Implementasi Metode Kontrol ν,ω Berbasis Proporsional Integral Untuk Kontrol Gerak Mobile Robot Berpenggerak Differensial : Studi Simulasi
|
|
- Budi Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Implementasi Metode Kontol ν,ω Bebasis Poposional Integal Untuk Kontol Geak Mobile Robot Bepenggeak Diffeensial : Studi Simulasi Ahmad Nashul Aziz, Enda Pitowano Juusan eknik Elektonika, Mekatonika Politeknik Elektonika Negei Suabaya Kampus IS Keputih Sukolilo Suabaya 6 elp. (+6) Fax (+6) nashul@nashul.co.cc, epit@eepis-its.edu Abstak: Pengembangan teknik otomasi pegeakan obot untuk dapat beopeasi di dunia nyata sudah menjadi bahan penelitian bagi pengembangan mobile obot di dunia saat ini. Untuk dapat mencapai suatu posisi yang diinginkan dai posisi awal, mobile obot membutuhkan suatu sistem navigasi yang dapat mengaahkan mobile obot tesebut ke posisi yang diinginkan. Aah pekembangan sistem navigasi mobile obot adalah menuju sebuah sistem navigasi yang tepat, dapat diandalkan, tidak mahal, dan tidak begantung pada manusia demi efisiensi dan efektifitas kehidupan manusia. Pada penelitian ini membahas tentang kinematik mobile obot bepenggeak diffeensial, υω tacking contol. υω tacking contol dilakukan simulasi telebih dahulu dengan menggunakan Simulink MALAB. Kata kunci: Mobile obot, Kinematik, υω tacking contol. Pendahuluan Salah satu jenis mobile obot yaitu mobile obot bepenggeak diffeensial atau Diffeentially Diven Mobile Robot (DDMR), adalah suatu mobile obot yang menggunakan dua buah oda penggeak yang independent, sehingga geakan tanslasi maupun otasi obot dihasilkan dai kombinasi pegeakan dua buah aktuato, supaya bisa stabil maka ditambah sebuah oda bebas (omnideectional) yang biasa disebut oda casto. Banyak metode kontol obotik yang telah dipekenalkan sepeti Popotional-Integal-Deivative (PID) contol, Resolve Acceleation Contol (RAC), adaptive contol, ive foce contol (AFC), intelligent contol, Iteative Leaning Contol (ILC), dan lain-lain. Hampi seluuh metode kontol mengandung element klasik (yaitu PID kontol) dimana tebukti bisa membeikan hasil yang lebih baik pada seluuh keandalan sistem. Salah satu kontol obotik yang mengandung element PI kontol adalah υω contol. Pada penelitian ini menggunakan υω tacking contol untuk mengontol pegeakan obot yang besifat nonholonomik. Simulasi dai pegeakan dan kontol obot menggunakan Simulink MALAB.. Kinematik DDMR Mobile obot yang dibahas pada penelitian ini diasumsikan begeak pada bidang hoizontal, seta bepenggeak dua buah oda kii-kanan yang dikemudikan secaa tepisah (diffeentially diven mobile obot, disingkat DDMR), sepeti yang ditunjukkan dalam Gamba. Gamba. DDMR pada medan D catesian Robot diasumsikan beada dalam kawasan D pada koodinat Catesian XY. Paamete-paamete dalam gamba adalah: φ b d sudut aah hadap obot leba obot yang diuku dai gais tengah oda ke oda jai-jai oda (oda kii dan kanan adalah sama dan sebangun) jaak antaa titik tengah antaa oda, G dengan titik acuan F (X F,Y F ) koodinat acuan di tubuh obot tehadap sumbu XY Petama-tama dicai nilai jaak tempuh oda kanan dan oda kii dalam mete. Pulsa otai kanan teuku Keliling oda. Jumlah pulsa satu putaan oda ()
2 Pulsa otai kanan teuku. Jumlah pulsa satu putaan oda () Pulsa otai kii teuku. Jumlah pulsa satu putaan oda (3) b Gamba. Lintasan yang dilalui DDMR Dengan caa membagi jumlah pulsa otai yang teuku dibagi jumlah pulsa satu putaan oda akan didapatkan nilai putaan oda, nilai ini akan dikalikan dengan keliling oda yang besangkutan. Untuk mencai jaak tempuh obot bisa dicai dengan. S S R (4) Pesamaan (4) dipakai untuk pegeakan maju, mundu, atau beputa ditempat (Pivot), selanjutnya haus diketahui sudut otasi obot selama menempuh jaak S. Diasumsikan obot begeak melalui bagian lintasan yang bebentuk lingkaan. dan didefinisikan sebagai dua buah busu lingkaan yang mana nilai sudut yang ditempuh adalah (φ dalam adian). Busu dan dapat dicai dengan caa mengalikan sudut tempuh φ, dengan jai-jai lintasan tiap oda. Jika jai-jai pusat peputaan obot adalah c, maka selama obot beputa kekii, jai-jai lintasan oda kanan adalah c b (5) seta jai-jai lintasan oda kii adalah c b (6) kedua busu memiliki titik pusat yang sama. c b (7) c b (8) Apabila kedua pesamaan diatas dikuangkan, maka c akan hilang. S S b (9) R L Dan akhinya didapatkan nilai φ, yaitu: SR SL () b Dengan menggunakan kecepatan linie oda V L, V R yang menyebabkan obot mencapai jaak, dan c φ kecepatan angula L, R (dalam adian pe detik), seta jai-jai oda, akan didapatkan []. R V R () L V L () Dengan mengabaikan analisis dai casto bebas, konfiguasi dai platfom dapat dideskipsikan kedalam lima vaiabel umum (. iga vaiabel menggambakan posisi obot, dua vaiabel adalah posisi sudut kedua oda. Sehingga koodinat umum lagange ( dan input kontol (u) adalah, q x, y,,, ) (3) ( R L u ( R, L ) atau R u (4) L dimana (X F,X F ) adalah koodinat tehadap pusat gavitasi, R dan L adalah kecepatan sudut oda kanan dan oda kii. Sifat nonholonomik mempunyai ketebatasan dalam hal geakan. Fungsi geometi tetentu yang behubungan aah hadap haus dipenuhi untuk mendapatkan geak yang sesuai. Diasumsikan oda tidak mengalami slip, maka ada tiga konstain yang bisa dinyatakan. Petama, kecepatan pada titik X F,Y F tehadap medan sumbu X dan sumbu Y adalah, y cos xsin (5) selanjutnya, jika aktuasi oda dianggap tidak slip, kemudian mengikuti pesamaan sebelumnya, maka akan didapatkan ycos xsin b R (6) ycos xsin b L (7) dimana x v cos y v sin (8) (9) () besaan ( v, ) mengacu pada kecepatan linie dan kecepatan sudut. Pesamaan (5) sampai (7) dapat ditulis ulang dalam bentuk yang digambakan pada [], [3]. A ( q () dimana sin cos () A( cos cos sin sin b b sebuah kendaaan beoda dengan geakan nonholonomik, kinematiknya dapat ditulis sebagai beikut,
3 q S( u( t) dimana S( ditunjukkan sepeti, cos sin S( b cos sin b (3) (4) menggunakan pesamaan (4), itu adalah kinematik maju dai pegeakan obot. Kinematik maju digunakan untuk mempekiakan posisi dan kecepatan dalam uang catesian. Dengan mengasumsikan kecepatan sudut, (u) sebagai input, model kinematik dai geakan sebagai beikut, x cos y d sin dt R b L cos sin u b u (5) dimana u dan u meepesentasikan kecepatan sudut kii dan kanan oda. kemudian hubungan antaa v, dan u,u adalah, b u = u v (6) b mensubtitusikan pesamaan (6) kedalam pesamaan (5), difokuskan hanya pada tiga keadaan x, y dan (temasuk R, ), pesamaan umum kecepatan sebuah L DDMR dapat dinyatakan sebagai, x cos v (7) y sin sistem DDMR yang digambakan oleh pesamaan (5) sampai (7) disebut steeing system.. Dinamik DDMR Dengan mengasumsikan massa obot adalah m c, massa oda dan moto adalah m w. I c, I w, I m adalah moment inesia bodi obot tehadap sumbu vetical pada titik F, oda dengan moto tehadap sumbu oda dan oda dengan moto tehadap diamete oda. Pesamaan model dinamik DDMR didefinisikan pada pesamaan beikut, [], [3]. M ( v V ( q, B( (8) dimana, ] adalah tosi yang dibeikan pada [ l oda kanan dan oda kii, M(, V ( q,, B( diumuskan sebagai beikut: ( m b I) I ( m b I) (9) 4b 4b M ( ( m b I) ( m b I) I w 4b 4b V ( q, m b B( C d mc d b (3) (3) I, m adalah momen inesia total, massa total obot, dapat dicai dengan menggunakan pesamaan I mcd m b IC I, dan m m mc m..3 Penelusuan ajektoy (ajectoy acking) ugas yang sulit dalam pengatuan geak obot adalah pada bagian pengatuan kecepatan input oda, untuk menelusui tajektoy feensi yang telah di geneate sebelumnya (tajectoy tacking). Petamatama yang haus dilakukan yaitu mengatu eo posisi, dengan mengasumsikan posisi feensi q ( x, y, ), dan posisi aktual obot adalah q ( x, y, ). Eo posisi q e ( e, e, e3) adalah tansfomasi dai posisi feensi q pada sebuah sistem koodinat lokal dengan posisi asal x, y dan sumbu x dengan aah hadap obot adalah. Sehingga dapat diwujudkan dalam pesamaan matematis, sebagai beikut, e cos e sin e 3 sin cos x x (3) y y Model feensi kecepatan linie dan angula, yang bisa menyebabkan q e konvegen ke nol, dibeikan oleh [4], [5], adalah sebagai beikut, cos e K e (33) des 3 e K3 sine3 K (34) des Dengan K, K, K 3 adalah konstanta positif.. Simulasi Pegeakan Robot Model simulasi dibuat dengan menggunakan Simulink Matlab. Simulasi yang dibuat dalam Matlab nantinya bekaitan dengan bagian kinematik, dinamik obot, seta yang bekaitan dengan metode kontol yang dipakai. Metode yang diajukan adalah skema kontol kecepatan menggunakan υω contol. Dinamik obot 3
4 dibuat dalam blok-blok simulasi dengan mengasumsikan gangguan yang tejadi. Pada poses simulasi yaitu memakai solve ode45(doman-pince), tipe Vaiable-step. Blok diagam lengkap dai simulasi obot dipelihatkan pada gamba dibawah ini, Setelah dilakukan unning maka akan telihat fungsi animasi bejalan sesuai dengan tajektoy yang telah ditentukan, dengan waktu simulasi selama (s), inisial posisi (x=, y=, phi=pi/), tipe tajektoy lingkaan, jai-jai lingkaan sebesa (m), kecepatan sebesa.6 (m/s), dan tanpa membeikan gangguan lua, tampilan animasi dai simulasi dipelihatkan pada gamba 4. Gamba 3: Blok simulasi DDMR dengan memakai υω tacking contol 3. Data Simulasi dan Analisa Hasil Pada poses simulasi akan dilakukan tuning tehadap konstanta kontol seta menyesuaikan paamete yang ada pada fisik obot, kecuali pada kotak dialog gangguan lua. Pada bagian ini akan ditampilkan hasil simulasi dalam bentuk tajectoy tacking eo (E) dengan νω tacking contol, yang dimaksud dengan E, adalah selisih antaa tajectoy yang dikehendaki dengan tajectoy yang sebenanya (ual), semakin besa nilai E, atinya posisi atau kecepatan aktual semakin jauh dai posisi atau kecepatan yang dikehendaki. Gamba 6: Osilasi tack eo pada kondisi tanpa gangguan lua Hasil monitoing tack eo pada kondisi tanpa gangguan lua dipelihatkan pada gamba 5, disitu bisa dilihat bahwa kineja kontole membeikan hasil yang cukup baik dengan nilai steady state eo dibawah.837x -5 mete, tejadi oveshoot maksimal pada step ke 3 sebesa 3.634x -3 mete, sedangkan tack eo mulai menunjukkan kestabilan mulai pada step ke 5. Osilasi tack eo bisa dilihat pada gamba 6. Pada keadaan steady state tejadi osilasi, dengan nilai puncak sebesa 8.967x -6 mete pada step ke 57, nilai teendah sebesa.39x -7 tejadi pada step ke 63. Beikutnya dilakukan simulasi dengan membeikan gangguan lua menggunakan tipe gangguan dan nilai yang beubah-ubah, ini dilakukan untuk mengetahui pefoma kontol yang digunakan, sehingga pada poses ekspeimen telah mendapatkan gambaan tentang kineja kontol yang dipakai. Gamba 4: ampilan animasi DDMR Gamba 5: Hasil monitoing tack eo tanpa gangguan lua Gamba 7: Hasil monitoing tack eo pada kondisi dibei gangguan konstan 4
5 Pada gamba 7 dipelihatkan hasil monitoing tack eo yaitu dengan membeikan gangguan konstan, dilakukan 4 kali simulasi dengan nilai konstanta (Qc) sebagai beikut,. Simulasi petama, Qc = [;]. Simulasi kedua, Qc = [;-5] 3. Simulasi ketiga, Qc = [8;] 4. Simulasi keempat, Qc = [-3;-] Pada gamba dipelihatkan hasil monitoing tack eo yaitu dengan membeikan gangguan pulse (Qpf) sebesa 4 Hz, dilakukan 4 kali simulasi dengan nilai konstanta (Qpa) sebagai beikut,. Simulasi petama, Qpa =. Simulasi kedua, Qpa = 3. Simulasi ketiga, Qpa = 4 4. Simulasi keempat, Qpa = 6 Gamba 8: Hasil monitoing tack eo pada kondisi dibei gangguan sine wave dengan fekuensi Hz Pada gamba 8 dipelihatkan hasil monitoing tack eo yaitu dengan membeikan gangguan sine wave (Qsf) sebesa Hz, dilakukan 4 kali simulasi dengan nilai konstanta (Qsa) sebagai beikut,. Simulasi petama, Qsa =. Simulasi kedua, Qsa = 3. Simulasi ketiga, Qsa = 4 4. Simulasi keempat, Qsa = 6 Pada gamba 9 dipelihatkan hasil monitoing tack eo yaitu dengan membeikan gangguan sine wave (Qsf) sebesa Hz, dilakukan 4 kali simulasi dengan nilai konstanta (Qsa) sebagai beikut,. Simulasi petama, Qsa =. Simulasi kedua, Qsa = 3. Simulasi ketiga, Qsa = 4 4. Simulasi keempat, Qsa = 6 Gamba : Hasil monitoing tack eo pada kondisi dibei gangguan pulse dengan fekuensi 4 Hz Pada gamba dipelihatkan hasil monitoing tack eo yaitu dengan membeikan gangguan pulse (Qpf) sebesa 8 Hz, dilakukan 4 kali simulasi dengan nilai konstanta (Qpa) sebagai beikut,. Simulasi petama, Qpa =. Simulasi kedua, Qpa = 3. Simulasi ketiga, Qpa = 4 4. Simulasi keempat, Qpa = 6 Gamba : Hasil monitoing tack eo pada kondisi dibei gangguan pulse dengan fekuensi 8 Hz Gamba 9: Hasil monitoing tack eo pada kondisi dibei gangguan sine wave dengan fekuensi Hz 4. Kesimpulan Dai seluuh poses yang telah dibahas pada penelitian ini bisa dipeoleh kesimpulan sebagai beikut: 5
6 . Pemakaian komponen kontol PI (Poposional Integal) mempunyai pengauh baik tehadap νω tacking contol, pada hasil simulasi, yaitu mampu meedam oveshoot dan juga menguangi osilasi seta steady state eo menjadi lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian komponen I mampu menjadikan pefoma νω tacking contol menjadi lebih obust tehadap gangguan, yaitu kemampuan mengkompensasi geak tehadap gangguan lua. 5. Refeensi [] Baunl. (3). Embedded Robotics - Mobile Robot Design and Applications with Embedded Systems. Buku eks. Belin: Spinge. [] Fukao,., Nakagawa, H., and Adachi, N. (). Adaptive acking Contol of a Nonholonomic Mobile Robot. IEEE ansions Robotic and Automation. 6(5) [3] Fieo, R. and Lewis, F. L. (995). Contol of Nonholonomic Mobile Robot: Backstepping Kinematics into Dynamics. Poc. 34th Conf. On Decision and Contol [4] Kolmanovsky I., and McClamoch, N. H. (995). Development in Nonholonomic Contol Poblems. IEEE Contol Systems, pp. 36. [5] Fieo, R., and Lewis, F. L. (998). Contol of a Nonholonomic Mobile Robot Using Neual Netwoks. IEEE ans. on neual netwoks, vol. 9, pp
Pengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-3539 (301-971 Pint) A-9 Pengatuan Fomasi Menggunakan Pendekatan Leade - Followe pada Sistem Multi Robot Hais Ti Rahmanto dan Achmad Jazidie Juusan Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperinciANALISIS KINEMATIKA MOBILE MANIPULATOR PADA EXCAVATOR BACKHOE
Vol. 7, No., Novembe 25 ISSN: 285-887 ANALISIS KINEMATIKA MOBILE MANIPULATOR PADA EXCAVATOR BACKHOE Randis ), Suhalena 2), Risti Jayanti 2) Teknik Mesin Alat Beat, Politeknik Negei Balikpapan 2 Teknik
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciGerak melingkar beraturan
13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba
Lebih terperinciHand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik
MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,
Lebih terperinciFisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:
Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciKata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan
Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciDari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan
Contact Peson : OSN Fisika 2017 Numbe 1 GERAKAN KUMBANG DI PINGGIR PIRINGAN Sebuah piingan lingkaan (massa M, jai-jai a) digantung pada engsel/sumbu simeti mendata tanpa gesekan yang melalui titik pusat
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge
BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum
BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais
Lebih terperinciBAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON
1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang
Lebih terperinciStabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciIDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran
Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciMOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton
Lebih terperinciGeometri Analitik Bidang (Lingkaran)
9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian
Lebih terperinciPERANCANGAN METODE KONTROL LINEAR QUADRATIC INTEGRAL TRACKING (LQIT) UNTUK PENGENDALIAN POSISI SISTEM SUSPENSI SEDERHANA (MASS-SPRING-DAMPER)
Vol: 6, No., Juli 7 ISSN: 3-949 PERANCANGAN MEODE KONROL LINEAR QUADRAIC INEGRAL RACKING (LQI) UNUK PENGENDALIAN POSISI SISEM SUSPENSI SEDERHANA (MASS-SPRING-DAMPER) Hanum Aosida* dan Albet Sudayanto Pogam
Lebih terperinciBAB 5 (Minggu ke 7) SISTEM REFERENSI TAK INERSIA
7 BAB 5 (Minggu ke 7) SISTEM REFERENSI TAK INERSIA PENDAHULUAN Leaning Outcome: Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dihaapkan : Mampu menjelaskan konsep Sistem Koodinat Dipecepat dan Gaya Inesial Mampu
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 03
Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.
Lebih terperinciGerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)
Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik
Lebih terperinci6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL
6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok
Lebih terperinciBAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI
BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen
Lebih terperinciINDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?
Lebih terperincitrigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri
tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton
K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan
Lebih terperinciHUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik
HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa
27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4.1 Data Peencanaan Peencanaan pondasi mesin yang baik memelukan data-data penunjang yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pembebanan pada pondasi mesin. Datadata penunjang
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang
14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciGerak Melingkar. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran
Bab III Geak Melingka Tujuan Pembelajaan nda dapat menganalisis besaan fisika pada geak melingka dengan laju konstan. Sumbe: Jendela Iptek, Gaya dan Geak Pehatikan gamba di atas! Saat pengendaa sepeda
Lebih terperinciBab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga
ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda
F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut
Lebih terperinciPENYELESAIAN SOAL SOAL INSTALASI CAHAYA
PENYELESAAN SOAL SOAL NSTALAS CAHAYA 1. Sebuah lampu pija dai W dengan flux Cahaya spesifik 16 lm/w ditempatkan dalam sebuah bola kaca putih susu. Kacanya meneuskan 75% dai flux Cahaya lampu. Kalau luminansi
Lebih terperinciPengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Phasa Tanpa Sensor Kecepatan Melalui Vektor Kontrol Dengan Teknik Artificial Intelegent
Pengatuan Kecepatan Moto Induksi 3 Phasa Tanpa Senso Kecepatan Melalui Vekto Kontol Dengan Teknik Atificial Intelegent Gigih Pabowo ¹, Renny Rakhmawati ², Meidy Ivianto 3 1 Dosen Juusan Teknik Elekto Industi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INVERTER FUZZY LOGIC CONTROL UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK DENGAN METODA VECTOR KONTROL
MAKARA, TEKNOLOG, VOLUME 1, NO. 1, APRL 008: 1-6 PENGEMBANGAN NVERTER FUZZY LOGC CONTROL UNTUK PENGENDALAN MOTOR NDUKS SEBAGA PENGGERAK MOBL LSTRK DENGAN METODA VECTOR KONTROL Ea Puwanto, M. Ashay, Subagio,
Lebih terperinciSUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama
SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinciPenggunaan Hukum Newton
Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi
Lebih terperinciSejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )
Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb
Lebih terperinciUNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciKonstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciThe Production Process and Cost (I)
The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan
Lebih terperincidimana merupakan kecepatan sudut. maka hubungan antara gaya sentripetal dan kecepatan sudut adalah berbanding lurus.
Ulangan Bab 4 I. Petanyaan Teoi. Jika uatu benda begeak melingka beatuan, kemanakah aah pecepatannya dan gaya entipetalnya? Tulikan hubungan antaa gaya entipetal dengan kecepatan udut benda teebut! Pembahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinci2 a 3 GM. = 4 π ( ) 3/ 2 3/ 2 3/ 2 3/ a R. = 1 dengan kata lain periodanya tidak berubah.
1.109. Anggap kita memuat suatu model sistem tata suya dengan peandingan skala η. Anggap keapatan mateial planet dan matahai tidak euah. Apakah peioda evolusi planet ikut euah? Jawa: Menuut hukum Kepple
Lebih terperinciMAKALAH SABUK ELEMEN MESIN
MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga
Lebih terperinciBab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya
PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciFISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK Contoh. Soal pemahaman konsep Anda mungkin mempehatikan bahwa pemukaan vetikal laya televisi anda sangat bedebu? Pengumpulan debu pada pemukaan vetikal televisi mungkin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.
Lebih terperinciPengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole
Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut
Lebih terperinciTES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM
TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 007 JAM 09.00-.30 PILIHAN GANDA Pilihlah jawab yang bena dan nyatakan keyakinanmu dengan mengisi () jika tidak yakin () kuang yakin (3) Agak yakin dan (4) Yakin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR
BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR 4.1 Kecepatan Geak Melengkung Hingga saat ini telah dibahas geakan patikel dalam satu dimensi yaitu geakan seaah sumbu-x. Beikut akan dibahas geakan patikel dalam dua dimensi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk
BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN 4. Waktu Temuh Gelombang Ultasonik Tansit time ultasoni flowmete memanfaatkan adanya ebedaan waktu temuh gelombang ultasonik antaa waktu usteam dan downsteam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa
.1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen
Lebih terperinciHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET
HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinci