MIPA Terpadu. Naskah ujian mengandung 3 (tiga) tipe soal dengan aturan cara menjawab sebagai berikut :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MIPA Terpadu. Naskah ujian mengandung 3 (tiga) tipe soal dengan aturan cara menjawab sebagai berikut :"

Transkripsi

1 Petunjuk khusus Naskah ujian menganung 3 (tiga) tipe soal engan aturan cara menjawab sebagai berikut : Petunjuk A : Pilih jawaban yang paling tepat iantara 5 (lima) jawaban yang terseia Petunjuk B : Pilihlah (A) Jika jawaban (1), (2), (3) (B) Jika jawaban (1) an (2) (C) Jika jawaban (2) an (3) yang benar (D) Jika jawaban (1) yang benar (E) Jika hanya jawaban (3) yang benar Petunjuk C : pilihlah (A) Jika pernyataan betul, alasan betul, an keuanya menunjukkan hubungan sebab akibat (B) Jika pernyataan betul, alasan betul, tetapi keuanya tiak menunjukkan hubungan sebab akibat (C) Jika pernyataan betul, alasan salah (D) Jika pernyataan salah, alasan betul (E) Jika pernyataan salah, alasan salah copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 1

2 Wacana 1 AIR Air merupakan zat kimia yang sangat essensial bagi semua bentuk kehiupan ibumi. Air menutupi ua pertiga ari permukaan bumi, an air i bumi ipenuhi engan kehiupan. Bahkan tubuh makhluk hiup menganung sekitar 50-95% air. Air memiliki banyak sifat kimiawi yang unik. Setiap molekul air terbentuk oleh kombinasi antara atom hirogen an oksigen. Muatan listrik air aalah nol, yakni bermuatan netral. Sekalipun begitu, karena ukuran atom oksigen an hirogen, komponen oksigen ari molekul air memiliki muatan yang seikit negatif an komponen hirogennya seikit bermuatan positif. Jika aa lebih ari satu molekul air yang bergabung, muatan positif an negatif tersebut akan tarik-menarik membentuk sebuah ikatan yaitu "ikatan hirogen". Ikatan hirogen merupakan sebuah ikatan yang sangat lemah an memiliki masa yang sangat singkat, sekitar seper-seratus milyar etik. Tetapi begitu sebuah ikatan putus, ikatan yang lainnya langsung terbentuk. Karenanya, molekul-molekul air saling menempel engan rapat engan tetap mempertahankan bentuk cairnya, sebab molekul-molekulnya hanya isatukan oleh sebuah ikatan lemah. Ikatan hirogen memungkinkan air untuk melawan perubahan suhu. Walaupun suhu uara meningkat secara tibatiba, suhu air hanya akan meningkat secara perlahan, emikian juga sebaliknya, jika suhu uara turun secara tibatiba, suhu air juga berkurang secara perlahan. Diperlukan perubahan suhu yang besar agar perubahan suhu air berlangsung cepat. Energi termal air yang sangat tinggi tersebut memiliki manfaat besar bagi kehiupan. Sebagai contoh seerhana, terapat banyak air alam tubuh kita. Jika air beraaptasi engan perubahan suhu yang terjai secara tiba-tiba i uara engan laju perubahan yang sama, maka kita akan mengalami panas emam atau membeku secara tiba-tiba. Air memerlukan energi termal yang sangat besar untuk menguap. Karena begitu banyak energi termal yang igunakan saat menguap, suhu isekitar air yang menguap akan turun. Sebagai contoh, lagi-lagi ari tubuh manusia, suhu normal tubuh aalah 36 C an suhu tubuh tertinggi yang bisa itolerir aalah 42 C. Selisih 6 C ini tentu sangat kecil an bahkan beraktivitas beberapa jam saja i bawah sinar matahari bisa meningkatkan suhu tubuh sebesar itu. Sekalipun begitu, tubuh kita menghabiskan banyak energi termal melalui keringat, Paa saat suhu tubuh tinggi, tubuh mengeluarkan air ari alam tubuh ke kulit. Dikulit air akan menguap an menyerap energi thermal i permukaan kulit, akibatnya suhu tubuh menurun. Jika tubuh kita tiak memiliki mekanisme otomatis seperti ini, maka beraktivitas i bawah sinar matahari beberapa jam saja apat berakibat fatal. Sifat air selanjutnya aalah es lebih ringan ari air. Jika cuaca sangat ingin, air sungai tiak akan membeku seluruhnya, tapi hanya permukaannya saja yang membeku. Air mencapai wuju terberatnya paa suhu +4 C, an segera setelah mencapai suhu ini, air akan tenggelam ke asar. Es terbentuk paa permukaan air sebagai sebuah lapisan. Di bawah lapisan ini, air masih apat terus mengalir, an karena +4 C aalah suhu imana organisme hiup masih bisa bertahan, maka kehiupan alam air terus berlanjut meskipun beraa i musim ingin yang berat. 1. Istilah yang tepat untuk menyatakan pemisahan muatan paa molekul air aalah (A) Difraksi (D) Polarisasi (B) Refraksi (E) Refleksi (C) Deviasi 2. Jika massa jenis gunung es 90% massa jenis air, maka prosentasi gunung es yang muncul ipermukaan air aalah (A) 10 % (D) 25 % (B) 90 % (E) 20 % (C) 30 % copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 2

3 3. Aanya ikatan hirogen antar molekul air imanfaatkan tumbuhan alam proses pengangkutan air ari tanah menuju ke aun. Sebab Ikatan hirogen mengikat molekul air yang satu engan molekul air yang lain sehingga air memiliki aya kohesi yang tinggi. 4. Sifat air berikut ini imanfaatkan oleh makhluk hiup untuk menjaga agar suhu internal tubuhnya relatif konstan (1) Air membutuhkan energi termal yang cukup tinggi untuk menguap. (2) Energi ilepaskan ketika terjai pemecahan ikatan hirogen. (3) Daya kohesi air. 5. Grafik yang tepat untuk menunjukkan hubungan antara kerapatan H 2 0 (ρ) terhaap suhu (t) alam o C aalah copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 3

4 Wacana 2 DIRECT METHANOL FUEL CELL Direct methanol fuel cell (DMFC) merupakan salah satu ari beberapa jenis sel bahan bakar yang menggunakan membran penukar proton (proton exchange membrane (PEM)) sebagai penghubung antara reaksi i katoa an anoa. Sesuai namanya, membran ini menggunakan metanol sebagai sumber energi. Berbea engan sel bahan bakar hirogen cair, asam posfat, maupun larutan alkaline, sel bahan bakar ini langsung memanfaatkan metanol untuk menghasilkan energi. Jai metanol tiak perlu irubah ahulu menjai bentuk lain sebelum apat menghasilkan energi. Inilah yang imaksu engan kata-kata irect. Komponen asar ari sel bahan bakar ini aalah ua buah elektroa (katoa an anoa) yang ipisahkan oleh sebuah membran. Uniknya, katoa langsung bertinak sebagai katalis (elektrokatalis) yang mempercepat terjainya reaksi perubahan metanol i anoa. Katalis yang biasanya igunakan aalah Platina (Pt). skema DMFC Seperti terlihat paa gambar, i sisi anoa metanol an air iinjeksikan ke alam batch reaksi engan kecepatan konstan. Tumbukan engan katalis membantu terjai reaksi konversi metanol secara katalitik menjai proton, CO 2 an elektron. Gas CO 2 i keluarkan ari sistem sementara proton bergerak menyeberangi membran menuju katoa yang kemuian bereaksi engan oksigen menghasilkan air. Tumpukan elektron i anoa menghasilkan bea potensial yang memaksa elektron ari reaksi konversi tersebut mengalir alam sebuah sirkuit arus, ipakai sebagai arus searah oleh peralatan elektronik, kemuian sampai i katoa sehingga menyempurnakan reaksi pembentukan molekul air. Jelas terlihat i sini, limbah yang ihasilkan ari bahan bakar ini aalah air an gas CO 2 alam jumlah yang kecil. Kelebihan lain alam proses sel bahan bakar metanol ini aalah efisiensi energinya yang cukup tinggi (melebihi 60%) serta panas yang ihasilkan akibat proses reaksi sangat kecil sekali. Dua faktor ini sangat penting alam pemakaian peralatan elektronik untuk jangka waktu yang lama. Panas yang kecil menjamin keamanan an kenyamanan pengguna selama pemakaian. 6. Yang imaksu engan proton paa bacaan iatas aalah (A) Atom hirogen (B) Molekul hirogen (C) Inti hirogen (D) Molekul karbonioksia (E) Molekul oksigen copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 4

5 7. Jika mengalir arus sebesar 2 ma paa beban yang ihubungkan engan DMFC maka jumlah elektron yang mengalir setiap etik paa beban aalah.elektron (A) 0, (B) 1, (C) 1, (D) 3, (E) 4, Pernyataan ibawah ini yang benar aalah 1) Methanol apat larut alam air 2) Logam platina menurunkan energi aktivasi reaksi i katoa 3) Oksigen bertinak sebagai reuktor 9. Jumlah mol elektron yang ilepaskan untuk mengoksiasi 2 mol methanol menjai C0 2 aalah.. (A) 4 F (D) 12 F (B) 6 F ( E) 24 F (C) 8 F 10. Bahan bakar yang igunakan alam DMFC jika ioksiasi engan oksiator yang tiak kuat akan menghasilkan (A) Asam format (B) Gas CO 2 (C) Formalehi (D) Etanol (E) Asetalehi 11. Gas limbah yang ihasilkan ari DMFC memiliki ciri-ciri 1) Bersifat basa 2) Dapat mengakibatkan efek rumah kaca 3) Terapat alam minuman bersoa Wacana 3 KAFEIN DALAM MINUMAN BERENERGI Kafein merupakan jenis alkaloi yang secara alamiah terapat alam biji kopi, aun teh, aun mete, biji kola, biji coklat, an beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul engan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2 an ph 6.9 (larutan kafein 1% alam air). Secara ilmiah, efek langsung ari kafein terhaap kesehatan sebetulnya tiak aa, tetapi yang aa aalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan an jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tiak apat tiur (insomnia), an enyut jantung tak berarturan (tachycaria). Menurut Jurnal American Chemical Society, kebanyakan kopi yang ibuat engan kaar kafein renah ibuat engan larutan kimia yang apat menyerap kafein ari biji kimia. Atau apat pula menggunakan tehnik Swiss Water Process yaitu menggunakan air panas an uap untuk memisahkan kafein ari biji kopi. Selain itu saat ini seang iteliti pemanfaatan bioteknologi untuk penghancuran kafein alam tanaman kopi, salah satunya aalah penggunaan bakteri yang ipasangkan engan theophylline, yaitu senyawa yang ihasilkan untuk merusak kafein paa tanaman kopi an teh. Diharapkan bakteri ini apat menghancurkan kafein secara cepat, tetapi tetap mempertahankan rasa alami kopi yang nikmat. Suatu bahan pangan layak isebut sumber zat gizi tertentu apabila kanungan zat gizi yang iklaimnya sekurangkurangnya 10% ari kecukupan gizi yang ianjurkan, per takaran saji. Jai suatu prouk minuman apat isebut sebagai sumber energi bila alam satu takaran saji menganung sekurang-kurangnya kkal. Sebagai gambaran kecukupan energi pria ewasa usia tahun aalah sebesar kkal/hari, seangkan usia tahun aalah kkal/hari. Seangkan kontribusi minuman berenergi terhaap pemenuhan kebutuhan energi copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 5

6 khususnya pria ewasa aalah berkisar 7-15% bila ikonsumsi 2-3 kali sehari atau kanungan energinya berkisar kkal untuk satu takaran saji (150 ml/botol). Dari perhitungan ini iketahui bahwa minuman berenergi belum termasuk alam golongan minuman sumber energi. Jika melihat ari komposisinya, maka yang perlu iwaspaai ari minuman berenergi aalah kanungan kafeinnya. Mengutif beberapa hasil penelitian, osis mg kafein merupakan batas amam konsumsi manusia, an efek yang iberikan paa takaran ini aalah apat meningkatkan aktivitas mental yang membuat orang selalu terjaga, sehingga osis anjuran konsumsi ari prousen minuman berenergi aalah 2-3 kali atau setara engan mg kafein seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko terutama bila konsumsi ari minuman berenergi masih isertai engan minum kopi. 12. Kaar nitrogen alam kafein sebesar (A) 5,15 % (D) 59,90 % (B) 10,30 % (E) 30,90 % (C) 25,90 % 13. Jika seseorang mengkonsumsi minuman berenergi 3 kali sehari an jumlah kafein yang ikonsumsi merupakan batas maksimal yang aman untuk ikonsumsi tiap hari, maka kaar kafein alam tiap botol aalah (A) 150 ppm (D) 666 ppm (B) 333 ppm (E) 1000 ppm (C) 300 ppm 14. Pernyataan yang tepat tentang larutan kafein 1% aalah 1) Menghasilkan ion H+ an OH- yang jumlahnya hampir sama 2) Merupakan asam kuat 3) Merupakan basa lemah 15. Kafein sebagai salah satu jenis alkaloi paa sel tumbuhan terapat paa bagian (A) Golgi kompleks (B) Diktiosom (C) Plastia (D) Vakuola (E) Dining sel 16. Secara tiak langsung, kafein apat menstimulasi pernafasan an jantung. Bagian ari syaraf pusat yang ipengaruhi aalah (A) Talamus (B) Meula spinalis (C) Meula Oblongata (D) Cerebellum (E) Lobus occipitalis 17. Pemanfaatan bioteknologi apat igunakan untuk menurunkan kaar kafein alam kopi Sebab Penggunaan air panas an uap apat memisahkan kafein ari biji kopi copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 6

7 Wacana 4 WAKTU REAKSI Suatu percobaan ilakukan engan menggunakan sebuah mistar (penggaris) an beberapa relawan engan ketentuan percobaan sebagai berikut: Seseorang (sebut saja pemegang mistar) memegang ujung mistar (i titik 0 cm) sehingga mistar mengarah lurus ke bawah. Pemegang mistar ini nanti akan melepaskan mistar tersebut sehingga mistar tersebut jatuh bebas. Relawan lain (sebut saja penangkap mistar) bersiap-siap menangkap mistar itu engan ibu jari an telunjuknya seperti itunjukkan paa gambar. Paa awal percobaan posisi ibu jari an telunjuk beraa paa garis 20 cm an tiak menyentuh mistar. Percobaan ini iujikan kepaa lima orang relawan yang bertugas menjai penangkap mistar. Masingmasing relawan iberikan kesempatan sebanyak empat kali. Tabel 1 menunjukkan posisi jari relawan saat berhasil menangkap mistar. Tabel 1. Posisi jari relawan saat berhasil menangkap mistar Penangkap Mistar Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Relawan A 3 cm 1 cm 5 cm 1 cm Relawan B 0 cm 1 cm 1 cm 10 cm Relawan C Gagal Gagal 2 cm 2 cm Relawan D 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm Relawan E 0 cm 0 cm 15 cm 15 cm 18. Jika sebelum mistar ilepaskan jari penangkap mistar beraa paa cm, maka berapa waktu (t, alam etik) yang iperlukan penangkap mistar untuk bereaksi agar mistar tersebut tiak jatuh? (g = 10 m/s 2 ) (A) t 5 (B) (C) (D) (E) t t t t 5 copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 7

8 19. Proses terjainya gerakan yang ilakukan oleh penangkap mistar aalah... (A) Rangsang Reseptor Neuro sensorik Otak Neuro Motorik Efektor Gerakan (B) Rangsang Reseptor Neuro sensorik Sum-sum tulang belakang Neuro Motorik Efektor Gerakan (C) Rangsang Reseptor Neuro Motorik Otak Neuro sensorik Efektor Gerakan (D) Rangsang Reseptor Neuro Motorik Sum-sum tulang belakang Neuro sensorik Efektor Gerakan (E) Rangsang Efektor Neuro sensorik Sum-sum tulang belakang Neuro Motorik Reseptor Gerakan 20. Relawan engan reaksi tercepat aalah: (A) Relawan A (B) Relawan B (C) Relawan C (D) Relawan D (E) Relawan E 21. Berapakah rata-rata waktu reaksi Relawan E? 1 (A) 10 etik 20 1 (B) 10 etik 2 3 (C) etik 20 (D) 2 3 etik 1 (E) 6 20 etik 22. Gerakan yang ilakukan kelima relawan paa percobaan tersebut aalah gerak refleks SEBAB Gerak refleks ikenalikan oleh sumsum tulang belakang 23. Asumsikan percobaan tersebut menjai acuan bagi relawan B untuk menilai waktu reaksi irinya. Jika relawan B menyupir mobil i jalan bebas hambatan engan kecepatan 72 km/jam, berapa jarak maksimum yang sebaiknya ia ambil terhaap mobil i epannya agar ia tiak menabrak mobil tersebut jika mobil i epannya tersebut berhenti seketika? (asumsikan perlambatan yang itimbulkan saat menginjak rem aalah 5 m/s 2 ) (A) 40 meter (B) antara meter (C) 44 meter (D) antara meter (E) 48 meter 24. Relawan engan stanar eviasi terkecil aalah... (A) Relawan A (B) Relawan B (C) Relawan C (D) Relawan D (E) Relawan E copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 8

9 Wacana 5 DNA fingerprint Di Inonesia, DNA fingerprint mencuat namanya setelah terjai banyak peristiwa peleakan bom i tanah air yang mengakibatkan tubuh korban an pelaku kejahatan hancur sehingga menyulitkan proses ientifikasi. DNA fingerprint igunakan untuk mengientifikasi pelaku an korban kejahatan berasarkan perbeaan urutan DNA i tiap iniviu. Pengunaan metoe DNA fingerprint i Inonesia boleh ibilang masih sangat baru seangkan i negara-negara maju, hal ini telah biasa ilakukan. Penemuan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menyebabkan perubahan yang cukup revolusioner alam metoe ientifikasi. Hasil aplikasi ari tehnik PCR ini isebut engan DNA fingerprint yang memberikan gambaran pola potongan DNA ari setiap iniviu. Setiap iniviu mempunyai DNA fingerprint yang berbea, oleh karenanya, alam kasus forensik informasi ini bisa igunakan sebagai bukti kuat kejahatan i pengailan. Dalam kasus-kasus kriminal, sampel yang igunakan untuk ientifikasi menggunakan DNA fingerprint bergantung paa barang bukti apa yang itemukan i Tempat Kejaian Perkara (TKP). Misalnya, jika itemukan puntung rokok, maka yang iperiksa aalah DNA ari sel epitel bibir yang menempel ketika rokok ihisap. Sel epitel ini masih mengganung unsur DNA yang apat ilacak. Untuk kasus pemerkosaan, sampel yang iambil aalah sel spermanya. Seangkan jika i TKP hanya itemukan satu helai rambut, maka sampel ini apat iperiksa asalkan aa akar rambut. Bagian-bagian tubuh lain yang apat iperiksa antara lain arah, aging, an tulang. Sistematika analisis DNA fingerprint sama engan metoe analisis ilmiah yang biasa ilakukan i laboratorium kimia. Sistematika ini imulai ari proses pengambilan sampel sampai ke analisis engan PCR. Paa pengambilan sampel ibutuhkan kehati-hatian an kesterilan peralatan yang igunakan. Setelah iapat sampel ari bagian tubuh tertentu, maka ilakukan isolasi untuk menapatkan sampel DNA. Bahan kimia yang igunakan untuk isolasi aalah Phenolchloroform an Chilex. Phenolchloroform biasa igunakan untuk isolasi arah yang berbentuk cairan seangkan Chilex igunakan untuk mengisolasi barang bukti berupa rambut. Lama waktu proses tergantung ari kemuahan suatu sampel i isolasi, bisa saja hanya beberapa hari atau bahkan bisa berbulan-bulan. Tahapan selanjutnya aalah sampel DNA imasukkan kealam mesin PCR. Langkah asar penyusunan DNA fingerprint engan PCR yaitu engan amplifikasi (pembesaran) sebuah set potongan DNA yang urutannya belum iketahui. Proseur ini imulai engan mencampur sebuah primer amplifikasi engan sampel genomik DNA. Satu nanogram DNA suah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah sebesar itu apat iperoleh ari isolasi satu tetes arah kering, ari sel-sel yang melekat paa pangkal rambut atau ari sampel jaringan apa saja yang itemukan i TKP. Kemuian primer amplifikasi tersebut igunakan untuk penjiplakan paa sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya berupa kopi urutan DNA lengkap hasil amplifikasi ari DNA Sampel. Selanjutnya kopi urutan DNA akan ikarakterisasi engan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbea maka jumlah an lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap iniviu juga berbea. Pola pita inilah yang imaksu DNA fingerprint. Aanya kesalahan bahwa kemiripan pola pita bisa terjai secara ranom (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu iantara satu juta. Finishing ari metoe ini aalah mencocokkan tipe-tipe DNA fingerprint engan pemilik sampel jaringan (tersangka pelaku kejahatan). 25. Bahan kimia yang igunakan untuk mengisolasi sampel DNA tiak menganung (A) Gugus benzena (D) Atom klor (B) Gugus hiroksi (E) Atom flour (C) Atom karbon 26. Paa proses PCR terjai pemutusan ikatan hirogen Sebab Urutan basa nitrogen paa DNA ibentuk oleh ikatan nitrogen copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 9

10 27. Proses amplifikasi DNA menggunakan prinsip replikasi DNA. Agar proses amplifikasi apat berlangsung, protein berikut ini iperlukan alam proses amplifikasi DNA 1) DNA polimerase 2) RNA polimerase 3) Protein histon 28. Dalam seutas DNA, komposisi berikut ini yang tiak benar aalah (A) Jumlah timin = jumlah aenin (B) Jumlah purin = jumlah pirimiin (C) Jumlah guanine = timin 29. Analisis DNA Fingerprint telah igunakan secara luas untuk mengungkap pelaku kejahatan. Untuk mencari DNA korban an pelaku kejahatan, sampel berikut ini apat igunakan untuk analisis DNA Fingerprint. (1) Kuku (2) Air seni (3) Pangkal Rambut 30. Sampel DNA apat iperoleh ari isolasi sel arah atau folikel rambut. Sebab Urutan DNA i seluruh sel tubuh memiliki pola yang sama. copyrights 2008 zenius eucation all rights reserve 10

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor 7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Fungsi / Tujuan Sambungan Baja Suatu konstruksi bangunan baja aalah tersusun atas batang-batang baja yang igabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR 2.1. Pendahuluan Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Hari : Senin, 13 April 2009 Waktu : 10.20 12.00 Tempat : Laboratorium

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut. Konsentrasi Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR J. Sains MIPA, Agustus 8, Vol. 14, No., Hal.: 17-113 ISSN 1978-1873 ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR Roniyus Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Banar Lampung 35145 Inonesia

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c Bab X 10.1 Zat murni aalah zat yang teriri atas sutau senyawa kimia tertentu, misalnya CO alam bentuk gas, cairan atau paatan, atau campuran aripaya, tetapi tiak merupakan campuran engan zat murni lain

Lebih terperinci

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN Unsur hara yang diperuntukkan untuk tanaman terdiri atas 3 kategori. Tersedia dari udara itu sendiri, antara lain karbon, karbondioksida, oksigen. Ketersediaan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, hasil pengolahan data untuk analisis jaringan pipa bawah laut yang terkena korosi internal akan dibahas lebih lanjut. Pengaruh operasional pipa terhadap laju korosi dari

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN

PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN PEMBERIAN ENERGI AWAL PADA DROPLET BIODIESEL UNTUK MENURUNKAN TITIK NYALA DENGAN INSTRUMENTASI KAWAT BERTEGANGAN Luchis Rubianto T.Kimia, Politekmik Negeri Malang, luchis@yahoo.com ABSTRAK Bioiesel merupakan

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA Kompetensi Menguasai karakteristik peserta Mengidentifikasi kesulitan belajar didik dari aspek fisik, moral, peserta didik dalam mata pelajaran spiritual,

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. 1. b. panjang m besaran pokok ada 7, yaitu No. Besaran Pokok Satuan SI 1. Panjang meter 2. Massa kilogram. Waktu detik 4. Suhu Kelvin. Kuat arus listrik ampere 6. Intensitas

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, menjalankan mesin-mesin pabrik, proses memasak

Lebih terperinci

1 Energi. Energi kinetic; energy yang dihasilkan oleh benda bergerak. Energi radiasi : energy matahari.

1 Energi. Energi kinetic; energy yang dihasilkan oleh benda bergerak. Energi radiasi : energy matahari. 1 Energi Dapat diubah dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya. Kemampuan untuk melakukan kerja. Kerja: perubahan energi yang langsung dihasilkan oleh suatu proses. Energi kinetic; energy yang dihasilkan

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat

Lebih terperinci

BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN

BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN 10-1 BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN Berdasarkan fakta di alam dan hasil-hasil percobaan di laboratorium hanya teori evolusi biokimia yang paling dapat memberi penjelasan secara ilmiah tentang

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM KINETIKA ESTERIFIKASI (KIS) Disusun oleh: Dr. Megawati Zunita, S.Si., M.Si. Joanna Nadia, S.T., M.Sc. PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018

Lebih terperinci

KALOR. hogasaragih.wordpress.com

KALOR. hogasaragih.wordpress.com KALOR Ketika satu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika dua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum industri yang berbasis hasil pertanian mempunyai persoalan dengan limbahnya. Hal ini memaksa industriawan yang bergerak dalam agroindustri tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1 SOAL LATIHAN (PREDIKSI UN 2013) Pilihlah jawaban yang benar. 1. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Alat ukur 1 Berat kg Neraca 2 Panjang meter Mistar 3 Suhu celcius Termometer 4 Waktu sekon Arloji

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 015, pp. 17~ PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN 17 Julia Retnowulan 1, Isnurrini Hiayat Susilowati,

Lebih terperinci

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y 1. x dan y adalah dua kawat yang dialiri arus sama, dengan arah menuju pembaca. Supaya tidak dipengaruhi oleh medan magnetik, sebuah kompas harus diletakkan di titik... A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D D. 2 E.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang.

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, peralatan elektronik yang bersifat portable semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Sumber energi peralatan elektronik portable tersebut

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK Waktu 150 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Besaran pokok beserta Satuan Internasional yang benar adalah. a. massa ons b. panjang

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA Inti Menguasai karakteristik pe didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

c. Suhu atau Temperatur

c. Suhu atau Temperatur Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh : a. Konsentrasi Pereaksi Pada umumnya jika konsentrasi

Lebih terperinci

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR Oleh : Kelompok 9 Maratus Sholihah (115061100111019) Hairunisa Agnowara (125061100111033) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID Nama : Anca Awal Sembada NIM : 11214003 ` Kelompok : 1 (Shift

Lebih terperinci

DNA FINGERPRINT. SPU MPKT B khusus untuk UI

DNA FINGERPRINT. SPU MPKT B khusus untuk UI DNA FINGERPRINT SPU MPKT B khusus untuk UI 1 Pengertian umum Bioteknologi : seperangkat teknik yang memanfaatkan organisme hidup atau bagian dari organisme hidup, untuk menghasilkan atau memodifikasi produk,

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah

Pengaruh Perubahan Sisi Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans Satu Batang Pentanah 462 Pengaruh Perubahan Sisi Elektroe Sangkar Delta paa Nilai Resistans Satu Batang Pentanah Harnoko Stephanus 1 Abstract Grouning ro is more practical than grouning plate or grouning strip. Grouning resistance

Lebih terperinci