PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM VISKOSIMETER ZAT CAIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM VISKOSIMETER ZAT CAIR"

Transkripsi

1 ISSN: Januari 2012 Jurna Peniikan Fisika Inonesia 8 ( PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM VISKOSIMETER ZAT CAIR Karsumi* SMA Negeri 2 Pati Diterima: 1 November Disetujui: 12 Desember Dipubikasikan: Januari 2012 ABSTRAK Optimaisasi pembeajaran meaui kegiatan aboratorium iharapkan apat meningkatkan aya naar an aya pikir peserta iik yang seanjutnya iharapkan apat meningkatkan prestasi beajar. Daam peneitian ini ikembangkan aat praktikum viskosimeter sebagai aat bantu mengajar aternatif untuk pokok bahasan fuia. Peneitian pengembangan ini iakukan engan beberapa angkah yaitu ientifikasi masaah, tinjauan pustaka, ientifi kasi aat peraga yang suah aa, pembuatan aat peraga, ujicoba, anaisis aat, perbaikan aat, uji coba hasi perbaikan an pembuatan manua aat praktikum. Pengembangan aat iasarkan paa prinsip gesekan zat cair terhaap biang sentuh. Aat ini memanfaatkan biang geser yang berupa kuit siiner yang berputar iantara f uia yang ibatasi oeh bejana.hasi kaibrasi aat yang iakukan engan menggunakan uji t untuk taraf signifi kansi 5% iperoeh t tabe 1,734; Seangkan t hitung iperoeh 1,759. Hasi pengukuran koefisien viskositas beberapa jenis zat cair yang iukur paa suhu kamar antara ain: giserin iperoeh 782, Pas engan kesaahan reatif 1,23%; an oie iperoeh 214, Pas engan kesaahan reatif 7,23%. ABSTRACT Efforts to optimize earning through aboratory activities are expecte to be abe to increase reasoning an thinking power of stuents which can in turn improve their earning achievement. In this research, a viscosimeter instrument was eveope as an aternative teaching ai of fui topic. This R & D research was carrie out through severa stages: ientifying probem, reviewing iterature, ientifying existing teaching ai, making teaching ai, testing the eveope ai, anayzing an repairing the ai, testing the repaire ai, an eveoping manua of the ai. The ai was eveope base on the principe of iqui friction on the contact area. The ai works on the basis of the roing of friction surface, in a form of cyiner wa, in fuis surroune by the container. The resut of ai caibration performe shows that for signifi cance eve of 0.05, the ttabe foun is 1.734, whie tvaue is Aitionay, the resuts ocosity measurement of two kins of iqui in room temperature are as foows: η gycerin = x 10-3 Pas, with reative error 1.23% an η oi = x 10-3 Pas with reative error of 7.23%. Keywors: eveopment; practicum instrument; viscosimeter 2012 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang PENDAHULUAN Paa awa tahun ua ribu muncu arus perubahan paraigmatik, orientasi an kebijakan peniikan yang amat menasar, yang kemuian meahirkan kebijakan peniikan berorientasi kecakapan hiup engan penekatan peniikan berbasis uas (Depiknas, Daam rangka mewujukan peniikan *Aamat Koresponensi: Jaan A. Yani No. 4 Pati, Jawa Tengah, Inonesia Tep./Fax.: ( Emai: carzumy@gmai.com yang berorientasi paa kecakapan hiup tersebut Departemen Peniikan Nasiona paa tahun 2002 muai mengimpementasikan paa semua jenis, jenjang an satuan peniikan baik i aam maupun i uar sekoah, termasuk i SMA. Saah satu penekatan yang ianggap paing berperan aam upaya pengimpementasian kebijakan tersebut yang seama ini ikena engan penekatan keterampian proses. Meskipun iakui bahwa penekatan yang mengarah paa pengajaran berbasis inquiri ini secara umum masih sangat seikit ipergunakan oeh para guru aam meakukan pembeajaran

2 Karsumi - Pengembangan Aat Praktikum Viskosimeter Zat Cair 9 (Luera, Imu fisika aam pembeajaran tiak apat itransaksikan semata-mata meaui transaksi informasi saja. Pemahaman yang menaam hanya apat terjai meaui atihan keterampian an kaang-kaang juga meaui pengaaman. Jika ha ini apat iakukan aam proses pembeajaran i keas, maka anggapan tentang peajaran fisika yang suit seikit emi seikit apat ikurangi atau bahkan ihiangkan. Penyampaian pembeajaran Fisika harus seapat mungkin membawa anak ke aam kehiupan nyata, sebab engan menggunakan situasi kehiupan nyata, siswa akan menemukan fi sika ebih reevan an paa giirannya mereka akan ebih teribat an termotivasi aam keas (Popescu an Morgan, Fuia Statis merupakan satu materi aam peajaran Fisika yang sangat banyak itemukan aam kehiupan sehari-hari, namun paa kenyatannya siswa masih kesuitan aam memahami konsep an memecahkan permasaahan yang timbu. Oeh karena itu, peru aanya upaya peningkatan penguasaan konsep Fuia Statis meaui pembeajaran yang meibatkan siswa secara angsung. Pengembangan poa pikir ari hasi pembeajaran konsep fi sika iharapkan apat meningkatkan kemampuan berpikir peserta iik menjai ebih optima. Hasi beajar seseorang itentukan oeh berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik interna maupun eksterna. Saah satu faktor yang aa i uar iniviu (eksterna aaah terseianya aat bantu beajar yang apat memberikan kemuahan bagi iniviu untuk mempeajarinya, sehingga menghasikan beajar yang ebih baik. Keterbatasan aat bantu beajar atau aat praktikum seama ini berpengaruh terhaap minat beajar siswa. Oeh sebab itu iperukan optimaisasi penggunaan aat peraga atau aat praktikum aam pembeajaran fisika khususnya aam pembeajaran f uia statis agar hasi yang iperoeh menjai ebih maksima. Demonstrasi an eksperimen merupakan metoe mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban engan usaha seniri berasarkan fakta (ata yang benar (Sujana, Cara terbaik untuk menyampaikan ie-ie (konsep fisika aaah meaui aboratorium atau emonstrasi, imana siswa apat meihat fi sika aam tinakan an benar-benar menghargai aam unia i sekitar mereka (Sethi, Menurut Ozek (2005, ketika siswa meakukan percobaan i aboratorium, mereka memperoeh pemecahan masaah an peneitian keterampian, an memiiki sikap positif terhaap sains. Menurut Sujana (2010, terapat enam tingkatan keterampian yang apat iperoeh meaui pembeajaran psikomotor, yaitu: Gerakan refex (keterampian paa gerakan yang tiak saar; Keterampian paa gerakan-gerakan asar; Kemampuan perseptua termasuk i aamnya membeakan visua, membeakan auitif motorik an ain-ain; Kemampuan i biang fi sik, misanya kekuatan, keharmonisan, ketepatan; Gerakan-gerakan ski muai ari keterampian seerhana sampai paa keterampian yang kompeks; Kemampuan yang berkenaan engan non ecursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretative. Menurut Etkina (2005, terapat banyak kegiatan yang iakukan siswa seteah mereka membangun ie yang mewakii proses fisik engan cara yang seerhana seperti membuat sketsa, iagram, grafik, tabe ata an persamaan matematika. Secara terpisah kegiatan pembeajaran i atas apat terjai paa pembeajaran apapun an engan menggunakan metoe apapun. Namun secara menyeuruh, kegiatan pembeajaran i atas hanya akan terjai paa pembeajaran yang menekankan paa keterampian proses an kecakapan hiup. Pembeajaran yang emikian apat iakukan saah satunya engan pembeajaran meaui kegiatan aboratorium engan menggunakan metoe eksperimen. METODE Langkah-angkah peneitian pengembangan meiputi menemukan potensi masaah, pengumpuan ata, esain prouk, vaiasi esain, revisi esain, uji coba prouk, revisi prouk, ujicoba pemakaian, revisi prouk, prouksi masa (Sugiyono, Desain aam peneitian pengembangan aat praktikum secara singkat igambarkan paa iagram aur yang terapat paa Gambar 1. Paa tahapan seanjutnya ibuat esain aat praktikum viskosimeter yang iasarkan esain peneitian an konsep gesekan zat cair engan bena ain. Gesekan zat cair aam aat ini iperoeh ari siiner yang berputar i aam zat cair akibat iberi beban yang ihubungkan engan tai. Paa saat beban iepaskan, paa awanya beban akan bergerak engan percepatan (GLBB akibat pengaruh percepatan gravitasi bumi. Namun karena aa

3 10 Jurna Peniikan Fisika Inonesia 8 ( gaya gesek zat zat cair terhaap siiner yang berputar (viskositas yang arahnya berawanan, maka paa posisi tertentu, bena akan mengaami gerak tanpa percepatan (meskipun bena tetap bergerak. Saat iniah beraku hukum I Newton, imana Σ F = 0. Secara seerhana prototipe aat praktikum yang ikembangkan igambarkan aam Gambar 2. Revisi Prouk Potensi an Masaah Pengumpuan Data Desain Aat Vaiasi Desain Pembuatan Aat Uji Coba Aat Praktikum Uji Coba Pemakaian Aat Pembuatan Manua Proseur Gambar 1. Desain peneitian Revisi Desain Revisi Prouk Gambar 2. Skema Prototipe viscosimeter yang ikembangkan Untuk mereaisasikan esain aat menjai aat praktikum yang nyata, iperukan beberapa bahan an aat seperti: 1.Sebuah siiner peja ari bahan stainess stee engan iameter 4,5 cm. 2.Bejana terbuat ari stainess sti sebagai tempat meetakkan zat cair. 3.Dua buah katro tetap. 4.Sebuah statip yang reatip tinggi (Supaya tercapai. 5.Tatakan Tripek. 6.Mistar. 7.Stop Watch. 8.Beban. 9.Tai Penghubung. Aat ini bekerja berasarkan hukum I Newton yang menyatakan bahwa bena akan iam atau bergerak urus beraturan jika resutan gayanya sama engan no. Gaya-gaya yang bekerja paa aat ini meiputi gaya berat yang itimbukan oeh beban an gaya gesek yang muncu saat siiner berputar. Paa saat aat iberi beban pemberat, siiner akan berputar. Mua-mua beban akan bergerak engan percepatan akibat pengaruh percepatan gravitasi bumi. Namun akibat aanya gaya gesek paa siiner maka gerak beban berubah ari gerak ipercepat menjai gerak urus engan kecepatan konstan. Paa saat iniah sistem ikatakan aam keseimbangan gaya antara gaya berat beban an gaya gesek paa siiner. Untuk menyeerhanakan pemahaman seanjutnya ibuat moe persamaan matematik berasarkan keseimbangan gaya yang ipecah menjai tiga bagian yaitu bagian gaya gesek yang iakibatkan oeh seimut siiner, bagian gaya gesek oeh bagian aas an tutup siiner an bagian gaya berat beban. Secara rinci penurunan persamaan matematik tersebut ijeaskan sebagai berikut: Beban yang igantungkan paa ujung tai akibat pengaruh gravitasi bumi menghasikan gaya berat beban yang besarnya: Gaya gesek oeh seimut siiner: Besarnya gaya gesek paa zat cair inyatakan sebagai: cositas = kηv (1 engan k aaah konstanta yang bergantung paa bentuk geometris bena (uas biang bena yang bersinggungan engan fuia=a an ketebaan fuia=, maka seanjutnya gaya gesek zat cair apat ituis: f A viscositas = ηv an aaah kecepatan gerak inier seimut siiner yang besarnya bergantung engan jari-jari siiner. Komponen ketebaan fuia niainya merupakan seisih jari-jari tabung bejana engan siiner peja yang berputar yaitu: = r ; untuk seuruh permukaan siiner, maka niai menjai: = r - r (2 Dengan emikian persamaan (1 apat ituis

4 Karsumi - Pengembangan Aat Praktikum Viskosimeter Zat Cair 11 Persamaan akhir yang apat igunakan untuk menentukan koefi sien viskositas merupakan sebuah persamaan yang apat mencaη (2πr hv (r rk = (r η 2πhv(r 2 = (3 (r r k Gaya gesek tersebut muncu akibat pemberian beban yang menghasikan gaya berat yang ihubungkan engan tai ke siiner meaui sebuah katro sehingga siiner berputar. Komponen gaya gesek tersebut berfungsi sebagai gaya penyeimbang bagi gaya berat W saat beban iepaskan an siiner muai berputar. Sehingga paa saat ini konisi aat memenuhi hukum I Newton maka komponen gaya berat beban an gaya gesek viskositas apat ituis menjai: η 2πhv(r 2 mg = (r r k mg(r r k η = 2πhv(r 2 Jika v apat itentukan engan menghitung jarak yang itempuh ibagi waktu tempuh (seteah mencapai gerak tanpa percepatan, imana x t, maka persamaan i atas apat ituis menjai: mg(r r k η = 2πh(r 2 Seangkan niai ω iturunkan ari kecepatan gerak beban seteah mencapai seimbang, yaitu: ω= ; sehingga niai v v menjai: r k (4 Gaya gesek oeh bagian aas an tutup siiner. Dari persamaan gaya fiskositas sebeumya: cositas = kηv atau: A cositas = ηv an mengganti A aaah bagian aas an tutup siiner yaitu: A=2(πr 2 (5 an v aaah kecepatan gerak siiner yaitu: v = ω r 0 v =(ω. r r v =ω.r ( t x v v= ( r rk r r Δr h Gambar 3. Komponen ketebaan fuia h z (6 Komponen ketebaan fuia (untuk bagian ini niainya merupakan jarak antara uas biang aas atau tutup engan bagian asar atau permukaan f uia igambarkan seperti paa Gambar 3. Jika persamaan (5 an (6 igabungkan maka akan iperoeh: (η 2 (πr 2 v( r = rk η 2 πv(r 3 = (r k (7 Seanjutnya, jika persamaan (7 i atas imasukkan ke aam hukum I Newton engan gaya berat, saat terjai keseimbangan gaya F=. engan F= W an an gaya gesek zat cair (η 2 (πr 2 v( r mg= rk mg( r η= k 2πv(r 3 η 2 πv(r 3 akan iperoeh: = (r k (8 Jika komponen kecepatan yang iperoeh engan menghitung jarak yang itempuh beban ibagi waktu tempuh (seteah mencapai gerak tanpa percepatan, imana v= x, maka t persamaan i atas apat ituis menjai: mg( r k η = 2π(r 3 ( t x (9

5 12 Jurna Peniikan Fisika Inonesia 8 ( kup seuruh permukaan siiner yang berputar an bergesekan engan fuia. Persamaan tersebut apat iperoeh ari penjumahan persamaan gaya berat engan gaya gesek seimut tabung (persamaan 4 an persamaan gaya berat engan gaya gesek bagian aas tabung an tutupnya (persamaan 9, yang secara etainya aaah sebagai berikut: ( ( ( mg(r r k t mg( r k t η= + 2πh(r 2 x 2π(r 3 x ( r ( r k mgt η= + h r 2πr 2 x (10 engan: m = massa bena g = percepatan gravitasi bumi r = jari-jari siiner peja r = jari-jari siiner uar h = tinggi siiner peja r k = jari-jari katro = jarak antara permukaan/ bagi an bawah engan biang aas/tutup siiner x = jarak tempuh t = waktu tempuh HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar viscosimeter yang teah ikembangkan seperti paa Gambar 4 Gambar 4. Foto viscosimeter yang teah ikembangkan Seteah aat praktikum seesai ibuat an moe persamaan matematika seesai iturunkan, seanjutnya iakukan uji coba aat praktikum viskositas secara maniri an beruang-uang. Dari hasi percobaan yang iakukan, iapatkan sebuah konisi bahwa aat ini mempunyai faktor asar koreksi yang besarnya 6,2677. Angka ini iperoeh ari angka-angka paa spesifikasi aat. Seain itu, aat ini juga mempunyai niai koefisien koreksi yang iperoeh berasarkan ata empiris hasi percobaan. Besarnya angka koefisien tersebut aaah 1/25, sehingga angka koreksi ari aat ini secara tota aaah 0,2507 engan rentang pemberian beban yang besarnya berkisar antara 50 gram sampai 200 gram. Untuk apat memperoeh hasi pengukuran yang tepat, maka aat harus itentukan uu koefi siennya aam keaaan kosong. Seanjutnya besarnya koefi sien zat cair yang iukur iperoeh ari hasi pengukuran viskositas zat cair tersebut ikurangi koefisien aat aam keaaan kosong tai. Langkah-angkah eksperimen aam menggunakan aat praktikum viskositas ini aaah sebagai berikut: Aat aam keaaan kosong, tai iputar paa bagian katro, sehingga beban beraa paa posisi atas. Seteah itu ietakkan beban paa ujung tai an tahan. Seanjutnya beban iepaskan, an iamati pergerakan bena sampai iperoeh gerak tanpa percepatan. Saat bena bergerak tanpa percepatan (kecepatan konstan imuaiah penghitungan jarak tempuh beban, hasinya ituis aam embar pengamatan. Paa saat yang sama iukur waktu yang iperukan beban seama gerak yang iperhitungkan tersebut, hasinya icatat aam embar pengamatan. Data yang iperoeh seanjutnya ioah engan menggunakan persamaan: (Pas. Percobaan 1 sampai 6 iuang untuk zat cair yang akan itentukan koefi sien viskositasnya. Zat cair imasukkan ke aam siiner meaui ubang yang terapat paa bagian atas. Uangi percobaan untuk memperoeh hasi yang akurat. Hasi koefisien viskositas zat cair yang iukur iperoeh ari niai koefi sien viskositas zat cair tersebut ikurangi koefisien viskositas aat aam keaaan kosong (η = η (ukur zat -η (asar Seteah iakukan percobaan secara maniri, seanjutnya iakukan uji coba oeh peserta iik untuk menguji keberfungsian an keajegan aat aam pengukuran. Hasi pengamatan i apangan iperoeh bahwa aat ini apat engan muah igunakan, terbukti engan satu kai penjeasan an peoman praktikum yang iberikan, subjek ujicoba angsung apat menggunakan aat tersebut sesuai engan ketentuan. Hasi pengukuran terhaap giserin paa suhu 23 o C iperoeh besarnya koefisien viskositas giserin 0,7820 Pas atau 782,0 x 10-3 Pas engan stanar eviasi 0,0163. Seangkan hasi pengukuran koefisien viskositas terhaap air paa suhu yang sama iperoeh niai 0,0009 Pas atau 0,9 x 10-3 Pas engan stanart eviasi 0,0018. Seain terhaap giserin an air, pengukuran viskositas juga iakukan terhaap oie

6 Karsumi - Pengembangan Aat Praktikum Viskosimeter Zat Cair 13 mesin (sepea motor 4 tak. Dari hasi pengukuran iperoeh niai viskositas sebesar 210,9 x 10-3 Pas engan stanar eviasi 0,0152. Hasi pengukuran terhaap beberapa zat cair paa suhu uara terbuka iperoeh niai koefisien viskositas seperti paa Tebe 1 berikut: Tabe 1. Koefi sien viskositas hasi pengukuran Zat Cair Suhu ( o C Niai Koefisien Viskositas Hasi Pengukuran Stanart Deviasi Kesaahan reative Giserin , ,0095 1,23% Oi Mesin , ,0155 7,23% Hasi-hasi pengukuran terhaap beberapa zat cair tersebut jika ikonfirmasikan engan harga koefi sien viskositas hasi pengukuran aat sebeumnya sebagai proses kaibrasi, engan menggunakan uji t iperoeh hasi untuk k = 18 (n-2 harga t tabe engan taraf signifikansi 5% aaah 1,734 an iperoeh harga t hitung 1,759. Ha ini menunjukkan tiak aanya perbeaan antara aat praktikum hasi pengembangan an aat praktikum sebeumnya. Seangkan hasi tersebut jika ikonfirmasikan engan hasi yang iakukan oeh peneitian sebeumnya, seperti peneitian yang iakukan oeh Anwar Buianto (Tabe 2 an harga stanar i pasaran yang irangkum oeh Mikrajuin Abuah (Tabe 3 memang masih terapat perbeaan. Besarnya perbeaan tersebut untuk Giserin sebesar (( /830 x100% = 6,5% ebih renah, seangkan untuk oi mesin sebesar (( /200 x 100% = 7% ebih tinggi. Tabe 2. Koefisien viskositas berbagai jenis zat cair I Bahan Air Minyak Goreng Oie Suhu (t o C (Buianto, 2008 Viskositas (η poise 27 (0,3 0,01 90 (0,2 0,01 27 (2,3 0,02 90 (1,4 0,05 27 (8,5 0,2 90 (1,5 0,04 3,86 % 5,55 % 1,05 % 3,55 % 1,77 % 2,88 % Tabe 3. Koefisien viskositas berbagai jenis zat cair II Zat Cair Air Ketiakpastian Temperatur Koefi sien viskositas, η(pas 0 o 1, o 1, o 0, Oi Mesin 30 o Giserin 20 o (Abuah, 2011 Aat praktikum viskositas yang ibuat aam peneitian ini menggunakan bahan-bahan yang aa i pasaran yang niai gesekannya tiak iketahui secara tepat. Tahap pembuatannya juga ikerjakan engan bantuan bengke yang sebenarnya mempunyai spesifi kasi paa pengerjaan aat-aat besar (bengke bubut. Ha ini mengakibatkan niai asar pengukurannya menjai sangat besar (0,2507 Pas. Faktor ain yang mungkin juga berpengaruh aaah kecermatan pengguna aam meakukan pengamatan. Namun emikian, meskipun aat ini masih memiiki beberapa kekurangan seperti yang ikemukan i atas, aat ini memiiki beberapa keebihan antara ain ari segi kepraktisan an kefeksibean. PENUTUP Pengembangan aat praktikum viskositas zat cair yang iakukan mempunyai niai reiabiitas hasi pengukuran (r hitung yang besarnya 0,694 imana niai r tabe untuk taraf signifikansi 0,05 aaah 0,444 yang artinya aat praktikum ini reiabe sehingga apat ipakai aam peneitian. Aat praktikum viskositas zat cair secara signifikan menunjukkan hasi pengukuran yang tiak berbea engan pengukuran aat praktikum yang suah aa sebeumnya. Ha ini itunjukkan engan hasi pengukuran viskositas zat cair engan uji t iperoeh t hitung = 1,759 engan taraf signifi kansi 0,05 seangkan harga t tabe aaah 1,734. DAFTAR PUSTAKA Abuah, M Physics for Senior High Schoo Grae XI. Banung: Esis Buianto, A Metoe Penentuan Koefi sien Kekentaan Zat Cair Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes, Paper Presente at Seminar Nasiona IV SDM Teknoogi Nukir, Yogyakarta, Inonesia, Agus-

7 14 Jurna Peniikan Fisika Inonesia 8 ( tus Depiknas Konsep Peniikan Berbasis Keungguan Loka i SMA. Jakarta: Depiknas, Kurikuum 2004 Stanar Kompetensi Mata Peajaran Fisika Sekoah Menengah Atas (SMA an Marasah Aiyah (MA. Jakarta: Depiknas Etkina, E Physics teacher preparation: Dreams an reaity, Journa of Physics Teacher Eucation Onine. 3 (2: 3-9 Luera, G.R A conceptua change approach to teaching energy an thermoynamics to pre-service eementary teachers, Journa of Physics Teacher Eucation Onine. 2 (4: 3 8 Ozek, N Use of J. Bruner s earning theory in a physica experimenta activity, Journa of Physics Teacher Eucation Onine. 2 (3: Popescu, A. & Morgan, J Teaching Information Evauation an Critica Thinking Skis in Physics Casses, The Physics Teacher. 45: Sethi, R.J Using virtua aboratories an onine instruction to enhance physics eucation, Journa of Physics Teacher Eucation Onine. 2 (3: Sujana, N Dasar-asar Proses Beajar Mengajar. Banung: PT. Remaja Rosakarya Sugiyono Statistika untuk Peneitian (Revisi Terbaru. Banung: Afabeta

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

SMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp

SMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp SM NEGERI 14 JKRT Jaan SM Barat, Ciiitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tp. 01 809096 BIDNG STUDI : FISIK DINMIK ROTSI F 1. Sebuah roda dapat mengeinding pada sebuah bidang datar yang kasar. Massa roda 0,5

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal Jurna ILMU DASAR, Vo. 15 No. 2, Jui 2014 : 97-101 97 Pengukuran Indeks Bias Minyak Keapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Ceah Tungga Pam Cooking Oi Refraction Index Measurement Using

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

Transduser Arus Bolak-Balik Menggunakan Kumparan Rogowski

Transduser Arus Bolak-Balik Menggunakan Kumparan Rogowski Seminar Nasiona Teknoogi Informasi Komunikasi an Inustri (SNTIKI) 4 ISSN : 285-992 Fakutas Sains an Teknoogi UIN Sutan Syarif Kasim Riau Transuser Arus Boak-Baik Menggunakan Kumparan Rogowski Buhi Anto

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI KEITN BELJ 2. LNSN TEOI JEMBTN WHETSTONE aam kegiatan beajar anda teah mempeajari pengukuran hgambatan dengan menggunakan ohmmeter dan menggunakan ampermeter dan votmeter dengan metoda amper-vot-meter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 015, pp. 17~ PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN 17 Julia Retnowulan 1, Isnurrini Hiayat Susilowati,

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH

PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH Tugas Akhir PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH Mirza Ali : 3407100047 Ientifikasi Masalah 1. Jumlah anggota Dekranasa saat ini berjumlah 236, namun 164

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai engan persetujuan ari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat 812/TA/FTS/UKM/III/2004 tanggal 9 Februari 2004, engan

Lebih terperinci

Simulasi Osilator Blocking Sebagai Sensor Level Dengan Menggunakan LabVIEW

Simulasi Osilator Blocking Sebagai Sensor Level Dengan Menggunakan LabVIEW Simuasi Osiator Bocking Sebagai Sensor Leve Dengan Menggunakan LabVIEW Ean Djaeani Pusat Peneitian Informatika Lembaga Imu Pengetahuan Inonesia ean@informatika.ipi.go.i Abstract Capacitancy of a capasitor

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG Inah Permata Sari 1, Heriyanto 2, Irwan Septayua 2 Dosen Universitas Bina

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

MIPA Terpadu. Naskah ujian mengandung 3 (tiga) tipe soal dengan aturan cara menjawab sebagai berikut :

MIPA Terpadu. Naskah ujian mengandung 3 (tiga) tipe soal dengan aturan cara menjawab sebagai berikut : Petunjuk khusus Naskah ujian menganung 3 (tiga) tipe soal engan aturan cara menjawab sebagai berikut : Petunjuk A : Pilih jawaban yang paling tepat iantara 5 (lima) jawaban yang terseia Petunjuk B : Pilihlah

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pengaruh Moel Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Stuent Teams Achievement Division) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD terhaap

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas Lereng

Analisis Stabilitas Lereng Analisis Stabilitas Lereng Lereng Slope Stability Dr.Eng.. Agus Setyo Muntohar, S.T.,M.Eng.Sc. Faktor Keamanan (Factor of Safety) Faktor aman (FS): nilai baning antara gaya yang menahan an gaya yang menggerakkan.

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA FUNGI (JAMUR) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA FUNGI (JAMUR) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA FUNGI (JAMUR) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Diana Rza 1, Helenra 2, Annika Maizeli¹ Mahasiswi Prgram Stui Peniikan Bilgi STKIP PGRI

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD an JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD YOSEPHINA NOVALIA NRP : 0521034 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M.Eng. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR J. Sains MIPA, Agustus 8, Vol. 14, No., Hal.: 17-113 ISSN 1978-1873 ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR Roniyus Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Banar Lampung 35145 Inonesia

Lebih terperinci

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) Amin Tohari Universitas Nusantara PGRI Keiri, amin.tohari@unpkeiri.ac.i Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAININGPADA BATASAN USIA - TAHUN DI DUSUN II DESA KARANG RAHAYU KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN BEKASI TAHUN 6 Apriina Sartika ABSTRAK Toiet

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 11 : METODE PENGUKURAN LUAS

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 11 : METODE PENGUKURAN LUAS SURVEYING (CIV-04) PERTEMUAN : METODE PENGUKURAN LUAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevar Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaa Tangerang Selatan 54 MANFAAT PERHITUNGAN LUAS Pengukuran luas ini ipergunakan

Lebih terperinci

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,

Lebih terperinci