IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada"

Transkripsi

1 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Pnntuan Lokasi Pnlitian Pnlitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap prtama, mngumpulkan data skundr dari brbagai instansi yang diprlukan, yang dilaksanakan pada bulan Fbruari - Mart 009. Pngumpulan data skundr dilakukan untuk mnangkap kragaan umum wilayah Provinsi Jawa Tngah : kondisi tanah dan iklim; dskripsi Kabupatn dan Kcamatan Contoh; prkmbangan luas aral pann, produktivitas, dan produksi cabai mrah; prkmbangan harga cabai mrah; srta aspk klmbagaan prtanian. Tahap kdua, mngumpulkan data primr di lapang yang dilaksanakan pada bulan Mart-April 009 di darah sntra produksi cabai mrah yang dipilih scara purposif. Pngumpulan data primr untuk mnangkap karaktristik rumah tangga ptani, pta status komoditas, struktur pnguasaan lahan, struktur pndapatan rumah tangga ptani, struktur input-output usahatani, faktor-faktor sosial konomi yang mmpngaruhi infisinsi tknis, srta altrnatif stratgi ptani dalam mnghadapi risiko produksi dan harga. Salah satu lokasi yang dapat mmbrikan klngkapan data dan informasi yang dibutuhkan tntang fisinsi produksi dan prilaku ptani trhadap risiko produktivitas cabai mrah yaitu Provinsi Jawa Tngah. Slanjutnya dipilih 4 (mpat) kabupatn darah sntra produksi cabai mrah mpat kabupatn, dua kabupatn yaitu Kabupatn Brbs dan Boyolali mwakili darah sntra produksi lama dan (dua) kabupatn yaitu Kabupatn Klatn dan Purbalingga mwakili darah sntra produksi baru.

2 Untuk Kabupatn Brbs dipilih satu kcamatan sntra produksi yaitu, 95 Kcamatan Krsana (Dsa Limbangan dan Kmuktn). Sdangkan untuk Kabupatn Boyolali dipilih Kcamatan Tras (Dsa Sidomoro, Bangsalan, Tras, dan Kadirjo). Smntara itu, Kabupatn Boyolali yang mrupakan darah sntra produksi dataran tinggi dipilih Kcamatan Slo (Dsa Jrakah, Klakah, Sndn, Lncok, Jruk, Tarubatang, Tlogoll, Samiran, dan Dsa Takran). Kabupatn Klatn dipilih bbrapa kcamatan darah sntra produksi karna rspondn yang trsbar, yaitu Kcamatan Karangnongko (Dsa Dmakijo), Ngawn (Dsa Gatak), Jogonalan (Dsa Tamlahan), dan Manisrnggo (Dsa Solodiran). Untuk Kabupatn Purbalingga yang mwakili darah sntra produksi cabai mrah prtumbuhan baru di pilih Kcamatan Karangrjo (Dsa Kutabawa, Srang, Karangrjo, Tlahab Kidul, Tlahab Lor, dan Sirawak) dan Kcamatan Karang Jambu (Dsa Purbasari). Bbrapa alasan mmilih lokasi Provinsi Jawa Tngah antara lain, adalah: (1) Mrupakan darah sntra produksi utama cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting, mnmpati urutan ktiga scara nasional, () Mrupakan wilayah pngmbangan utama cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting, (3) Mwakili darah sntra produksi dngan rata-rata tingkat produktivitas rndah hingga tinggi, (4) Trdapat darah sntra produksi cabai mrah baik sntra produksi lama maupun darah sntra produksi prtumbuhan baru; (5) Mmiliki kragaman produktivitas yang cukup tinggi; (6) Klmbagaan klompok tani komoditas cabai mrah tlah brkmbang baik; dan (7) Trdapat kmitraan usaha (contract farming) antara prusahaan pngolah yaitu PT Hinz ABC dngan klompok tani/ptani dan antara ptani dngan pdagang langganan; srta (8) Infrastruktur

3 pmasaran sudah cukup brkmbang baik (pasar induk cabai mrah dan Sub Trminal Agribisnis) Jnis dan Sumbr Data Data adalah bahan dasar dalam mlaksanakan pnlitian untuk mnghasilkan pngtahuan dan kbijaksanaan. Data adalah atribut, karaktristik dan sifat dari suatu bnda atau fnomna, shingga data adalah prkiraan bukan ukuran (Simatupang, 010). Slanjutnya dikmukakan bahwa jnis data mnurut sifatnya dapat dibdakan atas data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dinyatakan dalam nilai numrik (bilangan), dapat diukur scara obyktif, dan dapat didskripsikan dngan suatu aturan rlasi, rumus atau prosdur tknik trtntu (matmatis, statistik). Sdangkan data kualitatif dinyatakan tidak dalam bntuk numrik ttapi dalam katgorik, gambar, dan tks; dskripsi subyktif atau konvnsi; srta tidak dapat langsung didskripsikan dngan suatu aturan rlasi, rumus atau prosdur tknis trtntu (matmatis, statistik) tanpa mlalui transformasi k data kuantitatif trlbih dahulu. Dalam pnlitian ini mnggunakan campuran data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang idal harus baik, bnar dan brguna (Simatupang, 010). Data baik dalam arti mmnuhi kritria normatif yakni ssuai dngan hukum dan norma. Sdangkan data bnar dalam arti mmnuhi kritria obyktif yakni ssuai dngan kaidah ilmiah. Smntara itu, data brguna dalam arti mmnuhi kritria utilitas yakni ssuai kbutuhan.

4 97 Data yang dikumpulkan mliputi data primr dan data skundr. Data skundr dikumpulkan dari brbagai instansi yang brhubungan dngan pnlitian baik di tingkat pusat (Badan Pusat Statistik/BPS, Dirktorat Jndral Hortikultura, Badan Pnlitian dan Pngmbangan Prtanian, Pusat Pnlitian dan Pngmbangan Hortikultura, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kbijakan Prtanian, Balai Bsar Sumbrdaya dan Lahan) maupun Darah (BPS Provinsi dan Kabupatn, Balai Pngkajian Tknologi Prtanian/BPTP, Dinas Prtanian Provinsi dan Kabupatn, Statistik Kcamatan contoh). Sdangkan data primr dikumpulkan mlalui survi di darah sntra produksi di Provinsi Jawa Tngah: Kabupatn Brbs dan Boyolali untuk mwakili darah sntra produksi cabai mrah yang tlah brkmbang lama, sdangkan Kabupatn Klatn dan Purbalingga mwakili darah sntra produksi cabai mrah prtumbuhan baru, dngan kusionr trstruktur yang scara khusus di dsain untuk dapat mnjawab tujuan pnlitian. Brdasarkan dari tujuan pnlitian, maka data skundr yang dikumpulkan mliputi: 1. Data prkmbangan luas aral pann, produksi, dan produktivitas komoditas cabai mrah di darah sntra produksi (data tingkat kapupatn dan provinsi).. Data tanah (jnis tanah dan topografi) dan iklim atau cuaca (ktinggian tmpat, curah hujan dan suhu udara, srta klmbaban (di tingkat kabupatn dan provinsi). 3. Data gambaran umum wilayah Provinsi Jawa Tngah.

5 98 4. Data karaktristik wilayah pnlitian (data tingkat kabupatn dan kcamatan contoh). 5. Data prkmbangan harga cabai mrah (trutama harga tingkat produsn). 6. Data dan informasi tknologi baik tknologi pmbibitan, budidaya, maupun pasca pann komoditas cabai mrah. 7. Data dan informasi tntang infrastruktur fisik dan klmbagaan agribisnis cabai mrah. 8. Data dan informasi tntang brbagai kbijakan pmrintah di bidang hortikultura unggulan di darah sntra produksi (tingkat kabupatn, provinsi, dan nasional). Brdasarkan dari tujuan pnlitian, maka data primr yang dikumpulkan akan mliputi : 1. Data karaktristik ptani yang mncakup data umur ptani, pndidikan ptani, pngalaman brtani, jumlah anggota rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga usia krja, kanggotaan dalam klmbagaan klompok tani, kanggotaan dalam Gabungan Klompok Tani (Gapoktan), srta kikutsrtaan dalam kmitraan usaha.. Prspsi ptani tntang aspk tknologi pmbibitan, budidaya, srta pann dan pasca pann usahatani cabai mrah bsar dan kriting. 3. Data tntang pnguasaan ast prtanian, baik lahan dan non lahan. 4. Data dan informasi tntang status komoditas bbrapa komoditas prtanian. 5. Data luas tanam mnurut jnis lahan dan musim tanam, pola tanam, sistm usahatani, dan rotasi tanaman.

