Simulasi Pengendalian Gerak Robot Mobil Berpenggerak Differensial Dengan Metode Tracking Control Berbasis Proportional Derivative

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Simulasi Pengendalian Gerak Robot Mobil Berpenggerak Differensial Dengan Metode Tracking Control Berbasis Proportional Derivative"

Transkripsi

1 JURNAL EKNIK OMIS Vo., No., (0) -6 Simuasi engenaian Geak Root Moi Bepenggeak Diffeensia Dengan Metoe acking Conto Beasis opotiona Deivative, Ahma Zaena Aifin, Suchan Juusan Matematika, akutas MIA, Institut eknoogi Sepuuh Nopeme (IS) J. Aief Rahman Hakim, Suaaya 60 E-mai: Astak Root moi aaah konstuksi oot yang cii khasnya mempunyai oa untuk menggeakkan keseuuhan aan oot teseut, sehingga oot teseut apat meakukan pepinahan posisi ai satu titik ke titik yang ain. Setiap oot moi memiiki moe inamik yang eea tegantung ai segi pemahasannya. Saah satu tipe moie oot aaah oot moi epenggeak iffeensia(ddmr). Root moi ini memiiki masaah paa peacakan intasan yaitu masaah kenai geak oot untuk mengikuti intasan yang itentukan. aa tugas akhi ini akan mensimuasikan pengenaian geak oot moi yang esifat nonhoonomik an menganaisa kineja kenai popotiona eivative aam konisi engan atau tanpa gangguan ai ua. aamete paamete ai popotiona eivative ipeoeh engan caa tia eo. Dengan metoe ini oot moi apat ikenaikan untuk isa mengikuti intasan yang itentukan. Kata Kunci Moe Dinamik, Root Moi, Conto. R I. ENDAHULUAN, acking oot moi aaah konstuksi oot yang cii khasnya mempunyai oa untuk menggeakkan keseuuhan aan oot teseut, sehingga oot teseut apat meakukan pepinahan posisi ai satu titik ke titik yang ain. Root moi eoa memiiki eagai tipe iantaanya : Diffeentia Dive, Ski Steeing, Syncho Dive, Omni Whee, icyce Steeing, Ackeman Steeing, Aticuate Dive. Saah satu jenis oot moi yaitu oot moi epenggeak iffeensia atau Diffeentiay Diven Moie Root (DDMR) aaah suatu oot moi yang menggunakan ua uah oa penggeak yang inepenent, sehingga geakan tansasi maupun otasi oot ihasikan ai kominasi pegeakan ua uah aktuato, supaya isa stai maka itamah seuah oa eas (omnieectiona) yang iasa iseut oa casto[]. aa peneitian seeumnya teah iahas masaah tentang oot moi yaitu tentang peacakan intasan [][4][5], kestaian sistem oot moi[] an memahas kinematika oot moi engan gangguan ai ua[]. Kenai kecepatan igunakan untuk menyetaikan sistem cose oop, untuk masaah peacakan intasan iutuhkan pengenai untuk menyataikan sistem itu[]. Deasa ini pekemangan masaah peacakan intasan anyak iahas engan metoe aaptive conto [], neua netok conto seta masih anyak metoe yang ainnya. eknoogi oot moi seagai aat antu manusia teus ekemang sampai sekaang ini untuk menjaa tantangan tantangan teseut. Muai ai tujuan hiuan, oot moi ceas, aat pengangkut aang teah menggunakan teknoogi oot moi seagai aat antu manusia. Dengan meihat pean oot moi yang semakin esa, ituntut aanya metoe-metoe au untuk penyempunaan teknoogi oot moi ini. Saah satunya aaah metoe, tacking conto easis popotiona eivative. Sistem kenai geak oot moi etujuan aga oot moi egeak sesuai keinginan an mencapai tujuan yang iinginkan. Hampi seuuh metoe kenai menganung eement kasik (yaitu kenai D). Saah satu kenai ootik yang menganung eement D konto aaah, tacking conto, untuk menentukan paamete-paamete ai D menggunakan metoe tia eo. aa tugas akhi ini akan mensimuasikan pengenaian geak oot moi yang esifat nonhoonomik menggunakan, tacking conto an menganaisa kineja kenai popotiona eivative aam konisi engan atau tanpa gangguan ai ua. A. Kinematika Root Moi II. INJAUAN USAKA Root moi yang iahas paa peneitian ini iasumsikan egeak paa iang hoizonta, seta epenggeak ua uah oa kii-kanan yang ikemuikan secaa tepisah (ifeentiay iven moie oot, isingkat DDMR), sepeti yang itunjukkan aam Gama. Root iasumsikan eaa aam kaasan D paa kooinat Catesian XY. aamete-paamete aam gama aaah:

2 JURNAL EKNIK OMIS Vo., No., (0) -6 inea ai A( yang apat menyeesaikan masaah nonhoonomik paa sistem kooinat oot, S( meupakan nuspace ai A(. Dengan kata ain A(S( = 0. Dengan c( cos sin ) c ( cos sin ) c ( sin cos ) c ( sin - cos ) S( c c 0 0 Gama. DDMR paa mean D Catesian : suut aah haap oot : ea oot yang iuku ai gais tengah oa ke oa : jai-jai oa (oa kii an kanan aaah sama an seangun) : jaak antaa titik tengah antaa oa, G engan titik acuan : kooinat acuan i tuuh oot tehaap sumu XY Daam kajian kinematika ini oot iasumsikan egeak eatif sesuai kecepatan yang i inginkan an oa tiak sip tehaap pemukaan jaan. Maka komponen x an y apat i ekspesikan aam suatu pesamaan nonhoonomik seagai eikut : x sin y cos 0 () G G Untuk titik seagai acuan anaisa, pesamaan iatas apat ituis, x sin y cos 0 () eapat ua pesamaan kenaa memuta engan oa tiak sip x cos y sin () x cos y sin (4) Dengan an aaah pepinahan angua paa oa kanan an kii. esamaan () (4) apat ituis aam entuk seehana engan x q y A( q 0 (5) sin cos 0 0 Dengan A( cos sin 0 cos sin 0 Kaena pesamaan (5) iasumsikan nonhoonomik maka pesamaan ini tiak teintega. engan kata ain pesamaan kenaa ini eas inea. Misakan S( aaah himpunan ai vekto yang eas kaena q meupakan suatu kenaa kecepatan yang mana q aaah nu space ai A( maka seuah kenaaan eoa engan geakan nonhoonomik, pesamaan kinematikanya apat ituis seagai eikut : q S( ( (6) kecepatan ini tiak peu iintegakan.. B. Moe Dinamik DDMR esamaan Lagange ai geak DDMR engan pengai Lagange aaah seagi eikut [7] mx m ( sin cos) sin ( )cos my m ( cos sin) cos ( )sin m ( x sin y I I cos) I ( ) Dai pesamaan iatas apat ituis uang menjai M ( q V ( q, q ) E( A ( (7) engan q : kooinat posisi oot M ( : matiks tansfomasi (5x5) matiks inesia V ( q, q ) : matiks tansfomasi (5x) yang tekait engan tosi efek Coiois an gaya sentifuga. E( : matiks yang memetakan aktuato ke kooinat umum : tosi yang aa paa oa. : pengai agange yang isini seagai kenaa Matiks - matiks ini aaah m 0 m sin m m cos 0 0 M ( m sin m cos I I I

3 JURNAL EKNIK OMIS Vo., No., (0) -6 V ( q, q ) E ( Dengan m m cos cos m m m, m = massa aan oot(kg), m = massa oa(kg), I m m I I, I = momen inesia tuuh oot tehaap sumu vetica meaui titik G, I = momen inesia oa an moto tehaap iamete oa paa sumunya, an aaah tosi ai oa kanan an kii C. Metoe, acking Conto Saah satu metoe aam peacakan intasan oot moi aaah metoe, tacking conto yang mana yang i kenaikan aaah kecepatan angua, kecepatan suut, an juga suut aa haap oot. Metoe ini meupakan agian ai seuah pengenai yaitu opotiona Deivative yang memiiki eeapa keeihan. eikut penjeasan mengenai pengenai popotiona eivative i) Kenai opotiona kenai ini mampu memuat peuahan untuk output yang seanning engan niai eonya. Respon kennai popotiona isa iapatkan engan mengaikan eo engan konstanta Kp. esamaan kenai opotiona ituiskan seagai eikut: K e( out Semakin esa konstanta kenai popotiona maka akan tejai peuahan yang esa pua paa eo sistemnya yaitu pa kestaian sistem akan teganggu tetapi jika konstanta kenai popotiona teau keci maka tak aa pengauh paa sisitem yang mengaami gangguan. Kenai popotiona tiak akan seau paa taget niai yang i haapkan tetapi mungkin masih mempetahankan paa konisi steay-state eo atau eih umumnya posisi tiak tekenai. ii) Kenai Deivative uunan ai poses kesaahan ihitung engan menentukan sope kesaahan ai aktu ke aktu an mengaikan ini aju peuahan engan konstanta kenai eivativek. esamaan kenai Deivative ituiskan seagai eikut: Dout K e( t Kenai eivative mempeamat aju peuahan kenai output. Kenai eivative igunakan untuk menguangi oveshoot paa sistem an juga meningkatkan gaungan kenai an poses staiitas,namun kenai ini juga mempeamat espon kenai tansien. iii) Kenai opotiona Deivative kenai ini meupakan gaungan ai ua kenai yaitu popotiona an eivative. engenai ini memiiki keeihan yaitu mampu meeam oveshoot, meningkatkan kestaian sistem, menuunkan steaystate eo. pesamaan pengenai popotiona eivative ituiskan seagai eikut Dout Ke( K e( (8) t A. Repesentasi State Space III. EMBAHASAN Dai pesamaan (6) iapatkan q S( ( Dai pesamaan ini apat ipeoeh ( ) Untuk meepesentasikan pesamaan kenaa (5) an moe inamik (7) keaam entuk state space ipeukan suatu vekto keaaan. Untuk itu itentukan vekto keaaan teseut yaitu q =x x y kemuian tuunkan x tehaaap aktu iapat x t Kaena x y an (9) eum iketahui seeumnya maka icai engan menuunkan pesamaan (6) tehaap aktu, iapat: q S ( ( S( ( (0) t Seteah itu pesamaan (0) isutitusikan ke pesamaan (7) menjai S ( M ( ( S ( ( S( ( ) V ( q, q )) () S (( E( A ( )

4 JURNAL EKNIK OMIS Vo., No., (0) -6 4 Dai pesamaan () iapatkan = ( S MS) ( S MS S V) ( S Lau kemai ke pesamaan (9) x MS) x y t S 0 = () f ( S MS) Dimana f ( S MS) ( S MS S V) engan menggunakan au aik noninea S MS( f ) akan iapatkan S 0 x () 0 I B. eneapan Kenai opotiona Deivative Root moi ikatakan tekenai jika suah mengikuti intasan yang iinginkan. esamaan umum untuk paamete goa efeensi ieikan oeh x x L cos L cos( ) y x y x y y x x cos y sin y sin cos L sin L sin( ) Dengan x an y aaah titik efeensi x an L an y aaah titik asa oot moi L aaah panjang titik epan oot engan intasan yang iefeensikan aa pesamaan () iasumsikan aha inputan au yaitu untuk eminiekan pesamaan (). Seangkan enii eum iketahui enuknya. Untuk menapatkan entuk ai haus iakukan enganc aa menunkan pesamaan y h( x y (4) Dan engan pesamaan (6) iapatkan ( h) ( h) y q (5) t q ( h) 0 x sin y cos 0 0 q 0 x cos y sin 0 0 Dai pesamaan (5) apat iketahui aha h h y q S q q Dimana c(( y c(( y c(( y ) cos ( x ) cos ( x )sin ( x )sin ) )sin ) ) cos ) c(( y )sin ( x ) cos ) h iseut matiks hasi pekaian S yan iseut engan q matiks Decouping Dengan menuunkan pesamaan (5) iapatkan y Dai pesamaan ini iapatkan aha ( y ) Untuk menapatkan eo tackingnya menggunakan e y y engan y aaah intasan yang iinginkan maka peneapan kenai popotiona eivative aaah seagai eikut y y K e( Ke( t = y K ( y y ) K ( y y) C. Hasi Simuasi Simuasi iakukan untuk mengetahui pegeakan oot moi untuk mengikuti intasan yang teah itentukan. Simuasi yang iakukan yaitu seeum iakukan pengenaian an sesuah iakukan pengenaian tehaap oot moi an juga engan atau tanpa gangguan ai ua. Simuasi Simuasi engan paamete K 0, K 0, v 0, 0, gangguan = 0. kaena konstanta popotiona no maka tak aa penguatan paa sistem(tiak ieikan katais paa sistem), konstanta Deivative no maka tiak aa peaikan paa sistem(untuk meeam oveshoo seta kecepatan aa(inea an angua) no, an sistem tiak iei gangguan aa sama sekai Gama. Simuasi oot moi seeum ikenaikan an tanpa gangguan ai ua

5 JURNAL EKNIK OMIS Vo., No., (0) -6 5 Gama. Hasi monitoing Eo eacakan Lintasan seeum ikenaikan an juga tanpa gangguan Gama 6. Hasi monitoing Eo eacakan Lintasan seteah ikenaikan an juga tanpa gangguan Gama 4. Hasi keseuuhan simuasi oot moi seeum ikenaikan an tanpa gangguan ai ua Hasi monitoing tack eo paa konisi tanpa gangguan ua ipeihatkan paa gama (4.),(4.),(4.), isitu isa iihat aha tanpa pengenai memeikan hasi yang sangat uuk engan niai steay state eo semakin ama semakin tinggi, tejai oveshoot tanpa penuunan.. Simuasi Simuasi engan paamete K 0, K 5, v m / s, a/s, gangguan = 0. kaena konstanta popotiona 0 maka sistem ieikan penguatan untuk memeikan espon seesa 0,konstanta Deivative 5 maka ieikan peaikan sistem seesa 5(untuk meeam oveshoo seta kecepatan aa inea m/s, kecepatan angua seesa 0,5585 a/s, an sistem tiak iei gangguan aa sama sekai. Gama 7. Hasi keseuuhan simuasi oot moi steah ikenaikan an tanpa gangguan ai ua Hasi monitoing tack eo paa gama (4.4),(4.5),(4.6) engan konisi seteah ikenaikan an tanpa gangguan ua ipeihatkan paa gama iatas, isitu isa iihat aha engan pengenai memeikan hasi yang sangat aik engan niai steay state eo cukup keci meskipun tejai oveshoot cukup tinggi i aa.. Simuasi Simuasi engan paamete K 00, K 5, v m / s, a/s, gangguan =. kaena konstanta popotiona 00 maka sistem ieikan penguatan untuk memeikan espon seesa 00, konstanta Deivative 5 maka ieikan peaikan sistem seesa 5(untuk meeam oveshoo seta kecepatan aa inea m/s, kecepatan angua seesa 0,5585 a/s, an sistem iei gangguan aa seesa Gama 5. Simuasi oot moi seteah ikenaikan an tanpa gangguan ai ua Gama 8. Simuasi oot moi seteah ikenaikan an engan gangguan ai ua

6 JURNAL EKNIK OMIS Vo., No., (0) -6 6 Gama 9. Hasi monitoing Eo eacakan Lintasan seteah ikenaikan an engan gangguan ai ua [] Aachi,N.,ukau,.,Nakagaa,H.000. Aaptive acking Conto of a nonhoonomic Moie Root.IEEE ans.rootics Automation,no.6,pp: [] Choi,B.S.,Han,S.,Lee,J.M.008. A pecise cuve motion panning fo a iffeentia iving moie oot. Mechatonics J.no.8, pp [4] Liu,L., Xiang,., Wang,Y.J.,Yu,H.007. ajectoy tacking of a nonhoonomic heee moie oot.jof singhua Univ(Sci an ech).vo.47,no.s,pp (in Chinese). [5] Mio,Z. an Wei,S.M.,Mach.005. Smooth path panning an conto fo moie oots.in: oc IEEEoc Netok Sens Conto.,pp [6] Yamamoto,Yoshio. an Yun,Xiaoping.99. CooinatingLocomotion an Manipuation of a Moie Manipuato. Depatment of Compute an Infomation Science.echnica Repots (CIS),in:Univesity of ennsyvania). [7] Y,Li, Ang, K.H.,an Chong, G.C.Y.,. (005). ID conto system anaysis, esign, an technoogy, IEEE ans Conto Systems ech, (4), pp tangga 9 septeme 0, jam 09. Gama 0. Hasi keseuuhan simuasi oot moi steah ikenaikan an engan gangguan ai ua Hasi monitoing tack eo paa gama (4.7),(4.8),(4.9) engan konisi seteah ikenaikan an engan gangguan ua ipeihatkan paa gama iatas, isitu isa iihat aha engan pengenai memeikan hasi yang sangat aik engan niai steay state eo semakin tuun,tejai oveshoot cukup tinggi tetapi eo sistem isa segea menuju no kaena efek kineja kenai D an Efek penamahan kecepatan juga epengauh paa sistem oot moi kaena epengauh paa tosi oa yang menggeakan oot ke intasan yang iinginkan. IV. KESIMULAN/RINGKASAN Dai seuuh poses yang teah iahas i atas apat isimpukan aha emakaian komponen konto D (oposiona Deivative) mempunyai pengauh aik tehaap, tacking conto, paa hasi simuasi, yaitu mampu meeam oveshoot an juga steay state eo menjai eih keci. Ha ini menunjukkan aha pemakaian komponen D mampu menjaikan pefoma, tacking conto menjai eih oust tehaap gangguan, yaitu kemampuan memuat eo engan cepat menuju no an menjaikan tahan gangguan ai ua.. DAAR USAKA [] Aziz,Ahma Nashu., itoano,ena. ImpementasiMetoe Konto, Beasis oposiona Intega Untuk Konto Geak Moie Root Bepenggeak Diffeensia : Stui Simuasi. Juusan eknik Eektonika, Mekatonikaoiteknik Eektonika Negei Suaaya.

Implementasi Metode Kontrol ν,ω Berbasis Proporsional Integral Untuk Kontrol Gerak Mobile Robot Berpenggerak Differensial : Studi Simulasi

Implementasi Metode Kontrol ν,ω Berbasis Proporsional Integral Untuk Kontrol Gerak Mobile Robot Berpenggerak Differensial : Studi Simulasi Implementasi Metode Kontol ν,ω Bebasis Poposional Integal Untuk Kontol Geak Mobile Robot Bepenggeak Diffeensial : Studi Simulasi Ahmad Nashul Aziz, Enda Pitowano Juusan eknik Elektonika, Mekatonika Politeknik

Lebih terperinci

Momentum Sudut (Bagian 2)

Momentum Sudut (Bagian 2) Momentum Suut Bagian Pengenaan Konsep otasi aam Mekanika Kuantum:. Sistem Kooinat Boa. Hamonia Sfeis Spheica Hamonics 3. Momentum Suut Obita 4. Momentum Suut Intinsik Spin Pesamaan Schöinge aam tiga -

Lebih terperinci

2 a 3 GM. = 4 π ( ) 3/ 2 3/ 2 3/ 2 3/ a R. = 1 dengan kata lain periodanya tidak berubah.

2 a 3 GM. = 4 π ( ) 3/ 2 3/ 2 3/ 2 3/ a R. = 1 dengan kata lain periodanya tidak berubah. 1.109. Anggap kita memuat suatu model sistem tata suya dengan peandingan skala η. Anggap keapatan mateial planet dan matahai tidak euah. Apakah peioda evolusi planet ikut euah? Jawa: Menuut hukum Kepple

Lebih terperinci

BAB III. HUKUM GRAVITASI NEWTON F 21

BAB III. HUKUM GRAVITASI NEWTON F 21 A III. HUKU GAVITASI EWTO Gavitasi meupakan gaya inteaksi fundamental yang ada di alam. ewton menemukan ahwa inteaksi yang tejadi pada uah apel yang jatuh dai pohonnya mempunyai sifat-sifat yang sama dengan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERER WM MULIFASA 3. enahuluan enelitian mengenai bentuk sinyal moulasi yang cocok untuk menghasilkan keluaan inete yang bekualitas baik telah lama ilakukan. Salah satu

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI PERTEMUAN an 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI MOMEN INERSIA? ILMU FISIKA Momen inersia aalah suatu ukuran kelemaman seuah partikel terhaap peruahan keuukan alam gerak lintasan rotasi Momen inersia aalah

Lebih terperinci

PEMETAAN MÖBIUS. Gani Gunawan. Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No 1, Bandung,40116, Indonesia

PEMETAAN MÖBIUS. Gani Gunawan. Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No 1, Bandung,40116, Indonesia Jurnal Matematika Vol6 No Novemer 006 [ : 7 ] PEMETAAN MÖBIUS Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No, Banung,406, Inonesia ggan06@yahoocom Astrak Transformasi ilinear apat ikomposisikan ari transformasi

Lebih terperinci

II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR

II. MOMEN INERSIA BIDANG DATAR FAKULTAS TEKNK JURUSAN TEKNK SPL. MOMEN NERSA BDANG DATAR. Pendauluan Momen inesia dapat diseut juga Momen Kedua atau Momen Kelemaman. Data momen inesia suatu penampang dai komponen stuktu akan dipelukan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS (3) Potensial Listrik BAB 1 Fisika Dasar II 44

LISTRIK STATIS (3) Potensial Listrik BAB 1 Fisika Dasar II 44 LISTRIK STTIS (3) Potensial Listik BB 1 Fisika Dasa II 44 1. PENDHULUN ds G 3.1 Muatan positif egeak sejauh ds ke aah negatif kaena adanya enegi potensial listik Dalam pemahasan tedahulu kita telah menganalisis

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Wheel-Gripper Mobile Robot untuk kasus Loading and Un-loading

Rancang Bangun Wheel-Gripper Mobile Robot untuk kasus Loading and Un-loading Seina Nasiona ahunan eknik Me SNM-V 7 Juusan eknik Me Univesitas Syiah Kuaa Ranan Banun Whee-Gippe Moie Root untuk kasus Loain an Un-oain Syahie Aief an Rafiuin Sya Poa Stui eknik Me Juusan Me Univesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi BAB I PENAHUUAN. AAR BEAKANG Penggunaan aang rismais aa geagar aja eah sering ijumai aa konsruksi-konwsruksi yang menggunakan aja seagai komonen srukurnya, eai sekarang ini aa konisi-konisi erenu aang

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN Akhma Musafa 1 1 Pogam Stui Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Bui Luhu Jl. Cileug Raya Petukangan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpuan 7.1.1. Kondisi Pabik Daam Aspek K3 Saat Ini Aspek K3 di pabik saat ini masih banyak yang peu dibenahi. Kaena kondisi pabik saat ini banyak ha yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN A 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem ejalan 3.1.1. Sejaah Peusahaan Gamba 3.1. Logo Peusahaan P Dnaplast, bk. P Dnaplast, bk aalah peusahaan ang begeak i biang pouksi botol plastik untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN BAB VII PERITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN 94 BAB VII PERITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN 7. UMUM Dai pemilihan altenative angunan pantai yang telah iahas paa a seelumnya angunan pengaman yang ipilih

Lebih terperinci

TOPIK: GERAK MELINGKAR DAN APLIKASI LAIN HUKUM NEWTON

TOPIK: GERAK MELINGKAR DAN APLIKASI LAIN HUKUM NEWTON OPIK: GERAK MELINGKAR DAN APLIKASI LAIN HUKUM NEWON QUESION (SOAL-SOAL KONSEP): 1. Seoang penejun payung yang sedang jatuh mencapai kelajuan teminalnya dengan paasutnya tetutup. Setelah paasut itu teuka,

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GERAK ROBOT MOBIL BERPENGGERAK DIFFERENSIAL BERDASARKAN METODE TRACKING CONTROL BERBASIS PROPORTIONAL DERIVATIVE (PD)

PENGENDALIAN GERAK ROBOT MOBIL BERPENGGERAK DIFFERENSIAL BERDASARKAN METODE TRACKING CONTROL BERBASIS PROPORTIONAL DERIVATIVE (PD) PENGENDALIAN GERAK ROBOT MOBIL BERPENGGERAK DIFFERENSIAL BERDASARKAN METODE TRACKING CONTROL BERBASIS PROPORTIONAL DERIVATIVE (PD) Robot Mobil DDMR Latar belakang Rumusan masalah Batasan masalah tujuan

Lebih terperinci

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB q k ' qq' ˆ - - Matei Kuliah isika asa II (Pokok Bahasan 1) MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB s. Ishafit, M.Si. Pogam Stui Peniikan isika Univesitas Ahma ahlan, 5 Muatan Listik

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB VI ATOM HIDROGEN 6.1 Persamaan Schrodinger Untuk Kasus Gaya Pusat

BAB VI ATOM HIDROGEN 6.1 Persamaan Schrodinger Untuk Kasus Gaya Pusat Ba VI Atom Hidogen/ 86 BAB VI ATOM HIDROGEN 6. Pesamaan Schodinge Untuk Kasus Gaya Pusat Kasus elekton dalam atom hidogen adalah kasus gaya pusat yang esifat spheically symetic. Kasus gaya pusat adalah

Lebih terperinci

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa.

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa. Untuk semua inta Untuk semua ita-ita Untuk semua kasih sayang Dai keua oangtuaku yang begitu lua biasa. GELOBNG SOLITER INTERNL PD LIRN TUNK (Stui kasus paa luia ua lapisan Oleh: SIDH G544 PROGR STUDI

Lebih terperinci

Frekuensi Getar Alami Balok Kantilever Timoshenko. Resmi Bestari 1) Amrinsyah Nasution 2)

Frekuensi Getar Alami Balok Kantilever Timoshenko. Resmi Bestari 1) Amrinsyah Nasution 2) Bestai, Vo. 11 Nasution. No. Oktobe una TEKNIK SIPIL Fekuensi Geta Aami Baok Kantieve Timoshenko Resmi Bestai 1) Aminsyah Nasution ) Abstak Teoi geak dinamis sistem dengan sifat beban tebagi ata pada baok

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

Mengimplementasikan Algoritma variable predictive models based class discrimination (VPMCD) sebagai metode klasifikasi kesamaan pola

Mengimplementasikan Algoritma variable predictive models based class discrimination (VPMCD) sebagai metode klasifikasi kesamaan pola Oleh Deneng Eka Puta 5106100054 Pemiming Ahmad Saikhu, S.Si, MT NIP. 132318030 Mengimplementasikan Algoitma vaiale pedictive models ased class discimination (VPMCD) seagai metode klasifikasi kesamaan pola

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja Motor Induksi Dengan Pengendali Thyristor Anti-Paralel

Analisis Unjuk Kerja Motor Induksi Dengan Pengendali Thyristor Anti-Paralel Analisis Unjuk Keja Moto Induksi Dengan Pengendali Thyisto Anti-Paalel Suai 1, Bamang Sutoo 1 Juusan Teknik Elekto, Univesitas Semaang, Semaang Juusan Teknik Elekto, Univesitas Gadjah Mada, Yogyakata Astak

Lebih terperinci

Medan Listrik pada Muatan Kontinu &Penerapan Hukum Gauss

Medan Listrik pada Muatan Kontinu &Penerapan Hukum Gauss LISTRIK STATIS () Medan Listik pada Muatan Kntinu &Peneapan Hukum Gauss BAB Fisika Dasa II . MDAN LISTRIK PADA MUATAN KONTINU Dalam a satu kita telah dapat menghitung medan listik di sekita suatu muatan

Lebih terperinci

Pengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot

Pengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-3539 (301-971 Pint) A-9 Pengatuan Fomasi Menggunakan Pendekatan Leade - Followe pada Sistem Multi Robot Hais Ti Rahmanto dan Achmad Jazidie Juusan Teknik

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALISIS DISKRIMINAN BERBASIS VARIABLE PREDICTIVE MODEL PADA KLASIFIKASI KESAMAAN POLA

IMPLEMENTASI ANALISIS DISKRIMINAN BERBASIS VARIABLE PREDICTIVE MODEL PADA KLASIFIKASI KESAMAAN POLA 1 IMPLEMENTASI ANALISIS DISKRIMINAN BERBASIS VARIABLE PREDICTIVE MODEL PADA KLASIFIKASI KESAMAAN POLA Deneng Eka Puta 1, Ahmad Saikhu, S.Si, MT 2 Juusan Teknik Infomatika, Fakultas Teknologi Infomasi Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Peralatan pengangkat ahan igunakan unuk meminahkan muatan i lokasi atau area, epartemen, parik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pemongkaran muatan an seagainya. Proses

Lebih terperinci

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2 11/4/011 1 11/4/011 KOHERENSI koheren : memiliki θ yang tetap (tiak berubah terhaap waktu) θ = π y 1 y θ = 0 y 1 y 11/4/011 INTERFERENSI CELAH GANDA G G T 4 T 3 T G T 1 T pusat T 1 G T T 3 T 4 Cahaya bersifat

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG. UMUM Patial ishage (PD) meupakan fenomena peluahan muatan elektik yang bisa menjembatani sistem isolasi baik seaa sebagian maupun menyeluuh i alam suatu bahan ielektik. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN ISIKA PMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Smak Petanaan! Bang A B Bentuk kuva apakah ang menunjukkan jaak tepenek ang menghubung-kan ttk A an ttk B alam bang ata

Lebih terperinci

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal ε=0,003 ε=teg atas K 3 f h K 1 C=k 1 k 3 f K 1 C=0.85f a As fs T=Asfy As T=Asfy Penampang Balok Bertulang Tunggal Distriusi Regangan Atual Distriusi Tegangan Atual Distriusi Tegangan Persegi Ekivalen Oleh

Lebih terperinci

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA Sei Mol Kliah EL- Matematika Teknik I MOUL 5 INTEGRAL LIPAT AN PENGGUNAANNYA Satan Acaa Pekliahan Mol 5 Integal Lipat an Penggnaanna sebagai beikt Peteman ke- Pokok/Sb Pokok ahasan Tjan Pembelajaan Integal

Lebih terperinci

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010 JAWABAN SOAL FISIKA OSN 00 Medan, 7 Aguu 00 Gaya gaya yang ekeja pada ola diunjukkan pada gama diamping. Peamaan geak unuk pua maa ola adalah () () dan pada ola yang eoai elaku Syaa aga ola menggelinding

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

ANALISIS KINEMATIKA MOBILE MANIPULATOR PADA EXCAVATOR BACKHOE

ANALISIS KINEMATIKA MOBILE MANIPULATOR PADA EXCAVATOR BACKHOE Vol. 7, No., Novembe 25 ISSN: 285-887 ANALISIS KINEMATIKA MOBILE MANIPULATOR PADA EXCAVATOR BACKHOE Randis ), Suhalena 2), Risti Jayanti 2) Teknik Mesin Alat Beat, Politeknik Negei Balikpapan 2 Teknik

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINA SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS Agung Hanayanto Absta Poses pepinahan panas/enegi melalui suatu meia at paat atau ai yang tejai aena onta langsung iantaa

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penahuluan Secaa umum, antena meupakan tansfomato/stuktu tansmisi ai gelombang tebimbing menuju ke gelombang uang bebas atau sebaliknya[6]. Aa bebeapa jenis

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PENGGUNAAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING DENGAN METODE HEURISTIK UNTUK OPTIMASI PENJADWALAN PEGAWAI PARUH WAKTU (Kata knci: penjawalan, optimasi, intege linea pogamming, heistik)

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal berbasis Kepakaran

Perancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal berbasis Kepakaran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Peancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alu Pelayaan Sempit dan Dangkal bebasis Kepakaan Agni Rohmana Anggaini (4206 100 054) Dosen Pembimbing D.

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Pertumuhan an Perkemangan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) engan Teknik Buiaya Hiroponik Hasil analisis variansi (ANAVA)

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk : PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ientitas Responen Dari analisis ata ang iperoleh peneliti ari lapangan akan iuraikan alam bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taangan

Lebih terperinci

PENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL

PENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL Pengukuran untuk Meneteksi Deformasi angunan Sipil PENGUKURAN UNUK MENDEEKSI DEFORMASI ANGUNAN SIPIL Sutomo Kahar 1 ASRAC Deformation for territory will impact to above the builing stability an also will

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER

IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER Sujito, Implementasi Kenali PID alam Meningkatkan Kinerja Power System Stabilizer IMPLEMENTASI KENDALI PID DALAM MENINGKATKAN KINERJA POWER SYSTEM STABILIZER SUJITO Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

METODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI

METODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI Seminar Nasional Matematika an Peniikan Matematika METODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI Fitriana Yuli Saptaningtyas

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Lata Belakang Dalam kehiupan sehai-hai kenaaan meupakan saana tepenting alamsistem tanspotasi an sangat ibutuhkan. Ie pengembangan saana tanspotasi yang kian bekembang, menunjukkan

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

HASIL. Keterangan : a = bobot contoh b = bobot labu lemak dan labu didih c = bobot labu lemak, batu didih dan lemak

HASIL. Keterangan : a = bobot contoh b = bobot labu lemak dan labu didih c = bobot labu lemak, batu didih dan lemak Johansen (Lampiran ). Infiltrasi parafin ke alam jaringan ilakukan secara ertahap engan menamahkan parafin eku ke alam waah yang erisi sampel, tertier utyl alkohol an minyak parafin, kemuian iiarkan teruka

Lebih terperinci

Simulasi Osilator Blocking Sebagai Sensor Level Dengan Menggunakan LabVIEW

Simulasi Osilator Blocking Sebagai Sensor Level Dengan Menggunakan LabVIEW Simuasi Osiator Bocking Sebagai Sensor Leve Dengan Menggunakan LabVIEW Ean Djaeani Pusat Peneitian Informatika Lembaga Imu Pengetahuan Inonesia ean@informatika.ipi.go.i Abstract Capacitancy of a capasitor

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2009 Matematika

UN SMA IPA 2009 Matematika UN SMA IPA 009 Matematika Koe Soal P88 Doc. Name: UNSMAIPA009MATP88 Doc. Version : 0-0 halaman 0. Perhatikan premis-premis berikut ini : :Jika Ai muri rajin maka Ai muri panai :Jika Ai muri panai maka

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Pertemuan IX,X,XI VI. Tegangan Pada Balok

Pertemuan IX,X,XI VI. Tegangan Pada Balok Baan Aja ekanika Baan ulai, ST, T Peemuan X,X,X Tegangan Pada Balok Lenuan Pada Balok Pemeanan ang ekeja pada alok meneakan alok melenu, seingga sumuna edefomasi memenuk lengkungan ang diseu kuva defleksi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

METODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON

METODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON KAJIAN SAINS FISIKA I METODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON Diajuan epaa Pof. D. Bui Jatmio, M.P OLEH : Hafsemi Rafsenjani 779506 Vanti Piete Kelelufna 7795074 Agustina Elizabeth 7795077 Asty Piantini

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci