Usulan Alat Bantu Hitung Penerimaan Order Pada Perusahaan Home Industry PD. Tally

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Usulan Alat Bantu Hitung Penerimaan Order Pada Perusahaan Home Industry PD. Tally"

Transkripsi

1 Usul Alat Btu Hitung Penerima Order Pada Perusaha Home Industry PD. Tally a Arsdi, Churiah Agustini Stoso. Fakultas Teknologi Industri, Jurus Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyg Jl. Ciumbuleuit 94, Bdung 44 novaarsdi@yahoo.com, huriah.agustini@gmail.com Abstrak PD. Tally merupak perusaha yg memproduksi 3 product family yaitu 3 cm, Twill Tape 4 cm, d 5 cm. Perusaha ini merupak perusaha make to order d pes yg diterima untuk setiap item pada masing-masing family tidak pernah sama. Dalam pemenuh perminta d kepuas konsumen maka PD. Tally berusaha terus melakuk perbaik pada setiap permasalah yg terjadi. Pada saat ini perenca produksi perusaha belum baik sehingga perusaha belum dapat menentuk jadwal yg tepat yg dapat dijjik pada pelgg. Desain produk yg sgat bervariasi itu membuat perusaha mengalami kesulit dalam pembuat perenca produksi sehingga digunak alat btu hitung penerima order untuk membtu pengambil keputus. Alat btu ini merupak suatu sistem yg dapat digunak untuk mengambil keputus pada keada dima ada perubah data yg sgat dinamis. Untuk membuat alat btu hitung penerima order diperluk input, database, modelbase, d terdapat outputnya. Input yg digunak adalah perminta pelgg yg selalu berubah-ubah. Adapun database yg digunak adalah Routing Files, Work Center Master Files, d Bill of Material. Modelbase yg digunak yaitu Master Production Schedule (MPS), Rough Cut Capacity Plning (RCCP), Material Requirement Plning (MRP), d Capacity Requirement Plning (CRP). Pada sistem ini diperoleh output akhir berupa waktu penyelesai order yg dapat dijjik perusaha pada pelgg. Kata kunci: master production scedulle, rough cut capacity plning, material requirement plning, capacity requirement plning, production batch. Pendahulu Pada umumnya perusaha memiliki jumlah perminta yg tidak pasti pada setiap periodenya. Ini disebabk perminta dari konsumen yg berfluktuatif dari waktu ke waktu karena byak faktor yg mempengaruhi. Perminta terhadap suatu produk bisa terus meningkat dibul tertentu atau bisa juga menurun secara drastis di suatu bul yg lain. Deng adya perenca produksi, kerugi yg dialami perusaha karena produk yg diproduksi terlalu byak atau bahk terlalu sedikit bisa diminimalisasi deng mengefisiensi jumlah produk yg diproduksi setiap periodenya. Dalam melakuk perenca produksi suatu perusaha, dibutuhk suatu sistem yg dapat mengelola kegiat produksi deng baik. Pengelola yg baik dari suatu sistem dapat membuat perusaha dapat memproduksi produknya deng efektif d efisien. Perusaha PD. Tally merupak perusaha yg ingin mengembgk usahya. Perusaha PD. Tally ini memproduksi beberapa jenis produk tali. Permasalah yg ada pada perusaha PD. Tally adalah keterlambat dalam penyelesai order. Hal tersebut tidak ak terjadi jika perusaha tersebut memiliki perenca produksi yg baik, karena itu perusaha PD. Tally memerluk sebuah sistem untuk dapat membuat produksinya lebih efektif d efisien. Perusaha PD. Tally memiliki jumlah order yg cukup besar dalam sekali pes d pes tersebut memiliki due date yg sgat singkat. Jumlah order yg cukup byak deng due date yg singkat menjadi ttg bagi perusaha PD. Tally untuk memenuhi pes tersebut deng tepat waktu. Setelah peneliti yg dilakuk deng metode wawcara yg dilakuk kepada pemilik perusaha PD. Tally, masalah yg dimiliki perusaha PD. Tally ini adalah keterlambat dalam penyelesai order. Produk-produk yg memiliki permasalah tersebut adalah pada product family tali Twill Tape 5 cm, 4 cm, d 3 cm. Permasalah tersebut dapat dilihat pada bukti pes yg diterima oleh perusaha satu tahun terakhir yg tertera pada Tabel. Pada Tabel I. dapat dilihat bahwa dalam satu

2 tahun terakhir ini pes product family Twill Tape 5 cm, 4 cm, d 3 cm yg datg tidak dapat diselesaik pada batas waktu yg ditentuk konsumen. Tabel I. Produksi yg dilakuk PD. Tally Tgl. / /25 / /25 6/ /25 6/ /25 6/ /25 /2 /26 /2 /26 Produk 5 cm 4 cm 4 cm 5 cm 3 cm 3 cm 4 cm Byak Order (meter) Due Date (hari) Penyele sai order (hari) Permasalah keterlambat penyelesai order yg terjadi pada perusaha memiliki beberapa penyebab atau akar masalah. Akar masalah tersebut adalah kapasitas produksi yg tidak maksimal d pemberi jji waktu penyelesai yg salah. Kapasitas produksi yg dilakuk perusaha selama proses produksi tidak maksimal dikarenak perusaha tidak memfaatk waktu deng baik. Perusaha belum memiliki sistem perenca produksi yg baik sehingga perusaha sulit untuk menentuk jam kerja atau waktu produksi yg sesuai untuk memproduksi produk sesuai pada waktu yg ditentuk pelgg. Perusaha juga selalu memberik jji waktu penyelesai pes yg salah. Perusaha memberik jji waktu penyelesai yg salah diakibatk karena perusaha tidak memiliki sistem penjadwal produksi yg dapat menghitung kap pes ak selesai. Perusaha PD. Tally sgat memerluk sistem penjadwal produksi yg dapat memberitahu perusaha kap pes ak selesai serta dapat meminimasi keterlambat penyelesai pes. Penjadwal produksi yg dipakai menggunak Master Production Schedule (MPS), Material Requirement Plning (MRP), d Capacity Requirement Plning (CRP). Pengguna model ini digunak untuk melihat keada ltai produksi yg sedg dijalk perusaha saat ini. MPS digunak sebagai model perenca kap d berapa byak material harus diproduksi pada waktu tertentu untuk memenuhi pes tepat pada waktunya. MRP digunak untuk membtu perusaha untuk mengetahui kap waktu pemes bah baku yg baik, karena bah baku merupak sumber yg penting untuk memproduksi suatu produk. CRP digunak untuk melihat apakah perenca yg dijadwalk oleh MRP dapat dipenuhi deng kapasitas yg ada. Deng menggunak MPS, MRP, d CRP, diharapk perusaha dapat menyelesaik order tepat pada waktunya serta dapat memberi tahu pelgg waktu penyelesai order secara tepat. Pembuat model ini dibtu deng alat btu hitung penerima order digunak sebagai alat untuk membtu pengambil keputus untuk membuat jadwal produksi dari MPS, MRP, d CRP. Alat btu ini dapat digunak secara otomatis oleh pengambil keputus d mempermudah pengambil keputus untuk membuat jadwal produksi dari perminta pelgg yg dinamis serta memberik proses perhitung yg cepat. Metode Peneliti Peneliti ini dilakuk dalam tiga tahap, yaitu pengumpul data mengenai sistem perenca produksi awal di PD. Tally, tahap kedua adalah pembuat sistem usul untuk sistem perenca produksi, d tahap ketiga adalah percg alat btu hitung penerima order Pengumpul data awal di PD. Tally meliputi pengumpul data setup time, run time, batch size, Bill of Material, d jam kerja. Dari data ini dapat dihitung kapasitas produksi awal. Dari perhitung ini diharapk data yg dimiliki sudah valid d sesuai deng kondisi sesungguhnya. Hal ini dilakuk agar usul yg ak dibuat juga sesuai deng kondisi nyata sehingga dapat diaplikasik. Tahap kedua adalah percg usul sistem perenca produksi. Percg usul ini ak dilakuk menggunak empat buah model, yaitu perhitung master production schedulle, rough cut capacity plning, material requirement plning, d capacity requirement plning.

3 Tahap ketiga adalah percg alat btu hitung penerima order. Alat btu ini mencakup input, proses, d output. Input d output dari alat btu ini ak dijelask pada bagi seljutnya. Sedgk proses di dalam alat btu ini adalah model MPS, RCCP, MRP, d CRP. Hasil d Pembahas Pengumpul data pertama adalah pengumpul data waktu produksi d batchsize. Data tersebut didapatk dari hasil wawcara d observasi. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Routing files Part Twill Tape 3 cm, Twill Tape 4 cm, Twill Tape 5 cm ROUTING FILES Setup Time/L ot (menit) Work Center Run Time (menit /m) Batch Size (m) 2, , , Pengumpul data kedua adalah data leadtime d pengolah data order point. Data tersebut ak diolah menjadi data Master Record Files yg disimp dalam database sehingga perusaha dapat memperbaharui data deng mudah jika ada perubah. Untuk mendapatk data order point, dibutuhk data Bill of Material (BOM) untuk mengetahui jumlah bah baku yg dibutuhk per satu produk. Data BOM dapat dilihat pada Tabel 4. Selain data BOM, dibutuhk juga jumlah kapasitas per hari di tiap workcenter. Menurut Cachon d Christi (23), rumus kapasitas produksi di setiap work center adalah sebagai berikut: Capacity = Batchsize Setup time + Batchsize Run Time Pers. Tabel kapasitas di tiap work center dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kapasitas produksi di tiap work center Capacity WC WC2 WC3 m/menit,8 2,3 4,6 m/shift ,3.92 m/hari m/jam 75,88 4,9 274,29 Tabel 4. Bill of material BILL OF MATERIAL Level Part Qty/Parent (meter) Description 3 cm Finish Good Beng 428 Raw Material 4 cm Finish Good Beng 57 Raw Material 5 cm Finish Good Beng 73 Raw Material Setelah data-data diatas terkumpul, maka order point dapat dihitung menggunak rumus pada Pers. 2. Contoh perhitung order point bah baku dapat dilihat dibawah ini. Order Point = Lead time pembeli bah bak jumlah bah baku yg dibutuhkper satu meter produk kapasitas per hari pada workcenter Pers. 2 Data Order Point d Lead Time dirgkum ke dalam tabel Master Record Files beserta deng penentu Lot Sizing. Tabel Master Record Files dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Master Record Files MASTER RECORD FILES Item Order Quti ty Projected on Hd (POH) LT (days) Order Point (meter) 3 cm LFL 4 cm LFL 5 cm LFL Beng untuk 3,4,5 cm LFL Jumlah jam kerja yg tersedia pada perusaha PD. Tally dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Data jumlah jam kerja

4 didapatk melakui metode wawcara kepada kepala produksi perusaha PD. Tally. Tabel 6. Jumlah Jam Kerja Perusaha Hari kerja: Byak shift per hari : 3 Jumlah jam kerja per shift : 7 Byak hari kerja per minggu : 5 Jumlah jam kerja per hari : 2 Pengolah data pertama adalah pembuat input awal. Input awal adalah input pemes yg direcord ke dalam database d input pes. Input pemes, database pemes, d input pes dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, d Tabel 9. Tabel 7. Input pemes Nama Pelgg Alamat No. Tlp Tabel 8. Database pemes Nama Pelgg Alamat No. Tlp Tabel 9. Input pes Nama Pelgg Jumlah Pes Jenis Pes Tggal& Pes Repeat Tggal Pes Order Number ADD ADD Pengolah data kedua adalah pembuat master production schedule (MPS) / production order (PO). Data ini dibuat sebenyak proses yg ada dalam pembuat tiap produk yg diteliti. Contoh tabel untuk melihat customer order dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Production order 3 cm proses Production Order 3 Cm Proses- ember Tggal Cust Order. 5. Backlog MPS Backlog periode pertama pada Tabel memiliki rumus yg berbeda deng backlog pada periode berikutnya. Rumus Backlog pada periode pertama d backlog pada periode berikutnya dapat dilihat pada Pers.3 d Pers.4: Backlog() = Customer order() Pers. 3 Backlog(n) = Backlog(n ) MPS(n ) + Customer order(n) Pers. 4 Rumus yg digunak untuk menghitung MPS, berkait deng kapasitas produksi per hari di setiap prosesnya. Terdapat dua buah rumus yg digunak untuk menghitung MPS. Rumus tersebut dapat dilihat pada Pers. 5 d Pers. 6 Jika backlog(n)> Kapasitas per hari, maka: MPS = Kapasitas per hari Pers. 5 Jika backlog(n)<= Kapasitas per hari, maka : MPS = Backlog Pers. 6 Lgkah seljutnya adalah pembuat data waktu berupa tggal penyelesai suatu customer order. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Tggal penyelesai 3 cm Proses- fam product 3 tgl masuk Starting date, 2, 3, 4, 5, 6, Processing time (days),67,,,,, tgl selesai,67 3, 3, 4, 5, 6, tgl selesai demd. 5. sisa kapasitas di hari terakhir (jam) 6,83 2,75 2, 75 2, 2, 2, Tggal masuk d jumlah demd pada Tabel didapatk deng melihat customer order d periode pada Tabel. Pada Tabel juga terdapat data jika terdapat demd yg masuk, demd tersebut dapat dikerjak pada tggal berapa. Data tersebut didapatk deng rumus sebagai berikut: Starting Date () = Tggal masuk () Pers. 7 Untuk periode kedua d seljutnya, rumus yg digunak untuk mendapatk

5 tggal produk dapat dapat dilihat pada Pers. 8 d Pers. 9. Jika tggal masuk (n) <= tggal selesai (n-), maka: Starting Date (n) = tggal selesai (n ) Pers. 8 Jika tggal masuk (n) > tggal selesai (n-), maka: Starting Date (n) = tggal masuk (n) Pers. 9 Rumus yg digunak untuk menghitung lama hari pada Tabel dapat dilihat pada Pers.. Demd Lama Hari = Kapasitas per hari Pers. Rumus tggal selesai pada Tabel dapat dilihat pada Pers.. Tggal selesai (n) = Starting Date(n) + lama hari(n) Pers. Sisa kapasitas di hari terakhir pada Tabel digunak untuk melihat jumlah kapasitas yg masih tersedia jika terdapat produk lain yg ak dikerjak di hari yg sama. Rumus sisa kapasitas di hari terakhir dapat dilihat pada Pers.2. Sisa kapasitas di hari terakhir = jumlah jam kerja per hari tggal selesai ( rounddown(tggal selesai) ) jumlah jam kerja per hari Pers. 2 Pebuat PO untuk proses 2 d 3 memiliki lgkah yg sama seperti pembuat PO proses. Setelah pembuat produk 3 selesai, dibuatlah tggal penyelesai order. Data tggal penyelesai order untuk 3 cm dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tggal penyelesai order 3 Penyelesai Order 3 cm Tggal Demd. 5. Tgl. selesai 6,98 2, Tgl. siap order Data tggal selesai didapatk deng rumus pada Pers. 3. Sedgk data tggal siap order didapatk deng rumus pada Pers. Tggal siap order = + Rounddown(tggal selesai) Pers. 4 Lgkah seljutnya adalah pembuat PO untuk 4 cm proses, 2, d 3. Pembuat PO 4m proses ini memiliki lgkah yg sama deng Twill Tape 3 cm proses. Contoh pembuat PO Twill tape 4 cm proses dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Production order 4 cm proses Proses- Production Order TWILL TAPE 4 CM Tggal Cust Order 2. Backlog MPS Kapasitas Tersedia Rumus yg digunak untuk menghitung MPS pada product family 4 cm, berkait deng kapasitas produksi yg tersedia di setiap prosesnya. Rumus kapasitas produksi yg tersedia pada periode (n) dapat dilihat pada Pers. 5. Kapasitas tersedia proses (n) = Kapasitas produksi per hari pros MPS(n) 3 cm pros Pers. 5 Setelah perhitung PO) 4 cm proses- selesai, lgkah seljutnya adalah pembuat data tggal penyelesai suatu customer order. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel Tabel 4 Tggal penyelesai 4 cm proses fam product 4 tgl masuk Starting Date,67 4,3 4,3 4,3 tgl selesai 4,3 4,3 4,3 4,3 tgl selesai demd 2. sisa kapasitas di hari terakhir (jam) 2,44 2,44 2,44 2,44 Tggal selesai ak jumlah MPS sampai sejumlah demd menggunak rumus pada Pers. 6 d Pers.7. Tggal selesai = tggal selesai proses 3 produk i + setup time proses + setup time proses 2 + Pers. 3 starting date demd = MPS n Pers. 6

6 jumlah MPS(n) Tggal selesai = n + jumlah kapasitas per hari proses i Pers. 7 Lgkah seljutnya adalah proses pembuat PO 4 cm proses 2 d 3, serta tggal penyelesai di setiap prosesnya. Data PO 4 cm proses 2 dapat dilihat pada Tabel 5. Data tggal penyelesai 4 cm proses 2 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 5. Production order 4 cm proses2 Production Order TWILL TAPE 4 CM Proses-2 Tggal sisa kapasitas dari proses (jam) sisa kapasitas dari proses (meter) , MPS Demd 2. Backlog Kapasitas Tersedia dari produk Kapasitas Tersedia Keseluruh Sisa kapasitas dari proses- pada Tabel 5 merupak kapasitas yg masih tersedia dilihat dari sisa waktu. Data kapasitas tersedia dari produk 3 didapatk deng rumus pada Pers. 8. Kapasitas Tersedia dari produk 3 = Kapasitas produksi per hari proses 2 MPS(n)produk 3 Pers. 8 Tabel 6. Tggal penyelesai 4 cm Proses2 fam product 4 tgl masuk tgl masuk 2 3 4,3 5 Starting date 2 3 4,3 6,3 tgl selesai 2 3 6,3 6,3 tgl selesai demd 2. sisa kapasitas di hari terakhir (jam) ,22 8,22 Pengerja PO twill Tape 4 cm proses 3 d tggal penyelesainya memiliki lgkah yg sama deng pembuat PO 4 cm proses 2. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 d Tabel 8. Tabel 7. Production order 4 cm Proses3 Production Order TWILL TAPE 4 CM Proses-3 Tggal sisa kapasitas dari proses 2 (jam), 2,2 2, 2, sisa kapasitas dari proses 2, 2, 2(meter) MPS Demd 2. Backlog Kapasita s Tersedia dari produk Tabel 8.Tggal penyelesai 4 cm proses3 fam product tgl masuk tgl masuk ,89 7 Starting date ,89 2,37 tgl selesai 2 3 4, 5 2,37 2,37 tgl selesai demd 2. sisa kapasitas di hari terakhir (jam) ,29 3,29 Setelah Production Order untuk Twill Tape 4 cm selesai, lgkah seljutnya adalah pembuat tggal penyelesai order Twill Tape 4 cm. Data ini diperluk untuk melihat output akhir berupa tggal penyelesai order suatu customer order. Lgkah d cara pembuat tggal penyelesai untuk Twill Tape 4 cm sama deng pembuat tggal penyelesai 3 cm. Data tggal penyelesai order untuk 4 cm dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tggal penyelesai order 4 cm Penyelesai Order 4 cm Tggal Demd 2. selesai (tgl) 2, siap order Seperti pada pembuat PO untuk Twill tape 3 cm d 4 cm, pembuat PO untuk 5 cm proses- memiliki

7 lgkah pengerja yg sama. Perbedanya terdapat dalam jumlah kapasitas untuk mengitung MPS. Contoh pengerja PO 5 cm pada proses- dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Production order 5 cm proses Production Order TWILL TAPE 5 CM Proses- Tgl Cust Order. 5. Backl og MPS Terse dia Rumus kapasitas produksi yg tersedia pada periode (n) dapat dilihat pada Pers. 9. Kapasitas tersedia proses (n) = Kapasitas produksi per hari pros MPS(n) 3 cm pros MPS(n) 4 cm pros Pers. 9 Tggal penyelesai 5 cm proses dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tggal penyelesai 5 cm proses fam product 5 tgl masuk Starting Date 4, tgl selesai , tgl selesai demd sisa kapasitas di hari terakhir (jam) , 75 PO twill Tape 5 cm proses 2 d 3 memiliki cara yg sama seperti pembuat PO 4 cm. Begitu pun deng pembuat data tggal penyelesai di tiap proses. Tggal penyelesai keseluruh untuk produk 5 cm dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Tggal penyelesai order 5 cm Penyelesai Order 5 cm Tggal Demd. 5. selesai (tgl) ,29-27,79 siap order Setelah pembuat MPS / PO untuk masing-masing product family d masingmasing prosesnya, lgkah seljutnya adalah perekap data PO tersebut. Contoh perekap data PO dapat dilihat pada Tabel 23 sampai Tabel 25. Tabel 23. Rekap PO proses- Boem Tggal Proses MPS total (m) Tabel 24. Rekap PO proses-2 Rajut Tggal Proses MPS total (m) Tabel 25. Rekap PO proses-3 Packing Tggal Proses MPS total (m) Perhitung untuk merekap data MPS dapat dilihat pada Pers. 2. MPS total proses i(n) = MPS(n) produk 3 + MPS(n) produk 4 + MPS(n) produk 5 Pers. 2 Setelah perekap PO, lgkah seljutnnya adalah perbding kapasitas. Tuju dibuatnya perbding ini adalah untuk melihat apakah kapasitas yg tersedia cukup untuk memenuhi kapasitas yg dibutuhk. Maka dari itu perlu dihitung kapasitas tersedia yg dimiliki perusaha saat ini, d kapasitas yg dibutuhk untuk masing-masing proses. Kapasitas tersedia yg dimiliki perusaha dapat dihitung menggunak rumus pada Pers. 2. Sedgk Rumus yg digunak untuk menghitung kapasitas yg dibutuhk di setiap periode dapat dilihat pada Pers. 22. Available Capacity = jumlah jam kerja per hari 6 menit Pers. 2

8 Requirement Capacity proses i(n) = total MPS proses i(n) run time proses i Pers. 22 Tabel requirement capacity dapat dilihat pada Tabel 26. Data perbding kapasitas tersedia d kapasitas yg dibutuhk dapat dilihat pada Tabel 27 sampai Tabel 29. Tabel 26. Requirement capacity Requirement Capacity Wakt u Pros Periode Proses es / m (mnt) (Boem), ,2 245,2 245,2 44,5 2 (Rajut),42 44,4 242,7 227,9 242,7 3 (Packi ng),2 Tabel 27. Perbding kapasitas proses- Proses Boem Requirement Cap. Periode , 2 245, 2 245, 2 44,5 Available Cap Shortfall -4,8-4,8-4,8-25, 5 Tabel 28. Perbding kapasitas proses-2 Proses Rajut Requirement Cap. Periode ,4 242, 7 227, 9 242, 7 Available Cap Shortfall - 855,6-7,3-32, -7,3 Tabel 29. Perbding kapasitas proses-3 Proses Packing Periode Requirement Cap. Available Cap Shortfall Perhitung shortfall pada Tabel 27 sampai Tabel 29 didapatk deng rumus pada Pers. 23. Shortfall (n) = Requirement Capacity(n) Available Capacity(n) Pers. 23 Pembuat MRP dilakuk setelah MPS valid. MRP dibuat untuk mengetahui kebutuh bah baku yg diperluk untuk membuat produk pada periode tertentu. Selain itu, MRP dibutuhk untuk mengetahui waktu pes bah baku. Contoh MRP dapat dilihat pada Tabel 3 sampai Tabel 32. Tabel 3. MRP 3 cm 3 cm LFL LT= hari SS= meter Tggal GR SR POH PORC PORL Tabel 3. MRP 4 cm 4 cm LFL LT= hari SS= meter Tggal GR SR POH PORC PORL Tabel 32. MRP 5 cm 5 cm LFL LT= hari SS= meter Tggal GR SR POH PORC PORL Tabel 33. MRP Bah Baku Beng Ben g LFL LT= 5 hari SS= OP = meter Tgl GR SR POH PORC PORL Untuk membuat MRP seperti pada Tabel 3 sampai Tabel 32 diperluk data Bill of

9 Material. GR periode pertama didapatk deng rumus pada Pers. 24. GR lv. (n) = MPS lv. proses (n) Pers. 24 Perhitung GR level hya menggunak MPS pada proses- karena bah baku beng hya diproses pada proses- saja. SR (Scheduled Receipt) atau PORC (Plned Order Receipts) didapatk deng rumus pada Pers. 25. POH atau Projected on Hd merupak data produk yg ada saat ini di perusaha. PORL didapatk deng rumus pada Pers. 26. POH pada periode pertama d seljutnya tidak didapatk dari Tabel 5. POH untuk periode berikutnya didapatk deng rumus pada Pers. 27. SR atau PORC(n) = GR(n) POH(n ) + SS Pers. 25 PORL(n) = PORC(n + LT) Pers. 26 POH(n) = POH(n ) + PORC(n) GR(n) Pers. 27 Perhitung MRP untuk bah baku pada Tabel 33, memiliki perhitung yg berbeda deng perhitung MRP pada Bill of Material level. Perbedanya terletak pada perhitung GR. Pada MRP bah baku, GR dihitung deng rumus pada Pers. 28. GR lv. (n) PORL 3 cm(n) = ( kebutuh bah baku per meter 3 cm ) PORL 4 cm(n) + ( kebutuh bah baku per meter 4 cm ) PORL 5 cm(n) + ( kebutuh bah baku per meter 5 cm ) Pers. 28 Percg Alat Btu Hitung Penerima Order Percg usul dari masalah yg dihadapi tidak hya berhenti hingga perbaik sistem d pemberi usul. Perbaik dilengkapi deng percg alat btu untuk membtu dalam perhitung penerima order d penyelesai order Output pada alat btu hitung penerima order yg dircg terdiri dari dua bagi utama, yaitu output report pes pelgg d output pemes bah baku. Output pes pelgg d output pemes bah baku dapat dilihat pada Tabel 34 d Tabel 35. Tabel 34. Output report pes pelgg Na ma Pela ngg Jumlah Pes (meter) Tip e Pe sa na n Tgg al&bul Pes Tgl. Pe s Order Numb er Jiale Tgl.p enye lesai Tgl. Siap Ord er 2,5 6 2 Jiale ,98 7 Mult i ,9 2 3 Jiale , Jiale , Tabel 35. Output pemes bah baku ember Tggal Jumlah Pes (meter) Alat btu hitung ini dibuat deng btu basis Microsoft Excel Macro. Sistem ini dibuat deng mengkaitk semua model yg terdapat dalam alat btu ini. Output report pes pelgg didapatkk dari proses pembuat input, Production Order d tggal penyelesainya. Output pemes Bah Baku didapatk dari proses pembuat MRP. Data dalam alat btu hitung penerima order ini dibuat agar output yg dihasilk ak muncul secara otomatis ketika operator memasukk input pes pelgg. Alat btu ini juga sgat cocok untuk perusaha PD. Tally. Perminta pelgg yg sgat dinamis yg dirasak perusaha membuat perusaha kesusah dalam mengatur jadwal produksi. Perminta pelgg yg selalu berbeda-beda desain d jumlahnya membuat perusaha mengalami kesulit. Alat btu hitung penerima order dapat membtu perusaha untuk membuat jadwal produksi yg akurat. Deng alat btu hitung penerima order, perusaha diberik kemudah dalam melihat jadwal produksi untuk memproduksi pes pelgg yg telah di-input. Pembuat alat btu ini hya dibuat dalam jgka waktu satu bul. Pembuat alat btu hitung penerima order dalam jgka waktu satu bul ini diperluk untuk mencegah beberapa masalah yg mungkin terjadi. Masalah yg mungkin terjadi adalah file Microsoft Excel yg terlalu berat sehingga mengakibatk proses perhitung menjadi

10 lambat d error. Selain itu, output yg dihasilk oleh alat btu ini menjadi tidak akurat d sesuai deng kenyata karena kesalah perhitung karena terlalu pjgnya jgka waktu. Jika hal tersebut terjadi, maka alat btu hitung penerima order dapat dikatak gagal d tidak mencapai tuju. Alat btu hitung penerima order dircg agar dinamis d mudah digunak. Jika masalah tersebut muncul, maka alat btu hitung penerima order yg dibuat menjadi tidak dinamis d tidak mudah digunak. Pertimbg resiko diatas menjadi acu dasar dalam pembuat alat btu hitung penerima order hya dalam jgka waktu satu bul. Gaspersz, Vincent (24). Production Plning d Inventory Control. PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Kesimpul Pada sistem perenca produksi saat ini, Penyebab keterlambat penyelesai order pada perusaha Home Industry PD. Tally adalah tidak adya sistem perenca produksi yg baik. Perenca produksi yg kurg baik yg dimiliki perusaha membuat perusaha mengalami keterhambat dalam penyelesai order. Usul perbaik sistem penjadwal produksi yg dapat diberik dapat dilihat pada Gambar berikut ini: Gambar. Flowchart usul perbaik Sistem yg diusulk dapat membtu perusaha untuk melihat jadwal produksi sehingga perusaha dapat membuat jji penyelesai yg lebih tepat. Daftar Pustaka Baroto, Teguh (22). Perenca d Pengendali Produksi. Diunduh dari rp7dwzdfh/477_perenca+da n+pengendali+produksi.pdf) Cachon, Gerard, Terwiesch, Christi (23). Matching Supply with Demd. McGraw-Hill Compies, Inc, New York. Fogarty, Donald W., Blackstone, John H., Hoffm, Thomas R. (99). Production d Inventory Magement. South Western Publishing, Cincinnati.

USULAN ALAT BANTU HITUNG PENERIMAAN ORDER PADA PERUSAHAAN HOME INDUSTRY PD. TALLY SKRIPSI

USULAN ALAT BANTU HITUNG PENERIMAAN ORDER PADA PERUSAHAAN HOME INDUSTRY PD. TALLY SKRIPSI USULAN ALAT BANTU HITUNG PENERIMAAN ORDER PADA PERUSAHAAN HOME INDUSTRY PD. TALLY SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri Disusun

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Petunjuk Sitasi: Eunike, A., Herdianto, B., & Setyanto, N. W. (2017). Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM).

Lebih terperinci

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI 2013 MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TI 3002 Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II Laboratorium Sistem Produksi Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Bandung TI 3002 Praktikum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III dalam Perencanaan Incident Management akan membahas

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III dalam Perencanaan Incident Management akan membahas BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III dalam Perenca Incident Magement ak membahas semua aktivitas yg dilakuk dari awal kegiat sampai akhir. Gambar 3.1 merupak alur dari sergkai tahap metodologi peneliti.

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahap pendahuluan sebelum memasuki bagian pengolahan data. Data yang dibutuhkan untuk pengolahan terlebih dahulu didokumentasikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Perencanaan Produksi Di CV Cipta Pratama Dengan Alat Bantu Decision Support System

Usulan Perbaikan Perencanaan Produksi Di CV Cipta Pratama Dengan Alat Bantu Decision Support System Usulan Perbaikan Perencanaan Produksi Di CV Cipta Pratama Dengan Alat Bantu Decision Support System Shane, Churiah Agustini Santoso. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT CAPACITY PLANNING Modul ke: Definisi Kapasitas, Manajemen Kapasitas, Capacity Planning Factors, Bill of Capacity, dan Capacity Requirement Planning. Fakultas Pascasarjana Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT.,

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Untuk Memperbaiki Proses Perencanaan Produksi Pada PT X

Perancangan Alat Bantu Untuk Memperbaiki Proses Perencanaan Produksi Pada PT X Perancangan Alat Bantu Untuk Memperbaiki Proses Perencanaan Produksi Pada PT X Hans Gerald Regawa Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DOKUMEN PERSURATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMSEL Zulprisyah (zulprisyah04@yahoo.com) Dafid (dafid@stmik-mdp.net) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP Abstrak :

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Desa d kawas perdesa merupak ujung tombak dari pembgun sebuah negara. Dalam pembgun desa d kawas perdesa, dibutuhk dukung dari pemerintah di atas desa (supra desa), yaitu kabupaten.

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG)

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG) ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG) Gloria Ch Mulgga, Rully Soelaim Program Studi Magister Majemen Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB DI KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB DI KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB DI KEJAKSAAN NEGERI KABUPATEN BANDUNG 1 Charel Samuel Matulessy, S.T., M.Kom., Pigi Tridisyah 1 Program Studi Teknik Informatika POLITEKNIK & STMIK LPKIA Program

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA BARANG PADA CV. SINAR SELABUNG

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA BARANG PADA CV. SINAR SELABUNG SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA BARANG PADA CV. SINAR SELABUNG Msy. Yunia Roossari (yuniaroossari@yahoo. ) Iis Prades (iisprades.com) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP Abstrak : Tuju peneliti adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATED PADA PERKULIAHAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DI FKIP UM METRO Bobi Hidayat & Kuswono Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak: Peneliti ini merupak peneliti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PAL Indonesia Persero adalah perusahaan manufaktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta komponen-komponen pendukung

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan 62 3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN METODE WATERFALL DENGAN KONSEP PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN METODE WATERFALL DENGAN KONSEP PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN METODE WATERFALL DENGAN KONSEP PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR Erma Delima Sikumbg Program Studi Komputerisasi Akuntsi AMIK BSI Jakarta erma@bsi.ac.id

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

1 Aplikasi SMS Center untuk Informasi Harga Komoditi Hasil Pertanian Kabupaten Ogan Ilir. Zulhipni Reno Saputra

1 Aplikasi SMS Center untuk Informasi Harga Komoditi Hasil Pertanian Kabupaten Ogan Ilir. Zulhipni Reno Saputra 1 Aplikasi SMS Center untuk Informasi Harga Komoditi Hasil Perti Kabupaten Og Ilir Zulhipni Reno Saputra APLIKASI SMS CENTER UNTUK INFORMASI HARGA KOMODITI HASIL PERTANIAN KABUPATEN OGAN ILIR Zulhipni

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut T H Handoko (2005, hal 3) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Hubungan Pelanggan Pada PD. Mebel Marthi Palembang

Sistem Informasi Manajemen Hubungan Pelanggan Pada PD. Mebel Marthi Palembang Sistem Informasi Majemen Hubung Pelgg Pada PD. Mebel Marthi Palembg Hariysyah (tiharahari@gmail.com), Dafid, S.Si, M.T.I (Dafid@stmik-mdp.net) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP PALEMBANG Abstrak: Tuju

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1 Landasan Teori Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning) merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN PADA CV. CITRA MANDIRI PALEMBANG

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN PADA CV. CITRA MANDIRI PALEMBANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN PADA CV. CITRA MANDIRI PALEMBANG Asterlia,tugasasterlia@gmail.com 1), BS.Saprii,bssaprii@ymail.com 2) Hendri Sopryadi, hendri@stmik-mdp.net 3) Program Studi

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manufaktur Pada PG Mitra Palembang

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manufaktur Pada PG Mitra Palembang Analisis d Percg Sistem Informasi Mufaktur Pada PG Mitra Palembg Andi_Gunaw (digunaw.19@gmail.com), Billy_Gunaw (kuthumi89@gmail.com) Henky_Honggo (henky@dosen.stmik-mdp.net) Jurus Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D

Lebih terperinci

Material Requirements Planning (MRP)

Material Requirements Planning (MRP) Material Requirements Planning (MRP) Pokok Bahasan: I. Tujuan MRP II. Input & Output MRP III. Contoh Logika MRP & Struktur Produk IV. Contoh MRP Kereta Dorong V. Sistem Informasi MR Kuliah ke-4: Rabu,

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM KERJA UNIT PENGANTONGAN PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

USULAN PERBAIKAN SISTEM KERJA UNIT PENGANTONGAN PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) USULAN PERBAIKAN SISTEM KERJA UNIT PENGANTONGAN PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) Ahmad Kholis, Iphov Kumala S Jurusan Teknik Industri Universitas Esa Unggul,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA CV. TENUN/ATBM RIMATEX KABUPATEN PEMALANG.

ANALISIS OPTIMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA CV. TENUN/ATBM RIMATEX KABUPATEN PEMALANG. Magement Analysis Journal 5 (2) (2016) http://maj.unnes.ac.id ANALISIS OPTIMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA CV. TENUN/ATBM RIMATEX KABUPATEN PEMALANG. Wienda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat persaingan semakin ketat di seluruh sector industry dan masing-masing perusahaan dalam

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Perumahan Pada PT. Tunas Visi Pratama

Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Perumahan Pada PT. Tunas Visi Pratama Sistem Informasi Majemen Pembgun Perumah Pada PT. Tunas Visi Pratama M. Azief Fachreza (aziefreza@yahoo.co.id) Kirta Maha Bretta (kirta.mb@yahoo.com) Wiwatining, Ir, M.T.I (wi@mdp.ac.id) Jurus Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU BAKU DENGAN METODE STOPWATCH TIME STUDY STUDI KASUS CV.MANS GROUP

PENENTUAN WAKTU BAKU DENGAN METODE STOPWATCH TIME STUDY STUDI KASUS CV.MANS GROUP PENENTUAN WAKTU BAKU DENGAN METODE STOPWATCH TIME STUDY STUDI KASUS CV.MANS GROUP Rahmi Afii, Darminto Pujotomo,ST.MT* Jurus Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro e-mail : Rahmi.afii@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PERAMALAN UNTUK PENGADAAN MATERIAL UNIT INJECTION DI PT. XYZ

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PERAMALAN UNTUK PENGADAAN MATERIAL UNIT INJECTION DI PT. XYZ Jurnal Ilmiah Komputer d Informatika (KOMPUTA) Vol. 2, No. 2, Oktober, ISSN : 289-933 SISTEM PERAMALAN UNTUK PENGADAAN MATERIAL UNIT INJECTION DI PT. XYZ Ade Abdul Gofur 1, Utami Dewi Widiti 2 1,2 Teknik

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1)

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1) Petunjuk Sitasi: Setyanto, N. W., Herdianto, B., & Eunike, A. (2017). Analisa Kapasitas Produksi Pembuatan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Menggunakan Metode Rougt Cut Capacity Planning (RCCP). Prosiding

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. situs tersebut juga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Kota

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. situs tersebut juga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakg Masalah Situs-situs sejarah merupak aset bagi masyarakat yg ada di sekitar situs tersebut. situs tersebut juga bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Kota Surabaya

Lebih terperinci

Djoni Darmawikarta

Djoni Darmawikarta Key d Pernya di Database Relasional Djoni Darmawikarta djoni_darmawikarta@yahoo.ca Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunak, dimodifikasi d disebark secara bebas untuk tuju buk

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Rizky Saraswati 1), dan I Wayan Suletra 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha A B S T R A K Negara Indonesia saat ini masih menyandang status sebagai negara berkembang dan masih terus melakukan pembangunan besar-besaran di berbagai bidang. Termasuk pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T. RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MELALUI PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING (MRP II) PADA PRODUK BET TENIS MEJA (Studi Kasus Pada CV. Abadi Malang) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Pinta Imanda *1), Akhmad Nidhomuz Zaman 2), Harnan Haryono Saputra 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material berdasarkan metode MRP. Berdasarkan hasil pengolahan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini Indonesia masih menyandang status sebagai negara berkembang. Dengan status tersebut, bangsa Indonesia masih

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH PERAWATAN PSIKO NEURO GERIATRI PURI SARAS SEMARANG) Julia Widya S.K.

Lebih terperinci

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) Available online at http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jkie Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) adalah aktivitas dimana mengelola proses produksi tersebut. PPC merupakan tindakan manajemen

Lebih terperinci

INTEGRASI PERENCANAAN PRIORITAS DAN KAPASITAS SISTEM MRP II DENGAN SISTEM KANBAN MENGGUNAKAN PROMODEL

INTEGRASI PERENCANAAN PRIORITAS DAN KAPASITAS SISTEM MRP II DENGAN SISTEM KANBAN MENGGUNAKAN PROMODEL INTEGRASI PERENCANAAN PRIORITAS DAN KAPASITAS SISTEM MRP II DENGAN SISTEM KANBAN MENGGUNAKAN PROMODEL Budi Aribowo 1 ; Natasari 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb : a. Reorder

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI PADA SP ALUMINIUM

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI PADA SP ALUMINIUM PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI PADA SP ALUMINIUM Wawan K Risal, Puryani, dan Eko Nursubiyantoro Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 26 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan Tugas Akhir diperlukan tahapan yang terstruktur yaitu tahapan metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan penggambaran

Lebih terperinci

APLIKASI PELAYANAN SERVIS DAN PENJUALAN SUKU CADANG AHASS RIZKY MOTOR KAYUAGUNG

APLIKASI PELAYANAN SERVIS DAN PENJUALAN SUKU CADANG AHASS RIZKY MOTOR KAYUAGUNG APLIKASI PELAYANAN SERVIS DAN PENJUALAN SUKU CADANG AHASS RIZKY MOTOR KAYUAGUNG Kasmo Adiyto Mahasiswa Universitas Bina Darma Jal Jenderal Ahmad Yi No.12 Palembg Pos-el : kasmoadiyto@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

MESIN PENEPUNG BAHAN DASAR PEMBUATAN KUE SERABI BATANG KHAS KABUPATEN BATANG,PEKALONGAN

MESIN PENEPUNG BAHAN DASAR PEMBUATAN KUE SERABI BATANG KHAS KABUPATEN BATANG,PEKALONGAN enepung Bah Dasar Pemb embuat Kue Serabi Batg Khas Kabupaten Batg, ekalong MESIN PENEPUNG BAHAN DASAR PEMBUATAN KUE SERABI BATANG KHAS KABUPATEN BATANG,PEKALONGAN Ali Zamsuri, Mayhera Rudi Supratm, Teguh

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA Erlina P Teknik Industri FTI-UPNV Jawa Timur Abstraks Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Pada Hotel Gran Nikita Prabumulih

Sistem Informasi Manajemen Pada Hotel Gran Nikita Prabumulih Sistem Informasi Majemen Pada Hotel Gr Nikita Prabumulih Ira_Apriis (irha_154ap@yahoo.co.id), Aditya Indra Lesma (aditya.indralesma@yahoo.com) Suwirno Mawl (suwirnomawl@stmik-mdp.net)) Program Studi Sistem

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat kesehatan merupakan salah satu komponen penting disamping tenaga dan obat dalam sarana pelayanan kesehatan. Sebagai komitmen Pemerintah Indonesia pedoman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Penjualan Spare Part Menggunakan Metodologi Berorientasi Objek Pada CV.

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Penjualan Spare Part Menggunakan Metodologi Berorientasi Objek Pada CV. Analisis D Percg Sistem Informasi Majemen Penjual Spare Part Menggunak Metodologi Berorientasi Objek Pada CV. Putra Gemilg Fendi (fenspin17@gmail.com), Maryto (maryto.tm@gmail.com) Suwirno Mawl, S.Kom.,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Berbasis Web Pada Dewi Florist

Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Berbasis Web Pada Dewi Florist Sistem Informasi Pemes D Penjual Berbasis Web Pada Dewi Florist Hendy Setiady (hendy_setiady@mhs.mdp.ac.id) Yulistia (yulistia@mdp.ac.id) Jurus Sistem Informasi STMIK GI MDP Abstrak : Tuju dari penulis

Lebih terperinci

ISBN: SNIPTEK 2014 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB

ISBN: SNIPTEK 2014 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB Aay Suryi STMIK Nusa Mdiri (Margasatwa), Jakarta Selat aaysuryi@gmail.com Abdussomad STMIK Nusa Mdiri (Margasatwa), Jakarta Selat shomadresas@gmail.com

Lebih terperinci

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

Pertemuan 9 & 10 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI. Input dan Output MRP. Material Requirement Planning. Master Production Schedule(1)

Pertemuan 9 & 10 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI. Input dan Output MRP. Material Requirement Planning. Master Production Schedule(1) Pertemuan 9 & 10 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Outline: Material Requirement Planning Referensi: Smith, Spencer B., Computer-Based Production and Inventory Control, Prentice-Hall, 1989.

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE)

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) Pokok Bahasan: I. MPS II. Hubungan Production Plan dengan MPS III. Contoh MPS IV. Available to Promise (ATP) V. Perubahan MPS & Time Fences VI. Projected

Lebih terperinci

Volume 2 No ijse.bsi.ac.id IJSE Indonesian Journal on Software Engineering

Volume 2 No ijse.bsi.ac.id IJSE Indonesian Journal on Software Engineering Percg Aplikasi Mobile Berbasis Android Untuk Pemelihara Mesin Produksi Pada PT. Temprint Muhamad Fitra Syawall, Endg Pujiastuti Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur muhamadfitra@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada diagram 3.1 Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - Data Produksi - Data Kebutuhan bahan baku - Inventory Master

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING II (MRP) JURNAL

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING II (MRP) JURNAL PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN MANUFACTURING RESOURCES PLANNING II (MRP) JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Kebutuhan Sistem Dalam melakukan tahap implementasi program dilakukan penerapan dari analisa dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Perangkat

Lebih terperinci

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017 PENGENDALIAN BAHAN BAKU PRODUK LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) PADA PRODUK NEW SQUARE SERIES SL 0304 M MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (STUDI KASUS DI PT. X) Rizki Wahyuniardi; Adhiya

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN...... iii HALAMAN MOTTO...... iv HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN...... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi ABSTRAKSI... vii ABSTRACT......

Lebih terperinci

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya Nazar J Kristiawan Dr. Lilia Pasca Riani,

Lebih terperinci