BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998:"

Transkripsi

1 BAB II KAJIA PUSTAKA. Pengetian Bank Menuut Undang-Undang RI nomo 7 Tahun 99 tentang pebankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI nomo 0 Tahun 998: bank adalah: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dai masyaakat dalam bentuk simpanan dan menyalukannya dalam kepada masyaakat dalam bentuk kedit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam angka meningkatkan taaf hidup akyat banyak. Bank umum adalah bank yang melakasanakan usaha secaa konvensional dan atau bedasakan pinsip syaiah yang dalam kegiatannya membeikan jasa dalam lalu lintas pembayaan. Bedasakan SK Mentei Keuangan RI omo 79 tahun 990 pengetian Bank meupakan suatu badan yang kegiatannya dibidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluan dana kepada masyaakat teutama guna membiayai investasi peusahaan ai pengetian di atas dapat diatikan secaa luas lagi bahwa bank meupakan peusahaan yang begeak di bidang keuangan atinya pebankan selalu bekaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas pebankan petama adalah mehimpun dana dalam bentuk simpanan yang meupakan sumbe dana bank. emikian pula dai segi penyaluan dananya hendaknya bank tidak semata-mata mempeoleh keuntungan yang sebesa-besanya bagi pemilik bank tapi juga kegiatan itu haus pula diaahkan pada peningkatan taaf hidup masyaakat. efenisi tesebut meupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalani usahanya Univesitas Sumatea Utaa

2 di Indonesia. Sepeti halnya tugas dan fungsi Pebankan Indonesia Bank Umum juga meupakan agenof development yang betujuan meningkatan pemeataan petumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke aah peningkatan kesejahteaan akyat banyak.. Fungsi Bank Umum Fungsi dan tujuan utama dai pembentukan bank di Indonesia adalah sebagai Agent of evelopment teutama bagi bank-bank milik egaa dan Financial intemediay. Sebagai lembaga intemediasi keuangan bank membeikan jasa-jasa keuangan baik kepada unit yang suplus maupun unit yang defisit.bank melakukan bebeapa fungsi dasa. Bank umum memiliki fungsi pokok yaitu menciptakan uang dalam bentuk uang gial.menghimpun dana dai masyaakat melalui gio tabungan dan deposito. Menyalukan dana ke masyaakat melalui pembeian kedit. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaan yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. Menawakan jasa-jasa keuangan lain. Fungsi dan pean bank umum dalam peekonomian sangat penting dan stategis.bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaan sistem pembayaan dan efektivitas kebijakan monete. Fungsi-fungsi bank umum sepeti yang diuaikan dibawah ini menunjukkan pentingnya kebeadaan bank umum dalam peekonomian moden : penciptaan uang mendukung kelancaan mekanisme pembayaan 3 penghimpunan dana Univesitas Sumatea Utaa

3 simpanan 4 mendukung kelancaan tansaksi intenasional 5 penyimpanan baang-baang dan suat-suat behaga 6 pembeian jasa-jasa lainnya..3 Sumbe-Sumbe ana Bank Yang dimaksud dengan sumbe-sumbe dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai opeasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank dalah lembaga keuangan di mana kegiatan sehai-hai adalah dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual uang membeikan pinjaman bank haus lebih dulu membeli uang menghimpun dana sehingga dai selisih bunga tesebutlah bank mencai keuntungan. Adapun sumbe-sumbe dana bank tesebut adalah ana yang besumbe dai bank itu sendii.sumbe dana ini meupakan sumbe dana dai modal sendii. Modal sendii seing disebut juga dana pihak I yang tedii dai modal inti dan modal pelengkap. Modal inti tedii atas modal diseto agio saham modal sumbangan cadangan-cadangan dan laba opeasional yang tedii atas laba ditahan laba tahun lalu dan laba bejalan.sedangkan modal pelengkap tedii atas cadangan evaluasi aktiva tetap penyisihan penghapusan aktiva poduktif modal pinjaman dan modal subodinasi. Bank juga meneima dana dai masyaakat luas dalam bentuk: Simpanan Gio eposito dan Tabungan. Simpanan Gio demand deposisimpanan pada bank yang penaikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek suat peintah pembayaan lainnya atau dengan caa pememindahbukuan. alam pelaksanaan tata usaha gio Univesitas Sumatea Utaa

4 dilakukan melalui suatu ekening yang disebut dengan ekening koan. Rekening ini juga digunakan untuk menata usahakan kedit yang juga dibeikan melalui ekening koan. Simpanan eposito time deposito eposito atau simpanan bejangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penaikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tetentu menuut pejanjian antaa pihak ketiga dengan bank yang besangkutan. eposito ini dibedakan dengan jangka waktu temponya masing masing bank mempunyai pembagian jangka waktu yang bebeda-beda tetapi pada umumnya waktu tesebut diatu dalam bentuk satu bulan tiga bulan enam bulan satu tahun dua tahun dan seteusnya.tingkat suku bunga deposito bejangka juga bebeda-beda sesuai dengan jangka waktu jatuh temponya.biasanya suku bunga deposito bejangka yang jangka waktunya lebih panjang maka suku bunganya lebih tinggi. Simpanan Tabungan saving deposito yaitu simpanan pada bank yang penyetoannya dan penaikan dananya dapatdilakukan sewaktu-waktu dengan tidak pelu mempehatikan jatuh temponya sepeti pada deposito bejangka. Motif masyaakat adalah untuk menanamkan dananya dan untuk bejaga-jaga atau untuk menghimpun dana untuk tujuan tetentu kemudian ditaik kembali. Sumbe dana dai lembaga lainnya meupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencaian sumbe dana petama dan kedua di atas. ana ini seing disebut dengan dana pihak II. Pencaian dai sumbe dana ini elatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementaa waktu saja. Kemudian dana yang Univesitas Sumatea Utaa

5 dipeoleh dai sumbe ini digunakan untuk membiayai atau membaya tansaksitansaksi tetentu. Peolehan dana dai sumbe ini antaa lain dapat dipeoleh dai: a Kedit likuiditas dai Bank Indonesia. b Pinjaman anta bank all money. c Pinjaman dai bank-bank lua negei. d Suat Behaga Pasa Uang SPBU. Menuut teoi Klasik tabungan meupakan fungsi dai tingkat suku bunga.makin tinggi tingkat suku bunga maka makin tinggi pula keinginan masyaakat untuk menabung.atinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi masyaakat tedoong untuk mengobankan atau menguangi pengeluaan untuk konsumsi guna menambah tabungan.investasi juga meupakan fungsi dai tingkat suku bunga.makin tinggi tingkat suku bunga maka keinginan untuk melakukan investasi juga.makin kecil sebab tingkat pengembalian dan penggunaan dana juga makin besa. opiin Model aba Bank Model pasa pesaingan lembaga keuangan bank mengakibatkan setiap bank sebagai pengikut haga sehingga setiap bank mengikuti tingkat bunga deposito tingkat bunga kedit dan tingkat bunga anta bank. Pada tingkat biaya tetentu laba maksimal dai bank adalah: [ π ] x + xibm IBM α x [ ] Univesitas Sumatea Utaa

6 Setelah di substitusi akan mengubah model laba masimum dai lembaga keuangan bank menjadi π[ ] [ x[ α x ] x + α x x ] + [ α x [ ] ] [ ] x [ ] FO model laba bank tehadap dan akan menjelaskan peilaku pemintaan deposti dan penawaan kedit dai lembaga keuangan yaitu [ ] π [ ] π l [ ] α 0 [ ] Atinya pasa pesaingan bank akan selalu menyesuaikan volume kedit dan deposti pada tingkat intemediasi maginal sama dengan biaya manajemen majinal. Penyesuaian kedit dan deposito bank tegantung pada tingkat bunga deposito [ ] tingkat bunga kedit tingkat bunga anta bank dan tingkat gio wajib minimum. Peningkatan tingkat bunga deposito[ ]akan mengakibatkan penuunan pemintaan deposito [] dan peningkatan bunga kedit[ ] akan meningkatkan penawaan kedit []. Efek silang antaa tingkat bunga deposito dengan tingkat bunga kedit 0 begantung pada nilai [ ]/[ ]. Jika nilai [ ]/[ ]. >0 maka peningkatan tingkat bunga kedit [ ]akan menuunkan kedit []. Sebaliknya jika [ ]/[ ]. < 0 maka peningkatan tingkat bunga kedit [ ]akan meningkatkan pemintaan deposito bank [] dan peningkatan tingkat bunga deposito [ ]akan meningkatkan penawaan kedit bank []. Univesitas Sumatea Utaa

7 Intepetasi ekonomi dai nilai [ ]/[ ]. behubungan dengan divesifikasi ekonomi dai aktivitas lembaga keuangan bank. Jika nilai [ ]/[ ]. < 0 maka peningkatan penawaan kedit bank akan menuunkan biaya intemediasi pebankan yaitu biaya maginal intemediasi deposito dan kedit. efenisi ini menjelaskan bahwa bank mencapai divesivikasi ekonomis aatau pebankan univesal atinya bank akan semakin ekonomis juga melakukan divesifikasi poduk atau jasa. Sebaliknya jika nilai [ ]/[ ]. >0 maka bank menghasilkan divesifikasi nonekonomis atinya divesifikasi poduk atau jasa bank menciptakan inefisensi. Keseimbangan pasa pesaingan bank menciptakan tiga pasa yaitu pasa kedit pasa tabungan dan pasa uang anta bank.pasa kedit menjelaskan penawan kedit dai bank pasa tabungan menjelaskan besa tabungan umah tangga dan pasa deposito menjelaskan pemintaan deposito bank. Model keseimbangan pasa pesaingan bank diciikan oleh tiga pesamaan yaitu : [ ].5A n n S B + [ ].5B [ ] α [ ].5 n n Pesamaan.5 menjelaskan bahwa agegasi pasa uang anta bank sama dengan nol. Atinya injeksi atau penaikan kas dai bank sental dapat dijumlahkan atau dikuangkan dai pesamaan.5 dimana tngkat bunga bank sental [] menjadi vaiabel kebijakan monete. Pada kasus dimana biya maginal Univesitas Sumatea Utaa

8 intemediasi kedit [c ]biaya intemediasi deposito [c ] konstan atau [ ] / c dan [ ] / c keseimbangan pasa pesaingan bank dipeoleh dai pesamaan 86A dan 86B yaitu ; + c - α - c.6a.6b Tingkat bunga bank sental atau tingkat bunga antabank [] ditentukan oleh keseimbangan [] pasa tabungan. ai keseimbangan ditujukkan tiga kaakteistik tingkat fio wajib minimum [ α ] yaitu peningkatan B akan menuunkan dan peningkatan α akan meningkatkan l dan meningkatkan atau menuunkan d Peilaku kedit dan deposito bank begantung pada tingkat bunga deposito tingkat bunga kedit tingkat gio wajib minimum dan biaya intemediasi deposito dan kedit. Pengau l d α dan tehadap dan dipeoleh dengan caa menusun dalam empat kelompok sistem pesanamaan yaitu: R + c 0 - α + c 8.9A 0 - c - α c 8.9B - c +c / - α c -α + c / 8.9 Univesitas Sumatea Utaa

9 eivasi dua pesamaan 8.9A tehadap dua pesamaan [89B] tehadap α dua pesamaan tehadap dan dua pesamaan 8.9 tehadap akan membentuk matiks masing masing sebagai beikut. d d d d 0 8.0A d d d d 0 8.0B d d d d 8.0 α α d d d d 8.0 eteminan ame adalah: 0 < x dan Univesitas Sumatea Utaa

10 x >0 x <0 atinya bank mencapai divesifikasi ekonomi. Analisis pengauh α dan tehadap dan dapat dilakukan dengan menggunakan deteminan ame yaitu: 0 > 0 < 0 > 0 < α 0 < α ai pesamaan diatas ditunjukkan bahwa espons deposito dan kedit tehadap tingkat bunga kedit adalah positif.emikian juga espons deposito dan kedit tingkat bunga deposito dan espons deposito dan kedit tehadap tingkat bunga antabank.sebaliknya espons deposito dan kedit tehadap tingkat gio wajib minimum adalah negatif. Model pasa oligopoli lembaga keuangan bank menjelaskan bahwa industi pebankan dikendalikan oleh bebeapa bank. iasumsikan bahwa biaya masing masing bank adalah linie yaitu: x x 8. Univesitas Sumatea Utaa

11 Model keseimbangan ounot dai pasa oligopoli industi pebankan adalah maksimalisasi laba suau bank pada kedit dan deposito bank lainnya pada tingkat tetentu. engan kata lain untuk setiap bank masing- masing mempeoleh laba maksimal sebagai beikut. π [ x * ] x + [ α x x + x] imana eivasi petama dai pesamaan tehadap dan adalah: π x + cl 0 atau c 8.4A xe π x + α c 0 atau x α c xe imana E dan E masing masing menjelaskan elastisitas penawaan kedit tehadap tingkat bunga kedit dan elastisitas pemintaan deposito tehadap tingkat bunga deposito. ai pesamaan 8.4A dan 8.4B ditunjukkan jika jumlah bank tak tehingga maka model oligopoli dai industi pebankan sama dengan model pasa pesaingan bank. Sensitivitas tingkat bunga deposito dai dan tingkat bunga kedit tehadap tingkat bunga antabnak atau bank sental begantung pada jumlah bank atau intensitas pesaingan bank. Apabila elastisitas pemintaan deposito dan penawaan kedit bank konstan maka deibasi tingkat bunga kedit dan deposito tehadap tingkat bunga anta bank atau tingkat bunga bank sental adalah: E E xe dan α xe E + xe Univesitas Sumatea Utaa

12 Penuunan intensitas pesaingan bank mengakibatkan espons tingkat bunga kedit tehadap tingkat bunga antabank atau bank sental akan semangkin endah dan sebaliknya Penuunan intensitas pesaingan bank mengakibatkan tingkat bunga deposito tehadap tingkat bunga anta bank atau bank sental akan semakin tinggi dan sebaliknya. Oleh sebab itu kebijakan konsolidasi bank atau penuunan intensitas pesaingan bank cendeung mengakibatkan penuunan tingkat bunga kedit dan peningkatan tingkat bunga deposito. Kebijakan penuunan tingkat bunga antabank atau bank sental pada penuunan intensitas pesaingan bank akan mengakibatkan penuunan tingkat bunga kedit lebih kecil dai penuunan tingkat bunga deposito. Akibatnya magin tingkat bunga buto goss inteest magin GIM semakin tinggi. Peningkatan GIM mengindikasikan bahwa efesiensi buto dai lembaga keungan semakin tinggi. Model pasa oligopoli industi pebankan membuktikan bahwa penuunan intensitas pesaingan atau jumlah bank akan meningkatkan efesiensi industi pebankan. Kebijakan konsolidasi bank dai bank sental betujuan untuk meningkatkan efesiensi industi pebankan peningkatan modal bank dan likuiditas pebankan.rasio kecukupan modal yang endah dai bank dapat mengakibatkan diskontinuitas penawaan kedit. Oleh sebab itu kebijakan konsolidasi atau penuunan intensitas pesaingan atau jumlah bank haus diikuti oleh peningkatan kecukupan modal bank untuk menjamin kontinuitas penawaan kedit Asumsi pasa pesaingan dai bank munkin kuang tepat.model peasingan monopolistik bank dai Monti- Klein menjelaskan bahwa keputusan bank adalah Univesitas Sumatea Utaa

13 menentukan besa deposito dan kedit. Penentuan volume deposito dan kedit dituunkan dai laba maksimum bank yaitu: [ ] ] [ ] [ ] [ + α π 8.6 FO dai laba maksimal dipeoleh dengan deivasi tehadap dan yaitu: 0 ] [ c π 8.7A 0 } [ + c α π 8.7B Elastisitas kedit bank tehadap tingkat bunga kedit dan elastisitas deposito bank tehadap tingkat bunga deposti masing masing adalah: E 0 > dan E 0 < 8.8 Sehingga penyelesaian tehadap pesamaan 8.7A dan 8.7B dipeoleh dengan mnesubstitusi elastisitas pemintaan kedit dan elastisitas penawaan deposito yaitu: E dan E α 8.8 Peasamaan dikenal sebagai indeks ene yaitu haga kuang biaya dibagi dengan haga dan kebalikan elastisitas.jika kekuatan pasa kedit deposito dai bank semakin tinggi maka elastisitas kedit deposito semakin endah dan ene indeks kedit deposito dai bank semakin tinggi. Pesaingan bank dengan jumlah bank sangat banyak maka pesamaan sama dengan keseimbangan pasa pesaingan. Univesitas Sumatea Utaa

14 ai pesamaan 8.7A dan 8.7B dipeoleh keseimbangan peubahan laba akibat peubahan kedit dan deposito bank yaitu: [ ] π [ ] π eivasi fungsi implisit tehadap tingkat bunga antabank atau bank sental akan menghasilkan pesamaan π d π π d π + 0 dan + 0 d d Fungsi laba adalah cekung sehingga π / dan π / adalah negatif sehingga nilai / dan / juga negatif. Oleh sebab itu pesamaan dan menghasilkan pesamaan sebagai beikut: π / < 0dan π / α > 0 Secaa konsekuen nilai dai / <0 dan / >0 sehingga fungsi meupakan fungsi menuun tehadap dan meuoakan fungsi menuun tehadap akibatnya nilai / > 0 dan nilai / < 0. Peilaku kedit dan deposito pasa monopolistik bank bebeda dengan peilaku kedit dan deposito pasa pesaingan bank.pebedaan ini disebabkan penggunaan asumsi yang bebeda dimana pada pasa pesaingan digunakn asumsi elastisitas kedit dan deposito bank adalah sempuna. Model pesaingan monopolistik dai industi pebankan paling tekenal adalah model Salop.Model ini menjelaskan difeensiasi poduk atau jasa bank tecipta akibat biaya tanspotasi deposan menuju lokasi bank.tujuan dai model ini adalah menentukan apakah pesaingan bank bank mendoong jumlah optimal dai bank.eposan tedistibusi secaa beagam lokasi industi pebankan Univesitas Sumatea Utaa

15 behubungan degnan lokasi simetis dai nasabah. Maksimum jaak yang dilalui oleh pelanggan adalah 05 x dan jumlah semua biaya tanspotasi deposan adalah: [] αx atau αx [ ] Atinya peningkatan biata tasnpotasi deposan akan menuunkan jumlah bank dalam pesaingan monopolistik. Jumlah optimal dai bank ini juga dipengauhi oleh besa deposito dai depossan semakin tinggi nilai deposito semakin banyak jumlah bank. Jumlah deposito dan laba bank ke n adalah: n x n + n α n π x n n + n n n α n+ Keseimbangan dipeoleh jika semua bank menentukan pada laba maksimal atau ekuivalen dengan: n n n+ - + n Atinya sistem linie akan menghasilkan solusi yang unik apabila semua bank menentukan tingkat bunga deposito yang sama. Tingkat deposito dan laba maksimal masing masing bank adalah:... n - αx π π... πn α Univesitas Sumatea Utaa

16 Pesamaan menjelaskan bahwa penuunan intensitas pesaingan atau jumlah bank akan menuunkan tingkat bunga deposito dan menigkatkan laba masing masing bank. Penuunan tingkat bunga deposito dengan sendiinya juga akan menuunkan tingkat bunga kedit kaena tingkat bunga deposito meupakan komponen biaya dana pinjaman atau kedit pebankan. Kebijakan otoitas bank sental untuk menguangi jumlah bank melalui konsolidasi bank akan mengakibatkan peningkatan efesiensi intemediasi dan tansfimasi aset bank. Otoitas monete juga peli mengatu pendiian cabang atau kanto bank sehingga pendiian caban atau kanto bank dapat mempelanca fungsi intemediasi dan tansfomasi aset bank. Hasil studi empiis telah membuktikan bahwa skala ekonomis bank dapat dicapai melalui penuuan jumlah cabang atau kanto bank..5 Suku Bunga.5. Pengetian Suku Bunga Bunga meupakan hal penting bagi bank dalam penaikan tabungan dan penyaluan keditnya. Penaikan tabungan dan penyaluan kedit selalu dihubungkan dengan tingkat suku bunganya.bunga bagi bank bisa menjadi biaya cost of fund yang haus dibaya kepada penabung tetapi dilain pihak bunga dapat juga meupakan pendapatan bank yang diteima dai debitu kaena kedit yang dibeikan bank. Bebeapa defenisi mengenai pengetian bunga :. Menuut Kasmi 00 : bunga dapat diatikan sebagai balas jasa yang dibeikan oleh bank yang bedasakan pinsip konvensional kepada nasabah Univesitas Sumatea Utaa

17 yang membeli atau menjual poduknya. Bunga juga dapat diatikan sebagai haga yang haus dibaya kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang haus dibaya oleh nasabah kepada bank nasabah yang mempeoleh pinjaman.. Menuut Fabozzi et.al. suku bunga adalah haga yang haus dibaya peminjam debitu kepada pihak yang meminjamkan keditu untuk pemakaian sumbe daya selama inteval waktu tetentu. Jumlah pinjaman yang dibeikan disebut pinsipal dan haga yang dibaya biasanya diekspesikan sebagai pesentase dai pinsipal pe unit waktu umumnya setahun Bagi dunia pebankan suku bunga dapat dinyatakan sebagai haga yang haus dikeluakan bank kepada nasabah yang menyimpan dananya atau uangnya di bank yang memiliki simpanan dan di sisi lain dapat dikatakan sebagai haga yang dibaya nasabah kepada bank atas dana yang telah dipinjamkan nasabah yang mempeoleh pinjaman..5. Fungsi Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga tebentuk di pasa sebagai akibat inteaksi kekuatan pasa uang dan modal. Sunaiyah 004 menguaikan fungsi-fungsi tingkat bunga pada suatu peekonomian negaa yaitu :. Sebagai daya taik bagi paa penabung baik individu institusi atau lembaga yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.. Tingkat bunga dapat dipegunakan sebagai alat kontol bagi pemeintah tehadap dana langsung atau investasi pada sekto-sekto ekonomi. Univesitas Sumatea Utaa

18 3. Tingkat bunga dapat dipegunakan sebagai alat monete dalam angka mengendalikan penawaan dan pemintaan uang yang beeda dalam suatu peekonomian. 4. Pemeintah dapat memanipulasi tingkat bunga untuk mengendalikan poduksi sebagai akibatnya tingkat bunga dapat digunakan untuk mengkontol tingkat inflasi..5.3 Jenis Suku Bunga Bank alam ealitas sehai-hai tedapat beagam jenis suku bunga. Jenis-jenis suku bunga ini dapat dikelompokan menjadi empat jenis suku bunga yaitu : a. Suku Bunga asa Bank Rate Suku Bunga asa Bank Rate adalah tingkat suku bunga yang ditentukan oleh bank sental atas kedit yang dibeikan oleh pebankan dan tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sental untuk mendiskonto suat-suat behaga yang ditaik atau diambil oleh bank sental.asa pehitungan tingkat suku bunga ini juga dipakai oleh bank komesial untuk menghitung suku bunga kedit yang dikenakan kepada nasabahnya. b. Suku Bunga Efektif Effective Rate Suku Bunga Efektif Effective Rate adalah tingkat suku bunga yang dibaya atas haga beli suatu obligasi BO.Semakin endah haga pembelian obligasi dengan tingkat bunga nominal tetentu maka semakin tinggi tingkat bunga efektifnya dan semakin tinggi haga pembelian obligasi dengan tingkat bunga nominal tetentu maka semakin endah tingkat bunga efektifnya.jadi Univesitas Sumatea Utaa

19 ada hubungan tebalik antaa haga yang dibaya untuk obligasi dengan tingkat bunga efektifnya. c. Suku Bunga ominal ominal Rate Suku Bunga ominal ominal Rate adalah tingkat suku bunga yang dibaya tanpa dilakukan penyesuaian tehadap akibat-akibat inflasi. d. Suku Bunga Padanan Equivalent Rate Suku Bunga Padanan Equivalent Rate adalah suku bunga yang besanya dihitung setiap hai bunga haian setiap minggu bunga mingguan setiap bulan bunga bulanan dan setiap tahun bunga tahunan untuk sejumlah pinjaman atau investasi selama jangka waktu tetentu yang apabila dihitung secaa anuitas bunga bebunga akan membeikan penghasilan bunga dalam jumlah yang sama. Bedasakan kegiatan bank dalam menghimpun dan menyalukan dana dai masyaakat dalam hubungannya dengan nasabah maka suku bunga yang dikelompokan dalam dua jenis yaitu : a. Bunga Simpanan Bunga Simpanan adalah bunga yang dibeikan sebagai angsangan atas balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank yang meupakan haga yang haus dibaya bank kepada nasabahnya. b. Bunga Pinjaman Jika menuut sejaah falsafahnya pekeditan beasal dai ungkapan jiwa tolong-menolong tanpa pamih akhinya pekembangan ekonomi moden menjuus oang untuk befiki pada penghagaan uang waktu dan Univesitas Sumatea Utaa

20 jasa.timbullah pehitungan sewa modal beupa bunga yang tinggi endahnya mengikuti dalil ekonomi yaitu penawaan dan pemintaan. Pekeditan dijadikan objek pencaian keuntungan dengan jalan memutakan uang atau dana sebagai potensi yang dimiliki oleh pihak yang dibutuhkan oleh pihak lain kaena besedia membei jasa modal beupa bunga menuut ukuan jangka waktu pemakaian. Batas tinggi endahnya suku bunga begantung pada sumbe pembei kedit.kedit swasta atau lia menghitung suku bunga atas dasa penawaan dan kesanggupan masing-masing pihak.suku bunga untuk pekeditan dai sumbe tesebut dipengauhi oleh iklim peedaan uang dalam masyaakat. Jadi dapat diatikan bunga pinjaman adalah bunga atau haga yang dibeikan oleh nasabah peminjam kepada bank atas dana atau pinjaman yang dipeolehnya. ontoh : bunga kedit..6 Penelitian Tedahulu Menuut Faikh M. 007 yang meneliti Fakto fakto yang Mempengauhi ana Pihak Ketiga Pebankan Syaiah dan Konvensional di Indonesia dipeoleh hasil penelitian bahwa baik pada pebankan konvensional dan pebankan syaiah tingkat bagi hasil tidak bepengauh signifikan sedangkan facto monete dan fakto pebankan bepengauh signifikan. Tidak signifikannya bagi hasil pada tingkat deposito bank syaiah selama peiode penelitian meupakan sinyal bahwa nasabah pebankan syaiah memiliki ketahanan secaa pinsip tehadap nilai - nilai elijius dimana hubungan antaa nasabah dan banki Univesitas Sumatea Utaa

21 meupakan hubungan tolong menolong dan tidak dilandasi saja oleh facto financial. Menuut Husni A 008 yang meneliti; Fakto Fakto yang Mempengauhi ana Pihak Ketiga pada Pebankan Syaiah di Indonesia dengan Fakto Independen Bagi Hasil dan SWBI kedua Vaiabel Bepengauh Secaa Signifikan Tehadap ana Pihak Ketiga. Menuut ubis S.007 yang meneliti tentang fakto yang mempengauhi dana masyaakat pada bank pemeintah di Sumatea Utaa bahwa suku bunga pendapatan pekapita dan petumbuhan ekonomi bepengauh secaa signifikan tehadap dana masyaakat di bank pemeintah..7 Keangka Befiki PRB Suku Bunga Tabungan Inflasi ana Pihak Ketiga.Bank Pemeintah dan aeah. Bank Swasta Jumlah Kanto Bank Univesitas Sumatea Utaa

22 .8 Hipotesis Bedasakan Tinjauan Pustaka iatas maka penulis membuat hipotesis sebagai beikut. Ada Pengauh PRB tehadap jumlah tabungan di pebankan Sumatea Utaa. Ada pengauh suku bunga Simpanan tehadap jumlah ana Pihak Ketiga di pebankan Sumatea Utaa 3. Ada Pengauh suku bunga Pinjaman tehadap jumlah ana Pihak Ketiga di pebankan Sumatea Utaa 4. Ada pengauh Jumlah Kanto Bank tehadap dana pihak ketiga di pebankan Univesitas Sumatea Utaa

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita Matematika Keuangan Dan Ekonomi Inda Maipita TINGKAT DISKON DAN DISKON TUNAI Diskon dan Tingkat Diskon Diskon meupakan penguangan jumlah dai yang sehausnya dibayakan, yang dilakukan di muka. Konsep diskon

Lebih terperinci

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif?

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Fiskal vs Monete Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Oleh : Pemeintah bau saja mengumumkan encana peubahan defisit PN 2009 dai 1,0% tehadap PD menjadi 2,5% tehadap PD. Pada kesempatan yang sama Pemeintah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL 6/1/21 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHI, SE., MM DEFINISI Kebijakan dengan mengatu jumlah uang beeda. Instumen kebijakan monete: Open Maket Opeation Melalui suat behaga milik

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 2011 s/d 2013

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 2011 s/d 2013 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 011 s/d 013 TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syaat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA RATA RATA TABUNGAN BANK PERSERO DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DANA TABUNGAN PADA BANK PERSERO (BANK BUMN) PERIODE

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA RATA RATA TABUNGAN BANK PERSERO DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DANA TABUNGAN PADA BANK PERSERO (BANK BUMN) PERIODE PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA RATA RATA TABUNGAN BANK PERSERO DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DANA TABUNGAN PADA BANK PERSERO (BANK BUMN) PERIODE 2011-2013 Ditulis untuk Memenuhi Syaat Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.. Konsep Dasa Infastuktu Salah satu ko mpo nen pe laya nan publik yang dilakuka n oleh pe meintah adalah penyediaan infastuktu. Penyelenggaaan pelayanan umum dalam bentuk infastuktu

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Uma Chadhiq, Ismiyatun dan Nanang Yusoni Univesitas Wahid Hasyim Semaang

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catu Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA Jl. AH. Nasution KM 7 Kp. Gn. Kondang Rt. 03 Rw. 07 Kel.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERBITAN OBLIGASI TANPA JATUH TEMPO OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PENERBITAN OBLIGASI TANPA JATUH TEMPO OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ANALISIS PENERBITAN OBLIGASI TANPA JATUH TEMPO OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Hinsa Siahaan 1 Abstak Pendanaan untuk kegiatan utin dan kegiatan pembangunan di manca negaa, banyak dilakukan dengan mengeluakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1062TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 850 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Di indonensia terdapat banyak lembaga keuangan yag tentunya mengelola dana masyarakat. Lembaga keuangan tersebut terdiri atas lembaga keuangan bank dan bukan bank.

Lebih terperinci