PETA KEBUTUHAN IPTEK INDUSTRI KERAJINAN LOGAM DI KABUPATEN BULELENG

Transkripsi

1 PETA KEBUTUHAN INDUSTRI KERAJINAN LOGAM DI KABUPATEN BULELENG I Way Karyasa 1, I Gede Rasben Dtes 2 1 Fakultas Matematika Ilmu Pengetahu Alam 2 Fakultas Teknik Kejuru Universitas Pendidik Gesha Jal Udaya Singaraja Bali karyasa.undiksha@gmail.com ABSTRAK Permasalah sains teknologi yg mendukung pengembg seni kerajin logam masih sgat jarg diungkap pihak-pihak terkait masih saja secara klise menyampaik bahwa masalah modal usaha adalah masalah utama industri kerajin, padahal produkstifitas kualitas produk sgat didukung oleh sains teknologi. Peneliti ini bertuju membuat peta kebutuh sains teknologi untuk mendukung industri kerajin logam di Kabupaten Buleleng. Pendekat yg digunak dalam peneliti ini adalah pendekat tiga fase asesmen kebutuh yg meliputi fase eksplorasi kebutuh, fase pengumpul alisis data, fase pembuat keputus. Metode dalam setiap fase tersebut adalah rapat kerja (fase pertama), survey rapat kerja (fase kedua), focus group discussion rapat kerja (fase ketiga). Analisis data menggunak metode in depth lysis, root-cause alysis, strategic alysis. Dokumen yg memuat peta kebutuh sains teknologi untuk mendukung industri kerajin logam di Kabupaten Buleleng telah dapat disusun yg menjadi bagi dari draft naskah akademik pusat unggul sains teknologi industri kerajin logam. Kata-kata kunci: peta kebutuh, asesmen kebutuh, sains teknologi, kerajin logam 1329

2 PENDAHULUAN Keunggul Bali termasuk Buleleng adalah ada pada big industri pariwisata industri kerajin. Selain devisa dari pariwisata mcegara domestic yg setiap tahunnya meningkat, ekspor industri kerajin rumah tgga Bali pada periode Juari Februari tahun 2013 sebesar 31,46 juta dolar AS deng kontribusi 36,67 persen dari total ekspor Bali yaitu sebesar 79,30 juta dolar AS meningkat persen dibdingk periode yg sama tahun sebelumnya (Sutika, 2013). Walaupun demiki, Wakil Presiden Boediono saat membuka pamer kerajin terbesar Tah Air INACRAFT 2013 dalam sambutnya menyoroti beberapa permasalah krusial industri kerajin Indonesia yg didominasi pengusaha kecil menengah adalah di samping sulitnya para pengrajin mengakses modal, industr kerajin Indonesia terkendala masalah brding, paten, (Khairi, 2013). Saat ini ekspor kerajin seg mengalami trend penurun yg tidak saja disebabk oleh keada perekonomi negara-negara tuju ekspor yg seg mengalami stagnasi pertumbuh, juga disebabk oleh terjadinya persaing pasar yg semakin ketat. Permasalah modal hampir selalu menjadi kedok rendahnya daya saing produk kerajin apalagi usaha kerajin skala mikro. Ilmu pengetahu teknologi yg berper dalam meningkatk efektifitas produktifitas serta kualitas produk masih belum byak mendapatk perhati. Buleleng sejak jam dahulu sudah dikenal deng produk seni kerajinnya. Hal ini wajar karena Buleleng merupak pusat perkembg kebudaya di samping Klungkung Denpasar. Aneka kerajin hasi karya warga masyarakat Buleleng telah byak menghiasi pasar seni, artshop bahk tokoserba oleh-oleh khas Bali, demiki juga para eksportir produk kerajin di Ubud, Kuta, Denpasar byak disuplai dari Buleleng. Hal ini telah dilapork oleh Suardina, dkk. (2010) deng peneliti tentg macam jenis seni kerajin di Kabupaten Buleleng. Beberapa sentra kerajin yg menjadi ciri khas Buleleng adalah kerajin perak emas di Desa Berat, kerajin gerabah di Desa Byuning, kerajin lukis kaca di Desa Naga Sepaha, kerajin kuning tembaga di Desa Mekar Sari kerajin aluminium di Desa Menyali, kerajin gamel di Desa Saw, kerajin yam bambu di Desa Tigawasa, kerajin batu apung di Desa Bungkul, kerajin pelepah pisg di Desa Ambeng. Peneliti Suardina, dkk. (2010) telah mengungkap eksistensi seni kerajin khas Buleleng ditinjau dari aspek-aspek seni kriya. Aspek-aspek berkait deng kebutuh sains teknologi untuk meningkatk produktifitas, menurunk biaya produksi, meningkatk kualitas produk sehingga berujung peningkat daya saing produk belum ada yg mengungkap melaporknya. Demiki pula halnya deng eka seni kerajin berbah logam seperti kerajin emas, perak, tembaga, kuning, aluminium. Peta kebutuh sains teknologi dapat dilakuk melalui alisis kebutuh (need assessment). Need assesment merupak sepergkat prosedur yg sistematis untuk menentuk kebutuh-kebutuh, menilai sifatsifat penyebab-penyebabnya, memilih prioritas-prioritas aksi masa dep (Office of Migrt Education, 2001). Karena sebuah need adalah suatu gap tara kenyata harap, maka pemeta terhadap kebutuh sains teknologi oleh pengerajin logam adalah tindakljut dari pemeta terhadap masalah tersebut. Tuju dari peneliti ini adalah untuk memetak kebutuh sains teknologi keraji logam di Kabupaten Buleleng melalui pelaksak need assesment. Mfaat dari peneliti ini adalah sebagai berikut: (1) Peta kebutuh sains teknologi yg dihasilk dari peneliti ini diharapk dapat menjadi ldas untuk merintis mengembgk Pusat Unggul Iptek serta mengembgk sains terap teknologi tepat guna di Puslit Sainstek Lemlit UNDIKSHAS untuk memenuhi kebutuh sains teknologi dalam meningkatk kemaju industri kerajin logam di Buleleng khususnya di Bali umumnya; (2) Hasil peneliti diharapk dapat menjadi rujuk bagi para peneliti di big sains teknologi khususnya sivitas akademik UNDIKSHA untuk dapat lebih menjadik penelitinya link d match deng kebutuh pengguna. (3) Peta kebutuh sains teknologi ini dapat dijadik bah pertimbg oleh Lembaga Peneliti UNDIKSHA dalam mengambil kebijak penyelenggara pengelola peneliti di UNDIKSHA; (4) Hasil peneliti ini diharapk dapat dipakai rujuk oleh dinas/instsi terkait di Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam menyusun perenca programprogram pembina pengembg industri kerajin khususnya industri kerajin berbah logam di Buleleng. METODE PENELITIAN Pendekat yg digunak dalam peneliti ini adalah pendekat asesmen kebutuh yg diadopsi dari three phase need assesment yg dilapork oleh Office of Migrt Education (2001). Tiga fase asesmen kebutuh yg ak dijalk dapat dijabark sebagai berikut: (1) Fase eksplorasi. Dalam tahap ini, ak dibuat (a) perenca tentg apa, mengapa, bagaima, siapa, kap asesmen kebutuh dilakuk, kemudi (b) mengidentifikasi tuju pusat perhati khususnya yg berkait deng masalah-masalah sains teknologi yg dihadapi pengerajin logam, diljutk (c) menyusun indikator yg terukur, (d) menyusun jenis-jenis sumber-sumber data yg diperluk, serta (e) menentuk prioritasprioritas awal tentg permasalah yg ak dikaji ljut; (2) Fase pengumpul alysis data. Pada fase ini ak dilakuk beberapa hal yaitu (a) menentuk kelompok target, (b) mengumpulk data untuk memetak masalah mendefinisik kebutuh, (c) memperioritask kebutuh, (d) mengidentifikasi mengalisis akar penyebab masalah 1330

