EVALUASI SKENARIO KOORDINASI SUPPLY CHAIN UNTUK MODEL PRICING DAN KEPUTUSAN ORDER/DELIVERY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI SKENARIO KOORDINASI SUPPLY CHAIN UNTUK MODEL PRICING DAN KEPUTUSAN ORDER/DELIVERY"

Transkripsi

1 EVALUASI SKENAIO KOOINASI SUPPLY CHAIN UNTUK MOEL PICING AN KEPUTUSAN OE/ELIVEY Evi Yuliawati 1, Luky Agus Hermanto 2 1 Jurusan Teknik Inustri, Fakultas Teknologi Inustri, Institut Teknologi Ahi Tama Surabaya 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Ahi Tama Surabaya Jl. Arif ahman Hakim no. 100 Surabaya, eviyulia103@gmail.com ; lukyagushermanto@gmail.com ABSTACT A pricing an orer/elivery ecision moel is a moel which combines pricing an etermination units number that shoul be orer an elivery. This integrate moel is to imize supply chain profit by revenue increasing an cost minimizing, namely purchasing cost, orering cost an hanling cost. This research evelops mathematic moel in two ifferent scenarios, which escribe system characteristic in Surabaya moern retail. The first scenario is the implementation of pricing moel an orer/elivery ecision in moern retail supply chain, in without coorination. The retail business, namely the - etail an istributors, are involve. They etermine to get each profit without consier supply chain profit. Meanwhile the secon scenario calculate moel profit in supply chain coorination schemes, which is coorination between -etail-istributors. Evaluation of pricing an orer/elivery ecision moel is mae in two scenarios. The values of parameters moel are measure in each scenarios to escribe revenue an costs. By using parameters as moel quantitative measure, the supply chain with coorination scenario get more profit than without coorination scenario. INTISAI Moel pricing an keputusan orer/elivery merupakan moel yang menggabungkan aktivitas penentuan harga (pricing) an penentuan jumlah unit prouk yang harus i orer an elivery. Moel gabungan ini akan memaksimalkan keuntungan yang iperoleh oleh supply chain, yaitu melalui peningkatan penapatan an meminimalkan biaya yang terlibat seperti biaya pembelian, biaya pemesanan an biaya hanling. Paa penelitian ini akan ikembangkan moel matematik paa 2 (ua) skenario yang berbea, yang menggambarkan karakteristik sistem paa sebuah ritel moern i Surabaya. Paa skenario pertama aalah implementasi moel pricing an keputusan orer/elivery paa supply chain ritel moern tanpa koorinasi, imana pelaku bisnis yang terlibat yaitu -itel an istributor, akan menetapkan keuntungannya masing-masing tanpa mempeulikan keuntungan supply chain secara keseluruhan. Seangkan paa skenario yang keua akan ihitung keuntungan moel paa skema koorinasi supply chain, yaitu koorinasi antara -itel-istributor. Evaluasi moel pricing an keputusan orer/elivery ilakukan paa ua skenario tersebut. Nilai-nilai yang igunakan sebagai parameter moel iukur ari ua skenario untuk melihat besarnya penapatan an biaya-biaya yang ibutuhkan. engan menggunakan parameter sebagai ukuran kuantitatif moel, skenario koorinasi supply chain apat menghasilkan keuntungan yang lebih besar ibaningkan engan skenario tanpa koorinasi. Kata Kunci : pricing, keputusan orer/elivery, ritel moern, an skenario koorinasi supply chain PENAHULUAN itel aalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepaa perorangan untuk keperluan iri seniri, keluarga, atau rumah tangga (Henri Ma ruf, 2005). Melihat pertumbuhan ritel yang sangat pesat paa lima tahun terakhir, membuat kompetisi iantara para pelaku bisnis ini untuk apat meningkatkan aya saingnya agar bertahan paa pangsa pasarnya. Bisnis ritel i Inonesia apat ibeakan menjai ua, yakni itel Traisional an itel Moern. itel moern paa asarnya merupakan pengembangan ari ritel traisional. Format ritel ini muncul an berkembang seiring perkembangan perekonomian, teknologi, an gaya hiup 146 Evi Yuliawati, Evaluasi Skenario Koorinasi Supply Chain untuk Moel Pricing an Keputusan Orer/elivery

2 masyarakat yang menuntut kenyamanan yang lebih alam berbelanja. Menurut Chopra et al, 2001 alam aktivitasnya supply chain tiak hanya melibatkan manufaktur an supplier tetapi banyak pihak yang lain seperti transportasi, guang an konsumen, baik secara langsung maupun tak langsung alam usaha untuk memenuhi permintaan konsumen. Menurut Levi et, al (2000) alam Inrajit an jokopranoto (2002) supply chain management merupakan serangkaian penekatan yang iterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, guang, an tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga prouk ihasilkan apat iistribusikan engan kuantitas, tempat an waktu yang tepat sehingga apat memperkecil biaya an memuaskan pelanggan. Supply chain management bertujuan untuk membuat seluruh sistem menjai efisien an efektif, minimalisasi biaya ari transportasi an istribusi sampai perseiaan bahan baku, bahan alam proses, an barang jai. Koorinasi an kolaborasi paa semua elemen supply chain iharapkan apat membuat perencanaan prouksi menjai efektif an mengurangi biaya-biaya yang penentuan harga an keputusan prouksi/orer ini engan asumsi stokastik untuk permintaan prouk paa konsumennya, namun ibatasi hanya paa horison perencanaan single-perio. Zhao an Wang (2002) mengembangkan moel gabungan penentuan harga an keputusan prouksi/orer untuk koorinasi supply chain antara satu pabrik an satu istributor. Pabrik menghasilkan an menjual satu jenis prouk paa istributor yang memiliki permintaan eterministik an price-senstive. Paa prinsipnya konsep ini aalah berusaha memaksimalkan penapatan an meminimasi biaya-biaya parameter pembelian, pemesanan an penyimpanan untuk menapatkan maksimasi keuntungan paa supply chain. Penelitian ini yaitu moel gabungan antara pricing an keputusan orer/elivery merupakan pengembangan ari penelitian yang pernah ilakukan penulis paa tahun 2008 yaitu tentang koorinasi supply chain satu pabrik-satu istributor paa moel penentuan harga an keputusan prouksi engan mempertimbangkan batasan kapasitas prouksi. iharapkan pengembangan moel ini bisa memaksimalkan keuntungan supply chain melalui koorinasi yang baik antara ianggap tiak efisien. Tuntutan-tuntutan semua elemen yang terlibat. tersebut membuat koorinasi pengambilan Sesuai engan latar belakang yang keputusan antara elemen-elemen yang aa aa, maka permasalahan paa penelitian ini alam supply chain menjai sangat penting apat irangkum sebagai berikut : pertama, (Pujawan, 2005). Menurut Parwati, 2009, menefinisikan komponen moel koorinasi meminimalisasi biaya perseiaan apat yang terlibat alam moel pricing an ilakukan engan menganalisis bullwhip effect keputusan orer/elivery paa supply chain yang terjai i sepanjang supply chain, engan ritel moern paa skenario supply chain tanpa melakukan perhitungan variabilitas. koorinasi an skenario koorinasi supply Konsep gabungan antara pricing an chain. Keua, menghasilkan formulasi an keputusan orer/elivery aalah salah satu penyelesaian untuk moel pricing an solusi yang sering itawarkan untuk keperluan keputusan orer/elivery paa supply chain optimasi penapatan sebuah perusahaan. ritel moern paa skenario supply chain tanpa Whitin (1955) merupakan peneliti yang menjai koorinasi an skenario koorinasi supply rujukan ari penelitian-penelitian seputar chain. Ketiga, mengevaluasi keua skenario gabungan penentuan harga an keputusan skenario supply chain ilihat ari suut prouksi/orer. Moel yang ibuat merupakan panang keuntungan supply chain. gabungan antara konsep penentuan harga an konsep perseiaan Economic Orer Quantity METOE (EOQ) traisional yang bertujuan untuk Penelitian ini mengambil objek paa memaksimalkan keuntungan engan ritel moern yang berlokasi i kota Surabaya mengasumsikan permintaan bersifat engan kategori prouk General eterministik. Moel gabungan penentuan Merchanising (GMS), yaitu prouk seputar harga an keputusan prouksi/orer peralatan rumah tangga. Pengumpulan ata selanjutnya berkembang engan melibatkan ilakukan engan wawancara an pengamatan batasan kapasitas prouksi paa pabrik. Hsieh langsung i lokasi. Beberapa ata yang (2008) mengembangkan moel gabungan iperoleh aalah : karakteristik sistem pricing Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, esember 2014,

3 paa supply chain ritel moern, tingkat permintaan, harga jual prouk ari ritel ke an istributor, biaya yang terlibat baik biaya yang muncul paa, ritel maupun istributor seperti biaya orer, biaya simpan an biaya pembelian prouk. Setelah ata tersebut iperoleh kemuian ilakukan pengembangan moel untuk menghasilkan formulasi moel yang paling representatif. Terapat ua skenario yang telah itetapkan yaitu skenario pertama aalah moel koorinasi -itel an moel istributor paa skenario supply chain tanpa koorinasi. Seangkan skenario yang keua aalah moel koorinasi antara moel - itel-istributor untuk skenario koorinasi supply chain. Pengembangan moel iawali engan memahami karakteristik sistem pricing an keputusan jumlah orer/elivery paa ritel moern yang menjai objek paa penelitian ini. Selanjutnya menefinisikan komponen moel yang teriri ari penentuan kriteria performansi, variabel keputusan an parameter-parameter yang akan ipakai alam moel. Kriteria performansi paa penelitian ini aalah maksimasi keuntungan supply chain untuk moel gabungan penentuan harga an keputusan orer/elivery paa multi istributor - single ritel - single prouk, untuk skenario koorinasi supply chain. Variabel keputusan alam moel meliputi P harga paa ritel, P harga paa istributor an Q jumlah prouk yang ikirim oleh ke ritel. Keuntungan paa moel yang yang akan ibaningkan aalah keuntungan paa 2 (ua) skenario yaitu skenario supply chain tanpa koorinasi an skenario koorinasi supply chain, yaitu kooinasi antara -itel-istributor. Beberapa asumsi paa moel ini aalah permintaan bersifat eterministik namun inamis karena pengaruh harga (pricesensitive), lea time aalah nol, tiak terjai shortage an backlogging alam pemenuhan permintaan ari an istributor, serta, ritel an istributor saling mengetahui informasi untuk membuat kesepakatan harga koorinasi. Selanjutnya aalah pengembangan moel. Paa skenario supply chain tanpa koorinasi akan ikembangkan moel koorinasi -itel an moel istributor, imana keuntungan paa moel tersusun ari fungsi tujuan yang iperoleh ari total penapatan ari penjualan ikurangi engan pemesanan, biaya pembelian an biaya hanling. Seangkan formulasi moel untuk koorinasi -itel-istributor merupakan penjumlahan fungsi-fungsi yang aa paa moel -ritel an moel istributor, baik untuk fungsi tujuan maupun fungsi pembatasnya. Moel alam penelitian ini termasuk alam permasalahan sequential quaratic programming, engan beberapa fungsi pembatas. Penyelesaian moel ilakukan engan menggunakan software matlab. Pengujian terhaap moel ilakukan engan pengujian ata numerik. HASIL AN PEMBAHASAN Skenario Supply Chain Tanpa Koorinasi Moel yang terbentuk paa skenario supply chain tanpa koorinasi terbagi alam ua skema yaitu skema pertama koorinasi -itel, imana sistem paa skema ini iawali paa saat koorinasi -itel menentukan harga jual prouk ritel ke konsumen melalui bagian merchanising, kemuian merespon harga yang telah itetapkan ritel menentukan jumlah prouk yang akan iorer ke selanjutnya (melalui bagian merchanising) akan menentukan jumlah prouk yang akan iorer ke supplier sesuai orer yang iterima an menentukan jumlah prouk yang harus ikirim untuk memenuhi orer ari ritel, engan mempertimbangkan maksimasi keuntungan an ritel. Skema Keua yaitu paa istributor, imana sistem iawali saat istributor menentukan harga jual kepaa ritel, kemuian merespon harga yang itetapkan oleh istributor, ritel akan menentukan harga jualnya ke konsumen melalui bagian merchanising serta menentukan jumlah prouk yang akan iorer ke istributor. Jumlah yang iorer aalah kebutuhan ritel yang tiak apat ipenuhi oleh, an istributor akan menentukan jumlah prouk yang akan ikirim sesuai orer ari ritel engan mempertimbangkan maksimasi keuntungannya. imana iasumsikan bahwa istributor apat memenuhi berapapun orer ari istributor. Kriteria performansi moel ilihat ari keuntungan supply chain yang iperoleh ari biaya-biaya yang terlibat yaitu biaya 148 Evi Yuliawati, Evaluasi Skenario Koorinasi Supply Chain untuk Moel Pricing an Keputusan Orer/elivery

4 moel, berikut aalah parameter yang igunakan alam moel : Permintaan ritel paa c Biaya pembelian per unit paa maks Permintaan maksimal ritel paa i akhir perioe k k ari ritel ke paa akhir perioe ari ke supplier paa akhir perioe h Biaya hanling per unit i ß r k c h maks U L paa akhir perioe Elastisitas asio pemenuhan permintaan Permintaan ritel paa istributor ari istributor ke supplier Biaya pembelian per unit paa istributor Biaya hanling per unit i istributor paa akhir perioe Permintaan maksimal ritel paa istributor i akhir perioe Batas maksimal permintaan paa istributor Sesuai engan tujuan penelitian yang berupaya untuk memaksimalkan keuntungan supply chain multi istributor-single ritel - single prouk, maka moel yang ibuat memiliki ua sub tujuan yaitu memaksimalkan penapatan an meminimalkan biaya-biaya yang terlibat alam keputusan pengiriman untuk an istributor an keputusan orer untuk ritel. Moel Koorinasi -itel : Fungsi Tujuan Z Max P f ( ) c. Q h f ( Q ) Q keterangan : m a x. P imana permintaan ipengaruhi oleh permintaan maksimum terhaap sebuah prouk/jasa tertentu ( ), harga ritel (P ) an faktor fungsi biaya orer paa ritel imana biaya ini ipengaruhi oleh biaya orer paa ritel an eman. f (Q ) k. Q, aalah fungsi biaya orer paa imana biaya ini ipengaruhi oleh biaya orer paa an jumlah pesanan kepaa (Q ), sehingga : Z Max P (- ß.P ) k.(- ß.P ) k.q c. Q h Q Fungsi Pembatas : -Q 0 minimum jumlah prouk yang ikirim ke itel, P minimum harga prouk c ibaningkan engan biaya per unit, rasio pemenuhan permintaan (. P ) r (. P ) Q -.( r 1) P r. Q ( r 1) r Q, minimum jumlah permintaan. P 0. P Moel istributor : Fungsi Tujuan Z Max P ' f ( ' ) c. ' h m a x keterangan : -ß.P imana permintaan fungsi biaya ipengaruhi ipengaruhi permintaan maksimum terhaap sebuah prouk/jasa tertentu ( ), harga istributor (P ) an faktor konversi ari harga menjai kuantitas (). f ( ) k. k. ( -ß.P ), aalah fungsi biaya orer paa istributor imana biaya ini ipengaruhi oleh biaya orer paa istributor an eman. Sehingga : P (' - ß.P ) k (' - ß.P ) Z Max c (' - ß.P ) h (' - ß.P ) Fungsi Pembatas : - P c minimum harga prouk ibaningkan engan biaya per unit, ß.P ' U L. maksimum permintaan ke istributor ' konversi ari harga menjai kuantitas (). f () k. k. ( -ß.P ), aalah Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, esember 2014,

5 Penyelesaian an percobaan numerik untuk moel koorinasi -itel an moel istributor Penyelesaian keua moel ilakukan engan penekatan Sequential Quaratic Programming engan menggunakan software Matlab. Berikut aalah parameter yang terlibat alam penyelesaian moel koorinasi -itel engan software Matlab : c 100 ; maks 1000 ; K 50 ; K 25 ; h 2 ; ß 3 ; r 2. Seangkan untuk moel istributor parameter yang terlibat aalah sebagai berikut : maks 1000 ; K 60 ; h 2 ; c 110 ; U L 70 ; ß 3. yang akan ikirim sesuai orer ari ritel engan mempertimbangkan maksimasi keuntungannya. imana iasumsikan bahwa istributor apat memenuhi berapapun orer ari istributor. alam rangka menguji moel ilakukan percobaan numerik paa keua moel tersebut. Hasil yang iperoleh aalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Perhitungan Moel Koorinasi -itel ß P Q Z - Z Total Z - itel itel + Z istributor 3 295,24 234,92 147,63 4,05 6 x 10 4 x 10 4 Tabel 2. Hasil Perhitungan Moel istributor Z Total Z istributor Z -itel + Z istributor 3 147,61252,67 1,95 x x 10 4 ß P Skenario Koorinasi Supply Chain Berikut aalah penggambaran karakteristik sistem untuk skenario koorinasi supply chain antara -itel-istributor. Pertama-tama koorinasi -itel-istributor menentukan harga jual prouk ritel ke konsumen melalui bagian merchanising. Kemuian merespon harga yang telah itetapkan bersama, ritel menentukan jumlah prouk yang akan iorer ke an istributor. Jumlah prouk yang akan iorer ke istributor aalah kebutuhan ritel yang tiak apat ipenuhi oleh. Selanjutnya (melalui bagian merchanising) akan menentukan jumlah prouk yang akan iorer ke supplier sesuai orer yang iterima an menentukan jumlah prouk yang harus ikirim untuk memenuhi orer ari ritel, engan mempertimbangkan maksimasi keuntungan -itel-istributor. an selanjutnya istributor akan menentukan jumlah prouk Gambar 1. Komponen Moel Supply Chain itel Moern Paa Skenario Koorinasi Komponen moel -itel istributor teriri ari penentuan kriteria performansi, variabel keputusan an parameter-parameter yang akan ipakai alam moel. Kriteria performansi paa skenario ini aalah maksimasi keuntungan supply chain untuk moel gabungan penentuan harga an keputusan orer/elivery paa multi istributor - single ritel - single prouk, untuk skenario koorinasi supply chain. Seangkan variabel keputusan yang igunakan alam moel aalah P harga paa ritel an Q Jumlah prouk yang ikirim oleh ke ritel. Seangkan parameter yang igunakan paa moel meliputi : Permintaan ritel paa i akhir perioe c Biaya pembelian per unit paa maks Permintaan maksimal ritel paa i akhir perioe k k ari ritel ke paa akhir perioe ari ke supplier paa akhir perioe h Biaya hanling per unit i 150 Evi Yuliawati, Evaluasi Skenario Koorinasi Supply Chain untuk Moel Pricing an Keputusan Orer/elivery ß r paa akhir perioe Elastisitas asio pemenuhan

6 k c h maks U L permintaan Permintaan ritel paa istributor ari istributor ke supplier Biaya pembelian per unit paa istributor Biaya hanling per unit i istributor paa akhir perioe Permintaan ritel maksimal paa istributor i akhir perioe Batas maksimal permintaan paa istributor Moel -itel-istributor Sesuai engan tujuan penelitian yang berupaya untuk memaksimalkan keuntungan supply chain multi istributor-single ritel- single prouk, maka moel yang ibuat memiliki ua sub tujuan yaitu memaksimalkan penapatan an meminimalkan biaya-biaya yang terlibat alam keputusan pengiriman untuk an istributor an keputusan orer untuk ritel. Berikut aalah formulasi moel koorinasi -itel-istributor paa moel pricing an keputusan orer/elivery paa supply chain ritel moern, untuk skenario koorinasi supply chain : Fungsi Tujuan ipengaruhi oleh biaya orer paa istributor, permintaan maksimum paa istributor terhaap sebuah prouk/jasa tertentu ( ' ), harga ritel (P ) an faktor konversi ari harga menjai kuantitas (). Sehingga : Z Max 2P ( - ß.P ) c. Q c (' - ß.P ) k.( - ß.P ) h Q h (' k (' - ß.P ) - ß.P ) Fungsi Pembatas : -Q 0 prouk yang ikirim ke itel, k.q minimum jumlah P c minimum harga prouk ibaningkan engan biaya per unit, rasio pemenuhan permintaan r Q (. P ) r (. P ) Q -.( r 1) P r. Q ( r 1), minimum jumlah permintaan. P 0 P, minimum harga prouk. ibaningkan engan biaya per unit - P c an maksimum permintaan ke istributor ß.P ' U L. Z Max 2P f ( ) f ( Q ) c. Q h Q f ( ' ) c. ' h ' keterangan :. P imana permintaan ipengaruhi oleh permintaan maksimum terhaap sebuah prouk/jasa tertentu ( ), harga ritel (P ) an faktor konversi ari harga menjai kuantitas (). f () k k. k. ( -ß.P ), aalah fungsi biaya orer paa ritel imana biaya ini ipengaruhi oleh biaya orer paa ritel, permintaan maksimum paa ritel terhaap sebuah prouk/jasa tertentu ( ), harga ritel Penyelesaian an percobaan numerik untuk moel -itel-istributor Penyelesaian moel -itel- istributor ilakukan engan penekatan Sequential Quaratic Programming engan menggunakan software Matlab. Berikut aalah parameter yang terlibat alam penyelesaian moel koorinasi -itel-istributor engan software Matlab : c 100 ; maks 1000 ; K 50 ; K 25 ; h 2 ; ß 3 ; r 2 ; Q min 10 ; 100 ; maks 1000 ; K 60 ; h 2 ; c 110 ; U L 70 an maks alam rangka menguji moel ilakukan percobaan numerik paa keua moel (P ) an faktor konversi ari harga menjai tersebut. Hasil yang iperoleh aalah sebagai kuantitas (). f (Q ) k. Q, aalah berikut : fungsi biaya orer paa imana biaya ini ipengaruhi oleh biaya orer paa an jumlah pesanan kepaa (Q ). f ( ) k. k. ( -ß.P ) aalah fungsi biaya orer paa istributor imana biaya ini Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, esember 2014,

7 Tabel 3. Hasil Perhitungan Moel Koorinasi -itel-istributor ß P Q Z -itel , ,99 217, ,2 5 istributor 6,81 x 10 4 Perbaningan Skenario Tanpa Koorinasi an Koorinasi Supply Chain Paa bagian berikut akan ibaningkan hasil perhitungan contoh numerik paa permasalahan pricing an keputusan orer/elivery. Paa skenario yang pertama imana -itel an istributor menentukan seniri harga jualnya ke konsumen. isini - itel an istributor berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan keuntungannya seniri-seniri. Skenario tersebut akan ibaningkan engan skenario koorinasi supply chain yaitu -itel-istributor secara bersama-sama menentukan harga koorinasi sebagai upaya untuk meningkatkan keuntungan supply chain. Perbaningan hasil perhitungan untuk ketiga skenario tersebut apat ilihat paa tabel berikut. Tabel 4. Perbaningan ua Skenario Supply Chain SKENAIO Tanpa engan PAAMETE Koorinasi Koorinasi P 234,92 217, ,24 348,49 Keuntungan Supply Chain 6 x ,81 x 10 4 Tabel iatas menunjukkan bahwa engan koorinasi supply chain harga koorinasi yang itetapkan bersama antara -itel-istributor akan menyebabkan harga supply chain menjai lebih renah sehingga akan meningkatkan jumlah prouk yang akan iorer oleh ritel. Artinya konsumen akan lebih banyak melakukan pembelian karena harga jual yang itetapkan ritel lebih renah bila ibaningkan engan skenario tanpa koorinasi. engan emikian koorinasi membuat keuntungan supply chain lebih besar. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis moel pricing an keputusan orer/elivery paa supply chain sebuah ritel moern i Surabaya. Hasil ari penelitian ini akan membaningkan antara skenario supply chain tanpa koorinasi an skenario koorinasi supply chain, melalui pengujian numerik yang ilakukan untuk mengamati efek ari permintaan yang tiak pasti an price sensitive. Moel yang ikembangkan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan supply chain multi istributor-single ritel-single prouk, yaitu memaksimalkan penapatan an meminimalkan biaya-biaya yang terlibat alam keputusan pengiriman untuk an istributor an keputusan orer untuk ritel. Hasil analisis menunjukkan bahwa terapat 2 (ua) skenario supply chain paa sistem pricing paa ritel moern, yaitu pertama aalah skenario supply chain tanpa koorinasi engan moel koorinasi antara -itel an moel untuk istributor. Seangkan skenario keua aalah skenario yang menggabungkan keua moel tersebut yaitu skenario koorinasi supply chain engan moel koorinasi antara -itel-istributor. Pengujian numerik paa skenario supply chain tanpa koorinasi menghasilkan keuntungan maksimal sebesar 6 x 10 4, moel koorinasi -itel menghasilkan keuntungan 4,05x10 4 an moel istributor menghasilkan keuntungan 1,95x10 4. Seangkan untuk pengujian numerik paa moel -itel-istributor untuk skenario koorinasi supply chain menghasilkan keuntungan sebesar 6,81 x Perubahan ari skenario supply chain tanpa koorinasi menjai skenario koorinasi supply chain menyebabkan peningkatan keuntungan supply chain. Ini menunjukkan bahwa skenario koorinasi supply chain memberikan performansi yang lebih baik paa sistem pricing paa ritel moern. AFTA PUSTAKA Chopra, S., an Meinl, P., 2004, Supply Chain Management:Strategy, Planning an Operation, 2 n eition, New Jersey, Prentice Hall. Henri Ma aruf, 2005, Pemasaran itel, Grameia Pustaka Utama, Jakarta. Hsieh, C.C., an Wu, C.H., 2008, Capacity Allocation, Orering an Pricing ecisions in A Supply Chain with eman an Supply Uncertainties, European Journal of Operational esearch, vol.184, pp Parwati, Inri an Anrianto, Prima, 2009, Metoe Supply Chain Management 152 Evi Yuliawati, Evaluasi Skenario Koorinasi Supply Chain untuk Moel Pricing an Keputusan Orer/elivery

8 untuk Menganalisis Bullwhip Effect Guna Meningkatkan Efektivitas Sistem istribusi Prouk, Jurnal Teknologi, vol.2 no.1, Juni 2009, pp Levi, avi Simchi,Philip Kaminsky, an Eith Simchi Levi, 2000, esigning an managing the Supply Chain: Pujawan, N., 2005, Supply Chain Management, eisi keua, Guna Wiya, Jakarta. Whitin, T.M., 1955, Inventory Control an Price Theory, Management Science, 2(1), pg.61. Zhao, Wen an Wang, Yunzeng, 2002, Coorination of Joint Pricing-Prouction ecisions in a Supply Chain, IEE Transactions, 34, pp Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, esember 2014,

MODEL PRICING DAN KEPUTUSAN ORDER/DELIVERY PADA SUPPLY CHAIN RITEL MODERN UNTUK SKENARIO TANPA KOORDINASI

MODEL PRICING DAN KEPUTUSAN ORDER/DELIVERY PADA SUPPLY CHAIN RITEL MODERN UNTUK SKENARIO TANPA KOORDINASI Jurnal Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Vol. 2 No. 2, pp. 174-183, esember 2013 MOEL PICING AN KEPUTUSAN OE/ELIVEY PAA SUPPLY CHAIN ITEL MOEN UNTUK SKENAIO TANPA KOOINASI Evi Yuliawati 1, Luky Agus

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor Perekonomian suatu negara igerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku kegiatan ekonomi secara umum ikelompokkan kepaa empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah an ekspor-impor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan unia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan itu isebabkan karena kebutuhan an keinginan konsumen yang semakin bervariasi. Aanya

