Perancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal berbasis Kepakaran
|
|
- Suharto Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Peancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alu Pelayaan Sempit dan Dangkal bebasis Kepakaan Agni Rohmana Anggaini ( ) Dosen Pembimbing D. I. AA. Masoei, M.Eng dan Inda Ranu Kusuma. ST. M.Sc Juusan Teknik Sistem Pekapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopembe (ITS) Jl. Aief Rahman Hakim, Suabaya dosen_pembimbing@juusan.its.ac.id Abstak Tujuan dai Tugas Akhi ini adalah meancang sebuah sistem kendali lintasan kapal bebasis kepakaan untuk. Dengan menentukan lintasan kapal pada daeah yang sempit dan dangk al dihaapkan dapat membantu kapal kapal yang melintas di aea tesebut dengan menggunakan bebeapa pealatan misalnya udde, satelit PS seta dapat meningkatkan maneuve kapal. Disini menggunakan wilayah Kepulauan Riau, kaena 95% wilayahnya adalah lautan dan meupakan jalu padat pelayaan. Peancangan kendali lintasan ini menggunakan 3 masukan yaitu tinggi aus, eo yaw, yawate, dan 1 keluaan yaitu sinyal command udde. Simulasi dilakukan tehadap kendali lintasan yang telah diancang dengan dipengauhi gangguan gelombang sesuai kondisi lautan di Kepulauan Riau. Bedasakan hasil simulasi, kendali yang telah diancang mampu memenuhi lintasan sesuai yang diinginkan, Sistem pengendalian yang telah diancang dapat pula digunakan untuk simulasi dengan bebagai koodinat lintasan, tidak hanya di Kepualaun Riau. Kata Kunci aus,sistem paka,lintasan kapal,udde. I. PENDAHULUAN Alu pelayaan di peaian Indonesia sangat befaiasai ditinjau kedalaman dan leba alunya. Kapal yang melewati peaian yang dangkal dan sempit membatasi kemampuan manuve yang baik. Dalam angka meningkatkan keselamatan kapal khususnya kapal yang belaya pada aea yang dangkal dan sempit. Skipsi ini akan meancang sebuah system kendali lintasan kapal sehingga kapal selalu pada tayeksi yang telah ditentukan. Dengan adanya pekembangan ilmu dan teknologi saat ini maka sangat dipelukan sebuah upaya untuk meancang system kendali dimana system kendali ini dapat beopeasi pada alu pelayaan sempit dan dangkal. Alu pelayaan mempunyai fungsi untuk membei jalan kepada kapal untuk memasuki wilayah pelabuhan dengan aman dan mudah dalam memasuki kolam pelabuhan. Fungsi lain dai alu pelayaan adalah untuk menghilangkan kesulitan yang akan timbul kaena geakan kapal keaah atas (minimum ships maneuve activity) dan gangguan alam, maka pelu bagi peencanaan untuk mempehatikan keadaan alu pelayaan (ship channel) dan mulut pelabuhan (pot entance). Alu pelayaan haus mempehatikan besa kapal yang akan dilayani (panjang, leba, beat, dan kecepatan kapal), jumlah jalu lalu lintas, bentuk lengkung alu yang bekaitan dengan besa jai jai alu tesebut. Kaena pebedaan antaa pekiaan dan ealisasi seing tejadi, maka penyediaan alu pelu dilakukan untuk mengantisipasi kehadian kapal-kapal besa. Suatu penelitian tentang kaakteistik alu pelu di evaluasi tehadap pegeakan tafik yang ada, pengauh cuaca, opeasi dai kapal nelayan, dan kaakteistik alu tesebut. Dengan semakin meningkatnya peekonomian dunia maka penggunaan tanspotasi laut semakin padat, khususnya pada daeah sempit, sepeti selat dan kanal, ataupun daeah yang tekonsentasi sepeti pelabuhan dan pesilangan lintasan lalu lintas pelayaan yang dapat menimbulkan esiko tinggi untuk tejadinya kecelakaan pelayaan, baik beupa tabakan sesama kapal ataupun bahaya pelayaan lainnya sepeti bangkai kapal atau kandas di kedalaman yang dangkal. Lintasan diasumsikan sudah bedasakan jalu pelayaan Dinas Pelayaan setempat dan vaiable yang dikendalikan adalah posisi kapal sehingga mampu memenuhi pencapaian taget pemenuhan lintasan (tack keeping), selain itu juga beguna untuk meminimalisasi tejadinya kecelakaan kapal, sehingga kedepannya nanti dapat digunakan untuk kemajuan dibidang tekno;ogi teutama pada bidang kemaitiman indonesia. 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Fungsi Alih dai Dinamika Kapal Dengan vv [uu, vv, ] ττ yang meupakan bentuk vekto kecepatan. M dan D meupakan matik inesia dan edaman yang dipeoleh dai linieisasi pesamaan gaya dan momen pada aah suge, sway, dan yaw. Pesamaan kecepatan dan system kemudi kapal akan sesuai bedasakan bebeapa asumsi yaitu: M ν + Dυ τ L (1) a. Distibusi masa homogen dan bidang xz simetis (I xy I yz 0) b. Mode heave, oll and pitch dapat diabaikan (ω p q ω p q 0 )
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Kemudian gunakan asumsi diatas ke dalam pesamaan : Suge : m( u ν x 2 ) X (2) Sway : m(ν +u+ x ) Y (3) Yaw : I z + mx (ν + u) N (4) 2.2 Fungsi alih dai kapal Model Plant dai dinamika manuveing kapal didapatkan dai pendekatan yang dilakukan oleh Nomoto (1957) sebagai bentuk matematis ode 1 dan 2. Di bawah ini adalah fungsi alih dai model Nomoto : dai ψ δ ( s) s K R ( 1+ T3s) ( 1+ T s)( 1+ T s) R 1 2 (5) Paamete paamete dai fungsi alih diatas dipeoleh ( M ) ( N ) det T1 T2 det (6) n11m22 + n22m11 n12m21 n21m12 T1 + T2 (7) n21b1 n11b2 K R (8) K R m21b1 m11b2 T3 (9) (10) Dimana elemen m ij, n ij dan b i ( i 1,2 dan j 1,2) didapatkan dai matiks beikut: M Y b N m Y mx Y N(u o ) N υ δ δ υ mx mu mx I 0 u z Y Y 0 (11) (12) Dimana elemenpaamete dalam penentuan gain kendali yang dituunkan Nomoto bedasakan linieisasi dai model Davidson dan Schiff (1946), dimana bentuk pesamaan gain kendali Nomoto adalah : n21b2 n11b1 K dengan det (N) Y ( N mx u) ( mu Y ) v v (13) 0 (14) dt(m)( m Y )( I ) ( mx )( mx Y ) n 11 (15) z Yv, n 21 N v (16) ( I ) Y ( mx Y ) z δ Nδ b1 (17) det M b 2 ( m Y ) Nδ ( mx ) Yδ (18) det M Pada matiks M dan N diatas mengandung paamete hidodinamika kapal, dimana m massa kapal, Yv tuunan gaya aah sway tehadap, Y tuunan gaya yaw tehadap, N tuunan momen yaw tehadap, Y v tuunan gaya aah sway tehadap v, Y tuunan gaya aah yaw tehadap, N v tuunan momen sway tehadap v, Nv tuunan momen sway tehadap, N tuunan momen yaw tehadap, x pusat massa. Pada pendekatan teoi slende body stip tuunan koefiien hidodinamika dapat dinyatakan sebagai fungsi dai asio panjang tehadap leba dai kapal, dengan dikalikan sebuah konstanta 2.4 Model Dinamika Rudde Sebuah actuato yang bekeja bedasakan peintah dai sinyal kendali, dan aksi dai actuato akan menyebabkan tejadinya geak sesuai dengan peintah yang diinginkan. Dalam uaian tentang geakan maneuveing kapal di atas, bahwa actuato yang selama ini digunakan dan tepasang adalah udde, yang mempunyai kemampuan dalam menjaga aah sesuai dengan peintah. Salah satu yang banyak tepasang di kapal adalah type Van Amoengen, yang mempunyai spesifikasi kemampuan keja antaa -35 sampai dengan 35, dan laju keja udde 21/3-7 /detik 2.5 Pehitungan Heading Kapal System autopilot dapat dinyatakan dalam dua system automatic yaitu couse keeping dan tack keeping (fossen,1994). Kedua pengendali tesebut sangat bepean pada saat menghindai adanya tumbukan dengan kapal atau benda lain. Kendali autopilot klasik meliputi pengendalian pada couse angel φ. Untuk pehitungan sudut heading antaa dua titik yaitu didekati dengan umus:
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Ψ d (23) actan yy(tt) yy(0) xx(tt) xx(0) Pesamaan di atas memelukan sign test untuk memastikan bahwa φdd pope quadant. Sudut heading hanya dapat diubah dalam tiap-tiap point. Oleh kaena itu oveshoot haus diamati ketika tejadi peubahan titik poin. pada ancangan penelitian ini penentuan lintasan dilakuakan dengan mengkonvesi satuan deajat menjadi jaak. Untuk mengkonvesi deajat ke jaak dapat dinyatakan sebagai beikut: 1 111,322 km 111,322 m 1 60 menit detik 2.6 Sistem Paka Sistem paka adalah suatu pogam kompute yang diancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah dai seoang paka. Sistem paka diancang aga dapat menyelesaikan suatu pemasalahan tetentu dengan meniu keja dai paa ahli, sehingga hasil dai implementasi dapat digunakan oang banyak. Sistem paka bekeja dengan pengetahuan (knowledge) yang diadopsi dai seoang paka yang sesuai dengan bidang keahliannya. Pengetahuan-pengetahuan tesebut disimpan dalam domain pengetahuan yang selanjutnya digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah (Dukin, 1994). Sistem paka telah banyak diaplikasikan dalam bebagai bidang, misalnya bidang kedoktean, ilmu kompute, hukum, teknik, bisnis, dan hukum. Tipe-tipe pemasalahan yang diselesaikan mencakup kontol, diagnosis, pediksi, analisis, dan peencanaan. Sistem ini banyak ditemui di poblem domain yang spesifik dan aplikasi tadisional dan/atau subfield dai Atificial Intelligence (AI). Poses penyelesaian masalah pada sistem paka hampi sama dengan poses yang dilakukan oleh seoang paka. Seoang paka menyimpan domain pengetahuannya di dalam long tem memoi-nya (LTM). Ketika membeikan konsultasi pada oang lain, seoang paka akan mengumpulkan fakta-fakta yang tekait tentang pemasalahan yang dikonsultasikan dan menyimpannya pada shot tem memoy (STM). Kemudian fakta-fakta tesebut dikombinasikan dengan domain pengetahuan, selama konsultasi belangsung seoang paka akan mendapatkan infomasi-infomasi bau tentang pemasalahan yang pada akhinya didapatkan suatu kesimpulan (Dukin, 1994). 2. Metodologi Penelitian STAR STUDI LITERATUR PENAMBILAN DATA PEMODELAN DINAMIKA KAPAL DAN ANUAN PENENTUAN LINTASAN KAPAL PERANCANAN KENDALI PENUJIAN DAN ANALISA Yes SIMULASI KESIMPULAN SELESAI 3.1 Pendahuluan Metodologi penelitian meupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengejaan skipsi hingga tujuan dai skipsi dapat tecapai. Metodologi. Dalam pengejaan skipsi ini tedapat bebeapa langkah yang akan diteangkan pada sub bab selanjutnya. 3.2 Tahapan Pengejaan Skipsi Selama pengejaantugasakhiini, penulis membagi pengejaan tugas ini dalam bebeapa tahapan pengejaan. Tahapan pengejaan tugas akhi ini antaa lain : No a. Identifikasi Pemasalahan Meupakan hasil identifikasi tehadap pemasalahan yang diangkat dalam pengejaan skipsi. Dai hasil identifikasi masalah dapat ditentukan bebeapa langkah yang haus dilakukan dalam
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) pengejaan skipsi beseta metode yang diteapkan dalam menyelesaikan masalah yang ada. b. Studi Liteatu Pada tahap ini dilakukan studi liteatu tehadap bebagai efeensi tekait dengan topik penelitian. Studi pustaka ini dimaksudkan untuk mencai konsep dan metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang telah diumuskan pada tahap sebelumnya dan untuk mewujudkan tujuan yang dimaksudkan. Studi pustaka ini temasuk mencai efeensi atas teoi-teoi tekait atau hasil penelitian yang penah dilakukan sebelumnya. c. Pengambilan data Selama penulisan tugas akhi ini, penulis melakukan pengumpulan data untuk pengejaan skipsi. Data yang didapat untuk menunjang pengejaan skipsi ini di dapat baik dai intenet maupun pengambilan data seacaa langsung. Data yang diambil pada pengejaan skipsi ini adalah pengasumsian lintasan sudah bedasakan jalu pelayaan Dinas Pelayaan setempat dan vaiable yang dikendalikan adalah posisi kapal. d. Penentuan Lintasan Kapal Lintasan Kapal yang digunakan yaitu pada peaian antaa pulau Batam dan Bintan dimana peaian tesebut meupakan salah satu peaian yang sempit dan dangkal sehingga sangat penting unuk menentukan alu lintasan kapal yang sesuai dengan keadaan lingkungan tesebut. e. Peancangan Kendali Peancangan kendali dengan peekaman data posisi dan kedalaman dilakukan secaa otomatis dan simulatan dalam bentuk digital sehingga tehinda dai kesalahan-kesalahan akibat sinkonisasi data posisi dan kedalaman secaa manual. Setiap satu laju ukuan akan disimpan dalam satu file dengan pembeian nama file yang unik sehingga memudahkan untuk pengecekan, pencaian dan pemosesan data. Semua kegiatan suvey pada tahap pelaksanaan ini teintegasi dan dikendalikan oleh softwae sehingga tehinda dai human eo.. Pada daeah yang cukup tebuka, pengukuan dilakukan menggunakan PS dengan metode stop and go dan untuk daeah yang elatif tetutup oleh tumbuhan (hutan bakau) pengukuan dilakukan menggunakan total station. Ada 3(tiga) kiteia dalam penetapan gais pantai untuk acuan pengukuan yaitu : * Untuk daeah pantai yang landai maka gais pantai ditetapkan sebagai posisi ai pada kondisi pasang tetinggi. * Untuk daeah pantai yang mempunyai hutan bakau gais pantai ditetapkan pada ujung telua dai hutan bakau tesebut. * Untuk daeah pantai bebentuk tebing gais pantai diambil pada gais batas tebing tesebut. Keapatan pengukuan untuk gais pantai adalah maksimum 50 m untuk pantai yang elatif luus (teatu) dan lebih apat untuk bentuk gais pantai yang tidak teatu. Selain posisi, keteangan mengenai kondisi pantai juga meupakan hal penting yang akan diekam. Pengolahan data dilakukan dengan caa post pocessing dan selanjutnya data posisi dan keteangan obyek akan menjadi input pada poses penggambaan final. g. Pemosesan data Tahap pengolahan data meupakan bagian teintegasi dai angkaian pekejaan suvey hydogafi secaa keseluuhan dengan tujuan untuk mendapatkan data kedalaman yang bena. Bebeapa koeksi yang haus dilakukan pada data hasil ukuan kedalaman tejadi akibat kesalahan-kesalahan sebagai beikut: 1). Kesalahan akibat geakan kapal (sattlement dan squat) 2). Kesalahan akibat daft tanduse 3). Kesalahan akibat peubahan kecepatan gelombang suaa, dan 4). Kesalahan lainnya yang pelu untuk dipehitungkan. f. Pengujian dan Analisa Pengujian dan analisa data telah dilakukan dengan menggunakan soft wae visual basic dengan ute yang telah ditentukan menjadi 4 egion, yang masingmasing egion mempunyai aah alian yang jika kita menginput besa aus, maka ute yang telah ditentukan akan kelua hasilnya. Beikut ini meupakan nilai masukan dai Koodinat lintasan taget pelayaan di Kepulauan Riau dengan nilai aus sebesa nol deajat.
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Adanya Rute pelayaan dengan aus sebesa nol atau aus dianggap tidak ada, maka ute akan tampak pada gais bewana hijau, dimana ute tesebut d ianggap sebagai acuan kapal-kapal belaya, jika kapal kelua dai ute tesebut maka haus kembali menyesuikan pada alu yang bewana hijau. Pada alu yang dibuat dibagi menjadi empat egion, yang mana masing-masing egion memiliki besa aus yang dapat diatu sesuai dengan besa aus yang mungkin tejadi, pada wilayah tesebut. Juga dapat diatu sesuai dengan aah aus. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada lampian. g. Simulasi Simulasi dilakukan dengan menggunakan softwae dimana dengan meninput tinggi aus pada salah satu egion yang telah ditentukan maka akan tampak ute kapal yang haus dilalui. Simulasinya menggunakan tayektoi yang menghubungkan pulau Batam dan Bintan. Dengan tinggi aus sebagai masukannya untuk menentukan aah alu pelayaan yang haus dilewati. gamba diatas menunjukkan aus 2,5 pada egion 1 dan -2,5 pada egion 3 gamba diatas menunjukkan asu -4 pada egion 2 dan 4 pada egion 4 amba diatas menunjukkan aus sebesa 1 m/s pada egion 1 dan 2 amba diatas menunjukkan aus sebesa 2,5 m/s pada egion 1 dan -2 pada egion 3
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) h. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dai simulasi yang telah dilaksanakan yaitu : 1. Dengan adanya pembagian lintasan menjadi empat egion, memudahkan kapal untuk melintasi wilayah yang sempit dan dangkal. 2. Dengan menggunakan system paka ini, meminimalisi tejadinya kecelakaan kapal akibat peaian yang dangkal dan sempit. 3. Adanya aus sebagai input data untuk menentukan alu pelayaan pada tiap egion, maka didapat alu sesuai dengan besa aus yang telah ditentukan. 4. Aus sebesa 0 m/s sebagai acuan lintasan kapal dimana alu tesebut telah ditentukan sehingga menjadi sebuah lintasan yang menjadi tack keeping dinas pelayaan kepulauan Riau. 5. Penambahan kecepatan dapat menggese koodinat dai jalu semula. Hal tesebut hasil dai uji coba pemogaman. 6. Untuk setiap penambahan kecepatan aus 0.1 m/s positif akan menggese koodinat dai jalu semula sebesa 12.8km ke selatan 7. Untuk kecepatan aus 0.1m/s negatif, jalu begese sekita 12.8km ke utaa. 3. Ucapan Teimakasih Puji syuku kepada Alloh SWT atas limpahan ahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat mengejakan tugas akhi ini. Tak lupa pula diucapkan teimakasih kepada seluuh pihak yang telah membantu dan mendukung. 4. Dafta Pustaka a. / / wikipedia.og b. Fossen, T.I., uidance And Contol Of Ocean Vehicles. c. d e. izianiza, Illa Peancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal Bebasis Logika Fuzzy : Studi Kasus Kepulauan Riau, Teknik Fisika, ITS Suabaya (TA) f. publishe, andi. Sistem Paka dengan Visual Basic
III. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciStabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciAPLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)
APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan
Lebih terperinciGerak melingkar beraturan
13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciPengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole
Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik
Lebih terperinciContoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.
Lebih terperinciKonstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha
Lebih terperinciMAKALAH SABUK ELEMEN MESIN
MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciPenerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama
ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge
BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton
K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum
BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciPeningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA
Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG
.,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciHAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK
HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS
STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen
Lebih terperinciAnalisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK
Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id
Lebih terperinci6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL
6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA
PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa
Lebih terperinciBab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya
PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika
Lebih terperinciRancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz
Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode
Lebih terperincilangsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciBahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS
Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad
Lebih terperinciEVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak
EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang
Lebih terperinci1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH
48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah
Lebih terperinciI Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak
Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)
ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk
Lebih terperinciHand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik
MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. mengetahui perilaku lalu lintas yang terjadi pada masing - masing simpang untuk
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Maksud dai penelitian pada simpang Janti dan Babasai ini adalah untuk mengetahui peilaku lalu lintas yang tejadi pada masing - masing simpang untuk masa sekaang
Lebih terperinciPERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF
EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua
Lebih terperinciFisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:
Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciBAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON
1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Desain Sistem Kontol Menggunakan Fuzzy Gain Scheduling Untuk Unit Boile-Tubine Nonlinea Daiska Kukuh Wahyudianto, Tihastuti Agustinah Teknik Elekto, Fakultas
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang
14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan
Lebih terperinciPENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika
PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -
Lebih terperinciFISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciBANGUN RUANG SISI LENGKUNG
MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah
Lebih terperinciFISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1
FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen
Lebih terperinciJurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya 60111
PERANCANGAN SISTEM KENDALI LINTASAN KAPAL BERBASIS LOGIKA FUZZY : STUDI KASUS KEPULAUAN RIAU (Illa Rizianiza, Dr.Ir. Aulia Siti Aisjah, MT, Dr.Ir.A.A Masroeri, M.Eng) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM
E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah
Lebih terperinci