PENGEMBANGAN METODE PENGAMANAN BERKAS MEMAFAATKAN PEWARNAAN GRAF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN METODE PENGAMANAN BERKAS MEMAFAATKAN PEWARNAAN GRAF"

Transkripsi

1 JUTI - Volume 4, Nomo, Juli 06: PENGEMBANGAN METODE PENGAMANAN BERKAS MEMAFAATKAN PEWARNAAN GRAF Yogi Kuniawan ) dan Tohai Ahmad ), ) Teknik Infomatika, Fakultas Teknologi Infomasi Institut Teknologi Sepuluh Nopembe Sukolilo, Suabaya 60, Indonesia Telp: / Fa: yogi.ku@ub.ac.id ), tohai@if.its.ac.id ) ABSTRAK Penyembunyian data pada cita digital adalah teknologi penyembunyian pesan yang popule, dimana pesan ahasia disembunyikan pada cita digital yang disebut cita cove. Kehadian pesan ahasia tesebut tidak dapat dilihat. Dengan demikian, penyeang ilegal tidak dapat mendeteksi pesan ahasia, namun peneima yang sah dapat mempeoleh pesan ahasia dengan menggunakan algoitma ekstaksi. Salah satu metode yang keap kali digunakan untuk steganogaphy adalah Diffeence Epansion (DE). Kelebihan dai metode DE adalah metode ini mampu menyediakan penyisipan yang besa dengan kompleksitas yang endah. Metode DE membutuhkan sebuah location map untuk menandai piel yang dapat dilakukan penyisipan. Untuk mempebesa kapasitas penyimpanan pada sebuah media maka location map dapat disimpan pada bekas yang bebeda. Akan tetapi hal tesebut membuat sebuah celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh penyeang. Pada penelitian ini metode untuk mengamankan location map dalam penyembunyian data dilakukan dengan tansfomasi. Yaitu dilakukan dengan memanfaatkan poses pewanaan pada gaf sehingga tansfomasi dilakukan dengan menyusui setiap sisi dai gaf. Tansfomasi yang diusulkan mampu mengubah bekas flocation sebesa 94KB selama,83 detik mengungguli potocol yang diusulkan oleh metode sebelumnya. Kata Kunci: Data Hiding, gaf, location map. ABSTRACT Data hiding in digital imagey is a popula message concealment technology, in which secet messages hidden in digital images called cove image. The pesence of the secet message can not be seen. Thus, illegal attacke can not detect the secet message, but the ecipient who can legitimately obtain secet message using etaction algoithm. One method that is often used fo steganogaphy is the Diffeence Epansion (DE). The advantages of this method is the method of DE is able to povide a lage insetion with low compleity. DE method equies a location map to mak piel do insetion. To incease stoage capacity, the location map may be stoed in a sepaate file. But it does ceate a secuity hole that could be eploited by attackes. This eseach will secue a location map in the tansfomation of data hiding. The tansfomation is done by utilizing the coloing pocess on the gaph so that the tansfomation is done with down each side of the gaph. The poposed tansfomation flocation capable of changing file of 94KB fo.83 seconds bette than the potocol poposed by the pevious method. Keywods: Data Hiding, Gaph, Location Map 90 I. PENDAHULUAN P ENYEMBUNYIAN data adalah salah satu caa untuk mengamankan data untuk ditansmisikan ataupun sebagai media authentikasi tehadap kebenaan suatu media. Bebeda dengan cyptogaphy [] penyembunyian data dilakukan dengan menyisipkan pesan pada sebuah media sepeti pada sebuah cita. Banyak metode digunakan untuk menyembunyikan data, baik pada cita bewana maupun cita gayscale. Kebanyakan teknik tesebut bedasakan pada penggantian least significant bit (LSB) dan pebedaan nilai dai piksel pada domain spasial. Penggantian LSB adalah metode steganogaphy popule di mana bit pesan ahasia yang tetanam ke dalam LSB dai cita sampul. Penggantian LSB dengan caa meningkatkan (atau menuunkan) nilai piksel atau membuat nilai piksel tesebut tidak dimodifikasi, setelah itu bit teendah dai cita stego mewakili pesan ahasia [], [3], [4]. Metode yang popule beikutnya adalah dengan menyisipkan pesan ahasia pada pebedaan nilai piksel dengan meningkatkan atau menuunkan nilai pebedaan piksel dan membentuk nilai piksel yang bau.salah satu metode penyembunyian data pada pebedaan nilai piksel adalah Diffeence Epansion (DE). DE menggunakan pebedaan yang dikembangkan dai pasangan piksel untuk menyisipkan data. Pebedaan dai piksel-piksel yang betetangga tesebut dihitung dan dilipatgandakan. Pesan ahasia akan disisipkan pada LSB dai pebedaan yang dikembangkan. Hasil dai penyisipan kemudian digunakan untuk menghiting nilai bau dai piksel yang betetangga [5]. Pada penelitian [6] diusulkan penyembunyian data dengan menuunkan peubahan selisih dai metode DE menggunakan fungsi modulus. Pesan ahasia tidak langsung dibebankan pada selisih antaa sepasang piksel yang besebelahan. Akan tetapi dibandingkan dengan hasil dai modulus dai selisih antaa sepasang piksel yang besebelahan. Pada penelitian [6] location map yang digunakan untuk menandai tiap pasang piksel pada sebuah blok

2 Kuniawan dan Ahmad Pengembangan Metode Pengamanan Bekas Memafaatkan Pewanaan Gaf piksel, sehingga jika salah satu pasang piksel tidak dapat dilakukan penyisipan maka pasangan yang lain masih bisa dilakukan penyisipan. Hal ini bebeda dengan penelitian sebelumnya dimana ketika satu pasang piksel dalam satu blok tidak dapat dilakukan penyisipan maka kesuluuhan blok tidak dilakukan penyisipan sepeti pada penelitian [5], [7], dan [8]. Akan tetapi location map yang dibutuhkan menjadi sangat besa sehingga pada penelitian [6] dilakukan pemecahan location map menjadi bagian bagian petama disisipkan kepada titik efeensi dalam blok dan location map bagian kedua dituliskan pada sebuah bekas. Penggunaan bekas untuk menyimpan location map tesebut menimbulkan pemasalahan bau pada sisi keamanan dalam penyisipan data pada media. Pihak yang tidak betanggung jawab dapat dengan mudah menebak baik isi dai pesan maupun lokasi dai penyisipan pesan ahasia tesebut. Penelitian yang dilakukan [9] melakukan pengamanan tehadap bekas tansfomasi sidik jai. Pada penelitian tesebut memanfaatkan gaf yang telah diwanai sisinya [0]. Sisi dai gaf tesebut diwanai dengan sebuah initialization vecto (IV) yang beupa kaakte dalam bekas yang akan diamankan. Kemudian dilakukan penyusuan tehadap gaf yang sudah diwanai tesebut sesuai dengan kaakte pada bekas sidik jai. Pada penelitian selalu dilakukan dua kali tansfomasi dan dua kali detansfomasi, yaitu tansfomasi IVclient yang akan dikiimkan ke peneima dan kemudian dilanjutkan tansfomasi bekas dengan IVclient sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mentansfomasi bekas dengan ukuan besa akan membutuhkan waktu yang lama ketika dilakukan tansfomasi maupun detansfomasi pada bekas location map yang diusulkan pada penelitian [6]. Pada penelitian ini akan mempecepat poses tansfomasi dan detansfomasi pada penelitian [9] dengan melakukan sekali tansfomasi hanya pada bekas yang akan ditansfomasi. Sedangkan untuk menjamin keamanan dai hasil tansfomasi yang dilakukan akan dilakukan dua kali pengacakan tehadap IV pada sisi pengiim maupun pada sisi peneima sehingga IV yang dimiliki oleh kedua belah pihak tesebut sama dan behasil melakukan tansfomasi dan detansfomasi dengan waktu poses yang lebih cepat. II. PENELITIAN TERKAIT A. Diffeence Epansion dengan Fungsi Modulo Dalam metode yang diajukan [6], penggunaan DE yang diintegasikan dengan penggunaan fungsi modulus dapat menguangi lonjakan selisih yang cukup besa tesebut. Hal ini dikaenakan tidak langsung membebankan data ahasia yang haus disimpan pada selisih antaa sepasang piksel yang besebelahan.. Pada infomasi ahasia yang akan disimpan pada piksel cita cove, infomasi ahasia diubah menjadi bilangan basis tiga ( ( )).. Mengacak posisi titik efeensi ( ) pada blok piksel dan menuliskan posisi pada bekas location map. 3. Mencai nilai pebedaan piksel (,,..., ) dai nilai piksel dalam sebuah blok (,,..., ) dengan titik efeensi ( ) sepeti pada Pesamaan,, dan 3. = () = () = (3) 4. Nilai infomasi ahasia yang sudah beupa bilangan 3 dibandingkan dengan selisih kedua piksel ( ) yang telah dimodulus 3 dengan data ahasia dalam bentuk bilangan basis 3 ( ( )). Kemudian dilakukan ekspansi nilai selisih sesuai dengan Pesamaan 4 sehingga didapatkan nilai pebedaan yang bau ( ), 3 = ( ) +, 3 = ( ) +, 3 = ( ) + > 0 +, 3 = ( ) + = 0 (4) 5. Langkah teakhi dalam penyisipan data adalah poses penyusunan kembali nilai piel cove media ( ), dengan menambahkan nilai titik efeensi ( ) dengan nilai pebedaan yang bau ( ), sepeti pada Pesamaan 5. = + (5) TABEL I 9

3 JUTI - Volume 4, Nomo, Juli 06: BENTUK LOCATION MAP REGION Bagian Bagian Region positif 0 Region negatif 0 Region tak diubah 0 0 Region d=0 Posisi Um, lm, penambahan lm (n), opeasi; Gamba. Bentuk penulisan bekas location map pada bekas 6. Untuk menanggulangi oveflow dan undeflow tehadap nilai piel bau yang dibentuk maka pelu dilakukan pembatas nilai piel yang dilakukan penyisipan, sehingga piel yang digunakan sesuai dengan Pesamaan 6. Nilai piksel yang tidak digunakan adalah piksel dengan nilai 0,, 54, dan 55. Hal ini dikaenakan peubahan masksimal yang dilakukan adalah ± sehingga piksel tesebut dapat mengakibatkan oveflow dan undeflow. <Un<54 (6) Location map dibutuhkan untuk menyimpan infomasi bentuk penyisipan yang dilakukan sebagai infomasi untuk melakukan pengembalian pada cita cove media. Pada metode yang diusulkan location map akan memiliki bentuk yaitu, egion positif, egion negatif dan egion tak diubah, sepeti pada Tabel I. Pada location map bagian akan dimasukkan dalam sebuah file, sebelumnya nilai dai location map diubah telebih dahulu ke bilangan desimal. Kemudian pada location map bagian kedua dilakukan penyisipan kembali ke cove media yang telah dilakukan penyisipan. Bentuk location map yang disimpan pada bekas memiliki bentuk sepeti pada Gamba. Semisal,7,,;,6,,0#,,,, lm beisi angka bulat dai 0 sampai 7, penambahan lm beisi angka bulat yang digunakan sebagai penambah atau penguang pada titik efeensi, sedangkan opeasi meupakan opeasi penambahan atau penguangan dai penambahan lm. Tiap blok akan dipisahkan dengan tanda koma dan tiap wana akan dipisahkan oleh tanda paga. B. Petukaan Kunci Diffie-Helman Diffie-Hellman membentuk kunci ahasia besama antaa dua pihak yang dapat digunakan untuk komunikasi data ahasia melalui jaingan publik. Potokol ini memiliki dua paamete sistem p dan g. Keduanya besifat publik dan dapat digunakan oleh semua pengguna dalam suatu sistem. Paamete p adalah bilangan pima dan paamete g (biasanya disebut geneato) adalah bilangan bulat kuang dai p dan meupakan pimitive oot modul dai p. [] Misalkan pengguna A dan pengguna B akan saling mengiimkan pesan, maka meeka akan menentukan p=3 dan g=5 Pengguna A memilih sebuah bilangan acak a=6 yang akan dikiim ke B dalam bentuk A=g a mod p = 5 6 mod 3 = 8. Pengguna B memilih sebuah bilangan acak b=5 yang akan dikiim ke A dalam bentuk B=g b mod p = 5 5 mod 3 = 9. Pengguna A meneima B dai pengguna B untuk menghitung kunci ahasia besama s=b a mod p = 9 6 mod 3 =. Pengguna B meneima A dai pengguna A untuk menghitung kunci ahasia besama s=a b mod p = 8 5 mod 3 =. Pengguna A dan pengguna B memilki sebuah kunci besama s=. C. Pengiiman Data Tansfomasi Sidik Jai Menggunakan Pewanaan Gaf Metode yang diusulkan [9] melakukan pengamanan bekas tansfomasi Sidik Jai dengan melakukan tansfomasi tehadap bekas yang dihasilkan. Metode [9] diawali dengan petukaan kunci dengan petukaan kunci Diffie- Helman [], kemudian langkah langkah pengamanan bekas sebagai beikut. Pengacakan initialization vecto (IV) dengan kunci yang dihasilkan pada poses petukaan kunci dan dihasilkan IV.. IV digunakan untuk mewanai sisi gaf. 3. Kemudian dilakukan pengacakan IV menjadi IVclient secaa andom 4. Tansfomasi dengan gaf yang telah dibuat dengan menyusui setiap node gaf. 5. Mengiimkan hasil tansfomasi IVclient tesebut dikiimkan ke peneima. 9

4 Kuniawan dan Ahmad Pengembangan Metode Pengamanan Bekas Memafaatkan Pewanaan Gaf 6. Langkah selanjutnya adalah melakukan tansfomasi bekas dengan gaf yang telah dilakukan pewanaan dengan IVclient yang belum dilakukan tansfomasi. 7. Langkah teakhi adalah mengiimkan hasil tansfomasi ke sisi peneima. III. PERLINDUNGAN BERKAS LOCATION MAP DENGAN PEWARNAAN GRAPH Pengamanan bekas location map dengan menggunakan metode pewanaan gaph yang diusulkan oleh Pambudi dan Ahmad, 05 [9]. Akan tetapi tidak dilakukan pengiiman IVclient sehingga tidak ada lagi tansfomasi dan detansfomasi untuk mengamankan IVclient sehingga poses yang dibutuhkan untuk melakukan tansfomasi dan detansfomasi akan lebih cepat. Pada metode yang diusulkan dilakukan inisialisasi vecto (IV) dimana IV ini meupakan kumpulan huuf dan angka sehingga mempunyai panjang kaakte 36. Langkah beikutnya adalah menggunakan metode DH dengan melakukan negosiasi bilangan pima yang digunakan (p) dan pimitive oot modulo dai bilangan pima tesebut (g). Kemudian pengiim dan peneima saling membangkitkan bilangan desimal yang digunakan untuk dikiim ke satu sama lain. Langkah-langkah dalam mengamankan pengiiman location map dapat dilihat pada Gamba. A. Poses Tansfomasi Sepeti telihat pada gamba. Pada poses tansfomasi dilakukan poses petukaan kunci Diffie-Helman antaa peneima dan pengiim. Kemudian tansfomasi dimulai dengan pengacakan kali tehadap IV menjadi IV dan IV tanspot. Langkah langkah pada poses tansfomasi adalah sebagai beikut: Pemilihan bilangan pimitive pime modulo pada peneima dan pengiim. Pencaian bilangan kunci dengan metode Diffie-Helman. Pengacakan IV menjadi IV dengan bilangan B dai metode Diffie-Helman. Pengacakan IV menjadi IV tanspot dengan bilangan s dai metode Diffie-Helman. Pembentukan gaph dengan node 0 sampai 9 dan kaakte,;#. Pewanaan gaph dengan IV tanspot. Tansfomasi Location Map dengan menyusui gaph. IV p dan g Pengiim Peneima Pengiim membangkitkan bilangan acak a Menghitung A=g a mod p A B Menghitung s=b a mod p Mengacak IV menjadi IV tanspot Tansfomasi Location Map Chipe A Peneima membangkitkan bilangan acak b Menghitung B=g b mod p B Menghitung s=a b mod p Mengacak IV menjadi IV tanspot Chipe Metode DH Detansfomasi chipe Location Map Gamba. Diagam ali potocol yang diusulkan 93

5 JUTI - Volume 4, Nomo, Juli 06: ) Initilization Vecto (IV) Initilization Vecto (IV) meupakan himpunan kaakte yang digunakan untuk mewanai atau menandai sisi-sisi pada gaf yang akan dibuat. IV yang digunakan pada penelitian ini adalah beupa kumpulan kaakte huuf dan angka (a-z dan 0-9). Pada penelitian ini diguanakan 3 buah IV sebagai beikut : IV adalah IV awal sebelum dilakukan pengacakan dan telah diset sebelumnya pada sisi peneima dan pengiim. IV ini digunakan untuk menghasilkan IV. IV dibentuk dengan mengacak IV dengan bilangan B atau bilangan yang dikiim oleh peneima ke pengiim ketika poses petukaan kunci DH. IV tanspot meupakan IV yang telah diacak dengan bilangan kunci s. Pengacakan kali ini digunakan untuk memangkas waktu yang digunakan dalam tansfomasi location dai media penyembunyian data yang dibentuk. Dengan demikian peneima tidak pelu lagi melakukan detansfomasi tehadap kunci yang digunakan untuk mengiim location map. Peneima hanya pelu melakukan pengacakan IV menjadi IV dan IV tanspot sesuai dengan yang dilakukan oleh pengiim.metode pengacakan yang diusulkan dapat dilihat pada Gamba 3. Misalkan IV{,,3,4} dan s=, pada iteasi ke, IV = {}, pada iteasi, IV = {, 3}, pada iteasi 3, IV = {,3,4}, dan iteasi 4, IV = {,3,4,}. ) Pembuatan dan Pewanaan gaf Setelah didapat IV tanspot kemudian dibuat sebuh gaph yang beisi angka 0 sampai dengan 9 dan tanda baca koma, titik koma, dan tanda paga. Seluuh simpul saling tehubung dan memiliki aah, simpul angka mempunyai loop aga memungkinkan peulangan pada angka sepeti,, 33,.., dst. Pada simpul koma, titik koma, dan paga tidak ketehubungan setiap tanda baca lainya hanya memiliki hubungan dengan simpul angka. Contoh gaf dengan dua simpul angka sepeti pada Gamba 4. Pewanaan sisi gaf dilakukan dengan membeikan jaak sesuai dengan bilangkan kunci s. Hal ini dilakukan sesuai dengan metode pewanaan sisi pada gaf dimana sisi yang betetangga tidak boleh dibeikan wana yang sama. Pewanaan dilakukan sampai seluuh sisi telah dibei wana. Jika IV tanspot belum digunakan semua dan muncul wana yang beulang maka IV beikutnya yang belum digunakan yang digunakan. Ketika IV sudah digunakan semua dan masih tedapat sisi yang belum diwanai maka set seluuh IV tanspot menjadi tidak digunakan dan kemudian diulangi pengambilan IV tanspot sampai seluuh sisi tewanai. Tansfomasi pada location map dimulai dengan hasil bilangan kunci di modulo oleh jumlah simpul angka dan digunakan sebagai simpul awal. Kemudian ambil kaakte dai location map sebagai simpul tujuan dan mulai begeak ke simpul sesuai dengan kaakte pada location map, catat wana sisi gaf sebagai hasil tansfomasi. Ganti simpul awal dengan hasil simpul tujuan pada poses sebelumnya, kemudian ulangi poses ini sampai seluuh location map tetansfomasi. Contoh tansfomasi pada pengiim IV tanspot{,,,,4}, data yang ditansfomasi {,,} dan bilangan kunci s=. Gaf telah dibuat sesuai dengan Gamba 4. Kunci bilangan s=, simpul awal= mod (0), simpul awal, Tansfomasi dimulai dengan Gamba 5a Begeak ke simpul sesuai data yang ditansfomasi, data petama adalah sesuai dengan Gamba 5b, sehingga hasil tansfomasi sementaa adalah Kemudian dijadikan simpul awal dan begeak ke data beikutnya yaitu koma sepeti pada Gamba 5c sehingga hasil tansfomasi sementaa=4 Kemudian dai koma menuju sesuai dengan Gamba 5d sehingga data tansfomasi sementaa menjadi 4 Simpul dijadikan simpul awal dan menuju simpul tujuan koma sepeti pada Gamba 5e dan membuat hasil tansfomasi sementaa 4 Data teakhi dai simpul awal koma begeak ke simpul tujuan sepeti pada Gamba 5f dan membuat hasil tansfomasi 4 IV=6 huuf+0 angka I=s mod length(iv) count= a=0 while count <=length(iv) if IV[i] telah ada pada IV i=(i+) mod length(iv) IV [count]=iv[i] i=(i+a+s) mod length(iv) a++ count++ Gamba 3. Pseudocode pengacakan IV 94

6 Kuniawan dan Ahmad Pengembangan Metode Pengamanan Bekas Memafaatkan Pewanaan Gaf B. Poses Detansfomasi Poses detansfomasi diawali sepeti pada poses tansfomasi yaitu pengacakan IV menjadi IV oleh bilangan B dan pengacakan IV menjadi IV tanspot dengan bilangan s pada metode Diffie-Helman. Kemudian dilakukan pewanaan gaf sepeti pada poses tansfomasi. Kemudian tidak sepeti pada poses tansfomasi dimana mencai simpul sesuai kaakte pada location map pada poses detansfomasi dilakukan pencaian pada nilai sisi yang sesuai dengan data yang akan didetansfomasi. Langkah langkah detansfomasi sebagai beikut:. Pemilihan bilangan pimitive pime modulo pada peneima dan pengiim. Pencaian bilangan kunci dengan metode Diffie-Helman. 3. Pengacakan IV menjadi IV dengan bilangan B dai metode Diffie-Helman. 4. Pengacakan IV menjadi IV tanspot dengan bilangan s dai metode Diffie-Helman. 5. Pemebentukan gaf dengan node 0 sampai 9 dan kaakte,;#. 6. Pewanaan gaf dengan IV tanspot. 7. Detansfomasi location map dai pengiim dengan menyusui gaf. Langkah petama yang dilakukan adalah sepeti pada poses tansfomasi yaitu menentukan simpul awal melalui hasil modulo bilangan kunci oleh jumlah simpul angka. Kemudian begeak dai simpul angka sesuai dengan data yang didetansfomasi dan wana pada sisi gaf. Kemudian simpul tujuan dai poses sebelumnya dijadikan simpul awal, dan poses sebelumnya diulangi sampai seluuh data didetansfomasi. Contoh poses detansfomasi sesuai dengan data tansfomasi sebelumnya s=, data yang didetansfomasi {4}. Langkah petama menentukan simpul awal dengan mod 0, sehingga simpul awal Beikutnya dicocokkan data petama dengan sisi gaf, kaena data maka begeak ke simpul dan data hasil detansfomasi sementaa adalah Beikutnya data yang dicocokkan adalah 4 sehingga begeak kepada simpul koma dan data hasil detansfomasi sementaa adalah Kemudian data yang dicocokkan adalah sehingga begeak ke simpul dan data hasil detansfomasi menjadi, Dai simpul data begeak sesuai wana sisi dan data tansfomasi yaitu sehingga begeak ke simpul, dan meubah data hasil detansfomasi sementaa menjadi, Teakhi data memiliki nilai sesuai dengan wana pada simpul koma, simpul tujuannya adalah simpul dan data hasil detansfomasi akhinya adalah,, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi tehadap metode yang diusulkan dengan caa melakukan tansfomasi dan detansfomasi pada hasil tansfomasi tesebut. Location map yang digunakan beukuan 94 KB sampai dengan 93 KB hasil dai penyisipan pada metode DE dengan fungsi modulo. Lingkungan pengujian dilakukan pada Matlab vesi 009a dengan spesifikasi kompute Poseso AMD A dan RAM 4 GB. Kemudian dilakukan pehitungan waktu poses dai metode yang diusulkan dan metode yang diusulkan oleh [9]. Uji coba dilakukan dengan melakukan 00 kali tansfomasi dan detansfomasi untuk tiap ukuan location map dan diambil ata-atanya. Tabel II meupakan hasil ata-ata pengukuan waktu poses. Dai hasil uji coba pada Tabel II dapat dilihat bahwa metode yang diusulkan mampu melakukan poses tansfomasi dan detansfomasi lebih cepat dibandingkan dengan metode yang diusulkan oleh Pambudi dan Ahmad [9]. Pada Tabel II juga dapat dilihat bahwa poses detansfomasi pada metode yang diusulkan Pambudi dan Ahmad [9] membutuhkan waktu kali lipat dai waktu detansfomasi pada metode yang diusulkan. Hal ini dikaenakan tedapat dua poses detansfomasi yang dilakukan oleh metode Pambudi dan Ahmad [9] sedangkan pada metode yang diusulkan hanya melakukan satu kali detansfomasi pada location map. Peluang pemecahan dai metode yang diusulkan tidak beubah dai metode yang diusulkan Pambudi dan Ahmad [9] dikaenakan penggunaan panjang kaakte dan kaakte yang sama pada IV. IV sama-sama memiliki kaakte huuf dan angka (a-z dan 0-9) dengan panjang 36 kaakte sehingga peluang maksimal IV tepecahkan adalah IV! atau 36!= V. KESIMPULAN Penyembunyian data dengan metode DE yang memiliki location map untuk menandai posisi penyisipan sebuah pesan. Penggunaan location map pada bekas yang bebeda dai media penyisipan dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan dai metode penyembunyian DE akan tetapi memiliki pemasalahan keamanan yang bau. Dengan metode tansfomasi yang digunakan dapat mentansfomasi location map yang dihasilkan dai metode penyembunyian data DE dan memiliki waktu keja lebih cepat dibandingkan dengan metode sebelumnya. Waktu poses pada sebuah bekas location map sebesa 94 KB selama,833 detik sedangkan pada bekas location map 95

7 JUTI - Volume 4, Nomo, Juli 06: tebesa 93 KB selama 33,576 detik atau 3 kali lebih cepat dibandingkan metode yang diusulkan sebelumnya. Gamba 4. Contoh gaf dengan dua node angka dan 3 node tanda baca 4 4 (a) (d) 4 (b) 4 (e) 4 4 (c) (f) Gamba 5. Contoh tansfomasi dengan menyusui node pada gaf 96

8 Kuniawan dan Ahmad Pengembangan Metode Pengamanan Bekas Memafaatkan Pewanaan Gaf Ukuan Location Map (KB) TABEL II HASIL PENGUKURAN WAKTU PROSES Metode Usulan Metode [9] waktu tansfom (s) waktu detansfom (s) waktu tansfom (s) waktu detansfom (s) DAFTAR PUSTAKA [] T. Ahmad, J. Hu and S. Han, "An efficient mobile voting system secuity scheme based on elliptic cuve cyptogaphy," in In Netwok and System Secuity, 009. NSS'09. Thid Intenational Confeence on, Gold Coast, QLD, 009. [] D.-C. Lou and C.-H. Hu, "LSB steganogaphic method based on evesible histogam tansfomation function fo esisting statistical steganalysis," Infomation Sciences, vol. 88, p , June 0. [3] W. Luo, F. Huang and J. Huang, "Edge Adaptive Image Steganogaphy Based on LSB Matching Revisited," in Infomation Foensics and Secuity, IEEE Tansactions on, 00. [4] C.-H. Yang, "Inveted patten appoach to impove image quality of infomation hiding by LSB substitution," Patten Recognition, vol. 4, no. 8, pp , 008. [5] J. Tian, "Revesible Data Embedding Using a Diffeence Epansion," IEEE TRANSACTIONS ON CIRCUITS AND SYSTEMS FOR VIDEO TECHNOLOGY, VOL. 3, NO. 8, 003. [6] Y. Kuniawan and T. Ahmad, "Enhancing Diffeence Epansion Revesible Data Hiding Method by using Modulo Function," [unpublished]. [7] A. M. Alatta, "Revesible watemak using the diffeence epansion of a genealized intege tansfom," Image Pocessing, IEEE Tansactions on, vol. 3, no. 8, pp , Agustus 004. [8] M. Holil and T. Ahmad, "Peningkatan Pefoma Metode Steganogafi Bebasis Diffeence Epansion Menggunakan Reduksi Selisih," JUTI: Junal Ilmiah Teknologi Infomasi, vol., no., pp. 9-7, Septembe 04. [9] D. S. Pambudi and T. Ahmad, "Desain dan Analisis Potokol Pengiiman Data Tansfomasi Sidik Jai Pewanaan Gaf," JUTI: Junal Ilmiah Teknologi Infomasi, pp. 4-3, 05. [0] M. Kubale, Gaph Coloings, Rhode Island: Ameican Mathematical Society, 004, p. 95. [] W. Diffie and M. Hellman, "New diection in cyptogaph," IEEE Tansactions on Infomation Theoy, pp ,

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Bab II. Konsep Dasar

Bab II. Konsep Dasar Bab II Konsep Dasa Konsep dasa mengenai gaf dan jaingan dikutip dai Bondy dan Muty [1], Diestel [2], dan Fleische [3]. Beikut ini dibeikan bebeapa notasi himpunan untuk memudahkan pendefinisian gaf dan

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

Dimensi Partisi pada Graf Kincir

Dimensi Partisi pada Graf Kincir Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

KOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS

KOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS KOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS Fauzi Aulia Rahman 1, Kemas Rahmat Saleh W, ST., M.Eng. 2, Akba Gozali, ST., MT 3. Telkom School of Computing, Bandung 1 fuzzy.a@gmail.com, 2 kemas@bif.telkomunivesity.ac.id,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017 MKB3383 - Teknik Pengolahan Cita Opeasi Piksel dan Histogam Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 216/217 Outline Opeasi Piksel Histogam Cita Meningkatkan Keceahan Meegangkan Kontas Ekualisasi Histogam Outline

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI OBYEK TIGA DIMENSI DARI GAMBAR DUA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED VOXEL COLORING LAYERED DEPTH IMAGE

REKONSTRUKSI OBYEK TIGA DIMENSI DARI GAMBAR DUA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED VOXEL COLORING LAYERED DEPTH IMAGE REKONSTRUKSI OBYEK TIGA DIMENSI DARI GAMBAR DUA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED VOXEL COLORING LAYERED DEPTH IMAGE Rudy Adipanata 1, Katika Gunadi 2, Victo Julian Lipesik Juusan Teknik Infomatika,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA

SISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA SISTEM IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN (GLCM) DAN JARAK CANBERRA Mentai Hidanti, Ajub Ajulian Zaha, R. Rizal Isnanto DepatemenTeknik Elekto, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Virtual Sculpting Menggunakan Tool Berbasis Vector Pada Triangle Mesh

Virtual Sculpting Menggunakan Tool Berbasis Vector Pada Triangle Mesh Semina Nasional Pascasajana XI ITS, Suabaya 7 Juli 0 Vitual Sculpting Menggunakan Tool Bebasis Vecto Pada Tiangle Mesh I Ketut Punamawan *, Handayani Tjandasa Juusan Teknik Infomatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KONGESTI DI INTERNET

SISTEM KENDALI KONGESTI DI INTERNET MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 12, NO. 1, APRIL 2008: 19-26 SISTEM KENDALI KONGESTI DI INTERNET Panoto Hidaya Rusmin, Camadi Machbub, Agung Hasoyo, dan Hendawan Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika, Institut

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS PROTOKOL PENGIRIMAN DATA TRANSFORMASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN PEWARNAAN GRAF

DESAIN DAN ANALISIS PROTOKOL PENGIRIMAN DATA TRANSFORMASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN PEWARNAAN GRAF Pambudi dan Ahmad Desain dan Analisis Protokol Pengiriman Data Sidik Jari Menggunakan Pewarnaan Graf DESAIN DAN ANALISIS PROTOKOL PENGIRIMAN DATA TRANSFORMASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN PEWARNAAN GRAF Doni

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Skema Lokalisasi Posisi Node Terdistribusi pada Lingkungan Free Space Path Loss

Skema Lokalisasi Posisi Node Terdistribusi pada Lingkungan Free Space Path Loss 352 Skema Lokalisasi Posisi Node Tedistibusi pada Lingkungan Fee Space Path Loss Aies Patiaso 1, Adam Suya Puta 2, Pima Kistalina 3, Amang Sudasono 4, Mike Yuliana 5, I Gede Puja Astawa 6 Abstact A wieless

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap

Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap Peneapan Algoitma Genetika Untuk Pemasalahan Distibusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengauhi Oleh Biaya Tetap Novita M Mayasai 1, Mahendawathi E, S.T, M.Sc, Ph.D 1, Rully Soelaiman, S.Kom, M.Kom 2 1

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Cita Opeasi Piksel dan Histogam Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 215/216 Outline Opeasi Piksel Histogam Cita Meningkatkan Keceahan Meegangkan Kontas Ekualisasi Histogam Outline

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

Pengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot

Pengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-3539 (301-971 Pint) A-9 Pengatuan Fomasi Menggunakan Pendekatan Leade - Followe pada Sistem Multi Robot Hais Ti Rahmanto dan Achmad Jazidie Juusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

Rekayasa Elektrika. Pengembangan Metode Pengamanan Data Menggunakan Teknik Interpolasi antar Piksel dan Reduced Difference Expansion

Rekayasa Elektrika. Pengembangan Metode Pengamanan Data Menggunakan Teknik Interpolasi antar Piksel dan Reduced Difference Expansion TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/016 Jurnal Rekayasa Elektrika VOLUME 13 NOMOR AGUSTUS 017 Pengembangan Metode Pengamanan Data Menggunakan Teknik Interpolasi antar Piksel dan Reduced Difference

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK

STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang

Lebih terperinci

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi JUISI, ol. 02, No. 0, Febuai 206 Decision Suppot System untuk Penentuan Pembeian Beasiswa Pestasi di Peguuan Tinggi Devi Dwi Puwanto Abstak Tiap peguuan tinggi biasanya membeikan bebeapa untuk mahasiswa,

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3 p 01 Jika p dan maka 5 0. 0. 04. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 (E) /4 (A) 0 (D) (E) (A) (D) (E) p Nilai... (A) 5 4 (D) (E) 1 0,65 Hasil dai adalah... 0,875 0,5 0,15 16 0,5... / /4... / 4/ a b a b ab a ab b ab

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan Kandungan nitogen pada tanaman Red Clove (mg) yang diinkubasi dengan stain Rhizobium tifolii ditambah dengan gabungan dai 5 stain alfalfa, Rhizobium melitoti. Pelakuan Ulangan Jumlah 3Dok(xx) campuan salah

Lebih terperinci

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Viial. Ekspansi Viial. Gugus Maye Fungsi Patisi Kanonik Untuk Gas Dengan Inteaksi Lemah Misalkan tedapat inteaksi (potensial) anta patikel : u ij, sehingga Hamiltonian

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011 PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA Fadil Rahman Hakim 22090502 Pembimbing D. I. Achmad Mauludiyanto, MT Fakultas Teknologi Industi Institut Teknologi Sepuluh Nopembe Juli 20

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

VERIFIKASI KEPEMILIKAN CITRA MEDIS DENGAN KRIPTOGRAFI RSA DAN LSB WATERMARKING SKRIPSI. Oleh : Satya Sandika Putra J2A

VERIFIKASI KEPEMILIKAN CITRA MEDIS DENGAN KRIPTOGRAFI RSA DAN LSB WATERMARKING SKRIPSI. Oleh : Satya Sandika Putra J2A VERIFIKASI KEPEMILIKAN CITRA MEDIS DENGAN KRIPTOGRAFI RSA DAN LSB WATERMARKING SKRIPSI Oleh : Satya Sandika Putra J2A 605 103 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz ) STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND (,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5, GHz ) Ibahim Sinaa, Ali Hanafiah Rambe Depatemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Sumatea Utaa Jl. Almamate,

Lebih terperinci

J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016

J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.2/Mei/2016 J. Infomatika AMIKLB Vol.4 No.2/Mei/26 PENERAPAN METODE PERCEPTRON MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT TUBERCULOSIS ( TBC ) PRIMER PADA ANAK ( STUDI KASUS PUSKESMAS BAGAN BATU, KAB.ROKAN HILIR, RIAU ) Oleh : VOLVO

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) DAN TRANSFORMASI FOURIER PADA SINYAL CURAH HUJAN INDONESIA

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) DAN TRANSFORMASI FOURIER PADA SINYAL CURAH HUJAN INDONESIA ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) DAN TRANSFORMASI FOURIER PADA SINYAL CURAH HUJAN INDONESIA P. SEPTIAWAN 1, S. NURDIATI 2,A.SOPAHELUWAKAN 3 Abstak Cuah hujan meupakan paamete atmosfe yang sulit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 1, NO., NOVEMBER 8: 8-85 PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM Fiti Yuli Zulkifli, Eko Tjipto Rahadjo, Muhamad

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH Ilham, Rezamal 1, Diafai Djuni, I.G.A.K. 2, Dewi Wiastuti, Ni Made Ay Esta. 3, 1 Mahasiswa juusan Teknik Elekto,

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci