaha layak dijalankan Jika IRR < ingka suku bunga berlaku, usaha idak layak dijalankan 6) Ne benefi-cos raio (Ne B/C) Ne B/C merupakan perbandingan anara NPV oal dari benefi bersih erhadap NPV oal dari biaya bersih, dengan persamaan sebagai beriku:
14 36 Ne B/ C = n = n = B C ( + i) C B ( + i) Kepuusan berdasarkan aas krieria beriku: Jika Ne B/C, usaha layak dijalankan Jika Ne B/C <, usaha idak layak dijalankan
III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIII METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data
III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinci20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
29 III. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam usaha unuk memenuhi kebuuhan hidupnya manusia berupaya mengeksploiasi sumberdaya alam yang ada di sekiarnya. Keerganungan manusia erhadap sumberdaya alam elah erjadi sejak
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan
Lebih terperinciOPTIMASI JUMLAH RUMPON, UNIT ARMADA DAN MUSIM PENANGKAPAN PERIKANAN TUNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMUR
Opimasi Jumlah Rumpon, ni Armada...di Perairan Prigi, Jawa Timur (Nurdin, E., e al.) OPTIMASI JMLAH RMPON, NIT ARMADA DAN MSIM PENANGKAPAN PERIKANAN TNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMR ABSTRAK Erfind Nurdin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI
ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI (Bio-Technique Aspec of Anchovy Resources Uilizaion in Palabuhanrau Waer Sukabumi Disric) Diniah 1, Moch.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni
Lebih terperinci372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK
372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT
KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, berempa di Laboraorium Perikanan Program Sudi Budidaya Perairan Fakulas Peranian Universias Lampung.
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciPERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)
Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelauan. Vol. 1. No. 2 Mei 2011: 71-80 ISSN 2087-4871 ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN (BIO-TECHNIQUE ASPECT OF BLUE SWIMMING
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu
Lebih terperinciPERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT
PERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT I. Pergeseran Kelas-Panjang Model perumuhan panjang (formula vbgf) isa diduga jika kia mempunyai panjang ikan, L, pada eragai umur,, yang ereda. Pendugaan umur
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen
Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat
ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciGambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang
METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinci