BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Utami Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodeogi Umum Tujuan peneitian ini dicapai dengan cara mengikuti tahapan-tahapan yang diuun eperti pada Gambar.. Tahapan-tahapan terebut adaah: (i) pemahaman komperhenif pada proe dan phenomena yang terjadi daam digeter pup (ii) evauai pemodean peramaan perpindahan daam digeter pup (iii) peengkapan dan modifikai formuai peramaan mode matematika peritiwa yang terjadi daam digeter pup (iv) penyederhanaan maaah dan penentuan niai kondii bata (v) penyuunan aur penyeeaian numerik peramaan mode (vi) penyuunan program komputai penyeeaian numerik peramaan mode berbai bantuan perangkat unak Matab 7. (vii) verifikai hai numerik peramaan mode mengenai neraca maa dan terma, data rancangan dari Kayihan (996), dan data operai pabrik (viii) perbaikan mode erta parameter-parameter kinetika (ix) meakukan imuai numerik untuk meihat pengaruh berbagai variabe.
2 Pemodean Matematika Digeter Pup Gambar.. Skema tahap-tahap peneitian. Pemodean Digeter Pup Untuk mempermudah penganaiaan item digeter pup dibutuhkan uatu gambaran kema dari digeter yang ditinjau. Gambar. memberikan kema umum dari
3 Pemodean Matematika Digeter Pup digeter dan item airan di daamnya.chip dari bejana penyerapan dibawa ke bagian ata digeter dengan dipanakan terebih dahuu untuk mencapai temperatur reaki. Bagian ata dari digeter diebut ebagai zona cook, adaah wiayah co-current dimana reaki utama berangung. Chip bereaki dari daam ke uar mengii pori-pori dan permukaan, jadi aju reaki keeuruhan tergantung pada konentrai arutan indi yang terperangkap dan aju difui dari arutan yang mengii pori-pori. Larutan jenuh dan padatan yang terarut pada ujung zona cook diektraki untuk diambi kembai arutan kimianya. Chip au menuju zona MCC (modified continuou cooking), yang ekarang arahnya berawanan (counter-current) dengan arutan baru yang ebih encer, yang ecara imutan meakukan deignifikai anjutan yang ebih ringan erta mengektrak padatan yang maih berniai dari pori-pori chip. Zona terakhir dari digeter kontinyu bejana ganda adaah EMCC (extended modified cooking continuou), zona ini memiiki keamaan arah dan fungi dengan zona MCC, namun arutan keuarannya pada ebagian indutri digunakan ebagai umpan indi pada zona MCC. Pada prakteknya di pabrik Biangan Kappa dianaia pada ujung digeter, namun pada pemodean ini biangan terebut dapat diketahui etiap fae padatan keuar dari maing-maing zona. Gambar.. Skema airan pada digeter yang ditinjau pada pemodean. Sebagai packed reactor, digeter memiiki uatu keunikan terendiri, yaitu packing (bahan utama pada proe) daam keadaan bergerak kontinyu, berukuran tidak eragam, erta mengaami pemadatan variabe yang mengacu pada konveri dan tekanan 6
4 Pemodean Matematika Digeter Pup diferenia. Tingkatan reaki yang didefiniikan ebagai Biangan Kappa pada airan keuar merupakan ukuran dari unjuk kerja digeter. Faktor penting ainnya adaah yied dari proe erta ifat-ifat erat pada hai akhir. Aumi yang diambi untuk pemodean digeter ini, adaah: (i) terdiri dari dua fae aja, iquid dan padatan (ii) kedua fae berada pada temperatur yang etimbang (iii) reaki deignifikai hanya terjadi pada bejana digeter (iv) kedua fae pada digeter bergerak pug fow dengan kecepatan berdaarkan pada perbandingan aju air padatan dan indi (v) reaki dan pencampuran eama proe berangung berpengaruh pada denita, namun tidak pada voume, terjadi konervai voume (vi) ektraki kayu diabaikan dan kandungan air awa ecara intan bercampur dengan indi putih pada kondii umpan (vii) reaktor beroperai ecara teady tate (tunak). Kondii operai yang digunakan ebagai pembanding pada pemodean matematika ini adaah kondii operai yang diberikan oeh