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Tujuan instruktusional khusus : Diharapkan mahasiswa apat memahami konsep iferensial an memanfaatkannya alam melakukan analisis bisnis an ekonomi yang berkaitan engan masalah

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE SIMULASI DISKRIT PADA PT. BIOPLAST UNGGUL Jeefry Sutrisman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Inonesia Abstrak PT. Bioplast

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Demand Analysis)

KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Demand Analysis) 1 KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Deman Analysis) Telah kita pelajari bahwa permintaan suatu barang (eman) (Q ) : ipengaruhi oleh : Harga P, Harga barang substitusi/komplementer = P y, Income ari konsumen

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PENYEDIAAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (KAI) PALEMBANG Inah Permata Sari 1, Heriyanto 2, Irwan Septayua 2 Dosen Universitas Bina

Lebih terperinci

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM:

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & KESEIMBANGAN PASAR NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM: 115030207113012 FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN, & EKUILIBRIUM PASAR Fungsi Permintaan Pasar Fungsi permintaan pasar untuk

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

Triwahyuni, et al., Optimalisasi Produksi Pada Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah...

Triwahyuni, et al., Optimalisasi Produksi Pada Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah... Triwahyuni, et al., Optimalisasi Prouksi Paa Perusahaan Roti Donna Jaya Barokah.... 1 OPTIMALISASI PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI DONNA JAYA BAROKAH JEMBER MELALUI PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Prouction

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan Jurnal Graien Vol 8 No 1 Januari 2012:775-779 Penerapan Aljabar Max-Plus Paa Sistem Prouksi Meubel Rotan Ulfasari Rafflesia Jurusan Matematika, Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) Jurnal Agribisnis an Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) 13 DAMPAK KEBIJAKAN TARIF IMPOR GULA TERHADAP KESEJAHTERAAN PRODUSEN DAN KONSUMEN (The Effects of Sugar Import Tariff Policy on the

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG

JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG MARKETING MIX EFFECT ON THE DECISION TO PURCHASE GENERIC MEDICINES IN PHARMACIES SAIYO FARMA JOMBANG

Lebih terperinci

Jl. Veteran 2 Malang

Jl. Veteran 2 Malang PENGEMBANGAN MODEL DASAR EOQ DENGAN INTEGRASI PRODUKSI DISTRIBUSI UNTUK PRODUK DETERIORASI DENGAN KEBIJAKAN BACKORDER (Studi Kasus Pada UD. Bagus Agrista Mandiri, Batu) Siti Aisyah 1, Sobri Abusini 2,

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 015, pp. 17~ PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN 17 Julia Retnowulan 1, Isnurrini Hiayat Susilowati,

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA

PEMODELAN EMPIRIS COST 231-WALFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI LINTASAN ANTENA RADAR DI PERUM LPPNPI INDONESIA PROSIDING SEMINAR NASIONA MUTI DISIPIN IMU &CA FOR PAPERS UNISBANK KE-3(SENDI_U 3) 217 PEMODEAN EMPIRIS COST 231-WAFISCH IKEGAMI GUNA ESTIMASI RUGI-RUGI INTASAN ANTENA RADAR DI PERUM PPNPI INDONESIA Ria

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH

PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH Tugas Akhir PERANCANGAN WEBSITE DEKRANASDA KOTA SURABAYA DENGAN KONSEP MY SECOND CRAFT WORKBENCH Mirza Ali : 3407100047 Ientifikasi Masalah 1. Jumlah anggota Dekranasa saat ini berjumlah 236, namun 164

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS

PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS 3 ISSN 016-318 PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Serpong. ABSTRAK PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKERASAN VICKERS.

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN

ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN ANALISIS FUNDAMENTAL SAMPLING ERROR TERHADAP QUALITY ASSURANCE DAN QUALITY CONTROL, KAB. LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN Inri Warani AS 1, Djamuin 2, Hasbi Bakri 1 * 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas

Lebih terperinci

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL Dita Anies Munawwaroh Sutrisno Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soearto SH Tembalang Semarang itaaniesm@gmailcom

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan i Kecamatan Leuwiliang Analisis hirarki pusat-pusat pelayanan i Kecamatan Leuwiliang ilakukan engan menggunakan metoe skalogram berbobot berasarkan

Lebih terperinci

PEMODELAN Deskripsi Masalah

PEMODELAN Deskripsi Masalah PEMODELAN Deskripsi Masalah Sebelum membuat penjawalan perkuliahan perlu iketahui semua mata kuliah yang itawarkan, osen yang mengajar, peserta perkuliahan, bobot sks an spesifikasi ruang yang iperlukan.

Lebih terperinci

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU Davi S. V. L Bangguna 1) 1) Staff Pengajar Program Stui Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LAPORAN E-BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : PHAZA HENDRA KUMARA (08.11.2243) S1 TI 6F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS SEMIRATA MIPAnet 27 24-26 Agustus 27 UNSRAT, Manao PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS TONAAS KABUL WANGKOK YOHANIS MARENTEK Universitas Universal Batam, tonaasmarentek@gmail.com,

Lebih terperinci

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur Reka Geomatika Jurusan Teknik Geoesi Itenas No. Vol. 1 ISSN 8-50X Desember 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Penerapan Moel Deformasi Horizontal Mogi untuk Preiksi Perubahan Volume Sumber Tekanan

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1. BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

Pengembangan Model Vendor Managed Inventory dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Leadtime yang Memaksimasi Service Level Jonathan Rezky, Carles Sitompul Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya)

ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya) 1 ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya) Afrida Karina Savira; Erwin Widodo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ Chintari Nurul Hananti 1 Khozin Mu tamar 2 12 Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFORMATION SHARING PADA DUA LEVEL RANTAI PASOK

ANALISIS PENGARUH INFORMATION SHARING PADA DUA LEVEL RANTAI PASOK ANALISIS PENGARUH INFORMATION SHARING PADA DUA LEVEL RANTAI PASOK Nurul Chairany 1, Imam Baihaqi 2 dan Nurhadi Siswanto 2 1) Program Studi Teknik Industi,Pascasarjana Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PT DWIPA MANUNGGAL KONTENA

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PT DWIPA MANUNGGAL KONTENA PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DI PT DWIPA MANUNGGAL KONTENA Sumarsi, S.E., M.M Sekolah Tinggi Manajemen Labora Marsipk05@gmail.com Abstract: This stuy aims to etermine how the compensation

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGAKOMODASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGAKOMODASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU MOEL PERSEIAAN TERINTEGRASI PAA SUPPLY CHAIN ENGAN MENGAKOMOASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU Wakhid Ahmad Jauhari Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : wakhid_jauhari@yahoo.com

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Perbaikan Kualitas Arus Output paa Buck-Boost Inverter yang Terhubung Gri engan Menggunakan Metoe Fee-Forwar Compensation (FFC) Faraisyah Nugrahani, Deet

Lebih terperinci

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I Rizka Anggraini Mahasiswa Program Stui S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Penerapan Modul Pembelajaran Sains dengan Media Pembelajaran Gamelan untuk Meningkatkan Pemahaman dan Aplikasi Konsep Siswa SMP Negeri 3 Sleman

Penerapan Modul Pembelajaran Sains dengan Media Pembelajaran Gamelan untuk Meningkatkan Pemahaman dan Aplikasi Konsep Siswa SMP Negeri 3 Sleman Gamelan untuk Meningkatkan Pemahaman an Aplikasi Konsep Siswa SMP Negeri Sleman Eko Nursuliiyo Peniikan Fisika FKIP Universitas Ahma Dahlan Yogyakarta Surate: ekonur.ua@gmail.com Telah ilakukan penelitian

Lebih terperinci

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL Nelita Putri Sejati, Wakhid Ahmad Jauhari, dan Cucuk Nur Rosyidi Jurusan Teknik Industri - Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD Perbaningan Moel Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences engan Kooperatif Tipe STAD terhaap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND HUBUNGAN ANTARA AERAH IEAL UTAMA, AERAH FATORISASI TUNGGAL, AN AERAH EEIN Eka Susilowati Fakultas eguruan an Ilmu Peniikan, Universitas PGRI Aibuana Surabaya eka50@gmailcom Abstrak Setiap aerah ieal utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai hal pokok yang mendasari dilakukannya penelitian serta identifikasi masalah penelitian meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN Rescha Dwi A. Putri 1, *), Ahmad Rusdiansyah 2) dan Naning A. Wessiani 3)

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN AN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. ua model yang dikembangkan dengan menggunakan ukuran lot

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK PENGARUH INENTIF TERHADAP PRETAI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk Maria Junita Hasana Irwan Yantu.P M.i Robiyati Poungge.P M.AP 3 Jurusan Manajemen ABTRAK MARIA JUNITA HAANA NIM.

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN NON REVENUE WATER ( NRW ) DAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PDAM LEMATANG ENIM UNIT PELAYANAN PENDOPO KABUPATEN PALI (1)

PERHITUNGAN NON REVENUE WATER ( NRW ) DAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PDAM LEMATANG ENIM UNIT PELAYANAN PENDOPO KABUPATEN PALI (1) Jurnal Desiminasi Teknologi, Vol.4 Nomor 1, Januari 216 ISSN 233-212X PERHITUNGAN NON REVENUE WATER ( NRW ) DAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PDAM LEMATANG ENIM UNIT PELAYANAN PENDOPO KABUPATEN PALI

Lebih terperinci