3 sehingga ditemuk kebutuh yg akurat, (e) mergkum temu-temu sehingga dapat disusun peta awal kebutuh; (3) Fase pembuat keputus deng lgkah-lgkah sebagai berikut: (a) menentuk kebutuh prioritas, (b) mengidentifikasi solusi-solusi yg mungkin, (c) memilih strategi-strategi solutif, (d) menyusun renca aksi, (e) menyusun lapor. Pendekat yg digunak dalam peneliti ini adalah pendekat asesmen kebutuh yg diadopsi dari three phase need assesment yg dilapork oleh Office of Migrt Education (2001). Tiga fase asesmen kebutuh yg telah dijalk dapat dijabark sebagai berikut: (1) Fase eksplorasi. Dalam tahap ini, ak dibuat (a) perenca tentg apa, mengapa, bagaima, siapa, kap asesmen kebutuh dilakuk, kemudi (b) mengidentifikasi tuju pusat perhati khususnya yg berkait deng masalah-masalah sains teknologi yg dihadapi pengerajin logam, diljutk (c) menyusun indikator yg terukur, (d) menyusun jenis-jenis sumber-sumber data yg diperluk, serta (e) menentuk prioritasprioritas awal tentg permasalah yg ak dikaji ljut; (2) Fase pengumpul alysis data. Pada fase ini ak dilakuk beberapa hal yaitu (a) menentuk kelompok target, (b) mengumpulk data untuk memetak masalah mendefinisik kebutuh, (c) memperioritask kebutuh, (d) mengidentifikasi mengalisis akar penyebab masalah sehingga ditemuk kebutuh yg akurat, (e) mergkum temu-temu sehingga dapat disusun peta awal kebutuh; (3) Fase pembuat keputus deng lgkah-lgkah sebagai berikut: (a) menentuk kebutuh prioritas, (b) mengidentifikasi solusi-solusi yg mungkin, (c) memilih strategi-strategi solutif, (d) menyusun renca aksi, (e) menyusun lapor. Subjek dari peneliti ini adalah para pengerajin atau pengusaha kerajin logam yg ada di Kabupaten Buleleng deng fokus kerajin logam aluminium (utamya dari Desa Menyali Kecamat Saw), perak emas (dari Desa Berat, Kecamat Buleleng Desa Gerokgak Kecamat Gerokgak), tembaga perunggu (Desa Sari Mekar, Kecamat Buleleng Desa Saw, Kecamat Saw). Segk objek dari peneliti ini adalah kebutuh sains teknologi untuk kerajin logam di Kabupaten Buleleng. Kebutuh dalam hal ini adalah hasil dari sergkai need asesment yg dilakuk disusun dalam bentuk peta kebutuh sains teknologi. Data yg dikumpulk berkait deng pelaksa tiga fase asesmen kebutuh sains teknologi untuk mendukung pengembg industri logam di Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut. Pada fase eksplorasi kebutuh diawali deng rapat tim peneliti untuk merumusk magement pl, diljutk deng rapat-rapat kerja peneliti deng mengung beberapa org yg berkompeten dalam usaha kerajin di Buleleng seperti dari Dinas Koperasi, Perdagg, Perindustri serta para tokoh usaha kerajin yg tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Industri Kerajin (APIK) Buleleng sehingga dapat dirumusk indikator terukur dari asesmen kebutuh, sumbersumber data untuk mencapai indikator tersebut, skala prioritas yg ak dicapai. Pada fase pengumpul alisis data, penjaring data dilakuk deng metode survey menggunak pdu survey untuk asesmen kebutuh menurut Berkowitz & Nagy (2013). Pada fase pembuat keputus tentg peta kebutuh sains teknologi untuk mendukung keraji logam di Kabupaten Buleleng, hasil alisis kebutuh sains teknologi tersebut memerluk berbagai pertimbg dari berbagai aspek baik ekonomi, sara-prasara,, perijin, kebijak publik sehingga memerluk focus group discussion tripartit tara akademisi deng kepakar terkait, instsi pemerintah terkait, pengusaha keraji logam. Analisis data diawali deng pengkategori atau pengklasifikasi data baik kualitatif maupun kutitatif yg mendukung masalah-masalah sains (sains dasar sains terap) yg mendukung masalah-masalah teknologi, seljutnya dilakuk reduksi data yg kurg relev, pemeringkat isu/masalah berdasark intensitas, kemendesak atau prioritas, kestrategis (penyelesai masalah ini ak turut menyelesai berbagai masalah terkait lainnya), keresisten (masalah lama yg terus terjadi walaupun berbagai usaha pemecah telah dilakuk) serta kemungkin terselesaiknya berdasark sumberdaya waktu yg tersedia. Data yg telah diklasifikasi seljutnya dialisis secara mendalam (in depth alysis) keakurat klasifikasi tersebut deng melakuakn cross-check kesahih data (trigulasi). Seljutnya masalah-masalah yg telah diklasifikasi dirgking tersebut dialisis akar-akar masalahnya solusi-solusi yg dapat ditawark (root-cause alysis). Berdasark hasil alisis masalah-akar masalah-solusi (root cause alisis) tersebut, alisis strategis (strategic alysis) dilakuk untuk menyusun peta kebutuh program aksinya deng mempertimbgk berbagai aspek yg terkait. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil survey permasalah yg dihadapi para pengerajin dapat digolongk menjadi 9 (sembil) permasalah pokok dalam industri kerajin logam deng urut intensitasnya sebagai berikut:, permodal, sumberdaya musia, teknologi produksi, bah baku, produk,, hak atas kekaya intelektual, permasalah lainnya deng intensitas permasalah (%) dijabark dalam Gambar

4 5% 16% 7% Gambar 1. Peta Permasalah Industri Kerajin Logam di Kabupaten Buleleng Permasalah lainnya yg terungkap adalah masalah administrasi, perijin, kesehat keselamat kerja, perpajak masalah peng limbah. Permasalah tersebut kemudia dideskripsik lagi menjadi permasalah non- seperti yg disajik dalam Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Permasalah Industri Kerajin Logam di Buleleng. No. Permasalaha n Deskripsi Deskripsi Non- 1. Pemasar Teknologi informasi (website, blog, dll) Teknologi Packaging Brding atau image produk Komunitas pengguna atau customer 2. Permodal Akses perbk/lem baga keug mikro lainnya, Kerjasama usaha 3. Sumber daya musia 4. Teknologi Produksi 3% 1% 18% 23% 21% Penguasaa n Mesin peralat Perakit Pelapis Pewarna 5. Bah Baku Kontrol bah baku 6. Desain produk Teknologi produk 7. Majemen Teknologi komputer 8. Teknologi administras i dokumenta si Pemasar Permodal Sumber daya mus teknologi produksi bah baku produk Lainnya Rekrutmen Etos kerja Ketersedia Kesinambunga n penyedia Kutitas Trend kebutuh pasar Pengelola keug/ akutsi Kewirausahaa n Kepemimpina n dalam perusaha Kesadar pentingnya. Pengetahua n keterampil searching alisis kayak Pengetahua n keterampil penyusuna n proposal 9. Lainnya Keselamat Kesehat Kerja Pengelolaa n limbah pengendali lingkung Teknologi administras i keug Perijin Perpajak Berdasark Tabel 1 disusunlah permasalah industri kerajin logam deng skala prioritas berdasark hasil FGD seperti pada Gambar 2. 10% 6% 4% 2% 1% 13% 20% 18% Gambar 2. Peta Masalah Industri Kerajin Logam di Buleleng Berdasark skala prioritas peta masalah industri kerajin logam di Buleleng seperti tertera pada Tabel 1 Gambar 2, permasalah tersebut kemudi dialisis akar masalah alternatif solusi sebagai kebutuh seperti pada Tabel 2. 8% Mesin Peralat Teknologi Pendukung Pemasar Penguasa SDM Pelapis Pewarna Perakit Kontrol Teknologi Teknologi Teknologi Pengolah limbah kendali lingkung Lainnya 1332

5 Tabel 2. Masalah-Akar Masalah-Alternatif Solusi No. Masalah 1. Mesin peralat 2. Penguasa SDM 3. Pelapis pewarna Akar Masalah Peralat tradisional Perawat mesin Tingkat pendidik Kurgnya pengalam kerja Kurgnya pelatih keterampil Peralat pelapis pewarna Material pelapis warna 4. Perakit Teknik perakit Teknik pengerja akhir Peralat penunjg Material penunjg 5. Kontrol 6. Teknologi 7. Teknologi 8. Teknologi 9. Teknologi SOP penjamin Alat bah Teknik kontrol Pergkat lunak Pergkat lunak Internet Pergkat lunak Internet Pergkat lunak Internet Alternatif Solusi Revitalisasi alat produksi Diklat SDM Magg kerja alat bah teknik pelapis pewarna Pelatih teknik perakit pengerja alat bah perakit pengerja akhir Sistem penjamin input, proses, output sara TIK produk sara TIK pemasr website online sara TIK berbasis TIK sara TIK pengelola 10. Pengolah limbah kendali lingkung searching, aluisi kelayak, pengusul Teknik pengolah limbah Peralat bah Stdar operasional prosedur pengolah libah penjamin lingkung penelurus pengusul Sistem pengolah limbah Sistem pengelola lingkung industri kerajin berbsais Papar alternatif-alternatif solusi terhadap akar masalah industri kerajin logam di Kabupaten Buleleng seperti yg tersaji pada Tabel 2 dialisis secara strategis untuk memilih solusi-solusi strategis yg ak dijadik kebutuh bagi industri kerajin logam di Kabupaten Buleleng. Hasil FGD yg membahas skala prioritas kebutuh program dapat digambark dalam diagram berikut ini. 5% 6% 11% 3% 4% 15% 2% 25% 20% Revitalisasi alat produksi Peningkat penguasa SDM Penjamin input, prose, output Penyedia TIK produksi, majmen, Pendamping produk Pendamping website online Pendamping Sistem pengelol limbah lingkungn Layout produksi K3 Lainnya Gambar 3. Peta Solusi yg Dibutuhk Industri Kerajin Logam di Buleleng. Peta masalah (Gambar 1 Gambar 2) peta solusi (Gambar 3) dapat dibuat peta kebutuh bagi industri kerajin 1333

6 logam di Kabupaten Buleleng seperti digambark pada Gambar 4. Peta ini dibuat berdasark kondisi eksisting industri kerajin logam di Kabupaten Buleleng kondisi harap yaitu terjadinya industri kerajin logam Buleleng yg kompetitif, deng produktifitas tinggi namun tetap efisien sehingga industri kerajin logam memiliki keberljut usaha serta mampu menyejahterak para pengerajin pengusahya. Khairi, R Industri Kerajin Terkendala Masalah Brding, Paten, Pemasar. /industri-kerajin-terkendala-masalah-brdingpaten--/ Kementeri Riset Teknologi Pedom Pengembg Pusat Unggul Iptek. Jakarta: Kementeri Riset Teknologi Republik Indonesia. Office of Migrt Education Comprehensive Needs Assessment. New Director Orientation. Suardina, I N., Radiaw, I M., Bagiarta, I W Macam Jenis Seni Kerajin di Kabupaten Buleleng. Lapor Peneliti. Denpasar: ISI Dps. Sutika, I K Ekspor Kerajin 31,46 Juta Dolar AS. diakses 1 Juli Gambar 4. Peta Kebutuh SIMPULAN DAN SARAN Peta kebutuh bagi industri kerajin logam di Kabupaten Buleleng digolongk menjadi: bagi penjamin bah baku, proses produksi, penguasa SDM terhadap, pelapis pewarna, produk, usaha. Peta kebutuh ini dapat dijadik rujuk dalam kebijak pengembg industri kerajin logam khususnya industri kerajin pada umumnya. Tague, N. R Seven Basic Quality Tools. The Quality Toolbox. Wisconsin: Americ Society. P.42. PENGHARGAAN Terima kasih pengharga yg tinggi disampaik kepada Lembaga Peneliti Universitas Pendidik Gesha atas a peneliti DIPA Pusat-Pusat Peneliti tahun ggar 2013 para pengusaha pengerajin logam di Buleleng, APIK Buleleng Dinas Perdagg, Koperasi Perindustri Kabupaten Buleleng atas partisipasinya. DAFTAR PUSTAKA Berkowitz, B. & Nagy, J Conducting Need Assessment Surveys. Diakses dari website Community Tool Box deng alamat pada 30 Maret