beberapa umber. Kondii operai terebut berupa data rancangan yang terutama beraa dari TAPPI, erta kondii operai pada aah atu indutri pup dan kerta di Indoneia. Kondii-kondii terebut digunakan ebagai bahan verifikai dari mode matematika yang dikembangkan pada peneitian ini. Data-data eperti kinetika, kompoii umpan (daam ha ini komponen padatan), dan ifat-ifat fiik bahan diambi dari data rancangan. Pemodean ini ditempuh meaui beberapa pendekatan yaitu () ioterma tanpa efek difui antar komponen, () tak ioterma tanpa difui antar komponen, dan () tak ioterma dengan mempertimbangkan efek difui antar komponen terhadap keetimbangan maa dan terma.. Peramaan Keetimbangan Dengan mengambi atu eemen voume pada item deignifikai menghaikan iutrai eperti pada Gambar.. Pada aat kontak terjadi penyerapan iquid ke daam 7
5 Pemodean Matematika Digeter Pup padatan dan terarutnya padatan pada iquid yang berangung ecara imutan. Dengan mengacu pada Gambar., peramaan konervai maa untuk iquid adaah: Liquid mauk = iquid keuar + iquid yang tererap (.) dan untuk padatan : Padatan mauk = padatan keuar + padatan yang terarutkan (.) In Z iquid oid Out Gambar.. Bagian keci kontak antara iquid dan padatan Komponen-komponen yang teribat pada pemodean ini, ditunjukkan pada Tabe.. Seuai dengan aumi yang diambi, komponen yang teribat dibagi menjadi dua, yaitu padatan dan iquid. Tabe.. Komponen yang teribat pada proe deignifikai Komponen Nama komponen Simbo Subcript Padatan Padatan Padatan Padatan Padatan Liquid Liquid Liquid Liquid high reactivity ignin ow reactivity ignin euoa gaactogucomman Araboxian efektif akai hidro ufida padatan terarut ignin terarut 8
6 Pemodean Matematika Digeter Pup.. Zona Cook (Cook Zone) Zona cook adaah zona awa reaki yang juga diebut zona pemaakan pertama pada digeter eteah meaui tahap impregnai. Temperatur pada awa zona ini adaah - K. Pada tahap ini, padatan dan iquid bergerak pada arah yang ama dan memiiki waktu tingga ebear 9 menit (Kayihan, 996). Dengan menganggap bahwa chip bergerak ecara pug fow, perpindahan chip adaah ke arah akia. Jika digeter beroperai ecara tunak, maka neraca maa komponen padatan yang teribat daam reaki ecara umum adaah: d ρ = v + R, i =,,,, dan (.) i edangkan untuk komponen iquid adaah : i j = v + Rj, j =,,, dan (.) Kecepatan voumetrik padatan dan iquid berpengaruh pada aju produki ecara keeuruhan. Tetapan H-factor, peramaan (.7), digunakan ebagai pembata, ehingga peningkatan kuantita produk tidak berpengaruh pada penurunan kuaita produk. Laju reaki oid (R ) untuk komponen padatan (ignin dan karbohidrat) menurut Kayihan (996) pada peramaan ini dinyatakan ebagai: R = θ k ρ + k ρ ρ ρ ρ ; i =,., (.).. i Ai Ai i i Kontanta aju reaki, ebagai berikut: k = k exp( E / RT) (.6) Ai Aoi Ai k = k exp( E / RT) (.7) Bi Boi Bi k Aoi adaah faktor pre-ekponenia yang memiiki niai yang berbeda untuk tiap komponen padatan, demikian juga k Boi. Tabe. memberikan niai faktor preekponenia untuk komponen padatan. Laju reaki untuk komponen iquid pada arutan pemaak menurut Kayihan (996) dipengaruhi oeh koefiien toikiometri maa efektif akai yang dikonumi/maa karbohidrat yang bereaki, β EAC, koefiien toikiometri maa efektif akai yang dikonumi/maa ignin yang bereaki, β EAL, dan koefiien toikiometri 9
7 Pemodean Matematika Digeter Pup maa hidroufit (HS) yang dikonumi/maa ignin yang bereaki, dinyatakan ebagai: ( ) β HSL, dan η R = βeal β... HSL RLG + βeal RC (.8) η R = β.. HSL RLG (.9). η R = RS (.). η R = RLG (.) dengan : R LG = R + R ; R C = R karb. (.) Keterangan ebih engkap mengenai komponen-kompenen pada peramaan. hingga. diberikan pada Tabe.6. dengan Pada zona cook, peramaan umum yang digunakan adaah: D( η) DE η dt D( η) DE = ρ. Cp. v + +ΔH r R (.) i η i= merepreentaikan energi yang berpindah per voume per waktu dari maa yang terdifui (Bhartiya, ). Komponen D E adaah jumah energi yang berpindah karena difui antar komponen padatan dan iquid koefiien difui peratuan ua dengan atuan ( - ). (J/m ), dan D adaah Secara teoriti temperatur akan mengaami penurunan epanjang zona pemaakan pertama. Penurunan temperatur terebut mencapai ± K (Kocurek, 988). Tabe.. Faktor Pre-ekponenia untuk komponen padatan Komponen k Aoi (m /kg menit) K Boi (m /kg menit) High reactivity ignin Low reactivity ignin Seuoa Gaactogucomman Araboxyan,6,x, 6,7,,68,,9x 6 Keetimbangan maa dan terma untuk tiap komponen yang teribat pada zona cook, diberikan pada Tabe..
8 Pemodean Matematika Digeter Pup
9 Pemodean Matematika Digeter Pup.. Zona MCC (Modified Cooking Continuou) Zona MCC (Modified Cooking Continuou) adaah zona kedua pada digeter. Temperatur arutan pemaak yang mauk adaah ebear K, dengan waktu tingga chip pada zona ini ebear menit (Kayihan, 996). Airan chip dan iquor pada zona ini memiiki arah yang berawanan (counter current). Neraca maa komponen padatan yang teribat daam reaki pada zona ini ecara umum adaah: d ρ = v + R, i =,,,, dan (.) i i edangkan untuk komponen iquid adaah: j = v + Rj, j =,,, dan (.) Pada zona MCC dan EMCC, di mana airan padatan dan iquid memiiki arah yang berawanan, peramaan yang digunakan adaah : dt D( η) DE = ρ. Cp. v + +ΔH R (.6) i r η i= Keetimbangan maa dan terma untuk tiap komponen yang teribat daam reaki pada Zona MCC diberikan pada Tabe.... Zona EMMC (Extended Modified Cooking Continuou) Zona EMCC (Extended Modified Cooking Continuou) adaah zona terakhir pada digeter bejana ganda. Temperatur mauk indi pemaak berada pada rentang - K dan waktu tingga chip ebear menit (Kayihan,996). Seperti pada zona MCC, airan chip dan iquor pada zona ini berifat berawanan arah (counter current). Neraca maa komponen padatan yang teribat daam reaki pada zona ini ecara umum adaah: d ρi = v + Ri i =,,,, dan (.7) edangkan untuk komponen iquid adaah: d ρ j = v + R j j =,,, dan (.8) Keetimbangan maa dan terma untuk tiap komponen yang teribat daam reaki pada Zona EMCC diberikan pada Tabe..
10 Pemodean Matematika Digeter Pup
11 Pemodean Matematika Digeter Pup
12 Pemodean Matematika Digeter Pup. Teknik Penyeeaian Peramaan Pemodean digeter yang terdiri dari tiga zona, yaitu cook, MCC (modified cooking continuou), dan EMMC (modified cooking continuou), yang maing-maing zona terebut menghaikan peramaan diferenia. Semua koefiien perpindahan, ifatifat fiik, dan aju reaki, akan dihitung dengan menerapkannya ebagai fungi jarak tempuh daam digeter. Metode penyeeaian numerik yang digunakan adaah Generaiai Runge-Kutta Pada metode atu angkah eperti Runge-Kutta, niai y n+ pada x n+ tergantung pada y n. Secara umum, agoritma penyeeaian peramaan diferenia ecara imutan diberikan oeh Gambar.. Peramaan-peramaan keetimbangan yang terdapat pada Tabe. ampai Tabe., dieeaikan dengan mengikuti pendekatan Runga-Kutta. Dengan menggunakan bantuan perangkat unak Matab veri 7., penyeeaian peramaan ebanyak 9 untuk ioterma dan untuk tak ioterma diharapkan dapat tereeaikan dengan baik. Langkah umum pada metode Runge-Kutta untuk mencari niai y n+ adaah: S = f( Zn, yn) (.) S = f( Zn + h, yn + hs ) (.) ( S n+ = n + (.) y y h + S ) untuk n =,,,. dengan niai awa (Z o,y o ) diketahui. Karena euruh peramaan diferenia merupakan orde, maka hanya dibutuhkan kondii awa untuk integrai berikutnya (tanpa kondii bata). Mode reaki yang terbentuk dipatikan daam bentuk-bentuk peramaan diferenia dengan koefiien yang tak kontan dan tak inier. Seuruh koefiien perpindahan, ifat fiik, dan aju reaki dihitung pada tiap titik pada arah panjang digeter ebagai fungi kompoii dan temperatur.
13 Pemodean Matematika Digeter Pup Gambar.. Agoritma penyeeaian peramaan diferenia ecara imutan. Data Penunjang Data-data input yang penting digunakan daam penyeeaian maaah adaah parameter geometri digeter, kondii pada inet zona pemaakan, ifat-ifat padatan yang 6
14 Pemodean Matematika Digeter Pup memauki zona pemaakan, ifat-ifat iquid yang memauki zona pemaakan, erta kontanta yang tergantung pada jeni bahan baku. Tabe.6 memberikan data rancangan (Kayihan, 996) yang digunakan pada pemodean ini. Tabe.6. Data rancangan untuk pemodean matematika digeter pup, Kayihan (996) Parameter Keterangan Rancangan A Lua daerah potongan meintang pada digeter, untuk emua zona β Koefiien toikiometri maa efektif akai, EAC yang dikonumi/maa karbohidrat yang bereaki β Koefiien toikiometri maa efektif akai, EAL yang dikonumi/maa ignin yang bereaki β Koefiien toikiometri maa hidroufit (HS), HSL yang dikonumi/maa ignin yang bereaki E Ai Energi aktivai (kj/gmo) untuk peramaan (.6) 9, ; ;,7 ;, ; 7, E Bi Energi aktivai (kj/gmo) untuk peramaan (.7), ; 7,7 ;,9 ; 7,7 ; 67 Η Fraki voume arutan,8;,8 (Zona pemaakan),8 (Zona MCC),8 (Zona EMCC) Kn Kappa number pada akhir maing-maing zona 9, (Zona pemaakan), (Zona MCC) 9,7 (Zona EMCC) k Ai Faktor pre-ekponenia (m arutan/min/kg EA ),6 ;,x ;, ; 6,7 ; k Bi Faktor pre-ekponenia (m arutan/min/(kg EA ). ), ;,68 ; ;, ;,9x 6 θ Faktor ke-efektifan reaki,6 ρ i Denita komponen padatan pada aat awa ; ; 67 ; 7 ; 7 (kg/m padatan) ρ i Denita komponen iquid pada aat awa ; ; ; (kg/m iquid ) ρ Komponen padatan yang tidak bereaki ; ; ; 8 ; i (kg/m padatan) R Kontanta ga (kj/gmo K),8 μ L Laju air voumetric arutan (m /min),9 ;,9 ;,8 μ S Laju air voumetric padatan (m /min),67 Z Tinggi digeter (m),7 (Zona Pemaakan) 6,8 (Zona MCC) 7,78 (Zona EMCC) 7
15 Pemodean Matematika Digeter Pup.6 Verifikai Mode Matematika Seteah euruh peramaan yang berhubungan dituikan daam bahaa komputer dan data-data dimaukkan, tahap berikutnya adaah mengintegraikan peramaan diferenia. Hainya kemudian ditampikan daam grafik yang menggambarkan profi kuaita pup (Biangan Kappa), kandungan komponen reaktan, dan profi komponen ainnya. Verifikai mode diakukan dengan cara membandingkan profi hai pengintegraian dengan data rancangan dan data pabrik. Data rancangan diberikan oeh Kayihan (996), edangkan data pabrik dikumpukan dari aah atu indutri pup dan kerta di Indoneia. Mode yang teah diverifikai eanjutnya akan digunakan untuk mengkaji unjuk kerja digeter dengan memvariaikan variabe proe dan meihat pengaruhnya terhadap item..7 Pemiihan Variabe Simuai Untuk meakukan kajian terhadap kinerja digeter pup, maka diakukan variai terhadap variabe proe yang dianggap angat berpengaruh terhadap hai digeter pup. Variabe-variabe proe yang berpengaruh terebut adaah () ifat-ifat dari arutan pemaak, () jeni bahan baku yang digunakan, daam ha ini ifat-ifat fiika dan kimia kayu, () temperatur awa pemaakan, dan () waktu tingga chip. Niai-niai dari variabe proe yang digunakan pada pemodean ini diberikan pada tabe.7. Variabe-variabe yang memiiki kemungkinan untuk diukur adaah aju air padatan, denita indi putih untuk efektif akai dan Hidroufit (teknoogi untuk mengukur ignin dan padatan terarut udah ada namun beum komeria), chip moiture, dan Biangan Kappa yang didapat dari hai anaia aboratorium. Variabe yang dimanipuai adaah temperatur dan keetimbangan aju air indi putih pada zona MCC dan EMCC. Faktor yang memiiki kemungkinan menjadi pengganggu adaah aju air dan ifat-ifat chip erta aju air pengenceran. 8
16 Pemodean Matematika Digeter Pup Tabe.7. Niai variabe proe yang digunakan pada pemodean matematika digeter pup. Variabe proe Keterangan Temperatur pemaakan -7 o C Waktu tingga Bervariai, muai dari menit Jeni kayu yang digunakan Hardwood Softwood Konentrai arutan pemaak Tergantung dari jeni kayu yang digunakan, denita indi putih berkiar 9 kg/m hingga kg/m. 9
17 Tabe.. Peramaan yang digunakan pada zona cook No Peramaan = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R dt D( η) D Cp v H r Ri i= η E = ρ.. +Δ + v Variabe yang diketahui, Kayihan (996) panjang digeter = waktu tingga chip v = v, untuk Hardwood v, = v d, untuk Softwood Keterangan Laju reaki, R untuk padatan ecara umum diberikan oeh peramaan berikut :.. Ri = θ kaiρ+ kbiρ ρ ρi ρ i ; i =,., k = k exp( E / RT) ; dan Ai Aoi Ai kbi = kboi exp( EBi / RT) Laju reaki untuk iquid, R ecara umum diberikan oeh peramaan berikut : ( η R = βeal β )... HSL RLG + βeac RC η R = β.. HSL RLG η R = RS. η R = RLG. R LG = R + R R C = R karb R S = R LG +R C η =,8
18 Tabe.. Peramaan yang digunakan pada zona MCC No Peramaan = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R dt D( η) D Cp v Hr Ri i= η E = ρ.. +Δ + v Variabe yang diketahui, Kayihan (996) panjang digeter = waktu tingga chip v = v, untuk Hardwood v, = v d, untuk Softwood Keterangan Laju reaki, R untuk padatan ecara umum diberikan oeh peramaan berikut :.. Ri = θ kaiρ+ kbiρ ρ ρi ρ i ; i =,., k = k exp( E / RT) ; dan Ai Aoi Ai kbi = kboi exp( EBi / RT) Laju reaki untuk iquid, R ecara umum diberikan oeh peramaan berikut : ( η R = βeal β )... HSL RLG + βeac RC η R = β.. HSL RLG η R = RS. η R = RLG. R LG = R hr + R r R C = R karb R S = R LG +R C η =,8
19 Tabe.. Peramaan yang digunakan pada zona EMCC No Peramaan = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R = v + R dt D( η) D Cp v Hr Ri i= η E = ρ.. +Δ + v Variabe yang diketahui, Kayihan (996) panjang digeter = waktu tingga chip v = v, untuk Hardwood v, = v d, untuk Softwood Keterangan Laju reaki, R untuk padatan ecara umum diberikan oeh peramaan berikut :.. Ri = θ kaiρ+ kbiρ ρ ρi ρ i ; i =,., k = k exp( E / RT) ; dan Ai Aoi Ai kbi = kboi exp( EBi / RT) Laju reaki untuk iquid, R ecara umum diberikan oeh peramaan berikut : ( η R = βeal β )... HSL RLG + βeac RC η R = β.. HSL RLG η R = RS. η R = RLG. R LG = R hr + R r R C = R karb R S = R LG +R C η =,8
Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data
Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciPerancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi
Lebih terperinciGambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya
Daar Teori Perhitungan Jumlah THP: BSORBER BERTLM -JMK G BEROPERSI SECR Counter-Current Counter-current Multi-tage borption (Tray aborber) Di dalam Menara brober Bertalam (tray aborber), berlangung operai
Lebih terperinciBAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT
BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan
Lebih terperinciLINGKARAN PENGUATAN KONSTAN
LINGKARAN PENGUATAN KONTAN Kau Uniatera ( 0 Penuatan makimum dieroeh ada kondii : untuk dan maka enuatan G dan G 0. Untuk embaran niai G dan G yan berada diantara no dan niai makimumnya, G -max dan G -max,
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian
Lebih terperinciMATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )
MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan
Lebih terperinciNERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks:
SATUAN OPERASI I NERACA ENERGI Recommended Textbook: Toledo, R.M., 2010, Fundamental of Food Proce Engineering (3 rd edition), Springer. Sing, R.P. and D.P. eldman, 2008, Introduction to Food Engineering
Lebih terperinciBAB II Dioda dan Rangkaian Dioda
BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik
PROSIDING SEMINR NSIONL REKYS KIMI DN PROSES 4 ISSN : 1411-416 Siulai Kinetika Reaki Menggunakan Peraaan Model idrodinaik Endang Srihari, Lie wa, adi Wijaya S. dan Selvi Litiany Juruan Teknik Kiia Fakulta
Lebih terperinciKorelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus
eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang
Lebih terperinciTRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI
Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI
FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi
Lebih terperinciISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI
ISSN 4-735 MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI Setiyadi, Suratno Lourentiu, Ezra Ariella W.*, Gede Prema M.S. Juruan Teknik Kimia, Fakulta Teknik, Univerita Katolik Widya Mandala,
Lebih terperinciMATEMATIKA IV. MODUL 12 Diferensiasi dan Integrasi Transformasi Laplace
MATEMATIKA IV MODUL 2 Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2008 年 0 月 3 日 ( 日 ) Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Tranformai Laplace
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI
26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan
Lebih terperinciBAB VII ELEMEN KESELAMATAN DAN PERANCANGAN JALAN RAYA
MINGGU KE Dikripi ingkat Manaat eevani Learning Outome : materi minggu ini berii tentang eemen-eemen geometri yang dikenakan pada perenanaan jaur tranportai apabia uatu jaur uru akan memauki engkung ingkaran
Lebih terperinciDegradasi dan Agradasi Dasar Sungai
Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: : Chapter 6, pp. 358 370, 370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciMODEL MATEMATIK SISTEM FISIK
MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi
Lebih terperinciANALISA KEANDALAN TERHADAP PENURUNAN PADA PONDASI JALUR
Analia Keandalan terhadap enurunan pada ondai Jalur ANALIA KANDALAN TRHADA NURUNAN ADA ONDAI JALUR Juruan Teknik ipil UU Abtrak: erencanaan ecara tradiional dari pondai jalur (trip footing) untuk tanah
Lebih terperinciTeam Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut
Lebih terperinciSET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.
MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat
7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan
Lebih terperinciDegradasi dan Agradasi Dasar Sungai
Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: Chapter 6, pp. 358-370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England. Degradai
Lebih terperinciANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI
ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciDEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi
DEGRADAI DAAR UNGAI Ole : Imam uardjo Abtraki Degradai daar ungai umumnya merupakan akibat adanya eroi dan ebagai perantara utama adala air yang dipengarui ole kecepatan aliran. tudi ini bertujuan mengidentifikai
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinciMANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja
MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana
Lebih terperinciBab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan
Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan
Lebih terperinciSOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI
Juruan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Program S Teknik Sipil SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Soal Penyeleaian di bawa ini dicuplik dari buku: Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF
PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,
Lebih terperinciPENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT
JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial
Lebih terperinciKajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua
Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang
Lebih terperinciNUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD
Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari
Lebih terperinciPenyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008
Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5
Lebih terperinciPENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS
PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi
Lebih terperinciPENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR
Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN
BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang
Lebih terperinci3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH
Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinciMotor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham
Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor
Lebih terperinciTOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI
TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER
PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni
Lebih terperinciSIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
SIMUASI PROSES EVAPORASI NIRA DAAM FAING FIM EVAPORATOR DENGAN ADANYA AIRAN UDARA Oleh : Ratih Triwulandari 2308 100 509 Riswanti Zawawi 2308 100 538 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Kusno Budhikarjono, MT Dr.
Lebih terperinciPenentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V)
Penentuan Parameter-Parameter Karakteritik Sel Surya untuk Kondii Gelap dan Kondii Penyinaran dari Kurva Karakteritik Aru-Tegangan (-) A. Suhandi, Y. R. Tayubi, Hikmat, A. Eliyana Juruan Pendidikan Fiika
Lebih terperinciMetode Penentuan Parameter Kelistrikan Sel Surya Organik Single Heterojunction
Metode Penentuan Parameter Kelitrikan Sel Surya Organik Single Heterojunction Setianto 1*, Awad H.S. 1, Kuwat T. 2, M.F. oyid 2 1 Departemen Fiika-FMIPA, Univerita Padjadjaran l. aya atinangor KM. 21,
Lebih terperinciANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak
ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan
Lebih terperinciTEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik
TEKNOLOGI BETON Sifat Fiik dan Mekanik Beton, ejak dulu dikenal ebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduki ecara lokal, relatif kaku, dan ekonomi. Agar menghailkan
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA
Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciPEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG
No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN FISIKA PERIODE 2005/2006
UJ H SEMESE M PEJ S PEODE 5/6 Diketahui : -panjang peat (p 5,5 c -ebar peat ( 6, c Ditanya : ua peat (? p x 5,5 x 6,, 79 c Seuai aturan penuian karena dari panjang dan ebar peat, angka penting yang paing
Lebih terperinciUsulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo
Uulan Penentuan Waktu Garani Perakitan Alat Medi Examination Lamp di PT. Teena Inovindo Johnon Saragih,Dedy Sugiarto 2,Grace Litiani 3 Juruan Teknik Indutri Univerita Triakti 2 Juruan Teknik Informatika
Lebih terperinci4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH
Penetapan Berat Jeni Partikel Tanah 35 1. PENDAHULUAN 4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH Fahmuddin Agu dan Setiari arwanto Berat jeni partikel, ρ, adalah perbandingan antara maa total fae padat tanah
Lebih terperinciFrekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*
Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat
Lebih terperinciPENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA
BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah
Lebih terperinciBAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan
68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat
Lebih terperinciSIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan
SIFAT SIFAT TERMIS Pendahuluan Apliai pana ering digunaan dalam proe pengolahan bahan hail pertanian. Untu dapat menganalii proe-proe terebut ecara aurat maa diperluan informai tentang ifat-ifat thermi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dijelaskan ciri pokok superkonduktor yang
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelakan ciri pokok uperkonduktor yang dipandang dari ifat magnetik dan ifat tranport litrik ecara terpiah erta perbedaannya dibandingkan konduktor (logam). Untuk
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka
1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH
Lebih terperinciSimulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L
F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi
Lebih terperinciMENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI
Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,
Lebih terperinciSISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI MIKRO
PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpre.com LOGO TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Elatiita ebagai % perubahan variabel dependen ebagai akibat perubahan variabel independen ebear 1% Teori
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL
PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari
Lebih terperinciNina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar
Lebih terperinciIV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS
8 IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS Maih berkaitan dengan bab ebelmnya, pada bagian ini akan dibaha tiga model ntk at ar lal-linta yang mengalir pada at ingle link. Model-model terebt terdiri ata da model
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Academic Press, London, hal
DAFTAR PUSTAKA 1. Asral, Ali., (1997), Tinjauan Umum Tentang Proses Pembuatan Pulp dan Deskripsi Prosesnya, PT. IKPP Corporation Perawang, Riau, Indonesia 2. Biro Pusat Statistik (BPS). (1999), Statistik
Lebih terperinciDAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH
Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi
Lebih terperinci