PENGARUH EKSPRESI WAJAH TERHADAP KEBERHASILAN KLASIFIKASI GENDER BERBASIS PCA-LDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH EKSPRESI WAJAH TERHADAP KEBERHASILAN KLASIFIKASI GENDER BERBASIS PCA-LDA"

Transkripsi

1 Pengaruh Ekspres Wajah terhadap Gender Berbass - (Agus Seta Bud N.) PENGARUH EKSPRESI WAJAH ERHADAP KEBERHASILAN KLASIFIKASI GENDER BERBASIS - Agus Seta Bud N. (1) (1) Staf Pengajar Jurusan eknk Elektro Polteknk Neger Banjarmasn Rngkasan Dsadar atau tdak, kemampuan vsual manusa (human vsual syst em) mampu mengdentfkaskan seseorang dengan mengenal wajah dan memutuskan gender seseorang hanya dar data wajah. Computer Vson System memegang peranan sangat pentng dalam Human Computer Interacton echnology (HCI) yang melput deteks wajah, penjejakan wajah / badan, deteks aks (gesture), estmas umur, etnk dan gender. Be - berapa peneltan telah dlakukan untuk mencar metode terbak dengan objek data wajah utuh dan tunggal untuk mencar metode dskrmnas yang terbak sehngga dapat membedakan apakah seseorang tersebut pra atau wanta. Banyak peneltan-peneltan telah dlakukan untuk mendeteks gender pada wajah tunggal dengan berbaga metode, dantaranya adalah metode egenface atau Prncpal Component Analyss () dan metode Fsherface atau Lnear Dscrmnant Analyss (). Selan tu telah banyak pula peneltan tentang pendeteksan ekspres wajah. Egenface dgunakan untuk mengekstraks ftur, mereduks dmens, melakukan proyeks ke dmens yang lebh rendah dan metode Fsherface memperjauh jarak between matrk serta memperdekat jarak wthn matrk agar jarak antara kedua gender semakn jauh. Metode terakhr adalah klasfkas dengan metode-metode lnear classfer dengan jarak ketetanggaan terdekat, atau machne learnng sepert RBF.. Peneltan n mencoba memberkan kontrbus tentang pengaruh ekspres wajah terhadap keberhaslan deteks gender yang melput ekspres normal, tersenyum dan sedh. Kata Kunc : deteks gender, ekspres wajah, egenface, fsherface, between matrx, wthn matrx 1. PENDAHULUAN Computer Vson System memegang peranan pentng dalam Human Computer Interacton echnology (HCI) yang melput deteks wajah, penjejakan wajah/badan, deteks aks (gesture), estmas umur, etnk dan yang fundamental adalah gender. Sstem deteks dan dentfkas wajah dapat dpergunakan dalam banyak hal, sepert yang berhubungan dengan kehdupan sosal, keamanan dan lannya. Hal n dkarenakan deteks wajah lebh sult untuk dtembus. Lebh dar tu, setelah proses deteks[4] dan dentfkas wajah[7], dapat pula dlakukan proses lan sepert deteks ekspres dan deteks gender [2][6]. Klasfkas gender adalah salah satu bdang peneltan yang pentng karena dapat menngkatkan keberhaslan sstem verfkas wajah, bahkan sstem deteks wajah. Meskpun tdak banyak mendapatkan perhatan dar para penelt, klasfkas gender berdasar wajah dapat dpergunakan untuk aplkas keamanan atau mengetahu statstk jumlah orang yang melewat suatu area berdasarkan gender tertentu[2]. Peneltan pada deteks wajah yang telah banyak dlakukan adalah untuk mendeteks wajah pada sebuah gambar (mage)[4][5][6][7][9]. Dan pada peneltan deteks gender yang dlakukan hanya pada wajah tunggal untuk sebuah gambar. Peneltan kal n akan melhat seberapa jauh kemampuan komputer dan algortma yang dgunakan untuk mendeteks jumlah gender tertentu pada sebuah bdang gambar yang terdapat wajah ddalamnya. Peneltan Baback Moghaddam[2] menggunakan thumbnal face (21x12) pxel yang hanya selsh 1% terhadap (84x84) pxel. Dengan mage dar database FERE, performa SVM menghaslkan error rata-rata 3.4% yang menunjukkan konds yang lebh bak darpada klasfkas tradsonal. Area wajah yang dambl adalah seluruh wajah dengan melakukan pemotongan area berbentuk ofal. Seluruh data telah dnormalsas agar memlk bentuk geometrk dan pencahayaan yang sama. Batasan pada peneltan n dlakukan untuk mempertajam proses deteks gender dengan egenfaces (), fsherface s (FLD) dan RBF network.

2 Jurnal INEKNA, ahun VIII, No. 1, Me 2008 : DESAIN SISEM Secara umum, desan sstem klasfkas gender pada ctra wajah yang akan dlakukan adalah sebaga berkut : Gambar Gambar 1. Desan sstem deteks wajah Ekstraks Cr Wajah Proses Pembelajaran Dskrmnas KNN Proses Pengujan a. Vector dan ruang wajah Klasfkas Data klasfkas Gender KNN Dskrmnas Klasfkas HASIL Ctra wajah berada pada sebuah ruang yang dsebut bdang gambar / ruang lngkup ctra (mage space). Sebuah ctra tersusun atas pxel-pxel yang masng-masng pxel memlk nla. Untuk ctra abu-abu, sebuah pxel memlk nla dar Sebuah ctra wajah yang berukuran lebar dan tngg (l x t = n), maka dalam proses pengolahan ctra dmens tersebut dubah menjad sebuah VECOR kolom wajah (n x 1) sepert gambar 2., dengan n menyatakan dmens yang dgunakan. Untuk mempermudah penulsan, basa dtulskan mendatar namun d transpose sepert pada gambar 2. X = { } Gambar 2. Representas ctra wajah pada sebuah vektor. b. Prncpal Component Analyss atau Karhunen-Loeve expanson adalah salah satu metode statstk yang dgunakan untuk mencar factorfaktor domnan pada suatu sebaran data. Pada proses pengolahan ctra, adalah metode yang umum dgunakan untuk mengurang dmens, sekalgus menghaslkan matrk yang orthogonal yang bertujuan untuk mengurang dmens sekalgus mempercepat proses komputas dan juga mempertahankan nla random (varan) pada dmens tngg sebanyak mungkn. Peneltan M.urk dan A.Pentland [5] menjelaskan pengenalan wajah menggunakan dengan hasl berupa egenvector dan egenvalue. Karena bdang proyeks wajah yang dhaslkan adalah vektor yang dhaslkan dar covarance matrk terhadap mage wajah asal yang dproyekskan dengan dan representasnya memlk kesamaan terhadap seluruh mage, maka dnamakan egenfaces. Wendy [10] menggunakan stlah egenspace projecton pada proses. Karena pada proses terjad proses transformas / perpndahan secara lnear data dar dmens tngg (n) ke dmens yang lebh rendah (m). Pada proses, ada dua metode yang dapat dgunakan, yatu hgh resoluton mage atau snapshot dan metode asl (orgnal). Secara umum, nla n > N, dengan N adalah jumlah ctra wajah yang dgunakan (objek data). Metode orgnal menggunakan matrx kovaran berdmens n x n. Sehngga dmens yang dhaslkan sangat besar. Sedangkan metode snapshot menggunakan matrk kovaran N x N yang memlk dmens lebh kecl. Dengan dmens yang kecl, maka proses komputas menjad lebh mudah. Egenspace dapat dhtung bla nla egenvector/ egenvalue dar nla covarance matrk data telah dperoleh. Nla egenvector yang dambl adalah yang bernla bukan nol dar kovaran matrk orthonormal bass pada dmens awal (n). Bla jumlah data yang dgunakan adalah I, maka data matrk x adalah sepert pada persamaan (1). x x1... n x (1) Berkutnya dlakukan proses mean centered, yatu proses pengurangan nla t vektor terhadap rata-rata seluruh mage x x m 1 m, dengan N N 1 x (2) Vector n kemudan dkombnaskan, sehngga menghaslkan sebuah matrk dengan ukuran nxn, 1 2 N X x x... x (3) Data matrx X kemudan dkalkan dengan transposnya sendr untuk menghaslkan nla kovaran. X X (4) Haslnya adalah sebuah kovaran matrk yang dapat memlk egenvector hngga seba-

3 Pengaruh Ekspres Wajah terhadap Gender Berbass - (Agus Seta Bud N.) nyak N dengan nla egenvalue yang dambl bukan nol (metode snapshot). Egenvector yang dhaslkan durutkan dar nla terbesar ke kecl, sesua dengan nla pada egenvaluenya. Dengan demkan, egenvector dengan nla egenvalue terbesar adalah yang memlk varan terbesar pada seluruh ctra. Egenvector berkutnya memlk varan terbak kedua dan seterusnya. Secara umum, teor aljabar menyatakan bahwa X X memlk egenvector yang sama dengan X X dkalkan dengan X dan dnormalsas [10]. Sehngga egenspace yang dhaslkan akan berdmens (N x N), jauh lebh kecl darpada (n x n). c. FLD atau bsa dsebut Fsher Lnear Dscrmnant (FLD) adalah sebuah metode yang mengelompokkan/mendekatkan ctra dalam satu kelas (wthn class scatter) dan memsahkan sejauh mungkn jarak antar kelas (between class scatter). Serupa dengan, juga melakukan proyeks mage dar dmens n, menjad C-1 kelas. (n, banyaknya pxel tap ctra, C adalah jumlah kelas). Ada 2 metode FLD, orgnal dan orthonormal bass method. Dengan menggunakan metode orgnal fsherfaces, memunculkan beberapa permasalahan baru. Pertama, matrk yang dgunakan untuk proses komputas sangat besar. Hal n mengakbatkan waktu yang dgunakan untuk proses komputas menjad sangat besar. Kedua, karena jumlah data tranng sangat kecl dbandngkan dengan jumlah pxel per ctra, rangkng data matrk menjad tdak cukup. Untuk bsa mendapatkan egenvector dan egenvalue dar matrk yang rangkngnya tdak cukup, bsa menggunakan generalze snge value decomposton, tap mash ada cara yang lebh mudah. Yatu metode orthonormal bass dengan melakukan proyeks matrk data tranng ke bass ortonormal ke N x N (dengan N adalah jumlah data tranng). Proyeks n menghaslkan data matrk yang memlk rangkng secara penuh. Sekalgus menghaslkan proses komputas yang jauh lebh cepat. Proyeks juga menjaga nformas sehngga hasl akhrnya dar fsher tdak akan berpengaruh. Berkut n langkah-langkah untuk mencar fsherfaces dengan metode bass orthonormal. 1. Htung rata-rata. Htunglah nla rata-rata tap kelas (m ) dan rata-rata seluruh kelas (m). 2. Buat mage dalam kelas memlk rata-rata nol. Dengan kata lan, buat centered mage tap kelas. x X, X X, xˆ x m (5) 3. Center the class mean. Kurangkan total rata-rata dengan rata-rata kelas. mˆ 1 m m (6) 4. Buat data matrk. Gabungkan semua mage, satu satu hngga menjad matrk. 5. Car bass orthonormal untuk data matrk n. Hal n bsa dlakukan dengan menggunakan QR (orthonormal trangular decomposton) atau dengan menghtung full set dar egenvector dar kovaran matrk data tranng. Asumskan bass orthonormal adalah U. 6. Proyekskan semua centered mage ke bass orthonormal. Buatlah vector yang merupakan hasl dot product dar mage dan vector pada bass orthonormal. ~ x U xˆ (7) 7. Proyekskan centered mean ke bass orthonormal. m~ U mˆ (8) 8. Htung wthn class scatter matrx. Wthn class scatter matrx menghtung jumlah dar scatter between yang ada pada kelas yang sama. Untuk kelas ke, scatter matrk (S ) dhtung dengan menjumlahkan semua kovaran matrk yang telah dproyekskan tap kelas. S xx ~ ~ X X (9) 9. Wthn scatter matrx (S W ) adalah jumlah dar seluruh scatter matrk. C S W S 1 (10) 10. Dengan C adalah jumlah kelas. 11. Htung between class scatter matrx. Between class scatter matrx (S B ) menghtung jumlah jarak antar kelas. Dhtung dengan menjumlahkan semua data centered mean kovaran matrk yang telah dproyekskan. B C S n m ~ m~ 1 (11) 12. Dengan n adalah jumlah mage tap kelas 13. Selesakan persamaan untuk mencar egenvalue. Yatu mencar nla egenvector (V) dan egenvalue ( ). SBV SWV (12) 14. Amblah C-1 egenvector pertama. Urutkan egenvector sesua dengan urutan nla yang ada pada egenvalue dar besar ke kecl. Vector n dsebut Fsher Bass Vector. 15. Proyekskan ctra asal ke Fsher Bass Vector. Proyekskan seluruh ctra asal (bukan centered mage) ke fsher bass vector dengan menghtung dot product dar mage asal ke tap-tap fsher bass vector.

4 Jurnal INEKNA, ahun VIII, No. 1, Me 2008 : HASIL PENGUJIAN Data dan Metode Pengujan Data pengujan adalah data stats, yatu data ctra wajah yang sudah dambl dengan menggunakan kamera dgtal, kemudan d modfkas untuk ddapatkan mage yang dngnkan. Ukuran yang dgunakan adalah 150x150 pxel dengan mode warna abu-abu(grayscale). Jumlah ctra yang dgunakan sebanyak 120 buah dengan perbandngan sembang. 20 pra dan 20 wanta. Masng-masng d ambl mage dengan 3 pose: normal, tersenyum dan merenggut. Sebagan contoh ctra wajah dapat dlhat pada gambar 4. Ctra tersebut dambl dar datadata wajah mahasswa baru yang dambl secara acak dengan pose yang sudah d samakan / snkronsas. Namun varas pencahayaan dan background dbarkan apa adanya. Area yang dambl adalah berbentuk kotak dar als hngga dagu. menentukan jarak terdekat. Output proyeks data tranng dan data uj dar fsherfaces n dgunakan untuk menghtung hasl akhr keberhaslan deteks gender. Gambar 4. Grafk keberhaslan deteks gender dengan jarak EUCLIDIAN abel 1. keberhaslan deteks gender dengan Hasl Deteks (%) Egen Percobaan pose Jarak Mn Max Rata2x Optmal 1 normal absolut tersenyum absolut Merengut absolut normal eucldan tersenyum eucldan Merengut eucldan Gambar 3. Contoh ctra wajah yang dgunakan dengan masng-masng 3 pose. Normal, tersenyum dan merengut. Bars atas pra, dan bawah wanta. Pengujan Dengan menggunakan metode Snapshot egenfaces, dgunakan 96 data tranng dan 24 data uj. Setelah data tranng dproyekskan ke egenspace, masng-masng data uj akan dcar jarak terdekat ke kelompok proyeks data tranng pra atau wanta dengan menggunakan jarak eucldan dstance. Varabel yang muncul pada metode snapshot egenspace adalah nla jumlah egenvector yang dpaka. Dalam hal n a- kan dplh nla egenspace yang palng bak untuk mewakl uj egenspace. Pengujan FLD Dengan menggunakan data yang sama dengan, dplh 4 kelas pada proses fsherfaces. Seluruh data tranng d proyekskan ke fsherspace dan data uj dbandngkan dengan Eucldan ke kelompok pra atau wanta untuk abel 2 abel keberhaslan sstem dengan menggunakan Metode Absolut ngkat keberhaslan Pose nor mal % senyum % merengut % Pra Wanta otal Rata-rata keberhaslan absolut total 19 (79,17 %) Metode Eucldan ngkat keberhaslan Pose nor mal % senyum % merengut % Pra Wanta otal Rata-rata keberhaslan absolut total 20 (83,33 %) Hasl Keseluruhan Percobaan n dlakukan dengan menggunakan bantuan software MALAB 7.1 untuk melakukan analsa matematka, statstk, mage processng pre dan after process, serta Mcrosoft

5 Pengaruh Ekspres Wajah terhadap Gender Berbass - (Agus Seta Bud N.) excel untuk menamplkan hasl perhtungan dalam bentuk grafk. Dar kedua metode yang dgunakan, egenfaces (), fsherfaces (FLD), dan ga - bungan keduanya, dperoleh hasl sepert tampak sepert pada gambar 5 dan 6. Keberhaslan Deteks Gender dengan berbaga metode Metode Lnear Dskrmnant Analyss () dapat mendeteks gender lebh bak, yatu sebesar 81,25%. Gabungan kedua metode, dan memberkan hasl yang terbak dengan tngkat keberhaslan 83,33%. Mesk data wajah hanya dar als hngga dagu dengan varas cahaya tdak dsnkronsas, sstem dapat dgunakan untuk deteks gender. ngkat keberhaslan (%) Metode + + normal tersenyum merengut Gambar 5. Grafk hasl deteks gender ketga percobaan detal dengan 3 pose Keberhasln (%) Perbandngan keberhaslan deteks gender dengan berbaga metode. Metode + Gambar 6. Grafk hasl deteks gender secara umum. 4. KESIMPULAN Dar hasl uj coba peneltan n dapat dperoleh beberapa kesmpulan antara lan: (Prncpal Component Analyss) dapat dpergunakan untuk mendeteks gender dengan berbaga pose ekspres dengan tngkat keberhaslan 72,92%. 5. DAFAR PUSAKA 1. Am. M. Burton,, V. Bruce, N. Dench.What s the dfference between men and women? Evdence from facal measurement. Percepton, 22: , (1993) 2. Baback, Moghaddam and M. Yang. Learnng Gender Wth Support Face IEEE transacton on Pattern Recognton and Machne Intellgence Vol 24 No.5 May 2002, (2002) 3. Chrstopher, j.c. Burges, A utoral on Support Vector Machnes for Pattern Recognton, Data mnng and knowledge dcovery, vol 2 no 2, (1998) 4. Eru, Puspta, Sstem Pendeteksan Dan Penjejakan Wajah Secara Real-me, ess pada Fakultas eknolog Informas - Insttut eknolog Sepuluh Nopember Surabaya, (2004) 5. M.urk and A.Pentland, Face Recognton Usng Egenfaces, Journal of Cogntve Neuroscence, (1991) 6. Ryanto, Sgt, Sstem Pengenalan Ekspres Wajah Secara Real me, ess pada Fakultas eknolog Informas - Insttut eknolog Sepuluh Nopember Surabaya, (2005). 7. Rully, Soelaman. Sstem Pengenalan Wajah Dengan Penerapan Algortma Genetka Pada Optmas Bass Egenface Dan Proyeks Fsherface. ess pada Fakultas Ilmu Komputer-Unverstas Indonesa, (2003). 8. R. Duda, P. Hart, and D. Stork Pattern Classfcaton, John-Wley,2nd edton, (2001). 9. Vola, Paul; Jones, Mchael J., Robust realtme Object Detecton, Proceedng of IEEE Workshop on Statstcal and Computatonal heores of Vson, (2001). 10. Wendy, S. Yambor, Analyss of pca-based and fsher Dscrmnant-based mage recognton Algorthms hess at Computer scence department - Colorado State Unversty, (2000).

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA WAJAH YANG MEMILIKI GANGGUAN PENCAHAYAAN DENGAN KLASIFIER NEAREST NEIGHBOUR BERDASARKAN FITUR EIGENFACE DAN FISHERFACE

PENGENALAN CITRA WAJAH YANG MEMILIKI GANGGUAN PENCAHAYAAN DENGAN KLASIFIER NEAREST NEIGHBOUR BERDASARKAN FITUR EIGENFACE DAN FISHERFACE PENGENALAN CIRA WAJAH YANG MEMILIKI GANGGUAN PENCAHAYAAN DENGAN KLASIFIER NEARES NEIGHBOUR BERDASARKAN FIUR EIGENFACE DAN FISHERFACE Suband Polteknk Neger Banjarmasn Jl. Jend. H. Hasan Basr Kayu ang Banjarmasn

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER Konferens Nasonal Sstem & Informatka 2015 STMIK STIKOM Bal, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER Dr. Agus Harjoko Prof. Dr. Sr Hartat Dr.-Ing. Reza Pulungan Dr. Djoko Soetarno, DEA Dr. Ir. Rla Mandala, M.Eng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ctra Menurut Gonzales (2004, p1) Ctra bsa djelaskan sebaga 2 dmens dar fungs f(x,y), dmana x dan y merupakan spatal koordnat, dan tngkatan apltude pada poss n dsebut dengan ntenstas

Lebih terperinci

ISSN Evaluasi Kinerja Metode PCA/LPP Pada Sistem Pengenalan Citra Wajah Manusia

ISSN Evaluasi Kinerja Metode PCA/LPP Pada Sistem Pengenalan Citra Wajah Manusia ISSN0216-3241 25 Evaluas Knera Metode PCA/LPP Pada Sstem Pengenalan Ctra Waah Manusa Oleh N Wayan Mart Jurusan Manaemen Informatka, FK - Undksha Abstrak Sstem dentfkas personal yang berbass pengenalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 INJAUAN PUSAKA 2.1 Ctra Dgtal Ctra (mage) adalah gambar pada bdang dua dmens. Dtnjau dar sudut pandang matemats, ctra merupakan fungs menerus (contnue) dar ntenstas cahaya pada bdang dua dmens. Ctra

Lebih terperinci

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagaton Berbass Ekstraks Ftur Prncpal Component Analyss (PCA) Rma Tr Wahyunngrum 1, Rza Mashta Wat 2, Aer Rachmad 3 Program Stud Teknk Informatka, Unverstas Trunojoyo

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN AALISIS KEMIRIPA POLA CITRA DIGITAL MEGGUAKA METODE EUCLIDEA Eus St ur Asyah1), Abdul Hayat2), Puspa Wdant3), Shnta Yulnda Prasetya4), Helm Iskandar5) 1), 2 ), 3) Komputersas Akuntans AMIK Raharja Informatka

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Investigasi Hubungan antara Jumlah Dimensi Parameter Extraksi Terhadap Keakurasian Pengenalan Tanda Tangan Secara Offline

Investigasi Hubungan antara Jumlah Dimensi Parameter Extraksi Terhadap Keakurasian Pengenalan Tanda Tangan Secara Offline Semnar Nasonal eknolog Informas & Komunkas erapan 2012 (Semantk 2012) ISBN 979-26 - 0255-0 Investgas Hubungan antara Jumlah Dmens Parameter Extraks erhadap Keakurasan Pengenalan anda angan Secara Offlne

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA) Dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA) Dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) 1 Pengenalan Tanda Tangan Dengan Metode Prncpal Component Analyss (PCA) Dan Jarngan Syaraf Truan (JST) Hann Prastka 1, Rahmat Suhatman 2, Warna Nengsh 3 Program Stud Teknk Informatka dan Multmeda, Polteknk

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Implementasi T-shape Mask pada Two Dimentional Linear Discriminant Analysis dan Support Vector Machine

Pengenalan Wajah Menggunakan Implementasi T-shape Mask pada Two Dimentional Linear Discriminant Analysis dan Support Vector Machine Musthafa, Pengenalan Wajah Menggunakan Implementas -shape Mask Pada wo Dmentonal Lnear Dscrmnant Analyss dan... 1 Pengenalan Wajah Menggunakan Implementas -shape Mask pada wo Dmentonal Lnear Dscrmnant

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kernel Support Vector Machine (SVM) pada Klasifikasi Data Microarray untuk Deteksi Kanker

Analisis Pengaruh Kernel Support Vector Machine (SVM) pada Klasifikasi Data Microarray untuk Deteksi Kanker OPEN ACCESS ISSN 460-9056 socj.telkomunversty.ac.d/ndojc Ind. Journal on Computng Vol., Issue. 1, Maret 017. pp. 109-118 do:10.1108/ndojc.017.1.169 Analss Pengaruh Kernel Support Vector Machne (SVM) pada

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA VIOLA JONES DALAM PENERAPAN COMPUTER VISION

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA VIOLA JONES DALAM PENERAPAN COMPUTER VISION FCE RECOGTO MEGGUK METODE LGORTM VOL JOES DLM PEERP COMPUTER VSO Pareza lam Jusa, S.Kom, M.Kom STKOM Dnamka Bangsa Jamb,Teknk nformatka E-mal: parezaalam@stkom-db.ac.d BSTRK Deteks wajah merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) 1 Pengenalan Karakter Tulsan Tangan Angka dan Operator Matematka Berdasarkan Zernke Moments Menggunakan Support Vector Machne

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI09191 IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA RESONANSI MAGNETIK OTAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS YANG DIMODIFIKASI BERDASARKAN KORELASI ANTAR PIKSEL (Kata Kunc : Segmentas Fuzzy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Vol. 5, No. 3, Januari 2010 ISSN DAFTAR ISI

Vol. 5, No. 3, Januari 2010 ISSN DAFTAR ISI Vol. 5, No. 3, Januar 200 ISSN 026-0544 DAFTAR ISI ALGORITMA PEMUTUSAN SIKLUS ITERATIF PADA 37-46 ESTIMASI ROTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN PSEUDO-POLAR FOURIER TRANSFORM Arya Yudh Wjaya, Agus Zanal Arfn,

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN ALGORITMA JSEG

SEGMENTASI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN ALGORITMA JSEG SEGMENTASI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN ALGORITMA JSEG Rully Soelaman 1), Darls Herumurt ), Dyah Wardhan Kusuma. 3) Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, 6111, Indonesa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Emprs Pada peneltan n, penelt menggunakan beberapa peneltan terkat yang pernah dlakukan oleh penelt lan sebaga tnjauan stud, yatu sebaga berkut : a. Pornography Detecton

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februar 2015 PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1), I Dewa Gede Ra Mardana 2), Sandy Wrakusuma 3) 1), 2), 3)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

Wisnu Ananta Kusuma, Irman Hermadi, Ardiansyah 1. Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor 2 ABSTRAK

Wisnu Ananta Kusuma, Irman Hermadi, Ardiansyah 1. Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor 2 ABSTRAK ANALISIS METODE ANALOGY BASED ESTIMATION UNTUK PERKIRAAN BIAYA PERANGKAT LUNAK Wsnu Ananta Kusuma, Irman Hermad, Ardansyah 1 Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematka dan IPA, Insttut Pertanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya A : Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Gregora Aryant Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Oleh : Gregora Aryant Program Stud Penddkan Matematka nverstas Wdya Mandala Madun aryant_gregora@yahoocom Abstrak

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK MOEL PENGENALAN TERBAIK ENGAN TREE-AUGMENTE NETWORK (TAN) AN ESTIMATOR MAIMUM LIKELIHOO (ML) BERASARKAN FITUR OBJEK Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam Neger (UIN)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci