STUDI PERBANDINGAN PENGENALAN CITRA SENYUMAN BERDASARKAN AESTHETIC DENTISTRY MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA DAN METODE 2D-LDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERBANDINGAN PENGENALAN CITRA SENYUMAN BERDASARKAN AESTHETIC DENTISTRY MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA DAN METODE 2D-LDA"

Transkripsi

1 Vol. 5, No. 4, Jul 00 ISSN SUDI PERBNDINGN PENGENLN CIR SENYUN BERDSRKN ESHEIC DENISRY ENGGUNKN EODE D-PC DN EODE D-LD * Rma r ahyunngrum, ** Ftr Damayant Jurusan en Informata, Unverstas runojoyo Jl. Raya elang PO. BOX, Kamal, Bangalan, adura, 696 E-al: * rma_tw@yahoo.co.d, ** ftr708@yahoo.com bstra D bdang peneltan esthetc Dentstry telah dlauan lasfas pola senyuman yang melput smle styles, taraf senyuman (smle stages) dan smle types. Klasfas n bertujuan untu mengdentfas berbaga macam pola senyuman yang menjad dasar untu mendapatan esamaan perseps para doter gg dalam melauan perawatan gg dan bedah mulut, hususnya untu memperba pola senyuman pasen. Dua hal yang menjad masalah utama pada pengenalan ctra senyuman adalah proses estras ftur dan juga ten lasfas yang dgunaan. aalah n membahas perbandngan metode estras ftur wo Dmensonal Prncpal Component nalyss (D-PC) dengan wo Dmensonal Lnear Dscrmnant nalyss (D-LD), dalam hal n lasfas pola senyuman berdasaran smle stages menggunaan Eucldan Dstance. Selan tu, juga dlauan perhtungan Pea Sgnal to Nose Rato (PSNR) yang bertujuan untu mengetahu ualtas ctra senyuman sebelum dan setelah dlauan proses estras ftur. Uj coba dlauan pada 90 data ctra wajah yang telah dvaldas doter gg spesals onservas gg. Peneltan n menunjuan tngat auras pengenalan ctra senyuman menggunaan D-PC dan Eucldean Dstance adalah 93,33% dengan PSNR sebesar 8,07 db sedangan menggunaan D LD dan Eucldan Dstance adalah 96,67% dengan PSNR sebesar,36 db. Kata unc: D-PC, D-LD, PSNR, Eucldean Dstance. bstract t esthetc Dentstry of research n the feld of pattern classfcaton has been carred out coverng smle styles, smle stages and the smle types. hs classfcaton ams at dentfyng varous smle patterns becomng the bass for a common percepton of the dentst n dental treatment and oral surgery, especally n mprovng the pattern of a patent smle. wo thngs becomng major problems on the smle mage recognton are the process of feature extracton and classfcaton technques used. hs paper, dscusses comparatve two dmensonal feature extracton methods Prncpal Component nalyss (PC D) wth the Dmensonal wo Lnear Dscrmnant nalyss (LD D), n ths case based on smle smle pattern classfcaton stages usng Eucldan Dstance. In addton, t also calculates the Pea Sgnal to Nose Rato (PSNR) whch ams at determnng the mage qualty before and after the feature extracton process. ests conducted at 90 facal mage data have been valdated conservaton dental dentst specalst. hs study shows the accuracy of mage recognton usng D-PC smle and Eucldean Dstance s 93.33% wth a PSNR of 8.07 db, whle usng D-LD and Eucldan Dstance s 96.67% wth a PSNR of.36 db. Key words: D-PC, D-LD, PSNR, Eucldean Dstance.

2 ahyunngrum dan Damayant, Stud Perbandngan Pengenalan Ctra 3 PENDHULUN Pada peneltan d bdang esthetc Dentstry telah dlauan lasfas pola senyuman yang melput smle styles, taraf senyuman (smle stages) dan smle types. Smle styles dbag menjad the commsure smle, the cuspde smle, dan the complex smle. araf senyuman dbag menjad araf I (Stage I atau lps-close), araf II (Stage II atau restng-dsplay), araf III (Stage III natural smle), dan araf IV (expanded smle). Smle types dbag menjad maxllary and over 3 mm gngval, mandbular maxllary only, mandbular only, maxllary and mandbular, dan nether maxllary nor mandbular. Klasfas n bertujuan untu mengdentfas berbaga macam pola senyuman yang menjad dasar untu mendapatan esamaan perseps para doter gg dalam melauan perawatan gg dan bedah mulut, hususnya untu memperba pola senyuman pasen, orthodontc dan perodontal. Beberapa permasalahan yang rumt pada bedah mulut dapat secara mudah delompoan dan dbuat ndesnya []. Vsualsas masng-masng taraf senyuman dtunjuan pada Gambar. Selan tu, pada bdang facal plastc surgery, pola senyuman pasen yang aan menjalan prosedur orthodromc temporals nserton transfer danalsa terlebh dahulu secara telt. Pada pra dan pasca operas, pasen dajaran tentang pola senyumannya dengan tujuan untu mengetahu coordnate ndvdual muscle contracton. Ss wajah yang aan dsspan temperory tendon ddasaran pada pola dar otot (musculature), dmana pola dar otot n mempengaruh pola senyuman pasen (more horzontal zygomatcus major vs more vertcal levator lab superors alaeque nas) []. Vsualsas pola senyuman pasen dtunjuan pada Gambar. Untu menghndar esalahan lasfas ataupun perbedaan perseps antara doter gg maupun pasen, perlu dlauan pendeatan dengan menggunaan sstem omputer. Pada umumnya, lasfas yang selama n dlauan tergantung pada vsually human percepton ablty. Pendeatan dengan menggunaan sstem omputer n bertujuan untu memberan bahan alternatf lasfas pra dan pasca perawatan dalam memperba pola senyuman pasen. Dua hal yang menjad masalah utama adalah proses estras ftur dar sampel wajah yang emudan d-croppng pada wlayah mulut dan juga ten lasfas yang dgunaan untu menglasfasan pola senyuman pasen yang ngn denal berdasaran ftur-ftur yang telah dplh. Selama n appearance based-method adalah ten yang mempunya hasl auras yang cuup tngg untu melauan dsrmnas [3][4][5]. Estras ftur adalah proses untu mendapatan cr-cr pembeda yang membedaan suatu sampel wajah dar sampel wajah yang lan. Dalam peneltan n, estras ftur hanya dlauan pada sampel wajah yang emudan d-croppng pada wlayah mulut. asng-masng pola senyuman mempunya lasfas tersendr. Sehngga pada prosesnya, sstem omputer dapat saja dmula untu membedaan pada masngmasng pola (pattern). Perubahan cr yang lebh banya terjad d antara masng-masng taraf senyuman adalah pada wlayah mulut. etode Prncpal Component nalyss (PC) bertujuan untu memproyesan data pada arah yang meml varas terbesar, yang dtunjuan oleh vetor egen yang bersesuaan dengan nla egen terbesar dar matr ovaran [6]. PC juga bertujuan untu meredus dmens dengan melauan transformas lner dar suatu ruang berdmens tngg e dalam ruang berdmens rendah. Kelemahan dar metode PC adalah urang optmal dalam pemsahan antar elas. Pada tahun 99, Cheng d. memperenalan metode nalsa Dsrmnan Lner (LD) untu pengenalan wajah. etode n mencoba menemuan subruang lnear yang memasmalan perpsahan dua elas pola menurut Fsher Crteron J F. Hal n dapat dperoleh dengan memnmalan jara matr sebaran wthnclass S w dan memasmalan jara matr sebaran between-class S b secara smultan sehngga menghaslan Fsher Crteron J F yang masmal. Dsrmnan Fsher Lner aan menemuan subruang dmana elas-elas salng terpsah lner dengan memasmalan Fsher Crteron J F. Ja dmens data jauh lebh tngg darpada jumlah sample tranng, maa aan menyebaban S w menjad sngular. Hal tersebut merupaan elemahan dar metode LD [7]. elah banya metode yang dtawaran untu mengatas ovaran wthn class yang selalu sngular (darenaan small sample sze problem). Salah satunya adalah metode

3 4 Jurnal Ilmah KURSOR Vol. 5, No. 4, Jul 00, hlm. - fsherface yang merupaan penggabungan antara metode PC dan LD. Proses redus dmens dlauan oleh PC sebelum melauan proses LD. Hal n dapat mengatas sngular problem [7]. etap, elemahan dar metode n adalah bahwa pada saat proses redus dmens PC aan menyebaban ehlangan beberapa nformas dsrmnan yang berguna dalam proses LD. etode-metode lannya yang dapat mengatas sngular problem adalah Drect-LD, Nullspace based LD, Pseudo-nverse LD, wostage LD, dan Regularzed LD [8]. Kesemua ten LD tersebut memaa model representas data berdasaran vetor dan menghaslan vetor-vetor yang basanya meml dmens tngg. Kelemahan n dapat datas dengan dembangannya metode D- PC dan D-LD. etode wo Dmensonal PC (D-PC) menggunaan ten proyes ctra langsung. atr ctra wajah D tda perlu dtransformasan e dalam bentu ctra vetor. atr ovaran ctranya secara langsung dapat dbentu dengan menggunaan matr ctra aslnya [9]. Sedangan metode wo- Dmensonal (D-LD) menla secara langsung matr wthn-class scatter dar matr ctra tanpa transformas ctra e vetor. Hal n mengatas sngular problem dalam matr wthn-class scatter [0]. D-LD menggunaan fsher crteron untu menemuan proyes dsrmnatf yang optmal [8]. Setelah ftur-ftur pentng data dhaslan pada proses estras ftur, ftur-ftur tersebut nantnya aan dgunaan untu proses lasfas. Pada peneltan n menggunaan metode Eucldean Dstance, yatu metode lasfas tetangga terdeatnya dengan menghtung jara antara dua matr ftur ctra [9]. (a) (b) (c) Gambar. Vsualsas araf Senyuman. (a) araf I ( Prmarly Oral Commssure Elevaton), (b) araf III (Zygomatcus ajor uscle), dan (c) araf IV (ll uscle) (Dadaptas dar []). Gambar. Vsualsas Pola Senyuman Pasen Pra dan Pasca Operas [].

4 ahyunngrum dan Damayant, Stud Perbandngan Pengenalan Ctra 5 Pada peneltan sebelumnya, untu lasfas senyuman berdasaran aesthetc dentstry menggunaan PC dan SV dengan pengamblan mage frontal face dperoleh ratarata auras hasl lasfas setap taraf senyuman (araf I, araf III, dan araf IV) sebesar 76.5%. Lalu, mash dengan data yang sama namun dengan lasfas senyuman berdasaran aesthetc dentstry menggunaan PC, LD, dan SV, dperoleh rata-rata auras hasl lasfas setap taraf senyuman (araf I, araf III dan araf IV) sebesar 9.% []. Keurangan peneltan tersebut adalah rata-rata auras hasl lasfasnya hanya setar 9.% dan belum dlauan penghtungan Pea Sgnal to Nose Rato (PSNR). Oleh arena tu, pada peneltan n aan dlauan stud perbandngan metode estras ftur D-PC dengan metode estras ftur D-LD. Klasfas pola senyuman dbuat berdasaran smle stages yang menggunaan Eucldean Dstance. Pada peneltan n juga dlauan penghtungan PSNR dengan tujuan untu mengetahu ualtas ctra senyuman yang dhaslan oleh estras ftur tersebut. O-DIENSIONL PRINCIPL COPONEN NLYSIS (D-PC) Suatu ctra senyuman dengan matr beruuran (m x n) dan meml beberapa ctra pelathan j aan dproyesan e dalam X (berupa vetor) untu mendapatan egenvector dan egenvalue dar matr ovarannya. Sehngga, ddapatan proyes ftur-ftur dar ctra berupa Y sepert pada Persamaan (). Y = X () otal jumlah penyebaran (scatter) dar vetor X dtunjuan dengan Persamaan (). J(X) = tr(s x ) () S x pada Persamaan () adalah matr ovaran dar proyes ftur vetor pada ctra pelathan dan tr(s x ) merupaan trace dar matr ovaran S x. Sehngga, proyes X dar semua ctra pelathannya dapat dperoleh dengan menggunaan Persamaan (3) dan (4). S x = E(Y-EY)(Y-EY) = E[(X-E(X))][(X-E(X))] = E[(-E)X][(-E)X] tr(s x ) = X E[(-E) (-E)] (3) G t = E[(-E) (-E)] (4) Ctra lathan j ( j =,, 3,, ) meml ctra rata-rata =. Sehngga untu matr ovaran ctra dapat dperoleh melalu Persamaan (5). G j ( j ) ( j ) (5) Berdasaran Persamaan () maa selanjutnya dperoleh Persamaan (6). J(X) = X G t X (6) G t pada Persamaan (6) dsebut sebaga generalzed total scatter crteron [9]. Setelah matr ovaran dar ctra dtemuan, maa dlanjutan dengan menentuan egenvector dan egenvalue. Untu mendapatan nla X yang optmal, maa dambl egenvector yang meml egenvalue yang besar (X,X,,d) dengan J(X) merupaan orthonormal, sesua dengan Persamaan (7). {X,, X d } argmaxj(x) X X 0, j,, j,, d j (7) Setelah ddapatan nla proyes vetor (X,X,..,d) dar ctra maa estras ftur dar ctra adalah sesua dengan Persamaan (8). Y = X (8) pada Persamaan (8) adalah,,,d. Y,Y,,Y d dsebut sebaga prncpal component dar D PC yang berupa vetor sedangan pada PC berupa salar. B = [Y, Y,, Y d ] adalah matr ftur atau feature mage dar ctra pelathan. O-DIENSONL LINER DISCRIINN NLYSIS (D-LD) Sama halnya dengan D-PC, D-LD adalah pengembangan dar metode LD. Pengenalan senyuman dengan matr D pada LD dlauan dengan terlebh dahulu dtransformasan e dalam bentu ctra vetor satu dmens. Pada D-LD, matr ctra senyuman D tda perlu dtransformasan e dalam bentu ctra vetor, namun matr scatter ctranya dapat dbentu secara langsung dengan menggunaan matr ctra aslnya.

5 6 Jurnal Ilmah KURSOR Vol. 5, No. 4, Jul 00, hlm. - {,., n } adalah n matr ctra, dmana (=,,) adalah r x c matr. (=,,) adalah rata-rata ctra pelathan dar elas e- dan adalah rata-rata ctra dar semua data pelathan. enganggap x ruang dmens (dmensonal space) L R, dmana menunjuan tensor product, L menjangau {u,,u } dan R menjangau {v,..,v }. Sehngga ddefnsan dua matr L = [u,,u ] dan R = [v,..,v ] []. etode estras ftur adalah untu menemuan L dan R sehngga ruang ctra asl (orgnal mage space) dubah e dalam ruang ctra dmens rendah (low-dmensonal mage) menjad B =L R. Ruang dmens rendah (low-dmensonal space) dperoleh dengan transformas lner L dan R, jara between-class D b dan jara wthn-class D w ddefnsan sebaga Persamaan (9) dan (0). Db n L ( ) R D w x Dmana: = Frobenus norm. F ennjau bahwa F, (9) L ( X ) R, (0) F = trace ( ) adalah untu matr sedeman sehngga Persamaan (8) dan (9) dapat drepresentasan lebh lanjut sebaga Persamaan () dan (). D b trace( n L ( )RR ( ) L) () D trace( w xπ L (X )RR (X ) L) F () Sama halnya dengan LD, D-LD adalah untu menemuan matr L dan R, sedeman hngga strutur elas dar ruang orsnl tetap ddalam ruang proyes. Sehngga patoan (crteron) dapat ddefnsan sebaga Persamaan (3). D J b (L,R) max (3) D Persamaan () terdr dar matr transformas L dan R. atr transformas optmal L dan R dapat dperoleh dengan memasmalan D b dan memnmuman D w. Namun, sangatlah sult untu menghtung L dan R yang optmal secara smultan. Dua fungs optmas dapat ddefnsan untu memperoleh L dan R. Untu sebuah R yang past, L dapat dperoleh dengan menyelesaan fungs optmas sebaga Persamaan (4) yang beratan dengan Persamaan (5) dan (6). J (L) = maxtrace((l S R L)- (L S R b L)) (4) S R )RR ( ) n ( (5) S R (X )RR (X ) x Π (6) Dengan catatan bahwa uuran matr S R b R S dan adalah r x r yang lebh ecl darpada uuran matr S w dan S b pada LD las. Untu sebuah L yang past, R dapat dperoleh dengan menyelesaan fungs optmas pada Persamaan (7) yang beratan dengan Persamaan (8) dan (9). J 3 (R) = maxtrace((r S L R)- (R S L b R)) (7) S L ) ( ) ( LL b n (8) dan S L LL (X ) (X ) (9) x Π Uuran matr S L w dan S L b adalah cxc yang lebh ecl darpada uuran matr S w dan S b pada LD las. Secara husus, untu sebuah R yang past, L yang optmal dapat dperoleh dengan menyelesaan generalzed egenvalue problem dar Persamaan (4). Deman pula, R dapat dperoleh dengan menyelesaan generalzed egenvalue problem dar Persamaan (7) pada L yang past. PEK SIGNL O NOISE RIO (PSNR) PSNR merupaan nla perbandngan antara nla masmum pxel ctra dengan ean Square Error (SE). SE merupaan nla rata-rata error antara ctra awal dengan ctra hasl. Pada ctra 8-bt, nla pxel masmum adalah 55. Untu PSNR, rtera ualtas gambar aan seman bagus ja hasl PSNR seman besar. PSNR dnyataan dalam satuan decbel (db). Secara matemats, PSNR dan

6 ahyunngrum dan Damayant, Stud Perbandngan Pengenalan Ctra 7 SE drumusan dalam Persamaan (0) dan (). SE N 55 PSNR 0log0 db (0) SE N I ( x, y) I '( x, y) x y Dmana:,N = Lebar dan tngg ctra I(x,y) = Nla ntenstas ctra awal/asl pada poss (x,y) I (x,y) = Nla ntenstas ctra hasl pada poss (x,y) Nla 55 = Nla masmum pxel EUCLIDEN DISNCE () Setelah proses estras ftur dlauan, selanjutnya dlauan penglasfasan dengan menggunaan metode lasfas tetangga terdeatnya (Eucldean Dstance). Eucldean Dstance dengan menghtung jara antara dua matr ftur ctra, ctra j, dan ctra, sesua dengan Persamaan (). ( ) ( ) ( ) B { Y, Y,, Y } dan B { Y j d( B, B ( j) j, Y ( j) d d,, Y ) Y ( j) d ( ) } Y ( j) () ( ) ( j) Y Y merupaan jara Eucldean () ( j) Y antara dua vetor Y dan. aa, tap ftur ctra dar ctra pelathan adalah B, B,,B dan setap ftur ctra pelathan tersebut menandaan sebuah cr dengan Є w,. Sebaga contoh, pada sample B, ja d(b,b ) = mn d(b,b j ) dan B Є w, maa haslnya adalah B Є w [0]. PERNCNGN SISE Secara gars besar sstem terdr dar dua bagan, yatu proses pembelajaran ctra dan proses pengujan sepert yang dtunjuan Gambar 3. Pada proses pembelajaran, ctractra wajah tersenyum adalah fle-fle wajah yang masng-masng beruuran 50x50 pxel grayscale yang dperoleh dar hasl modfas manual. rtnya, setelah fle foto-foto wajah dperoleh, proses normalsas sepert croppng als mata hngga dagu dan resze untu menyamaan dmens gambar dlauan secara manual. Saat program deseus, croppng secara manual dlauan terhadap sebuah data wajah tersenyum pada daerah mulut. Koordnat spasal yang dhaslan proses croppng adalah [ ] dengan uuran gambar 40x6 pxel. Koordnat spasal dgunaan sebaga acuan croppng secara otomats terhadap semua data wajah lannya. Gambar 4 menunjuan hasl croppng terhadap data wajah. Gambar 5 menunjuan hasl croppng secara otomats terhadap seluruh data wajah tersenyum menggunaan oordnat spasal acuan pada Gambar 4. Proses berutnya adalah melauan estras ftur dengan menggunaan metode D-PC dan D-LD. Pada metode D-PC dlauan ten proyes ctra secara langsung. atr ctra senyuman D tda perlu dtransformasan e dalam bentu ctra vetor sepert pada metode PC, namun matr ovaran ctranya dapat dbentu secara langsung dengan menggunaan matr ctra aslnya. etode D-LD d sn dgunaan untu mendapatan ftur-ftur yang terplh dar masuan data-data pelathan. Ftur-ftur yang terplh nantnya dgunaan untu proses lasfas pelathan dan dgunaan untu estras ftur data pengujan. Estras ftur pada proses pengujan, ba menggunaan metode D-PC maupun D-LD, dlauan dengan mengambl hasl estras ftur pada proses pelathan yang dterapan pada data pengujan. Hasl estras ftur pada data pengujan dgunaan sebaga masuan pada proses lasfas pengujan. Selanjutnya dlauan proses lasfas yatu menggunaan metode lasfas tetangga terdeatnya (Eucldean Dstance) yang menghtung jara antara dua matr ftur ctra. Pada proses pengujan, data yang dgunaan adalah data yang tda pernah dlath pada proses pelathan. Sama halnya dengan proses pelathan, data uj juga mengalam proses croppng pada daerah mulut dengan menggunaan data oordnat spasal hasl croppng pada saat proses pelathan. Proses lasfas pengujan menggunaan hasl estras ftur data pengujan dan hasl proses lasfas pelathan. Hasl dar proses n berupa nla ndes dar fungs eputusan yang terbesar yang menyataan elas dar data

7 8 Jurnal Ilmah KURSOR Vol. 5, No. 4, Jul 00, hlm. - pengujan. Ja elas yang dhaslan dar proses lasfas pengujan sama dengan elas data pengujan, maa pengenalan dnyataan benar. Hasl ahr adalah berupa ctra senyuman yang sesua dengan nla ndes dar fungs eputusan yang terbesar pada proses lasfas pengujan. Ctra-ctra ajah tersenyum Ctra-ctra ulut, Hasl Croppng Data lasfas Gender Ctra ajah tersenyum Ctra ulut, Hasl Croppng Gambar 3. Blo Dagram Perancangan Sstem Pengenalan Ctra Senyuman berdasaran esthetc Dentstry dengan enggunaan etode D-PC dan D-LD. (a) (b) Gambar 4. (a) ajah ersenyum araf IV yang enjad cuan Croppng dan (b) Hasl Croppng secara anual pada rea ulut. (a) (b) (c) Gambar 5. Data ajah ersenyum dan Hasl Croppng Secara Otomats enggunaan Koordnat Spasal cuan. (a) araf I, (b) araf III, dan (c) araf IV.

8 ahyunngrum dan Damayant, Stud Perbandngan Pengenalan Ctra 9 Rancangan lgortma D-PC Langah-langah dalam proses D-LD terhadap suatu bassdata ctra pelathan adalah sebaga berut:. Ja dalam suatu bassdata ctra senyuman terdapat hmpunan sebanya ctra pelathan j = [,,, n ] (j =,,,) dengan dmens ctra (m x n), maa hmpunan total matr dar semua ctra tersebut adalah: ( = ( ( ) ) ) m ( ) ( ) ( ) m ( )n ( )n ( ) mn. enghtung rata-rata dar total matr hmpunan pelathan dengan Persamaan (3). (3) 3. enghtung selsh dar tap ctra j dengan Persamaan (4). : = j - (4) 4. enghtung matr ovaran dar hmpunan ctra pelathan j dengan menggunaan Persamaan (5). 5. Setelah ddapatan nla proyes vetor (X,X,,d) dar ctra maa untu estras ftur dar ctra dapat dperoleh dengan Persamaan (5). Y = X (5) pada Persamaan (5) adalah =,,, d. Y,Y,,Y d dsebut sebaga prncpal component dar D-PC yang berupa vetor sedangan pada PC berupa salar. B = [Y,Y,,Y d ] adalah matr ftur atau feature mage dar ctra pelathan. 6. Setelah dtransformasan dengan D-PC, hasl estras ftur dlasfasan dengan menggunaan metode lasfas tetangga terdeatnya. Penglasfasan dlauan dengan menghtung jara antara dua matr ftur ctra sepert pada Persamaan (). Rancangan lgortma D-LD Langah-langah dalam proses D-LD terhadap suatu bassdata ctra pelathan adalah sebaga berut:. Ja dalam suatu bassdata ctra senyuman terdapat hmpunan sebanya n ctra pelathan = [,,, n ] ( =,,,n) dengan dmens ctra (r x c), maa hmpunan total matr dar semua ctra tersebut adalah: ( n n = ( n ( n) ) ) r ( n) ( n) ( n) r ( n)c ( n)c ( n) rc. enentuan nla (dmens proyes bars) dan (dmens proyes olom). Nla r dan c. 3. ahapan berutnya adalah perhtungan rata-rata ctra pelathan dar elas e- dengan menggunaan Persamaan (6). X X (6) n 4. enghtung rata-rata semua ctra pelathan dengan menggunaan Persamaan (7). = n X X (7) 5. enetapan matr transformas R uuran (c, ) yang dperoleh dar gabungan antara matr denttas uuran (, ) dengan matr nol uuran (c-, ). 6. enghtung matr between class scatter R sesua dengan Persamaan (5). 7. enghtung matr wthn class scatter R sesua dengan Persamaan (6). 8. enghtung generalzed egenvalue ( ) R R dar S b dan S menggunaan SVD sesua dengan Persamaan (4). 9. engambl sebanya egenvector dar langah 8 sebaga matr transformas bars L L (L). L = [,, ], dengan uuran matr (r x ). 0. enghtung matr between class scatter L sesua dengan Persamaan (8).. enghtung matr wthn class scatter L sesua dengan Persamaan (9).. enghtung generalzed egenvalue ( ) L L dar S b dan S menggunaan SVD sesua dengan Persamaan (7).

9 0 Jurnal Ilmah KURSOR Vol. 5, No. 4, Jul 00, hlm engambl sebanya egenvector dar langah sebaga matr transformas R olom (R). R = [,, R ], uuran matr (c x ). 4. Htung matr ftur estras B=LR, dengan uuran matr ( x ) 5. Keluaran berupa matr ftur etras B, matr transformas bars L, dan matr transformas olom R. HSIL DN PEBHSN Uj coba terhadap sstem lasfas n dlauan pada 90 bassdata wajah tersenyum dengan uuran 50x50 pxel. Setap taraf senyuman terdr dar 30 data yang sudah dvaldas oleh doter gg spesals onservas gg. Subye bervaras terhadap jens elamn dan pencahayaan (lghtng), sedangan poss wajah menghadap e depan (frontal face). Data pada setap taraf senyuman dbag menjad tga elompo, dengan /3 data pertama (0) djadan data pelathan dan /3 data terahr (0) untu data pengujan. Saat program deseus, croppng secara manual dlauan terhadap sebuah data wajah tersenyum pada daerah mulut. Koordnat spasal yang dhaslan proses croppng adalah [ ], dengan uuran gambar 40x6 pxel. Koordnat n dgunaan sebaga acuan croppng secara otomats terhadap semua data wajah lannya. etode yang dgunaan dalam pengujan n ada dua elompo. Kelompo pertama menggunaan metode D-PC untu estras ftur sedangan elompo yang edua menggunaan metode D-LD. Kedua elompo tersebut menggunaan Eucldean Dstance sebaga lasfas. Untu lebh memudahan melhat perbedaan hasl uj coba antara edua metode tersebut, dgunaan dagram batang sepert yang dtunjuan pada Gambar 6 dan 7. uras Pengenalan (%) [%] uras Pengenalan (%) 9 D PC etode Estras Ftur D LD Gambar 6. Graf ngat uras Pengenalan terhadap etode Estras Ftur (D-PC dan D-LD). 5 PSNR 0 [db] PSNR 0 D PC etode Estras Ftur D LD Gambar 7. Graf PSNR terhadap metode estras ftur (D-PC dan D-LD).

10 ahyunngrum dan Damayant, Stud Perbandngan Pengenalan Ctra (a) (b) (c) Gambar 8. Ilustras PSNR pada D-PC. (a) Ctra sl, (b) Ctra Reonstrus (PSNR = 8,07dB dengan d = 30), dan (c) Ctra Reonstrus (PSNR = 5,75dB dengan d = 5) dengan ctra reonstrus (setelah dlauan proses estras ftur). Untu ctra reonstrus masng-masng menggunaan jumlah egen yang dambl (d) 30 dan 5. Gambar 9 menunjuan lustras PSNR pada D-LD. Untu ctra reonstrus masngmasng menggunaan egen bars (p) = 6 olom (q) = 38 dan bars (p) = 6 olom (q) = 36. (a) (b) (c) Gambar 9. Ilustras PSNR pada D-LD. (a) ctra asl, (b) ctra reonstrus (PSNR =,36dB dengan (p) = 6 (q) = 38), (c) ctra reonstrus (PSNR = 5,dB dengan(p) = 6 (q) = 36). Gambar 6 menunjuan tngat auras pengenalan D-PC lebh rendah (93,33 %) dbandngan D-LD (96,67 %). Pada Gambar 7, PSNR untu D-PC juga lebh rendah (8,07 db) dbandngan D-LD (,36 db). Hal tersebut terjad arena pada D-PC lebh mementngan pengoptmalan representas data darpada pengoptmalan dsrmnan data, sehngga data-data tda terpsah dengan sempurna. D-LD meml emampuan pengoptmalan dsrmnan data yang sangat lebh dbandng dengan D-PC, sehngga dapat mengelompoan vetor data dar elas yang sama dan memsahan elas yang berbeda. Ilustras PSNR pada D-PC dtunjuan oleh Gambar 8. Ilustras n adalah untu ctra asl (sebelum dlauan proses estras ftur) SIPULN Dar uj coba yang sudah dlauan dapat dambl smpulan sebaga berut:. etode D-LD-Eucldean Dstance mampu menunjuan auras pengenalan yang optmal yatu sebesar 96,67% dbandngan dengan metode D-PC Eucldean Dstance sebesar 93,33%. Hal n darenaan D-LD mampu mengatas sngular problem, mampu mempertahanan eberadaan nformas dsrmnatf, serta mampu memasmalan jara antar elas dan memnmalan jara nter elas.. Untu mengetahu ualtas ctra yang dhaslan maa dlauan perhtungan PSNR. Hasl uj coba menunjuan PSNR D-LD lebh tngg sebesar,36 db dbandngan dengan PSNR D-PC sebesar 8,07 db. Hal n darenaan pada D-LD memperhtungan perubahan bars dan olom untu matr estras fturnya. Sedangan pada D-PC hanya memperhtungan nla egen-nya saja. Seman tngg PSNR maa ualtas ctra seman bagus atau mendeat ctra aslnya. DFR PUSK [] Edward P. he Classfcaton of Smle Pattern. J Can Dent ssoc. 65: [] Byrne PJ, Km, Boahene K, llar J, and oe K. emporals endon ransfer as Part of a Comprehensve pproach to Facal Reanmaton. rch Facal Plastc Surgery. 9: [3] Daw and Ln. Facal Expresson Classfcaton Usng PC and Herarchcal Radal Bass Functon Networ. Journal Of Informaton Scence nd Engneerng. : [4] Yambor and endy S. nalyss of PC- Based and Fsher Dscrmnant-Based Image Recognton lgorthms. hess at Computer Scence Department. Colorado: Colorado State Unversty [5] ur and Pentland P. Egenfaces for Recognton. J. Cogntve Neuroscence. 3: [6] ur and Pentland P. Face Recognaton Usng Egenfaces. IEEE

11 Jurnal Ilmah KURSOR Vol. 5, No. 4, Jul 00, hlm. - ransactons on Pattern nalyss and achne Intellgence [7] Belhumeur PN, Hespanha JP, and Kregman DJ. Egenfaces vs Fsherfaces Recognton Usng Class Specfc Lnear Projecton. IEEE ransactons on Pattern nalyss and achne Intellgence. 9: [8] Kong H, ang L, eoh EK, ang JG, and Venateswarlu R. Framewor of D Fsher Dscrmnant nalyss: pplcaton to Face Recognton th Small Number of ranng Samples. IEEE Conf. CVPR [9] Yang J, Zhang D, Frang F, and Yang JY. wo-dmensonal PC: new pproach to ppearance-based Face Representaton and Recognton. IEEE ransactons on Pattern nalyss and achne Intellgence. 6: [0] Gao Q, Zhang L, and Zhang D. Face Recognton Usng FLD th Sngle ranng Image Per Person. ppled athematcs and Computaton 05: [] Cahyono GR, Purnomo H, and Harad. Smle Stages Classfcaton Based on esthetc Dentstry Usng Egenfaces, Fsherfaces, and ultclass SV. Proc. Bomedcal Engneerng [] Lang Z, L Y, and Sh P. Note on wo- Dmensonal Lnear Dscrmnant nalyss. Pattern Recogn. 9:

PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODE TWO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS

PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODE TWO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PENGENALAN WAJAH BERBASIS MEODE WO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINAN ANALYSIS Ftr Damayant, Agus Zanal Arfn, Rully Soelaman Program Magster en Informata, Insttut enolog Sepuluh Nopember (IS) - Surabaya Kampus

Lebih terperinci

Pengenalan Jenis Kelamin Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Metode Two-Dimensional Linear Discriminant Analysis

Pengenalan Jenis Kelamin Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Metode Two-Dimensional Linear Discriminant Analysis Konferens Nasonal Sstem & Informata 05 STMIK STIKOM Bal, 9-0 Otober 05 Pengenalan Jens Kelamn Berdasaran Ctra Wajah Menggunaan Metode Two-Dmensonal Lnear Dscrmnant Analyss Ftr Damayant Prod Manajemen Informata,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER Konferens Nasonal Sstem & Informatka 2015 STMIK STIKOM Bal, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER Dr. Agus Harjoko Prof. Dr. Sr Hartat Dr.-Ing. Reza Pulungan Dr. Djoko Soetarno, DEA Dr. Ir. Rla Mandala, M.Eng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagaton Berbass Ekstraks Ftur Prncpal Component Analyss (PCA) Rma Tr Wahyunngrum 1, Rza Mashta Wat 2, Aer Rachmad 3 Program Stud Teknk Informatka, Unverstas Trunojoyo

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN AALISIS KEMIRIPA POLA CITRA DIGITAL MEGGUAKA METODE EUCLIDEA Eus St ur Asyah1), Abdul Hayat2), Puspa Wdant3), Shnta Yulnda Prasetya4), Helm Iskandar5) 1), 2 ), 3) Komputersas Akuntans AMIK Raharja Informatka

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

Restorasi Citra Dengan Menggunakan Metode Iteratif Lanczos Hybrid Regularization

Restorasi Citra Dengan Menggunakan Metode Iteratif Lanczos Hybrid Regularization Restoras Ctra Dengan Menggunaan Metode Iteratf Lanczos Hybrd Regularzaton Yudh Purwananto, Rully Soelaman, Alfa Masjta Rahmat Jurusan Ten Informata, Faultas Tenolog Informas Insttut Tenolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPRESI WAJAH TERHADAP KEBERHASILAN KLASIFIKASI GENDER BERBASIS PCA-LDA

PENGARUH EKSPRESI WAJAH TERHADAP KEBERHASILAN KLASIFIKASI GENDER BERBASIS PCA-LDA Pengaruh Ekspres Wajah terhadap Gender Berbass - (Agus Seta Bud N.) PENGARUH EKSPRESI WAJAH ERHADAP KEBERHASILAN KLASIFIKASI GENDER BERBASIS - Agus Seta Bud N. (1) (1) Staf Pengajar Jurusan eknk Elektro

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA HURUF KAPITAL TULISAN DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN LINIER 2-DIMENSI SIMETRIS

PENGENALAN POLA HURUF KAPITAL TULISAN DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN LINIER 2-DIMENSI SIMETRIS ZEO UNA MAEMAIKA DAN EAPAN Volume No. 7 P-ISSN: 58-569X E-ISSN : 58-5754 PENGENAAN POA HUUF KAPIA UISAN DENGAN ANAISIS DISKIMINAN INIE -DIMENSI SIMEIS na Wdyasar, Ismal Husen Program Stud Matemata FS Unverstas

Lebih terperinci

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil Bab 7 STATISTIKA A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetens Dasar Setelah mengut pembelajaran n sswa mampu:. Menghayat dan mengamalan ajaran agama yang danutnnya. 2. Meml motvas nternal, emampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING 7 Ilustras entu hmpunan fuzzy dan fungs eanggotaannya dapat dlhat pada Contoh 3. Contoh 3 Msalan seseorang dataan sudah dewasa ja erumur 7 tahun atau leh, maa dalam loga tegas, seseorang yang erumur urang

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

Implementasi Metode Backpropagation untuk Mengenali Teks pada Natural Scene Image

Implementasi Metode Backpropagation untuk Mengenali Teks pada Natural Scene Image Jurnal Pengembangan Tenolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2527-2533 http://-pt.ub.ac.d Implementas Metode Bacpropagaton untu Mengenal Tes pada Natural Scene

Lebih terperinci

PROSES UP-SCALING CITRA DIGITAL PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN MENGGUNAKANMETODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

PROSES UP-SCALING CITRA DIGITAL PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN MENGGUNAKANMETODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM Konferens Nasonal Sstem dan Informata 2009; Bal, November 14, 2009 PROSES UP-SCALING CITRA DIGITAL PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN MENGGUNAKANMETODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM Tjoorda Agung Bud W., 1, Mela

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0 Implementas Jarngan Saraf Truan Bacpropagaton Pada Aplas Pengenalan Waah Dengan Jara Yang Berbeda Menggunaan MATLAB 7.0 Syafe Nur Luthfe Jurusan Ten Informata, Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Semnar Nasonal Tenolog Informas dan Multmeda 207 STMIK AMIKOM Yogyaarta, 4 Februar 207 ANALIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Sgt Kamseno ), Bara Satya 2) ), 2) Ten Informata

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Ihwannul Khols, ST. MT. Unverstas 7 Agustus 945 Jaarta hols27@gmal.com Abstra Pengenalan pola data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab n aan dpaparan beberapa teor tentang analss dsrmnan dar berbaga sumber sepert: buu, jurnal dan prosdng. Analss dsrmnan adalah salah satu metode dependens dar analss multvarat.

Lebih terperinci

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Sebelum suatu Jarngan Neural Buatan (JNB) dgunaan untu menglasfasan pola, terlebh dahulu dlauan proses pembelaaran untu menentuan strutur arngan, terutama dalam penentuan nla bobot.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN WATERSHED DAN ITENSITAS FILTERING SEBAGAI PRE PROCESSING

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN WATERSHED DAN ITENSITAS FILTERING SEBAGAI PRE PROCESSING SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN WATERSHED DAN ITENSITAS FILTERING SEBAGAI PRE PROCESSING Murnto 1), Agus Harjoo 2) 1) Mahasswa S3 Ilmu Komputer UGM, Dosen jurusan Ten Informata UADYogyaarta 2) Dosen Faultas

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi JURNA INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 27, pp. 222~229 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 222 Optmas Baru Program near Mult Objetf Dengan Smplex P Untu Perencanaan Produs Maxs Ary Am BSI Bandung e-mal:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 INJAUAN PUSAKA 2.1 Ctra Dgtal Ctra (mage) adalah gambar pada bdang dua dmens. Dtnjau dar sudut pandang matemats, ctra merupakan fungs menerus (contnue) dar ntenstas cahaya pada bdang dua dmens. Ctra

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Implementasi T-shape Mask pada Two Dimentional Linear Discriminant Analysis dan Support Vector Machine

Pengenalan Wajah Menggunakan Implementasi T-shape Mask pada Two Dimentional Linear Discriminant Analysis dan Support Vector Machine Musthafa, Pengenalan Wajah Menggunakan Implementas -shape Mask Pada wo Dmentonal Lnear Dscrmnant Analyss dan... 1 Pengenalan Wajah Menggunakan Implementas -shape Mask pada wo Dmentonal Lnear Dscrmnant

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND Rully Soelaman, Suc Hatnng Rn dan Dana Purwtasar Faultas Tenolog Informas, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, 60, Indonesa

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ctra Menurut Gonzales (2004, p1) Ctra bsa djelaskan sebaga 2 dmens dar fungs f(x,y), dmana x dan y merupakan spatal koordnat, dan tngkatan apltude pada poss n dsebut dengan ntenstas

Lebih terperinci

BAB III MODUL INJEKTIF

BAB III MODUL INJEKTIF BAB III ODUL INJEKTIF Bab n adalah bab yang palng pentng arena bab n bers mula dar hal-hal dasar mengena modul njet sampa sat-sat stmewanya yang tda dml oleh modul lan yang tda njet, yang merupaan ous

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Vol. 5, No. 3, Januari 2010 ISSN DAFTAR ISI

Vol. 5, No. 3, Januari 2010 ISSN DAFTAR ISI Vol. 5, No. 3, Januar 200 ISSN 026-0544 DAFTAR ISI ALGORITMA PEMUTUSAN SIKLUS ITERATIF PADA 37-46 ESTIMASI ROTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN PSEUDO-POLAR FOURIER TRANSFORM Arya Yudh Wjaya, Agus Zanal Arfn,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Pemodelan Anomali Magnetik Berbentuk Prisma Menggunakan Algoritma Genetika Antonius a, Yudha Arman a *, Joko Sampurno a

Pemodelan Anomali Magnetik Berbentuk Prisma Menggunakan Algoritma Genetika Antonius a, Yudha Arman a *, Joko Sampurno a Pemodelan Anomal Magnet Berbentu Prsma Menggunaan Algortma Geneta Antonus a, Yudha Arman a *, Joo Sampurno a a Jurusan Fsa, FMIPA Unverstas Tanjungpura, Jalan Pro. Dr. Hadar Nawaw, Pontana, Indonesa *Emal

Lebih terperinci

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Berala Fsa ISSN : 1410-966 Vol.8, No.1, Januar 005, hal 7-10 KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Agus Setyawan Laboratorum Geofsa, Jurusan

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN METODE TWO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN METODE TWO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE Vo. 5, No. 3, Januar 00 IN 06-0544 PENGENAAN CIA WAJAH MENGGUNAKAN MEODE WO-DIMENIONA INEA DICIMINAN ANAYI DAN UPPO VECO MACHINE * Ftr Damayant, Agus Zana Arfn, uy oeaman Program Magster en Informata,I

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Two DimensionalLinear DiscriminantAnalysis Berbasis Optimasi Feature Fusion Strategy

Pengenalan Wajah Menggunakan Two DimensionalLinear DiscriminantAnalysis Berbasis Optimasi Feature Fusion Strategy Jats, Vol. 3 No. eptemer 06 Pengenalan aah Menggunaan wo DmensonalLnear Dscrmnantnalyss Berass Optmas Feature Fuson ategy ahmananta nulngga*, Chastne Fatchah, nny Yunart 3,,3 Jurusan stem Informas, Faultas

Lebih terperinci

KLASTERISASI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN INDIVIDU BERBASIS SUARA UCAPAN

KLASTERISASI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN INDIVIDU BERBASIS SUARA UCAPAN KLASTERISASI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN INDIVIDU BERBASIS SUARA UCAPAN Abstra Nama: Moh. Bagus Had S (Nrp 1205 100 037) Dosen Pembmbng:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Lucas Theorem Untuk Mengatur Penyimpanan Memori yang Lebih Aman

Lucas Theorem Untuk Mengatur Penyimpanan Memori yang Lebih Aman Lucas Theorem Untu Mengatur Penympanan Memor yang Lebh Aman Hendra Hadhl Chor (135 8 41) Program Stud Ten Informata ITB Jalan Ganesha 1, Bandung e-mal: hendra_h2c_mathematcan@yahoo.com; f1841@students.f.tb.ac.d

Lebih terperinci

Studi Perhitungan CCT Menggunakan Metode EEAC (Extended Equal Area Criterion) Dan Trajektori Kritis/ Critical Trajectory Untuk Kestabilan Transien

Studi Perhitungan CCT Menggunakan Metode EEAC (Extended Equal Area Criterion) Dan Trajektori Kritis/ Critical Trajectory Untuk Kestabilan Transien JURAL TEKIK POITS Vol., o., (0) -6 Stud Perhtungan CCT enggunaan etode EEAC (Extended Equal Area Crteron) Dan Trajetor Krts/ Crtcal Trajectory Untu Kestablan Transen Hardansyah Pratama, Ardyono Pryad,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER IDENIFIKASI SISEM NONLINIE DENGAN MENGGUNAKAN ECUEN NEUAL NEOK DAN ALGOIMA DEAD-ZONE KALMAN FILE ully Soelaman, angga fa Faultas enolog Informas Insttut enolog Sepuluh Nopember Kampus Keputh, Suollo, Surabaya

Lebih terperinci

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SENIN, 4 JANUARI 23 OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara tda boleh menggunaan omputer untu mengerjaan soal- soal ujan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Analisis Variasi Parameter Backpropagation Artificial Neural Network dan Principal Component Analysis Terhadap Sistem Pengenalan Wajah

Analisis Variasi Parameter Backpropagation Artificial Neural Network dan Principal Component Analysis Terhadap Sistem Pengenalan Wajah ELECTRANS, Jurnal Ten Eletro, Komputer dan Informata http://eournal.up.edu/ndex.php/electrans Analss aras Parameter Bacpropagaton Artfcal Neural Networ dan Prncpal Component Analyss Terhadap Sstem Pengenalan

Lebih terperinci

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak). BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO 3. Smulas Monte Carlo Smulas Monte Carlo merupaan bentu smulas probablst dmana solus dar suatu masalah dberan berdasaran proses rendomsas (aca).

Lebih terperinci

SISTEM DETEKSIRETINOPATI DIABETIKA MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE

SISTEM DETEKSIRETINOPATI DIABETIKA MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE Vo 3, No 3Desember 03 ISSN 088-30 SISEM DEEKSIREINOPAI DIABEIKA MENGGUNAKAN SUPPOR VECOR MACHINE Wahyud Setawan, Ftr Damayant Manaemen Informata, Unverstas runooyo J. Raya eang PO. BOX, Kama, Bangaan,Madura

Lebih terperinci

SEGMENTASI BERBASIS REGION PADA CITRA BERWARNA UNTUK KEPERLUAN TEMU KEMBALI CITRA PADA EVENT OLAH RAGA LAPANGAN HIJAU

SEGMENTASI BERBASIS REGION PADA CITRA BERWARNA UNTUK KEPERLUAN TEMU KEMBALI CITRA PADA EVENT OLAH RAGA LAPANGAN HIJAU EGMENTAI BERBAI REGION PADA CITRA BERWARNA UNTUK KEPERLUAN TEMU KEMBALI CITRA PADA EVENT OLAH RAGA LAPANGAN HIJAU Arf Basof,.Kom, Moch. Harad, T, M.c, Ph.D. Program Magster Bdang Keahlan Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 11-22, April 2001, ISSN : SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 11-22, April 2001, ISSN : SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER ol. 4. No., - 22, Aprl 2, ISSN : 4-858 SUBRUANG MARKED Suryoto Jurusan Matemata, FMIPA-UNDIP Semarang Abstra Msalan suatu ruang vetor berdmens ngga atas lapangan omples C,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si Analsa Penerapan Metode Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots Pada Oblgas ( Analyss of Applcaton Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots s Method n Oblgaton ) Oleh : Wahyu Saf

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING M. Helmy Noor 1, Moh. Harad 2 Program Pasasarjana, Jurusan Teknk Elektro, Program Stud Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN REKUREN PADA IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN ALGORITMA OPTIMAL BOUNDED ELLIPSOID

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN REKUREN PADA IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN ALGORITMA OPTIMAL BOUNDED ELLIPSOID APLIKASI JARINGAN SARAF IRUAN REKUREN PADA IDENIFIKASI SISEM NONLINIER DENGAN ALGORIMA OPIMAL BOUNDED ELLIPSOID Rully Soelaman, Mohammad Azs Efend Faultas enolog Informas, Insttut enolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA VIOLA JONES DALAM PENERAPAN COMPUTER VISION

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA VIOLA JONES DALAM PENERAPAN COMPUTER VISION FCE RECOGTO MEGGUK METODE LGORTM VOL JOES DLM PEERP COMPUTER VSO Pareza lam Jusa, S.Kom, M.Kom STKOM Dnamka Bangsa Jamb,Teknk nformatka E-mal: parezaalam@stkom-db.ac.d BSTRK Deteks wajah merupakan suatu

Lebih terperinci

Algoritma Clustering Fuzzy Hibrida untuk Klasifikasi Citra Inderaja

Algoritma Clustering Fuzzy Hibrida untuk Klasifikasi Citra Inderaja Algortma Clusterng Fuzzy Hbrda untu Klasfas Ctra Inderaja Agus Zanal Arfn Ten Informata FTI ITS Surabaya E-mal : agusza@ts-sby.edu Telp. (031)5933928 Abstra Proses lasfas merupaan proses untu mendapatan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION Oleh : SOEMARTINI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 008 DAFTAR ISI Hal DAFTAR

Lebih terperinci

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-M3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING Vvn Mandasar (306 00 069), Dr Ir Setawan, M S (960030 9870 00) Mahasswa Jurusan

Lebih terperinci

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield Perbandngan Masalah Optmas TSP dengan Menggunaan Algortma Ant Colony dan Jarngan Hopfeld 1 Yulan, Moh.Isa Irawan, dan 3 Mardljah 1,, 3 Jurusan Matemata, Insttut Tenolog Sepuluh Noember Kampus ITS, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ISSN Evaluasi Kinerja Metode PCA/LPP Pada Sistem Pengenalan Citra Wajah Manusia

ISSN Evaluasi Kinerja Metode PCA/LPP Pada Sistem Pengenalan Citra Wajah Manusia ISSN0216-3241 25 Evaluas Knera Metode PCA/LPP Pada Sstem Pengenalan Ctra Waah Manusa Oleh N Wayan Mart Jurusan Manaemen Informatka, FK - Undksha Abstrak Sstem dentfkas personal yang berbass pengenalan

Lebih terperinci