Studi Perencanaan Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)

Transkripsi

1 Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awgga Febi Surya Admaja) Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia Study of Digital Migration Pl By Terestrial Trunked Radio Access Provider in Indonesia Awgga Febi Surya Admaja Puslitbg Sumber Daya d Pergkat Pos d Informatika Jl. Med Merdeka Barat No.9 Jakarta aw002@kominfo.go.id Naskah diterima: 6 Mei 2013; Direvisi: 28 Mei 2013; Disetujui: 5 Juni 2013 Abstract Radio Trunked System is a repeater-based on radio for one or more towers with more th one frequency which semi-private users c have their own chnel for group talks. In Indonesia, the allocation of frequency bds in alog trunked radio is plned to be used for digital trunked radio, where the application of the new trunked radio system must use digital technology d existing alog trunking system will be required to chge to a digital trunking technology. This study aim to see how prepared the providers of trunked radio in Indonesia for digital migrating. This study is using qualitative method with in-depth interview supported by qutitative method to generate the index value of trunked radio provider readiness. The result of this study show the index value of all the trunked radio provider that become the samples of this study with migration plning sceme accordce with the value of the readiness index. Keywords Trunked Radio, Migration Readiness, Digital Sytem Abstrak Sistem Radio Trunking merupak sistem radio yg berbasis repeater untuk satu atau lebih menara deng menggunak lebih dari satu frekuensi, dima pengguna secara semi-privat dapat memiliki kal tersendiri untuk melakuk pembicara secara grup. Di Indonesia, alokasi pada pita frekuensi radio trunking alog direncak ak digunak untuk trunking digital, dima aplikasi sistem radio trunking yg baru harus menggunak teknologi trunking digital d sistem alog yg ada disyaratk untuk beralih ke teknologi digital. Studi ini bertuju untuk melihat seberapa besar kesiap dari penyelenggara radio trunking di Indonesia dalam melakuk migrasi radio trunking digital. Studi ini menggunak pendekat kualitatif melalui wawcara mendalam d didukung deng data kutitatif untuk menunjukk nilai indeks kesiap dari penyelenggara radio trunking. Studi ini menghasilk nilai indeks kesiap dari sampel penyelenggara radio trunking deng skema perenca migrasi sesuai deng nilai indeks kesiap. Kata kunci Radio Trunking, Kesiap Migrasi, Sistem Digital I. PENDAHULUAN Sistem Radio Trunking atau Radio Trunking secara umum merupak sistem radio yg berbasis repeater untuk satu atau lebih menara deng menggunk lebih dari satu frekuensi dima pengguna secara semi-privat dapat memiliki kal tersendiri untuk melakuk pembicara secara grup. Secara teknis, Radio Trunking menggunak beberapa kal frekuensi, dima pengguna yg melakuk pembicara menggunak kal kosong dari alokasi kal yg ada. Mekisme pengguna kal ini diatur oleh server pusat yg disebut deng Control Chnel. Keuntung d sistem ini adalah pengguna frekuensi bersama yg sedg siaga d digunak secara bergti, sehingga mengefektifk pengguna frekuensi yg ada. Perbeda Radio Trunking deng Komunikasi Radio lainnya seperti Sistem Seluler yaitu pengguna dapat melakuk grup percakap tersendiri serta dapat melaku perkap secara broadast (one-to-my) (Megha Hchate, 2012). Hal ini membuat Radio Trunking cocok digunak oleh suatu orgisasi yg membutuhk komunikasi 2 arah untuk komunikasi seperti perusaha yg bergerak dalam bidg pertambg, trsportasi (Dunc S. Sharp, 2004), jasa pengam, kargo, hotel, pengelola gedung, perkebun, perbk, maupun pemerintah d sektor publik seperti kepolisi d pemadam kebakar. Berdasark peneliti yg dilakuk oleh Departemen Komunikasi d Informatika terkait deng studi evaluasi d kebijak penyelenggara teresterial trunked radio access di Indonesia pada tahun 2007, disimpulk bahwa pengguna dari radio trunking saat ini masih terbatas pada sektor perbk, sektor jasa sekuritas, sektor minyak d gas, d belum ada pelgg perorg. Semua penyelenggara tersebut menggunak teknologi alog dalam pengguna radio trunking. (Departemen Komunikasi d Informatika, 2007) 159

2 Buletin Pos d Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : Di Indonesia terdapat beberapa perusaha yg bergerak di bidg Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia tara lain PT. Jatimas Fajar Satryo (Jatimas), PT. Maesa Nusatama (Maesa), PT. Mobilkom Telekomindo (Mobilindo) d PT. Jastrindo Dinamika (Nexcom), PT. Nawakara Bgun Nustara (Nawakara), PT. Daksina Arga Perkasa (Daksina), PT. ALSSA Corporindo (ALSSA), PT. Sigma Cipta Utama (Sigma), PT. Nexcom, dll. Beberapa perusaha penyelenggara radio trunking tersebut merupak perusaha baru yg belum atau masih sedikit pelgg (subscriber) dima operator radio trunking tersebut sampai deng saat ini masih menggunak teknologi trunking alog, sedgk sesuai deng yg ditentuk oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya d Pergkat Pos d Informatika (Ditjen SDPPI) disebutk bahwa alokasi pada pita-pita frekuensi disistem komunikasi trunking alog direncak ak digunak untuk sistem komunikasi trunking digital, dima aplikasi sistem radio trunking yg baru harus menggunak teknologi trunking digital d sistem trunking alog yg ada ak disyaratk untuk berubah ke teknologi trunking digital pada waktu yg ak ditentuk oleh Direktorat Sumber Daya d Pergkat Pos d Informatika (Ditjen SDPPI). Oleh karena arah teknologi radio trunking di Indonesia menuju teknologi radio trunking digital maka perusaha penyelengara radio trunking di Indonesia harus melakuk perenca untuk persiap migrasi ke sistem radio trunking digital. Sehingga peneliti ini mengkaji : Bagaima perenca perusaha untuk migrasi ke sistem radio trunking digital. II. LANDASAN TEORI DAN GAMBARAN UMUM A. Peneliti Terdahulu Peneliti terdahulu yg terkait deng teknologi radio trunking tara lain adalah Studi Evaluasi d Kebijak Penyelenggara Teresterial Trunked Radio Access di Indonesia yg dilaksak oleh Pusat Peneliti d Pengembg Pos d Telekomunikasi, Departemen Komunikasi d Informatika (Puslitbg Postel, Depkominfo) pada tahun Studi tersebut bertuju untuk menghasik gambar penyelenggara radio trunking di Indonesia sehingga dapat menjadi bah masuk d evaluasi untuk penyempurna kebijak radio trunking di Indonesia. Peneliti lain terkait deng migrasi radiotrunking digital juga dilakuk oleh Suruhjaya Komunikasi d Multimedia Malaysia (Malaysi Communications d Multimedia Commision) deng judul Trunked Radio Going Digital pada tahun Studi tersebut bertuju untuk melihat urgensi migrasi radio trunking alog menuju digital, dima deng adya migrasi digital ak mendorong peningkat bisnis radio trunking. (Malaysi Communications d Multimedia Commision, 2009) B. Kelebih Radio Trunking Digital Dibdingk deng sistem alog, radio trunking digital memberik : 1. Kapasitas yg lebih besar dari frekuensi yg sama. Radio trunking digital lebih efisien daripada radio trunking alog. Hal ini dikarenak pengguna metode modulasi yg berbeda. 2. Tingkat kejernih suara yg lebih baik pada sinyal rendah di ujung coverage area. Secara umum, radio trunking digital menghasilk kualitas audio yg lebih baik dari radio trunking alog. Kualitas audio radio trunking alog menurun seiring melemahnya sinyal yg diterima sedgk pada radio trunking digital, audio diterjemahk medi kode binary sehingga sinyal ak di decode sebagai 0, 1 atau gagal. Hal ini berarti bahwa sinyal diterima oleh pergkat radio digital di decode sama seperti sinyal yg ditrsmisik. Radio trunking digital memberik kualitas yg lebih baik dalam menghadapi noise d inteferensi daripada radio trunking alog, melalui Forward Error Correction (FEC) yg terdapat dalam stdar radio. Dima hasilnya, pengguna radio trunking digital ak mendapatk kualitas suara yg bagus di tepi atau batas coverage area. Selebihnya dari batas ini, suara ak hilg saat sinyal melemah sampai deng batas tolerasi tertentu hal ini dikarenak FEC tidak dapat beroperasi. Dalam skema modulasi alog tradisional, frekuensi, amplitudo atau fase dari sinyal radio terus bervariasi. Namun dalam skema modulasi digital, hya frekuensi tertentu, amplitudo d / atau fase yg didefinisik. Frekuensi ini disebut Symbols, d setiap simbol menyampaik beberapa bit data (seperti suara digital). Jika didalam modulasi tersebut terdapat perubah amplitudo, maka pemcar linier diperluk; sebuah teknologi yg lebih mahal d kurg hemat daya. Apabila pada sistem alog memiliki tiga jenis modulasi (Amplitude Modulation, Frequency Modulation d Phase Modulation), terdapat byak jenis modulasi pada sistem digital. Antara lain : (Tait Communications, 2012) 1. FFSK (Fast Frequency Shift Keying) menggunak frekuensi untuk membawa informasi: 0 d 1 diwakili oleh dua frekuensi dalam rentg audio. Frekuensi audio ini kemudi memodulasi carrier, menggunak modulasi FM, sama deng bagaim FM alog menggunak suara. Karena modulasi tidak mengdung perubah amplitudo, pemcar FM alog sederha dapat digunak. MPT 1327 menggunak FFSK Modulation sebagai skema modulasi digital untuk mengirim data pada control chnel. 2. C4FM (Compatible 4-Level Frequency Modulation) memiliki 4 frekuensi(4 simbol) dima masing-masing frekuensi mewakili 2 bit data, contohnya : TABEL 1. CONTOH MODULASI C4FM Sumber : Tait Communications,

3 Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awgga Febi Surya Admaja) C4FM tidak memiliki konten amplitudo, sehingga trsmitter sistem FM alog dapat digunak. P25 fase 1 merupak stdar terbuka digital yg menggunak C4FM 3. 4FSK (4-Level Frequency Shift Keying) adalah jenis modulasi yg sgat mirip deng C4FM, pada dasarnya merupak modulasi frekuensi yg memfaatk empat tingkat deviasi frekuensi, dima masing-masing menggunak dua bit data. Perbeda utama adalah bahwa C4FM mengacu terhadap penyimpg frekuensi tertentu (+/- 600Hz d +/- 1800Hz), sedgk 4FSK dapat menggunak penyimpg frekuensi yg beragam. Modulasi 4FSK tidak mengdung konten amplitudo, sehingga pemcar sederha yg mirip deng sistem FM alog dapat digunak. Stdar yg menggunak modulasi 4FSK tara lain DMR Tier 2 d 3, dpmr d NDN. 4. QPSK (Quadrature Phase Shift Keying) adalah salah satu jenis modulasi digital yg menggunak PM (Phase Modulation) d merupak turun yg cukup populer dari PSK (Phase Shift Keying). PSK sendiri memiliki beberapa turun tara lain BPSK (Biner Phase Shift Keying), DBPSK (Differential Biner Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature Phase Shift Keying) atau 4-QAM (Quadrature Amplitude Modulation), DQPSK (Differential Quadrature Phase Shift Keying), 8-PSK d 16-QAM. Tetra menggunak π / 4 DQPSK Gambar 1. FDMA (sumber : Tait Communications, 2012) TABEL 2. PERBANDINGAN RADIO TRUNKING DENGAN KONVENSIONAL Gambar 2. TDMA (sumber : Tait Communications, 2012) Sumber : Tait Communications, 2012 Modulasi digital menyediak efisiensi spektrum yg lebih besar dari alog. FDMA (Frequency Division Multiple Access) d TDMA (Time Division Multiple Access) dapat lebih meningkatk efisiensi spektrum sehingga lebih dari satu 'percakap' ditampung pada satu salur radio, pada saat yg sama. FDMA membagi bdwidth yg tersedia ke kal frekuensi RF yg terpisah, seperti yg ditunjukk di bawah pada Gambar 1. Sebagai perbding, TDMA membagi kal frekuensi RF menjadi beberapa timeslots. Sedgk TDMA sebenarnya menggunak FDMA untuk menyediak satu set awal kal frekuensi RF, tetapi kemudi lebih ljut membagi mereka menjadi beberapa timeslots, sebagai ditunjukk pada Gambar 2. TDMA digunak untuk P25 berdasark keputus Telecommunication Industry Association (TIA), sedgk The Europe Telecommunications Stdards Institute (ETSI) digunak TDMA untuk TETRA, tetapi deng stdar terbaru mereka memilih TDMA ketika mendefinisik DMR Tier 2 d 3, d didefinisik stdar lain - dpmr - yg menggunak FDMA. C. Perenca Migrasi Radio Trunking Digital Lgkah perenca migrasi radio trunking di Indonesia dapat dilalui dari beberapa lgkah atau tahap yg pada dasarnya dilakuk sesuai tingkat kesiap d kemudah dalam pelaksa lgkah tersebut. variabel yg digunak dalam menentuk lgkah migrasi radio trunking digital adalah. 161

4 Buletin Pos d Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : D. Lokasi d Waktu Peneliti Lokasi peneliti untuk survey sebyak 4 lokasi wilayah yaitu: Jakarta, Bdung, Balikpap d Denpasar. Lokasi dipilih purposive yg merepresentasik kota-kota besar deng asumsi terdapat terdapat operator radio trunking serta memiliki byak pengguna. Lokasi peneliti untuk data dukung kualitatif dipilih purposive menyesuaik lokasi peneliti survey ke operator radio trunking. Adapun jgka waktu peneliti selama enam bul. Gambar 3. Skema perenca migrasi (Sumber : Tait Communications White Paper) III. METODE PENELITIAN Berisi rcg/model, pengukur d definisi operasional variabel, sampel d data, tempat d waktu, teknik pengumpul data, d teknik/metode alisis data. Contoh: A. Pendekat Peneliti Peneliti ini dilakuk deng menggunak pendekat kualitatif yg didukung deng sumber data kutitatif. Pendekat kualitatif pada peneliti bertuju untuk menghasilk gambar menyeluruh bagaima kondisi operator radio trunking dalam menyusun perenca migrasi radio trunking digital. Sementara, data kutitatif diperluk untuk menentuk tingkat kesiap operator radio trunking dalam melakuk migrasi. B. Teknik Peneliti Peneliti dilaksak deng melakuk wawcara mendalam, sementara dukung data kutittif didapatk dari survei memlalui penyebar kuesioner. C. Inform Populasi untuk peneliti terdiri dari operator radio trunking serta regulator. Sampel untuk peneliti adalah operator radio trunking di Indonesia baik yg masih aktif maupun yg sedg non aktif, selain itu diambil juga sampel dari pengguna lay radio trunking. Sedgk data kualitatif didapatk dari regulator selaku pengawas operator radio trunking di Indonesia. E. Teknik Pengumpul Data Data peneliti ini terdiri dari data primer d data sekunder. Pengumpul data dilakuk deng penyebar kuesioner d wawcara mendalam (in-depth interview). Proses pengumpul data ak dilakuk dalam 2 tahap 1. Pengumpul data tahap I Dalam pengumpul data tahap I ak dilakuk koordinasi d uji coba kuesioner kepada operator radio trunking. 2. Pengumpul data tahap II Dalam pengumpul data tahap II ak dilakuk penyebar kuesioner kepada operator radio trunking d d pengguna dari radio trunking. F. Index Kesiap Migrasi Kaji ini menggunak teknik alisis data kualitatif deskritif. Selain itu data kutitatif dialisis deng menggunak Readiness Index dari sistem perenca yg diadopsi dari Tait Communications White Paper: Upgrading To Trunked DMR Dalam menentuk Readiness Index, diberik kuesioner kepada operator radio trunking yg menjadi sampel peneliti deng jawab berupa nilai likert dari 0 sampai Audit; sebelum merencak pola migrasi perlu adya audit yg ak memperlihatk lay yg dapat diberik oleh perusaha kepada pelgg. Selain itu juga dapat memperlihatk seberapa baik fungsi d kinerja dari jaring yg dimiliki. 2. Measure; mengetahui penggun data dari jaring eksisting sgat penting untuk memperhitungk bagaima bentuk investasi pada saat setelah migrasi radio trunking digital 3. Define; apabila jaring eksisting telah terpetak maka penentu kebutuh terhadap teknologi baru ak lebih mudah unrtuk dilakuk. 4. Scope; ak memperlihatk pdg perusaha terhadap kondisi persiap migrasi radio trunking. Hal yg tidak lepas dari kondisi ini adalah saat yg tepat dalam penerap radio trunking digital. 5. Re-use; tingkat invetasi yg dibutuhk dalam migrasi radio trunking digital ak sgat besar, kondisi ini ak menawark solusi terhadap pengguna ulg pergkat eksisting yg masih dapat digunak d kompatibel terhadap sistem yg baru. 162

5 Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awgga Febi Surya Admaja) 6. Approach; variabel approach ak memperlihatk bagaima pendekat migrasi yg paling sesuai deng kebutuh perusaha. 7. Design; kondisi jaring eksisting ak mengalami perubah pada saat migrasi radio trunking digital, sehingga desain jaring yg baru menentuk efektifitas teknologi digital tersebut. 8. Train; SDM merupak faktor penting dalam perusaha saat melakuk lgkah migrasi, pemilih sifat investasi SDM yg tepat ak memberik penghemat cost yg ak dikeluark. 9. Test; penguji jaring d pergkat digital yg baru. 10. Execute; penyelenggara radio trunking digital secara keseluruh perkembg teknologi atau pengguna fitur komunikasi data yg ditawark oleh teknologi digital trunking. Teknologi PTT yg terdapat dalam seluler merupak teknologi yg sifatnya menyerupai radio trunking d dapat menggtik radio trunking, tetapi dalam perkembgnya teknologi ini kurg mampu bersaing deng radio trunking eksisting d kurg digemari oleh pasar. Permasalah dalam perkembg bisnis radio trunking menurut PT. Jatimas Fajar Satryo adalah masalah perijin Telsus yg terus diterbitk. Dima terdapat ijin Telsus untuk orgisasi atau perusaha tertentu di suatu daerah meskipun daerah tersebut telah memiliki jaring radio trunking. PT. Jatimas Fajar Satryo sampai saat ini telah melakuk berbagai persiap terhadap renca cut-off radio trunking alog d digtik deng sistem radio trunking digital, d migrasi sistem tersebut dilakuk secara bertahap d diharapk ak selesai pada pertengah tahun Tahap yg dilaksak tara lain adalahmencari pabrik radio trunking digital yg strategis, frequency plning, budgeting d sosialisasi ke pelgg. Berikut merupak hasil survei terhadap PT. Jatimas Fajar Satryo terkait deng kesiap migrasi trunking digital. TABEL 3. PT. JATIMAS FAJAR SATRYO Variabel Pertya Tidak Tahap Ya Keterg Audit 1 Audit Audit 2 Audit 3 Audit 4 Measure Measure 1 Gambar 4. Skema stdar perenca migrasi Lgkah skema ini merupak lgkah stdar yg terdapat dalam Tait Communications White Paper: Upgrading To Trunked DMR berupa lgkah yg harus ditempuh oleh sebuah penyelenggara radio trunking dalam melakkuk migrasi, dima lgkah 1 sampai deng 8 tidak bersifat mutlak dilakuk secara berurut tetapi lgkah tersebut masih dapat berubah sesuai deng kondisi dari penyelenggara radio trunking tersebut. Define Scope Measure 2 Define 1 Define 2 Define 3 Define 4 Define 5 Scope 1 Scope 2 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Scope 3 A. Pengolah Data 1. PT. Jatimas Fajar Satryo PT. Jatimas Fajar Satryo telah menjadi penyelenggara radio trunking sejak tahun 2004 deng model sewa jaring d sewa pergkat. PT. Jatimas Fajar Satryo mengggap prospek bisnis radio trunking di Indonesia masih bagus deng penetrasi yg stabil meskipun pertumbuh subscriber dari radio trunking tidak terlalu besar. Secara umum, untuk fitur komunikasi suara atau voice, kecepat respon radio trunking masih belum dapat tergtik deng seluler. Meskipun demiki perkembg komunikasi data pada jaring seluler merupak hambat utama dalam Re-Use Re-use 1 Re-use 2 Approach Approach 1 Design Design 1 Train Train 1 Dari hasil survei tersebut didapatk nilai kesiap migrasi trunking digital dari PT. Jatimas Fajar Satryo sebesar 38,6%. 163

6 Buletin Pos d Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : PT. Nawakara Bgun Nustara PT. Nawakara Bgun Nustara telah menjadi penyelenggara radio trunking sejak tahun 2004 deng model sewa jaring d sewa pergkat, selain itu juga menyediak penjual pergkat. PT. Nawakara Bgun Nustara mengggap prospek bisnis radio trunking di Indonesia semakin menurun, meskipun masih ada yg menggunak namun pasarnya sgat sedikit. Secara umum, menurut PT. Nawakara Bgun Nustara teknologi digital memg memiliki kualitas yg lebih baik namun masih berat dalam sisi bisnis mengingat harga pergkat d investasi menuju digital tidaklah murah. Selain itu untuk pasar yg dimiliki oleh PT. Nawakara Bgun Nustara hya membutuhk fitur voice sehingga deng teknologi alog masih dapat memenuhi kebutuh pasar. PT. Nawakara Bgun Nustara pernah melakuk instalasi radio trunking digital sesuai deng perminta pelgg, tetapi secara perenca perusaha belum sepenuhnya menuju ke arah migrasi digital d menunggu kebijak yg dikeluark oleh pemerintah mengenai radio trunking di Indonesia. PT. Nawakara Bgun Nustara merasa pasar radio trunking di Indonesia semakin menurun dikarenak adya perijin radio konvensional yg diggap memiliki harga d investasi yg lebih murah daripada menggunak jasa operator radio trunking. PT. Nawakara Bgun Nustara merasa pemerintah perlu membatasi keluarnya ijin radio konvensional dima didaerah tersebut telah memiliki jaring radio trunking agar operator radio trunking cukup beri melakuk investasi deng membgun jaring baru. Berikut merupak hasil survei terhadap PT. Nawakara Bgun Nustara terkait deng kesiap migrasi trunking digital. Variabel Audit Measure Define Scope Re-Use TABEL 4. PT. NAWAKARA BANGUN NUSANTARA Pertya Tidak Audit 1 Audit 2 Audit 3 Audit 4 Measure 1 Measure 2 Define 1 Define 2 Define 3 Define 4 Define 5 Scope 1 Scope 2 Scope 3 Re-use 1 Re-use 2 Tahap Y a Keterg Variabel Pertya Tidak Approach Approach 1 Design Design 1 Train Train 1 Tahap Y a Keterg Dari hasil survei tersebut didapatk nilai kesiap migrasi trunking digital dari PT. Nawakara Bgun Nustara sebesar 45,61%. 3. PT. Daksina Arga Perkasa PT. Daksina Arga Perkasa telah menjadi penyelenggara radio trunking sejak tahun 2007 deng model sewa jaring d sewa pergkat, selain itu juga menyediak penjual pergkat. PT. Daksina Arga Perkasa mengggap prospek bisnis radio trunking di Indonesia masih cukup bagus karena teknologi radio yg terus berkembg d Indonesia cukup baik dalam menerapk teknologi baru khususnya dibidg radio komunikasi. Secara umum, PT. Daksina Arga Perkasa setuju deng adya migrasi penuh radio trunking alog menuju sistem digital, karena secara teknologi deng adya sistem trunking digital maka teknologi radio komunikasi di Indonesia ak semakin maju d dapat bersaing deng negara-negara maju lainnya, tetapi kekurg dalam migrasi ini adalah segmen pasar, dima klien dari PT. Daksina Arga Perkasa sebagi besar merupak perusaha kecil yg secara penda belum mampu mengikuti harga yg ak ditimbulk deng adya migrasi radio trunking digital. PT. Daksina Arga Perkasa sampai deng saat ini telah melakuk lgkah-lgkah persiap dalam melakuk migrasi digital, d saat ini tengah melakuk sosialisasi kepada klien bahwa full digital ak diterapk oleh PT. Daksina Arga Perkasa pada beberapa kedep saat perenca migrasi telah selesai. Berikut merupak hasil survei terhadap PT. Daksina Arga Perkasa terkait deng kesiap migrasi trunking digital. Variabel Audit Measure Define Scope TABEL 5. PT. DAKSINA ARGA PERKASA Tahap Y Keterg Pertya Tidak a Audit 1 Internal Audit 2 Audit 3 Audit 4 Measure 1 Measure 2 Define 1 Define 2 Define 3 Define 4 Define 5 Scope 1 Scope 2 N/A N/A N/A 164

7 Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awgga Febi Surya Admaja) Variabel Re-Use Pertya Tidak Scope 3 Re-use 1 Re-use 2 Tahap Approach Approach 1 Design Design 1 Train Train 1 Y a Keterg Dari hasil survei tersebut didapatk nilai kesiap migrasi trunking digital dari PT. Daksina Arga Perkasa sebesar 40,35%. 4. PT. ALSSA Corporindo PT. ALSSA Corporindo telah menjadi penyelenggara radio trunking sejak tahun 2011 deng model sewa jaring d sewa pergkat. PT. ALSSA Corporindo mengggap prospek bisnis radio trunking di Indonesia masih cukup bagus karena masih byak potensi pelgg dari bidg industri yg masih memerluk jasa telekomunikasi radio trunking. Secara umum, PT. ALSSA Corporindo setuju deng adya migrasi penuh radio trunking alog menuju sistem digital, meskipun biaya yg ak ditimbulk deng adya migrasi radio trunking digital ak tinggi. Baik itu harga pergkat maupun biaya investasi. PT. ALSSA Corporindo merasa pengurg subscriber dikarenak adya kenaik harga/ tariff yg diberik, spekulasi pengurg jumlah subscriber ini ak semakin besar deng adya penyesuai harga digitalisasi pada saat migrasi radio trunking digital telah selesai. Berikut merupak hasil survei terhadap PT. ALSSA Corporindo terkait deng kesiap migrasi trunking digital. Variabel Audit Measure Define TABEL 6. PT. ALSSA CORPORINDO Pertya Tidak Audit 1 Audit 2 Audit 3 Audit 4 Measure 1 Measure 2 Define 1 Define 2 Define 3 Tahap Ya Keterg Hardware sudah mulai di inventarisi r software sedg dalam pemeriksa Lay radio trunking Sedg di kalkulasi Variabel Scope Re-Use Pertya Tidak Define 4 Define 5 Scope 1 Scope 2 Scope 3 Re-use 1 Re-use 2 Tahap Approach Approach 1 Design Design 1 Train Train 1 Ya Keterg Sedg di evaluasi Sesuai jumlah penambah permintaa n dari klien Seperti tenna, cabel, power supply Jumlah pelgg masih sedikit, pengurusa n administra si regulator ditgi sendiri Dari hasil survei tersebut didapatk nilai kesiap migrasi trunking digital dari PT. ALSSA Corporindo sebesar 45,61% 5. PT. Sigma Cipta Utama PT. Sigma Cipta Utama telah menjadi penyelenggara radio trunking sejak tahun 2003 deng model sewa jaring d sewa pergkat. PT. Sigma Cipta Utama mengggap prospek bisnis radio trunking di Indonesia masih cukup baik tetapi memiliki pasar yg terbatas, hal ini dikarenak adya Telsus sehingga bisnis trunking sulit berkembg seperti GSM. Secara umum, PT. Sigma Cipta Utama setuju deng adya migrasi penuh radio trunking alog menuju sistem digital, tetapi hal yg perlu diperhatik adalah dari sisi pelgg yg belum tentu semua mengingink trunking digital, sedgk bila dilihat dari sisi bisnis, operator radio trunking memerluk biaya yg lebih tinggi untuk melakuk investasi trunking digital, beb biaya inilah yg ak berimbas kepada kenaik tariff yg dirasak oleh pelgg. Pengurg subscriber yg terjadi PT. Sigma Cipta Utama dikarenak adya persaing yg ketat tara penyelenggara radio trunking saat ini d selain itu hal ini dikarenak tidak adya kenaik kebutuh dari pengguna baru. Berikut merupak hasil survei terhadap PT. Sigma Cipta Utama terkait deng kesiap migrasi trunking digital. 165

8 Buletin Pos d Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : TABEL 7. PT. SIGMA CIPTA UTAMA Variabel Pertya tidak Audit Measure Define Scope Re-Use Audit 1 Audit 2 Audit 3 Audit 4 Measure 1 Measure 2 Define 1 Define 2 Define 3 Define 4 Define 5 Scope 1 Scope 2 Scope 3 Re-use 1 Re-use 2 Approach Approach 1 Design Design 1 tahap Train Train 1 ya Keterg Software d Hardware sedg dalam audit Radio Trunking d Data mageme nt Services Disesuaik deng permintaa n Pelgg Iya Kecuali Pergkat Jaring system Radio Trunking Dari hasil survei tersebut didapatk nilai kesiap migrasi trunking digital dari PT. Sigma Cipta Utama sebesar 50,88%. 6. PT. Nexcom PT. Nexcom telah menjadi penyelenggara radio trunking sejak tahun 1992 deng nama PT. Jastrindo Dinamika deng model sewa jaring d sewa pergkat, selain itu juga melakuk penjual pergkat radio trunking. PT. Nexcom mengggap prospek bisnis radio trunking di Indonesia semakin menurun deng adya radio konvensional maupun Telsus yg diberik kepada instsi tertentu. Dilihat dari sudut pdg pelgg PT. Nexcom, saat ini belum memerluk fitur lain selain voice pada radio trunking sehingga teknologi digital sebetulnya masih belum perlu diaplikasik radio trunking. Selain itu asumsi tingginya nilai investasi trunking digital ak berimbas kepada kenaik tariff yg ak dibebk kepada pelgg yg sebetulnya masih belum memerluk fitur lebih yg ditawark teknologi radio trunking digital. Untuk mengatasi besarnya tingkat investasi d imbas kenaik tariff, seharusnya pihak pemerintah memberi btu dalam investasi migrasi digital. Berikut merupak hasil survei terhadap PT. Nexcom terkait deng kesiap migrasi trunking digital. TABEL 8. PT. NECOM Variabel Pertya tidak Audit Measure Define Scope Re-Use Audit 1 Audit 2 Audit 3 Audit 4 Measure 1 Measure 2 Define 1 Define 2 Define 3 Define 4 Define 5 Scope 1 Scope 2 Scope 3 Re-use 1 Re-use 2 Approach Approach 1 Design Design 1 tahap Train Train 1 ya Keterg Dari hasil survei tersebut didapatk nilai kesiap migrasi trunking digital dari PT. Nexcom sebesar 45,61%. B. Analisis Data 1. Audit Audit ak memberik detail semua aset jaring, baik hardware d software. Sepenuhnya memahami fitur penting, fungsionalitas d kinerja jaring. Skema audit adalah lgkah yg menentuk posisi awal dari perusaha, dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari audit adalah 1,71 deng maksud bahwa 85,42% penyelenggara 166

9 MEAS URE AUDIT Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awgga Febi Surya Admaja) TABEL 9. AUDIT Audit Aset Perusaha (Software & Hardware) Pemetak Faktor Unggul Fungsi Jaring Eksisting Kinerja Jaring Eksisting TABEL 10. MEASURE Data Pengguna eksisting Masalah pada jaring terdahulu radio trunking telah melakuk audit terhadap aset perusaha. Indikator dari variabel audit meliputi audit aset perusaha yg dapat menunjukk nilai investasi dari pergkat yg dimiliki perusaha penyelenggara radio trunking, selain dari pergkat juga termasuk didalamnya investasi terhadap software yg digunak. Audit aset ini dapat digunak untuk memetakk faktor unggul yg ditawark oleh perusaha penyelenggara radio trunking tersebut, selain itu hasil audit aset ini dapat memperlihat bagaima pelug efisiensi yg didapatk terhadap variabel re-use, yaitu pemfaat kembali pergkat setelah migrasi radio trunking digital. Dari seluruh sampel perusaha penylenggara radio trunking Indonesia, didapatk bahwa tahap perenca dalam variabel audit terkait deng kondisi dari jaring eksisting yaitu fungsi d kinerja jaring memiliki nilai index tertinggi, hal ini juga dapat menunjukk bahwa lgkah ini merupak lgkah perenca yg mudah untuk dilaksaak. Sedgk untuk indikator pemetak faktor unggul dari perusaha, hya ada satu penyelenggar radio trunking yg belum melakuk lgkah apapun. Audit dapat memperlihatk bagaima perusaha penyelenggara radio trunking memahami kekuat yg dimilikinya, d dari hasil pengumpul data memperlihatk bahwa varibel audit memilki nilai index yg lebih dari ratarata. 2. Measure Memperlihatk pengguna data pada jaring yg ada, termasuk profil geografis pggil d karakteristik beb puncak, deng perhati khusus pada kinerja. Dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari measure adalah 1,58 yg apabila di prosentasek maka kesiap penyelenggara radio trunking di Indonesia dilihat dari variabel measure telah mencapai 79,17% Indikator dari variabel measure meliputi pengukur data pengguna eksisting, pengukur ini memperlihatk kondisi pengguna dari pengguna, traffic komunikasi ak terpetak d dapat memberik gambar penggunak jaring oleh pelgg. Selain itu pengukur dilakuk juga terhadap permasalah pada jaring terdahulu, permasalah ini harus terselesaik pada saat migrasi radio trunking digital telah selesai d cut-off. Dari seluruh sampel perusaha penylenggara radio trunking Indonesia, didapatk bahwa tahap perenca dalam variabel measure memiliki nilai index diatas rata-rata yaitu 1,5 untuk pengukur data pengguna d 1,67 untuk pengukur permasalah jaring terdahulu. Pada variabel pengukur ini terdapat satu penyelenggar radio trunking yg belum melakuk lgkah apapun. 3. Define Menentuk gambar yg jelas tentg kebutuh di masa mendatg. Apakah terdapat kebutuh spesifik yg belum terpenuhi? Apakah ak menambah kapasitas d memasukk lebih byak pengguna di dalam jaring? Apakah terdapat solusi digital ak membuat operasional lebih efisien? Bagaima memastik jaring baru dapat memenuhi peningkat perminta? Dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari defne adalah 1,50 yg apabila di prosentasek maka kesiap penyelenggara radio trunking di Indonesia dilihat dari variabel define telah mencapai 75%. Indikator dari variabel define meliputi : a. Pemetak jaring eksisting, deng rata-rata index 1,83 yg menggambark bahwa lgkah perenca pemetak ini telah dilakuk oleh sebagi besar sampel penyelenggara radio trunking. Pemetak ini dilakuk oleh penyelenggara radio trunking secara berkala d diperiksa pada setiap akhir tahun berjal. Dalam pemetak jaring terdapat satu perusaha penyelenggara radio trunking yg sedg tahap pemetak, sedgk yg lain telah selesai memetak 167

10 RE-USE SCOPE DEFINE Buletin Pos d Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : TABEL 11. DEFINE Pemetak jaring eksisting Perhitung kebutuh (sofware, hardware&jaring) yg ak datg Pemenuh kebutuh spesifik Perhitung keuntung terhadap penambah kapasitas d peningkat kebutuh Skema pemenuh kebutuh terhadap teknologi baru jaring yg dimiliki. Jaring eksisting yg dipetak dilihat per akhir tahun Pemetak tidak dapat bersifat asumsi pertumbuh jaring karena pertumbuh pelgg sifatnya tidak tentu, selain itu penurun pelgg juga terjadi saat masa kontrak tender deng pelgg telah selesai. b. Perhitung kebutuh di masa yg ak datg, meliputi software apa yg ak mendukung teknologi pergkat radio trunking digital, hardware atau pergkat radio trunking digital, sifat pergkat ini merupak investasi baru yg sebagi besar atau semuya ak digti kecuali perusaha penyelenggara radio trunking digital menggunak ulg (re-use) sebagi pergkat dari teknologi alog. Selain itu adya perlu dilakuk perhitung kebutuh terkait deng jaring eksisting, pertumbuh jaring seiring deng pertumbuh pelgg. c. Pemenuh kebutuh spesifik yg terkait deng perminta dari pengguna terhadap lay yg mereka terima, dari seluruh sampel penyelenggara radio trunking TABEL 12. SCOPE 1.50 didapatk dua penyelenggara radio trunking yg belum bisa memenuhi kebutuh spesifik tertentu dari pelgg d satu penyelenggara radio trunking yg masih dalam usaha pemenuh kebutuh spesifik dari pelgg. d. Perhitung keuntung terhadap penambah kapasitas d peningkat kebutuh. Perhitung ini terkait deng jumlah pelgg eksisting d asumsi peningkat keuntung deng pertambah pelgg yg dapat dilayi seiring deng penambah kapasitas hasil dari efisiensi migrasi teknologi radio trunking digital. e. Menentuk skema pemenuh kebutuh terhadap teknologi baru. Sebagi besar penyelenggara radio trunking masih dalam tahap dalam pemenuh kebutuh teknologi, hal ini dikarenak masih belum final keputus ak teknologi apa yg ak diterapk pada saat migrasi radio trunking digital. 4. Scope Variabel scope ak memperlihatk pdg perusaha terhadap kondisi persiap migrasi radio trunking. Penentu kap d bagaima integrasi pergkat Solusi terhadap sistem pengam jaring baru Penambah komunikasi data TABEL 13. RE-USE Inventarisir pelug pergkat re-use Sifat pergkat re-use (sementara/tetap)

11 DESIGN APPROACH Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awgga Febi Surya Admaja) Bagaima penerap migrasi radio trunking digital pada perusaha? apakah ak dilakuk secara berkala deng semakin menambah lay data? Atau lgsung menuju digital? Selain itu Bagaima - d kap - ak mengintegrasik sistem baru deng yg lama? Bagaima kesiap dalam mengi persyarat keam? Dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari scope adalah 0,94 yg apabila di prosentasek maka kesiap penyelenggara radio trunking di Indonesia dari variabel scope telah mencapai 47,22%. Variabel scope meliputi penentu kap d bagaima integrasi pergkat dari alog menuju digital, apabila dilihat dari nilai indeks yg didapatk terlihat bahwa rata-rata perusaha penyelenggara radio trunking masih dalam tahap perenca model integrasi tara sistem alog deng sistem digital. Hal ini dikarenak perusaha masih belum menentuk teknologi digital apa yg ak digunak sehingga perhitung efisiensi pada saat integrasi pergkat dilihat dari sisi teknologi yg memiliki kemungkin ak diterapk dalam perusaha penyelenggara radio trunking tersebut. Selain itu pengguna teknologi digital ak memberik masalah baru terkait deng sistem keam jaring, hal ini menjadi kendala beberapa penyelenggara radio trunking. Terkait deng teknologi digital, maka ak ada fitur pengirim selain voice yaitu pengirima data oleh pergkat radio trunking, tetapi tidak semua penylengara ak memberik fasilitas ini kepada pelgg, karena terdapat tipe pelgg yg hya membutuhk fasilitas voice saja, sehingga fitur ini ak menjadi opsi apabila pihak pelgg meminta. 5. Re-use Variabel re-use ak memperlihatk seberapa tingkat efisiensi pergkat yg dapat digunak kembali. Apakah terdapat pergkat yg dapat digunak kembali (re-use) apabila telah melakuk migrasi? Apakah lgkah re-use dipertimbgk sebagai tindak sementara untuk menyebark biaya migrasi. Dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari re-use adalah 1,08 yg apabila di prosentasek maka kesiap penyelenggara radio trunking di Indonesia dari variabel re-use telah mencapai 54,17%. Dari hasil pengumpul data didapatk bahwa hya ada satu penyelenggara radio trunking yg telah selesai menginventarisir pergkat-pergkat yg memiliki kemungkin dapat digunak kembali pada saat migrasi telah selesai. Sedgk untuk sifat pergkat re-use hya bersifat sementara karena pada sa.at sistem digital telah dipakai sepenuhnya maka pergkat alog tersebut ak tergtik deng adya investasi baru 6. Approach Variabel approach ak memperlihatk bagaima pendekat migrasi yg paling sesuai deng kebutuh perusaha? Teknologi apa yg ak digunak setelah migrasi? Dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari approach adalah 1,33 yg apabila di prosentasek maka kesiap penyelenggara radio trunking di Indonesia dari variabel approach telah mencapai 66,67%. Dari seluruh perusaha penyelenggara radio trunking yg menjadi sampel peneliti didapatk bahwa ada satu penyelenggara radio trunking yg belum memikirk dalam penentu teknologi digital yg ak digunak, tetapi meskipun beberapa sampel penyelenggara radio trunking telah dari awal telah menentuk teknologi digital yg ak digunak, penyelenggara radio trunking ini masih menunggu perkembg pasar d lgkah yg diambil oleh pihak regulator dalam penetap teknoogi radio trunking digital. 7. Design Bagaima desain jaring setelah migrasi? Apakah menggunak konsult dalam menyusun jaring agar dapat mepertimbgk seluruh faktor resiko, peratur d masalah keam di jaring baru d migrasi. TABEL 14. APPROACH Penentu teknologi digital yg ak digunak ,33 1,33 TABEL 15. DESIGN Jasa konsult dalam desain jaring dll ,00 0,00 169

12 TRAIN Buletin Pos d Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : TABEL 16. TRAIN Pelatih SDM ,50 1,50 Dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari design adalah 0,00 yg berarti bahwa desain yg dimiliki oleh operator radio trunking di Indonesia tidak direncak dari awal tetapi mengikuti perkembg dari migrasi yg dilkk oleh perusaha tersebut. Dari seluruh variabel kuesioner, hya variabel design yg memiliki nilai index 0 yg berarti seluruh perusaha penyelenggara radio trunking yg menjadi sampel peneliti belum menentuk desain jaring radio trunking digital, sebagi penyelenggara mengdalak bentuk desain sesuai deng teknologi yg ak digunak sehingga pihak penyelenggara tidak perlu mengeluark tambah ggar untuk uji coba desain jaring yg belum tentu sesuai deng skema jaring yg telah ditetapk oleh penyelenggara radio trunking. 8. Train Varibel train ak memperlihatk bagaima persiap SDM yg dimiliki oleh perusaha penyelenggara radio trunking dalam menghadapi migrasi radio trunking digital. Dari hasil pengumpul data ditemuk bahwa secara keseluruh nilai index kesiap dari train adalah 1,50 yg apabila di prosentasek maka kesiap penyelenggara radio trunking di Indonesia dari variabel train telah mencapai 75%. Tahap perenca dalam variabel train berkait erat deng kualitas SDM dalam melakuk migrasi, sebagi besar perusaha penyelenggara radio trunking digital telah menyiapk SDM nya dalam menghadapi teknologi radio trunking digital karena beberapa penyelenggara radio trunking telah melakuk pemasg jaring radio trunking digital kepada beberapa pelgg, sedgk penyelenggara radio trunking lainnya untuk sementara ak mengdalak pihak ketiga dalam mengi. V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpul Dari studi ini didapatk hasil prosentase kesiap dari penyelenggara radio trunking yg bervariasi deng rent kisar 38,60 % sampai deng 50,88 %. Secara berurut tingkat kesiap dari penyelenggara radio trunking tersebut adalah sebagai berikut: 1. PT. Jatimas Fajar Satryo deng 38,6% 2. PT. Daksina Arga Perkasa deng 40,35% 3. PT. Nawakara Bgun Nustara deng 45,61% 4. PT. ALSSA Corporindo deng 45,61% 5. PT. Nexcom deng 45,61% 6. PT. Sigma Cipta Utama deng 50,88% Deng rata-rata kesiap migrasi penyelenggara radio trunking di Indonesia : 44,4 %. Sedgk index peneliti terhadap variable yg mempengaruhi kesiap penyelenggara radio trunking untuk melakuk migrasi adalah. TABEL 17. INDEKS KESIAPAN Audit 1,71 Measure 0,79 Define 1,88 Scope 1,71 Re-use 0,54 Approach 1,33 Design 0,00 Train 1,50 * Skala 0 s/d 2 Lgkah termudah dalam lgkah kesiap migrasi adalah define dima sebagi besar perusaha penyelenggara radio trunking telah menentuk gambar bagaima kondisi perusaha terhadap perminta pasar d ekosistem bisnis trunking. Lgkah yg belum dikerjak adalah design yg berhubung deng desain jaring teknologi digital. Proses ini belum atau tidak dilaksak karena buk berarti penyelenggara radio trunking tidak mau menggunak konsult atau pihak ketiga dalam pengerja jaring tetapi karena design memerluk investasi yg tinggi. Sesuai deng hasil indeks yg didapatk dari penentu tingkat kesiap operator radio trunking di Indonesia maka dapat ditentuk lgkah-lgkah perenca seperti diperlihatk dalam bentuk diagram alir pada Gambar 5. Daigram alir pada Gambar 5 memperlihatk lgkahlgkah migrasi radio trunking digital. Prioritas lgkah tersebut disusun berdasark tingkat kemudah dalam pelaksa menurut penyelenggara radio trunking. Lgkah pertama yg sesuai deng kondisi penyelenggara radio trunking di Indonesia adalah lgkah define deng nilai indeks 1,88 yg mengartik bahwa penyelenggara radio trunking mengggap lgkah ini merupak lgkah termudah atau bisa juga karena lgkah ini telah sebagi besar dilaksak, sedgk lgkah terakhir sebelum dilakuknya test d execute adalah lgkah design deng nilai indeks 0, nilai didapatk karena design yg sebagi besar berisi tentg topologi jaring d segala aspek terkait, selama ini tidak dircg deng melibatk konsult professional dalam mercg jaring dalam sistem radio trunking. Sehingga aspek design sedikit diabaik oleh penyelenggara radio trunking di Indonesia. 170

13 Studi Perenca Migrasi Sistem Digital Oleh Penyelenggara Radio Trunking di Indonesia (Awgga Febi Surya Admaja) waktu cut-off. Dukung ini dapat berupa pemecah masalah terhadap sampah pergkat alog yg tidak ak digunak lagi apabila telah migrasi digital secara menyeluruh. Selain itu perlu adaya dukung terhadap pihak vendor terhadap produksi pergkat digital sehingga bisa didapatk nilai pergkat yg semurah pergkat alog d mudah didapatk, sehingga nilai investasi migrasi dapat ditek. Perlu melihat ekosistem bisnis radio trunking lebih ljut agar investasi terkait deng migrasi tidak membengkak DAFTAR PUSTAKA Dr. Asropi, S. M. (2013, Februari). Perenca : Definisi d Konsep. Dunc S. Sharp, e. a. (2004). Analysis of Public Safety Traffic on Trunked Radio Ld Mobile Radio Systems. IEEE Journal on selected areas in communication, Johnes, D. (n.d.). Perenca Strategis untuk Orgisasi. Malaysi Communications d Multimedia Commision. (2009). Trunked Radio - Going Digital. Selgor: MCMC. Gambar 5. Skema perenca sesuai deng kesiap penyelenggara radio trunking B. Sar / Rekomendasi Perlu adya tinjau mengenai penerima pasar terhadap teknologi radio trunking digital melalui acceptce test. Jika dilihat dari hasil peneliti ini, perlu diperhatik metode reuse yg tepat karena pada saatnya pergkat teknologi alog ini tidak ak digunak lagi d hya ak menjadi sampah (meskipun telah mencapai nilai buku). Adya dukung dari pihak regulator sgat mempengaruhi kecepat migrasi selain menetapk Megha Hchate, e. a. (2012). Terrestrial Trunked Radio. Journal of Computing Technologies, Pusitbg SDPPI. (2007). Studi Evaluasi d Kebijak Penyelenggara Teresterial Trunked Radio Access di Indonesia. jakarta: Departemen Komunikasi d Informatika. Tait Communication. (2012). Whitepaper - Upgrading to Trunked DMR : Strategies for succesfull migration. Tait Communications. (2012). Whitepaper - Digital Trunked Radio : It is right for my orgization. Tait Communications. (2012). Whitepaper - Guide to Digital Radio Stdards for Utilities : An introduction to digital radio stdars d related technology platforms. 171

14 Buletin Pos d Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 :