Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID"

Transkripsi

1 129 Kontrol Trakcing Laras Mriam 57mm dngan Mnggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID Jki Saputra, M. Aziz Muslim, dan Rini Nur Hasanah Abstrak Laras mriam adalah salah satu bagian bsar dari kontruksi mriam 57mm S-60 dalam sistm snjata Arhanud, dimana laras brfungsi untuk mmbrikan arah jalannya proyktil srta mmbrikan grakan brputarnya proyktil agar stabil. Mriam Arhanud kalibr 57mm S-60 masih mnggunakan pralatan yang masih manual dan digrakkan olh tnaga manusia dalam mngarahkan laras pada saat mnghadapi arah datangnya psawat (targt). Pnlitian ini difokuskan untuk mwujudkan sbuah pngndali dngan mnggunakan mtod kontrolr Hybrid (KLF) - PID. Dngan pnrapan pngndali Hybrid (KLF) - PID diharapkan dapat diprtahankan kstabilan arah laras mriam ktika laras brgrak mnuju arah yang dikhndaki baik mnuju arah azimuth maupun lvasi atau tanpa gangguan dan dapat digunakan lbih lanjut sbagai bahan untuk rist tntang sistm kontrol. Hasil pnlitian mnunjukkan bahwa Sistm kndali grak laras mriam 57mm S-60 dngan mnggunakan mtod hybrid control logika fuzzy(klf)-pid tlah brjalan ssuai dngan yang diharapkan, dimana grak laras pada posisi lvasi maupun azimuth tlah ssuai dngan data masukan yang dibrikan mlalui joystick. Kata Kunci laras mriam, logika fuzzy, PID, hybrid control logika fuzzy-pid, arduino mga U I. PENDAHULUAN NJUK krja suatu mriam diantaranya ditntukan olh sistm kndali dan stabilisasi grak laras mriam. Saat ini, sistm kndali dan stabilisasi grak laras mriam umumnya masih didatangkan dari luar ngri scara utuh shingga bila diprlukan prbaikan atau pnggantian masih harus dilakukan olh pihak asing [1]. Arhanud (Artilri Prtahanan Udara) brtugas mnylnggarakan prtahanan udara aktif untuk mnghancurkan, mniadakan atau mngurangi daya guna dan hasil guna sgala bntuk ancaman udara musuh dngan mnggunakan mriam dan pluru kndali darat udara, dalam rangka Prtahanan Udara (Hanud) di mdan oprasi maupun Prtahanan Udara Nasional (Hanudnas). Laras mriam adalah salah satu bagian Jki Saputra adalah Prajurit TNI AD Lmjiantk/STTAD dan Mahasiswa Program Studi Magistr Tknik Elktro Univrsitas Brawijaya, Malang, Indonsia (mail: jki8422@yahoo.co.id ) M. Azis Muslim adalah Ktua Jurusan Tknik Elktro, Fakultas Tknik Univrsitas Brawijaya, Malang, Indonsia, (Tlp: , mail: muhazizm2@gmail.com ) Rini Nur Hasanah adalah dosn Tknik Elktro Univrsitas Brawijaya, Malang, Indonsia(Tlp ; mail : rininurhasanah@gmail.com ). bsar dari kontruksi mriam 57mm S-60 dalam sistm snjata Arhanud, dimana laras brfungsi untuk mmbrikan arah jalannya proyktil srta mmbrikan grakan brputarnya proyktil agar stabil. Mriam Arhanud kalibr 57mm S-60 masih mnggunakan pralatan yang masih manual dan digrakkan olh tnaga manusia dalam mngarahkan laras pada saat mnghadapi arah datangnya psawat (targt). Untuk mngatasi hal trsbut maka prlu adanya suatu prangkat / sistm yang dapat mmbantu tugas pnmbak mriam dalam hal mngarahkan kdudukan laras ssuai dngan yang dikhndaki. Olh karna itu dalam pnlitian ini, yang mnjadi pokok bahasan adalah mmbuat suatu sistm kontrol yang dapat mngarahkan laras mriam Arhanud kalibr 57mm S-60 pada posisi azimuth atau lvasi yang diinginkan. Dngan kondisi trsbut, diprlukan prancangan suatu alat srta suatu mtod pngndalian. Dalam suatu sistm kontrol kita mngnal adanya bbrapa macam aksi kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol intgral dan aksi kontrol drivatif. Masing-masing aksi kontrol ini mmpunyai kunggulan-kunggulan trtntu, dimana aksi kontrol proporsional mmpunyai kunggulan ristim yang cpat, aksi kontrol intgral mmpunyai kunggulan untuk mmprkcil rror, dan aksi kontrol drivativ mmpunyai kunggulan untuk mmprkcil rror atau mrdam ovrshot/undrshot [2]. Untuk itu agar kita dapat mnghasilkan output dngan ristim yang tinggi dan rror yang kcil kita dapat mnggabungkan ktiga aksi kontrol ini mnjadi aksi kontrol PID, dan pada pnlitian ini sistm kndali yang digunakan adalah sistm kndali PID digital. Di lain pihak juga brkmbang suatu tknologi dimana kita tidak lagi mmakai cara konvnsional untuk mndapatkan suatu hasil yang kita inginkan dngan mmakai prsamaan matmatika. Ttapi kita mnrapkan suatu sistm kmampuan manusia untuk mngndalikan ssuatu, yaitu dalam bntuk aturanaturan Jika maka (If Thn Ruls), shingga pross pngndalian akan mngikuti pndkatan scara linguistik, sistm ini disbut dngan sistm kndali logika fuzzy, yang mana sistm kndali logika fuzzy ini tidak mmiliki ktrgantungan pada variabl variabl pross kndali [3]. Dalam kasus ini mtod altrnatif yang digunakan adalah logika fuzzy. Mtod logika fuzzy ini digunakan untuk mnntukan nilai Kp,

2 130 Ki dan Kd dari kontrolr Hybrid Kontrol Logika Fuzzy (KLF) - PID yang digunakan dalam pngaturan sudut motor shingga sudut motor dapat diprtahankan ssuai dngan nilai st point yang diinginkan. A. Mriam 57mm S-60 II. DASAR TEORI Mriam 57 mm S-60 adalah salah satu alat utama sistm snjata yang dimiliki olh satuan Arhanud. Mriam ini adalah mriam sasaran udara 57 mm S- 60 bkrja atas dasar tkanan gas dan dapat ditmbakkan scara otomatis dan tunggal dngan cara mlpaskan pdal tmbak karna tidak dilngkapi dngan tuas atur tmbak (TAT). Dalam pnggolongannya digunakan olh satuan Artilri Prtahanann Udara Sdang, dimana dalam satu pucuk mriam dilayani olh dlapan awak mriam. Mriam 57mm S-60 dapat dilihat pada Gambar, 1. s s M 1 Kp 1 Td s..(2) E Ti s Gambar 2 mnunjukan diagram blok kontrolr PID C. Kontrol Logika Fuzzy (KLF) Dalam sistm pngndalian dngan logika fuzzy dilibatkan suatu blok pngndali yang mnrima satu atau lbih masukan dan mngumpankan satu atau lbih kluaran k plant atau blok lain sbagaimana trlihat dalam Gambar 3. Gambar. 3. Pngndai Fuzzy Komponn utama pnyusun KLF adalah unit fuzzifikasi, fuzzy infrnc, basis pngtahuan dan unit dfuzzifikasi. Struktur dasar KLF dapat dilihat dalam Gambar 4. Gambar. 1. Mriam 57mm S-60 B. Kontrol PID Sistm pngndalian dirancang untuk mlakukan dan mnylsaikan tugas trtntu. Syarat utama sistm pngndalian adalah harus stabil. Disamping kstabilan mutlak, maka sistm harus mmiliki kstabilan scara rlatif, yakni tolok ukur kualitas kstabilan sistm dngan mnganalisis sampai sjauh mana batas-batas kstabilan sistm trsbut jika diknai gangguan [4]. Slain itu analisis juga dilakukan untuk mngtahui bagaimana kcpatan sistm dalam mrspons input, dan bagaimana prdaman trhadap adanya lonjakan (ovr shoot). Gabungan aksi kontrol proporsional, intgral, dan diffrnsial mmpunyai kunggulan dibandingkan dngan masing-masing dari tiga aksi kontrol trsbut. Prsamaan kontrolr PID ini dapat dinyatakan sbagai brikut : D. Hybrid Kontrol Logika Fuzzy (KLF) PID Hybrid KLF - PID adalah sistm kontrol yang mnggabungkan srta mmanipulasi antara kontrol logika fuzzy dan PID. Gambar. 4. Struktur Dasar Logika Fuzzy Z -1 k k + k-1 - dk Fuzzy Gambar. 5. Hybrid Kontrol Logika Fuzzy (KLF) PID PID uk PLANT yk Pross Hybrid KLF - PID ssuai dngan Gambar 5 brada pada unit dfuzzifikasi dari kontrolr logika fuzzy, di mana hasil kluaran unit ini adalah paramtr gain untuk kontrolr PID. Gambar. 2. Diagram Blok Kontrolr PID t Kp d m t Kp t t dt Kp Td...(1) Ti dt Dalam transformasi laplac dinyatakan sbagai brikut : III. PERANCANGAN ALAT A. Prancangan Diagram Blok Alat Pmbuatan sistm trdiri dari pmbuatan lktrik, mkanik hingga prangkat lunak, tahapan yang dilakukan prtama adalah mrancang sistm ssuai dngan kbutuhan sistm brdasarkan landasan tori yang tlah dibuat. Prancangan blok diagram sistm

3 131 pngndalian tracking laras mriam 57mm S-60 ( dalam bntuk miniatur) ditunjukkan dalam Gambar 6 dan Gambar 7. akan ikut mmpngaruhi prubahan rsistansi pada kaki potnsiomtr linir. Sistm prancangan dan hasil prancangan potnsiomtr linir ditunjukkan pada gambar 9 dan 10. Gambar. 6. Diagram Blok Sistm Hybrid Kontrol Logika Fuzzy (KLF) PID Sudut Elvasi Gambar. 10. Potnsiomtr Pada Sistm Gambar. 7. Diagram Blok Sistm Hybrid Kontrol Logika Fuzzy (KLF) PID Sudut Adzimuth B. Prancangan Mkanik Alat Pada prancangan mkanik sistm trdiri dari satu buah miniatur laras mriam, dua buah motor DC, satu buah snsor rotary ncodr, satu buah potnsiomtr, satu buah joystick, bsrta kotak lktrik sistm yang dilngkapi dngan LCD. Bntuk mkanik sistm ditunjukkan dalam Gambar 8. D. Prancangan Rotary Encodr Dalam rangkaian snsor rotary ncodr, yang diprlukan adalah komponn brupa piringan acrylic dan optocouplr. Pada snsor ini optocouplr digunakan untuk mndapatkan frkunsi on/off dari putaran snsor. Optocuplr yang digunakan adalah optocouplr U dngan modl T. Optocouplr ini diltakkan diantara sisi piringan acrylic yang trdapat lubang-lubang yang disdiakan untuk mlwatkan cahaya dari LED mnuju optocouplr. Komponn ini mrupakan kombinasi inframrah dan photodioda sbagai pmancar dan pnrima cahaya. Prancangan snsor rotary ncodr ditunjukkan dalam Gambar 11. Gambar. 11. Prancangan Snsor Rotary Encodr E. Prancangan Kontrolr Logika Fuzzy Langkah awal mrancang kontrolr logika fuzzy adalah mnntukan variabl masukan dan variabl kluaran. Gambar. 8. Prancangan Mkanik Sistm C. Prancangan Potnsiomtr. Potnsiomtr linir digunakan sbagai pngukur posisi sudut putaran motor DC. 5 Gambar. 9. Rangkaian Potnsiomtr Pnmpatan snsor ini tpat sjajar dngan motor DC, jadi stiap prubahan sudut putar dari motor DC Gambar. 12. Diagram Alir Program Kontrol Logika Fuzzy Langkah kdua adalah fuzzifikasi. Langkah ktiga adalah kaidah atur control logika fuzzy. Dan langkah

4 132 trakhir adalah dfuzzifikasi. Dari Pnjlasan diatas maka diagram alir program kontrol logika fuzzy pada pnlitian ini ditunjukkan dalam Gambar 12. Variabl Masukan dan Kluaran Sistm kontrol logika fuzzy yang dikmbangkan dalam pnlitian ini mmpunyai dua crisp input yaitu rror posisi dan dlta rror posisi srta tiga crisp output yaitu paramtr Kp, Ki, dan Kd. Error dan Δ Error, didfinisikan dngan prumusan sbagai brikut: Error(t) =SP-PV(t) (3) Dimana, SP = St point (Nilai yang diinginkan) PV(t) = Prsnt Valu pada waktu t (Nilai aktual) ΔError(t) = Error(t)-Error(t-1)..(4) Dimana, Error(t) = Error pada waktu t Error(t-1) = Error pada waktu (t-1) Fungsi Kanggotaan Masukan Fungsi kanggotaan dari rror dan dlta rror trdiri dari lima labl, yaitu Ngativ Big (NB), Ngativ Small (NS), Zro (Z), Positiv Small (PS), Positiv Big (PB). yang sblumnya. Mmbrship function yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 13, 14, 15 dan 16. Fungsi Kanggotaan Kluaran Fungsi kanggotaan kluaran motor Dirct Currnt (DC) mrupakan rprsntasi susut tracking laras mriam dan bsarnya nilai PWM yang dikluarkan olh Arduino brupa hasil dari prhitungan Mtod dfuzzifikasi Singlton yang tlah dibulatkan olh intgr di dalam pmrograman. Pmilihan dfuzzifikasi sbagai pnntu kluaran dipilih dngan alasan agar mmprcpat kskusi program dan kapasitas program yang ditulis tidak mlbihi kapasitas mmori dari Arduino sbsar 256 kilobyt. Mtod kluaran Sugno Sama sprti fungsi kanggotan pada masukan, prlu dibuat bbrapa fungsi kanggotaan kluaran dngan tujuan mnysuaikan karaktristik knaikan kcpatan pada alat kstraksi. Gambar. 17. Fungsi Kanggotaan Kluaran nilai Kp untuk sudut Adzimuth mnggunakan Mtod Sugno Gambar. 13. Fungsi Kanggotaan Masukan Error Sudut Adzimuth Gambar.14. Fungsi Kanggotaan Masukan Dlta Error Sudut Adzimuth Gambar. 18. Fungsi Kanggotaan Kluaran nilai Ki untuk sudut Adzimuth mnggunakan Mtod Sugno Gambar. 15. Fungsi Kanggotaan Masukan Error Sudut Elvasi Gambar. 19. Fungsi Kanggotaan Kluaran nilai Kd untuk sudut Adzimuth mnggunakan Mtod Sugno Gambar. 16. Fungsi Kanggotaan Masukan Dlta Error Sudut Elvasi Error adalah nilai st point dikurangi nilai sbnarnya, sdangkan dlta rror didapat dari rror nilai sudut skarang dikurangi dngan rror nilai sudut Gambar. 20. Fungsi Kanggotaan Kluaran nilai Kp untuk sudut Elvasi mnggunakan Mtod Sugno Himpunan kluaran logika fuzzy mrupakan rprsntasi hasil dari kputusan dalam bntuk variasi nilai Kp, Ki,

5 133 dan Kd mnggunakan mtod sugno yang mmiliki nilai yang monoton. Fungsi kanggotaan kluaran trsbutdapat dilihat pada Gambar 17, 18, 19, 20, 21 dan 22. rror dan 5 mmbrship function dlta rror. Tabl I s/d VI mnunjukan aturan fuzzy untuk nilai Kp, Ki dan Kd. TABEL IV ATURAN FUZZY UNTUK NILAI KP PADA SUDUT ELEVASI d Z PB PS NS NS NB Gambar. 21. Fungsi Kanggotaan Kluaran nilai Ki untuk sudut Elvasi mnggunakan Mtod Sugno TABEL V ATURAN FUZZY UNTUK NILAI KI PADA SUDUT ELEVASI d Z PB PS NS NS NB Gambar. 22. Fungsi Kanggotaan Kluaran nilai Kd untuk sudut Elvasi mnggunakan Mtod Sugno Ktrangan: NB : Ngatif Big NS : Ngatif Small PS : Positif Small PB : Positif Big Prancangan Aturan Fuzzy Rul (aturan) fuzzy digunakan sbagai pnntu kluaran dari fuzzifikasi yang akan diolah dalam pross dfuzzifikasi, dngan jumlah rul 25 macam. TABEL I ATURAN FUZZY UNTUK NILAI KP PADA SUDUT ADZIMUTH d Z PB PS NS NS NB TABEL II ATURAN FUZZY UNTUK NILAI KI PADA SUDUT ADZIMUTH d Z PB PS NS NS NB TABEL III ATURAN FUZZY UNTUK NILAI KD PADA SUDUT ADZIMUTH d Z PB PS NS NS NB Rul trsbut didapat dari 5 mmbrship function Mtod Infrnsi Min-Max Pada mtod Min Max aturan oprasi minimum Mamdani digunakan untuk implikasi fuzzy. Prsamaan aturan minimum adalah C' n ci...(5) 1 i i Ai ( x0) Bi ( y0) dngan..(6) Dfuzzifikasi Dfuzzifikasi adalah pross untuk mngubah kluaran fuzzy mnjadi kluaran crisp. Hasil dfuzzifikasi inilah yang digunakan untuk mngatur bsarnya nilai Kp, Ki dan Kd. Mtod dfuzzikasi yang digunakan adalah Singlton. U dngan: U w i u i TABELV I ATURAN FUZZY UNTUK NILAI KD PADA SUDUT ELEVASI d Z PB PS NS NS NB kluaran n n i 1 n i 1 w u i i w i.....(7) = Kluaran = Bobot nilai bnar w i = Nilai linguistik pada fungsi kanggotaan = Banyak drajat kanggotaan F. Prancangan Kontrolr PID Variabl masukan untuk kontrol PID trdapat tiga yaitu kmiringan (rror) (), (drror) (d/dt) dan (summingrror) ( dt), dan variabl kluaran brupa duty cycl untuk PWM motor DC. Prsamaan PID continu harus diubah k dalam diskrit:

6 134 ω = K p ω + K i ω dt + K d d ω /dt Grafik Hubungan Sudut Adzimuth trhadap Waktu ω (n) = ω sp - ω(n) ω = dθ/dt ω sp = (θ sp θ(n))/t ω(n) = (θ(n) θ(n-1))/t shingga: ω (n) = (θ sp + θ(n-1) 2θ(n))/T (5-15) ω dt = ω (5-16) Shngga prsamaannya mnjadi : ω = K p ω (n) + K i ω +K d (θ sp + θ(n-1) 2θ(n))/T.(8) (5-17) Dimana : ω = Kcpatan sudut ADC ω(n) = Kcpatan sudut skarang ω(n-1) = Kcpatan sudut sblumnya θ(n) = Sudut skarang θ(n-1) = Sudut sblumnya θ stpoint = Sudut yang diinginkan ω = Error kcpatan sudut adc ω = Pnjumlahan rror kcpatan sudut adc K p = Konstanta Proporsional K i = Konstanta Intgral K d = Konstanta Drrivatif T = Tim Sampling sp = Stpoint Gambar. 24. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint 90 0 Grafik kluaran pada Gambar 24 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 90 0, tim sampling 20ms, ris tim 0.28scond, mntap pada sampling k 37 dan mntap pada waktu 0.46 scond. Grafik Hubungan Sudut Adzimuth trhadap Waktu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Stlah mlakukan prosdur pngujian dngan bbrapa tuning yang brbda untuk stiap nilai kluaran NB, NS, PS dan PB maka didapatkan hasil kluaran sistm dan tampilan ruang solusi untuk masing-masing sistm. Brikut hasil pngujian sistm dngan kluaran yang brbda: A. Hasil pngujian pada sudut adzimuth. Grafik Hubungan Sudut Adzimuth trhadap Waktu Gambar. 25. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint Grafik kluaran pada Gambar 25 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 180 0, tim sampling 20ms, ris tim 0.72scond, mntap pada sampling k 41 dan mntap pada waktu 0.82 scond. Grafik Hubungan Sudut Adzimuth trhadap Waktu Gambar. 23. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint 60 0 Grafik rspon kluaran pada Gambar 23 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 60 0, tim sampling 20ms, ris tim 0.28scond, mntap pada sampling k 23 dan mntap pada waktu 0.46 scond. Gambar. 26. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint Grafik kluaran pada Gambar 26 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 360 0, tim sampling 20ms, ris tim 1.24scond, mntap pada

7 135 sampling k 69 dan mntap pada waktu 1.38scond. Grafik Hubungan Sudut Elvasi trhadap Waktu Grafik Hubungan Sudut Adzimuth yang brubah-ubah trhadap Waktu Gambar. 29. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint 45 0 Gambar. 27. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint brubah-ubah Grafik kluaran pada Gambar 27 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 40 0, 60 0, 90 0, dan Tim sampling 20ms. Grafik rspon mnunjukan bahwa sistm dapat mngikuti prubahan st point yang brubah-ubah. Dari hasil pngujian sistm untuk arah adzimuth dngan sudut yang brbda-bda yang trlihat pada gambar grafik 23, 24, 25 dan 27, dapat disimpulkan bahwa smakin bsar sudut yang dicapai, maka ris tim dan waktu mntapnya smakin bsar pula. Akan ttapi untuk rror stady stat 0%. Artinya bahwa kluaran sistm sudah ssuai dngan prancangan yang diinginkan baik pada stpoint ttap maupun dngan stpoint brubah-ubah, dan dari hasil prhitungan juga didapatkan prsntas rror trkcil dibandingkan kluaran sistm yang lainnya. B. Hasil pngujian pada sudut lvasi. Grafik Hubungan Sudut Elvasi trhadap Waktu Grafik kluaran pada Gambar 29 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 45 0, tim sampling 20ms, ris tim 0.62scond, mntap pada sampling k 37 dan mntap pada waktu 0.74 scond. Grafik Hubungan Sudut Elvasi trhadap Waktu Gambar. 30. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint 60 0 Grafik kluaran pada Gambar 30 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 60 0, tim sampling 20ms, ris tim 0.72scond, mntap pada sampling k 44 dan mntap pada waktu 0.88 scond. Grafik Hubungan Sudut Elvasi trhadap Waktu Gambar. 28. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint 15 0 Grafik kluaran pada Gambar 28 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 15 0, tim sampling 20ms, ris tim 0.26scond, mntap pada sampling k 31 dan mntap pada waktu 0.62 scond. Gambar. 31. Grafik Rspon Sistm untuk stpoint Brubah-ubah 0 Grafik kluaran pada Gambar 31 mrupakan nilai kluaran NB, NS, PS dan PB dngan stpoint 40 0, 60 0, 80 0, dan Tim sampling 20ms. Grafik rspon

8 136 mnunjukan bahwa sistm dapat mngikuti prubahan st point yang brubah-ubah. Dari hasil pngujian sistm untuk arah lvasi dngan sudut yang brbda-bda yang trlihat pada Gambar grafik 28, 29, 30 dan 31, dapat disimpulkan bahwa smakin bsar sudut yang dicapai, maka ris tim dan waktu mntapnya smakin bsar pula. Akan ttapi untuk rror stady stat 0%. Artinya bahwa kluaran sistm sudah ssuai dngan prancangan yang diinginkan baik pada stpoint ttap maupun dngan stpoint brubah-ubah, dan dari hasil prhitungan juga didapatkan prsntas rror trkcil dibandingkan kluaran sistm yang lainnya. C. Prbandingan Unjuk Krja Hybrid (KLF)- PID dngan KLF (Dsydarius, 2010) TABEL VII PERBANDINGAN UNJUK KERJA HYBRID (KLF)-PID DENGAN KLF Arah Laras St Point Hybrid (KLF)-PID Error Out Stady Stat KLF (Dsydarius,2010) Error Out Stady Stat % % Elvasi % % % % Adzimuth % % % Error rata-rata % TABEL VIII PERBANDINGAN UNJUK KERJA HYBRID (KLF)-PID DENGAN KLF Arah St Hybrid (KLF)-PID KLF (Dsydarius,2010) Laras Point Ris Ris Out Out Tim Tim Elvasi Adzimuth Error rata-rata Prbandingan dari hasil pngujian ksluruhan yang dilakukan mnggunakan Hybrid (KLF)-PID dngan KLF, dngan mmbrikan stpoint pada sudut lvasi dan adzimuth yang brbda-bda, dapat dilihat pada tabl Tabl VII dan VIII. Dari hasil prbandingan rror stady stat dan rror ris tim yang ditunjukan pada tabl VII dan VIII, hybrid KLF-PID mmiliki unjuk krja yang lbih baik dibanding dngan unjuk krja KLF. V. KESIMPULAN Sistm kndali grak laras mriam 57mm S-60 dngan mnggunakan mtod hybrid control logika fuzzy(klf)-pid tlah brjalan ssuai dngan yang diharapkan, dimana grak laras pada posisi lvasi maupun azimuth tlah ssuai dngan data masukan yang dibrikan mlalui joystick, dimana rror stady stat yang diprolh sbsar 0% dan ris tim rata-rata 0.625s. Mtoda hybrid control logika fuzzy(klf)-pid yang digunakan tlah dapat mngolah data masukan yang dibrikan, dimana kluarannya dapat mnggrakkan laras k posisi lvasi maupun azimuth. Sbagai saran Untuk mmprolh hasil yang lbih baik lagi slain pngndalian grak laras mriam maka disarankan untuk ditambahkan pmbidikan dari jarak jauh, shingga dalam prgrakan laras mriam dari jarak jauh bisa langsung dilakukan pmbidikkan scara jarak jauh pula. Dalam pnmpatan posisi mriam prlu diprhatikan faktor gangguan yang mungkin trjadi sprti : brat laras, gaya bban laras stlah pnmbakan, shingga prlu adanya pnambahan suatu sistm yang dapat mnyimbangkan posisi laras stlah trjadi pnmbakan. DAFTAR PUSTAKA [1] Indrawanto,Ir,Dr.2007.Pngmbangan Sistm Kndali dan Stabilisasi Grak Laras Mriam,LPPM-ITB. [2] Takahashi, T. Noguchi, IEEE Trans. Industry Appl. 22 (1986) 820. [3] M. Dpnbrok, IEEE Trans. On Powr Elctronics 3 (1988) 420. [4] Ogata, Katsuhiko Tknik Kontrol Automatik Jilid 1. Jakarta. Pnrbit Erlangga. [5] Dsydrius M., Analisis Pngaturan Sudut Azimuth Dan Elvasi Pngarah Laras Mriam Dngan Mnggunakan Mtod Fuzzy Logic. Univrsitas Brawijaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK

Modeling Pengaturan Kecepatan... Satya Kumara I N. MODELING PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SIMULINK MODELING PENGTURN KECEPTN MOTOR DC DENGN SIMULINK Olh : I N Satya Kumara Staf Pngajar Tknik Elktro Univrsitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali Email: ins_kumara@yahoo.com Intisari Motor arus sarah (motor

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN LOGIKA PID DENGAN MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535

ANALISIS PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN LOGIKA PID DENGAN MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535 ANALISIS PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN LOGIKA PID DENGAN MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535 Ruzita Sumiati (1) (1) Staf Pngajar Tknik Msin Politknik Ngri Padang ABSTRACT Th DC motor was oftn usd in various

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-103

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-103 JURNAL EKNIK IS Vol., No. (Spt. ) ISSN: 3-97 B-3 Prancangan dan Iplntasi Kontrollr Pid-Fuzzy untuk Mnjaga Stabilitas Frkunsi gangan rbangkit Pada Pbangkit Listrik Kapasitas kva dngan Pnggrak Utaa Motor

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI Olh: INDA SAFITRI NIM. 065009 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG x u comparator MVV RMVV vcc rst vcc rst COUNTER IC 407 COUNTER IC 407 0 0 switch cntral N N2 N3 N4 switch cabang rlay rlay snsor snsor out put out put BLOCK RANGKAIAN RELA BLOCK RANGK TRANSDUCER AC AC

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman Pnggunaan Algoritma RSA dngan Mtod Th Siv of Eratosthns dalam Enkripsi dan Dskripsi Pngiriman Email Muhammad Safri Lubis Jurusan Tknologi Informasi Fak. Ilmu Komputr dan Tknologi Informasi, USU Mdan, Indonsia

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena Availabl onlin at TRANSMISI Wbsit http://journal.undip.ac.id/indx.php/transmisi TRANSMISI, 13 (1), 2011, 39-45 Rsarch Articl Prancangan dan Analisa Antna Mikrostrip dngan Frkunsi 850 MHz untuk Aplikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA KENDALI ADAPTIF DENGAN METODA LEAST SQUARE. Iskandar Aziz Dosen Fakultas Teknik Universitas Almuslim ABSTRAK

ESTIMASI PARAMETER PADA KENDALI ADAPTIF DENGAN METODA LEAST SQUARE. Iskandar Aziz Dosen Fakultas Teknik Universitas Almuslim ABSTRAK ESIMASI ARAMEER ADA KENDALI ADAIF DENGAN MEODA LEAS SQUARE Iskanar Aziz Dosn Fakultas knik Univrsitas Almuslim ABSRAK Estimasi paramtr alam kontrol aaptif sangat pnting mngingat prinsip bahwa hasil stimasi

Lebih terperinci

DESAIN AWAL SISTEM KENDALI PARAMETER BERKAS RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma PTAPB BATAN YOGYAKARTA

DESAIN AWAL SISTEM KENDALI PARAMETER BERKAS RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma PTAPB BATAN YOGYAKARTA DESIN WL SISTEM KENDLI RMETER BERKS RDISI MESIN BERKS ELEKTRON 350 k/10 m TB BTN YOGYKRT SUTNTO Skolah Tinggi Tknologi Nuklir Badan Tnaga Nuklir Nasional - BTN JL.Babarsari Kotak os 6101 YKBB, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X Vol.5 No.. Agustus 3 Jurnal Momntum ISSN : 693-75X PERENCANAAN PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP EFEKTIVITAS PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK 5 KV SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN TENGAH - SUMATERA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS Siti Ainur Rohmah, Sutarman dan Lia Yuliati Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT BAB V DISTRIBUSI ROBABILITAS DISKRIT 5.. Distribusi Uniform Disrit Bila variabl aca X mmilii nilai,,... dngan probabilitas yang sama, maa distribusi uniform disrit dinyataan sbagai: f (, ) ;,,... paramtr

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI METODE DIRECT TORQUE CONTROL (DTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERANCANGAN DAN SIMULASI METODE DIRECT TORQUE CONTROL (DTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERANCANGAN DAN SIULASI EODE DIREC ORQUE CONROL (DC) UNUK PENGAURAN KECEPAAN OOR INDUKSI IGA FASA Panji Kurniawan 67 Juruan knik Elktro FI, Intitut knologi Spuluh Nopmbr Kampu IS, Surabaya 6 -mail:panji_pk@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI 9/08/0 REGREI LINEAR & KORELAI Elty arvia, T., MT. Fakultas Tknik Jurusan Tknik Industri Univrsitas Kristn Maranatha Bandung REGREI jauh ini,kita hanya mmbuat statistik dngan satu variabl pada waktu trtntu,

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014 Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 29 November 2013

Hendra Gunawan. 29 November 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hndra Gunawan Smstr I, 013/014 9 Novmbr 013 Latihan (Kuliah yang Lalu) Ssorangygtingginya~1,60 m brdiri ditpiatastbing, mlihat lh k laut yang brada ~18,40 m di bawahnya. Pada saatitu

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Metode Kontrol Optimal LQR Untuk Pengendalian Frekuensi Pada Simulator Pembangkit Listrik Generator

Perancangan dan Implementasi Metode Kontrol Optimal LQR Untuk Pengendalian Frekuensi Pada Simulator Pembangkit Listrik Generator JURNAL EKNIK POMIS Vol., No., () -6 Prancangan dan Iplntasi Mtod Kontrol Optial LQR Untuk Pngndalian Pada Siulator Pbangkit Listrik Gnrator Ahad Roni Utoo, Mochaad Rali Jurusan knik Elktro, Fakultas knologi

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN Ad Yudha Iswara, Fahry Husin, Ludfi Djakfar, Hndi Bowoputro Jurusan Tknik Sipil Fakultas Tknik Univrsitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci