Analisis Rangkaian Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Rangkaian Listrik"

Transkripsi

1 Open Course Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku () Oleh: Sudaryano Sudirham

2 Penganar Dalam kuliah ini dibahas analisis rangkaian lisrik di kawasan waku dalam kondisi manap Kuliah ini merupakan ahap awal dalam mempelajari analisis rangkaian lisrik

3 Cakupan Bahasan Pendahuluan Besaran Lisrik dan Model Sinyal Pernyaaan Sinyal dan Spekrum Sinyal Model Pirani Pasif Model Pirani Akif Hukum-Hukum Dasar

4

5 Pendahuluan Banyak Kebuuhan Manusia, seperi: Sandang Pangan Papan Kesehaan Keamanan Energi Informasi Pendidikan Waku Senggang dll. Sajian kuliah ini eruama erkai pada upaya pemenuhan kebuuhan ini

6 Pendahuluan Penyediaan Energi Lisrik Energi yang dibuuhkan manusia ersedia di alam, namun idak selalu dalam benuk yang dibuuhkan. Energi di alam erkandung dalam berbagai benuk sumber energi primer misalnya air erjun, baubara, sinar maahari, angin dan lainnya. Selain daripada iu, sumber energi ersebu idak selalu berada di empa di mana energi dibuuhkan. Oleh karena iu diperlukan konersi (pengubahan benuk) energi. Energi di alam yang biasanya berbenuk non lisrik, dikonersikan menjadi energi lisrik. Dalam benuk lisrik inilah energi dapa disalurkan dan didisribusikan dengan lebih mudah ke empa ia diperlukan. Di empa ujuan ia kemudian dikonersikan kembali ke dalam benuk yang sesuai dengan kebuuhan, misalnya energi mekanis, panas, cahaya.

7 Pendahuluan Penyediaan energi lisrik dilakukan dengan serangkaian ahapan sbb: Konersi Energi Transmisi dan Disribusi Energi BOILER GENERATOR TURBIN TRANSFORMATOR GARDU DISTRIBUSI Memerlukan Peralaan Lisrik

8 Pendahuluan Konersi Energi energi kimia diubah menjadi energi panas energi panas diubah menjadi energi mekanis BOILER GENERATOR TURBIN TRANSFORMATOR GARDU DISTRIBUSI energi mekanis diubah menjadi energi lisrik energi lisrik diubah menjadi energi lisrik pada egangan yang lebih inggi

9 Pendahuluan energi lisrik diransmisikan Transmisi dan Disribusi Energi BOILER GENERATOR TURBIN TRANSFORMATOR GARDU DISTRIBUSI pelanggan egangan inggi pelanggan egangan menengah pelanggan egangan rendah

10 Pendahuluan Penyediaan Informasi Demikian pula halnya dengan informasi. Informasi yang dibuuhkan manusia berada dalam berbagai benuk dan ersedia di di berbagai empa, idak selalu berada di empa di mana informasi dibuuhkan. Oleh karena iu diperlukan konersi informasi. Berbagai benuk informasi dikonersikan ke dalam benuk sinyal-sinyal lisrik. Sinyal lisrik hasil konersi ini disalurkan ke empa ia dibuuhkan. Sampai di empa ujuan sinyal ersebu dikonersikan kembali ke dalam benuk-benuk yang dapa diangkap oleh indera manusia aaupun dimanfaakan unuk suau keperluan lain (pengendalian misalnya). Dengan cara iulah kia dapa mengeahui apa yang sedang erjadi di belahan bumi yang lain dalam waku yang hampir bersamaan dengan berlangsungnya kejadian, anpa harus beranjak dari rumah. Konersi informasi dari benuk aslinya ke benuk sinyal lisrik maupun konersi balik dari sinyal lisrik ke benuk yang dapa diangkap indera, dilakukan dengan memanfaakan komponen-komponen elekronika.

11 Pendahuluan Penyediaan Informasi

12 Pendahuluan Pemrosesan Energi dan Pemrosesan Informasi dilaksanakan dengan memanfaakan rangkaian lisrik Rangkaian lisrik merupakan inerkoneksi berbagai pirani yang secara bersama melaksanakan ugas erenu

13 Pendahuluan Rangkaian lisrik di aas meja Rangkaian lisrik di aas pulau

14 Pendahuluan Unuk mempelajari perilaku suau rangkaian lisrik kia melakukan analisis rangkaian lisrik Unuk keperluan analisis iu, rangkaian lisrik yang ingin kia pelajari kia pindahkan ke aas keras dalam benuk gambar. Pirani-pirani dalam rangkaian lisrik kia nyaakan dengan menggunakan simbol-simbol Gambar yang kia bua iu kia sebu diagram rangkaian, yang biasa disebu dengan singka rangkaian.

15 Pendahuluan Pirani Diagram Rangkaian + Perubahan besaran fisis yang ada dalam rangkaian kia nyaakan dengan model maemais yang kia sebu model sinyal Simbol Pirani Perilaku pirani kia nyaakan dengan model maemais yang kia sebu model pirani

16 Pendahuluan Analisis rangkaian lisrik dapa dilakukan di kawasan waku, fasor, aaupun kawasan s. Dalam kuliah kali ini kia baru mempelajari yang perama. Analisis di Kawasan Waku Sinyal Sinus & Bukan Sinus Analisis di Kawasan Fasor Sinyal Sinus Analisis di Kawasan s (Transf. Laplace) Sinyal Sinus & Bukan Sinus Keadaan Manap Keadaan Manap Keadaan Manap Keadaan Transien Keadaan Transien

17 Pendahuluan Srukur Dasar Rangkaian Lisrik + Bagian yang akif memberikan daya (sumber) penyalur daya Pada umumnya juga menyerap daya Bagian yang pasif menyerap daya (beban) daya yang dikirim oleh sumber > daya yang dierima beban egangan sumber > egangan beban

18 Pendahuluan + CONTOH Agar beban menerima daya sebesar wa aau kilowa ( kw), sumber harus mengeluarkan daya lebih besar dari kw, misalnya sebesar 5 wa aau 5 kw. Hal ini berari saluran menyerap daya sebesar 5 kw. Terjadi susu daya sebesar 5 % di saluran. Susu daya yang erjadi di saluran merupakan perisiwa alamiah: sebagian energi yang dikirim oleh sumber berubah menjadi panas di saluran

19 Pendahuluan Dalam kenyaaan, rangkaian lisrik idaklah sederhana Jaringan lisrik perlu dilindungi dari berbagai kejadian idak normal yang dapa menyebabkan erjadinya kelebihan arus aau kelebihan egangan. Jaringan perlu sisem proeksi yaiu proeksi arus lebih dan proeksi egangan lebih. Jaringan lisrik juga memerlukan sisem pengendali unuk mengaur aliran energi ke beban.

20 Pendahuluan + Pada jaringan penyalur daya lisrik, sumber mengeluarkan daya sesuai dengan perminaan beban. Pada rangkaian penyalur informasi, daya sumber erbaas. Oleh karena iu alih daya ke beban perlu diusahakan maksimal. Alih daya ke beban akan maksimal jika ercapai maching (kesesuaian) anara sumber dan beban.

21 Pendahuluan + Kondisi operasi jaringan idak selalu manap. Pada waku-waku erenu (misalnya beberapa saa yang pendek seelah penuupan aaupun pembukaan saklar) bisa erjadi keadaan peralihan aau keadaan ransien. Dalam keadaan ransien, besar dan benuk egangan dan arus idak seperi keadaan dalam keadaan manap. Keadaan manap adalah keadaan seelah perisiwa ransien menghilang, yaiu seelah saklar lama eruup aau elah lama erbuka.

22 Pendahuluan CONTOH benuk egangan / arus ransien: [V] e..4 [s] Tegangan di suau pirani erenu memerlukan waku sekiar,4 deik unuk meningka dari V sebelum mencapai nilai keadaan manap sebesar V. [V] i [A] i s Tegangan sumber, s, adalah sinusoidal. Tegangan () dan arus (i) di pirani memerlukan waku unuk mencapai nilai manapnya yang akan berbenuk sinusoidal juga. [ms]

23 Pendahuluan Jika saluran dianggap ideal (idak menyerap daya) maka Srukur Dasar Rangkaian Lisrik menjadi: + Analisis rangkaian lisrik dilakukan berbasis pada dua hukum dasar: Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff Hukum Arus Kirchhoff (HAK) aau Kirchhoff s Curren Law (KCL) Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK) aau Kirchhoff s Volage Law (KVL)

24 Pendahuluan X masukan + Y keluaran Hubungan anara masukan dan keluaran dapa dinyaakan dengan suau diagram yang disebu diagram blok x K y K x Jika K bernilai konsan, rangkaian disebu sebagai rangkaian linier y

25 Pendahuluan X masukan + Y keluaran Rangkaian dapa dipandang sebagai erdiri dari dua seksi, yaiu seksi sumber dan seksi beban Seksi sumber adalah bagian rangkaian yang mengandung sumber (yang mungkin ada beberapa sumber di dalamnya). Seksi beban adalah bagian rangkaian mengandung beban. Jika seksi sumber adalah linier, seksi sumber ini dapa diganikan oleh suau rangkaian yang hanya erdiri dari saru sumber (V TH ) dan sau elemen rangkaian saja (R TH ), yang disebu Rangkaian ekialen Théenin V TH + R TH Seksi beban boleh linier boleh pula idak linier

26 Pendahuluan Landasan Unuk Melakukan Analisis Hukum-Hukum Rangkaian Kaidah-Kaidah Rangkaian Teorema Rangkaian Meoda-Meoda Analisis Hukum Ohm Hukum Kirchhoff Rangkaian Ekialen Kaidah Pembagi Tegangan Kaidah Pembagi arus Transformasi Sumber Proporsionalias Superposisi Theenin Noron Subsiusi Milmann Tellegen Alih Daya Maksimum Meoda Analisis Dasar Reduksi Rangkaian Uni Oupu Superposisi Rangkaian Ekialen Theenin Rangkaian Ekialen Noron Meoda Analisis Umum Meoda Tegangan Simpul Meoda Arus Mesh

27 Pendahuluan Meoda rangkaian ekialen Theenin merupakan salah sau meoda dasar dalam analisis rangkaian lisrik. Meoda dasar yang lain adalah meoda reduksi rangkaian. meoda uni oupu, dan meoda superposisi. Meoda dasar sesuai unuk digunakan dalam analisis secara manual pada rangkaian-rangkaian sederhana. Unuk rangkaian yang agak rumi digunakan meoda umum, yaiu meoda egangan simpul (node olage mehod) aaupun meoda arus mesh (mesh curren mehod). Unuk rangkaian yang sanga rumi digunakan cara analisis berbanuan kompuer dengan program yang disusun berbasiskan meoda umum.

28 Pendahuluan Pada dasarnya aplikasi meoda umum akan memberikan kepada kia sau se persamaan linier dan kia melakukan perhiunganperhiungan aljabar linier. CONTOH sau se persamaan linier 4 A A B B A A + 8 B + 4 B B 7 B, 75 A,75,5

29 Persamaan di aas dapa diuliskan dalam benuk mariks: B A B A B A Pengerian-Pengerian Tenang Mariks B A baris ( baris) mariks x B A elemen mariks B A kolom ( kolom) ekor kolom Pendahuluan

30 Perhiungan Mariks: eliminasi Gauss B A B A B A, / sehingga 7 4 B B ( ) 5, 4 /, sehingga A B A Baris- eap. Kurangi elemen-elemen baris- dengan elemen baris- Mariks akan menjadi mairks segiiga aas, yaiu mariks yang semua elemen di segiiga bawah bernilai nol Baris- memberikan persamaan Kalikan baris- dengan 4 agar elemen- baris- sama dengan elemen- baris- Baris- memberikan persamaan Pendahuluan

31

32 Besaran Lisrik

33 Besaran Lisrik Dua besaran fisika yang menjadi besaran dasar dalam kelisri rikan adalah Muaan [sauan: coulomb] Energi [sauan: joule] akan eapi kedua besaran dasar ini idak dilibakan langsung dalam pekerjaan analisis Yang dilibakan langsung dalam pekerjaan analisis adalah arus coulomb/deik [ampere] egangan joule/coulomb [ol] daya joule/deik [wa] keiga besaran ini mudah diukur sehingga sesuai dengan prakek engineering

34 Besaran Lisrik Perubahan besaran fisis yang ada dalam rangkaian kia nyaakan dengan model maemais yang kia sebu model sinyal. Peubah-peubah sinyal dalam analisis rang kaian adalah arus, egangan, dan daya. Tiga peubah sinyal ini eap kia sebu sebagai sinyal, baik unuk rangkaian yang berugas melakukan pemrosesan energi maupun pemrosesan sinyal. Kia akan meliha bahwa rangkaian yang akan dipelajari erbaas pada rangkaian dengan sinyal waku koninyu aau sinyal analog dan rangkaiannya kia sebu rangkaian analog. Dalam bab ini kia akan memahami bahwa pengolahan peubah sinyal harus memperhaikan referensi sinyal. Kia juga akan memahami berbagai benuk gelombang sinyal dan pernyaaan-pernyaaannya. Seelah selesai mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menyaakan benuk gelombang sinyal baik secara grafis maupun maemais; mahasiswa juga mampu mencari nilai raa-raa dan nilai efekif suau benuk gelombang sinyal.

35 Peubah Sinyal

36 Peubah Sinyal Dua besaran fisika yang menjadi besaran dasar dalam kelisrikan adalah: muaan dengan simbol q dan sauan coulomb [ C ] energi dengan simbol w dan sauan joule [ J ] Akan eapi kedua besaran ini idak dilibakan langsung dalam pekerjaan analisis. Peubah sinyal yang langsung dilibakan dalam pekerjaan analisis adalah: arus dengan simbol: i sauan: ampere [ A ] (coulomb/deik) egangan dengan simbol: sauan: ol [ V ] (joule/coulomb) daya dengan simbol: p sauan: wa [ W ] (joule/deik) Hubungan anara arus, egangan, daya, dengan muaan dan energi: i dq d dw dq p dw d

37 Peubah Sinyal Sinyal lisrik pada umumnya merupakan fungsi waku,, dan dapa kia bedakan dalam dua macam benuk sinyal yaiu sinyal waku koninyu aau sinyal analog sinyal waku diskri Sinyal waku diskri mempunyai nilai hanya pada erenu yaiu n dengan n mengambil nilai dari sau se bilangan bula Sinyal waku koninyu mempunyai nilai unuk seiap dan sendiri mengambil nilai dari sau se bilangan riil Dalam kuliah ini kia hanya membahas rangkaian yang berisi sinyal analog

38 Peubah Sinyal Sinyal waku koninyu (sinyal analog) () () Sinyal waku diskri

39 Referensi Sinyal Perhiungan-perhiungan dalam analisis bisa menghasilkan bilangan posiif aaupun negaif. Tanda posiif dan negaif dienukan oleh pemilihan referensi sinyal dan akan memiliki ari fisis egangan diukur anara dua ujung pirani pirani + arus melewai pirani Dalam menenukan referensi sinyal, kia menganu Konensi Pasif yaiu: Arah arus digambarkan masuk ke elemen pada iik yang beranda +. Dengan konensi pasif ini maka: daya posiif berari pirani menyerap daya daya negaif berari pirani memberikan daya

40 Referensi Sinyal Referensi egangan dinyaakan dengan anda + dan di ujung simbol pirani; ujung dengan anda + dianggap memiliki egangan (poensial) lebih inggi dibanding ujung yang beranda. Jika dalam perhiungan diperoleh angka negaif, hal iu berari egangan pirani dalam rangkaian sesungguhnya lebih inggi pada ujung yang beranda. Referensi arus dinyaakan dengan anak panah. Arah anak panah dianggap menunjukkan arah posiif arus. Jika dalam perhiungan diperoleh angka negaif, hal iu berari arus pada pirani dalam rangkaian sesungguhnya berlawanan dengan arah referensi. Suau simpul (iik hubung dua aau lebih pirani) dapa dipilih sebagai iik referensi egangan umum dan diberi simbol penanahan. Tiik ini dianggap memiliki egangan nol. Tegangan simpul-simpul yang lain dapa dinyaakan relaif erhadap referensi umum ini. referensi arus A + i i + referensi egangan pirani + 3 G B 3 i 3 referensi egangan umum (ground)

41 Referensi Sinyal CONTOH: (isilah koak yang kosong) Pirani [V] i [A] p [W] menerima/ memberi daya A 5 B 4-3 C 7 D E 4 7

42 Benuk Gelombang Sinyal

43 Benuk Gelombang Sinyal Benuk gelombang adalah suau persamaan aau suau grafik yang menyaakan sinyal sebagai fungsi dari waku. Ada dua macam benuk gelombang, yaiu: Benuk Gelombang Dasar Hanya ada 3 macam benuk gelombang dasar yaiu: Anak angga (sep) Eksponensial Sinus Benuk Gelombang Komposi Benuk gelombang komposi merupakan kombinasi (penjumlahan, pengurangan, perkalian) dari benuk gelombang dasar.

44 Benuk Gelombang Sinyal Tiga Benuk Gelombang Dasar Conoh Benuk Gelombang Komposi,,, -, Anak angga, Sinus Eksponensial -, Sinus eredam Derean pulsa Gigi gergaji -, Eksponensial ganda Gelombang persegi Segi iga

45 Benuk Gelombang Dasar Fungsi Anak-Tangga ( Fungsi Sep ) u( ) unuk < Ampliudo unuk Muncul pada V A V A u( ) V A unuk unuk < Ampliudo V A Muncul pada T s V A V A u( T s ) V A unuk unuk < T s Ampliudo V A Muncul pada T s

46 Benuk Gelombang Dasar Gelombang Eksponensial V A [ V A e / τ ] u( ).368V A /τ Ampliudo V A τ : konsana waku Pada τ sinyal sudah menurun sampai 36,8 % V A. Pada 5τ sinyal elah menurun sampai,674v A, kurang dari % V A. Kia definisikan durasi (lama berlangsungnya) suau sinyal eksponensial adalah 5τ. 5. Makin besar konsana waku, makin lamba sinyal menghilang.

47 Benuk Gelombang Dasar Conoh [V] [deik] 3 ( ) 5e ( ) e ( ) e / / / 4 u( ) u( ) u( ) V; Konsana waku V; Konsana waku V. Konsana waku 4 Makin besar konsana waku, makin lamba gelombang menurun

48 - Benuk Gelombang Dasar Gelombang Sinus V A T, V A T V-, A - V-, A T S V A cos(π / T o ) ( Nilai puncak perama erjadi pada ) Dapa diulis V A cos[ π( T ) / T ( Nilai puncak perama erjadi pada T S ) s o ] VA cos[ π / To φ] dengan φ π T s (sudu fasa) T Karena frekuensi siklus dan frekuensi sudu f T ω πf π T maka V V A A cos[ π cos[ ω f φ] φ] aau

49 Benuk Gelombang Komposi Fungsi Impuls A Dipandang sebagai erdiri dari dua gelombang anak angga T T A Au ( ) T T T A Au Muncul pada T Au ( T ) Au( ) T ( ) T Muncul pada T

50 Benuk Gelombang Komposi Impuls sauan Impuls simeris sumbu egak Luas Impuls simeris sumbu egak Lebar impuls diperkecil dengan memperahankan luas eap δ() Lebar impuls erus diperkecil sehingga menjadi impuls sauan dengan definisi: δ( ) unuk unuk

51 Benuk Gelombang Komposi Fungsi Ramp r() Berubah secara linier Muncul pada ( ) r( ) u( ) Kemiringan Fungsi Ramp Tergeser r Berubah secara linier r() Muncul pada T T ( T ) u ( ) r( ) K T Kemiringan fungsi ramp

52 Benuk Gelombang Komposi Sinus Teredam V A,5 V A / V A e / 5 sin( ω) V A sinω ( / τ) V e A e / τ u( ) u( ) V-,5 A / V A e / 5 sin(ω) Fakor yang menyebabkan penurunan secara eksponensial Maksimum perama fungsi sinus < V A Fungsi sinus berampliudo Fungsi eksponensial berampliudo V A

53 Benuk Gelombang Komposi CONTOH: (benuk gelombang anak angga dan komposinya) a). 4V 4 u() V b) V 3 u( ) V c). 4V 3 V 3 4u() 3u( ) V Dipandang sebagai erdiri dari dua gelombang anak angga 3 4V a 4u() V b 3u( ) V

54 Benuk Gelombang Komposi CONTOH: (benuk gelombang anak angga dan komposinya) d). 4 4V 3V 4 4u() 7u( )+3u( 5) V Dipandang sebagai erdiri dari iga gelombang anak angga 4 4V 7V a 4u() V c 3u( 5) V b 7u( ) V

55 Benuk Gelombang Komposi CONTOH: (fungsi ramp dan komposinya) a). 4V u() V b). 4V ( ) u( ) V c). 3 4V u() ( ) u( ) V Dipandang sebagai erdiri dari dua fungsi ramp 3 4V u() V ( ) u( ) V

56 Benuk Gelombang Komposi CONTOH: (fungsi ramp dan komposinya) d). 4 4V 4 4V u() V u() ( ) u( ) V u() 4( )u(-) V ( ) u( ) V e). 5 4V u() ( )u( ) 4u( 5) f). 6 4V u() ( )u( ) 4u( )

57 Benuk Gelombang Komposi CONTOH: V sinus eredam [deik] - - sinus sinus eredam ( 5(,) ) u( ) V cos /, ( 5(,) ) e u( ) V cos yang dapa diabaikan nilainya pada >,5 deik

58 Caaan Tenang Fungsi Anak Tangga Sauan dan Komposinya f f f f u() f u( ) f u( ) u( ) bernilai sau unuk bernilai sau unuk bernilai sau hanya di jika kia mengalikan sesuau besaran dengan fungsi ini akan kia peroleh nilai dari besaran ersebu unuk. u( ) bernilai unuk jika kia mengalikan sesuau besaran dengan fungsi ini akan kia peroleh nilai dari besaran ersebu unuk 5u( 3) bernilai 5 unuk 3 jika kia mengalikan sesuau besaran dengan fungsi ini akan kia peroleh nilai dari besaran ersebu anara dan 3 8 bernilai { u( ) u( 5) } 8 unuk 5

59 Caaan Tenang Fungsi Ramp f a f a ( ) keduanya bukan fungsi ramp f a u() f au() ramp f a ( ) u ( ) f a( ) u( ) ramp ergeser

60

61 Pernyaaan Gelombang Sinyal

62 Pernyaaan Gelombang Sinyal Sinyal periodik & Sinyal Aperiodik Sinyal Kausal & Non-Kausal Nilai sesaa Ampliudo Nilai ampliudo puncak ke puncak (peak o peak alue) Nilai puncak Nilai raa-raa Nilai efekif ( nilai rms ; rms alue)

63 Pernyaaan Gelombang Sinyal Sinyal kausal, berawal di () perioda () periodik aperiodik Sinyal non-kausal, berawal di () ()

64 Pernyaaan Gelombang Sinyal Nilai sesaa () Nilai puncak Ampliudo maksimum 3 Ampliudo minimum Sinyal periodik () perioda ampliudo puncak ke puncak

65 Pernyaaan Gelombang Sinyal Nilai raa-raa V + T 6V rr T T ( x) dx 6V T V Nilai efekif (rms) V rms T + T [ ( )] d

66 Spekrum Sinyal

67 Spekrum Sinyal Tujuan memahami bahwa sinyal periodik dapa dipandang sebagai suau spekrum; memahami ari lebar pia frekuensi

68 Spekrum Sinyal Benuk Gelombang Periodik dan Komponennya cos πf +3 cos πf cos πf cos(π(f )) +3 cos πf cos{π(f )+45 o }

69 Spekrum Sinyal CONTOH: Sinyal: ( πf ) + 5sin( π( f ) ) 7,5cos( (4 f ) ) + 3cos π Uraian: Frekuensi f f 4 f Ampliudo (V) 3 5 7,5 Sudu fasa Spekrum Ampliudo 8 Spekrum Sudu Fasa Ampliudo [ V ] 3 Sudu Fasa [ o ] Frekwensi [ x f o ] -8 Frekwensi [ x f o ]

70 Spekrum Sinyal Conoh : Benuk Gelombang Persegi sinus dasar sin dasar + harmonisa 3 sin dasar + harmonisa sin dasar + harmonisa sin dasar + harmonisa 3 s/d

71 Spekrum Sinyal Lebar Pia (band widh) Selisih dari frekuensi eringgi dan erendah Frekuensi eringgi adalah baas frekuensi dimana ampliudo dari harmonisa-harmonisa yang frekuensinya di aas frekuensi ini dapa diabaikan Baas frekuensi erendah adalah frekuensi sinus dasar jika benuk gelombang yang kia injau idak mengandung komponen searah. Jika mengandung komponen searah maka frekuensi erendah adalah nol

72 Spekrum Sinyal Dere Fourier Fungsi periodik: f [ a cos(πnf ) + b sin(πnf ] ( n n ) a + ) y( ) a + n a n + b n cos( nω ϕ n ) b a n n anϕ n Komponen searah Ampliudo Komponen sinus Sudu Fasa Komponen sinus a a b n n T T T T T T T T T / / / / / / f ( ) d f ( )cos(πnf f ( )sin(πnf ) d ) d

73 Spekrum Sinyal Simeri Genap y() A -T / T / T o b n y( ) a y( ) y( ) o + n ) n [ a cos( nω ] Simeri Ganjil y() A A T a y( ) y( ) y( ) dan n [ b sin( nω ) ] n a n

74 Conoh: simeri ganjil - Penyearahan Seengah Gelombang ; / ganjil genap; / / π π n b A b n a n n A a A a n n n T Conoh: simeri genap - Sinyal Segiiga n b n a n n A a a n n unuk semua genap ganjil; ) ( 8 n π T A Spekrum Sinyal

75 Spekrum Sinyal Conoh: Penyearahan Seengah Gelombang sinω V A A 4 Koefisien Fourier Ampliudo ϕ [rad],57 a,38,38 a,5 b,5 a -,, b a 4 -,4,4 b 4 a 6 -,8,8 b 6,38 V; A,4 V; A,5 V; A 6,8 V, V;.6.5 [V] harmonisa. [V].8.4 [ o ]

76

77 Tujuan: Memahami bahwa dalam analisis rangkaian lisrik pirani dinyaakan sebagai elemen rangkaian yang merupakan model linier dari pirani; Mampu memformulasikan karakerisik arus-egangan pirani / elemen pasif : resisor, kapasior, indukor, ransformaor, saklar.

78 Pirani pasif menyerap daya akif memberi daya

79 Model Pirani Pasif

80 Model Pirani Pasif Perilaku suau pirani dinyaakan oleh karakerisik i- yang dimilikinya, yaiu hubungan anara arus yang melalui pirani dengan egangan yang ada di anara erminalnya. egangan diukur anara dua ujung pirani pirani + arus melewai pirani i linier idak linier

81 Model Pirani Pasif Resisor R baas daerah linier i nyaa model Simbol: R R i R dengan aau G i R R G R p R R i R i R R R G R R

82 Model Pirani Pasif CONTOH: Resisor : R 4 Ω i R sin 34 A R 4 sin 34 p R 4sin 34 V W V A W R p R - -4 i R [deik] -6

83 Model Pirani Pasif Kapasior i C C C simbol d C /d i C C d d C Kapasiansi C C ( ) + C i C d p C C i C d C d CC CC d d w C C konsana + C

84 Model Pirani Pasif CONTOH: Kapasior : C µ F 6 F C sin 4 V d C d 8 cos 4 i C,6cos 4 p C 6 sin 8 W A V V ma W - C ic p C [deik] i C muncul lebih dulu dari C

85 Model Pirani Pasif Indukor L di L d simbol /L L L L di L d i L i L ( ) + L L d Konsana proporsionalias Indukansi p L L i L Li L di d L d d w L LiL + konsana Li L

86 Model Pirani Pasif CONTOH: Indukor : L,5 H L sin4 Vol dil L L il Ld, cos 4+ d L i L A p L L i L sin 8 W V ma W - - L i L p L [deik] L muncul lebih dulu dari i L

87 Model Pirani Pasif Resisor R R i R i Kapasior C C d d C Indukor L L di L d konsana proporsionalias R L ρ A A ε d C Lk resisiias L: panjang kondukor A: luas penampang konsana dielekrik A: luas penampang elekroda d: jarak elekroda konsana N: jumlah lilian

88 Model Pirani Pasif Indukansi Bersama i i k L M k medium magne linier : L k M k k k k M M M M k M k LL di d L ± M di d di di L ± M d d

89 Model Pirani Pasif Konensi Tiik Arus i yang masuk ke ujung yang beranda iik di salah sau kumparan, membangkikan egangan berpolarias posiif pada ujung kumparan lain yang juga beranda iik. Besarnya egangan yang erbangki adalah M di/d. φ i i φ adiif i i di d L + di M d di di L + M d d i φ φ i subsrakif i i L di d M di d di di L M d d

90 Model Pirani Pasif Transformaor Ideal i i L k M k L k M k Kopling sempurna k k k k k M L L di d di d ± ± M M di d di d k ± M ± k M di d ± k di d M + k di d di d M Susu daya nol i + i ± i i m

91 Model Pirani Pasif CONTOH: i i + + 5Ω /, sin4 V ( / ) sin 4 V i / 5 4sin 4 A i ( / ) i 4sin 4 A p L i 8.8sin 4 kw.

92 Model Pirani Pasif Saklar i i simbol simbol saklar erbuka saklar eruup i, sembarang, i sembarang

93

94 Tujuan: Memahami bahwa dalam analisis rangkaian lisrik pirani dinyaakan sebagai elemen rangkaian yang merupakan model linier dari pirani; Mampu memformulasikan karakerisik arus-egangan pirani / elemen akif : sumber egangan bebas, sumber arus bebas, sumber prakis, sumber ak bebas VCVS, CCVS, VCCS, CCCS, Op Amp.

95 Model Pirani Akif Sumber Tegangan Bebas Ideal s (erenu) dan i sesuai kebuuhan i V o V o + i s + _ i Karakerisik i - sumber egangan konsan Simbol sumber egangan konsan Simbol sumber egangan berariasi erhadap waku

96 Model Pirani Akif Sumber Arus Bebas Ideal i i s (erenu) dan sesuai kebuuhan i i I s I s, i s + Karakerisik sumber arus ideal Simbol sumber arus ideal

97 Model Pirani Akif CONTOH: + 4V beban 5A beban Sumber Tegangan beban sumber 4 V p beban W i,5 A p beban W i 5 A Tegangan sumber eap, arus sumber berubah sesuai pembebanan Sumber Arus i beban i sumber 5 A p beban W V p beban W 4 A Arus sumber eap, egangan sumber berubah sesuai pembebanan

98 Model Pirani Akif Sumber Prakis i s _ + R s + i s R p i i p + Sumber egangan prakis erdiri dari sumber ideal s dan resisansi seri R s sedangkan egangan keluarannya adalah. s erenu, akan eapi egangan keluarannya adalah s ir Sumber arus prakis erdiri dari sumber ideal i s dan resisansi paralel R p sedangkan egangan keluarannya adalah. i s erenu, akan eapi arus keluarannya adalah i i s i p

99 Model Pirani Akif Sumber Tak-Bebas (Dependen Sources) CCVS + i _ r i VCVS + _ + _ µ CCCS i β i VCCS + _ g

100 Model Pirani Akif Conoh: Rangkaian dengan sumber ak bebas anpa umpan balik i s i o s 4 V + 6 Ω + 5 i s + o Ω i s,4 A o 5 i s V p o ( ) o W

101 Model Pirani Akif Sumber ak bebas digunakan unuk memodelkan Pengua Operasional (OP AMP) masukan non-inersi masukan inersi + cau daya posiif keluaran cau daya negaif +V CC V CC 8 Top +V CC o P V CC : cau daya posiif : cau daya negaif P egangan masukan non-inersi; N egangan masukan inersi; o egangan keluaran; Model Sumber Tak Bebas OP AMP + P + + i P i R i + i o R o + µ ( P ) o

102 Model Pirani Akif OP AMP Ideal Jika OP Amp dianggap ideal maka erdapa relasi yang mudah pada sisi masukan masukan non-inersi masukan inersi p n i p i n + o keluaran i P P i

103 Model Pirani Akif, Rangkaian Dengan OP AMP Conoh: Rangkaian Penyangga (buffer) s P + i P + o R i o i o P s P o s

104 Model Pirani Akif, Rangkaian Dengan OP AMP Conoh: Rangkaian Pengua Non-Inersi P s s P + i P i + o R R R R + o R R P o R + R s umpan balik o R + R R s

105 Model Pirani Akif, Rangkaian Dengan OP AMP CONTOH: 5V + kω + B? i B? p B? o kω kω i B + B R B kω i P p 5 i 5 V 3 o 5 V o 5 V Rangkaian dengan OP AMP yang lain akan kia pelajari dalam bab enang rangkaian pemroses sinyal

106 Courseware Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku () Sudaryano Sudirham

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #1

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #1 Sudaryano Sudirham AnalisisRangkaian RangkaianLisrik di KawasanWaku # Bahan Kuliah Terbuka dalam forma pdf ersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam forma pps beranimasi ersedia di www.ee-cafe.org Teori dan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid 1 Darpublic Hak cipa pada penulis, 21 SUDIRHAM, SUDARYATNO Analisis Rangkaian Lisrik (1) Darpublic, Bandung are-71 edisi Juli 211 hp://ee-cafe.org Alama

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s.

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s. Arus Lisrik Surya Darma, M.Sc Deparemen Fisika Universias Indonesia Arus Lisrik Arus dan Gerak Muaan Arus lisrik didefinisikan sebagai laju aliran muaan lisrik yang melalui suau luasan penampang linang.

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid 2 Darpublic Hak cipa pada penulis, 21 SUDIRHAM, SUDARYATNO Analisis Rangkaian Lisrik (2 Darpublic, Bandung are-71 edisi Juli 211 hp://ee-cafe.org Alama

Lebih terperinci

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh ELEKTRONIKA DASAR PENGGUNAAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Penyearah Seengah Gelombang Dan Gelombang Penuh Tujuan Insruksional Umum Pesera mengenal rangkaian penyearah / recifier Tujuan Insruksional Khusus Pesera

Lebih terperinci

SINYAL TEAM DOSEN. Signal&System Prodi Telekomunikasi Polsri 1

SINYAL TEAM DOSEN. Signal&System Prodi Telekomunikasi Polsri 1 SINYAL TEAM DOSEN Prodi Telekomunikasi Polsri Ouline Definisi Sinyal & Sinyal dalam kehidupan kia Klasifikasi Sinyal Sinyal waku koninyu & Sinyal waku Diskre Sinyal Periodik & Aperiodik Sinyal Genap &

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik () BAB 5 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi masukan,

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC BAB III POWE MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK POSES PENEKUKAN ACYLIC 3.1. Gaya Usaha Dan Daya Lisrik Mesin Tekuk Acrylic Bila kia hendak memindahkan suau benda dari sau empa keempa yang lain, aau mengangkanya

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Amai lampu pijar! nformasi apa yang dapa kamu emukan? Dan apa ari informasi ersebu! 2. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik?

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik? 2. Dapakah kalian membukikannya? 3. Bagaimana caranya kia mengukur hambaan lampu

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Persamaan Differensial

Persamaan Differensial Persamaan Differensial Slide : Tri Harsono April, 2005 Polieknik Elekronika Negeri Surabaya ITS 1 Jenis PD Berdasarkan ruas kanannya: PD Homogin PD Non Homogin Berdasarkan independen variable-nya: PD Biasa

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Regulator Tegangan. Regulator Tegangan Continuous. Regulator Tegangan Switched. Kuliah 8-1. Penyearah. Filter. Switching. Filter Regulator Beban

Regulator Tegangan. Regulator Tegangan Continuous. Regulator Tegangan Switched. Kuliah 8-1. Penyearah. Filter. Switching. Filter Regulator Beban Kuliah 8 1 Regulaor Tegangan Regulaor Tegangan Coninuous vac vfil Transformaor Penyearah Filer Regulaor Beban vrec vreg Regulaor Tegangan Swiched jalajala jalajala Penyearah Filer Swiching Filer Regulaor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Persamaan Differensial Biasa Orde Slide : Tri Harsono Polieknik Elekronika Negeri Surabaya ITS Polieknik Elekronika Negeri Surabaya PENS - ITS 1 1. PD Linier Homogin Dengan Koefisien Benuk Umum: Konsan

Lebih terperinci

MODUL 1 MODULASI ANALOG

MODUL 1 MODULASI ANALOG Uni I Ampliude Modulaion MODUL 1 MODULASI ANALOG Tujuan Prakikum 1. Memahami prinsip kerja modulasi dan demodulasi Ampliude Modulaion (AM) dan Frequency Modulaion (FM). Dapa menganalisa pengaruh index

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter.

Abstak. Kata Kunci: Op-amp, Integrator, Differensiator,Inverter dan Non inverter. Rangkaian Inegraor dan Differensiaor ELIS SUSILAWATI (1127030017) FISIKA SAINS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNGUNG DJATI BANUNG TAHUN 2014 e-mail : elissusilawai533@yahoo.com Absak Aplikasi Pengua Operasional

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik Transpor Poluan Persamaan Konveksi Difusi Penelesaian Analiik Referensi Graf and Alinakar, 1998, Fluvial Hdraulis: Chaper 8, pp. 517-609, J. Wile and Sons, Ld., Susse, England. Teknik Sungai Transpor Poluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu

AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu 8/5/ Sudaryatno Sudirham nalisisangkaian angkaianlistrik di KawasanWaktu 8/5/ Kuliah Terbuka ppsx beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org 8/5/ Buku-e nalisisangkaian angkaianlistrik Jilid- dan Jilid- tersedia

Lebih terperinci

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc. ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kwalitas daya yang dikirimkan dari sumber ke beban. Filter sistem tenaga listrik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kwalitas daya yang dikirimkan dari sumber ke beban. Filter sistem tenaga listrik BAB TINJAUAN PUSTAKA. Filer Akif Filer Akif adalah suau perangka elekronik yang dapa memperbaiki kwalias daya yang dikirimkan dari sumber ke beban. Filer sisem enaga lisrik biasanya erdiri dari Filer Akif

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci