Pengelolaan Sampah Perumahan Kawasan Pedesaan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah di Kabupaten Gresik

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) C-37 Pengelola Perumah Kawas Pedesa Berdasark Karakteristik Timbul di Kabupaten Gresik Yuzari Faulizar Poh d Rima Dewi Supriharjo Prodi Perenca Wilayah d Kota, Fakultas Teknik Sipil d Perenca, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahm Hakim, Surabaya rimadewi54@yahoo.com Abstrak Permasalah yg terjadi di kawas pedesa Kabupaten Gresik adalah karakteristik kawas pedesa yg mengelolah nya mengubur, membakar d membugnya kesalur air/lah kosong sehingga menimbulk dampak negatif. Dampah negatif yg ditimbulk adalah pembakar yg menyebabk polusi, penam yg dapat merusak sumber air tah d pembug kesalur air (Got, sungai, dll) dapat meningkatk potensi benca. Peneliti ini terbagi empat tahap alisa yakni, Mengalisa tipe-tipe kawas berdasark karakteristik timbul di kawas pedesa di Kabupaten Gresik deng alisis data kuartil, mengindentifikasi cara masyarakat dalam mengelola di masing-masing tipe kawas deng alisa deskriptif, Mengalisa pengelola perumah pedesa di masing-masing tipe kawas deng alisa deskriptif, d menyusun arah pengelola perumah di kawas pedesa di perbatas Gresik-Surabaya untuk megatasi permasalah yg ada deng alisa trigulasi. Menurut hasil alisa dari 47 Desa yg ada diwilayah peneliti, didapatk 8 desa berada di Kawas Tipe 1 d 10 Desa berada di Kawas Tipe 2 serta 29 Desa pada Kawas Tipe 3. Cara pengelola masing-masing Kawas Tipe adalah deng pola komunal di Kawas Tipe 1 d individual di Kawas Tipe 2 d 3. Hasil arah dalam peneliti adalah pengelola dititik beratk pada pengolah di sumber deng mengikutsertak masyarakat. Pada Kawas Tipe 1 dilakuk secara komunal deng pengompos d daur ulg kemudi pengelola pada kawas tipe 2 dilakuk deng cara pengelola di sumbernya deng menjual hasil sisa perti atau membakar sisa hasil perti, sedgk pada Kawas Tipe 3 dilakuk pengompos secara individual d daur ulg secara komunal di TPS. Kata Kunci Pengelola ; perumah; kawas pedesa; timbul I. PENDAHULUAN ERANAN wilayah Kabupaten Gresik adalah penygga Pperkembg Kota Surabaya yg ditdai deng perkembg kluster permukim, Pertumbuh d Perkembg permukim di kawas yg berbatas deng Kota Surabaya merupak indikator semakin meluasnya kegiat sosial ekonomi masyarakat berciri perkota ke arah perbatas Surabaya-Gresik [1]. Perkembg yg begitu pesat pada setiap sektor pembgun d menurunnya kualitas lingkung hidup cenderung menimbulk berbagai masalah pembgun akibat tek-tek yg ditimbulk oleh adya peningkat intensitas rug [2]. Kawas pedesa di Kabupaten Gresik di dominasi oleh permukim pedesa yg byak menghasilk jenis orgik dari mayoritas kegiat pertinya, dima pengelola di permukim pedesa byak menerapk pola individual. Pola individual cara pewadah secara individual deng cara membakar, mengubur d/atau membugnya ke salur air atau sungai. Hal ini terjadi akibat perbeda karakteristik fisik, karakteristik masyrakat d gaya hidup masyarakatnya, termasuk parsara d sara pengelola yg ada di wilayah sekitarnya. Masyarakat sebagai produsen seharusnya lebih bertggung jawab untuk memelihara lingkungnya, oleh karena itu perenca d penggul permasalah harus melibatk masyarakat [2]. Dalam referensi [2] dijelask: Permasalah peng yg terjadi di Kabupaten Gresik disebabk karena ketidakseimbg tara jumlah yg ditimbulk deng pelay peng yg dapat diberik. Pelay pemerintah daerah belum dapat mengi seluruhnya Kawas pedesa di Kabupaten Gresik adalah kawas yg belum tersentuh oleh sistem pengelola yg diterapk pemerintah Kabupaten Gresik, kawas tersebut adalah Kecamat Cerme d Kecamat Mengti. Cakup pelay pengelola di Kabupaten Gresik terkonsetrasi di kawas perkotaa Kabupaten Gresik, yakni Kecamat Gresik, Kebomas d Myar deng [3]. Berdasark penjelas Bad Lingkung Hidup Kabupaten Gresik, Ketidakseimbg pengelola yg terjadi di kawas pedesa di Kabupaten Gresik disebabk oleh byak hal, yakni kurg efektifnya per elemen-elemen pengelola, kurgnya sara d prasara seperti sara pewadah, sara pengumpul, jumlah d persebar TPS d alokasi lah TPA, serta keterbatas penda. Keterbatas ini menuntut pemerintah Kabupaten Gresik untuk melakuk inovasi dalam usaha menyelesaik permasalah tersebut. Penerap pengelola deng pola individual yg terjadi di kawas pedesa di Kabupaten Gresik memiliki dampak negatif yakni, dapat menyebabk polusi

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) C-38 yg menjgkau daerah lain, kerusak pada sumber air tah d tersumbatnya alir air sungai di kawas sekitarnya sehingga meningkatk potesi benca [4]. Seperti saat ini, Kecamat Cerme d Kecamat Mengti merupak salah satu wilayah raw bjir yg salah satunya di akibatk oleh byaknya yg dibug di salur sehingga air tidak mengalir. Deng meningkatnya jumlah penduduk d meningkatnya perminta ak kebutuh perumah/ permukim (huni) di kawas pedesa di perbatas Gresik-Surabaya, tuntut dalam pemenuh pengelola perumah atau permukim menjadi sgat penting. Dalam rgka menyelenggarak pengelola perumah secara terpadu, komprehensif, pemenuh hak d kewajib masyarakat, serta tugas d weweng Pemerintah Daerah, maka dibutuhk arah dalam pengelola perumah di kawas pedesa di perbatas Gresik- Surabaya sebagai usaha untuk mengatasi d mengtisipasi permasalah per serta wujud tisipasi adya perkembg wilayah di Kabupaten Gresik. II. URAIAN PENELITIAN Beberapa pengumpul data dilakuk deng menggunak metode survei primer d survei sekunder. Survei primer meliputi kegiat wawcara, pengaju kuisoner d observasi. Wawcara adalah kegiat pengumpul data yg dilakuk oleh peneliti deng cara menyak secara lgsung pada sumber informasi [5] wawcara digunak untuk mengumpulk fakta lapg yg dilakuk kepada Bad Perenca d Pembgun Daerah Kabupaten Gresik, Bad Pusat Statistik, Bad Perizin Kabupaten Gresik, Dinas Pekerja Umum Kabupaten Gresik, Bad Lingkung Hidup Kabupaten Gresik, Ktor Kecamat d Masyarakat, Akademisi d sumbersumber lainnya. Pengaju kuisoner dilakuk untuk mengetauhi pdg stakeholder [6] dalam pengelola dima stakeholder yg telah ditentuk melalu alisa stakeholder tersebut adalah Pemerintah yakni Bad Lingkung Hidup Kabupaten Gresik, Akademisi d Masyarakat. Pengumpul data sekunder terdiri atas survei instsi d literatur. Survei instsi dilakuk untuk mengumpulk datadata yg diperluk seperti data sekunder atau data-data yg bersifat pelengkap. Pada peneliti ini survei instsi dilakuk pada instsional yg memiliki relevsi deng pembahas dalam peneliti ini adalah Bad Perenca d Pembgun Daerah Kabupaten Gresik, Bad Pusat Statistik, Bad Perizin Kabupaten Gresik, Dinas Pekerja Umum Kabupaten Gresik, Bad Lingkung Hidup Kabupaten Gresik, Ktor Kecamat d sumber-sumber lainnya. Survei Literatur studi literatur atau kepustaka dilakuk deng meninjau isi dari literatur yg bersgkut deng tema peneliti ini, ditarya berupa buku, hasil peneliti, dokumen renca tata rug, tugas akhir, serta artikel di internet d media massa. Tabel 1. Indikator penentu pembagi wilayah Tipologi Kawas Berdasark Input Data Karakteristik Timbul Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Luas Lah Perti/Tambak Pedesa Rendah Tinggi Sedg Tingkat Kepadat Perumah Tinggi Rendah Sedg Jumlah Rumah Tinggi Rendah Sedg Jumlah Penduduk Tinggi Rendah Sedg Tingkat Kepadat Penduduk Tinggi Rendah Sedg Jumlah Penduduk yg Bermata Pencahari di Rendah Sedg Sedg Bidg Perti Luas Perkampung Rendah Sedg Tinggi Luas Kompleks Perumah Tinggi Rendah Sedg Jumlah Orgik Rendah Sedg Sedg Jumlah Anorgik Tinggi Rendah Sedg A. Mengalisa Tipe-Tipe Kawas Berdasark Karakteritik Timbul Kawas Pedesa Di Kabupaten Gresik Untuk membagi tipe kawas berdasark karakteristik timbul perumah pedesa digunak variabel yg sudah ditentuk sebelumnya. Teknik alisis yg digunak dalam membagi tipe kawas berdasark karakteristik timbul perumah pedesa adalah alisis data kuartil, sehingga ak mendapatk pembagipembagi wilayah berdasark karakteristik yg telah ditentuk. Dalam proses alisis data kuartil ini digunak btu alat alisis yakni SoftwareMinitab. Adapun faktor penentu pembagi wilayah diberik dalam Tabel 1. B. Mengidentifikasi Cara Masyarakat Dalam Mengelola di Masing-Masing Tipe Kawas Analisisi yg ak digunak untuk dapat mengetahui karakteritik masyarakat masing-masing tipe perumah dalam pengelola setempat deng menggunak metode deskripsi kualitatif. Untuk mengidentifikasi cara masayarakat dalam mengelola setempat di tinjau dari indikator prilaku masyarakat dalam mengelola d pengguna pola pengelol perumah. Untuk mendeskripsik dibutuhk data-data untuk mengetahuinya, untuk itu sebelumnya dilakuk observasi d pengisi kuisoner dari masing-masing masyarakat dari masing-masing tipe kawas yg sudah ditentuk pada sasar sebelumnya. C. Mengalisa Pengelola Perumah Pedesa Di Masing-Masing Tipe Kawas Analisa yg digunak dalam mengalisa pengelola perumah di masing-masing tipe kawas adalah deng menggunak alisa deskriptif deng metode Teoritical Analytical. Variabel yg digunak dalam alisa ini adalah hasil alisa d identifikasi pada sasar sebelumnya. Penjabar hasil alisa sebelumnya yg kemudi didiskusik deng teori atau hasil peneliti yg sudah ada disajik dalam bentuk tabulasi sehingga hasilnya

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) C-39 nti berupa pengelola perumah pedesa di Kabupaten Gresik. D. Menyusun Arah Pengelola Perumah di Kawas Pedesa di Kabupaten Gresik Dalam alisis arah pengelola perumah kawas pedesa, teknik alisis yg digunak adalah alisis trigulasi. Pada dasarnya pengguna trigulasi dalam peneliti ini, dimaksudk untuk memperkuat hasil peneliti ini sesuai deng tuju peneliti. Analisa trigulasi pada dasarnya menggunak 3 sumber data yg ntinya ak dijadik sebagai pertimbg dalam penentu arah pengelola perumah kawas pedesa di perbatas Kabupaten Gresik d Kota Surabaya yg implementatif. Dalam peneliti ini, sumber informasi yg ak digunak adalah :Hasil Peneliti, Instrumen undg-undg, perenca d stdar-stdar yg mengatur tentg pengelola perumah yg berlaku di Kabupaten Gresik d pendapat stakehoder. III. HASIL DAN DISKUSI A. Mengalisa Tipe-Tipe Kawas Berdasark Karakteritik Timbul Kawas Pedesa Di Kabupaten Gresik Dalam alisa ini digunak metode alisa data kuartil deng karakteristik masing-masing tipe kawas yg sudah ditentuk berdasark hasil kaji. Analisa dilakuk deng btu software Mini Tab sehingga didapatk nilai Q1, Q2 (Medi) d nilai Q3 yg digunak untuk menentuk jarak nilai dari masing-masing tipe kawas sehingga dapat dimasukk pada kriteria yg telah ditentuk, lihat Tabel 2. Maka dari hasil alisa tersebut dapat ditarik indikator dalam penentu tipe kawas di pedesa di Kabupaten Gresik. Penentu pembagi tipe kawas didasari dari indikator diatas, dima apa bila indikator tidak sesuai deng hasil karakteristik yg sudah ditentuk maka ak dilihat kecenderung wilayah tersebut untuk dapat dimasukk pada tipe karakteristik yg sudah ditentuk. Hasil pembagi kawas berdasark karakteristik timbul kawas pedesa di Kabupaten Gresik, lihat Tabel 3 d Gambar 1. B. Mengidentifikasi Cara Masyarakat Dalam Mengelola di Masing-Masing Tipe Kawas Untuk mengidentifikasi cara masyarakat dalam mengelola dilakuk deng cara lisa deskriptif. Data yg digunak didapatk dari hasil pengaju kuisoner kepada masyarakat tentg cara masyarakat dalam mengelola berkait deng variabel prilaku masyarakat dalam mengurgi, persepsi masyarakat tentg smapah, tradisi yg dilakuk deng cara wawcata semi terbuka dima responden dipersilahk menjawab pertya secara luas d pewawcara menggalih jawab responden secara luas namun dalam konteks pertya yg dityak, sehingga dari pertya yg diajuk dapat dideskriptifk. Tabel 2. Indikator Penentu Tipe Masing-Masing Kawas Tipologi Tipologi Variabel Tipologi Rendah Tinggi Sedg Tingkat Kepadat Perumah >494,9 167,5-494,9 <167,5 Jumlah Rumah > <504 Jumlah Penduduk > <2369 Tingkat Kepadat Penduduk > <1042 Jumlah Penduduk yg Bermata > <184 Pencahari di Bidg Perti Luas Lah Perti > <92 LuasKompleks Perumah >5,09 0-5,09 0 Jumlah Orgik > <2419 Jumlah Anorgik > <1396 Tabel 3. Pembagi kawas berdasark karakteristik timbul kawas pedesa di Kabupaten Gresik Tipe No Kawas Nama Desa 1. Kawas Tipe 1 2. Kawas Tipe 2 3. Kawas Tipe 3 Bjarsari Boteng Dungus Dadapkuning Dampa Dooro Lengkong Betiting Beton Boboh Bringkg Cagakagung Cerme Kidul Cerme Lor Domas Drcg Gadingwatu Hula Mengti Palemwatu Pedeg Rdupdg Setro Pdu Kambing Kdg Kepatih Mojotengah Morowudi Ngabet Ngembung Pengalg Semampir Sidojgkung Prti Gempolkurung Tambak Beras Wedami Jono Putatlor Lab Sukoyar Iker-iker Geger Gurgyar Hendrosari Sidowungu Gedgkulut Gambar. 1. Pembagi wilayah berdasark hasil alisa

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) C-40 Kawas Tipe 1 Dari penjelas tentg variabel dapat disimpulk bahwa pengelola di Kawas Tipe 1 sebagi besar masyarakat mengelola nya deng menggunak pengelola yg disediak oleh pengembg perumah ataupun kebijak dari warga sekitar itu sendiri. Namun, masih sebagi masyarakat yg mendapatk fasilitas penggkut. sebagi besar masyarakat mengggap bahwa merupak barg yg masih bisa digunak. Kemudi untuk pengeloh d pengumpul masih belum ada. Deng dapat disimpulk kecenderunga pola yg digunak oleh masyarakat di Kawas Tipe 1 adalah Pola Komunal. Kawas Tipe 2 Dari penjelas tentg variabel dapat disimpulk bahwa pengelola di Kawas Tipe 2 sebagi besar masyarakat mengelola nya deng membakar sisa hasil perti tpa memperhatik regulasi yg berlaku. Sebagi masyarakat berpendapat bahwa dapat kembali digunak d dapat menyebabk benca. Kemudi untuk pengeloh d pengumpul masih belum ada. Deng dapat disimpulk kecenderunga pola yg digunak oleh masyarakat di Kawas Tipe 1 adalah Pola Individual. Kawas Tipe 3 Dari penjelas tentg variabel cara masyarakat dalam mengelola dapat disimpulk bahwa pengelola di Kawas Tipe 3 sebagi besar masyarakat mengelola nya deng membakar d membug dilah kosong/salur air sebagi kecil masyarakat masih mengubur nya. Penggkut masih belum dilakuk oleh masyarakat, d belum ada pemisah d pengolah. Deng begitu dapat disimpulk kecenderungpola yg digunak oleh masyarakat di Kawas Tipe 3 adalah Pola Individual. C. Mengalisa Pengelola Perumah Pedesa Di Masing-Masing Tipe Kawas Penentu pengelola perumah berdasark karakteristik dilakuk deng metode Teoritical Analysis dima pengelola ditentuk berdasark hasil kaji literatur yg berkait deng pengelola kawas pedesa. Literatur yg digunak dalam peneliti ini adalah literatur tetg pengelola deng konteks pedesa sehingga penerapnya juga relev deng wilayah yg diteliti saat ini. Hasil alisa pengelola perumah kawas pedesa di Kabupaten Gresik ada dalam Tabel 4. Literatur yg digunak adalah sebagai berikut: 1. Integreted Solid Waste Magement-Engineering Priciples d Magement Issues, Tchoboglous Dkk, McGraw-Hill, Inc. United States 2. Pdu Masyarakat Untuk Kesehat Lingkung , Jeff Cont Dkk, Ketika Tidak Ada Dokter. California. Tabel 4. Hasil alisa pengelola perumah kawas pedesa di Kabupaten Gresik Sub variabel Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Pewadah Pengolah Pengumpula n/ Pemindah Penggkuta n Pembug Akhir Pewadah perumah secara umum dapat dilakuk deng btu masyarakat dima masyarakat diharapk dapat memilah yg dihasilk disumber. Pewadah dilakuk deng tempat. Tempat dibedak kedalam 2 jenis, yaitu tempat orgik d non orgik. Pewadah perti dapat dilakuk deng cara membiark yg mudah terurai d yg sulit terurai dapat dikumpulk menjadi satu di tempat yg sudah disediak.s Pewadah dilakuk deng menggunak lubg pembug d wadah. Lubg pembug digunak untuk tempat orgik d orgik dibungkus deng menggunak wadah. Pengolah dapat dilakuk di sumber atau di TPS terdekat, pengolah dapat dilakuk deng cara daur ulg d membuat kompos. Sedgk yg tidak dapat diolah dapat dibakar. Dilakuk pembuat kompos deng metode takakura yg dilakuk secara komunal. Selain itu, untuk orgik bisa didaur ulg di TPS terdekat perti dapat diolah deng menjadiknya humus d membakarnya. Pembakar perti dapat dilakuk deng mengumpulk hasil perti menjadi satu sesuai deng stdar d ketentu yg berlaku. Pengolah dilakuk deng pengompos yg dilakuk secara alami deng mengubur orgik dipekarg rumah. Kemudi yg masih bisa digunak dapat digunak kembali atau didaur ulg di TPS terdekat Pengumpul deng menggunak kendara mesin atau non mesin yg dilakuk oleh petugas. Pengumpul/ pemindah dilakuk menuju TPS terdekat. Proses penggkut dilakuk dari sumber menuju TPS. Oleh karena dibutuhk fasilitas TPS yg dapat dijgkau d untuk pengembg perumah diwajibk membgun TPS dimasing-masing perumah sedgk perumah yg tidak ada pengembg dapat disediak TPS oleh pemerintah setempat. Pembug akhir dilakuk di TPS setempat deng penentu lokasi TPS d teknis pengolah di TPS dilakuk deng merujuk kepada peratur yg berlaku di Kabupaten Gresik. Penyedia TPS yg dibarengi deng kegiat daur ulg d pembakar di TPS. Daur ulg dilakuk bagi yg dapat di daur ulg d yg tidak dapat di daur ulg dapat dibakar. Pemerintah juga wajib memiliki peratur d pedom dalam pengelola sehingga dapat diolah deng baik

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) C-41 Tabel 5. Arah pengelola perumah kawas pedesa di Kabupaten Gresik Variabe l Pewadah Pengola h Pengum pul/ Peminda h Arah Pengelola Perumah di Kawas Pedesa di Perbatas Gresik Surabaya Kawas Tipe 1 Kawas Tipe 2 Kawas Tipe 3 a) Pewadah dapat dilakuk deng memilah tergtung dari jenis yg dilakuk oleh masyarakat. b) perti dapat dibiark di ladg untuk yg mudah terurai c) yg sukar terurai dikumpulk ditempat yg sudah disediak untuk yg sukar terurai. d) Pewadah dapat dilakuk deng menerapk per serta masyarakat e) Pengada kegiat sosial dalam lingkung masyarakat untuk membersihk lingkungnya deng memafaatk tokoh masyarakat a) Penyedi dua buah tempat untuk memisahk jenis. b) Tempat bisa berupa tempat permen atau non permen. c) Melakuk pemilah disumbernya yg dilakuk oleh masyarakat. d) Pewadah dapat dilakuk secara komunal. e) Pewadah dapat dikumpulk menjadi satu di lah yg sudah disediak f) perti dapat dibiark di lah perti g) Pengikutserta LSM yg bergerak di bidg perti dalam pewadah hasil perti h) Pembuat lubg pembug pada perumah yg memiliki halam yg luas. i) Masyarakat memilah disumber d memisahknya j) Pewadah dapat dilakuk secara individual atau komunal. a) Pengolah dimulai disumber deng memfaatk per serta masyarakat b) masyarakat diharapk dapat memilah di sumber c) perti dapat diolah deng menyebarknya di ladg perti d membiarknya menjadi humus d) yg sukra terurai dapat diolah deng mengumpulk di satu tempat yg disediak untuk kemudi dibakar. a) Pengolah dilakuk deng membuat kompos d mendaur ulg. b) Pengompos dilakuk deng metode takakura secara komunal di kompleks perumah d secara komunal di TPS terdekat. c) Pengolah dapat dilakuk deng menjual sisa hasil perti d) yg tidak dapat dijual dapat dibakar atau dibiark di ladg untuk menjadi humus e) Pembakar harus mengikuti acu yg berlaku f) Pengikutserta LSM yg bergerak dibidg perti untuk mengolah sisa hasil perti g) Pengolah dilakuk deng cara individual deng membuat kompos d daur ulg dilakuk deng cara komunal. h) Pengelola kompos dilakuk deng cara individual deng metode deng lubg alami. a) Pengumpul dapat dilakuk di TPS setempat atau stasiun peralih. b) Di TPS juga dapat dilakuk pengolah berupa daur ulg maupun pengompos. c) Pengada TPS d fasilitas stasiun peralih dibgun oleh pemerintah d pengelola kompleks perumah Pengg kut Proses Akhir a) Penggkut dilakuk deng menggkuta dari sumber menuju TPS. b) Pggkut dilakuk oleh masyarakat secara individual atau oleh petugas yg di sewa oleh pemerintah d/atau masyarakat sekitar. c) Frekuensi penggkut di Kawas Tipe 1 dapat di gkut setiap 3-4 kali disetiap minggu d) Frekuensi penggkut di Kawas Tipe 3 dapat digkut 1-2 kali disetiap minggu. a) Pengurg pada sumber harus digalakk. b) Pengompos dilakuk di sumber maupun di TPS/TPST/TPS 3R. c) Pengurg dapat dilakuk deng sedini mungkin sehingga tidak sampai di TPA. d) Pemerintah wajib menyediak instrumen hukum atau acu dalam pengelola perumah kawas pedesa e) Penerap insentif d disinsentif bagi masyarakat yg melaksak/tidak melaksak pengelola D. Menyusun Arah Pengelola Perumah di Kawas Pedesa di Kabupaten Gresik Arah pengelola perumah di kawas pedesa di Kabupaten Gresik dirumusk untuk menyusun arah pengelola kawas pedesa di perbatas Kabupaten Gresik deng menggunak alisa trigulasi. Peratur yg digunak adalah hasil kaji tara peratur yg berhubung deng pengelola perumah yg berlaku di Indonesia umumnya d di Kabupaten Gresik Khususnya. Peratur tersebut adalah UU Nomor 18 Tahun 2008 tentg pengelola yg didukung oleh Peratur Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentg Pengelola Rumah Tgga D Sejenis Tumah Tgga, d Perda Kabupaten Gresik Nomor 9 Tahun 2010 Tentg Pengelola. Sedgk Stakeholder yg diambil dalam peneliti ini adalah stakeholder pemerintah d akademisi, dima penentu stakeholder ditentuk hasil alisa Stakeholder (lihat Tabel 5). IV. KESIMPULAN Dari hasil peneliti ditemuk bahwa pedesa didominasi oleh orgik dima orgik tersebut didominasi oleh hasil perti. Menurut hasil alisa dari 47 Desa yg ada diwilayah peneliti, didapatk 8 desa berada di Kawas Tipe 1 d 10 Desa berada di Kawas Tipe 2 serta 29 Desa di Kawas Tipe 3. Arah pengelola dititik beratk pada partisipasi masyarakat deng mengajak masyarakat untuk memilah dalam hal pewadah serta mengelola disumbernya untuk orgik. Sedgk, orgik diolah secara komunal di TPS setempat melalui kerjasama deng LSM setempat. Oleh karena itu, dibutuhk pembentuk LSM yg melibatk tokoh masyarakat gua mergsg partisipasi masyarakat serta pengada TPS/TPST/TPS 3R untuk mendukung berjalnya pengelola perumah di kawas pedesa. Yg membedak pengelola tara kawas tipe 1, 2 d 3 adalah dari sub variabel pewadah, penggkut d pengolah.

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) C-42 DAFTAR PUSTAKA [1] Lapor Akhir. Bad Peneliti d Pengembg Kabupaten Gresik Kaji Pola Peng di Luar Wilayah Perkota di Kabupaten Gresik. Gresik Buku Putih Sitasi Kabupaten Gresik , Kelompok Kerja Sitasi Kabupaten Gresik Gresik. [2] Pemutakhir D Penyerasi Analisis D Perenca Renca Tata Rug Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik Bad Perenca Pembgun, Peneliti D Pengembg Daerah Kabupaten Gresik Gresik. [3] Buku Putih Sitasi Kabupaten Gresik , Kelompok Kerja Sitasi Kabupaten Gresik Gresik. [4] Renca Detai Tata Rug Kawas (RDTRK) Kec.Cerme Bad Perenca Pembgun, Peneliti D Pengembg Daerah Kabupaten Gresik Gresik. [5] Yunus, Hadi Sabari, Metedologi Peneliti Wilayah Kontemporer.Pustaka Pelajar. Yogyakarta. [6] Singarimbun, Masri dkk, Metode Peneliti Survai. LP3ES. Jakarta. [7] Sarwon, Jonath, Metodologi Peneliti Kualitatif d Kutitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.