6 99 6. Data struktur pnguasaan lahan milik dan garapan usahatani cabai mrah dan total lahan milik dan garapan usaha prtanian. 7. Data struktur pndapatan rumah tangga ptani cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting. 8. Data struktur input-output usahatani cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting. 9. Data adopsi tknologi usahatani cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting. 10. Data tingkat produksi (produktivitas) aktual dan diharapkan usahatani cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting. 11. Data kbutuhan modal dan sumbr modal usahatani cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting. 1. Data harga cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting aktual dan diharapkan ptani. 13. Data harga input produksi (harga bnih/bibit, pupuk kimia, pupuk organik, Pupuk Plngkap Cair (PPC), Zat Prangsang Tumbuh (ZPT), pstisida, fungisida, kapur, srta bahan dan alat aktual dan harga yang diharapkan ptani. 14. Data upah tnaga krja luar kluarga aktual dan diharapkan ptani. 15. Data harga atau swa lahan, alat dan msin prtanian yang diharapkan dan yang aktual dibayar ptani. 16. Data ktrsdiaan air irigasi dan aksssibilitas ptani cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting trhadap air irigasi. 17. Data klmbagaan klompok tani/gapoktan dan koprasi tani srta kikutsrtaan ptani.

7 Data klmbagaan pasar input dan output srta akssibilitas ptani trhadap pasar. 19. Data dan informasi prspsi dan stratgi ptani dalam mnghadapi risiko produksi dan harga. 0. Data dan informasi ttang kinrja klmbagaan kmitraan usaha cabai mrah, antara ptani atau klompok tani dngan prusahaan industri pngolahan Mtod Pngambilan Contoh Sampl yang baik dalam suatu pnlitian survi adalah yang dapat mwakili populasi scara tpat (Singarimbun dan Effndi, 1989). Jumlah sampl yang dapat mwakili populasi trgantung kpada ukuran populasi dan tigkat homognitas populasi. Ptani cabai mrah adalah populasi yang akan dijadikan sasaran pnlitian. Namun dmikian akan dilakukan wawancara dngan bbrapa informan kunci (ky informant) sprti klompok tani/gapoktan/paguyupan klompok tani, koprasi tani, Pnyuluh Prtanian Lapang (PPL) dan Koordinator PPL, Balai Pnyuluhan Prtanian (BPP), Kpala Cabang Dinas Prtanian/Unit Plaksana Tknis Darah (KCD/UPTD) dan Dinas Prtanian Kabupatn, srta dngan plaku tataniaga (pdagang), dan prusahaan industri pngolahan untuk mmprkaya dan mmprdalam informasi. Sampai saat ini blum trsdia data scara lngkap tntang ragam populasi dan krangka sampling ptani cabai mrah untuk populasi yang ditliti. Olh karna itu, pngnalan populasi dan prilaku populasi dilakukan dngan wawancara dngan Dinas Prtanian Kabupatn, PPL

8 101 dan Koordinator PPL/KCD/BPP, srta growr, srta Gapoktan dan ktua klompok tani stmpat. Mantra dan Kasto (1989) mngmukakan bahwa pngambilan sampl bagi populasi yang tidak dapat dibuat krangka samplnya ialah pngambilan sampl wilayah (ara sampling). Dalam pnlitian ini digunakan tknik multistag sampling ara, yaitu suatu tknik pngambilan sampl brdasarkan darah populasi yang tlah dittapkan brdasarkan kritria yang diinginkan dngan mmprtimbangkan scara mndalam aspk stratifikasi. Mmbagi provinsi trpilih mnjadi dua katgori yaitu kabupatn sntra produksi cabai mrah yang tlah brkmbang lama dan kabupatn sntra produksi cabai mrah yang mrupakan prtumbuhan baru. Dalam plaksanaannya di lapang diambil dua kabupatn contoh sntra produksi lama (Kabupatn Brbs dan Boyolali) dan dua kabupatn contoh dataran sntra produksi baru (Kabupatn Klatn dan Purbalingga). Kmudian pada masing-masing kabupatn trpilih akan ditntukan satu atau bbrapa kcamatan contoh ssuai ktrsdiaan sampl dan kritriakritria yang diinginkan dngan tknik convninc mlalui snowbolling. Slanjutnya stlah masing-masing kcamatan contoh trpilih akan ditntukan dsa yang akan dijadikan sampl pnlitian yang mmnuhi kritria yang tlah dittapkan scara purposiv. Jumlah dsa akan sangat trgantung pada jumlah ktrsdiaan ptani cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting dan sbarannya. Dalam pngambilan sampl dalam pnlitian ini akan mmprtimbangkan kragaman usahatani baik yang mnyangkut jnis cabai mrah (cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting), agrokologi (dataran rndah dan dataran tinggi), skala

9 10 usahatani (luas, sdang, dan smpit), aksssibilitasnya (aksssibilitas baik dan kurang), kanggotaan dalam klompok tani srta kmitraan usaha (ptani mitra dan non mitra). Shingga sampl yang diambil dapat mrprsntasikan populasi ptani cabai mrah yang ada di masing-masing lokasi pnlitian. Mtod pngambilan contoh akan dilakukan dngan cara mtod random sampling. Tabl 3. Sbaran Rspondn Contoh mnurut Katgori Rspondn dan Lokasi Pnltian No. Dskripsi Cabai Mrah Bsar Cabai Mrah Kriting Total A. Kabupatn Brbs Kcamatan Krsana Sub Total B. Kabupatn Klatn (1) Karangnongko () Ngawn (3) Jogonalan (4) Manisrnggo Sub Total C. Kabupatn Boyolali (1) Tras () Slo Sub Total D. Kabuatn Purbalingga (1) Karangrjo () Karang Jambu 9 9 Sub Total Jumlah Jumlah ptani rspondn yang digali informasinya mliputi 96 rspondn. Jumlah rspondn ptani cabai mrah bsar mncapai 00 rspondn dan ptani cabai mrah kriting sbsar 96 rspondn. Scara trprinci sbaran rspondn yang akan dilakukan wawancara mnurut lokasi pnlitian dapat

10 103 disimak pada Tabl 3. Di samping itu, juga dilakukan wawancara dngan bbrapa rspondn lain, sprti klompok tani/gabungan klompok tani, PPL dan Koordinator PPL/KCD/BPP, Dinas Pratanian Kabupatn, Dinas Prtanian Provinsi, BPS, Prwakilan Prusahaan Mitra, srta bbrapa pdagang pada brbagai tingkatan (pdagang pngumpul, pdagang di pasar induk kabupatn/sub Trminal Agribisnis, Pdagang Bsar) Mtod Pngumpulan Data Mtoda pngumpulan data dilakukan dngan mwawancarai ptani contoh dngan panduan kusionr trstruktur untuk dapat mnjawab tujuan pnlitian. Stlah kusionr trisi dilakukan pngditan di lapangan. Mlakukan pngditan di lapangan umumnya mmakan waktu yang cukup lama, namun langkah ini dapat mnghasilkan kualitas data lbih baik dibandingkan pngditan yang dilakukan stlah dari lapang. Slain data yang dikumpulkan olh rumah tangga dikumpulkan pula informasi dari ky informant di dsa dan kcamatan sprti Klmbagaan Klompok Tani/Gapoktan/Paguyupan Klompok Tani, Koprasi Tani, Pnyuluh Prtanian Lapang (PPL), Koordinator PPL, Kpala Cabang Dinas (KCD), Balai Pnyuluhan Prtanian (BPP), Dinas Prtanian Kabupatn, Prusahaan Mitra (staf lapangan), pdagang pngumpul dsa, growr, pdagang komisionr di pasar induk dan STA, srta pdagang bsar di pusat-pusat pasar. Prtanyaan yang diajukan lbih brsifat dp information trutama ditujukan untuk mnangkap informasi umum di tingkat wilayah.

11 104 Pngambilan data mrupakan tahapan yang sangat pnting, karna sumbr-sumbr ksalahan data dapat trjadi pada tahapan ini. Sumbr-sumbr ksalahan data disbabkan olh ksalahan dalam krangka pngambilan contoh, ksalahan pwawancara, fnomna ironing yaitu mnysuaikan data scara subyktif, ksalahan dalam komunikasi atau pngukuran data dan pncatatan, ksalahan rspondn, srta ksalahan transfr data dari kusionr k komputr (Simatupang, 010). Langkah slanjutnya adalah mlakukan validasi sblum pngolahan data, yang antara lain dapat dilakukan uji dngan rumus baku trtntu ( Ruls-basd ), mmbandingkan dngan data ssama pnliti, mmbandingkan dngan data historis, mmbandingkan dngan data skundr. Langkah trakhir adalah mmbrsihkan data sblum diolah, dapat dilakukan dngan mngluarkan data yang salah, mncari data yang ssuai sbagai pngganti yang salah (dari data st yang ada), mnduga data yang ssuai sbagai pngganti data yang salah atau tidak ada, dan mngisi data yang hilang (Simatupang, 010) Mtod Analisis Data yang baik dan brguna harus mmnuhi mpat kritria brikut (Hank dan Ritsh, 1995) : (1) Handal (rliabl) dan tpat (accurat), data harus dikumpulkan dari sumbr yang dapat diandalkan dan dilakukan dngan tpat; () Rlvan (rlvant), data yang dikumpulkan harus mwakili (rprsntativ); (3) Konsistn (consistnt), jika dfinisi yang digunakan untuk mngambil data brubah, pnysuaian harus dilakukan agar konsistnsi dapat diprtahankan; dan

12 105 (4) Tpat waktu (timly), data yang dikumpulkan dari brbagai sumbr jlas dimnsi waktunya. Dalam kgiatan pnlitian trdapat pross yang brsifat squnsial, yang mncakup pngumpulan data, pngolahan data, pmbahasan, srta sintsa kbijakan (Simatupang, 010). Data sndiri pada dasarnya tidak brmakna atau blum mmiliki makna (knownothing). Pngolahan data adalah suatu pross untuk mngubah data mnjadi informasi, shingga harus mmbrikan informasi mngnai apa (know what). Sdangkan pmbahasan adalah pross mngubah informasi mnjadi pngtahuan (knowladg), shingga harus bisa mnjawab bagaima (know how). Trakhir adalah sintsa kbijakan yaitu pross mngubah pngtahuan yang diprolh dari hasil pmbahasan mnjadi kbijakan, shingga harus bisa mnjawab knapa (know why) Mtod Analisis Dampak Pnggunaan Input trhadap Produktivitas, Risiko Produktivitas, dan Infisinsi Tknis, srta Prilaku Ptani trhadap Risiko Produktivitas Modl yang tlah dikmbangkan olh Kumbhakar (00) diadopsi untuk mnganalisis dampak alokasi input trhadap produktivitas, dampak alokasi input trhadap risiko produktivitas dan infisinsi tknis, srta prilaku ptani trhadap risiko produktivitas cabai mrah bsar dan cabai mrah kriting. Slanjutnya fungsi produksi translog digunakan dngan prtimbangan sbagai brikut : (1) bntuk fungsional ini tlah banyak digunakan dalam pnlitian mpiris, khususnya pnlitian usahatani pada brbagai komoditas prtanian baik di ngara brkmbang maupun ngara maju; () bntuk fungsi adalah flksibl, (3) scara

13 106 toritis fungsi produksi translog dapat mnjlaskan pada brbagai stag dalam fungsi produksi, (4) rtriksi lbih sdikit pada lastisitas produksi dan lastisitas substitusi, dan (5) tlah mmasukkan kontribusi intraksi antar faktor produksi. Bntuk fungsional modl Kumbhakar ditulis kmbali sbagaimana dikmukakan dalam prsamaan (36) sbagai brikut: yi f ; g ; v q ; u ( 6) x i x i x i 3 di mana : y adalah produk rata-rata, x i mnunjukkan jnis input yang digunakan, f(x i ;) mnjlaskan fungsi produk rata-rata, g(x i ;) mnunjukkan fungsi risiko produksi dan q(x i ;) adalah fungsi infisinsi tknis, v (rror trm) mnunjukkan ktidakpastian produksi yang diasumsikan i.i.d (0, ) dan u mnunjukkan infisinsi tknis dngan asumsi i.i.d (0,u ) dan u >0. Bntuk fungsional pada masing-masing jnis cabai mrah ditunjukkan dalam prsamaan (37) dan (38). 1. Prsamaan untuk Fungsi Produktivitas Cabai Mrah Bsar ln y i f (ln x g(ln x,ln x 1 q(ln x1 ln x di mana : 1 ln x,ln x,ln x,ln x,ln x 3 3,ln x,ln x 4 4 3,ln x,ln x,ln x,ln x 5 5 4,ln x,ln x 6 6 5,ln x,ln x 7 7 6,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x ) vi y i : produktivitas cabai mrah bsar (kg sgar) f(x i ) : fungsi produktivitas g(x i )v i : fungsi risiko produktivitas q(x i )u i : fungsi infisinsi tknis lnx 1 : kuantitas bnih cabai mrah bsar (gram) lnx : kuantitas pupuk Nitrogn (kg ) lnx 3 : kuantitas pupuk P O 5 (kg) lnx 4 : kuantitas pupuk K O (kg) lnx 5 : kuantitas PPC/ZPT (lt) lnx 6 : kuantitas pupuk organik/kandang (kg) 10, d, d 1, d ) ) ui (37) 3

14 107 lnx 7 lnx 8 lnx 9 lnx 10 d 1 d d 3 v i u i : kuantitas kapur (kg) : kuantitas pstisida/fungisida (lt) : kuantitas tnaga krja dalam kluarga(hok) : kuantitas tnaga krja luar kluarga (HOK) : dummy musim (1=MK; 0=MH) : dummy agrokosistm (1=lahan sawah dataran rndah; 0=lahan kring dataran tinggi) : dummy bnih hibrida (1=bnih hibrida; 0=bnih lokal/hibrida turunan) : rror trm mnunjukkan ktidakpastian produksi yang diasumsikan i.i.d (0,σv ) : mnunjukkan infisinsi tknis dngan asumsi i.i.d (0,σv ) dan u>0, u i indpndn trhadap v i.. Prsamaan untuk Fungsi Produktivitas Cabai Mrah Kriting ln y i g(ln x,ln x q(ln x f (ln x 1 1 ln x di mana : 1 ln x,ln x,ln x,ln x,ln x 3 3,ln x,ln x 4 4 3,ln x,ln x,ln x,ln x 5 5 4,ln x,ln x 6 6 5,ln x,ln x 7 7 6,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x,ln x ) vi 10, d, d 1 ) ) ui (38) y i : produktivitas cabai mrah kriting (kg sgar) f(x i ) : fungsi produktivitas g(x i )v i : fungsi risiko produktivitas q(x i )u i : fungsi infisinsi tknis lnx 1 : kuantitas bnih cabai mrah bsar (gram) lnx : kuantitas pupuk Nitrogn (kg ) lnx 3 : kuantitas pupuk P O 5 (kg) lnx 4 : kuantitas pupuk K O (kg) lnx 5 : kuantitas PPC/ZPT (lt) lnx 6 : kuantitas pupuk organik/kandang (kg) lnx 7 : kuantitas kapur (kg) lnx 8 : kuantitas pstisida/fungisida (lt) lnx 9 : kuantitas tnaga krja dalam kluarga(hok) lnx 10 : kuantitas tnaga krja luar kluarga (HOK) d 1 : dummy musim (1=MK; 0=MH) d : dummy agrokosistm (1=lahan sawah dataran rndah; 0=lahan kring dataran tinggi) d 3 : dummy bnih hibrida (1=bnih hibrida; 0=bnih lokal/hibrida turunan) v i : rror trm mnunjukkan ktidakpastian produksi yang diasumsikan i.i.d (0,σv ) u i : mnunjukkan infisinsi tknis dngan asumsi i.i.d (0,σv ) dan u>0, u i indpndn trhadap v i. 3

15 108 Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mngstimasi prilaku risiko produksi atau produktivitas ptani cabai mrah adalah sbagai brikut (Kumbakhar, 00; Fauziyah, 010) : 1. Mncari nilai stimasi dari u dngan cara : a. Mlakukan rgrsi y trhadap f(x) dan mndapatkan nilai rsidual (ε) b. Mncari nilai dngan mnggunakan rumus 1 u r 1 / u di mana m r m rror trm (ε). c. Ktika u 3 / dan m adalah cntral momnt dari diprolh maka nilai a, b, dan c dapat diprolh dngan mnggunakan rumus masing-masing sbagai brikut : a u b 4 3 u c 1 u. Mngstimasi fungsi infisinsi tknis dngan cara mlakukan rgrsi ε trhadap q(x) dngan mtod maximum liklihood stimation (MLE), kmudian paramtr yang dihasilkan dikalikan dngan 1 b ( ) b. u di mana 3. Mngstimasi fungsi produksi dngan cara mlakukan rgrsi y / qˆ ( x) aˆ f ( x) / qˆ ( x) di mana â. ˆ u dngan mtod MLE. 4. Mncari nilai infisinsi tknis dngan mnggunakan rumus : TI = u i. q(x i ) f(x i ) u i = y i f(x i ) q(x i ) 5. Mngstimasi fungsi risiko produktivitas dngan cara mlakukan rgrsi v i ε u trhadap g(x) dngan mtod MLE. i i 6. Mncari nilai fisinsi tknis dngan rumus : TE = 1-TI

16 7. Mnntukan prilaku risiko produktivitas dngan rumus : U '.( ) v U '( ) 109 jika v=0 brarti ptani brprilaku ntral trhadap risiko produktivitas (risk nutral), jika v>0 brarti ptani brprilaku brani mngambil risiko produktivitas (risk takr), dan jika ptani v<0 brarti ptani brprilaku mnghindari risiko produktivitas (risk avrs). U '. ( )u =. U '( ) 8. Mngstimasi paramtr paramtr yang trdapat dalam dan dngan mnggunakan rumus sbagai brikut : AR. g(x i ) DR. g(x i ). q(x i ). a θ = ( 1+ AR. q(x i ). a+ 1/ DR. g (x i ) +q (x i )(b +a...(39) ) λ = 3 a+ AR. q(x i ).(a +b )+ 0.5DR. g (x i ). a+q (x i )(c + 3a b+a / 1 + AR. q(x i ). a+ 0.5DR. g (x i ) +q (x i )(b +a......( 40) di mana : f ( x, z ) w. x C AR U ' ' ( ) / U ' ( ) DR U ' ' ' ( ) / U ' ( ) a 3 b ( ) / u c (4 / 1) u u Adapun kritria pilihan prilaku ptani trhadap risiko produktivitas adalah sbagai brikut :

17 1. Jika 0 dan maka ptani dikatgorikan sbagai ptani yang ntral trhadap risiko produktivitas (risk nutral).. Jika 0 dan 0 maka ptani dikatgorikan sbagai ptani yang mnghindari atau mnolak trhadap risiko produktivitas (risk avrtr). 3. Jika ptani dalam kondisi fisin pnuh scara tknis (u=0) maka prilaku ptani trhadap risiko produktivitas ditntukan olh bsaran. 4. Jika 0 dan 0 maka ptani dikatgorikan sbagai ptani yang brani mngambil risiko produktivitas (risk takr) Spsifikasi Modl Pndugaan Prilaku Ptani trhadap Risiko Harga Mtod yang digunakan untuk mngtahui prilaku ptani cabai mrah dalam mnghadapi risiko harga di pasar adalah mtod Fungsi Utilitas Kuadratik (sprti yang sudah dijlaskan dalam krangka pmikiran). Modl yang digunakan adalah : Y Y P 8 sp 36 P 15 0 pst di mana : 1 P 9 P 16 kcl P P fungi 10 cm kno3 P 17 P 3 cm P ppc 11 P npk P 18 4 P zpt bnihcm 1 P 19 P ponska 5 mulsa ura P 13 W P 1 6 organik tkdk za P 14 7 P W tsp kapur tklk bv cm......( 41) P bnih P ura P za P tsp P sp P kcl P kno3 P npk P ponska P organik P kapur P pst = harga bibit cabai mrah yang diharapkan (Rp/gram; Rp/batang) = harga pupuk Ura yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk ZA yang diharapkam (Rp/Kg) = harga pupuk TSP yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk SP-36 yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk KCL yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk KCL yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk NPK yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk PONSKA yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk organik/kandang/kompos yang diharapkan (Rp/Kg) = harga pupuk kapur (kalsit, dolomit) yang diharapkan (Rp/Kg) = harga rata-rata pstisida yang diharapkan (Rp/lt)

18 111 P fungi N ppc P zpt P mulsa W tkdk W tklk Y Y V cm = harga rata-rata fungisida yang diharapkan (Rp/lt) = harga rata-rata PPC yang diharapkan (Rp/lt) = harga rata-rata ZPT yang diharapkan (Rp/kg) = harga rata-rata bahan (mulsa) yang diharapkan (Rp/kg) = tingkat upah rata-rata yang diharapkan (Rp/HOK) = tingkat upah rata-rata yang diharapkan (Rp/HOK) = produksi cabai mrah (kilogram) = produksi cabai mrah yang diharapkan (kilogram) = Varian harga cabai mrah = Error trm Indikator risiko harga dapat dilihat dari nilai b yaitu : (1) Jika b = 0 maka ptani dikatgorikan sbagai ptani yang ntral trhadap risiko harga; () Jika b > 0 maka ptani dikatgorikan sbagai ptani yang mnghindari risiko harga (risk avrsr); dan (3) Jika b< 0 maka ptani dikatgorikan sbagai ptani yang brani mngambil risiko harga (risk takr) Mtod untuk Analisis Tingkat Efisinsi dan Sumbr-Sumbr Pnybab trjadinya Infisinsi Tknis dngan Mmasukkan Unsur Risiko Produktivitas Mtod Analisis Tingkat Efisinsi Efisinsi tknis (TE) didfinisikan sbagai rasio dari nilai output yang diharapkan pada kondisi trjadi infisinsi trhadap nilai output yang diharapkan pada kondisi tidak trjadi infisinsi (fully fficincy). Scara matmatis dapat diformulasikan : TE E( yx, u) / E( yx, u 0) 1 u. q( x) / f ( x) 1. Di sisi lain infisinsi tknis (TI) adalah rasio antara khilangan output potnsial trhadap output maksimal yang dapat dicapai.

19 11 Paramtr-paramtr yang dihasilkan dari analisis trhadap prsamaan (37) dan (38) dapat digunakan untuk mnghitung infisinsi tknis dngan mnggunakan rumus sbagai brikut (Kumbhakar dan Lovll, 000; Kumbakhar, 00) yang juga diacu olh Fauziyah (010) : TI E( y x, u i i i 0) E( yixi, ui ) q( xi ) u E( y x, u 0) i i i i ui. q( xi ) TI...(4) f ( x ) i di mana : yi f ( xi ) ui q( xi ). Smntara itu, untuk tingkat fisinsi tknis diprolh dngan mnggunakan prsamaan TE 1 TI. Dalam hal ini, digunakan output yang diharapkan sbagai batasan pada u dalam mndfinisikan TE atau TI shingga ktidakpastian produksi (v i ) tidak mmpngaruhi ukuran fisinsi. Hal ini sangat pnting karna ktidakpastian produksi brada diluar kndali ptani. Olh karna itu pubah acak (v i ) tidak sharusnya mmpngaruhi ukuran fisinsi. Prlu dicatap bahwa bsaran nilai stimasi TE dan TI trgantung pada faktor-faktor intrnal (u i ) dan alokasi jumlah input yang digunakan. Paramtr-paramtr yang dihasilkan pada tahapan di atas, dapat digunakan untuk mncari nilai infisinsi alokatif dngan mnggunakan prsamaan : j f ' ( x i ) w j g ' ( x i ' ) q ( x i )...(43).

20 113 di mana : j f ' j ( x i : infisinsi alokatif ) : turunan prtama dari fungsi produksi trhadap input k i w j dan : harga input k j : bsaran prilaku risiko produktivitas ' g ( x i ) :turunan prtama dari fungsi risiko trhadap input k i ' q ( x i ) : turunan prtama dari fungsi infisinsi trhadap input k i Infisinsi alokatif untuk input variabl k j adalaj sbagai brikut : j, dngan kritria 1. Jika j >0, maka jumlah input k j yang dialokasikasikan untuk usahatani cabai mrah masih kurang. Artinya jumlah input yang digunakan masih kurang dari kbutuhan tanaman cabai mrah.. Jika j <0, maka jumlah input k j yang dialokasikan untuk usahatani cabai mrah sudah brlbih. Artinya jumlah input yang digunakan sudah mlbihi kbutuhan tanaman cabai mrah. Nilai fisinsi alokatif pr unit input yang digunakan olh stiap ptani dapat dicari dngan mnggunakan rumus : EA 1 j...(44) di mana j adalah nilai infisinsi alokatif prunit input dalam kgiatan usahatani cabai mrah. Slanjutnya fisinsi konomi dapat dihitung dngan mnggunakan rumus : EE TE. EA...(45)

21 Sumbr-Sumbr Pnybab trjadinya Infisinsi Tknis 1. Prsamaan untuk Fungsi Infisinsi Tknis Produksi Cabai Mrah Bsar Adapun idntifikasi trhadap sumbr-sumbr yang mnjadi pnybab trjadinya infisinsi tknis, dianalisis dngan mnggunakan modl rgrsi brganda, dngan mtod ordinary last squar stimation (OLS), sbagai brikut: U i δ d l1 d 14 δ z l 14 li d 16 5 d 5 16 d 6 6 d 7 7 d 8 8 d 9 9 d u...(46) d d 1 1 di mana U i : Nilai infisin tknis usahatani cabai mrah bsar z 1 : Total luas lahan garapan cabai mrah bsar (ha) z : Rasio luas garapan usahatani cabai mrah bsar trhadap total lahan garapan z 3 : Pndapatan total rumah tangga (Rp.) z 4 : Rasio pndapatan dari usahatani cabai mrah bsar trhadap total pndapatan rumah tangga z 5 : Umur kpala kluarga rumah tangga ptani (tahun) z 6 : Pndidikan formal kpala kluarga rumah tangga ptani (tahun) z 7 : Pngalaman KK rumah tangga ptani dalam usahatani cabai mrah bsar (tahun) z 8 : Rasio jumlah anggota rumah tangga usia krja trhadap total anggota rumah tangga : Variabl dummy sistm pnguasaan lahan, di mana 1=lahan milik, 0=lahan bukan milik (swa) d 5

22 115 d 6 : Variabl dummy pngtahuan tknologi pmbibitan cabai mrah bsar, di mana 1=mngtahui tknologi pmbibitan, 0=tidak mngtahui tknologi pmbibitan d 7 : Variabl dummy pngtahuan tknologi budidaya cabai mrah bsar, di mana 1= mngtahui tknologi budidaya, 0=tidak mngtahui tknologi budidaya d 8 : Variabl dummy pngtahuan tknologi pann dan pasca pann cabai mrah bsar, di mana 1=mngtahui tknologi pann dan pasca pann, 0=tidak mngtahui tknologi pann dan pasca pann d 10 : Variabl dummy rotasi tanaman, di mana 1=mlakukan rotasi tanaman, 0=tidak mlakukan rotasi tanaman d 11 : Variabl dummy lokasi lahan, di mana 1=akss lokasi lahan trhadap jalan baik, 0=akss lokasi lahan trhadap jalan tidak baik d 1 : Variabl dummy akss k pasar input, di mana 1=mmpunyai kios/toko saprodi langganan, 0=kios/toko bbas d 13 : Variabl dummy akss k pasar output/pdagang langganan, di mana 1=mmpunyai pdagang langganan, 0=pdagang bbas d 14 : Variabl dummy akss trhadap sumbr-sumbr krdit, di mana 1=akss trhadap sumbr-sumbr krdit, 0=tidak akss trhadap sumbr-sumbr krdit d 15 : Variabl dummy kanggotaan klompok tani, di mana 1=mnjadi anggota klompok tani, 0=tidak mnjadi anggota klompok tani d 16 : Variabl dummy kanggotaan kmitraan usaha, di mana 1=anggota, 0=non anggota d 17 : Variabl dummy pnaganan pasca pann, di mana 1=mlakukan pnaganan pasca pann, 0=tidak mlakukan pnanganan pasca pann Nilai kofisin rgrsi yang diharapkan : δ 1, δ, δ 3, δ 4, δ 6, δ 7 dan δ 8 < 0, sdangkan δ 5 >0; untuk 5, 6, 7, 8, 10, 11, 1, 13, 14, 15, 16, dan 17 <0.. Prsamaan untuk Fungsi Infisinsi Tknis Produksi Cabai Mrah Kriting U i δ 8 0 δl zli 10d10 13d13 14d14 16d16 u l1...(47) di mana : U i : Nilai infisin tknis usahatani cabai mrah kriting z 1 : Total luas lahan garapan cabai mrah kriting (ha) z : Rasio luas garapan usahatani cabai mrah kriting trhadap total lahan garapan : Pndapatan total rumah tangga (Rp.) z 3

23 116 z 4 : Rasio pndapatan dari usahatani cabai mrah kriting trhadap total pndapatan rumah tangga z 5 : Umur kpala kluarga rumah tangga ptani (tahun) z 6 : Pndidikan formal kpala kluarga rumah tangga ptani (tahun) z 7 : Pngalaman KK rumah tangga ptani dalam usahatani cabai mrah kriting (tahun) z 8 : Rasio jumlah anggota rumah tangga usia krja trhadap total anggota rumah tangga d 10 : Variabl dummy rotasi tanaman, di mana 1=mlakukan rotasi tanaman, 0=tidak mlakukan rotasi tanaman d 13 : Variabl dummy akss k pasar output/pdagang langganan, di mana 1=mmpunyai pdagang langganan, 0=pdagang bbas d 14 : Variabl dummy akss trhadap sumbr-sumbr krdit, di mana 1=akss trhadap sumbr-sumbr krdit, 0=tidak akss trhadap sumbr-sumbr krdit d 16 : Variabl dummy kanggotaan kmitraan usaha, di mana 1=anggota, 0=non anggota Nilai kofisin rgrsi yang diharapkan : δ 1, δ, δ 3, δ 4, δ 6, δ 7 dan δ 8 < 0, sdangkan δ 5 >0; untuk 10, 13, srta 16 <0. Paramtr-paramtr dari fungsi produksi stokastik frontir dapat distimasi dngan mnggunakan baik mtod Maximum Liklihood Estimation (MLE) maupun Corctd Ordinary Last Squar (COLS) sprti yang disarankan olh Colli (1996) dan Colli t al., (1998). Mtod MLE lbih fisin dibandingkan dngan COLS. Bukti mpiris yang tlah dikaji olh Colli mnunjukkan bahwa MLE scara signifikan lbih baik dibandingkan dngan COLS ktika kontribusi dari fk infisinsi tknis trhadap total varians bsar. Dalam pnlitian ini paramtr-paramtr dari fungsi produksi stokastik frontir distimasi dngan mnggunakan mtod MLE. Dalam pnlitian ini modl yang akan digunakan adalah stimasi untuk risiko produktivitas (productivity risk), prfrnsi risiko produktivitas (risk prfrncs), dan fisinsi tknis (tchnical infficincy) yang digagas olh

24 117 Kumbhakar (00). Kmudian akan dilngkapi dngan analisis kuantitatif tntang prilaku ptani dalam mnghadapi risiko harga cabai mrah dngan mnggunakan fungsi utilitas kuadratik. Slain itu, kajian ini juga dilngkapi dngan analisis kualitatif tntang prspsi ptani trhadap risiko produksi dan harga, prilaku ptani dalam mnghadapi risiko produksi dan harga, dan stratgi ptani dalam mnghadapi risiko produksi dan harga. Pngolahan data untuk mngstimasi faktor-faktor yang mmpngaruhi produktivitas, pngaruh unsur risiko produktivitas dan infisinsi trhadap produktivitas, prilaku ptani trhadap risiko produktivitas, dan bsaran fisinsi (TE, AE, dan EE), srta prilaku ptani trhadap risiko harga distimasi dngan mnggunakan Program Frontir 4.1, SAS (Statistical Analysis Systm) vrsi 9.1 dan Excll Mtod untuk Analisis Prspsi Ptani trhadap Risiko, Faktor- Faktor yang Mmpngaruhi Risiko dan Strattgi Manajmn Risiko Analisis tntang prspsi ptani trhadap risiko produksi difokuskan pada prspsi ptani trhadap risiko, usahatani cabai mrah yang dikatgorikan gagal, tingkat risiko produktivitas usahatani, tingkat risiko harga, srta prspsi ptani trhadap tingkat kuntungan usahatani dijlaskan scara dskriptif kualitatif. Dmikian juga halnya, prspsi ptani cabai mrah trhadap faktor-faktor yang brpngaruh trhadap risiko usahatani, sprti prubahan iklim, srangan organism pngganggu tanaman (OPT), harga input yang tinggi, harga jual hasil jatuh, ktrsdiaan modal usaha, rndahnya pnguasaan tknologi, srta rndahnya kapabilitas manajrial dalam usahatani dijlaskan scara dskriptif kualitatif.

25 118 Analisis prilaku ptani dalam mnghadapi risiko produksi dibagi k dalam tiga stratgi, yaitu : (1) stratgi manajmn risiko produksi sblum kgiatan usahatani cabai mrah dilakukan (x-ant risk manajmnt stratgy), () stratgi manajmn risiko produksi intraktif pada saat kgiatan usahatani cabai mrah sdang dilakukan (intractiv risk manajmnt stratgy), dan (3) stratgi manajmn risiko produksi stlah kgiatan usahatani cabai mrah dilakukan (x-post risk manajmnt stratgy). Stratgi manajmn risiko produksi x-ant mncakup aspk pola tanam dan alasan mmilih pola tanam trsbut, sistm tanam cabai mrah yang digunakan dan alasan mmilih sistm tanam trsbut, jumlah dan varitas cabai yang digunakan, sumbr bnih yang digunakan, dan banyaknya lokasi atau prsil pnanaman cabai mrah dalam stahun trakhir. Untuk stratgi manajmn risiko produksi-intraktif mncakup waktu pnanaman cabai mrah, pnanganan jika sbagian tanaman cabai mrah di lapangan ada yang mati, jarak tanam yang digunakan, jnis pupuk yang digunakan, pnggunaan pupuk pada MK vs MH, mtod pnanggulangan hama dan pnyakit yang digunakan, kcndrungan ptani dalam pngndalian hama dan pnyakit, pngoplosan pstisida dan alasan mlakukannya, tindakan yang dilakukan saat mngalami klangkaan tnaga krja, srta tindakan yang dilakukan ptani jika mngalami ksulitan modal. Trakhir, stratgi manajmn risiko produksi x-post mncakup status usahatani cabai dalam mnghidupi kluarga, jika usahatani mngalami kgagalan maka usaha apa untuk mnutupi kgagalan dalam mnghidupi kluarga, jika usahatani mngalami kgagalan maka tindakan apa yang dipilih untuk prtanaman brikutnya, dan jika

