BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Pertumuhan an Perkemangan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) engan Teknik Buiaya Hiroponik Hasil analisis variansi (ANAVA) tentang pengaruh meia tanam an jenis pupuk terhaap tinggi tanaman, jumlah ruas tiap pohon, erat kering tanaman, umur erunga, jumlah uah tiap pohon tanaman tomat isajikan paa tael 4.1. Tael 4.1: Hasil ANAVA Faktorial Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Pertumuhan an Perkemangan Tanaman Tomat SK Nilai F hitung F tael F tael T.Tanaman J.Ruas B.Kering U.Bunga J.Buah 5% 1% Tanaman Meia 34,087** 17,505** 40,702** 8,134** 8,992** 2,44 3,53 Pupuk 329,780** 104,143** 288,143** 93,370** 156,543** 4,20 7,64 Interaksi 2851,780** 744,554** 842,521** 694,898** 466,827** 2,06 2,80 Galat 17,762 4,167 2,529 6,048 3,024 Ket: * : Berea Nyata ** : Berea Sangat Nya ta Dari tael 4.1 apat iketahui ahwa perlakuan meia memerikan pengaruh erea nyata terhaap umur erunga an jumlah uah, erea sangat nyata terhaap tinggi tanaman, jumlah ruas, an erat kering tanaman. Perlakuan jenis pupuk memerikan pengaruh erea sangat nyata terhaap tinggi tanaman, jumlah ruas, erat kering tanaman, umur erunga, jumlah uah. Terapat pengaruh interaksi antara perlakuan meia an pupuk yang erea sangat nyata terhaap tinggi tanaman, jumlah ruas, erat kering tanaman, umur erunga,

2 jumlah uah. Untuk mengetahui hasil perlakuan teraik ilakukan engan uji lanjut engan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) engan taraf signifikansi 5%. Seangkan untuk mengetahui jenis pupuk yang teraik ilakukan engan uji t. Hasil uji lanjut DMRT isajikan paa tael 4.2, an Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Tinggi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) engan Teknik Buiaya Hiroponik Tael 4.2: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Tinggi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Meia Rata-rata Notasi Tinggi Tanaman M0 (tanah) M2 (agregat arang) M1 (arang sekam) M3 (pasir) M4 (pecahan atu ata) M6 (pasir+pecahan atu ata) M5 (pasit+arang sekam) 109,00 126,50 129,17 130,33 131,67 134,83 141,50 a c c c Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% Grafik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Tinggi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill. ) 160 Rata-rata Tinggi Tanaman M0 M2 M1 M3 M4 M6 M5 Perlakuan Meia

3 Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.2 iketahui ahwa perlakuan meia M0 (meia tanam tanah) memerikan hasil tinggi tanaman paling penek ila ianingkan perlakuan meia yang lain yaitu engan tinggi tanaman 109,00 cm, Hal ini iseakan karena meia tanam tanah alam percoaan ini aalah tanah yang kurang suur yang iamil ari lahan yang kurang prouktif sehingga ukan termasuk meia yang ieal. Perlakuan meia yang memerikan hasil tanaman paling tinggi aalah perlakuan engan meia M5 (meia tanam kominasi antara pasir engan arang sekam) engan tinggi tanaman 141,50 cm. Hal ini ikarenakan kominasi antara meia tanam pasir engan arang sekam aalah pasir merupakan meia tanam yang memiliki sifat apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam. Seangkan arang sekam aalah meia tanam yang ersifat muah menyerap an menyimpan air karena ersifat porous, tiak muah lapuk, sehingga memerikan pengaruh tiak menghamat pertumuhan an perkemangan suatu tanaman (Lingga, 2006). Hasil uji t keua jenis pupuk untuk tinggi tanaman yaitu t hitung (0,0146) < t 0,05(2) (4,30). Karena (0,0146) < t 0,05(2) (4,30), maka H 0 iterima, sehingga tanaman tomat yang ipupuk A engan yang ipupuk B tingginya sama. Hal ini menunjukkan ahwa ari keua jenis pupuk alam percoaan kali ini memerikan pengaruh yang sama. Hal ini iseakan karena unsur hara yang terkanung alam keua jenis pupuk tiak sama akan tetapi masing-masing pupuk mempunyai fungsi yang erea, mungkin aa kanungan unsur lain yang

4 isemunyikan oleh formulatornya yang sengaja tiak icantumkan, sehingga pengaruhnya untuk pertumuhan an perkemangan suatu tanaman sama. Tael 4.4: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Tinggi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Interaksi F1M0 F1M1 F1M2 F1M5 F2M0 F1M4 F1M3 F1M6 F2M2 F2M3 F2M1 F1M4 F2M6 F2M5 Rata-rata Tinggi Tanaman 98,00 118,00 118,00 120,00 120,00 121,00 122,33 123,00 135,00 138,33 140,33 142,33 146,67 163,00 Notasi a c c c c e Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% Grafik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Tinggi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Rata-rata Tinggi Tanaman F1M0 F1M1 F1M2 F1M5 F2M0 F1M4 F1M3 F1M6 F2M2 F2M3 F2M1 F1M4 F2M6 F2M5 Perlakuan Interaksi Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.4 iketahui ahwa paa interaksi jenis meia tanam engan jenis pupuk memerikan hasil tinggi tanaman paling tinggi aalah tanaman yang itanam paa interaksi F2M5 (meia tanam pasir engan

5 arang sekam an pupuk B) engan tinggi tanaman 163,00 cm. Hal ini iseakan karena meia tanam kominasi antara pasir engan arang sekam memiliki sifat yang saling menukung, pasir memiliki sifat apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam, an juga memiliki sifat kapilaritas yang tinggi (mampu menghantarkan air ke akar tanaman), seangkan meia tanam arang sekam mampu menyerap an menyimpan air (Lingga, 2006). Selain itu arang sekam juga erperan penting alam peraikan struktur meia tanam sehingga aerasi an rainase i meia tanam menjai leih aik, an meia arang sekam juga memiliki kanungan karon (C) yang tinggi sehingga memuat meia tanam menjai gemur (Anonim, 2007), sehingga meia tanam terseut menjai meia yang ieal yang mampu menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai muah iserap oleh tanaman. Perlakuan yang memerikan hasil interaksi tanaman yang paling penek aalah tanaman yang itanam paa interaksi F1M0 (meia tanam tanah an pupuk A) engan tinggi tanaman 98,00 cm. Hal ini iseakan karena tanah yang kurang suur yang iamil ari lahan yang kurang prouktif sehingga meia terseut ukanlah meia yang ieal, karena tiak isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai tiak muah iserap oleh tanaman, sehingga pertumuhan ari tanaman terseut terhamat an tiak isa tumuh engan maksimum. Hal itulah yang menyeakan interaksi F1M0 selalu memerikan hasil paling renah engan semua jenis kominasi perlakuan ila ianingkan engan interaksi F2M5 yang selalu memerikan hasil tertinggi.

6 Tanaman akan tumuh an erkemang engan aik apaila itunjang oleh interaksi eerapa faktor yaitu faktor genetik engan lingkungan. Jai karakteristik yang itampilkan oleh tumuhan, itentukan aik oleh genetik maupun lingkungan secara ersama-sama. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumuhan, perkemangan an prouksi suatu tanaman aalah terseianya unsur-unsur hara yang cukup i alam meia tanam (Anonim, 2008) Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Jumlah Ruas Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) engan Teknik Buiaya Hiroponik Tael 4.5: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Jumlah Ruas Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Meia Rata-rata Notasi Jumlah Ruas Tiap Pohon M0 (tanah) M2 (agregat arang) M1 (arang sekam) M4 (pecahan atu ata) M6 (pasir+pecahan atu ata) M5 (pasir+arang sekam) M3 (pasir) 27,17 28,50 29,67 32,00 33,00 35,33 36,50 a a a c c e e Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% Grafik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Jumlah Ruas Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Rata-rata Jumlah Ruas Tiap Pohon M0 M2 M1 M4 M6 M5 M3 Perlakuan Meia

7 Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.5 apat iketahui ahwa paa perlakuan jenis meia tanam memerikan hasil jumlah ruas yang paling seikit yaitu tanaman tomat yang itanam paa perlakuan jenis meia M0 (meia tanam tanah) engan jumlah ruas seanyak 27,17 ruas. Hal ini iseakan karena meia tanam tanah alam percoaan ini aalah tanah yang kurang suur yang iamil ari lahan yang kurang prouktif, sehingga pertumuhan ari tanaman terseut terhamat an tiak isa tumuh engan maksimum. Perlakuan yang memerikan hasil jumlah ruas yang paling anyak yaitu paa perlakuan jenis meia M3 (meia tanam pasir) engan jumlah ruas seanyak 36,50 ruas. Hal ini iseakan karena meia tanam pasir merupakan meia tanam yang apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam, selain itu tanaman yang itanam paa meia pasir pertumuhannya akan mengalami percepatan karena pasir memiliki sifat aya kapilaritas yang tinggi yaitu meia yang mampu menghantarkan air ke akar tanaman (Anonim, 2007). Nicholls (2003) menamahkan, meia tanam pasir juga memiliki sifat steril an apat mempertahankan kelemaan engan aik. Hasil uji t keua jenis pupuk untuk jumlah ruas yaitu t hitung (0,064) < t 0,05(2) (4,30), karena t hitung (0,064) < t 0,05(2) (4,30), maka H 0 iterima, sehingga tanaman tomat yang ipupuk A engan yang ipupuk B jumlah ruasnya sama. Hal ini menunjukkan ahwa ari keua pupuk alam percoaan kali ini memerikan pengaruh yang sama. Hal ini iseakan karena unsur hara yang terkanung alam keua jenis pupuk tiak sama akan tetapi masing-masing mempunyai fungsi yang erea, mungkin aa kanungan unsur lain yang isemunyikan

8 oleh formulatornya yang sengaja tiak icantumkan, sehingga pengaruhnya untuk pertumuhan an perkemangan suatu tanaman sama. Tael 4.7: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Jumlah Ruas Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) `Perlakuan Rata-rata Notasi Interaksi jumlah ruas F1M0 26,33 a F1M2 26,33 a F1M6 28,00 a F2M0 28,00 a F1M3 28,67 a F1M1 29,33 a F1M4 30,00 a F2M1 30,00 a F2M2 30,67 c F1M5 31,00 c F2M4 34,00 c F2M6 38,00 F2M5 39,67 F2M3 44,33 e Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% Grafik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Jumlah Ruas Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Rata-rata Juamlah Ruas F1M0 F1M2 F1M6 F2M0 F1M3 F1M1 F1M4 F2M1 F2M2 F1M5 F2M4 F2M6 F2M5 F2M3 Perlakuan Interaksi

9 Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.7 apat iketahui ahwa paa interaksi jenis meia tanam engan jenis pupuk memerikan pengaruh tanaman yang jumlah ruasnya paling anyak aalah tanaman yang itanam paa interaksi F2M3 (meia tanam pasir an pupuk B) engan jumlah ruas seanyak 44,33 ruas. Hal ini iseakan karena pasir sering igunakan seagai meia tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir ianggap memaai an sesuai jika igunakan seagai meia untuk penyemaian enih, pertumuhan iit tanaman, an perakaran setek atang tanaman. Sementara oot pasir yang cukup erat akan mempermuah tegaknya setek atang. Pasir merupakan meia tanam yang sering igunakan meia tanam hiroponik seagai meia pengganti tanah karena pasir apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam, selain itu pasir juga memiliki sifat kapilaritas yang tinggi an juga apat ipakai erulang-ulang setelah iersihkan (Anomin, 2007), sehingga pasir juga termasuk meia yang ieal karena isa menghantarkan nutrisi yang ierikan muah iserap oleh tanaman. Perlakuan yang memerikan hasil interaksi tanaman yang paling seikit jumlah ruasnya aalah tanaman yang itanam paa interaksi F1M0 (meia tanam tanah an pupuk A) engan jumlah ruas seanyak 26,33 ruas. Hal ini iseakan karena meia tanam tanah alam percoaan ini merupakan jenis tanah yang kurang suur yang iamil ari lahan yang kurang prouktif sehingga meia terseut ukanlah meia yang ieal, karena tiak isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai tiak muah iserap oleh tanaman, sehingga pertumuhan ari tanaman terseut terhamat an tiak isa tumuh engan maksimum. Hal itulah

10 yang menyeakan interaksi F1M0 selalu memerikan hasil paling seikit jumlah ruasnya engan semua jenis kominasi perlakuan ila ianingkan engan interaksi F2M3 yang selalu memerikan hasil paling anyak jumlah ruasnya Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Berat Kering Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) engan Teknik Buiaya Hiroponik Tael 4.8: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Berat Kering Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Meia Rata-rata Berat Notasi Kering Tanaman M0 (tanah) M1 (arang sekam) M2 (agregat arang) M6 (pasir+pecahan atu ata) M3 (pasir) M4 (pecahan atu ata) M5 (pasir+arang sekam) 18, , , , , , ,0183 a c Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% Rata-rata Berat Kering Tanaman Garfik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Berat Kering Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) M0 M1 M2 M6 M3 M4 M5 Perlakuan Meia Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.8 apat iketahui ahwa perlakuan meia tanam memerikan hasil tanaman yang paling ringan ootnya aalah tanaman yang i tanam paa perlakuan meia M0 (meia tanam tanah) engan

11 erat tanaman seesar 18,6917 gram. Hal ini iseakan karena meia tanam tanah alam percoaan kali ini aalah tanah yang kurang suur yang iamil ari lahan yang kurang prouktif sehingga meia terseut ukanlah meia yang ieal, karena tiak isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai tiak muah iserap oleh tanaman, sehingga pertumuhan ari tanaman terseut terhamat an tiak isa tumuh engan maksimum. Perlakuan yang memerikan hasil tanaman yang paling erat ootnya aalah tanaman yang i tanam paa perlakuan M5 (meia tanam kominasi antara pasir engan arang sekam) engan erat tanaman seesar 30,0183 gram. Hal ini iseakan karena meia tanam kominasi antara pasir engan arang sekam memerikan pengaruh tanaman leih erat ila ianingkan engan perlakuan meia yang lain aalah pasir memiliki sifat yang saling menukung, pasir apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam an pasir juga memiliki sifat kapilaritas yang tinggi seangkan arang sekam memiliki sifat mampu menyerap an menyimpan air (Lingga, 2006), sehingga aik untuk pertumuhan an perkemangan suatu tanaman. Hasil uji t keua jenis pupuk untuk erat kering tanaman yaitu t hitung (0,0293) < t 0,05(2) (4,30), karena t hitung (0,0293) < t 0,05(2) (4,30), maka H 0 iterima, sehingga tanaman tomat yang ipupuk A engan yang ipupuk B erat keringnya sama. Hal ini menunjukkan ahwa ari keua pupuk alam percoaan kali ini memerikan pengaruh yang sama. Hal ini iseakan karena unsur hara yang terkanung alam keua jenis pupuk tiak sama akan tetapi masing-masing mempunyai fungsi yang erea, mungkin aa kanungan unsur lain yang

12 isemunyikan oleh formulatornya yang sengaja tiak icantumkan, sehingga pengaruhnya untuk pertumuhan an perkemangan suatu tanaman sama. Suatu tanaman akan tumuh engan suurnya, apaila segala elemen yang iutuhkannya terseia cukup, lagi pula elemen itu aa i alam entuk yang sesuai untuk iserap tanaman. Mengenai pemasukan elemen-elemen ke alam tuuh tanaman terapat pengaruh yang timal alik (Salisury an Ross, 1995). Kanungan unsur hara alam tumuhan ihitung erasarkan total erat kering tumuhan, isajikan engan satuan ppm atau persen. Bahan kering tumuhan aalah ahan tumuhan setelah seluruh air yang terkanung ialamnya ihilangkan. Secara praktis, jika jaringan tumuhan segar ipanaskan engan suhu 80ºC selama 2 hari suah cukup untuk menghilangkan semua air yang terkanung alam jaringan terseut (Lakitan, 2004). Tael 4.10: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Berat Kering Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Interaksi F1M0 F1M1 F2M0 F1M2 F1M6 F1M3 F1M4 F1M5 F2M1 F2M2 F2M3 F2M4 F2M6 F2M5 Rata-rata erat kering tanaman 17, , , , , , , , , , , , , ,3500 Notasi a a a c c c c e e e e Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5%

13 Grafik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Berat Kering Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Rata-rata Tinggi Tanaman F1M0 F2M0 F1M6 F1M4 F2M1 F2M3 F2M6 Perlakuan Interaksi Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.10 apat iketahui ahwa paa interaksi jenis meia tanam engan jenis pupuk memerikan pengaruh tanaman yang paling erat aalah tanaman yang itanam paa interaksi F2M5 (meia tanam pasir engan arang sekam an pupuk B) engan erat tanaman seesar 35,3500 gram. Hal ini iseakan karena meia tanam kominasi antara pasir engan arang sekam memiliki sifat yang saling menukung, pasir memiliki sifat apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam seangkan meia tanam arang sekam mampu menyerap an menyimpan air (Lingga, 2006). Selain itu arang sekam juga erperan penting alam peraikan struktur tanah sehingga aerasi an rainase i meia tanam menjai leih aik, selain itu meia arang sekam juga memiliki kanungan karon (C) yang tinggi sehingga memuat meia tanam menjai gemur (Anonim, 2007). Hal itulah yang menyeakan meia kominasi pasir engan arang sekam termasuk meia yang ieal karena isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai leih muah iserap oleh tanaman. Perlakuan yang memerikan hasil tanaman yang paling penek aalah tanaman yang itanam paa interaksi F1M0 (meia tanam tanah an pupuk A) engan tinggi tanaman 98,00 cm. Hal ini iseakan karena tanah yang igunakan

14 alam percoaan kali ini aalah tanah yang kurang suur yang iamil ari lahan yang kurang prouktif sehingga meia terseut ukanlah meia yang ieal, karena tiak isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai tiak muah iserap oleh tanaman, sehingga pertumuhan ari tanaman terseut terhamat an tiak isa tumuh engan maksimum. Cara untuk mengetahui kanungan unsur hara alam tumuhan aalah engan menghitung kanungan unsur hara erasarkan total eratnya per satuan ahan kering tumuhan, engan satuan ppm atau persen. Bahan kering tumuhan aalah ahan tumuhan setelah seluruh air yang terkanung ialamnya ihilangkan (Lakitan, 2004). Berarti ahwa tumuhan yang memiliki erat kering paling erat merupakan tanam yang pertumuhan an perkemangannya paling aik, egitu pula sealiknya Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Umur Berunga Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) engan Teknik Buiaya Hiroponik Tael 4.11: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Umur Berunga Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Meia Rata-rata Umur Notasi Berunga M3 (pasir) M5 (pasir+arang sekam) M4 (pecahan atu ata) M1 (arang sekam) M6 (pasir+pecahan atu ata) M0 (tanah) M2 (agregat arang) 33,50 34,50 34,67 38,17 38,67 40,00 40,50 a a a set: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5%

15 Garfik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Umur Berunga Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Rata-rata Umur Berunga M3 M5 M4 M1 M6 M0 M2 Perlakuan Meia Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.11 apat iketahui ahwa paa perlakuan engan meia memerikan pengaruh tanaman tomat yang leih cepat erunga aalah tanaman yang itanam paa perlakuan M3 (yang itanam paa meia tanam pasir) seesar 33,50. Hal ini iseakan karena pasir merupakan meia tanam yang sering igunakan meia tanam hiroponik seagai meia pengganti tanah karena pasir apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam, selain itu pasir juga memiliki sifat kapilaritas yang tinggi an apat ipakai erulang-ulang setelah iersihkan. Perlakuan meia yang memerikan hasil yang paling lamat erunganya aalah tanaman yang itanam paa perlakuan meia M2 (meia tanam agregat arang kayu) seesar 40,50. hal ini iseakan karena meia tanam agregat arang kayu hanya apat igunakan seagai meia tanam i aerah engan kelemapan tinggi hal itu ikarenakan arang kayu kurang mampu mengikat air alam jumlah anyak. Meia arang kayu ini juga miskin akan unsur hara (Anonim, 2007) Hasil uji t untuk keua jenis pupuk untuk umur erunga yaitu t hitung (0,093) < t 0,05(2) (4,30), karena t hitung (0,093) < t 0,05(2) (4,30), maka H 0 iterima, sehingga tanaman tomat yang ipupuk A engan yang ipupuk B umur

16 erunganya sama. Hal ini menunjukkan ahwa ari keua pupuk alam percoaan kali ini memerikan pengaruh yang sama. Hal ini iseakan karena unsur hara yang terkanung alam keua jenis pupuk tiak sama akan tetapi masing-masing pupuk mempunyai fungsi yang erea, mungkin aa kanungan unsur yang isemunyikan oleh formulatornya yang sengaja tiak icantumkan, sehingga pengaruhnya terhaap pertumuhan an perkemangan tanaman sama. Jenis pupuk erpengaruh terhaap umur erunga tanaman tomat, hal ini menunjukkan ahwa keterseiaan unsur hara yang apat iserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil tanaman, masing-masing jenis tanaman menghenaki jenis an jumlah unsur hara yang erea. Jenis an jumlah unsur hara yang terseia paa asarnya harus eraa alam keaaan yang cukup an seimang agar tingkat hasil yang iharapkan apat tercapai. Oleh karena itu salah satu cara untuk menjaga keseimangan an keterseiaan unsur hara apat ilakukan engan menggunakan pupuk engan cara pemerian konsentrasi alam hiroponik an untuk mengetahui respon fisiologi pertumuhan an perkemangannya apat ilakukan engan cara memerikan jenis pupuk yang erea.

17 Tael 4.13: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Umur Berunga Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Interaksi F2M5 F2M3 F2M4 F2M6 F2M1 F1M3 F2M2 F2M0 F1M4 F1M5 F1M1 F1M0 F1M6 F1M2 Rata-rata Umur Berunga 30,00 30,67 31,33 33,67 34,67 36,33 36,33 37,67 38,00 39,00 41,67 42,33 43,67 44,67 Notasi a a a ac c c c ce cef ef efg fg g g Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% 45 Grafik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Umur Berunga Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Rata-rata Umur Berunga F2M5 F2M3 F2M4 F2M6 F2M1 F1M3 F2M2 F2M0 F1M4 F1M5 F1M1 F1M0 F1M6 F1M2 Perlakuan Interaksi Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.13 apat iketahui ahwa paa perlakuan interaksi jenis meia tanam engan jenis pupuk memerikan pengaruh tanaman yang leih cepat erunga aalah tanaman yang itanam paa interaksi F2M5 (meia tanam pasir engan arang sekam an pupuk B) seesar 30,00. Hal ini iseakan karena meia tanam kominasi antara pasir engan arang sekam memiliki sifat yang saling menukung, pasir memiliki sifat apat meningkatkan

18 sistem aerasi an rainase meia tanam seangkan meia tanam arang sekam mampu menyerap an menyimpan air (Lingga, 2006). Selain itu arang sekam juga erperan penting alam peraikan struktur tanah sehingga aerasi an rainase i meia tanam menjai leih aik, selain itu meia arang sekam juga memiliki kanungan karon (C) yang tinggi sehingga memuat meia tanam menjai gemur (Anonim, 2007), sehingga meia terseut termasuk meia yang ieal yang isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai muah iserap oleh tanaman. Perlakuan yang memerikan hasil interaksi tanaman yang paling lama erunga aalah tanaman yang itanam paa interaksi F1M2 (meia tanam agregat arang kayu an pupuk A) seesar 44,67. Hal ini iseakan karena meia tanam agregat arang kayu hanya apat igunakan seagai meia tanam i aerah engan kelemapan tinggi hal itu ikarenakan arang kayu kurang mampu mengikat air alam jumlah anyak. Meia arang kayu ini juga miskin akan unsur hara (Anonim, 2007), sehingga meia agregat arang kayu juga ukan termasuk meia yang ieal karena tiak isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai tiak muah iserap oleh tanaman. Hal itulah yang menyeakan interaksi F1M2 selalu memerikan hasil yang paling lamat erunganya untuk kominasi engan semua jenis meia tanam ila ianingkan engan F2M5 yang selalu memerikan hasil paling cepat erunganya. Menurut Mangoenijojo (2003), menyatakan ahwa pertumuhan an perkemangan suatu tanaman yang erasal ari suatu iit apat ieakan menjai tiga fase pertumuhan, yaitu fase emrio yang imulai seelum menjai

19 iit, yakni saat terjai peleuran gamet jantan an gamet etina mementuk zigot. Fase mua imulai engan erkecamahnya iji yang seenarnya, yakni pertumuhan emrio itu seniri. Pertumuhan emrio menjai seeling (merupakan suatu tanaman mua yang tumuh ari iji, ukan ari agian vegetatif) yang erkemang menjai pertumuhan vegetatif icirikan engan memesarnya ukuran, aik pertumuhan memanjang maupun pertumuhan lingkar atang. Fase ewasa yaitu tanaman memasuki masa reprouksi yang paa akhirnya menghasilkan iji atau uah. Tanaman mencapai ukuran tertentu untuk eralih mementuk primoria unga seagai akiat aanya proses fisiologis atau hormonal yang terjai paa tanaman terseut atau seagai akiat aanya ransangan pengaruh faktor ari luar. Untuk mencapai fase erunga (generative), suatu tanaman ikenalikan oleh faktor genetik. Mmeskipun emikian, engan perlakuan-perlakuan tertentu fase terseut apat ipercepat. Prekositas menunjukkan suatu sifat tanaman yang erkecenerungan untuk erunga an erprouksi leih cepat ianingkan engan yang lain (Mangoenijojo, 2003).

20 4.1.5 Pengaruh Meia Tanam an Jenis Pupuk terhaap Jumlah Buah Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) engan Teknik Buiaya Hiroponik Tael 4.14: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Jumlah Buah Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Meia Rata-rata Notasi Jumlah Buah Tiap Pohon M0 (tanah) M2 (agregat arang) M1 (arang sekam) M3 (pasir) M4 (pecahan atu ata) M5 (pasir+arang sekam) M6 (pasir+pecahan atu ata) 17,83 19,17 21,00 22,00 22,33 23,33 23,50 a a c c c Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% Garfik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Meia Tanam terhaap Jumlah Buah Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) 25 Rata-rata Jumlah Buah Tiap Pohon M0 M2 M1 M3 M4 M5 M6 Perlakuan Meia Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.14 apat iketahui ahwa perlakuan meia memerikan pengaruh tanaman yang menghasilkan jumlah uah paling seikit aalah tanaman tomat yang itanam paa perlakuan meia M0 (yang itanam paa meia tanam tanah) seesar 17,83. Hal ini iseakan karena meia tanam tanah alam percoaan ini aalah tanah yang kurang suur yang iamil ari lahan yang kurang prouktif sehingga meia terseut ukanlah meia yang

21 ieal, karena tiak isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai tiak muah iserap oleh tanaman, sehingga pertumuhan ari tanaman terseut terhamat an tiak isa tumuh engan maksimum. Perlakuan yang memerikan hasil tanaman yang jumlah uahnya paling anyak aalah tanaman yang itanam paa perlakuan meia M6 (itanam paa meia tanam kominasi pasir engan pecahan atu ata) seesar 23,50. Hal itu ikarenakan kominasi keua jenis meia saling menukung, meia tanam pasir merupakan meia tanam yang apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam an memiliki sifat kapilaritas yang tinggi seangkan pecahan atu ata merupakan meia tanam yang erfungsi untuk melekatkan akar. Semakin kecil ukuran ari pecahan atu ata terseut, maka kemampuan aya serapnya terhaap air maupun unsur hara akan semakin aik, selain itu ukuran yang semakin kecil juga akan memuat sirkulasi uara an kelemapan isekitar akar tanaman erlangsung leih aik (Anomin, 2007) Hasil uji t keua jenis pupuk untuk jumlah uah tiap pohon yaitu t hitung (0,062) < t 0,05(2) (4,30), karena t hitung (0,062) < t 0,05(2) (4,30), maka H 0 iterima, sehingga tanaman tomat yang ipupuk A engan yang ipupuk B jumlah uahnya sama. Hal ini menunjukkan ahwa ari keua pupuk alam percoaan kali ini memerikan pengaruh yang sama. Hal ini iseakan karena unsur hara yang terkanung alam keua jenis pupuk tiak sama akan tetapi masing-masing pupuk mempunyai fungsi yang erea, mungkin aa kanungan unsur lain yang isemunyikan oleh formulatornya yang sengaja tiak icantumkan, sehingga pengaruhnya terhaap pertumuhan an perkemangan tanaman sama.

22 Tael 4.16: Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Jumlah Buah Tiap Pohon Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Perlakuan Interaksi F1M2 F1M0 F1M5 F1M1 F1M3 F1M6 F2M0 F1M4 F2M1 F2M2 F2M4 F2M3 F2M6 F2M5 Rata-rata Jumlah Buah Tiap Pohon 14,67 15,67 18,33 18,67 18,67 19,33 20,00 20,33 23,33 23,67 24,33 25,33 27,67 28,33 Notasi a a c c c c c c e e e Ket: Angka yang iampingi huruf yang sama tiak erea nyata erasarkan uji Duncan 5% 30 Grafik Hasil Uji Duncan 5%, untuk Pengaruh Interaksi Meia Tanam engan Jenis Pupuk terhaap Jumlah Buah Tiap Pohon Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Rata-rata Jumlah Buah Tiap pohon F1M2 F1M0 F1M5 F1M1 F1M3 F1M6 F2M0 F1M4 F2M1 F2M2 F2M4 F2M3 F2M6 F2M5 Perlakuan Interaksi Hasil uji Duncan 5% paa tael 4.16 apat iketahui ahwa paa interaksi jenis meia tanam engan jenis pupuk memerikan pengaruh tanaman yang jumlah uahnya paling anyak aalah tanaman yang itanam paa interaksi F2M5 (meia tanam pasir engan arang sekam an pupuk B) engan jumlah uah seanyak 28,33 uah. Hal ini iseakan oleh meia tanam kominasi antara pasir engan arang sekam masing-masing memiliki sifat yang saling menukung,

23 pasir memiliki sifat apat meningkatkan sistem aerasi an rainase meia tanam an juga memiliki sifat kapilaritas yang tinggi seangkan arang sekam aalah meia tanam ersifat muah menyerap an menyimpan air karena ersifat porous, tiak muah lapuk, sehingga aik untuk pertumuhan an perkemangan suatu tanaman (Lingga, 2006), sehingga maia terseut termasuk maia yang ieal yang isa menghantarkan nutrisi yang ierikan menjai muah iserap oleh tanaman. Perlakuan yang memerikan hasil interaksi tanaman yang jumlah uahnya paling seikit aalah tanaman yang itanam paa interaksi F1M2 (meia tanam agregat arang kayu an pupuk A) engan jumlah uah seanyak 14,67 uah. Hal ini iseakan karena meia tanam agregat arang kayu hanya apat igunakan seagai meia tanam i aerah engan kelemapan tinggi hal itu ikarenakan arang kayu kurang mampu mengikat air alam jumlah anyak. Meia arang kayu ini juga miskin akan unsur hara (Anonim, 2007), sehingga meia agregat arang kayu ukan termasuk meia yang ieal karena tiak isa menghantarkan nutrisi yang ierikan tiak muah iserap oleh tanaman. Hal itulah yang menyeakan interaksi F2M5 selalu memerikan hasil yang paling seikit jumlah uahnya untuk kominasi engan semua jenis meia tanam ila ianingkan engan interaksi F1M2 yang selalu memerikan hasil paling anyak jumlah uahnya. Perpenekan masa juvenil paa hakikatnya aalah memacu pertumuhan vegetatif tanaman semaksimal mungkin. Dalam hal ini, perlakuan pemerian pupuk erleih apat memacu pertumuhan tanaman. Apaila masa vegetatif tanaman telah terlampaui, maka masa pertumuhan generatif akan menyusul. Paa eerapa jenis tanaman konifer, pemupukan erleih (terutama pupuk

24 nitrogen) apat menghasilkan pertumuhan vegetatif maksimal tanaman asal iji an sekaligus memacu pemungaannya (Ashari, 1998) Parameter ari pertumuhan an perkemangan aalah engan aanya jumlah uah yang ihasilkan oleh suatu tanaman, karena pertumuhan menunjukkan suatu pertamahan alam ukuran an perkemangan menunjukkan suatu peruahan teratur an erkemang, seringkali menuju suatu keaaan yang leih komplek. Dengan aanya uah erarti tanaman terseut telah mengalami pertumuhan an perkemangan. Seangkan pertumuhan an perkemangan itu seniri ipengaruhi oleh eerapa faktor, iantaranya aalah faktor ari alam yaitu faktor yang meliatkan hormon yang akan mengontrol pertumuhan an perkemangan tumuhan, aik hormon yang ihasilkan ari alam tuuh tumuhan terseut atau hormon yang ihasilkan i luar tuuh tumuhan. Faktor lain yang isa mempengaruhi pertumuhan an perkemangan aalah faktor lingkungan, faktor ini merupakan faktor ari luar yang erat sekali huungannya engan perkemangan yaitu meliputi panjang peneknya hari, suhu, nutrisi, an lain-lain (Sasmitamiharja an Siregar, 1990) Jai yang erperan alam pertumuhan an perkemangan alam hal ini aalah interaksi antara keua faktor yaitu faktor ari alam tuuh tumuhan an faktor lingkungan atau faktor ari luar tuuh tumuhan terseut, alam hal ini aalah interaksi antara faktor meia tanam engan jenis pupuk yang ierikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

HASIL. Keterangan : a = bobot contoh b = bobot labu lemak dan labu didih c = bobot labu lemak, batu didih dan lemak

HASIL. Keterangan : a = bobot contoh b = bobot labu lemak dan labu didih c = bobot labu lemak, batu didih dan lemak Johansen (Lampiran ). Infiltrasi parafin ke alam jaringan ilakukan secara ertahap engan menamahkan parafin eku ke alam waah yang erisi sampel, tertier utyl alkohol an minyak parafin, kemuian iiarkan teruka

Lebih terperinci

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013 Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan an Kelautan. Volume 1, Nomor 2, Septemer 2013 Penentuan Peraningan Es-curah an Ikan Nike (Awaous melanocephalus) Segar alam Cool-ox Berinsulasi terhaap Mutu Organoleptik an

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percoaan Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah kaca yang terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Tanaman gerera yang digunakan merupakan iit yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN KONSTRUKSI

BAB IV PERANCANGAN KONSTRUKSI 5 BAB IV ERANCANGAN KONSTRUKSI 4.1 engumpulan Variasi Konstruksi Dalam penyelesaian rancangan ies, langkah pertama yang ilakukan aalah memuat eerapa variasi proses pemotongan, engan tujuan supaya memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK BIO KOMPOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN TEBU

PENGARUH DOSIS PUPUK BIO KOMPOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN TEBU PENGARUH DOSIS PUPUK BIO KOMPOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN TEBU (Saharum offiinarum L) VARIETAS PS 882 SEBAGAI BENIH BIBIT METODE BUD CHIP Oleh : Pamuji Setyo Utomo Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal

Oleh. εc=teg batas. εc=0,003. K 3 fc K 1. c h. As fs. T=Asfy. T=Asfy. C=k 1 k 3 fc bc. C=0.85fc ab. Penampang Balok Bertulang Tunggal ε=0,003 ε=teg atas K 3 f h K 1 C=k 1 k 3 f K 1 C=0.85f a As fs T=Asfy As T=Asfy Penampang Balok Bertulang Tunggal Distriusi Regangan Atual Distriusi Tegangan Atual Distriusi Tegangan Persegi Ekivalen Oleh

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI PERTEMUAN an 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI MOMEN INERSIA? ILMU FISIKA Momen inersia aalah suatu ukuran kelemaman seuah partikel terhaap peruahan keuukan alam gerak lintasan rotasi Momen inersia aalah

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI BERAS ORGANIK MENTIK SUSU DAN IR64; PECAH KULIT DAN GILING SELAMA PENYIMPANAN

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI BERAS ORGANIK MENTIK SUSU DAN IR64; PECAH KULIT DAN GILING SELAMA PENYIMPANAN KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI BERAS ORGANIK MENTIK SUSU DAN IR64; PECAH KULIT DAN GILING SELAMA PENYIMPANAN STUDY OF PHYSICOCHEMISTRY AND SENSORY CHARACTERISTICS OF ORGANIC RICE MILK MENTIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan pola dua faktor. Faktor pertama adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi

Lebih terperinci

Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung Dalam Tumpangsari Melalui Pengaturan Baris Tanam Dan Perompesan Daun Jagung

Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung Dalam Tumpangsari Melalui Pengaturan Baris Tanam Dan Perompesan Daun Jagung EMBRYO VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2007 ISSN 0216-0188 Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung Dalam Tumpangsari Melalui Pengaturan Baris Tanam Dan Perompesan Daun Jagung Amin Zuchri Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

Ilmu Pertanian Vol. 15 No. 1, 2008 : KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza spp) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN DAN SALINITAS

Ilmu Pertanian Vol. 15 No. 1, 2008 : KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza spp) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN DAN SALINITAS Ilmu Pertanian Vol. 15 No. 1, 2008 : 49-58 KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza spp) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN DAN SALINITAS THE PERFORMANCE OF SEVERAL RICE (Oryza spp) VARIETIES ON DROUGHT AND

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Peralatan pengangkat ahan igunakan unuk meminahkan muatan i lokasi atau area, epartemen, parik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pemongkaran muatan an seagainya. Proses

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIGOR BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) ABSTRAK

LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIGOR BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) ABSTRAK Media Litang Sulteng 2 (1) : 56 61, Oktoer 29 ISSN : 1979-5971 LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIGOR BIBIT KAKAO (Theoroma cacao L.) Maemunah 1 dan Enny Adelina 2 ABSTRAK Penelitian ini ertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JANGKA KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JANGKA KABUPATEN BIREUEN HUBUNGN NTR MOTIVSI DENGN PRESTSI BELJR EKONOMI SISW KELS VIII SMP NEGERI JNGK KBUPTEN BIREUEN Satriani Mahasiswa Peniikan Ekonomi Zahara Dosen Peniikan Ekonomi BSTRK Paa kegiatan proses elajar mengajar

Lebih terperinci

PEMETAAN MÖBIUS. Gani Gunawan. Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No 1, Bandung,40116, Indonesia

PEMETAAN MÖBIUS. Gani Gunawan. Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No 1, Bandung,40116, Indonesia Jurnal Matematika Vol6 No Novemer 006 [ : 7 ] PEMETAAN MÖBIUS Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No, Banung,406, Inonesia ggan06@yahoocom Astrak Transformasi ilinear apat ikomposisikan ari transformasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN RATE OF PENETRATION PADA OPERASI PEMBORAN

PERENCANAAN RATE OF PENETRATION PADA OPERASI PEMBORAN FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. PERENCANAAN RATE OF PENETRATION PADA OPERASI PEMORAN Oleh: *)Agus Alexanri ASTRAK Paa setiap kali ilakukan operasi pemoran, selalu iusahakan agar laju pemoran yang iperoleh

Lebih terperinci

Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia

Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Pulik Inonesia Contoh Soal Ujian Inonesia CPA I. Soal Akuntansi an Pelaporan Keuangan Soal Pilihan Gana 1. Apa konsep asar yang menukung pengakuan atas kerugian kontinjen?

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

BAB I. Ada beberapa macam sarana transportasi pribadi untuk membawa anak,yaitu : BERMOBILITAS

BAB I. Ada beberapa macam sarana transportasi pribadi untuk membawa anak,yaitu : BERMOBILITAS PENDAHLAN LATAR BELAKANG Aa eeraa macam sarana transortasi riai untuk memawa,yaitu : Motor Moil Menengah Tetai K E NYATAAN NYA: Menengah Dari segi keselamatanæ Moil jauh leih aman i aningkan motor. Karena

Lebih terperinci

KLOROFIL X - 2 : 68 75, Desember 2015 ISSN

KLOROFIL X - 2 : 68 75, Desember 2015 ISSN KLOROFIL X - : 68 75, Desemer 5 ISSN 85-96 PENGRUH KOMPOSISI MEDI TNM DN PUPUK NPK MJEMUK TERHDP PERTUMBUHN BIBIT KELP SWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PD STDI PRE NURSERY Bayu Segara, Heniyati Hawalid,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN 16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG PEMBAHASAN UMUM PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG Pada penelitian tahap pertama diperoleh hasil ahwa ukuran partikel tepung sangat erpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

BAB I PENDAHULUAN. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan

Lebih terperinci

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab 8 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK A32 DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum. L.) VARIETAS BREBES Elli Afrida Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3 B II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Teori Struktur Ekonomi Pemangunan ekonomi di Indonesia merupakan agian penting dari pemangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ada aturan bakunya, yang terpenting ransum yang diberikan kandungan

TINJAUAN PUSTAKA. ada aturan bakunya, yang terpenting ransum yang diberikan kandungan TINJAUAN PUSTAKA Keutuhan Nutrisi Itik Petelur Bahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum pada itik elum ada aturan akunya, yang terpenting ransum yang dierikan kandungan nutriennya dalam ransum

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

Pengaplikasian Metode Fungsi Airy pada Permasalahan Probabilitas Terobosan Kuantum

Pengaplikasian Metode Fungsi Airy pada Permasalahan Probabilitas Terobosan Kuantum SIMTRI Jurnal Ilmu Fisika Inonesia Volume Nomor Mei 6 Pengaplikasian Metoe Fungsi Airy paa Permasalahan Proailitas Teroosan Kuantum Fani Oktasenra Fakultas Sains an Teknologi Universitas Jami Inonesia

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TANAM DAN JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TOMAT

PENGARUH MEDIA TANAM DAN JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TOMAT PENGARUH MEDIA TANAM DAN JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum MILL.) DENGAN TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK Dosen Pembimbing: Suyono, M.P Oleh: Umi Nur Azizah

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

METODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI

METODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI Seminar Nasional Matematika an Peniikan Matematika METODE VOLUME HINGGA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SUDUT PERTEMUAN SALURAN TERHADAP PROFIL PERUBAHAN SEDIMEN PASIR PADA PERTEMUAN SUNGAI Fitriana Yuli Saptaningtyas

Lebih terperinci

PENYIMPANAN SPORA T. asperellum T 13 dana. niger A 1 DALAM BAHAN PEMBAWA PADAT DAN CAIR ABSTRAK

PENYIMPANAN SPORA T. asperellum T 13 dana. niger A 1 DALAM BAHAN PEMBAWA PADAT DAN CAIR ABSTRAK 63 PENYIMPANAN SPORA T. asperellum T 13 dana. niger A 1 DALAM BAHAN PEMBAWA PADAT DAN CAIR ABSTRAK Seelas ahan pemawa padat dan lima ahan pemawa cair telah diuji untuk menentukan ahan pemawa teraikagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Nangka Terhadap Penambahan Panjang Akar Semai Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Analisis

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Mentah Pengamatan Sebelum Dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

Lampiran 1: Data Mentah Pengamatan Sebelum Dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: Lampiran-lampiran Lampiran 1: Data Mentah Pengamatan Sebelum Dianalisis 1) Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4: Rata-rata tinggi tanaman

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU:DAGING LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN PENAMBAHAN MENTEGA PUTIH TERHADAP KUAlITAS BISKUIT CRACKERS

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU:DAGING LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN PENAMBAHAN MENTEGA PUTIH TERHADAP KUAlITAS BISKUIT CRACKERS VolumeXLV,No., Mei20,pp 420 Pengaruh Proporsi Tepung Terigu : Daging Lele Dumo (larias gariepinusi clan Penamahan Mentega Putih Terhaap Kuaiitas Biskuit rackers PENGARUH PROPORS TEPUNG TERGU:DAGNG LELE

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH

PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH Tugas Akhir PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH Mirza Ali : 3407100047 Ientifikasi Masalah 1. Jumlah anggota Dekranasa saat ini berjumlah 236, namun 164

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPID Pembantu : H. ADIN MUKHTARUDIN, SH.,MH. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BANDUNG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPID Pembantu : H. ADIN MUKHTARUDIN, SH.,MH. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BANDUNG DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPID Pemantu : H. ADIN MUKHTARUDIN, SH.,MH. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BANDUNG No Ringkasan Isi Jenis Berkala A. Profil Keuukan SKPD Keuukan Dinas : 1. Keuukan Domisil

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS BUAH JERUK VARIETAS SIAM BANJAR

HUBUNGAN KUALITAS BUAH JERUK VARIETAS SIAM BANJAR HUBUNGAN KUALITAS BUAH JERUK VARIETAS SIAM BANJAR (Citrus suhuiensis Tan.) DENGAN SIFAT KIMIA TANAH DAN AIR DI LAHAN PASANG SURUT (Relationship Between Quality of Citrus Var. Siam Banjar (Citrus suhuiensis

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.

Lebih terperinci

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT

PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT Herdito Wisnuaji dan Emma Rochima Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

PENEKANAN POPULASI Oryctes rhinoceros DAN Rhynchophorus ferrugineus DENGAN PERANGKAP DAN FEROMON

PENEKANAN POPULASI Oryctes rhinoceros DAN Rhynchophorus ferrugineus DENGAN PERANGKAP DAN FEROMON PENEKANAN POPULASI Oryctes rhinoceros DAN Rhynchophorus ferrugineus DENGAN PERANGKAP DAN FEROMON Meldy L.A. Hosang dan Salim Balai Penelitian tanaman Palma, Manado ABSTRAK Hama Oryctes rhinoceros dan Rhynchophorus

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) The Effect of Inorganic and Organic Fertilizers

Lebih terperinci

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida LUID luia aa teperatur noral, zat apat erwuju: luia? aatan/soli Cair/Liqui Gas luia Zat an apat enalir an eiliki entuk seperti waah an enapunna to-ato an olekul-olekul eas ererak luia okok ahasan luia

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN JAGUNG BERMUTU PROTEIN TINGGI PADA BERBAGAI DOSIS NITROGEN GROWTH OF QUALITY PROTEIN MAIZE AT DIFFERENT DOSES OF NITROGEN

PERTUMBUHAN JAGUNG BERMUTU PROTEIN TINGGI PADA BERBAGAI DOSIS NITROGEN GROWTH OF QUALITY PROTEIN MAIZE AT DIFFERENT DOSES OF NITROGEN ISSN 2302-4178 Jurnal Galung Tropika, 2 (3) Septemer 2013, hlmn. 152-158 PERTUMBUHAN JAGUNG BERMUTU PROTEIN TINGGI PADA BERBAGAI DOSIS NITROGEN GROWTH OF QUALITY PROTEIN MAIZE AT DIFFERENT DOSES OF NITROGEN

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXIX Nomor 2 Agustus 2014 ( ) P: ISSN E: ISSN

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXIX Nomor 2 Agustus 2014 ( ) P: ISSN E: ISSN Jurnal inamika Pertanian Volume XXIX Nomor 2 gustus 2014 (119-124 ) P: ISSN 0215-2525 E: ISSN 2549-7960 PENGRUH PUPUK KSING N SP-36 TERHP EERP SIFT KIMI TNH N HSIL TNMN UNIS P FLUVENTI EUTRUEPTS SL JTINNGOR

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pemahasan Soal SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT an LOGIKA PRAKTIS Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION an TRIK SUPERKILAT Pemahasan Soal SNMPTN 2011 Matematika

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. 071-5904 5751 TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHAP 1 TAHUN PELAJARAN 01/01 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONTEN RELASI REKURSIF PADA ELEKTRONIK BOOK KOMBINASI PERMUTASI BERFORMAT HTML RIDO HANAL AZMI

PENGEMBANGAN KONTEN RELASI REKURSIF PADA ELEKTRONIK BOOK KOMBINASI PERMUTASI BERFORMAT HTML RIDO HANAL AZMI PENGEMBANGAN KONTEN RELASI REKURSIF PADA ELEKTRONIK BOOK KOMBINASI PERMUTASI BERFORMAT HTML RIDO HANAL AZMI 16112313 Buku mempunyai peranan penting dalam proses pemelajaran mulai dari seagai penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

Keberhasilan Okulasi Bibit Rambutan dengan Keberhasilan Okulasi Bibit Rambutan dengan Pemberian Pupuk Urea. Oleh: Burlian Hasani.

Keberhasilan Okulasi Bibit Rambutan dengan Keberhasilan Okulasi Bibit Rambutan dengan Pemberian Pupuk Urea. Oleh: Burlian Hasani. gronois, Vol. 2, No. 3, Maret 2010 Keerhasilan Okulasi iit Ramutan dengan Keerhasilan Okulasi iit Ramutan dengan Pemerian Pupuk Urea Oleh: urlian Hasani stract Penelitian ini ertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi BAB I PENAHUUAN. AAR BEAKANG Penggunaan aang rismais aa geagar aja eah sering ijumai aa konsruksi-konwsruksi yang menggunakan aja seagai komonen srukurnya, eai sekarang ini aa konisi-konisi erenu aang

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci