Teori Sistem dan Dasar Sinyal. Yeffry Handoko Putra

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teori Sistem dan Dasar Sinyal. Yeffry Handoko Putra"

Transkripsi

1 Teori Sisem dan Dasar Sinyal Yeffry Handoko Pura ЌП PERCETAKAN TALITHA KHOUM 6

2 Teori Sisem dan Dasar Sinyal Dipublikasi oleh Perceakan Taliha Khoum Bandung hp:// 6 by Perceakan Taliha Khoum Dipublikasi oleh Perceakan Taliha Khoum Diproduksi di Bandung Seluruh maeri di dalam buku ini boleh diperbanyak dan difoo kopi anpa seijin penerbi maupun pengarang demi kepeningan perkembangan ilmu.

3 Tenang Penulis Yeffry Handoko Pura mendapakan gelar Sarjana Teknik pada ahun 996 dari Deparemen Teknik Fisika Insiu Teknologi Bandung dengan predika sanga memuaskan. Pada ahun 999 mendapakan gelar Magiser Teknik dari Program Sudi Magiser Insrumenasi dan Konrol, Insiu Teknologi Bandung dengan predika Cum-Laude. Bidang kajian yang diekuni saa ini adalah Sensor dan Pengonrolan Cerdas. Saa ini penulis sedang melanjukan program dokoral di Insiu Teknologi Bandung dengan bidang kajian pengonrolan robo dalam air. Penulis banyak erliba dalam beberapa seminar nasional dan inernasional sera menjadi anggoa beberapa himpunan keanggoaan profesi seperi Ikaan Alumni Teknik Fisika, Himpunan Fisika Indonesia dan Persauan Insinyur Indonesia. Beberapa peneliian yang inensif dilaksanakan adalah peneliian mengenai robo ikan, robo beroda dan robo perahu. Buku lain yang elah dipublikasikan : Pengelolaan Insalasi Kompuer (UNIKOM, 5), Sisem Operasi (UNIKOM, 5). Saa ini penulis adalah dosen eap di Jurusan Teknik Kompuer, Universias Kompuer Indonesia, Bandung. Penulis dapa dihubungi melalui yeffry@unikom.ac.id 3

4 Dafar Pusaka Bab I : Sisem.. Pengenalan Sisem.. Sinyal-sinyal Elemener.3. Sisem Elemener Elemen Saik Elemen Dinamik Elemen Arihmaik 3.4. Diagram Blok Koneksi Seri (Cascade aau Tandem) Koneksi Paralel Koneksi Umpan Balik 5 Bab II : Sisem Linier Sasioner.. Sisem Linier 8.. Sisem Sasioner 9.3. Sisem Linier Sasioner.4. Inegral Konvolusi.4.. Inerpresasi Grafik unuk Konvolusi 4.5. Respon Sep 6.6. Sifa-sifa Respon Impuls Dalam Diagram Blok 6.7. Sisem Dinyaakan dengan Persamaan Differensial 7 Bab III : Respon Sinusoidal 3.. Benuk Ampliuda-Fasa Unuk Sinyal Sinusoida Benuk Eksponensial Fungsi Transfer unuk Sisem Linier Gain dan Phase Shif Sinyal Konsan Sisem Dinyaakan sebagai Persamaan Differensial Reduksi Diagram Blok 36 Bab IV : Analisis Domain Frekuensi Ampliuda dan Fasa Speksrum Kompleks Analisis Domain Frekuensi unuk Sisem Linier Sasioner Filer Translasi Spekrum dan Modulasi 46 4

5 Bab I Sisem.. Pengenalan Sisem Sisem merupakan susunan dari elemen-elemen yang berkoordinasi membenuk suau fungsi. Cara penggambaran sysem biasanya dengan menggunakan diagram blok. Inpu Sisem Oupu Gambar.. Diagram blok sisem Sinyal adalah kuanias fisik yang dapa diukur dan bervariasi (berubah) erhadap waku. Conoh : () adalah besaran yang merupakan fungsi waku Inpu : sinyal penyebab (eksiasi) Oupu : sinyal akiba (respon) Misal : Sisem audio amplifier () y() k() y() Gambar.. Sisem audio amplifier () inpu berupa egangan lisrik pada erminal suara y() oupu berupa arus lisrik pada loudspeaker hubungan inpu dan inpu dinyaakan dengan persamaan maemais y() k() dengan k gain Analisa sisem adalah penguraian sisem menjadi beberapa komponen, misal pada sisem audio amplifier : v() Phone w() Amplifier () carridge Loudspeaker y() Gambar.3. Sisem Audio Amplifier yang diuraikan (breakdown) Conoh sisem : (a) Rangkaian RLC (b) Dinamika pesawa erbang dan kendaraan (c) Algorima unuk menganalisa fakor finansial dalam menenukan harga baas (d) Algorima pendeeksi lekukan (edge deecion) dalam penciraan.. Sinyal-sinyal Elemener Sinyal-sinyal elemener biasanya digunakan sebagai sinyal uji dari kinerja suau sisem. Sinyalsinyal elemener ini berupa : sep, pulsa koak (recangular pulse), impulse, sinusoida, pulsa eksponensial. 5

6 A. Sep Fungsi uni sep : u () u() > Gambar.4. Fungsi uni sep Sinyal sep dinyaakan dengan () u() () ; ampliuda dari sep o Gambar.5. Sinyal sep B. Pulsa koak (Recangular Pulse) Fungsi recangular pulse dinyaakan dengan r () r() < lainnya Gambar.6. Fungsi Pulsa Koak Pulsa recangular dinyaakan dengan ( ) r ampliuda pulsa (sauannya sama dengan ()) durasi pulsa (sauannya waku) 6

7 () Gambar.7. Sinyal pulsa koak C. Impluse (fungsi dela / dirac dela) Fungsi dela dinyaakan dengan : du( ) δ ( ) d dengan u() adalah fungsi uni sep Dua sifa pening fungsi dela : δ ( ), dan δ ( ) d Fungsi dela adalah fungsi keju (spike) yang lebarnya sanga pendek dan ampliudanya ak hingga. Misal di kehidupan sehari-hari adalah peir δ() Gambar.8. Fungsi dela aau impulse Impulse () dinyaakan dengan () aδ() aδ() Gambar.9 Sinyal impulse Beberapa sinyal impulse yang berdere unuk waku yang berbeda akan membenuk sinyal diskri. 7

8 D. Sinusoida - T/ 3T/ T T Gambar.. Sinyal sinusoida Sinyal sinusoida dinyaakan dengan π ( ) cos T ampliuda puncak (peak ampliuda) sinus T perioda Aau () cosπf cos E. Pulsa Eksponensial Pulsa eksponensial dinyaakan dengan () e -/ u() () Gambar.. Pulsa eksponensial ampliuda awal pulsa pada + Konsana waku Dalam seiap jarak n ampliuda pulsa eksponensial berkurang dengan facor pengali e -n : ( + n) e -n () Misal unuk n 3 dan + (3) ( + + 3) e -3 ( + ),5 Ampliuda pulsa drop sebesar 5% dari ampliuda awal... Sinyal koninu dan sinyal Diskri e - Sinyal berdasarkan variabelnya bisa berupa sinyal dimensi (D), dimensi (3D), bahkan bisa n dimensi. Khusus unuk sinyal dimensi dengan variabel bebas yang disebu waku dikenal dua jenis sinyal yaiu sinyal koninu dan diskri. Sinyal koninu adalah sinyal yang ada seiap saa nilainya aau dengan pewakuan yang koninu (selalu ada) dan diulis dengan benuk () yang berari variabel merupakan fungsi waku koninu. Sedangkan sinyal diskri adalah sinyal yang idak ada seiap saa, nilainya hanya ada pada waku kelipaan waku sampling yang diulis [kt] aau [nt] aau [n]. Variabel k aau n bernilai ineger sedangkan variabel T adalah waku sampling yang erkadang jarang diuliskan. Pada gambar di bawah ini diperlihakan gambar sinyal koninu dan diskri 8

9 (a) (b) Gambar.. (a) Sinyal koninu () dan (b) sinyal diskri [n] Conoh sinyal koninu sanga mudah diemui di alam ini seperi egangan lisrik, arus lisrik, ekanan, emperaur, kecepaan dan banyak lagi. Sedangkan conoh sinyal diskri bisa berupa sinyal koninu yang disampling, uruan DNA manusia, populasi unuk spesies erenu. Pada gambar.3. diperlihakan conoh daa diskri yang dibua oleh manusia (a) (b) Gambar.3 Daa diskri buaan manusia: (a) daa ahunan jumlah produksi barang (b) gambar digial Sinyal diskri dianggap pening di era ini karena dapa diproses dengan kompuer digial modern dan prosesor pemrosesan digial (Digial Signal Processor). Diinjau dari sisi sisem, suau sisem yang bersifa koninu maka masukan dan keluarannya adalah koninu demikian juga unuk sisem diskri maka masukan dan keluarannya adalah diskri. Suau sisem yang mengubah dari sisem koninu menjadi sisem diskri adalah sisem sampling yaiu sisem yang mencacah daa koninu unuk suau perioda pewakuan diskri. Pada gambar.4 ini digambarkan diagram blok dari kedua sisem secara sederhana. [n] Sisem diskri y[n] () Sisem koninu y() Gambar.4. Diagram blok sisem diskri dan koninu 9

10 Berdasarkan nilai dan responnya erhadap waku sinyal dapa dibedakan menjadi 4 jenis Waku koninu, nilai koninu Didefinisikan unuk seiap saa dan ampliudanya bervariasi secara koninu dan bisa berapa saja. Conoh : - sinyal dari ransduser - sinyal analog Waku diskri, nilai koninu Didefinisikan unuk waku diskri dan ampliudanya koninu bisa berapa saja Waku koninu, nilai diskri Didefinisikan unuk saa erenu ampliudanya diskri. Conoh sinyal hasil sampling Waku diskri, nilai diskri Didefinisikan unuk waku diskri nilai ampliudanya diskri Gambar.5.Jenis-jenis sinyal berdasarkan pewakuan dan nilainya. Sekali lagi waku diskri berari wakunya berdasarkan kelipaan erhadap perioda sampling sedangkan nilai diskri adalah nlai yang erbaas pada hasil kuanisasi bi Dalam eori mengenai sinyal, suau sinyal dapa direpresenasikan erhadap domain waku juga dalam domain frekuensi. Kedua domain ini biasanya merupakan absis dalam suau koordina. Suau sinyal sinyal sinus dengan frekuensi unggal dalam benuk domain waku dan frekuensi digambarkan sebagai beriku Gambar.6. (a) Sinyal dalam domain waku (b) sinyal dalam domain frekuensi

11 Dalam domain waku sinyal digambarkan sebagai perubahan ampliuda erhadap perubahan waku, sinyal ini disebu sebagai respon waku. Sedangkan dalam domain frekuensi sinyal yang sama dinyaakan sebagai ampliuda unuk frekuensi yang dimiliki oleh sinyal. Dalam hal ini hanya ada sau frekuensi saja sehingga represenasinya berupa sinyal impulse. Sedangkan unuk sinus dengan dua frekuensi digambarkan sebagai beriku : Gambar.7. (a) Sinyal dalam domain waku (b) sinyal dalam domain frekuensi.3. Sisem Elemener Sisem elemener dinyaakan dengan hubungan inpu-oupu yang sederhana y() operasi pada () Relasi ini disebu karakerisik ransfer. Sisem Elemener dibagi menjadi. Elemen Saik. Elemen Dinamik 3. Elemen Arihmaik Elemen saik jika oupu hanya berganung pada inpu saa yang sama Elemen dinamik jika salah sau oupu berganung pada inpu dari waku sebelumnya Elemen arihmaik : penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.3.. Elemen Saik Salah sau elemen saik adalah elemen proporsional yang dinyaakan dengan y() k() Oupu pada waku berganung pada nilai inpu pada yang sama. Dengan diagram blok dapa digambarkan : () K y() Gambar.8. Elemen Saik Conoh : Roda gigi θ N Hubungan perpindahan angular roda gigi N θ θ N Dapa dinyaakan dengan diagram blok N θ θ N N θ

12 Beberapa jenis elemen saik lainnya : Tabel.. Jenis-jenis sisem elemener dengan fungsi wakunya Nama Deskripsi Grafik Sof Limier y y < y y y - y > -y Hard Limier y y y < > y -y Half-wave Recifier y y > y y Full-wave Recifier Comparaor y y y y > y - Square-Law Recifier y y y y Elemen Dinamik A. Elemen Tunda (delay elemen) Adalah elemen dinamik dengan benuk karakerisik ransfer : y() ( - )

13 dengan waku unda (delay ime) Inpu dan oupu sauannya sama Simbolnya : () - y() Gambar.9 Simbol elemen unda Conoh : Tenukan oupu y() bila inpu () e -/ u() Jawab : ( ) / y ) e u( ) ( Elemen delay sanga berguna dalam banyak sisem missal radar dan sonar yang memanfaakan propagaion delay B. Elemen Inegral Adalah elemen dinamik dengan benuk karakerisik ransfer : Simbol inegraor : y ( ) K ( ) d Gambar.. Simbol elemen inegral Conoh: Tenukan oupu dari inegraor di aas bila inpunya : a) Sinyal sep : () u() b) Pulsa eksponensial : () e -/ u() Jawab: a) y ( ) k u( ) d () Karena uni sep bernilai unuk maka y() unuk sehingga K y() y( ) k d k ; > k u( ) y() k o () 3

14 / b) y ( ) k e u( ) d Karena uni sep bernilai unuk maka y() unuk sehingga y( ) k k k k / e d [ e ] / k ( e / o +) / ( e ) ; > / ( e ) u() k y() () C. Elemen Differensiaor Benuk karakerisik ransfernya : Simbol differensiaor : d() y () k d () d K d y() Gambar.. Simbol elemen differensiaor Conoh : Tenukan Oupu differensiaor unuk inpu () r Jawab : Pulsa recangular (koak) () dapa dinyaakan sebagai selisih dua sinyal sep r u() - u(-) () r d() d () k k [ u() u( ) ] d d y [ u( ) u( ) ] 4

15 k [ δ() δ( ) ] y() k - -k Conoh : Carilah oupu dari differensiaor unuk inpu : () e -/ u() Jawab : / d / / du() de y() k [ e u() ] k e + u() d d d / / k e δ() e u() Karena fungsi dela adalah nol unuk, kia dapa menggani eksponensial dengan e pada pernyaaan perama sehingga : / y() k δ() e u() y() D. Elemen kompresi Benuk karakerisik ransfernya : y() (η) () inpu y() oupu η rasio kompresi Simbol : k () η y() Gambar. Simbol elemen kompresi 5

16 Conoh : Carilah oupu dari elemen kompresi unuk inpu () r Jawab : η y() ( η) r r benuknya masih pulsa koak dengan ' unuk η> erjadi kompresi sehingga durasi y() < durasi () () ' η y() /η unuk η< erjadi ekspansi sehingga durasi y() > durasi () () y() /η 6

17 .3.3. Elemen Arihmaik Elemen arihmaik erdiri dari elemen penjumlahan/pengurangan dan perkalian Simbol : Penjumlahan () () 3 () Σ y() ()+ ()+ 3 () Gambar.3. Simbol elemen penjumlahan Perkalian () () k y() k () () Gambar.4. Simbol elemen perkalian Conoh : Unuk rangkaian beriku gambarkan oupu y() jika π () cos f dengan () f () r dan Σ y() 3 () Jawab : y() () + () r + cos πf () () Σ y() 3 y() () 3 () 7

18 Conoh : Unuk rangkaian beriku gambarkan oupu y() jika () r dan () cos πf dengan f () Jawab: () () k y() y() () -.4. Diagram Blok Sisem elemener di aas dapa dihubungkan secara seri, parallel aau umpan balik..4.. Koneksi Seri (Cascade aau andem) Conoh : () () y() k z() k z() + Bila inpu () r dari gambar y() k() k r z () y( ) k r 8

19 Conoh : Tenukan oupu z() dari sisem beriku bila inpunya () e -/ u() () y() η K Jawab: Oupu dari elemen kompresi : η / y() ( η) e u( η) e / ' u() dengan ' dan dari kenyaaan u ( η) u() unuk η> η sedangkan oupu dari inegraor z() k y()d k '( e.4.. Koneksi parallel / ' )u() z() Conoh : - v () () v () k w() Tenukan oupu dari muliplier jika () u() Jawab: v () () u() v () ( ) u( - ) Sehingga oupunya : w() kv ()v () k()(- ) k u()u(- ) w() k.4.3. Koneksi umpan balik () - Σ ()-y(- ) K y() () K k()y() η y() 9

20 Conoh : Carilah oupu y() unuk sisem di bawah ini, bila inpunya adalah <. Asumsikan bahwa y() unuk <. () r dengan () + Σ y() K Jawab: Dari gambar ini diperoleh oupunya adalah : y() () + ky( ) (*) Relasi ini mengandung y() dan y( ). Kia akan mencari relasi (karakerisik ransfer) dalam benuk y() operasi pada () Relasi seperi ini dapa diperoleh dengan mengulang-ulang persamaan oupu dengan menggangi dengan, yang memberikan : dengan cara yang sama y( ) ( ) + ky( ) (**) y( ) ( ) + ky( 3 ) (***) dan seerusnya. Menggunakan persamaan (**) unuk mengeliminasikan y( ) dari persamaan (*) diperoleh y() () + k( ) +k y( ) menggunakan persamaan (***) unuk mengeliminasikan y( ) diperoleh y() () + k( ) + k ( ) + k 3 y( 3 ) + Jika dieruskan akan diperoleh dere : y() () + k( ) + k ( ) + k 3 y( 3 ) + Relasi ini dapa diuliskan secara ringkas : n n y() k ( n ) unuk inpu y () r diperoleh : n n y () k r n y y < k < k k >

21 y y y - < k <.5. Conoh conoh sisem (a) Rangkaian RLC k - k < - (b) Sisem Mekanik

22 Beberapa sisem fisik dapa dimodelkan dengan persamaan maemaik yang sama (c) Sisem Termal.6. Sifa-sifa sisem (Kausalias, Linierias, bervariasi erhadap waku) Beberapa sisem yang berbeda memiliki sifa-sifa yang umum dan sifa-sifa ini menenukan analisis dan sifa-sifa yang lain. Misal sisem linier akan menghasilkan oupu yang memiliki superposisi unuk renang inpu yang luas.

23 .6.. Kausalias (Causaliy) Sebuah sisem bersifa kausal jika oupu idak menganisipasi nilai inpu yang akan daang. Jadi suau oupu yang muncul hanya berganung erhadap nilai inpu yang masuk saa iu saja. Semua sisem waku nyaa (realime) adalah kausal karena waku yang berjalan maju. Efek muncul seelah akiba. Bayangkan jika suau erdapa sisem non kausal yang erganung pada harga saham besok hari. Sifa kausal idak dimiliki oleh sisem yang bervariasi secara spasial (ruang), perekaman suara. Secara maemaik sisem kausal dapa dinyaakan dengan persamaan beriku : Sebuah sisem yang memeakan sinyal inpu ke oupu (() y() ) adalah kausal jika () y () () y () dan () () unuk semua maka y () y () unuk semua.6.. Tidak Berganung Waku (ime-invarian) Suau sisem idak berganung waku (ime-invarian) jika sifanya idak berganung pada berapun wakunya. Sisem yang memiliki sifa idak erganung waku sering juga disebu sisem sasioner. Secara maemaika diskri sebuah sisem yang memeakan inpu ke oupu ([n] y[n] ) adalah ime-invarian unuk semua inpu [n] dan semua pergeseran waku n. Jika [n] y[n] maka [n-n ] y[n-n ] Demikian juga unuk sisem dengan waku koninu: Jika () y() 3

24 maka (- ) y(- ) Jika inpu pada suau sisem ime-invarian adalah periodik maka oupunya adalah juga periodik dengan perioda yang sama dengan inpu.6.3. Sisem linier dan non linier Banyak sisem yang non linier. Misalnya sisem rangkaian dioda, ermisor, dinamika pesawa erbang, respon elinga manusia, model ekonomerik. Teapi umumnya fokus pada analisa sisem pada sisem yang liner saja unuk ingka sraa sau. Mengapa demikian karena beberapa alasan yaiu : 4

25 a. Model linier merepresenasikan keakuraan dari beberapa sifa sisem. Misal resisor linier, kapasior, b. Mudah mengamai perubahan dari pengaruh sinyal yang kecil disekiar iik kerja c. Sisem linier mudah unuk dielusuri, memberikan dasar pengamaan yang mudah dan jelas Suau sisem koninu disebu linier jika memiliki sifa superposisi: Jika () y () dan () y () maka a () + b () ay () + by () 5

26 Bab II Sisem Linier Sasioner Sebuah sisem linier sasioner memenuhi superposisi dan memiliki parameer yang konsan idak berubah erhadap waku (invarian waku).. Sisem Linier Sisem linier adalah sisem yang mengikui prinsip superposisi : Jika inpu () secara sendirian menghasilkan oupu y () dan Inpu () secara sendirian menghasilkan oupu y () maka inpu () a () + a () menghasilkan oupu y()a y () + a y () Conoh -: Perlihakan bahwa sisem beriku linier a) b) () K y() () y y y() Jawab : a. Oupu unuk inpu : () a () + a () adalah y() k a k [ a() + a () ] ()d+ a a y () + k a y d ()d () dengan y () adalah oupu unuk inpu () dan y () adalah oupu unuk inpu () Jadi sisem inegraor adalah linier b. Karakerisik ransfer dari sisem : () y() y Oupu unuk inpu () a () + a () adalah a() + a y() y () a y Hasil ini idak memiliki benuk y() a y () + a y () + a () () y + aa y () () 6

27 dengan y () adalah oupu unuk inpu () dan y () adalah oupu unuk inpu () Jadi sisem ini nonlinier Superposisi dapa diperluas unuk inpu dengan lebih dari komponen. Misal unuk inpu : () a () + a () +. + a n n () makan oupunya adalah y() a y () + a y () +. + a n y n () dengan y i () adalah oupu unuk inpu i () ; i,,..,n Conoh : () d K d Σ y() Carilah oupu y() dari sisem unuk inpu : () 5 cos () + 4 cos () 3 cos 3 Jawab : Karena sisem linier dapa digunakan superposisi. Inpu adalah kombinasi linier dari benuk i () cos i unuk i,, 3 dengan oupunya : y i () k cos i k i sin i ; i,, 3 Melalui superposisi oupunya : y() 5y () + 4y () 3y 3 () 5 (k cos k sin ) + 4 (k cos k sin ) - 3 (k cos 3 k sin 3 ) Seiap sisem yang erdiri dari beberapa sub sisem linier adalah sisem linier. Proporsi, delay, kompresi, inegraor, differensiaor dan penjumlahan adalah elemen yang berupa sisem linier.. Sisem Sasioner K Sisem sasioner adalah sisem yang mengikui prinsip invarian waku : Jika inpu () menghasilkan oupu y(), maka inpu (- ) menghasilkan oupu y(- ) () - Sisem Sasioner y( ) () Sisem Sasioner - y( ) 7

28 Conoh : Perlihakan bahwa sisem beriku adalah sisem sasioner () K Σ y() K Jawab : unuk memperlihakan sisem ini linier diambahkan elemen unda () K Σ - - y () K () () - K Σ y () K Sisem sasioner jika y () y () dan y () k ()d k ( ) y() k ( )d k ( misal α maka y () k ( α)dα k ( ) Karena y () dan y () idenik maka sisem adalah sasioner ) 8

29 Conoh : Apakah elemen kompresi sasioner? () η - y() () - η y() Jawab : y () [η( )] (η - η ) y() (η- ) unuk η, y () y () jadi elemen kompresi idak sasioner Laihan : Bukikan aau perlihakan apakah elemen proporsional dengan gain k() adalah sasioner Suau elemen aau sisem yang erdiri dari sub sisem sasioner adalah sasioner dan sisem anpa parameer berubah erhadap waku adalah sasioner.3 Sisem Linier Sasioner Sisem Linier Sasioner memenuhi syara superposisi dan ime variance. Oupu dari sisem linier sasioner unuk inpu : () a ( ) + a ( ) + adalah y() a y ( ) + a y ( ) + dengan y i () adalah oupu unuk inpu i () ; i,, 3, Conoh : oupu dari suau sisem linier sasioner unuk inpu () u() adalah / i y () y e u() Carilah oupu unuk inpu () 5 r Jawab : inpu () dapa dinyaakan dengan () 5 u() 5 u(- ) 5 () - 5 ( - ) Melalui superposisi dan ime invarian oupunya adalah y() 5y () 5y ( ) 5y e u() y e / 5 ( ) / u( Jadi suau sisem adalah linier dan sasioner jika mengandung elemen proporsional, delay, inegral, diffensial, penjumlahan dan anpa parameer yang bervariasi erhadap waku ) 9

30 Conoh : Carilah oupu y() dari sisem beriku unuk inpu () 5r r () K Σ y() K Dari pengamaan diagram blok ini adalah linier dan sasioner jadi dapa digunakan superposisi dan ime invariance Inpu dapa dinyaakan sebagai () 5 u() 5 u( - ) u( ) + u( -) 5 () 5 ( - ) ( ) + ( - ) dengan () u() Oupunya unuk sisem linier sasioner : y() 5y () 5y ( - ) y ( ) + y ( - ) dengan y () adalah oupu dari inpu () y() ku()d k u() ku() k u() (k k )u() Sehingga y() 5 (k k )u() 5 k ( ) k u( ).4. Inegral Konvolusi [ ] - [k( ) k ]u( ) + [k ( ) k ]u( ) Respon impuls dari sisem linier sasioner dinyaakan sebagai fungsi h() dengan y() ah() adalah oupu unuk inpu () aδ() Unuk inpu sembarang y() dapa diperoleh dengan inegral konvolusi : y () ( λ)h( λ) dλ Conoh : Respon Impuls dari sisem linier sasioner adalah : / h() e u() Carilah oupu y() unuk inpu () u() 3

31 Jawab : y() u( λ)e ( λ) / u( λ)dλ Fungsi u(-λ) unuk - λ > dengan λ > dan u(-λ) unuk λ lainnya Maka y() e ( λ) / u( λ)dλ Fungsi u(λ) unuk λ > maka ( λ) / y() e dλ / y() e e e ( e / u()(e / λ / dλ / )u() ) ; > Terkadang lebih mudah menggani variable inegral λ menjadi η - λ y () ( η)h( η) dη Conoh : Respon Impuls dari suau sisem linier sasioner adalah : / h() e (sin)u() Carilah oupu y() unuk inpu () o u() Jawab : Karena inpu () lebih sederhana dari respon impuls h() maka y() - u( η) e e e η / η / η / (sinη)u( η)dη (sinη)dη (sinη)u( η)dη / [ e (sin+cos)] u() + ( ) Maka oupunya : / [ e (sin+cos)] y() u() + ( ) 3

32 Conoh : Respon impuls unuk suau sisem linier sasioner adalah : / h() δ() e u() Carilah oupu y() unuk inpu () u() Jawab : y() ( η)h( η)dη u( η) δ( η) e - Kia uliskan sebagai : y() y () - y () dengan dan y () y () - - u( η) δ( η)dη δ( η)dη e e η/ η / u( η)dη η / u( η)u( η)dη y () [u() u(- )] u() y () ( e -/ )u() u( η) dη Oupu y() y () y () u() ( e -/ )u() e -/ u().4.. Inerpresasi Grafik unuk Konvolusi Inegral konvolusi : Misal : () u() h() e / y () u() ( λ)h( λ) dλ 3

33 Dalam benuk grafik : (λ) h(λ) h(-λ) λ h( -λ) λ (λ)(h( -λ) λ λ λ (λ)(h(-λ) λ (λ)(h( -λ) λ (λ)(h( -λ) λ 33

34 .5. Respon Sep Respon sep dari sisem linier adalah fungsi g() dengan y() g() adalah oupu unuk inpu u(). Hubungan anara respon impuls dan respon sep dg() h () d Conoh : Carilah respon sep dan respon impuls unuk sisem beriku : w() d () Σ K y() K - d Jawab : w() k ()d k ()d dw() y() k kk [() ( )] d Unuk () u() y () k k [u() u( )] kk r Respon sep : y() g () k k r Respon impuls dg() h() kk ( δ() δ( )) d.6. Sifa-Sifa Respon Impuls Dalam Diagram Blok () h() y() ( λ)h( λ) dλ () h () h () Σ y() () h () + h () y() () h () h () y() () h () h () y() () h( λ)h ( λ)dλ y() 34

35 Conoh : Carilah respon impuls unuk sisem : () h () h () y() dengan h() / e u() h() u() Jawab : h() h( λ)h ( λ)dλ e ( e ) / u() λ / u( λ)u( λ)dλ.7. Sisem Dinyaakan Dengan persamaan Differensial Beberapa sisem dapa dinyaakan dengan persamaan differensial : n n m m d y d y dy d d + a... a a y bm bm... b n n + + n + + m + + m d d d d d d d + Conoh : Carilah persamaan differensial unuk sisem v() () K Σ - K 3 y() b d K d Jawab : d() dy() v() k() + k k 4 d d () k v() y 3 d() dy() kk 3() + k k 3 k 3k 4 d d dy() d() k 3k 4 + y() k k 3 + kk 3() d d dy() k d() k + y() + () d k k k d k K 4 d d 35

36 Laihan : Carilah persamaan differensial unuk a) b) v() () Σ y() K () Σ Σ y() K K K K 3 36

37 Bab III Respon Sinusoidal Sinyal sinusiodal digunakan sebagai inpu uji erhadap kinerja sisem, misal unuk mengeahui respon frekuensi, disorsi harmonik dan disorsi inermodulasi. 3.. Benuk Ampliuda-fasa unuk Sinyal Sinusoidal Sinyal sinusoidal () dapa dinyaakan dalam benuk ampliuda-fasa : () A cos( + θ) A Ampliuda puncak frekuensi sudu θ fasa awal 3.. Benuk Eksponensial Sinyal sinusoidal dapa dinyaakan dalam benuk eksponensial () Xe j + X*e -j dengan X ampliuda kompleks X* Konjuga dari X Menggunakan idenias Euler : cos α ½ e jα + ½ e -jα diperoleh X ½ Ae jθ dengan A X θ X Conoh : Sinyal sinusoidal : () cos( - π/4) V Nyaakanlah dalam benuk eksponensial Jawab : () 5e -jπ/4 e j + 5e jπ/4 e -j V Conoh : Sinyal sinusoidal () dinyaakan dalam benuk eksponensial () Xe j + X*e -j dengan X 4e j3π/4 ma. Nyaakan dalam benuk Ampliuda fasa Jawab : () 8 cos(+3π/4) ma 37

38 Laihan :. Nyaakan sinyal-sinyal beriku dalam benuk ampliuda fasa (a) () 5 cos( - π/) ma (b) () - + sin V 38

39 (c) () 3cos + 4 sin mv (d) () 5e -j + 5e j V (e) () + (+j)e -j + (-j)e j ma (f) () je j( - π/3) -j( - π/3) je mv j j e e (g) () + 5 ma j + j. Nyaakan sinyal-sinyal beriku dalam benuk eksponensial (a) () + 5 cos( - π/4) V (b) () + cos + 5 cos( - π/) V (c) () - + sin ma (d) () 3cos + 3sin V (e) () 5 + cos + cos( - π/4) sin( + π/4) V 3.3. Fungsi Transfer unuk Sisem Linier Oupu unuk sisem linier : y() h( η)( η) dη Unuk inpu () Xe j maka oupunya : dengan y() H(j) j( η) Xh( η)e d η j η Xe h( η)e j d j Xe H(j) h( η)e jη η dη Fungsi Transfer Fungsi Transfer nilainya berubah sesuai dengan frekuensi dari sinyal inpu Oupu dapa juga diuliskan : y() Ye j dengan Y H(j)X Ampliuda kompleks oupu Conoh : Respon impulse suau sisem linier : k / h() e u() dengan ms dan k 3 V/A. Carilah oupu y() unuk inpu () cos( + π/4) ma dengan krad/s Jawab : Ampliuda puncak : A ma Fasa awal : θ π/4 rad Ampliuda kompleks inpu : X ½ Ae jθ 5e jπ/4 ma,5e jπ/4 A 39

40 Fungsi Transfer sisem : H(j) h( η)e k e jη dη k + j Ampliuda Kompleks Oupu : 3 Y H(j )X + j + j 5e 5e ( + j) η / k e π / u( η)e jη dη ( + j) η / k e dη ( + j)/ jπ / 4 (, 5e ) 3 ( )( ) (, e ) jπ / jπ/4 j, 5e Ampliuda puncak oupu : B Y 5 V Fasa awal : ϕ Y -,3 rad j, 3 Oupu dinyaakan dalam benuk Ampliuda-fasa : y() 5 cos(, 3) dengan krad/s V η η Laihan Carilah fungsi ransfer unuk sisem yang memiliki respon impuls beriku : / (a) h() () - e δ u() (b) h() e / u() / (c) h() e ( sin) u() (d) h() e / / e + u( ) ( e) h() r ( f) h() r cos ( g) h() r sin ( h) h() 4δ() + 3δ( ) + δ( ) 3.4. Gain dan Phase Shif (pergeseran fasa) Telah diperlihakan bahwa oupu sisem linier sasioner sabil unuk inpu () A cos( + θ) adalah y() H(j ) Acos[ + θ + H(j )] dengan H(j) fungsi ransfer sisem Kia nyaakan gain dengan Γ() dan pergeseran fasa dengan φ() 4

41 4 Γ() H(j) φ() H(j) sehingga y() Γ( )Acos[ + θ + φ( )] Conoh : Fungsi Transfer unuk suau sisem linier sasioner adalah ( ) ( )( ) / j / j / j K ) H(j dengan K V/V, krad/s, krad/s dan 3 3 krad/s Carilah oupu y() unuk inpu () 5cos( - π/3) dengan krad/s Jawab : Gain : Γ() H(j) ( ) ( ) ( ) / / / K / j / j / j K / j )( / j ( ) / j K( Unuk krad/s ( ) V/V Γ Pergeseran fasa : ( ) φ 3 j j j K ) H(j + 3 / an / an / an Unuk ( ) φ 3 5, an an, an,46 -,79 -,3 -,65 rad Jadi oupunya : y() Γ( )Acos[ + θ + φ()] (75)(5)cos[ + (-π/3), cos(,7) V 3.5. Sinyal Konsan (DC Direc Curren)

42 Sinyal konsan (DC) dinyaakan dalam benuk (). Sinyal konsan ini dapa dianggap sebagai sinyal sinuisoida yang memiliki frekuensi. Benuk Ampliuda-fasa unuk sinyal DC: A cosθ A θ π < Benuk eksponensial unuk sinyal DC: X Ae jθ dengan A X θ X Oupunya : y() H() H() DC gain Conoh : Tenukan oupu dari conoh sebelumnya unuk inpu () -5 mv Jawab : K( + j) H( ) K V/V + j + j ( )( ) y() H() (-,5) -5 mv 3.6. Sisem Dinyaakan sebagai Persamaan Differensial Fungsi Transfer sisem linier sasioner yang sabil, oupu dan inpunya dihubungkan dengan persamaan differensial : n n m m d y d y d d + a... a y bm bm... b n n + + n + m + + m d d d d Karena oupu unuk inpu () Xe j adalah y() H(j)Xe j maka dengan mensubsiusikan ke persamaan di aas diperoleh : aau n n j [( j ) + an ( j) a] H(j)Xe bm( j) b H(j) m j [ +... b ] Xe + m m m( j) + bm ( j) n n ( j) + an ( j) a b Conoh : Inpu () dan oupu y() dari suau sisem dihubungkan dengan persamaan differensial sebagai beriku : 3 d y d y dy d + a + a + ay b + b 3 d d d d 4

43 dengan a b 4 9 a 6 6 a 9 3 b 4 6 Carilah oupu unuk inpu π () cos o dengan 5 krad/s Jawab : Fungsi ransfer sisem : b( j) + b H(j) 3 j + a j + a j jb+ b 3 j a + a a ( ) ( ) ( ) + a ( ) Unuk 5 krad/s H(j ) 6 ( 5)( 4 ) [( 6 )( 5) ( 5) ] + 4 ( 9 )( 5) j 4+ j, 6e - + j5 j j, 75 Dari benuk polar H(j ) ini dikeahui Γ( ),6 φ( ) -,75 ( 3, 3) A/A π y(), 6(, )cos 75,, cos + 4 Laihan : Tenukan oupu dari sisem yang dinyaakan dengan persamaan differensial di bawah ini unuk inpu : () 5 + 5cos V dengan rad/s dy d ( a) + 5y d d dy d ( b) + 5y + d d d y dy d d ( c) + 3 y d d d d d y dy d ( d) + 3 y + d d d 9 43

44 3 3 d y d y dy 3 d e) y 3 d d d d ( 3 Superposisi Superposisi digunakan unuk memperoleh oupu sisem linier sasioner yang inpunya erdiri dari beberapa komponen sinusoidal Conoh : Carilah oupu dari sisem yang memiliki fungsi ransfer : H(j) + j dengan ms unuk inpu : π () 5+ 4cos + 3cos ; dengan krad/ s Jawab : Gain dan pergeseran fasa sisem Γ( ) + φ ( ) ( ) + j - - an Oupu unuk komponen DC o 5 y H() ()(5) 5 Oupu unuk () 4 cos y () Γ( ) 4cos[ + φ( )] 8,3 cos( - π/4) Oupu unuk () 3 cos( - π/) adalah π y() Γ 3cos +φ 3,4 cos, 68 ( ) ( ) ( ) dengan superposisi y() y + y () + y () π 5+ 8, 3cos + 3, 4cos 4 ( 68), Laihan : Carilah oupu unuk sisem yang memiliki fungsi ransfer beriku unuk inpu π () 5+ 4cos+ 3cos V - j( / ) (a) H(j) ma/v (b) H(j) + 4j( / ) + 5j( / ) V/V 44

45 j( / ) j( / ) c)h(j ) V/V ( d)h(j) V/V + j + + j( / ) ( (e) H(j) (g) H(j) 5e [ + j( / )][ + j( / )] jπ/ ma/v ma/v 5 (f)h(j), 5+ j ( / ) V/V 3.7. Reduksi Diagram Blok Fungsi Transfer dapa dinyaakan dengan diagram blok sebagai beriku : X H(j) Y Y H(j)X H (j) X H (j) Y X H (j)+h (j) Y X H (j) H (j) Y X H (j)h (j) Y 3 X ± H (j) Y X H + H ( j) ( j) H ( j) Y H (j) 45

46 46 H(j) Y X W ) (j H Y X W 4 H(j) Y X W H(j) Y H(j) X W H(j) 5 H(j) X X Y H(j) X ) (j H X Y H(j) X Y Y H(j) X H(j) Y Y

47 Conoh : Carilah Fungsi Transfer dengan mereduksi diagram blok beriku : H (j) X H (j) H 3 (j) Y Jawab : - H (j)/h (j) H 4 (j) X H (j)h 3 (j) Y - H 4 (j) H (j)/h (j) X H (j)h 3 (j) - H 4 (j) Y X +H (j)/h (j) H + H (j ( j) H3( j) )H ( j) H ( j) 3 4 Y 47

48 Bab IV Analisis Domain Frekuensi 4.. Ampliuda dan Fasa Suau sinyal () yang berada pada inerval hingga < + T dapa dinyaakan dengan dere harmonik sebagai beriku : ( +θ ) + A cos( +θ )... () A cosθ + A cos + n A n cos ( n +θ ) dengan frekuensi naural/dasar π/t πf n (*) Benuk dere harmonik ini menunjukkan spekrum Ampliuda dan spekrum fasa dengan frekuensi masing-masing yang dapa digambarkan sebagai beriku : θ A (f) (f) A A θ A A3 θ θ θ 3 f f 3f f f f 3f f Spekrum Ampliuda dan fasa (one-sided specrum) An f nf A (f) f nf θn f nf θ(f) f nf Conoh : Gambarkan spekrum dari sinyal π () 5+ cos + 5cos + 4 dengan f 5 khz 3π 4 Jawab : Komponen DC dapa dinyaakan dengan : -5 5 cos π π rad 5 f π rad A f 5kHz θ (f) (f) 5 f 3π 4 khz rad 4 f yang lain f f 5kHz f khz f yang lain 48

49 A (f) θ (f) 5 5 π 3π/4 f, khz 5 f, khz 5 -π/4 Laihan : Gambarkan spekrum dari sinyal beriku : (a) () + cos( - π/4) + 5 cos(3 + π/), f khz (b) () - 5 cos( - π/4) + cos(3 ), f 5 khz (c) () 4 cos( - π/4) + 8 cos(4 + π/) + 9cos(7 + 3π/4), f khz (d) () + 8 cos(3 + 3π/4) + cos(5 + π/6), f 4 khz 4.. Spekrum Kompleks Sinyal () pada persamaan (*) dapa dinyaakan dalam benuk eksponensial ()... + X e + X e + X + X e + X e j j j j dengan X A cosθ (Komponen DC) dan jθn Xn Ane unuk n,, 3,... Dari definisi X -n X* Sehingga persamaan di aas dapa diulis +... () X e jn n n Ampliuda kompleks X n kemudian dinyaakan sebagai fungsi frekuensi yang disebu spekrum frekuensi : C (f) Xn f nf C (f), n, ±, ±,... f nf Spekrum kompleks dalam gambar dinyaakan dengan magniuda dan sudunya yaiu C (f) disebu spekrum ampliuda (wo-sided ampliude specrum) dan C (f) disebu spekrum fasa sisi (wo-sided phase specrum) 49

50 C (f) C (f) X -. X - X X X. f. -f -f θ θ θ. f -f -f f f f f Hubungan spekrum -sisi dengan spekrum -sisi -θ -θ C(f) A (f) C(f) f f > aau θ (f) C (f), f j A (f)e jθ (f C(f) A (f)e jθ A (f)e θ (f ) ) (f ) f < f f > Spekrum -sisi simeris pada f. Conoh : Gambarkan spekrum -sisi unuk sinyal inpu () n X n e jn dengan f 5 khz, X -5, X 5e -jπ/4, X,5e j3π/4 caaan : X - X * X - X * 5

51 C (f), , C (f) f π/4 π 3π/ f Laihan : -3π/4 -π/4 Gambarkan spekrum -sisi unuk sinyal inpu () 3 n X n e jn dengan f khz, X, X 4e -jπ/4, X 6e j3π/4, X 3 8e -jπ/ Analisis Domain Frekuensi unuk Sisem Linier Sasioner Unuk sinyal inpu jn () X n e n Oupu unuk sisem linier sasioner adalah aau ( ) jn y() H jn X n e n jn y() Y n e n dengan Y n H(jn )X n spekrum kompleks oupu : Y n H(jπf)X n f nf f nf 5

52 aau C y sehingga (f) H j ( πf) C ( f) C y (f) H j ( πf) C ( f) ( f) H( j πf) + C (f) C dan unuk spekrum -sisi A y ( f) Γ( πf) A (f) θ (f) φ( πf) +φ (f) Conoh : Fungsi ransfer sebuah sisem ( ) H j + j ( / ) dengan f /π khz Spekrum sisi unuk inpunya : C (f) f, khz C (f) π/ -5-5 f, khz Carilah : a. Spekrum kompleks dari oupu b. Benuk ampliuda fasa dari oupu c. Persamaan oupu dalam fungsi waku -π/ 5

53 a. Jawab : f, khz C (f) H(jπf) C y (f) -5 5e jπ/,96e j,37,98e j,94 -,77e j,785 7,7e j, ,77e -j,785 7,7e -j, e -jπ/,96e -j,37,98e -j,94 b. Spekrum sisi dari dari oupu f, khz A y (f) θ y (f), rad 5 4, -,785 5,96 -,94 c. (, 785) + 96, cos( 5 94) y() 5+ 4, cos dengan f khz, Laihan : a. Gambarkan respon frekuensi dari oupu dalam benuk spekrum -sisi unuk sisem dengan fungsi ransfer : + j/ H(j) 3( + j/ )(j/ dengan f khz, f khz. Unuk inpu : () + cos( π/ 4) cos 3+ π dengan f 4 khz ) ( ) / 4.4. Filer Filer adalah sisem linier sasioner yang dirancang unuk melewakan sinyal sinus pada frekuensi erenu (passband) aau menghilangkan sinyal sinus pada frekuensi erenu (sopband) Tabel 3.. Filer Ideal dengan frekuensi cu off (f c ) Nama Filer Fungsi Transfer Simbol Low Pass Filer H(jπf) f c f LPF f <f c 53

54 High Pass Filer H(jπf) f c f HPF f c f Band Pass Filer H(jπf) f c f a f b f BPF f a f <f b Band Sop Filer H(jπf) f a f b f BSF f f a, f b <f Conoh : Carilah oupu dari filer band pass ideal () BPF 5 f <35 khz y() Unuk inpu : () n A n cos ( n +θ ) n dengan f khz, θ n -,n rad 4 A n + n Jawab : A (f) 4 H(πf) 3 4 f, khz 54

55 Filer melewakan komponen inpu berfrekuensi 3 khz dan mensop komponen-komponen inpu yang lainnya. Sehingga oupunya : y() A dengan 3f 3 khz 4 ( +θ ) cos( 3 6) 3 cos 3 3, 4.5. Translasi Spekrum dan Modulasi Translasi spekrum pada sinyal inpu : y() ()e jc aau C y (f) C (f - fc) C (f) C y (f) Translasi -f f f c -f f c f c +f Modulasi Sinyal B cos c () K y() y() ½ K B ()cos c ; dengan c frekuensi gelombang pembawa (carrier) Menggunakan idenias Euler y() KB j c jc [ ()e () e ] + aau dalam benuk spekrum kompleks Cy () KB c + [ C (f f ) + C (f f )] c 55

56 C (f) C y (f) Modulasi -f f -f c -f -f c -f c +f f c -f f c f c +f Unuk mengembalikan sinyal ermodulasi ke benuk semula digunakan demodulasi B cos c y() K z() LPF w() z() K B y()cos c () K B K B ()cos c D()cos c Menggunakan idenias cos α + cosα diperoleh z() ½ D() + ½ D()cos c () Sinyal asli Sinyal ermodulasi Dalam benuk spekrum kompleks : C z (f) ½ DC (f) + ¼ D[C (f-f c ) + C (f+f c )] C z (f) Gain LPF -f c -f -f c -f c +f -f f c -f f c f c +f f Menggunakan LPF diperoleh w() ½ D() dengan caaan bandwidh LPF f<f c dan f c >nf (unuk mencegah aliasing) 56

57 Bab V Fourier Jean Bapise Joseph Fourier (768 83) adalah ahli Fisika dan Maemaika Perancis yang menggunakan dere harmonik unuk mempelajari konduksi panas dalam benda pada 5.. Dere Fourier Seiap benuk gelombang riil dapa dihasilkan (secara maemaik) dengan mendisorsikan sebuah gelombang berbenuk sinus. Sebagai conoh di bawah ini adalah sisem yang menghasilkan gelombang segiiga, gelombang koak dan gelombang gigi gergaji (sawooh) sebagai respon dari inpu sinus w() w cos w() cos () d K y() K z() d w ( ) π π () π/ y() π π k -k π π z() k k π π π 57

58 Hal ini menyaakan bahwa seiap sinyal periodik dapa dinyaakan oleh dere harmonik (karena oupu dari sebuah eksiasi sinus pada sisem saik dapa dinyaakan sebagai dere harmonik). Sebagai conoh gelombang segiiga yang dihasilkan dari rangkaian di aas dapa dinyaakan dengan sebuah dere harmonik : ) A cosθ + A cos + θ + A cos + θ ( ) ( )... ( + Dengan A n adalah ampliuda puncak dan θ n adalah fasa awal (n,,,..) 4..A. Koefisien Fourier Diasumsikan bahwa sinyal periodik () dapa dinyaakan dengan dere harmonik sebagai beriku : Dengan ( ) X X n A n n cos ( n + θ ) A n n n n Aau dalam benuk eksponensial : n θ X ( jn ) ( ) X n ep n Karena perioda dari dere harus sama dengan perioda sinyal yang direpresenasikannya maka frekuensi dasar dapa dinyaakan dengan f ; T perioda sinyal T jk Jika sinyal () dikalikan dengan e dan diinegrasikan unuk sau perioda sampai + T. Memberikan ransformasi Fourier koninu: + T + T ( ) e e j( n k ) jk d Τ d n X n k n k n e j( n k ) Sehingga nilai yang idak nol pada sumasi di aas hanya unuk n k maka + T X ( ) e k T jk X k T aau + T jk ( ) e d; d k, ±, ±,... k ini disebu koefisien Fourier unuk sinyal () sedangkan dere harmonik yang dibenuknya disebu dere Fourier. Conoh 4.. Carilah dere Fourier dari dere pulsa koak beriku : 58

59 () - -,5,5 Jawab : Perioda dari sinyal () adalah T ms, maka frekuensi dasar dere Fourier unuk () adalah : f 5 Hz, π πf π krad / s, Misal dipilih T T ms sehingga + T ms maka X k T T / T / ( ) e jk d dengan ( ) ; ; ; T / < / / < / / < / Koefisien Fouriernya adalah : T / X d T T T / T dan sinyal ini sekarang dapa dinyaakan dengan ( ) + X k cos( k ) k 59

Bab III Respon Sinusoidal

Bab III Respon Sinusoidal Bab III Respon Sinusoidal Sinyal sinusiodal digunakan sebagai input ui terhadap kinera sistem, misal untuk mengetahui respon frekuensi, distorsi harmonik dan distorsi intermodulasi... Bentuk Amplituda-fasa

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

SINYAL TEAM DOSEN. Signal&System Prodi Telekomunikasi Polsri 1

SINYAL TEAM DOSEN. Signal&System Prodi Telekomunikasi Polsri 1 SINYAL TEAM DOSEN Prodi Telekomunikasi Polsri Ouline Definisi Sinyal & Sinyal dalam kehidupan kia Klasifikasi Sinyal Sinyal waku koninyu & Sinyal waku Diskre Sinyal Periodik & Aperiodik Sinyal Genap &

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Persamaan Differensial Biasa Orde Slide : Tri Harsono Polieknik Elekronika Negeri Surabaya ITS Polieknik Elekronika Negeri Surabaya PENS - ITS 1 1. PD Linier Homogin Dengan Koefisien Benuk Umum: Konsan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

MODUL 1 MODULASI ANALOG

MODUL 1 MODULASI ANALOG Uni I Ampliude Modulaion MODUL 1 MODULASI ANALOG Tujuan Prakikum 1. Memahami prinsip kerja modulasi dan demodulasi Ampliude Modulaion (AM) dan Frequency Modulaion (FM). Dapa menganalisa pengaruh index

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

TRANSFORMASI FOURIER SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TT YUYUN SITI ROHMAH,ST.,MT

TRANSFORMASI FOURIER SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TT YUYUN SITI ROHMAH,ST.,MT TRNSFORMSI FOURIER SISTEM KOMUNIKSI (DTG2F3) PRODI D3 TT YUYUN SITI ROHMH,ST.,MT FUNGSI DN DEFINISI Spekral sinyal periodik s() selalu dapa dianalisis dengan banuan Dere Fourier. Pada kenyaaannya banyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter.

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter. Rangkaian Inegraor dan Differensiaor ELIS SUSILAWATI (1127030017) FISIKA SAINS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNGUNG DJATI BANUNG TAHUN 2014 e-mail : elissusilawai533@yahoo.com Absak Aplikasi Pengua Operasional

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

BAB II MODULASI AMPLITUDO

BAB II MODULASI AMPLITUDO BAB II MODULASI AMPLITUDO Secara umum, modulasi adalah suau proses dimana properi aau parameer dari suau gelombang divariasikan secara proporsional erhadap gelombang yang lain. Parameer yang diubah erganung

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer Silabus : Aljabar Linear Elemener MA SKS Bab I Mariks dan Operasinya Bab II Deerminan Mariks Bab III Sisem Persamaan Linear Bab IV Vekor di Bidang dan di Ruang Bab V Ruang Vekor Bab VI Ruang Hasil Kali

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT PELATIHA STOCK ASSESSMET Modul 5 PERTUMBUHA Mennofaria Boer Kiagus Abdul Aziz Maeri Pelaihan Sock Assessmen Donggala, 1-14 Sepember 27 DIAS PERIKAA DA KELAUTA KABUPATE DOGGALA bekerjasama dengan PKSPL

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid 1 Darpublic Hak cipa pada penulis, 21 SUDIRHAM, SUDARYATNO Analisis Rangkaian Lisrik (1) Darpublic, Bandung are-71 edisi Juli 211 hp://ee-cafe.org Alama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

2 Modulasi Amplitudo

2 Modulasi Amplitudo Mdulasi Ampliud dari 3 Mdul 3 Mdulasi Ampliud Tujuan pengajaran: Seelah mempelajari mdul ini, mahasiswa diharapkan bisa memahami. ujuan dari prses mdulasi dan manfaanya. karakerisik dari mdulasi ampliud

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

MODULASI AM(DSB- SC,SSB dan VSB) SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

MODULASI AM(DSB- SC,SSB dan VSB) SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI MODULASI AM(DSB- SC,SSB dan VSB) 1 SISTEM KOMUNIKASI (DTG2F3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 Apa iu Modulasi? Modulasi adalah pengauran parameer dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrequency inggi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL. Levy Olivia Nur, MT

SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL. Levy Olivia Nur, MT SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL Levy Olivia Nur, MT I. Sisem Komunikasi Digial Keunungan-keunungan sisem komunikasi digial Vs sisem komunikasi analog : a. Perencanaan rangkaian digial relaif sederhana, lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) PRODI D3 TT TELKOM UNIVERSITY

SISTEM KOMUNIKASI MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) PRODI D3 TT TELKOM UNIVERSITY SISTEM KOMUNIKASI MODULASI ANALOG: PM (Phase Modulaion) & FM (Frequeny Modulaion) PRODI D3 TT TELKOM UNIVERSITY PENDAHULUAN Lahirnya Konsep modulasi rekuensi diurunkan dari konsep modulasi sudu/asa Apa

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Open Course Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku () Oleh: Sudaryano Sudirham Penganar Dalam kuliah ini dibahas analisis rangkaian lisrik di kawasan waku dalam kondisi manap Kuliah ini merupakan ahap

Lebih terperinci

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR MUHG/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 8 VEKTOR DAN NILAI EIGEN /5/7 9.9 Beberapa Aplikasi Ruang Eigen Uji Kesabilan dalam sisem dinamik Opimasi dengan SVD pada pengolahan Cira Sisem Transmisi dan lain-lain.

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI GELOMBANG, INTERFERENSI DAN INTERFEROMETER SAGNAC

BAB 2 TEORI GELOMBANG, INTERFERENSI DAN INTERFEROMETER SAGNAC BAB TORI GOMBANG, INTRFRNSI DAN INTRFROMTR SAGNAC.1 Opik sebagai gelombang elekromagneik Berkas sinar monokromaik erkolimasi dengan polarisasi linier seperi erliha pada Gambar.1. Pada gambar ersebu komponen

Lebih terperinci

BAB IX KINERJA SISKOM ANALOG

BAB IX KINERJA SISKOM ANALOG 58 isem Komunikasi I (TT313) 9.1 KINERJ M-B BB IX KINERJ IKOM NLOG uau sinyal M-B-LB dengan pemodulasi sinusoidal unggal x. () -x () = os ( x), = pembawa inyal ersebu berampur dengan Whie Noise di inpu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai

BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Bab ini membahas suau vekor idak nol dan skalar l yang mempunyai hubungan erenu dengan suau mariks A. Hubungan ersebu dinyaakan dalam benuk A λ. Bagaimana kia memperoleh

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi

Lebih terperinci