26 usahatani mngalami krugian maka tindakan apa yang dipilih untuk prtanaman brikutnya Dfinisi Variabl Informasi pada sub-bab brikut mnjlaskan dfinisi dari masing-masing variabl yang digunakan brikut unit analisanya. Di dalam modl masing-masing variabl didfinisikan dalam abjad y untuk mnjlaskan variabl output dan x dalam susunan abjad x 1, x, x 3 dan strusnya yang mnggambarkan pnggunaan input baik aspk fisik maupun z 1, z, z 3 dan strusnya mnggambarkan variabl sosial konomi. Scara trprinci dfinisi variabl dapat disimak sbagai brikut : Produksi yang dihasilkan: Bsarnya produksi yang dihasilkan dari komoditas cabai mrah bsar atau cabai mrah kriting yang diusahakan di lahan sawah dataran rndah atau lahan kring dataran tinggi dalam satu musim tanam. Bntuk produksi adalah cabai mrah sgar, dinyatakan dalam satuan kilogram. Produksi yang diharapkan: Bsarnya produksi yang diharapkan yang akan dihasilkan dari komoditas cabai mrah bsar atau cabai mrah kriting yang diusahakan di lahan sawah dataran rndah atau lahan kring dataran tinggi dalam satu musim tanam. Bntuk produksi adalah cabai mrah sgar, dinyatakan dalam satuan kilogram. Produktivitas yang dihasilkan: Bsarnya produksi yang dihasilkan dari komoditas cabai mrah bsar atau cabai mrah kriting yang diusahakan di lahan sawah dataran rndah atau lahan kring dataran tinggi pr hktar prmusim tanam. Bntuk produksi adalah cabai mrah sgar, dinyatakan dalam satuan kuintal/hktar. Produktivitas yang diharapkan: Bsarnya produksi yang diharapkan yang akan dihasilkan dari komoditas cabai mrah bsar atau cabai mrah kriting yang diusahakan di lahan dataran rndah/dataran tinggi pr hktar pr musim tanam. Bntuk produksi adalah cabai mrah sgar, dinyatakan dalam satuan kuintal pr hktar. Luas aral tanam: Luas aral tanam yang ditanami cabai mrah bsar atau cabai mrah kriting di masing-masing prsil lahan yang diusahakan ptani pada musim

27 10 hujan (pada waktu pngambilan data dilakukan yakni priod Novmbr- Fbruari) atau musim kmarau prtama/mk I (Mart-Juni) atau musim kmarau kdua/mk II (Juli-oktobr) namun akan dissuaikan dngan kondisi aktual di lapang, dinyatakan dalam satuan hktar. Bnih/bibit: Jumlah bnih/bibit cabai mrah bsar atau cabai mrah kriting yang digunakan sbagai input produksi (dapat brupa varitas hibrida dan varitas lokal), dinyatakan dalam satuan fisik (gram). Pupuk ura: Jumlah pupuk ura yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk ZA: Jumlah pupuk ZA yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk N: Jumlah pupuk N yang digunakan dalam usahatani yang brsumbr dari pupuk Ura, ZA, dan NPK, pupuk ura mmiliki kandungan nitrogn sbsar prsn, ZA skitar 6 prsn, dan NPK sbsar 15 prsn, dinyatakan dalam satuan kg stara nitrogn. Pupuk TSP: Jumlah pupuk TSP yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk SP 36: Jumlah pupuk SP 36 yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk P O 5 : Jumlah pupuk P O 5 yang digunakan dalam usahatani yang brsumbr dari TSP, SP-36, dan NPK, pupuk TSP mmiliki kandungan P O 5 sbsar 45 prsn, SP 36 skitar 36 prsn, dan NPK sbsar 15 prsn, dinyatakan dalam satuan kg stara phosphat (P O 5 ). Pupuk KCl: Jumlah pupuk KCl yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk KNO 3 : Jumlah pupuk KNO 3 yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk K O: Jumlah K O yang digunakan dalam usahatani yang brsumbr dari KCL, KNO 3 dan NPK, pupuk KCl mmiliki kandungan K O sbsar 60 prsn, pupuk KNO 3 sbsar 44 prsn, dan NPK sbsar 15 prsn, dinyatakan dalam satuan kg stara potassium (K O). Pupuk NPK : Jumlah pupuk NPK yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram.

28 11 Pupuk PONSKA: Jumlah pupuk PONSKA yang digunakan dalam kgiatan usahatani yang dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk komposit (N, P, dan K): Jumlah pupuk NPK yang digunakan dalam kgiatan usahatani yang dinyatakan dalam satuan hara dari ktiga jnis pupuk trsbut. Ktiga pupuk trsbut dinyatakan dalam satuan kg stara N, P O 5, K O. Pupuk NPK mmiliki kandungan N = 15 prsn, P O 5 = 15 prsn, K O = 15 prsn. Kapur (kalsit, dolomit) : Jumlah kapur yang digunakan dalam kgiatan usahatani yang dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk organik/kandang/kompos: Jumlah pupuk organik/kandang/kompos yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pupuk plngkap cair (PPC) : Jumlah pupuk plngkap cair yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram atau litr. Zat prangsang tumbuh (ZPT) : Jumlah ZPT yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Pstisida : Jumlah pstisida yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam litr atau kilogram. Fungisida : Jumlah fungisida yang digunakan dalam dinyatakan dalam litr atau kilogram. kgiatan usahatani, Mulsa : Jumlah mulsa yang digunakan dalam kgiatan usahatani, dinyatakan dalam satuan kilogram. Nilai pngluaran lainnya : bsarnya pngluaran ptani yang harus dilakukan untuk pngluaran lainnya dalam kgiatan dngan usahatani, dinyatakan dalam ribu rupiah. Tnaga Krja: jumlah pnggunaan tnga krja dalam usaha tani baik yang brsumbr dari TK kluarga maupun TK upahan yang dinyatakan dalam jam krja stara pria, tnaga krja ini trdiri atas tnaga krja pra pann, pann dan pasca pann. Dinyatakan dalam hari orang krja stara pria dngan HOK, untuk pnydrhanaan akan dibuat pnytaraan 1 HOKW=0,8 HOKP dan 1 HOKA (< 10 tahun) = 0.5 HOKP. Luas total garapan cabai mrah bsar : total luas garapan cabai mrah bsar yang diusahakan rumah tangga ptani baik dari lahan milik maupun swa. Variabl ini dinyatakan dalam satuan hktar.

29 1 Luas total garapan cabai mrah kriting : total luas garapan cabai mrah kriting yang diusahakan rumah tangga ptani baik dari lahan milik maupun swa. Variabl ini dinyatakan dalam satuan hktar. Rasio luas garapan cabai mrah bsar trhadap total lahan garapan usahatani : luas garapan cabai mrah bsar dibagi total lahan garapan yang diusahakan dinyatakan dalam rasio. Rasio pndapatan cabai mrah kriting trhadap total lahan garapan usahatani : luas garapan cabai mrah kriting dibagi total lahan garapan yang diusahakan dinyatakan dalam rasio. Pndapatan cabai mrah bsar : total pndapatan yang dihasilkan rumah tangga ptani yang brasal dari usahatani cabai mrah bsar. Variabl ini dinyatakan dalam satuan rupiah. Pndapatan cabai mrah kriting : total pndapatan yang dihasilkan rumah tangga ptani yang brasal dari usahatani cabai mrah kriting. Variabl ini dinyatakan dalam satuan rupiah. Pndapatan total : total pndapatan yang brasal dari sktor prtanian dan non prtanian. Variabl ini dinyatakan dalam satuan rupiah. Rasio pndapatan cabai mrah bsar trhadap pndapatan total rumah tangga : Pndapatan yang brsumbr dari cabai mrah bsar dibagi total pndapatan rumah tangga. Rasio pndapatan cabai mrah kriting trhadap pndapatan total rumah tangga : Pndapatan yang brsumbr dari cabai mrah kriting dibagi total pndapatan rumah tangga. Umur kpala kluarga : usia atau umur kpala kluarga, dinyatakan dalam satuan tahun. Tingkat pndidikan kpala kluarga : tingkat pndidikan formal yang ditmpuh olh kpala kluarga, dinyatakan dalam satuan tahun. Pngalaman usahatani kpala kluarga : lamanya kpala kluarga mngusahakan komoditas cabai mrah, dinyatakan dalam satuan tahun. Jumlah anggota rumah tangga usia krja : mnunjukkan jumlah anggota rumah tangga yang brusia antara tahun dan dinyatakan dalam satuan orang. Total anggota rumah tangga : mnunjukkan jumlah ksluruhan anggota rumah tangga dan dinyatakan dalam satuan orang.

30 13 Rasio jumlah anggota rumah tangga usia krja trhadap total anggota rumah tangga : Jumlah anggora rumah tangga usia krja dibagi dngan jumlah total anggota rumah tangga. Risiko : sbagai suatu kjadian di mana hasil dari kjadian dan pluang trjadinya tidak bisa diktahui scara pasti, rsiko produksi diukur dngan varian produktivitas dan rsiko harga diukur dngan varian harga. Dummy musim tanam : variabl ini mmbrikan informasi tntang kapan kgiatan usahatani cabai mrah dilakukan olh ptani, dinyatakan dalam bntuk variabl dummy, 1= kgiatan pnanaman dilakukan MK; 0= kgiatan pnanaman dilakukan pada MH. Dummy bnih hibrida : variabl ini mmbrikan informasi jnis/kualitas bnih, di mana 1=bnih hibrida, 0= bnih lokal/hibrida turunan. Dummy agrokosistm : variabl ini mmbrikan informasi tntang agrokosistm lahan, dinyatakan dalam bntuk variabl dummy, 1=agrokosistm lahan sawah dataran rndah; 0=agrokosistm lahan kring dataran tinggi. Dummy sistm pnguasaan lahan : jnis pnguasaan lahan olh ptani, dinyatakan dalam bntuk variabl dummy, di mana 1=lahan milik; 0=lahan non milik (swa, sakap, dll). Dummy pngtahuan tntang tknologi pmbibitan : tingkat pngtahuan tntang tknologi pmbibitan cabai mrah yang tlah dikuasai ptani, dinyatakan dalam bntuk variabl dummy, di mana 1=tahu, 0=tidak tahu. Dummy pngtahuan tntang tknologi budidaya : tingkat pngtahuan tntang tknologi budidaya ssuai anjuran yang tlah dikuasai ptani, dinyatakan dalam bntuk variabl dummy, di mana 1=tahu, 0=tidak tahu. Dummy pngtahuan tntang tknologi pann dan pasca pann : tingkat pngtahuan tntang tknologi pasca pann yang tlah dikuasai ptani, dinyatakan dalam bntuk variabl dummy, di mana 1=tahu, 0=tidak tahu. Dummy tntang rotasi tanaman : pola tanam yang dilakukan ptani cabai mrah dngan mnanam tanaman yang brbda famili pada sblum dan ssudah tanaman cabai mrah. Dummy ktrgantungan trhadap pdagang input langganan : ptani dikatakan mmiliki ktrgantungan trhadap pdagang input langganan apabila ptani yang brsangkutan mmiliki ktrgantungan trhadap pdagang input langganan dalam bntuk pinjaman modal dan kharusan mnjual hasil produksi cabai mrah kpada pdagang input yang brsangkutan, 1=ktrgantungan rndah; dan 0=ktgantungan tinggi.

31 14 Dummy ktrgantungan trhadap pdagang output langganan : ptani dikatakan mmiliki ktrgantungan trhadap pdagang output langganan apabila ptani yang brsangkutan mmiliki ktrgantungan trhadap pdagang atau pmbli langganan dalam bntuk pinjaman modal dan kharusan mnjual hasil produksi cabai mrah kpada pdagang yang brsangkutan, 1=ktrgantungan rndah; dan 0=ktgantungan tinggi. Dummy ktrgantungan trhadap sumbr-sumbr krdit baik formal maupun informal : mmbrikan informasi yang mnggambarkan ktrgantungan ptani cabai mrah trhadap sumbr-sumbr krdit baik krdit formal, krdit program, srta krdit informal, dinyatakan dalam proporsi modal sndiri trhadap total modal usahatani cabai mrah, dinyatakan dinyatakan dummy variabl, di mana 1=ktrgantungan rndah; dan 0=ktgantungan tinggi. Kikutsrtaan dalam klompok tani/koprasi tani/assosiasi komoditas : mrupakan kikutsrtaan ptani dalam organisasi atau klmbagaan trsbut yang brsifat mnunjang kgiatan usahataninya, dinyatakan dinyatakan dummy variabl, di mana 1=anggota dan 0=non anggota. Kikutsrtaan dalam kontrak farming atau kmitraan usaha : mrupakan kikutsrtaan tidak ptani dalam kontrak farming atau kmitraan usaha yang brsifat mnunjang kgiatan usahataninya, dinyatakan dummy variabl, di mana 1=kontrak/kmitraan dan 0=non kontrak/non kmitraan. Dummy prlakuan pasca pann : hal-hal yang dilakukan ptani dalam kgiatan pasca pann mliputi pmbrsihan, standarisasi, sortasi, grading, srta pngmasan dan pngpakan, sblum cabai mrah di jual k saluran pmasaran yang lbih hilir, dinyatakan dummy variabl, di mana 1= mlakukan kgiatan pasca pann dan 0 = tidak mlakukan kgiatan pasca pann. Tingkat harga bli : tingkat harga yang dihitung brdasarkan harga rata-rata pmblian input produksi, dinyatakan rupiah/prkilogram atau satuan yang ssuai. Variabl ini dinyatakan dalam satuan rupiah pr kilogram atau rupiah pr unit. Tingkat harga jual : tingkat harga yang dihitung brdasarkan harga rata-rata pnjualan prkilogram. Variabl ini dinyatakan dalam saruan rupiah pr kilogram atau rupiah pr unit. Tingkat harga bli yang diharapkan: tingkat harga rata-rata yang diharapkan dari pmblian input produksi, dinyatakan dalam satuan rupiah pr kilogram atau satuan yang ssuai. Tingkat harga jual yang diharapkan: tingkat harga rata-rata yang diharapkan dari pnjualan output atau cabai mrah, dinyatakan dalam satuan rupiah pr kilogram.

32 15 Harga di tingkat ptani : harga rata-rata yang ditrima ptani dari pnjualan output atau hasil pann. Variabl ini dinyatakan dalam satuan rupiah pr kilogram.

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 31-37 ANALISIS KINERJA DOSEN PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA BERDASARKAN EVALUASI MAHASISWA SEBAGAI STAKEHOLDER PEMBELAJARAN DALAM RANGKA REKONTRUKSI PELAYANAN STKIP

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P0 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) Nincy Ayu Lstari 1 Nahdalina Fakultas Tknik Sipil Univrsitas

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN KREDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMARINDA

ANALISIS PEMANFAATAN KREDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMARINDA ANALISIS PEMANFAATAN KEDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMAINDA atna Wulaningrum ( Staf Pngajar Jurusan Akuntansi Politknik Ngri Samarinda ) Muhammad Suyudi ( Staf Pngajar Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

Pengkajian Pengembangan Model Pabrikasi Pupuk Organik..., Agus Ruswandi

Pengkajian Pengembangan Model Pabrikasi Pupuk Organik..., Agus Ruswandi Pngkajian Pngmbangan Modl Pabrikasi Pupuk Organik: Studi Kasus di i Kota Tasikmalaya, Jawa Barat Agus Ruswandi Badan Prncanaan Pmbangunan Darah Provinsi Jawa Barat Jl. Ir. H Juanda No 278- Bandung 40132

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG. Bobby Satria

GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG. Bobby Satria GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG Bobby Satria Program Studi Pndidikan Luar Skolah FIP Univrsitas Ngri Padang Email: satriab234@yahoo.co.id Absract

Lebih terperinci

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL Th Nglct Of Th Eldrly And Spiritual Nd Fulfillmnt Dwyna Putri Rahayu 1*, Juanita 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kprawatan Fakultas Kprawatan

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 A ANDAAN TEORI Pngrtian MM Multi vl Markting MM adalah salah satu contoh unit usaha yang brpola bisnis unik, yang sdang brkmbang di dalam bidang pnjualan barangbarang kbutuhan manusia, mulai brupaya

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tmpat Pnlitian Pnlitian dimulai pada awal bulan Sptmbr 2002 hingga akhir bulan Januari 2004. Lokasi pnlitian di kbun tbu lahan kring milik PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Dsa Babalan, Kcamatan Gabus, Kabupatn Pati) Pandu Sandy Utomo, Ir. Chatarina Nurdjati S., MT,

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model PENGARUH AKSESIBILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UDARA (STUDI KASUS BANDARA ABDURACHMAN SALEH MALANG-BANDARA JUANDA SURABAYA) Akhriadi, Ludfi Djakfar, Agus Suharyanto

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kbijakan Prdagangan Intrnasional 1 2 3 4 Kbijakan Ekonomi 21 Prioritas kbijakan bidang konomi trdiri dari tujuh bidang : Pngmbangan Infrastruktur Prcpatan pnylsaian infrastruktur

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH 70 RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH Olh Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti Abstrak: Hakikat sains

Lebih terperinci

DIANDRA PARAMITA TIMUR

DIANDRA PARAMITA TIMUR Modl Multinomial Logit Untuk Mnntukan Harga Optimal Pakt Blackbrry Intrnt Srvic (BIS) Tlkomsl dan Indosat (Studi Kasus : Mahasiswa Fakultas Tknik UNS Pngguna Blackbrry) Skripsi DIANDRA PARAMITA TIMUR I0308038

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Nama Lngkap Sriwahyuni Djamil Tmpat/ Tanggal Lahir Gorontalo, 07 Juli 1990 Agama Islam Jnis Klamin Prmpuan Nomor Induk Mahasiswa

Lebih terperinci

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA IUIPHHK UD. KARYA BUDI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH OLEH LVLK PT INTI MULTIMA SERTIFIKASI

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA IUIPHHK UD. KARYA BUDI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH OLEH LVLK PT INTI MULTIMA SERTIFIKASI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA IUIPHHK UD. KARYA BUDI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH OLEH LVLK PT INTI MULTIMA SERTIFIKASI 1. IdntitasLVLK a. Nama Lmbaga : PT. INTI MULTIMA SERTIFIKASI b. Nomor

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

Uci Sri Sundari STIE Kusuma Negara Indra Isharyanto.

Uci Sri Sundari STIE Kusuma Negara   Indra Isharyanto. Url : http://aktiva.sti-kusumangara.ac.id - Vol I, No. Dsmbr 27 PENGAUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TEHADAP NILAI PEUSAHAAN PADA PEUSAHAAN OOD AND BEVEAGE YANG TEDATA

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area)

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area) KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Charactristic and Accidnt Probability on Privat Car in Urban Ara) Lasmini Ambarwati, Harnn Sulistio, Gama Hndika Ngara, Zanuar

Lebih terperinci

PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 Tri Wahyuningsih 1), Abrar Omar,SE,M.Si 2), Agus Suprijanto,SE, MM 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI 9/08/0 REGREI LINEAR & KORELAI Elty arvia, T., MT. Fakultas Tknik Jurusan Tknik Industri Univrsitas Kristn Maranatha Bandung REGREI jauh ini,kita hanya mmbuat statistik dngan satu variabl pada waktu trtntu,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III Jurusan PGSD Vol: 4 No: Tahun: 06 PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III Kadk Yuda wibawa,

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

Rayadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Panca Bhakti Pontianak Abstract

Rayadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Panca Bhakti Pontianak Abstract PENGAUH KONDISI KAYAWAN TEHADAP KEPUASAN KEJA DAN DAMPAKNYA TEHADAP ETENSI KAYAWAN PT. JASA SELAAS BEDASAKAN PEBANDINGAN PENDEKATAN SPSS DAN LISEL ayadi Akadmi Manajmn Informatika dan Komputr Panca Bhakti

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU Novi Frlinita Sari 1, Tri Umari 2, Abu Asyari 3 Email :

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL PADA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi Kasus di Desa Tonggara Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal)

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL PADA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi Kasus di Desa Tonggara Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal) Pnrapan Rgrsi Logistik (Erna Sulistio) PENERAPAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL PADA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi Kasus di Dsa Tonggara Kcamatan Kdungbantng Kabupatn Tgal) Erna Sulistio, Dwi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS Siti Ainur Rohmah, Sutarman dan Lia Yuliati Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN Ad Yudha Iswara, Fahry Husin, Ludfi Djakfar, Hndi Bowoputro Jurusan Tknik Sipil Fakultas Tknik Univrsitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145,

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah prgrakan manusia dan barang antara satu zona asal dan zona tujuan dalam wilayah yang brsangkutan. Prgrakan trsbut dapat dilakukan dngan mnggunakan

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT ISSN 2088-9321 ISSN -2502-5295 pp. 41-48 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT Frdiansyah Novriza 1, Rnni Anggraini 2, Sugiarto 3 1)

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. colleague. family

BAB 1 PENDAHULUAN. colleague. family BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di ra tknologi ini, banyak skali cara-cara atau mdia yang dapat kita gunakan untuk mmprmudah dan mnjaga hubungan komunikasi dngan orangorang yang kita sayangi, baik

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013 ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN, CITRA MEREK, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING (STUDI KASUS : PEMINAT PRODUK PONSEL X DI SURABAYA) I Putu Wisnu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI Olh: INDA SAFITRI NIM. 065009 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

Lebih terperinci

Vitrianingsih Abstrak. Kata Kunci: Stimulasi, Air Susu Ibu, Inisiasi Menyusu Dini, Perkembangan Bayi.

Vitrianingsih   Abstrak. Kata Kunci: Stimulasi, Air Susu Ibu, Inisiasi Menyusu Dini, Perkembangan Bayi. RAKERNAS AIKEMA 2 Analisis Faktor Stimulasi, mbrian Air Susu Ibu dan Inisiasi Mnyusu Dini dngan rkmbangan Bayi Usia 7-2 Bulan di Klurahan Kricak Vitrianingsih Email: v.thr889@gmail.com Abstrak rtumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I THE IMPLEMENTATION OF RECIPROCAL TEACHING ON COOPERATIVE

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Mlania, Masluyah Suib, Dsni Yuniarni Pndidikan Guru Pndidikan Anak Usia Dini FKIP Untan, Pontianak Email :

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA. Dadan Rosana

MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA. Dadan Rosana Jurnal Pnlitian dan Evaluasi Pndidikan MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA Pndidikan Fisika FMIPA UNY haidaraufa@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

SILABUS. Penilaian Belajar. Sumber Memahami konsep umum tentang ilmu jiwa belajar PAI

SILABUS. Penilaian Belajar. Sumber Memahami konsep umum tentang ilmu jiwa belajar PAI Mata Kuliah : PSIKOLOGI BELAJAR PAI Bobot : 3 SKS Klompok MK : MKB Jurusan : PAI Fakultas : Tarbiyah IAIN Sunan Ampl Surabaya Komptnsi Mata Kuliah : Mampu mmahami prilaku siswa dan prubahan-prubahannya,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI

PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETORK PROCESS (ANP DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI Dorina Htharia 1, Pudji Astuti 2, dan Bbbi Y. Habibi Jurusan Tknik Industri, FTI, Univrsitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAUAN PENUMPANG PESAWAT UDARA UNTUK MENGGUNAKAN BUS TRANS JOGJA

ANALISIS KEMAUAN PENUMPANG PESAWAT UDARA UNTUK MENGGUNAKAN BUS TRANS JOGJA ANALISIS KEMAUAN PENUMPANG PESAWAT UDARA UNTUK MENGGUNAKAN BUS TRANS JOGJA Eko Prayitno, ST, MSc Prodi Tknik Sipil, Fakultas Tknik Sipil dan Prncanaan Univrsitas Bung Hatta ABSTRACT Th objctiv of this

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kepala Biro Perencanaan, Pengawasan,dan Kerja Sama. Hartoyo

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kepala Biro Perencanaan, Pengawasan,dan Kerja Sama. Hartoyo KATA PENGANTAR Sgala puji kpada Allah SWT, karna atas rahmat-nya, Biro Prncanaan, Pngawasan, dan Krja Sama, Ombudsman RI dapat mlaksanakan sluruh tugas dan fungsi pada tahun 2015 dngan baik. Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompnsasi Masalah kompnsasi bukanlah masalah yang sdrhana, tapi cukup komplks shingga stiap ngara hndaknya dapat mmpunyai suatu pdoman bagaimana mntapkan kompnsasi yang tpat

Lebih terperinci

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1)

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1) EKO-REGIONAL, Vol.3, No.2, Sptmbr 2008 POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Olh: Endang Stiasih 1) 1) Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 2 September

Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 2 September Jurnal Tchno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 2 Sptmbr 2016 71 ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN METODE COBIT 4.1 (Studi Kasus PUSDIKLAT APARATUR KEMENKES RI) Titin Kristiana Program Studi

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGGUNAAN SEPEDA DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Selviana Walsen *) Abstract

PEMODELAN PENGGUNAAN SEPEDA DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Selviana Walsen *) Abstract PEMODELAN PENGGUNAAN SEPEDA DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Slviana Walsn *) Abstract Incrasd numbr of studnts, staff, and faculty ld to th incrasing activity of vhicl movmnt insid campus.

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol. 2. No. 2, Juli 2014

Jurnal Spektran Vol. 2. No. 2, Juli 2014 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR PADA RUMAH TAGGA DI SEPANJANG KORIDOR TRAYEK TRANS SARBAGITA I B. Wirahaji 1, D. M. Priyantha Wdagama 2, dan P. Alit Suthanaya 2

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci