PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN. Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT
|
|
- Yanti Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT Kinemati modeling of miile aiming ytem ha been done for a moing target with the alulation of bae diturbane, i.e roll, pith and yaw diturbane. Kinemati modeling of miile aiming ytem i made uing Denait-Hartenberg onention. The miile trajetory alulation will alo be eplained without aerodynami analyi. The kinemati of miile aiming ytem an be proed mathematially with high preiion to the predited target although there i an ourrene of bae diturbane. Keyword : kinemati, miile, roll, pith, yaw, Denait-Hartenberg onention, trajetory. PENDAHULUAN Sitem alat penembak angat memerlukan itematika pengarahan untuk menjamin miil tepat pada aaran. Sitem alat penembak ini biaanya banyak dipaang pada kendaraan-kendaraan perang eperti pada kapal perang, kapal elam, tank, peawat tempur, db. Hal ini jela mengakibatkan gerakan pada landaan alat penembak ehingga itematika perhitungan dari pengarahan miil akan menjadi angat komplek. Gangguan pada landaan item ini biaanya diebabkan oleh gangguan luar. Sebagai ontoh, kapal mengalami gangguan landaan karena gelombang laut, tank mengalami gangguan landaan karena medan yang tidak rata, kapal elam mengalami gangguan landaan diebabkan oleh aru bawah laut, peawat mengalami gangguan landaan karena turbuleni angin dan gerakan manuernya endiri. Gangguan landaan terebut dapat dikelompokkan menjadi bentuk gangguan, yaitu gangguan roll, gangguan pith dan gangguan yaw. Gangguan roll merupakan gangguan yang mengakibatkan item menjadi miring, gangguan pith merupakan gangguan yang mengakibatkan item mengangguk, edangkan gangguan yaw merupakan gangguan yang mengakibatkan item berputar. Ketiga bentuk gangguan terebut akan mengakibatkan kealahan pengarahan yang angat ignifikan dalam item penembakan. Untuk mengatai gangguan ini, alah atunya dapat dieleaikan dengan menggunakan peramaan kinematika robotika. Peramaan kinematika yang ering digunakan dalam menyeleaikan permaalahan robotika adalah peramaan kinematika Denait-Hartenberg. Selain itu, itematika pengarahan miil ini * PUSLIT KIM LIPI, KAWASAN PUSPITEK SERPONG Gd., TANGERANG
2 juga memperhitungkan trayektori miil. Perhitungan trayektori miil dengan berbagai karakteritik aerodinamikanya telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli(lee et al.,999; Akay, ; Akgul & Karaoy, ). Dalam tulian ini akan dibaha pemodelan kinematika item pengarahan miil dengan memperhitungkan gangguan pada landaan menggunakan koneni peramaan Denait-Hartenberg. Selain itu, trayektori miil juga diperhitungkan dalam pemodelan ini, namun dibatai tanpa memperhatikan faktor aerodinamikanya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan perhitungan dan memperepat repon item eara real time. DASAR TEORI Untuk menyeleaikan permaalahan kinematika, haru mempunyai pengetahuan daar mengenai matrik tranformai homogenou(selig, 99). Selanjutnya, penyeleaian permaalahan kinematika dari uatu item dapat dieleaikan dengan menggunakan koneni parameter Denait-Hartenberg(Siaio & Siiliano, 996). Koneni ini dapat dijelakan dengan beberapa langkah. Langkah pertama adalah menentukan lokai endi dengan menamakan umbu endi Z... Z n- dengan n = jumlah endi, erta menyeuaikan umbu X dan Y eperti yang diberikan pada Gambar. Z n- Y... Y n- X Gambar. Koordinat Sumbu Sendi X n- Selanjutnya pada langkah kedua, menentukan lokai titik aal O i pada perpotongan Z i- dengan keadaan bidang normal ke Z i- dan Z i eperti yang diberikan pada Gambar. Jika Z i- adalah paralel dan endi i adalah endi putar(reolute), yang diilutraikan dalam bentuk tabung, maka tentukan O i ehingga d i =. Namun jika endi i adalah endi tranlai(primati), yang diilutraikan dalam bentuk kubu, maka tentukan O i pada poii refereni dari endi i -.
3 Gambar. Tranformai Link Koneni Parameter Denait-Hartenberg Kemudian dengan tetap mengau pada Gambar, pada langkah ketiga, adalah menentukan umbu X i yang mempunyai gari normal terhadap umbu Z i dan Z i- yang mempunyai arah terhadap endi i ke endi i +. Langkah keempat, menentukan Yi dengan kaidah tangan kanan eperti yang ditunjukkan pada Gambar. Langkah kelima, menentukan tabel dari parameter lengan a i, d i, α i dan θ i dimana a i menyatakan jarak epanjang X i dari O i ke perpotongan O i+, edangkan d i menyatakan jarak epanjang Z i- dari O i- ke perpotongan O i dan d i merupakan ariabel jika endinya tranlai(primati). Selanjutnya α i menyatakan udut antara Z i- dan Z i terhadap umbu X i yang nilainya poitif jika rotai berlawanan arah jarum jam. Untuk θ i menyatakan udut antara X i- dan X i terhadap umbu Z i- yang nilainya poitif jika berlawanan arah jarum jam dan juga parameter θ i merupakan ariabel jika endinya putar(reolute). Langkah keenam, dilakukan dengan ara menubtituikan parameter a i, d i, α i dan θ i ke dalam peramaan matrik tranformai homogeneou i A i eperti yang diberikan pada Peramaan (). Selanjutnya, dilakukan perkalian eluruh matrik tranformai homogeneou i A i ehingga membentuk peramaan kinematika maju A... n n A n poii dan orientai dari kerangka ujung terhadap kerangka daar. T, yang memberikan
4 Aii o i in i in i. o i o i. o i in i in i. in i o i. in i o i a i. o i a i. o i untuk i,..., n... ( ) di Hail perkalian matrik homogeneou Tn ini memiliki ektor-ektor yang relatif terhadap umbu utama yang dapat dijabarkan ebagai berikut : n n Tn y n dimana : y a ay a d dy... ( ) d n = ektor arah umbu OnXn terhadap OXYZ (normal) = ektor arah umbu OnYn terhadap OXYZ (liding) a = ektor arah umbu OnZn terhadap OXYZ (approah) d = ektor pergeeran On terhadap O (tranlai) Dari parameter-parameter terebut di ata elanjutnya dapat diturunkan peramaan model kinematika euai dengan item yang didiain. Untuk perhitungan trayektori miil dimana faktor aerodinamikanya diabaikan, maka dalam hal ini hanya graitai bumi yang mempengaruhi pergerakan miil. Oleh ebab itu dapat diterapkan peramaan gerak trayektori parabola eperti yang diberikan pada Gambar. Gambar. Gerak Trayektori Parabola Peramaan gerak trayektori parabola(wikipedia, ) yang penting untuk diketahui dalam perhitungan trayektori miil, antara lain :
5 Perhitungan udut miil dalam kordinat karteian, g( g.. y. ) tan... ( ) g. Perhitungan waktu tempuh miil, t in g in g. y g dimana, = keepatan awal miil (m/) g = perepatan graitai (m/ )... ( ) PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM Sitem pengarahan miil minimal menggunakan dua penggerak utama yaitu penggerak aimuth(bearing/pen) dan penggerak eleai(tilt). Sementara itu juga ada bentuk gangguan pada landaan yang berupa gangguan roll, pith dan yaw. Kemudian dengan menggabungkan ketiga bentuk gangguan terebut dengan dua penggerak utama item, maka akan didapatkan kinematika item pengarahan dengan derajad kebebaan eperti yang diberikan pada Gambar.a. Kemudian untuk menghailkan tabel koneni yang unik, maka umbu koordinat etiap endi ditentukan eperti yang diberikan pada Gambar.b. Miile Aiming Eleai L Aimuth y O y O Roll y O (a) Yaw Pith y y O (b) Gambar. a. Suunan Sendi Sitem Pengarahan Miil b. Suunan Sumbu Koordinat Sendi O
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menerapkan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh koneni parameter Denait-Hartenberg, maka dengan mengau pada Gambar.b. akan didapatkan hail yang diberikan pada Tabel. Tabel. Parameter Denait-Hartenberg Pada Sitem Pengarahan Miil i Sendi a i α i d i θ i Yaw 9 θ Pith 9 θ +9 Roll 9 θ +9 Aimuth 9 L θ +9 Eleai θ Data yang ditampilkan pada Tabel. dapat dijelakan dengan ara ederhana, mialnya pada endi yaw, parameter a bernilai nol karena tidak jarak antara O dan O epanjang umbu o. Sedangkan parameter α bernilai 9 karena terjadi perputaran berlawanan arah jarum jam dengan udut 9 dari ke jika dilihat dari umbu. Kemudian parameter d juga bernilai nol karena tidak ada jarak antara O dan O epanjang umbu. Sedangkan untuk parameter θ adalah ariabel karena merupakan endi putar(reolute). Parameter θ ini tidak ada penambahan kontanta udut karena umbu o dan umbu tidak membentuk udut jika dilihat dari umbu. Hal ini juga berlaku ama pada endi-endi yang lain. Selanjutnya data Tabel. terebut dimaukkan ke dalam Peramaan () dan hailnya ebagai berikut ini : o in in o in o A, o in A, A A in o o in, A L o in in o in o o in Kemudian dengan memialkan o i i dan in i i untuk i =..., maka didapatkan hail perkalian matrik tranformai kinematika homogenou, 6
7 T n n n y n y a a a y d d y d dimana, n (-( + ) + ) + (- + ) n (-( y - ) + ) + (- - ) n ( + ) + -(-( + ) + ) + (- + ) -(-( y - ) + ) + (- - ) -( a ( a ( y a ) ) ) d (- + )L d y (- - )L d L Kemudian dengan melihat kembali pada Gambar.b, akan didapatkan bahwa item pengarahan miil diwakili oleh koordinat umbu yang relatif terhadap umbu koordinat bae O o o y o o. Sehingga matrik udut pengarahan miil dengan gangguan landaan direpreentaikan oleh kolom pertama dari hail kali perkalian matrik tranformai homogenou, θ θ θ X (-( + ) + ) + (- Y (-( - ) + ) + (- Z ( + ) ehingga untuk mengatai kealahan udut pengarahan yang terjadi, dapat dipakai udut refereni pada maing-maing penggerak ebagai berikut : Sudut refereni penggerak aimuth = Ar. TanY, X, dan Sudut refereni penggerak eleai = Ar. TanZ, X Y ) ) 7
8 Kemudian hal yang paling penting dalam uatu penembakan yang efektif adalah item dapat diperbolehkan menembak jika aaran berada di dalam jangkauan penembakan. Pada aaran yang bergerak juga diperlukan data poii untuk etiap waktu ebagai daar pengambilan keputuan dalam menentukan prediki aaran dengan tepat. Mialkan poii aaran diwakili oleh koordinat ruang (, y, ) yang relatif terhadap umbu koordinat O o. Selanjutnya koordinat poii aaran ini ditranformaikan ke dalam poii aaran trayektori parabola miil, y, y... ( ) Dalam perhitungan trayektori miil ini, banyak dilema yang ditemui dalam penentuan udut penembakan yang tepat pada aaran bergerak. Hal ini diebabkan oleh adanya ariabel yang belum diketahui dan aling ketergantungan. Variabel itu adalah prediki titik aaran dan waktu tempuh yang ama antara miil dan aaran untuk menuju prediki titik pertemuan. Untuk memudahkan permaalahan terebut, diaumikan bahwa waktu tempuh miil angat epat dan mengenai aaran hampir mendekati nol, ehingga poii prediki aaran hampir ama dengan poii aaran yang terdeteki. Selain itu, haru dipatikan terlebih dahulu bahwa aaran udah berada dalam daerah jangkauan penembakan, dengan peryaratan ebagai berikut : g. g. y.., y... ( 6 ). g Peryaratan ini didapatkan dengan menghindari nilai akar-akar yang tidak imajiner pada Peramaan () dan (). Selanjutnya dapat dihitung udut pengarahan miil untuk poii prediki aaran menggunakan Peramaan (). Kemudian, hail udut pengarahan miil ini menjadi udut refereni untuk penggerak eleai, edangkan udut refereni untuk penggerak aimuth dihailkan dari udut yang dibentuk oleh poii dan y aaran terhadap koordinat umbu O pada Gambar.b. Untuk membuktikan metode di ata, digunakan data-data ebagai berikut : keepatan awal miil ( o )= m/, graitai bumi (g) = 9,8 m/, poii aaran berada di koordinat (,,) dalam atuan meter, udut gangguan roll, udut gangguan pith, udut gangguan yaw. Sehingga dengan menggunakan Peramaan (), akan diperoleh., y 8
9 Selanjutnya, dipatikan terlebih dahulu bahwa aaran udah berada dalam daerah jangkauan penembakan dengan menggunakan Peramaan (6), g g. y. benar 976, y,. g. 6.9,8 benar Setelah peryaratan dipenuhi, elanjutnya dapat dihitung udut pengarahannya dengan menggunakan Peramaan (), ehingga diperoleh tan g( g. g.. y. ) tan tan dan diperoleh tan , edangkan, tan (,) didapatkan matrik udut pengarahan miil dengan gangguan landaan, X (-( + ) + ) + (- Y (-( - ) + ) + (- Z ( + ) + kemudian, akan didapatkan + - Sudut refereni untuk penggerak aimuth = Ar. TanY, X ) ) = + ( ) = -.6 Sudut refereni untuk penggerak eleai = Ar. TanY, X =. + ( ) = -., ehingga Cara lain yang paling mudah untuk membuktikannya adalah tanpa memberikan gangguan landaan, yaitu dengan memberikan nilai θ = θ = θ =. Sehingga akan diperoleh, θ = θ = θ = X Y Z Dengan melihat peramaan matrik udut pengarahan tanpa gangguan, maka hail peramaan udut refereni untuk penggerak eleai akan didapatkan hail yang ama dengan udut gerak trayektori miil ( ). Hail yang ama juga akan didapatkan pada udut refereni untuk penggerak aimuth dengan udut. 9
10 KESIMPULAN Seara matemati telah dapat dibuktikan bahwa pemodelan kinematika menggunakan peramaan Denait-Hartenberg ini mampu memberikan item pengarahan miil yang tepat pada prediki aaran walaupun terjadi gangguan pada landaan yang berupa gangguan roll, pith dan yaw. Penyeleaian item pengarahan miil dengan menggunakan pemodelan kinematika ini maih belum memperhitungkan faktor aerodinamika yang bekerja pada miil, padahal pada kenyataannya, gerak trayektori miil ini merupakan gerak balitik yang banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, eperti koefiien drag, ikoita udara, arah dan keepatan udara, kelembaban udara, geekan/hambatan udara, uhu udara, db. Sehingga maih perlu dilakukan analii perhitungan eara mendalam mengenai gerak aerodinamika miil upaya mendapatkan hail penembakan yang lebih tepat menuju aaran. SARAN Hail perhitungan matemati pemodelan kinematika ini maih perlu diuji eara iual dengan menggunakan imulai komputer ehingga item kinematika pengarahan miil akan terlihat dengan jela dapat mendekati udut penembakan yang diinginkan walaupun diberikan gangguan-gangguan pada landaan. DAFTAR PUSTAKA...,. Riffleman Rule & General Balliti Trajetory, Wikipedia Organiation. Akay, M.,. Deelopment of Unieral Flight Trajetory Calulation Method for Unguided Projetile, Proeeding of Turkih Engineering, Enironment and Siene, Akgul, A. and Karaoy, S.,. Deelopment of a Tatial Balliti Miile Trajetory Predition Tool, Journal of Eletrial and Eletroni Engineering, Vol. No.. Lee, Sou-Chen., Huang, Yu-Chao. & Liu, Cheng-Yu, 999. Trajetory Etimation for Tatial Balliti Miile in Terminal Phae Uing On-line Input Etimator, Proeeding of National Siene and Counil ROC, Vol. No. pp.6-6. Siaio, L. & Siiliano, B., 996. Modeling And Control of Robot Manipulator, MGraw Hill Companie, In, New York Selig, J.M., 99. Introdutory Roboti, Prentie Hall International Ltd., UK.
BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:
Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinciAnalisis Tegangan dan Regangan
Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analii Tegangan dan Regangan Pertemuan 1, 13 Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip TIU : Mahaiwa dapat menganalii
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciPerancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi
Lebih terperinciPerancangan Bentuk Geometri dan Derajat Kebebasan dan Analisa Kestabilan Robot Humanoid Makara 1
Peranangan Bentuk Geometri dan Derajat Kebebaan dan Analia Ketabilan obot Humanoid Makara Gandjar K, Filipu K, Yohanne TT, Galih S., Akthur F Departemen Teknik Mein - Univerita Indoneia - Kampu Baru UI
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciTOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI
TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.
Lebih terperinciTOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul?
SOAL-SOAL KONSEP TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON Sebuah bla karet dijatuhkan ke ata lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bla itu memantul? Mlekul-mlekul pada lantai melawan/menlak bla aat menumbuk lantai dan
Lebih terperinciMENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI
Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,
Lebih terperinciTransformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS
Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat
Lebih terperinciMODEL MATEMATIK SISTEM FISIK
MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciKajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua
Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita
Lebih terperinciKorelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus
eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,
Lebih terperinciPERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK
Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan
Lebih terperinciDEFINISI DAN RUANG SOLUSI
DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciNina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar
Lebih terperinciMotor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham
Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni
Lebih terperinciIII TRANSFORMASI. = ; (ad bc). Jika
10 III TRANSFORMASI 3.1 Tranformai Bilinear a + b Dari peramaan (2.30), yaitu = T( = ; (ad bc). Jika c + d maka peramaan terebut dapat dikalikan dengan c + d, ehingga diperoleh c + d = a + b. Selanjutnya
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka
1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak
Lebih terperinciLentur Pada Balok Persegi
Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok
Lebih terperinciSTEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD
STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com
Lebih terperinciSTABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK
Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi
Lebih terperinciSISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)
SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciBAB II Dioda dan Rangkaian Dioda
BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.
Lebih terperinciTRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1
TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan
Lebih terperinciPEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari
PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciKENDALI VISUAL DUAL ARM ROBOT
KENDAI VISUA DUA ARM ROBOT MENGGUNAKAN PENDEKATAN CENTER OF GRAVITY Muhammad Riyadianya Tanjung Dr. Eng Indra Adji Sulitijono, ST, M.Eng Department of Mehatroni Engineering, Eletroni Engineering Polytehni
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinciPENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI
PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM PEGAS MASSA
SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Jilid 2
Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.
Lebih terperinciSISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar
Lebih terperinciModul 3 Akuisisi data gravitasi
Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,
Lebih terperinciawalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan
Lebih terperinciYusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,
Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita
Lebih terperinciTEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI
26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB
Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB
Lebih terperinci2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *
ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI
ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA
BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya
Lebih terperinciBAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF
Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH
Lebih terperinciSET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.
MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru
Lebih terperinciBab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan
Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan
Lebih terperinciTRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI
Univerita Gadja Mada TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI SOAL A Suatu ungai (tampang dianggap berbentuk egiempat) dengan lebar B = 5 m. Di uatu tempat di ungai tb, terdapat daar ungai yang berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian
Lebih terperinciMATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )
MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan
Lebih terperinciANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice
NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciPENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR
Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah
Lebih terperinciPERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC
, Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.
Lebih terperinciSimulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L
F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi
Lebih terperinciPENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA
BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. melayani kapal, dalam bongkar/muat barang dan atau menaikkan/menurunkan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Dermaga adalah bangunan di tepi laut (ungai, danau) yang berfungi untuk melayani kapal, dalam bongkar/muat barang dan atau menaikkan/menurunkan penumpang (Aiyanto, 2008). Dermaga
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian
Lebih terperinciIV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS
8 IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS Maih berkaitan dengan bab ebelmnya, pada bagian ini akan dibaha tiga model ntk at ar lal-linta yang mengalir pada at ingle link. Model-model terebt terdiri ata da model
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat
7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan
Lebih terperinciEvaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan
Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciKONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut
Lebih terperinciTransformasi Laplace
Tranformai Laplace Muhafzan Agutu 22 Tranformai Laplace 3 Denii Tranformai Laplace Dalam bagian ini kita akan membicarakan ifat-ifat dan beberapa aplikai dari tranformai Laplace. Denii Diberikan uatu fungi
Lebih terperinciPengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno
Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)
STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,
Lebih terperinciDegradasi dan Agradasi Dasar Sungai
Degradai dan Agradai Daar Sungai Peramaan Saint Venant - Exner Model Parabolik Acuan Utama Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulic: Chapter 6, pp. 358-370, J. Wiley and Son, Ltd., Suex, England. Degradai
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR
ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
Lebih terperinciSTATISTIK FERMI - DIRAC
STATISTIK ERMI - DIRAC Diuun untuk memenuhi tuga mata kuliah iika Statitik DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII 1. 06101011006 MUHAMMAD URQON. 0610101100 EVELINA ASTRA PATRIOT 3. 06101011037
Lebih terperinciENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE
ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE Voni Yuniati (1), Gani Indriyanta (2), Antoniu Rahmat C (3) Abtrak: Kemajuan teknologi komputer dan telekomunikai telah menjadi kebutuhan
Lebih terperinci