APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF"

Transkripsi

1 APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 00

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyaakan bahwa esis ini dengan judul Aproksimasi Osilaor Chaoic dan Persamaan Fokker-Planck Pada Model Bursing Neuron Hindmarsh-Rose adalah benar-benar karya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing, dan belum pernah diajukan dalam benuk apapun oleh perguruan inggi manapun sebagai suau karya ulis. Sumber informasi yang berasal aau dikuip dari karya yang dierbikan maupun idak dierbikan dari penulis lain elah disebukan dalam eks dan dicanumkan dalam Dafar Pusaka yang disebukan dibagian akhir esis ini. Bogor, 9 Januari 00 Muhammad Yusuf NRP G

3 ABSTRACT MUHAMMAD YUSUF, Approximaion of Chaoic Oscillaors and Fokker- Planck Equaion for The Hindmarsh-Rose Bursing Neuron Model. Under direcion of AGUS KARTONO and IRZAMAN We have invesigaed and discuss of he chaoic oscillaor dynamical sysem and Fokker-planck equaion for phase synchronizaion and phase periodic on he Hindmarsh-Rose Bursing neurons models. We found ha here is a scaling law for he bifurcaions of he limi cycles as a funcion of he srengh of boh couplings. From he funcional poin of view of his mixed yped of coupling, he small variaion of elecrical coupling provides a high sensiiviy for period regulaion inside he regime of ou of phase synchronizaion. We sudy neurons wih he Fokker-Planck equaion a propagaing pulse sae and a wavy sae appear as a phase ransiion from an asynchronous sae. Bifurcaions of he saionary soluion Fokker-Planck equaion he bursing of he wo neurons exacly synchronous. The Hodgkin-Huxley model of he nerve impulse consiss of four coupled nonlinear differenial equaions, six funcions and seven consans. The dynamics of wo coupled maps ha model he behavior of wo elecrically coupled neurons is discussed. Synchronizaion for bursing aciviies of hese maps is sudied as a funcion of coupling srengh. I is demonsraed ha he resuls of his model are in agreemen wih he synchronizaion of Rossler and Lorenz chaoic bursing neurons model wih inhibiory ineracion using he Fokker-Planck equaion and he Langevin equaion. Keywords: Hodgkin-Huxley models, Hindmarsh-Rose models, bursing neurons, Fokker-Planck equaion, Oscillaor Chaoic Lorenz, Oscillaor Chaoic Rossler, Oscillaor Duffing.

4 RINGKASAN MUHAMMAD YUSUF, Aproksimasi Osilaor Chaoic dan Persamaan Fokker-Planck Pada Model Bursing Neuron Hindmarsh-Rose. Dibimbing oleh AGUS KARTONO dan IRZAMAN. Model maemaika dalam sisem biologi merupakan model ilmiah dan salah sau bidang yang menjadi awal berkembangnya biofisika. Sudi enang fisiologi membran yang pada beberapa dekade lalu elah dipahami bahwa erjadi proses dasar sisem komunikasi unik elekrokimia yang berperan pening dalam sisem syaraf kia. Oak dan seiap subsisem lain pada sisem syaraf erdiri dari sel yang disebu neuron. Dalam neuron erdapa axon berupa srukur panjang menyerupai abung (Edelsein, 988) dan dikeahui bahwa di dalam axon erjadi propagasi sinyal syaraf yang berasal dari lisrik yang imbul secara alami. Seelah erjadi ionisasi dibagian yang disebu axon hillock, propagasi sinyal syaraf urun melalui axon ke erminal berikunya dengan konveksi bebas (synapses) yang deka dengan neuron. Sinyal propagasi ersebu disebu sebagai poensial aksi. Sebuah neuron memiliki bagian yang disebu dendri yang menerima sinyal yang dierimanya dan membawanya menuju soma (badan sel). Secara deail perisiwa elekrokimia yang erjadi pada neuron sangalah kompleks. Dikeahui bahwa sinyal neuronal berjalan sepanjang membran sel dari axon dalam benuk beda poensial lokal sepanjang membran. Dalam keadaan isiraha, sioplasma (cairan sel) dalam axon memiliki komposisi ionik yang membua bagian dalam sel berpoensial negaif (beda poensial -70 mv) karena dipengaruhi oleh bagian luar sel. Perbedaan poensial menyebabkan meabolisme dalam sel dengan pompa akif yang erleak pada membrannya. Secara koninyu erjadi ranspor ion (Na + ) keluar sel dan membawa ion poassium (K + ) ke arah sebaliknya, sehingga gradien konsenrasi dapa diperahankan. Perbedaan poensial dan konsenrasi di sepanjang membran menghasilkan poensial oal yang diperahankan sepanjang membran sel ersebu hidup (Edelsein,988). Deskripsi lengkap enang propagasi sinyal syaraf elah dilakukan pada ahun 95 oleh Hogkin, Huxley dan Kaz dengan melakukan eksperimen pada sebuah axon berukuran besar dari seekor squid (guria). Seelah melakukan eksperimen, mereka membua sebuah model membran yang analogi dengan sirkui lisrik yang memiliki kandungan fisis, seperi kondukivias ionik yang digambarkan dengan sebuah elemen sirkui berupa resisor. Model Hodgkin- Huxley erdiri dari empa persamaan diferensial nonlinier erkopel dan membua hipoesis dengan mengusulkan adanya iga variabel m, h, dan n yang mempengaruhi kodukivias ion K + dan ion Na + pada saa melewai membran. Keempa persamaan ODEs (Ordinary Differenial equaion) ini suli unuk dipecahkan secara eksak, karena deraja nonliniernya yang inggi. Teapi dengan memanfaakan sifa dinamika dari keempa variabel ersebu makna fisis dari eksperimen Hodgkin-Huxley dapa dielii. Unuk membua analisis yang lebih umum, pada ahun 96 Fizhugh dan Nagumo membua sebuah model penyederhanaan dari model Hodgkin-Huxley menjadi dua persamaan diferensial nonlinier erkopel. Model yang diusulkan ini mampu menerangkan proses dasar eksiasi dan osilasi pada neuron secara kualiaif (Edelsein, 988; Medvedev dan Kopell, 00; Georgiev, 003). Unuk proses bursing pada beberapa sel syaraf hewan dan proses kimiawi pada sel bea pancreas yakni erpecahnya poensial aksi

5 menjadi bagian osilasi yang lebih kecil dapa dianalisis dengan mengunakan model Hindmarsh-Rose. Dalam peneliian ini, akan dikaji lebih dalam mengenai fenomena bursing menggunakan model Hindmarsh-Rose. Sedangkan unuk menggambarkan enang proses propagasi sinyal poensial aksi dari sau neuron ke neuron lainnya membenuk neuronal nework (jaringan syaraf) dapa dimodelkan dengan eori sinkronisasi chaoik (Caherine e al 00; Yu e al 007; Baisa e al 007), proses sinkronisasi jaringan syaraf dapa dipelajari dengan pendekaan chaos conrolling (Mishra e al 006) dan sisem erkopel (Medvedev dan Kopell, 00; Belykh e al 008).Permasalahan yang menarik dalam peneliian pemodelan neuron adalah adanya arus eksernal sebagai rigger yang menghasilkan poensial aksi (impuls syaraf) sebagai informasi dari sau neuron menuju neuron lainnya dalam neuronal nework. Arus eksernal ini dapa berupa arus konsan, arus periodik maupun berupa medan lisrik (Mishra, e al 006; Sims, 008). Persamaan Fokker-Planck menggambarkan waku evolusi dari fungsi kepadaan probabilias dan posisi sebuah parikel, persamaan Fokker- Planck dapa digunakan unuk deskripsi saisik gerak Brown sera aplikasi dalam Fisika Saiik unuk menjelaskan dinamika sisem banyak parikel (Hirarki Bogoliubov) dan Mekanika Kuanum (Kadanoff, 000, Zin-Jusin, 996). Peneliian ini dilaksanakan unuk melakukan simulasi model poensial aksi membran dengan persamaan nonlinier Hodgkin-Huxley, melakukan simulasi dan pemodelan bursing Neuron berdasarkan persamaan Hindmarsh-Rose, mempelajari dan melakukan simulasi model Dinamika Nonlinier Osilaor Lorenz, Osilaor Rössler, Osilaor Duffing, yang berlaku pada sisem perambaan impuls sel syaraf, melakukan Simulasi persamaan Fokker-Planck unuk Mekanika Sokasik berdasarkan persamaan Schrodinger unuk spekrum energi. Peneliian ini menjadi dasar acuan Biofisika Teoriik dan Maemaika Biologi enang mekanisme kerja sel syaraf yang berawal dari ranspor membran menjadi sinyal poensial aksi yang dapa diransfer dari sau sel ke sel lainnya, selain iu, mekanisme inipun memiliki kesamaan dengan sisem sel lainya, sehingga dapa digunakan sebagai dasar mempelajari mekanisme yang erjadi pada berbagai sel makhluk hidup yang bermanfaaf bagi dunia medis, fisiologi maupun bioeknologi. Selain juga meninjaun keerkaian bidang neurologi dengan prinsip kerja pemodelan dan simulasi neuron yang berdasar pada eori sisem dinamika, ini dapa diaplikasikan juga unuk bidang lainnya seperi propagasi gelombang seismik pada seismologi. Ruang lingkup peneliian ini melipui pengeahuan enang sel neuron secara biofisika, pemodelan menggunakan persamaan Hodgkin-Huxley, Sisem Dinamika osilaor chaoic, osilaor Duffing, pesamaan Hindmanrsh-Rose, persamaan Fokker-Planck. Dari analisis sisem dinamika osilaor chaoic, persamaan Fokker-Planck dan persamaan Hindmarsh-Rose unuk neuron unggal, di peroleh Thala Mocorical (TC) Neuron, pre-bozinger bursing neuron, Corical CH neuron, dan Corical IB Neuron dan erjadi poensial aksi berupa sinyal periodik berperilaku chaoik. Sedangkan dari simulasi Osilaor Chaoic dan osilaor Duffing diperoleh ime series, phase space, power specrum, auocorrelaion funcion. Kaa Kunci: Model Hodgkin-Huxley, Model Hindmarsh-Rose, Bursing Neuron, Persamaan Fokker-Planck, Osilaor Chaoic Lorenz, Osilaor Chaoic Rössler, Osilaor Duffing.

6 APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF Tesis sebagai salah sau syara unuk memperoleh gelar Magiser Sains pada Program Sudi Biofisika SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 00

7 Judul Tesis Nama NIM : Aproksimasi Osilaor Chaoic dan Persamaan Fokker-Planck Pada Model Bursing Neuron Hindmarsh-Rose : Muhammad Yusuf : G Diseujui Komisi Pembimbing Dr. Agus Karono Keua Dr. Irzaman Keua Dikeahui Keua Program Sudi Biofisika Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Agus Karono Prof. Dr. Ir. Khairil A. Noodipuro, M.S Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Irmansyah, M.Si.

9 (C) Hak Cipa milik Insiu Peranian Bogor, ahun 00 Hak Cipa dilindungi Undang-Undang Dilarang menguip sebagian aau seluruh karya ulis ini anpa mencanumkan aau menyebukan sumbernya. Penguipan hanya unuk kepeningan pendidikan, peneliian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kriik, aau injauan suau masalah; dan penguioan ersebu idak merugikan kepeningan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian aau seluruh Karya ulis dalam benuk apa pun anpa izin IPB.

10 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Koa Bima pada anggal Mare 976 dari ayah Yasin Hakim (Almarhum) dan Ibu Jaiah Adam. Penulis merupakan pura perama dari dua bersaudara. Tahun 994 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Koa Bima Jurusan A (Fisika) dan menyelesaikan Program Sarjana Sains bidang Fisika Teori pada Program Sudi Fisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Sains dan Teknologi Nasional Jakara. Pada ahun 007 penulis melanjukan Program Pascasarjana di Deparemen Fisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Peranian Bogor dengan biaya sendiri. Penulis Sejak ahun 998 sampai sekarang adalah saf pengajar pada Program Sudi Fisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universias Negeri Goronalo dalam Jabaan Lekor Kepala dalam Fisika Saisik dan Pemina kajian Kosmologi dan Fisika Parikel.

11 P R A K A T A Puji dan syukur penulis panjakan kepada Allah SWT aas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam peneliian ini adalah Maemaika Terapan dan Fisika Saisik dengan elaah khusus Teori Chaoik dan Persamaan Fokker-Planck pada Teori Biofisika. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Agus Karono dan Bapak Dr. Irzaman selaku komisi pembimbing, sera Bapak Dr. Irmansyah sebagai penguji luar dalam sidang eruup esis ini. Ungkapan erima kasih juga kepada ibu, adik dan Marsah Rahmawai Uami, S.Si, sera seluruh keluarga aas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaa bagi perkembangan Fisika Teoriik dan kompuasi di anah air ercina ini. Bogor, 9 Januari 00 Muhammad Yusuf NRP G

12 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN iii iv PENDAHULUAN Laar Belakang 3 Perumusan Masalah 3 Tujuan Peneliian 3 Manfaa Peneliian 4 Ruang Lingkup Peneliian 4 TINJAUAN PUSTAKA 5 Persamaan Sisem Dinamika Chaoic 5 Persamaan Fokker-Planck 7 BAHAN DAN METODE 8 Tempa dan Waku Peneliian 8 Peralaan Peneliian 8 Meode Peneliian 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Model Poensial Aksi Membran Hodgkin-Huxley 9 Model Dinamika Bursing Neuron Hindmarsh-Rose Model Dinamika Osilaor Chaoic 6 SIMPULAN DAN SARAN 0 Simpulan 0 Saran 0 DAFTAR PUSTAKA

13 DAFTAR GAMBAR Gambar. Poensial aksi pada I = 0 ma dan = ms (a) Poensial membran erhadap waku, (b) Ion Na erhadap waku (), dan (c) Ion K erhadap Waku () 9 Gambar. Model neuron Hindmarsh-Rose pada waku oal ( ) = 38, dan waku ransien (Ω) = 958, b = 3,68; = 0,08; dan s = 3,38 (a) pada I =,0 ma; (b) pada I =,0 ma; (c) pada I =,88 ma; dan (d) pada I = 3,88 ma Gambar 3. Model neuron Hindmarsh-Rose pada waku oal ( ) = 88, dan waku ransien (Ω) = 480, b =,88; = 0,008; dan s = 3,88 (a) pada I =,5 ma; (b) pada I =,00 ma; (c) pada I = 3,00 ma; dan (d) pada I = 3,87 ma Gambar 4. Model neuron Hindmarsh-Rose pada waku oal ( ) = 800, dan waku ransien (Ω) = 330, b =,88; = 0,008; dan s = 3,88 (a) pada I =,50 ma; (b) pada I =,58 ma; (c) pada I = 3,58 ma; dan (d) pada I = 3,88 ma Gambar 5. Model Bursing neuron pada waku oal τ AHP = 50 ms, (a) pada I = 0 ma; (b) pada I = 0,50 ma; (c) pada I =,00 ma; dan (d) pada I =,5 ma 3 Gambar 6. Model Bursing neuron pada waku oal τ AHP = 00 ms, (a) pada I = 0 ma; (b) pada I = 0,50 ma; (c) pada I =,00 ma; dan (d) pada I =,5 ma 4 Gambar 7. Model Bursing neuron pada waku oal τ AHP = 50 ms, (a) pada I = 0 ma; (b) pada I = 0,50 ma; (c) pada I =,00 ma; dan (d) pada I =,5 ma 4 Gambar 8. Dinamika osilaor Chaoic Lorenz pada σ = 8,8; r = 40; dan c = 3,8 (a) ime series, (b) phase space, (c) power specrum, (d) auocorrelaion funcion 6 Gambar 9. Dinamika Osilaor chaoic Rossler pada a = 0, 9; b = 0,36; dan c = 9,4. (a) ime series, (b) phase space, (c) power specrum, (d) auocorrelaion funcion 7 Gambar 0. Dinamika Osilaor Duffing (a) dan (b) pada fa = sedangkan (c) dan (d) pada fa = 7 Gambar. Visualisasi solusi persamaan Schrodinger unuk spekrum energi dengan (a) pada m = 0,5; L = 0,5; V = 00. (b) pada m =,5; L =,5; V = 50. (c) pada m =,5; L =,75; V = 300. (b) pada m = 4; L = 4; V = 400 8

14 DAFTAR LAMPIRAN. Plo Grafik Poensial Aksi 3. Plo Grafik Dinamika Model Neuron Hindmarsh-Rose 4 3. Plo Grafik Dinamika Model Bursing Neuron 5 4. Plo Grafik Osilaor Duffing 6 5. Plo Grafik Sisem Dinamika Chaoic Lorenz 7 6. Plo Grafik Sisem Dinamika Chaoic Rossler 8 7. Plo Grafik Visualisasi solusi persamaan Schrodinger unuk spekrum energi 9 8. Plo Grafik Diagram Bifurkasi Gauss Plo Grafik Diagram Bifurkasi Arakor Rossler 3

15 PENDAHULUAN Laar Belakang Model maemaika dalam sisem biologi merupakan model ilmiah dan salah sau bidang yang menjadi awal berkembangnya biofisika. Sudi enang fisiologi membran yang pada beberapa dekade lalu elah dipahami bahwa erjadi proses dasar sisem komunikasi unik elekrokimia yang berperan pening dalam sisem syaraf kia. Oak dan seiap subsisem lain pada sisem syaraf erdiri dari sel yang disebu neuron. Dalam neuron erdapa axon berupa srukur panjang menyerupai abung (Edelsein, 988) dan dikeahui bahwa di dalam axon erjadi propagasi sinyal syaraf yang berasal dari lisrik yang imbul secara alami. Seelah erjadi ionisasi dibagian yang disebu axon hillock, propagasi sinyal syaraf urun melalui axon ke erminal berikunya dengan konveksi bebas (synapses) yang deka dengan neuron. Sinyal propagasi ersebu disebu sebagai poensial aksi. Sebuah neuron memiliki bagian yang disebu dendri yang menerima sinyal yang dierimanya dan membawanya menuju soma (badan sel). Secara deail perisiwa elekrokimia yang erjadi pada neuron sangalah kompleks. Dikeahui bahwa sinyal neuronal berjalan sepanjang membran sel dari axon dalam benuk beda poensial lokal sepanjang membran. Dalam keadaan isiraha, sioplasma (cairan sel) dalam axon memiliki komposisi ionik yang membua bagian dalam sel berpoensial negaif (beda poensial -70 mv) karena dipengaruhi oleh bagian luar sel. Perbedaan poensial menyebabkan meabolisme dalam sel dengan pompa akif yang erleak pada membrannya. Secara koninyu erjadi ranspor ion (Na + ) keluar sel dan membawa ion poassium (K + ) ke arah sebaliknya, sehingga gradien konsenrasi dapa diperahankan. Perbedaan poensial dan konsenrasi di sepanjang membran menghasilkan poensial oal yang diperahankan sepanjang membran sel ersebu hidup (Edelsein,988). Deskripsi lengkap enang propagasi sinyal syaraf elah dilakukan pada ahun 95 oleh Hogkin, Huxley dan Kaz dengan melakukan eksperimen pada sebuah axon berukuran besar dari seekor squid (guria). Seelah melakukan eksperimen, mereka membua sebuah model membran yang analogi dengan sirkui lisrik yang memiliki kandungan fisis, seperi kondukivias ionik yang digambarkan dengan sebuah elemen sirkui berupa resisor. Model Hodgkin-

16 Huxley erdiri dari empa persamaan diferensial nonlinier erkopel dan membua hipoesis dengan mengusulkan adanya iga variabel m, h, dan n yang mempengaruhi kodukivias ion K + dan ion Na + pada saa melewai membran. Keempa persamaan ODEs (Ordinary Differenial equaion) ini suli unuk dipecahkan secara eksak, karena deraja nonliniernya yang inggi. Teapi dengan memanfaakan sifa dinamika dari keempa variabel ersebu makna fisis dari eksperimen Hodgkin-Huxley dapa dielii. Unuk membua analisis yang lebih umum, pada ahun 96 Fizhugh dan Nagumo membua sebuah model penyederhanaan dari model Hodgkin-Huxley menjadi dua persamaan diferensial nonlinier erkopel. Model yang diusulkan ini mampu menerangkan proses dasar eksiasi dan osilasi pada neuron secara kualiaif (Edelsein, 988; Medvedev dan Kopell, 00; Georgiev, 003). Unuk proses bursing pada beberapa sel syaraf hewan dan proses kimiawi pada sel bea pancreas yakni erpecahnya poensial aksi menjadi bagian osilasi yang lebih kecil dapa dianalisis dengan mengunakan model Hindmarsh-Rose. Dalam peneliian ini, akan dikaji lebih dalam mengenai fenomena bursing menggunakan model Hindmarsh-Rose. Sedangkan unuk menggambarkan enang proses propagasi sinyal poensial aksi dari sau neuron ke neuron lainnya membenuk neuronal nework (jaringan syaraf) dapa dimodelkan dengan eori sinkronisasi chaoik (Caherine e al 00; Yu e al 007; Baisa e al 007), Proses sinkronisasi jaringan syaraf dapa dipelajari dengan pendekaan chaos conrolling (Mishra e al 006) dan sisem erkopel (Medvedev dan Kopell, 00; Belykh e al 008). Permasalahan yang menarik dalam peneliian pemodelan neuron adalah adanya arus eksernal sebagai rigger yang menghasilkan poensial aksi (impuls syaraf) sebagai informasi dari sau neuron menuju neuron lainnya dalam neuronal nework. Arus eksernal ini dapa berupa arus konsan, arus periodik maupun berupa medan lisrik (Mishra, e al 006; Sims, 008). Persamaan Fokker-Planck menggambarkan waku evolusi dari fungsi kepadaan probabilias dan posisi sebuah parikel, persamaan Fokker-Planck dapa digunakan unuk deskripsi saisik gerak Brown sera aplikasi dalam Fisika Saiik unuk menjelaskan dinamika sisem banyak parikel (Hirarki Bogoliubov) dan Mekanika Kuanum (Kadanoff, 000, Zin-Jusin, 996).

17 3 Perumusan Masalah Perumusan masalah peneliian ini difokuskan pada: a. Bagaimanakah model maemaika yang dapa menjelaskan fenomena erjadinya poensial aksi (impuls syaraf) dan apakah fenomena ersebu merupakan sisem yang bersifa deerminisik aaukah non deerminisik? b. Bagaimanakah memodelkan sisem ersebu dan apakah simulasinya memberikan hasil yang sesuai kenyaaan? c. Bagaimanakah benuk persamaan yang lebih umum yang dapa menjelaskan fenomena perambaan poensial aksi yang secara kualiaif erdapa kemiripan dengan hasil eksperimen? d. Jika elah dibangun persamaan umum unuk sebuah sel neuron, bagaimanakah benuk persamaan yang dapa menjelaskan ineraksi anara banyak neuron membenuk jaringan syaraf? Tujuan Peneliian Tujuan peneliian ini dilaksanakan unuk: a. Melakukan simulasi model poensial aksi membran dengan persamaan nonlinier Hodgkin-Huxley. b. Melakukan simulasi dan pemodelan bursing Neuron berdasarkan persamaan Hindmarsh-Rose. c. Mempelajari dan melakukan simulasi model Dinamika Nonlinier Osilaor Lorenz, Osilaor Rössler, Osilaor Duffing, yang berlaku pada sisem perambaan impuls sel syaraf. d. Melakukan Simulasi persamaan Fokker-Planck unuk Mekanika Sokasik berdasarkan persamaan Schrodinger unuk spekrum energi.

18 4 Manfaa Peneliian Peneliian ini menjadi dasar acuan Biofisika Teoriik dan Maemaika Biologi enang mekanisme kerja sel syaraf yang berawal dari ranspor membran menjadi sinyal poensial aksi yang dapa diransfer dari sau sel ke sel lainnya. Selain iu, mekanisme inipun memiliki kesamaan dengan sisem sel lainya, sehingga dapa digunakan sebagai dasar mempelajari mekanisme yang erjadi pada berbagai sel makhluk hidup yang bermanfaaf bagi dunia medis, fisiologi maupun bioeknologi. Selain juga meninjaun keerkaian bidang neurologi dengan prinsip kerja pemodelan dan simulasi neuron yang berdasar pada eori sisem dinamika, ini dapa diaplikasikan juga unuk bidang lainnya seperi propagasi gelombang seismik pada seismologi. Ruang Lingkup Peneliian Ruang lingkup peneliian ini melipui pengeahuan enang sel neuron secara biofisika, pemodelan menggunakan persamaan Hodgkin-Huxley, Sisem Dinamika osilaor chaoic, osilaor Duffing, pesamaan Hindmanrsh-Rose, persamaan Fokker-Planck. Pembuaan program dengan bahasa pemrograman Mahemaica 7.0 dari Wolfram Research unuk memudahkan perhiungan secara numerik maupun eksak, dan juga memudahkan dalam pembuaan grafik solusi persamaan baik ruang fasenya maupun laju perubahan poensial pada model neuron.

19 5 TINJAUAN PUSTAKA Persamaan Sisem Dinamika Chaoic Model Hudgkin dan Huxley diulis pada Journal Physiology London 7, , 95. (Kuang, e al, 008; Tonnelier, 003; Muraov, 008) dv C gk( V VK ) gna( V VNa) I( ) d () di mana gk gkn, dan 4 3 gna gnam h Dimana g adalah parameer kondukivias yang konsan. Dimana n, m dan h sensiif erhadap egangan pada jembaan proein. Persamaan diferensial yang berganung egangan, yang digambarkan, n n( n) nn, m m( m) mm, () h h( h) hh. Model Hindmarsh-Rose diulis pada Proc. The Roy. Soc. London B984, 87-0 (Baisa, e al, 007; Belikh e al, 008; Bree e al, 007; Izhikevich, 007 ) dinyaakan dengan persamaan x y x z I, y ( x) y, (3) x s( x x ) z. R di mana 3 x ax x, dan x bx. Dimana x menggambarkan rangsangan pada sisem dan diidenifikasi dengan egangan, y adalah variabel yang menunjukkan pergerakan ion sodium yang cepa, z adalah variabel yang menunjukkan pergerakan ion poasium yang lamba dan I merupakan arus lisrik sebagai simulus unuk membua arus inpu dalam fisiologi, impuls dapa berupa pulsa periodik (Mishra, e al 006). Persamaan henon-heiles dan sisem Hamilonian (Rasband, 990; ), V x x (4) V y y Dengan poensial karesian dan diperoleh persamaan umum Hamilonian unuk Henon-Heiles (Tabor, 989; Wiggins, 990),

20 6 x y 3 H ( p p Ax Bx ) Dx y Cy. (5) Unuk fungsi eigen persamaan Schrodinger dan Henon-Heiles diperoleh, 4 3 V( r, ) r ar br cos(3 ). (6) Persamaan diferensial Lorenz (Tabor, 989; O, 993; Zwilinger, 997), v dt g, z x x z dx T T T k T. z x x z H x Persamaan Osilaor chaoic Lorenz (963) dalam (Gonzalez-Miranda, 003), x ( y x), y x( r z) y, x xy bz. dimana σ merupakan bilangan Prandl dan ρ disebu bilangan Rayleigh. Persamaan Osilaor chaoic Rossler (976) dalam (Gonzalez-Miranda, 003), x y z, y x ay, (0) x b z( x c). Fase sinkronisasi osilaor chaoic (Gonzalez-Miranda, 003), d () ( ). () d Persamaan diferensial Duffing (Zwillinger, 997, Bender, 978, Arnold, 983), 3 x x x 0 x cos( ). () Dan unuk osilaor Duffing dalam sisem Hamilonian, h h x, y. (3) y x d x dx 3 x x cos( ). (4) d d Persamaan osilaor Van der Pol-Duffing (Duffy, 00), (7) (8) (9) 3 x ( x x y), y x y z, x y. (5)

21 7 Persamaan Fokker-Planck Persamaan Fokker-Planck (PFP) sau dimensi (Peroni e al, 998), f x Df x vf x x Df vf (6) PFP unuk sinkronisasi neuron (Sakaguchi, 008), Frank, 005, Reif, 965), P P ( I bx) P D ( x) J x x dimana J0 D( P / x) x. 0 (7) Persamaan (7) merupakan dasar dari persamaan Langevin unuk solusi sasioner pada model Hodgkin-Huxley dan Thalamocorical neurons (Hindmarsh-Rose). P { f ( x, I0, I IT ) P} [{ h ( Vh x) / h} P] x h P D ( x V ) J( ) ( x VR ) J( ), x (8) Persamaan Fokker-Planck dalam Mekanika Sokasik merupakan persamaan Schrodinger sau dimensi (Peroni e al, 998), ˆ i H x V (9) m Poensial ak berganung waku V x memberikan suau spekrum diskri dalam benuk normalisasi dengan menggunakan noasi sasioner (Peroni e al, 998), ien '',, ˆ n x n x e H n n V n En n (0) m Persamaan Osilaor Harmonik Kuanum dan Polinomial Hermie, En n 4 n 0,,... 0 x x n x e Hn n n! 0 0 () Persamaan Schrodinger finie square poenial well, d V x ( x) E ( x), () m dx d m E x x k x dx ( ) ( ) ( ), (3) me dimana k. (Gasiorowicz, 995; Schiff, 968).

22 8 BAHAN DAN METODE Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Laboraorium Fisika Teori dan Kompuasi Deparemen Fisika Insiu Peranian Bogor sejak bulan Agusus 008 sampai dengan Okober 009. Peralaan Peneliian Peralaan yang digunakan dalam peneliian ini adalah kompuer berprosesor MRAM GB. Sofware Mahemaica 7.0 dari Wolfram Research unuk mendukung peneliian ini, sumber referensi yang digunakan selain buku lieraur, juga informasi yang diperoleh dari inerne yang diakses dari Laboraorium. Meode Peneliian Meode peneliian melipui Sudi Pusaka dilakukan unuk mehami persoalan Sisem Dinamika Chaoic, Osilaor Chaoic Lorenz, Osilaor Chaoic Rossler, Osilaor Duffing dan permasalahan nilai Eigen, Osilaor Hormonik melalui persamaan fokker-planck yang dihubungkan dengan fungsi gelombang kuanum dalam Mekanika Sokasik. Sofware yang digunakan adalah bahasa pemrograman Mahemaica Versi 7.0 dari Wolfram Research sera menganalisis kesabilan dengan diagram bifurkasi, dan dari hasil yang diperoleh dapa dibandingkan anara osilaor chaoik dari model sisem dinamika dan Osilaor harmonik dari persamaan Fokker-Planck unuk Mekanika Sokasik dalam menjelaskan eori sinkronisasi chaoik.

23 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Model Poensial Aksi Membran Hodgkin-Huxley Hasil yang didapa dengan banuan bahasa pemrograman kompuer Sofware Mahemaica 7.0 dari Wolfram Research unuk plo poensial aksi berdasarkan persamaan Hodgkin-Huxley adalah Vm (a) gna 30 0 gk (b ) (c) Gambar Poensial aksi pada I = 0 ma dan = ms (a) Poensial membran erhadap waku, (b) Ion Na erhadap waku (), dan (c) Ion K erhadap Waku (). Persamaan Hodgkin-Huxley berisi empa persamaan ODEs erkopel dengan deraja nonlinear yang inggi dan sanga suli unuk dicari pemecahan secara maemaika eksak bahkan dengan menggunakan kompuasi sekalipun. Teapi meski idak dapa dicari solusi secara eksaknya, dari persamaan ersebu dan diserai dengan parameer hasil eksperimen, kia dapa mengambil banyak informasi mengenai perilaku eksiasi dan osilasi yang erjadi pada membran axon sel syaraf melalui grafik dinamika poensial aksi dan variabel m, n, dan h.

24 0 Melalui simulasi numerik menggunakan sofware Mahemaica 7.0, dengan memasukan nilai-nilai parameer yang bervariasi hubungan iga variabel m, n dan h sera grafik dinamika poensial aksi keika ada pemberian arus (impuls) eksernal. Gambar menunjukan mekanisme poensial aksi yanng erdiri dari iga ahapan, yang erdiri dari ahap perama fase naik (Depolarizaion) yaiu peningkaan poensial yang ajam dan bernilai posiif, ahap kedua fase jauh (hyper-polarizaion) yaiu fase mengiringi fase naik yang cepa, erjadi penurunan drasis pada poensial membran yang akhirnya melampaui poensial isiraha, fase keiga adalah fase balik yaiu Poensial membran berangsur-angsur kembali ke nilai isiraha. Jika idak ada arus eksernal yang mempengaruhi maka poensial membran akan konsan sabil pada kondisi isiraha. Dari grafik erliha bahwa variabel m merupakan variabel yang meningka dan berubah paling cepa, dimana variabel m memiliki peranan fase perama dari poensial aksi yaiu erjadinya depolarisasi, jika m adalah peluang membukanya iga subuni saluran ion sodium (Na + ) maka meningkanya m menyebabkan erbukanya subuni saluran sodium dan membran menjadi berlimpah ion sodium (Na + ), sehingga meningkakan poensial aksi (Depolarizaion). Seelah variabel m meningka kemudian diikui dengan meningkanya variabel n dengan perubahan yang lebih lamba. Variabel n memiliki peranan pada fase kedua poensial aksi yakni fase jauh (hyper-polarizaion), karena jika variabel n adalah peluang membukanya empa subuni saluran ion poassium, maka dengan meningkanya variabel n menyebabkan banyak ion poassium yang keluar dari membran dan poensial membran menjadi urun, sedangkan penurunan variabel n berari peluang menuupnya saluran poassium sehingga poensial membran kembali pada fase isiraha. Sedangkan variabel h merupakan variabel yang paling lamba berubah, jika variabel h merupakan peluang menuupnya saluran sodium maka dengan meningkanya h menyebabkan saluran sodium eruup dan penurunan egangan berlangsung sampai melebihi baas poensial isiraha.

25 Model Dinamika Bursing Neuron Hindmarsh-Rose Hasil yang didapa dengan banuan bahasa Pemrograman Kompuer Mahemaica 7.0 unuk Plo Persamaan Hindmarsh-Rose paramaer yang bervariasi. x x (a) (b) x x (c) (d) Gambar Model neuron Hindmarsh-Rose pada waku oal ( ) = 38, dan waku ransien (Ω) = 958, b = 3,68; = 0,08; dan s = 3,38 (a) pada I =,0 ma; (b) pada I =,0 ma; (c) pada I =,88 ma; dan (d) pada I = 3,88 ma. x x (a) (b)

26 x.5 x (c) (d) Gambar 3 Model neuron Hindmarsh-Rose pada waku oal ( ) = 88, dan waku ransien (Ω) = 480, b =,88; = 0,008; dan s = 3,88 (a) pada I =,5 ma; (b) pada I =,00 ma; (c) pada I = 3,00 ma; dan (d) pada I = 3,87 ma. x x (a) (b) x.5 x (c) (d) Gambar 4 Model neuron Hindmarsh-Rose pada waku oal ( ) = 800, dan waku ransien (Ω) = 330, b =,88; = 0,008; dan s = 3,88 (a) pada I =,50 ma; (b) pada I =,58 ma; (c) pada I = 3,58 ma; dan (d) pada I = 3,88 ma.

27 3 Model neuron fenomenologis diusulkan oleh Hindmarsh dan Rose dapa diliha dengan baik sebagai generalisasi dari persamaan Hodgkin dan Huxley. Hal ini mampu menirukan hampir semua perilaku yang diperlihakan oleh neuron biologis seperi spiking, bursing, dan perilaku yang idak eraur (chaoic). Dengan mengubah empa parameer secara bebas unuk mengeksplorasi berbagai perilaku dinamis dari model. Gambar menunjukan Thala Mocorical (TC) Neuron. Gambar 3 menunjukan pre-bozinger bursing neuron. Gambar 4 menjukan Corical CH neuron dan Corical IB Neuron. Unuk Sinkronisasi chaoik neuronal nework persamaan dinamika model bursing neuron unggal ak erkopel disajikan dalam persamaan Hindmarsh-Rose dapa diuraikan dengan sisem persamaan differensial orde perama ineraksi dua persamaan differensial erkopel (Hirsch MW e al 004) dan Tiik Kriis (criical poin) dapa dijelaskan dengan konsruksi Marik Jacobi sera menenukan Vekor Eigen, Nilai Eigen, dan Bifurkasi Hopf secara sederhana dapa diarikan sebagai suau perubahan karakerisik orbi kesabilan disuau iik kriis yang biasanya diandai dengan kehadiran suau limi cycle. Vm Vm (a) (b) Vm 0. Vm (c) (d) Gambar 5 Model Bursing neuron pada waku oal τ AHP = 50 ms, (a) pada I = 0 ma; (b) pada I = 0,50 ma; (c) pada I =,00 ma; dan (d) pada I =,5 ma.

28 4 Vm 0. Vm (a) (b) Vm 0. Vm (c) (d) Gambar 6 Model Bursing neuron pada waku oal τ AHP = 00 ms, (a) pada I = 0 ma; (b) pada I = 0,50 ma; (c) pada I =,00 ma; dan (d) pada I =,5 ma. Vm 0. Vm (a) (b) Vm 0. Vm (c) (d) Gambar 7 Model Bursing neuron pada waku oal τ AHP = 50 ms, (a) pada I = 0 ma; (b) pada I = 0,50 ma; (c) pada I =,00 ma; dan (d) pada I =,5 ma.

29 5 Dalam model dinamika bursing memberikan informasi kemampuan pengolahan neuron unuk menghasilkan poensial aksi, Neuron erenu dalam kondisi erenu dapa memperlihakan fenomena bursing. Gambar 5 menunjukan fenomena increasing ISIs, Gambar 6 menunjukan fenomena Forced Bursing. Gambar 7 menunjukan fenomena decreasing ISIs dan Inerspike Neuron. Dalam pembahasan ini, arus simulan eksernal yang diberikan berupa arus periodik sinusoidal dengan fungsi I( ) ( A/ )cos( ) (Mishra e al, 006), dimana A merupakan magniudo arus simulasi dan merupakan frekuensi arus simulasi yang diberikan. Dalam peneliian ini magiudo dibua konsan A = 0., sedangkan yang frekuensi arus simulan divariasikan. Pada Gambar 4 (c) dan (d), erliha begiu besar pengaruh dari variasi frekuensi arus simulasi eksernal yang mempengaruhi dapa menyebabkan perubahan perilaku dinamikanya dari sifa periodik sampai pada perilaku dinamika yang bersifa chaoik. Dari kondisi ini erliha keika frekuensi yang diberikan besar maka rayekori akan menuju periodik sebaliknya. Jika frekuensi yang diberikan diperkecil maka akan menghasilkan rayekori yang bersifa chaoik. Sisem jaringan syaraf erdiri dari banyak sel syaraf (neuron) yang bekerja sama menerima, meneruskan dan mengolah aau menyimpan sinyal eksernal yang dierima oleh ubuh. Dalam oak kia erdapa sekiar 0 buah neuron yang menjadi penyusunnya (Mishra e al, 006). Oleh karena iu pening unuk dikeahui bagaimana mekanisme kerjasama anar neuron membenuk suau jaringan (nework neuronal). Sinkronisasi secara umum merupakan karakerisik banyak proses dalam sisem alam dan sains nonlinier sera meruapakan salah sau dasar fenomena nonlinier yang dipelajari dalam maemaika, fisika, eknik dan ilmu biologi. Sinkronisasi berasal dari bahasa Yunani dari kaa syn = umum dan chronos = waku, sehingga dapa diarikan berbagi waku secara umum aau erjadi pada waku yang sama, yang merupakan korelasi aau kesesuaian waku dari proses yang berbeda (Aziz-Alaoui MA 006).

30 6 Model Dinamika Osilaor Chaoic Hasil yang didapa dengan banuan bahasa Pemrograman Kompuer Mahemaica 7.0 unuk plo persamaan osilaor chaoic Lorenz adalah Perkiraan maksimum eksponen Lyapunov (a) (b) (c) Gambar 8 Dinamika osilaor Chaoic Lorenz pada σ = 8,8; r = 40; dan c = 3,8 (a) ime series, (b) phase space, (c) power specrum, (d) auocorrelaion funcion (d) Hasil yang didapa dengan banuan bahasa Pemrograman Kompuer Mahemaica 7.0 unuk plo persamaan osilaor chaoic Rossler adalah (a) (b)

31 (c) (d) Gambar 9 Dinamika Osilaor chaoic Rossler pada a = 0, 9; b = 0,36; dan c = 9,4. (a) ime series, (b) phase space, (c) power specrum, (d) auocorrelaion funcion. Hasil yang didapa dengan banuan bahasa Pemrograman Kompuer Mahemaica 7.0 unuk plo persamaan osilaor duffing adalah (a) (b) (c) Gambar 0 Dinamika Osilaor Duffing (a) dan (b) pada fa = sedangkan (c) dan (d) pada fa = (d)

32 (a) (b) (c) (d) Gambar Visualisasi solusi persamaan Schrodinger unuk spekrum energi (a) pada m = 0,5; L = 0,5; V = 00. (b) pada m =,5; L =,5; V = 50. (c) pada m =,5; L =,75; V = 300. (b) pada m = 4; L = 4; V = 400. Dinamika berhubungan dengan perubahan perilaku sisem erhadap waku. Sisem dinamika dapa bersifa konservaif aau disipaif. Sisem yang konservaif memiliki energi yang konsan erhadap waku, sedangkan sisem yang disipaif kehilangan energi erhadap waku. Salah sau sisem yang konservaif adalah bandul sederhana. Pada bandul sederhana gesekan udara diabaikan sehingga energi poensial dan kineik sisem konsan unuk seiap waku. Sebaliknya jika gesekan udara diperhiungkan, ada energi dalam sisem yang erus menerus berkurang erhadap waku dalam benuk energi panas aau gesekan maka sisem ini bersifa disipaif (Guckenheimer dan Holmes, 983). Sebuah sisem yang perilakunya dimasa depan ( aau dimasa lalu ) dapa diperkirakan bila kondisi awalnya dikeahui adalah sisem yang deerminisik. Seiap sisem mekanik klasik adalah deerminisik. Conohnya pada hukum gerak

33 9 Newon, jika posisi dan momenum pada suau waku dapa dienukan maka perilaku sisem dapa dienukan unuk waku-waku lainnya. Sedangkan sisem non-deerminisik menggunakan konsep probabilias unuk menggambarkan perilakunya erhadap waku. Molekul gas dalam ermodinamika, eori kineik gas, gerak brown, dan kuanum merupakan conoh sisem probabilisik (Guckenheimer dan Holmes, 983). Sisem persamaan differensial orde perama ineraksi dua persamaan differensial erkopel (Hirsch MW e al 004) dapa dinyaakan sebagai sisem persamaan diferensial mandiri (Auonomous). Analisis sisem persamaan diferensial sisem dua persmaan erkopel sering digunakan unuk menenukan solusi yang idak berubah erhadap waku (Hirsch MW e al, 004), yaiu unuk iap dx / d 0, dy / d 0. Dengan melakukan pelinieran pada persamaan ineraksi dua persamaan erkopel maka diperoleh mariks Jacobi (Hirsch MW e al, 004). Grafik yang diperoleh dari Gambar 8 dan 9 menunjukkan sisem dinamika dan perilaku chaoic berupa (a) ime series, (b) phase space, (c) power specrum, (d) auocorrelaion funcion. Gambar 0 Menunjukan elasisias aklinier dan dikenal sebagai model osilaor chaoic van der Pol. Osilaor Duffing merupakan sisem Hamilonian seperi persamaan Fokker-Planck pada Mekanika Sokasik aau benuk Osilaor Harmonik Kuanum. Osilaor Duffing menggambarkan dinamika dari sebuah iik massa. Sedangkan Grafik pada Gambar menunjukkan solusi persamaan Schrodinger unuk spekrum energi, dengan perkembangan Fisika Modern persamaan Schrodinger dapa diaplikasikan dalam bidang biologi, dan kimia sera ilmu erapan lainnya.

34 0 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil yang diperoleh dalam peneliian ini dapa memahami sifa chaoic dari neuron dan sisem dinamika membran dengan dasar model nonlinier Hodgkin-Huxley, persamaan Hindmarsh-Rose, persamaan osilaor chaoic Lorenz, persamaan osilaor chaoic Rossler, persamaan osilaor Duffing, dan persamaan Fokker-Planck mengembangkan sisem dinamika neuron aau disebu neurodinamis. Dari analisis sisem dinamika osilaor chaoic, persamaan Fokker-Planck dan persamaan Hindmarsh-Rose unuk neuron unggal, di peroleh Thala Mocorical (TC) Neuron, pre-bozinger bursing neuron, Corical CH neuron, dan Corical IB Neuron dan erjadi poensial aksi berupa sinyal periodik berperilaku chaoik. Sedangkan dari simulasi Osilaor Chaoic dan osilaor Duffing diperoleh ime series, phase space, power specrum, auocorrelaion funcion. Saran Unuk peneliian selanjunya dapa menggunakan Persamaan Fokker-Planck dalam pemodelan ranspos Proein dan dikembangkan unuk keperluan eoriik maupun aplikasi sera pengkajian mendalam mengenai bagaimana ineraksi anar neuron dalam membenuk jaringan syaraf dengan model Morris-Lecar dan membenuk kecerdasan pada oak dengan injauan mengenai eori Hebian leraning, sring dalam fenomena nonlinier di alam semesa suau injauan kosmologis.

35 DAFTAR PUSTAKA Arnold V. I, 983 Geomerical mehods in he heory ODE, Springer-Verlag AzizAlaoui M. A Complex emergen properies and chaos (De) synchronizaion, Emergen Properies in Naural and Arificial Dynamical Sysems. Heidelberg : Springer. Baisa C A S, e al Chaoic phase synchronizaion in scale-free neworks of bursing neurons. Physical Review E 76, 068. Belykh I, Shilnikov A When Weak Inhibiion Synchronizes Srongly Desynchronizing Neworks of Bursing Neurons. PRL 0, Bender, C. M. and Orszag, S. A Advanced Mahemaical Mehods for Scieniss and Engineers. New York: McGraw-Hill. Bree R e al Simulaion of neworks of spiking neurons: A review of ools and sraegies. J Compu Neurosci. volume 3: Caherine D. B, Francoise J. P, Pique C. 00. Bursing Oscillaions in Two Coupled FizHugh-Nagumo Sysems. ComPlexUs Volume :0. Duffy, D, G. 00, Green s Funcion wih Applicaion, Boca Raon, Chapman and Hall-CRC Edelsein KL Mahemaical Models in Biology. Random House Fizhugh R. 96. Impulses and Physiological sae in heoreical models of nerve membrane. Biophysics Journal., I. Frank, T. D, 005, Nonlinear Fokker-Planck equaions, fundamenal and Applicaions, Springer. Gasiorowicz, S. 995, Quanum Physics, Second Ediion, j. Wiley and Snons, Inc. New York. Georgiev N. V. 003, Idenifying generalized Fizhugh-Nagumo equaion from a numerical soluion of Hodgkin-Huxley model. Journal of Applied Mahemaics. Volume 8. Gonzalez-Miranda, J. M, 003, Synchronizaion and Conrol of Chaos, An Inroducion for Scieniss and Engineers, Imperial College Press. Guckenheimer J, Holmes P Nonlinear Oscillaions, Dynamical Sysems and Bifurcaion of vecor Fields. App. Mah. Sci. vol. 4. Springer. Hindmarsh JL, Rose RM A model of neuronal bursing using hree coupled firs order differenial equaions. Philosophical Transacion of he Royal Sociey of London, B. Hirsch MW, Smale S, Devaney RL Differenial Equaions, Dynamical Sysems and An Inroducion o Chaos. USA : Elsevier Academic Press. Hodgkin AL, Huxley AF. 95. A quaniaive descripion of membrane curren and is applicaion o conducion and exciaion in nerve. J. Phy.,7. Izhikevich EM Dynamical Sysems in Neuroscience: The Geomery of Exciabiliy and Bursing. MIT Press.

36 Kadanoff, L. P, 000, Saisical Physics: Saics, Dynamics and Renormalizaion. World Scienific. ISBN Kuang S, Wang J, Zeng T, Cao A Thermal impac on spiking properies in Hodgkin-Huxley neuron wih synapic simulus. PRAMANA journal of physics. Vol. 70, No.. Zinn-Jusin, Jean 996. Quanum field heory and criical phenomena. Oxford: Clarendon Press. ISBN X. Medvedev GS, Kopell N. 00. Synchronizaion and ransien Dynamics in he chains of elecrically coupled Fizhugh-Nagumo oscillaors. SIAM J. APPL. MATH. Vol. 6, No. 5. Medvedev GS, Yoo Y Mulimodal oscillaions in sysems wih srong conracion. Physica D. Volume 8. Mishra D, e al, 006. Conrolling Synchronizaion of Modified FizHugh- Nagumo Neurons Under Exernal Elecrical Simulaion. NeuroQuanology. Muraov CB A quaniaive approximaion scheme for he raveling wave soluions in he Hodgkin-Huxley model. Lin v O, E, 993. Chaos in Dynamical Sysem New York: Cambridge Universiy Press Phillipson PE, Schuser P An analyic picure of neuron oscillaions, Inerna. I. Bifur. Chaos, Appl. Sci. 4. Peroni, N. C, e al, 998. Exac Soluion of Fokke-Planck Equaions associaed o quanum wave funcions, ELSEVIER Physics Leers A 45. Reif, F, 965, Fundamenals of Saisical Physics and Thermal Physics, McGraw Hill New York, See Secion 5.5 Langevin Equaion Schiff, L. I. 968, Quanum Mechanics, 3rd ed. New York: McGraw-Hill. Sims B A Magneic Field Profiles Generaed by a Soliary Propagaing Acion Poenial via Hodgkin-Huxley Type Membrane Dynamics. Journal of Mahemaical Sciences & Mahemaics Educaion. Vol. 3 No.. Sakaguchi, H Oscillaory phase ransiion and pulse propagaion in noisy inegrae-and-fire neurons, Phys. Rev. E 70, 090. Tabor, M, 989, Chaos and inegrabiliy in Nonlinear Dynamics: An Inroducion, New York, Wiley. Tonnelier A McKean caricaure of he FizHugh-Nagumo model: Traveling pulses in a discree diffusive medium. Phys. Review E 67, Wiggins, S Applicaion o he Dynamics of he damped Forced Duffing Oscillaor. In Inroducion o Applied Nonlinear Dynamical Sysem and Chaos New York: Springer-Verlag. Yu L, Chen Y, Zhang P Frequency and phase synchronizaion of wo coupled neurons wih channel noise. Eur. Phys. J. B 59, 49. Zwilinger, D Handbook of Diferenial Equaions, 3rd ed. Boson, MA Academic Press.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Potensial Aksi Membran Hodgkin-Huxley

HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Potensial Aksi Membran Hodgkin-Huxley 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Model Poensial Aksi Membran Hodgkin-Huley Hasil yang didapa dengan banuan bahasa pemrograman kompuer Sofware Mahemaica 7. dari Wolfram Research unuk plo poensial aksi berdasarkan

Lebih terperinci

APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF

APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF

APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF APROKSIMASI OSILATOR CHAOTIC DAN PERSAMAAN FOKKER-PLANCK PADA MODEL BURSTING NEURON HINDMARSH-ROSE MUHAMMAD YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR

SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR Jurnal Maemaika Vol. 8, No., Desember 5: 7-77 SOLUSI-SOLUSI PERIODIK PADA PERLUASAN FRACTIONAL VAN-DER POL TAK LINEAR S. B. Waluya Jurusan Maemaika FMIPA Universias Negeri Semarang sevanusbudi@yahoo.com

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

MASSA KLASIK SOLITON PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINEAR

MASSA KLASIK SOLITON PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINEAR Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol. 14, No. 3, Juli 011, hal 75-80 MASSA KLASIK SOLITON PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINEAR T.B. Prayino Jurusan Fisika, Fakulas MIPA, Universias Negeri Jakara Jl. Pemuda Rawamangun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 4 MODEL DINAMIKA NEURON FITZHUGH-NAGUMO

BAB 4 MODEL DINAMIKA NEURON FITZHUGH-NAGUMO BAB 4 MODEL DINAMIKA NEURON FITZHUGH-NAGUMO 4.1 Model Dinamika Neuron Fitzhugh-Nagumo Dalam papernya pada tahun 1961, Fitzhugh mengusulkan untuk menerangkan model Hodgkin-Huxley menjadi lebih umum, yang

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Aljabar C* dan Mekanika Kuantum 1

Aljabar C* dan Mekanika Kuantum 1 Aljabar C* dan Mekanika Kuanum 1 Oleh: Rizky Rosjanuardi rizky@upi.edu Jurusan Pendidikan Maemaika FPMIPA Universias Pendidikan Indonesia Absrak Pada makalah ini dibahas konsep aljabar-c* dan kaiannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA

MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA JMP : Vol. 8 No., Des. 06, hal. 9-3 ISSN 085-456 MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang Email: rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet JURNAL FOURIER Okober 6, Vol. 5, No., 67-8 ISSN 5-763X; E-ISSN 54-539 Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan eori Floque Syarifah Inayai Program Sudi Maemaika, Fakulas Maemaika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN CHAOS MENGGUNAKAN SLIDING MODE CONTROL (SMC) PADA SISTEM PERSAMAAN RӦSSLER YANG TERMODIFIKASI

PENGENDALIAN CHAOS MENGGUNAKAN SLIDING MODE CONTROL (SMC) PADA SISTEM PERSAMAAN RӦSSLER YANG TERMODIFIKASI PENGENDALIAN CHAOS MENGGUNAKAN SLIDING MODE CONTROL (SMC) PADA SISTEM PERSAMAAN RӦSSLER YANG TERMODIFIKASI Muhammad Hajarul Aswad, Moh. Isa Irawan 2, Mardlijah 3 Saf Pengajar MAN Kendari, Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL ALIRAN POLUTAN DI TIGA DANAU YANG SALING TERHUBUNG ANDRI TRI WIBOWO

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL ALIRAN POLUTAN DI TIGA DANAU YANG SALING TERHUBUNG ANDRI TRI WIBOWO PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL ALIRAN POLUTAN DI TIGA DANAU YANG SALING TERHUBUNG ANDRI TRI WIBOWO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang. dengan Kondisi Batas Dirichlet dan Neumann

Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang. dengan Kondisi Batas Dirichlet dan Neumann Okober 16, Vol. 1, No.1. ISSN: 57-618 Persamaan Differensial Parsial Difusi Homogen pada Selang, dengan Kondisi Baas Dirichle dan Neumann Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON * PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV HAMILON * BERLIAN SEIAWAY, YANA ADHARINI DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus IPB

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA

MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang email_rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id ABSTRACT. This paper aims o consruc a mahemaical

Lebih terperinci

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER Abdul Aziz Dosen Jurusan Maemaika Fakulas Sains Teknologi Universias Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail : abdulaziz_uinmlg@yahoo.com

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI rima: Jurnal endidikan Maemaika Vol., No., Juli 7, hal. 33-4 -ISSN: 579-987, E-ISSN: 58-6 ERSAMAAN DIFERENSIAL ARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang,

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL PREY-PREDATOR DENGAN PEMANENAN KONSTAN PADA IKAN PREY

ANALISIS KESTABILAN MODEL PREY-PREDATOR DENGAN PEMANENAN KONSTAN PADA IKAN PREY ANALISIS KESTABILAN MODEL PREY-PREDATOR DENGAN PEMANENAN KONSTAN PADA IKAN PREY Luluk Ianaul Afifah 1, Usman Pagalay 1, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail:

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL DINAMIKA VIRUS DALAM SEL TUBUH. Winarno 1 (M )

ANALISIS MODEL DINAMIKA VIRUS DALAM SEL TUBUH. Winarno 1 (M ) ANALISIS MODEL DINAMIKA VIRUS DALAM SEL TUBUH Winarno (M49) Virus merupakan salah sau conoh organisme yang sering mengganggu perumbuhan sel Akhirakhir ini keberadaan virus dirasa sanga mengganggu kehidupan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN CHAOS MENGGUNAKAN SLIDING MODE CONTROL (SMC) PADA SISTEM PERSAMAAN RӦSSLER YANG TERMODIFIKASI

PENGENDALIAN CHAOS MENGGUNAKAN SLIDING MODE CONTROL (SMC) PADA SISTEM PERSAMAAN RӦSSLER YANG TERMODIFIKASI PENGENDALIAN CHAOS MENGGUNAKAN SLIDING MODE CONTROL (SMC) PADA SISTEM PERSAMAAN RӦSSLER YANG TERMODIFIKASI Muhammad Hajarul Asad Moh. Isa Iraan Mardlijah 3 E-mail : as_ad8@yahoo.co.id mii@is.ac.id mardlijah@maemaika.is.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

MODEL PREDATOR DAN PREY DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE - INFECTED SUSCEPTIBLE. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

MODEL PREDATOR DAN PREY DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE - INFECTED SUSCEPTIBLE. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang MODEL PREDATOR DAN PREY DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE - INFECTED SUSCEPTIBLE Firsy Nur Hidayai Sunarsih Djuwandi Program Sudi Maemaika F.MIPA Universias Diponegoro Jl. Prof. H. Soedaro S.H. Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI ISSN: 3-989 Vol. V, No. II, April 6 ERSAMAAN DIFFERENSIAL ARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI Rukmono Budi Uomo endidikan Maemaika FKI UMT E-mail: rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id Absrak Dalam peneliian

Lebih terperinci