KORELASI KOMPETENSI GURU TERHADAP MUTU DI SMA AL WAHID KEPUNG KABUPATEN KEDIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KORELASI KOMPETENSI GURU TERHADAP MUTU DI SMA AL WAHID KEPUNG KABUPATEN KEDIRI"

Transkripsi

1 KORELASI KOMPETENSI GURU TERHADAP MUTU DI SMA AL WAHID KEPUNG KABUPATEN KEDIRI Abstact LUKETIK YUNIARNI competition fom the teaches, pesonal competency, the teache has a stable pesonality, stable, matue, wise and authoity, a ole model fo students and noble, the competition is the abilty of theaches in leaning pocess of that includes an undestanding of leanes, designig and implemeting leaning, leaning evaluation and developmen of leanes to be able to be maste the leaning mateial in beadth and depth of leaning that enables teache to guide student to meet minimum standad copetency that should be masteed by leanes,social copetency, the ability soounding communities, educational quality of educational inputs ae all thigs that should be available as needed fo the pocess, input of esouces including human ecouces (pincipals,theaches,students and employees), the est is the ecouce budget (funding)facilities and infastuctu, eduationis a changing pocess input events into output level of educationis pocess would include the desision making pocess, institutional management, teaching and leaning pocess as well monitoing and evaluation, education output is a school pefonmence is an achievement esulting fom the school behavio, output quality is said to school / gade school achievement, aspecialy if student achievement indicates the achievement. in this assessment, the study used two foms of eseach methods. fist, eseach using libay eseach methodes, thought this study the eseaches tied to examine the dook and scentific epes elating to the ussues discussed in this thesis, second, using the eseach field eseach, is eseach conducted diectly to in the high school AL WAHID KEPUNG. data colletion techniques that wites do that is though a questionnaie given to teaches as many as 36 people than, by obsevation, inteviews with the study decumentation. afte the data is obtained, the authos analyzed the data and pefom the test using the fomula hypotension poduct moment coefficien of detemination and use fomulas to detemine the contibution of both vaiables X and Y. futhe analy of authos conclude intepetation of data. afte the study was conducted, the authos obtained the esult that thee is a positive elationship between theache competence and signification to impoving the quality of education in the high school AL WAHID KEPUNG. PENDAHULUAN Pemasalahan pendidikan yang kita hadapi daat ini adalah endahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan dasa dan menengah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan haus dilakukan melalui upaya peningkatan kualitas guu, namun kenyataan menunjukkan bahwa kualitas guu di Indonesia masih tegolong endah. Hal ini antaa lain disebabkan oleh tidak tepenuhinya kualitas pendidikan minimal. Sebagai gambaan inci keadaan kualifikasi pendidikan minimal guu di Indonesia menuut data Balitbang Depdiknas 004 sebagai beikut: Guu TK yang tidak memenuhi kulifikasi pendidikan minimal sebesa (78,1%) dengan sebagian besa oang beijazah SLTA. Di tingkat SD, guu yang tidak memenuhi 15

2 16 kualifikasi pendidikan minimal sebesa (34%) yang meliputi sebanyak oang beijazah SMA dan sebanyak oang beijazah D1. Di tingkat SMP, jumlah guu yang tidak memenuhi pendidikan minimal sebesa (71,%) yang tedii atas oang beijazah D1 dan oang beijazah D. Begitu juga tingkat SMA, tedapat (46,6%) guu yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimal, yakni 164 oang beijazah D1, oang beijazah D, dan oang beijazah D3. Sementaa itu, endahnya kualitas pendidikan dapat juga dilihat dai endahnya pestasi belaja siswa atau mutu hasil belaja ditandai oleh standa kelulusan yang ditetapkan pada ujian nasional, yaitu 5,5 sai skala 10. Ini beati bahwa siswa dinyatakan lulus apabila yang besangkutan mampu menyeap mata pelajaan sebesa 5,5%. Dengan standa kelulusan yang endahpun masihbanyak siswa yang tidak lulus. Kondisi endahnya mutu pendidikan di Indonesia di picu oleh bebeapa fakto antaa lain: petama, kebijakan dan penyelenggaaan pendidikan nasional yang menggunakan pendekatan education atau input-output analisis tidak dilaksanakan secaa konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan befungsi sebagai pusat poduksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan), yang di pelukan dalam kegiatan poduksi tesebut, lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini juga menganggap bahwa input pendidikan sepeti guu, buku, media pembelajaan, dan saana seta pasaana pendidikan lainnya di penuhi, mutu pendidikan (output) secaa otomatis akan meningkat. Dalam kenyataannya, mutu pendidikan yang dihaapkan tidak meningkat secaa siknifikan. Pofesionalisme guu meupakan kondisi, aah dan nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaan yang bekaitan pekejaan seseoang yang menjadi mata pencahaian, sementaa itu guu yang pofesional adalah guu yang memiliki kompetensi yang dipesyaatkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pemeintah telah menempuh bebagai stategi antaa lain; (1) penyempunaan kuikulum menjadi kuikulum tingkat satuan pendidikan, () penyediaan fasilitas fisik dan media pendidikan, (3) meningkatkan kemampuan pofesional pendidik dan tenaga pendidikan dan (4) peningkatan kesejahteaan dan bebagai jenis kegiatan lainnya. Peningkatan mutu pendidikan akan behasil jika seluuh komponen pendidikan yang tekait befungsi dan besinegi secaa optimal. Salah satu komponen yang sangat menentukan kebehasilan tesebut adalah kemampuan pofesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan poses pembelajaan. Hal ini bedasakan keyakinan bahwa mutu pendidikan pada akhinya sangat ditentukan oleh guu dalam poses pembelajaan. Walaupun dalam sesuatu lembaga pendidikan telah tesedia semua komponen yang mendukung peningkatan pendidikan, namun tanpa guu yang memiliki kemampuan pofesional yang mapan, peningkatan mutu pendidikan tiadak mungkin tewujud. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan beat itu teletak

3 17 pada kualitas sumbe daya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan bebudaya. Oleh kaena itu, peningkatan kualitas sumbe daya manusia sejak dini meupakan hal penting yang haus di pikikan dan dilaksanakan secaa sungguh-sungguh. Dengan lata belakang inilah peneliti sangat beminat untuk satu kajian tentang Pengauh Kompetensi Guu SMA tehadap Peningkatan Mutu Pendidikan, sebagai upaya peningkatan kualitas sumbe daya manusia sejak dini. Rumusan masalah 1. Bagaimana koelasi kompetensi guu tehadap mutu pendidikan di SMA AL WAHID Kepung Kabupaten Kedii? Tujuan penelitian 1. Untuk menganalisis koelasi kompetensi guu tehadap mutu pendidikan di SMA AL WAHID Kabupaten Kedii. Manfaat penelitian 1. Sebagai bahan petimbangan bagi pemeintah untuk mengembangkan pofesionalisme guu dalam peningkatan mutu pendidikan. Membeikan pemahaman kepada stakeholdes, bahwa pengembangan pofesionalisme guu meupakan salah satu dai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan METODE PENELITIAN Jenis dan Sumbe Data No Jenis Data Sumbe Data 1 Kompetensi Pofessional Guu a) Kompetensi Kepeibadian Kuisione atau Angket b) Kompetensi Pedagogik c) Kompetensi Pofesional d) Kompetensi Sosial Peningkatan Mutu Pendidikan a) Input b) Poses c) Output Kuisione atau Angket Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA AL WAHID Kepung yang beada di jl Hainjing no 169A Kepung baat kecamatan Kepung, SMA AL WAHID Kepung bedii sejak tahun 006,. SMA AL WAHID memiliki jumlah ombongan belaja sebanyak 7 kelas yaitu : 3 kelas untuk kelas X, kelas untuk kelas XI dan kelas untuk kelas XII. Populasi dan Sampel Penelitian Menuut Sugiyono 003:90), Populasi adalah wilayah genealisasi yang tedii dai obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan kaakteistik tetentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajai dan kemudian ditaik kesimpulan. Populasi penelitian adalah seluuh guu SMA AL WAHID Kepung kabupaten Kedii. Jenis Pengumpulan Data Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Field Reseach dan Libay Reseach. 1. Field Reseach ( iset lapangan ). Libay Reseach ( studi pepustakaan) Uji Validitas 1. Uji Validitas Uji validitas betujuan untuk menguku kualitas instumen yang digunakan dan menunjukkan tingkat kevaliditas atau kesahihan suatu instumen seta sebeapa baik suatu konsep dapat disefinisikan oleh suatu

4 18 ukuan. Instumen dikatakan valid jika instumen sudah mampu menguku apa yang diinginkan dan mengungkapkan data yang diteliti secaa tepat. Untuk menghitung validitas instumen digunakan umus koelasi poduct moment dengan umusan sebagai beikut : i n j n j 1 ( X ij X )( t n ( X ij X ) 1 j 1 j t ) ( t j t ) Adapun ketentuannya adalah bila koelasi tiap fakto / buti tesebut positif dan besanya 0,3 ke atas maka fakto / buti tesebut memiliki validitas yang baik (Muhammad Idus,007:170) Teknik Analisa Data 1. Editing. Scoing Pengujian Hipotesis Selanjutnya adalah penghitungan tehadap hasil sko yang telah ada. Kaena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada koelasi antaa kompetensi pofesionalisme guu dengan mutu pendidikan, maka yang dipakai adalah umus.. poduct moment. Adapun umusnya adalah sebagai beikut: xy ( N. N. XY ( X)( Y) X ( X) )( N. Y ( : Angka indeks koelasi.. poduct moment Y) N : Jumlah esponden XY : Jumlah hasil pekalian antaa sko x dan sko y X : Jumlah seluuh sko x Y : Jumlah seluuh sko y Kemudian membeikan intepetasi tehadap angka indeks koelasi poduct moment dengan intepetasi kasa atau sedehana, yaitu ) dengan mencocokkan pehitungan dengan angka indeks koelasi poduct moment. Selanjutnya untuk menentukan data penelitian ini signifikan atau tidak, intepetasi juga menggunakan tabel nilai (t), dengan telebih dahulu mencai deajat bebasnya (db) atau degees of feedom (df) yang umusnya adalah: df N n Keteangan : df : degees of feedom N : Numbe of Cases n : Banyaknya vaiabel (Kompetensi guu pendidikan) dan mutu Rumus selanjutnya adalah untuk mencai kontibusi vaiabel X tehadap vaiabel Y dengan menggunakan umus sebagai beikut: KD x100% Keteangan : KD : Koefision Detemination (kontibusi vaiabel X tehadap vaiabely). : Koefisien koelasi antaa vaiabel X dan Y. Definisi dan Batasan Opeasional 1. Guu adalah semua guu yang mengaja kelas XII. Baik guu ang mengaja mata pelajaan yang di Ujikan Nasional maupun ujian Sekolah.. Pengembangan pofesional guu meupakan empat kompetensi yang haus dimiliki oleh guu yaitu Kompetensi Kepibadian, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Pofesional, dan Kompetensi Sosial. 3. Mutu pendidikan adalah dilihat dai input, poses dn output pendidikan. Input pendidikan adalah segala hal yang haus tesedia kaena dibutuhkan untuk belangsungnya poses. Poses meupakan kejadian beubahnya input menjadi output. Sedangkan

5 19 Kons ep Kom peten si Guu Peni ngka tan Mutu Pend idika n (Y) output adalah kineja sekolah yang meupakan pestasi sekolah yang dihasilkan dai poses/peilaku sekolah. Konsep, Vaiabel, Indikato dan Model Vaiabel Indikato Skala Kompete nsi Kepibad ian (X1) Kompete nsi Pedagogi k (X) Kompete nsi Pofesion al (X3) Kompete nsi Sosial (X4) Mutu Pendidik an - Kepibadian yang mantap dan stabil - Kepibadian yang dewasa - Kepibadian yang aif dan bewibawa - Beakhlak mulia dan dapat menjadi teladan - Memahami peseta didik secaa mendalam - Meancang pembelajaan temasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaan - Melaksanakan pembelajaan - Kemauan untuk mengembangkan dii - Meancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaan - Menganalisis hasil evaluasi dan memanfaatkannya - Menguasai substansi keilmuan yang tekait dengan bidang studi - Kaya ilmiah - Mampu bekomunikasi dan begaul secaa efektif dengan peseta didik - Mampu bekomunikasi dan begaul secaa efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan - Mampu bekomunikasi dan begaul secaa efektif dengan oang tua atau wali peseta didik dan masyaakat sekita - Tingkat pendidikan guu - Kelengkapan saana dan pasaana - Kecakupan sumbe pendanaan - Peencanaan pembelajaan - Kompetensi kelulusan Instumen Penelitian Konsep, Vaiabel, Indikato dan Model Instumen Penelitian Liket Liket Liket Liket Liket Konsep Vaiabel Indikato No item Kompe tensi Guu Pening katan Mutu Pendidi kan (Y) Kompete nsi Kepibad ian (X1) Kompete nsi Pedagogi k (X) Kompete nsi Pofesion al (X3) Kompete nsi Sosial (X4) Mutu Pendidik an - Kepibadian yang mantap dan stabil - Kepibadian yang dewasa - Kepibadian yang aif dan bewibawa - Beakhlak mulia dan dapat menjadi teladan - Memahami peseta didik secaa mendalam - Meancang pembelajaan temasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaan - Melaksanakan pembelajaan - Kemauan untuk mengembangkan dii - Meancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaan - Menganalisis hasil evaluasi dan memanfaatkannya - Menguasai substansi keilmuan yang tekait dengan bidang studi - Kaya ilmiah - Mampu bekomunikasi dan begaul secaa efektif dengan peseta didik - Mampu bekomunikasi dan begaul secaa efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan - Mampu bekomunikasi dan begaul secaa efektif dengan oang tua atau wali peseta didik dan masyaakat sekita - Tingkat pendidikan guu - Kelengkapan saana dan pasaana - Kecakupan sumbe pendanaan - Peencanaan pembelajaan - Kompetensi kelulusan , 17, 18, 19, 0, 1,, 3, 4, s/d 5 Untuk pengukuan data, baik vaiable bebas maupun vaiable teikat dipegunakan skala liket. Sko yang dipakai : 1,, 3, 4, dan 5 yang diteapkan secaa bevaiasi menuut bentuk dan kategoi petanyaan. Setiap jawaban tesebut akan menunjukkan sko tetentu yang dapat menggambakan objek yang diamati.

6 0 Plihan jawaban tesebut menunjukkan sko sebagai beikut ; a. Pilihan jawaban Selalu (SS) = 5 b. Pilihan jawaban Seing (SR) = 4 c. Pilihan jawaban Kadang-Kadang (KK) = 3 d. Pilihan jawaban Penah (P) = e. Pilihan jawaban Tidak Penah (TP) = 1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskipsi Kaakteistik Responden Deskipsi Responden menuut Jenis Kelamin NO Jenis Kelamin Fekuensi Pesentase (%) 1 Laki-laki Peempuan Jumlah Sumbe : Hasil Olahan Peneliti Bedasa tabel diketahui bahwa dai 36 oang esponden tedapat 18oang (50%) bejenis kelamin lakilaki, dan 18 oang (50 %) bejenis kelamin peempuan. Jika dilihat poposionalnya maka esponden dengan jenis kelamin laki-laki dan peempuan adalah sama. Deskipsi Responden menuut umu NO Umu Fekuensi Pesentase , , ,56 4 > ,67 Jumlah Sumbe : Hasil Olahan Peneliti Bedasa tabel diketahui bahwa dai 36 oang esponden tedapat 5 oang (13,89%) beada pada kelompok umu 5-9 tahun, 5 oang (13,89%)beada dalam kelompok umu tahun, 0 oang (55,56%) beada dalam kelompok umu 35-39,dan 6 oang > 40 tahun ada 16,67%. Jika dilihat poposionalnya maka esponden dengan kelompok umu tahun adalah yang tebanyak. Deskipsi Responden Menuut Masa Keja NO Masa Keja Fekuensi Pesentasi (%) 1-6 tahun tahun ,78 tahun 4 >17 tahun 8, Jumlah Sumbe : Hasil Olahan Peneliti Bedasa tabel diketahui dai 36 oang esponden, tedapat 9 oang (5%) memiliki masa keja -6 tahun, sama 9 oang lagi (5%) memiliki masa keja 7-11 tahun, 10 oang (7,78%) memiliki masa keja 1-16 tahun, dan 8 oang (,%) memiliki masa keja > 17 tahun. Jika dilihat poposionalnya, maka sebagian besa esponden memiliki masa keja 1-16 tahun. Deskipsi Responden Menuut Pangkat/ Golongan N O Pankat/Golong an Fekuen si Pesenta se (%) 1 Penata 6 16,67 Muda/III a Penata Muda TK I/III b Penata/III C Penata TK I/III 10 7,78 d 5 Pembina/IV a 5,56 Jumlah Sumbe : Hasil Olahan Peneliti Bedasa tabel diketahui bahwa dai 36 oang esponden tedapat 6 oang (16,67%) memiliki pangkat/golongan Penata Muda/III a, 9 oang (5%) memiliki pangkat /golongan Penata Muda TK I/III b,9 oang (5%) memiliki pangkat / golongan Penata/III c, dan 10 oang (7,78%) memiliki pangkat atau golongan Penata TK I/III d, dan oang (5,56%) memiliki pangkat/golongan Pembina/IV a. Jika

7 1 dilihat poposionalnya maka sebagian besa esponden memiliki pangkat/golongan Penata Muda Tingkat I/III d. Deskipsi Responden Bedasa Tingkat Pendidikan NO Tinkat Pendidikan Fekuensi Pesentase (%) 1 Sajana 5,56 Muda/Diploma Sajana (S-1) 33 91,67 3 Pasca Sajana 1,78 (S-) Jumlah Sumbe Data : Hasil Olahan Peneliti Bedasa tabel 4.6 diketahui bahwa dai 36 oang esponden tedapat oang (5,56%)bependidikaanSajana muda / Diploma, 33 oang (91,67%) bependidikan Sajana (S-1), dan 1 oang (,78%) bependidikan Pasca Sajana (S-). Jika dilihat poposionalnya maka sebagian besa esponden bependidikan Sajana (S-1). Penyajian Data Uji Validitas Sebelum instumen digunakan untuk mewawancaai esponden, telebih dahulu instument diujicoba kepada 0 oang guu yang bukan meupakan esponden. Hasil ujicoba instument angket dai 30 buti item petanyaan dinyatakan valid. Hal ini bedasakan nilai koefisien yang dipeoleh semuanya lebih besa dai 0,3 sepeti tetea pada tabel: Hasil Uji Validitas Kuesione Kompetensi guu No item Haga koefisien Keteangan Valid 0.3 Valid Valid Valid Valid Valid 7 0. Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0.4 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Hasil Uji Validitas Peningkatan Mutu No item Haga koefisien Keteangan Valid 0.4 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0.4 Valid Valid Valid Valid Valid

8 Data Kompetensi Guu a. Kompetensi Kepibadian Indiato petama adalah kompetensi kepibadian, dimana vaiasi tanggapan esponden mengenai kepibadian guu yang mantap dan stabil, kepibadian yang dewasa aif dan bewibawa, beakhlak mulia dan menjadi teladan dapat dilihat pada tabel: Analisis Koelasi Vaiabel X 1 (Kompetensi Kepibadian) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) Subyek X Y 1 X 1 Y X Y ( X ) ( Y )

9 3 Dai data di atas dipeoleh : N. XY ( X )( Y) ( N. X ( X ) )( N. Y ( ty xy xy (519)(3109) Y) ( )( ) ( )( ) 0, (18315)(1719) Dai pehitungan di atas tenyata angka koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y sebesa 0,708 itu beati koelasi tesebut betanda positif. Untuk melihat intepetasi tehadap angka indeks koelasi poduct moment secaa kasa atau sedehana Subyek Analisis Koelasi Vaiabel ) teletak pada angka 0,70-0,90 yang beati koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y itu adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa kompetensi kepibadian dengan mutu pendidikan. b. Kompetensi Pedagogik Tangapan esponden mengenai kompetensi pedagogik diuku dai kemampuan guu memahami peseta didik secaa mendalam, meancang pembelajaan,melaksanakan pembelajaan, meancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaan, menganalisis hasil evaluasi dan pemanfaatannya dan kemampuan guu dalam mengembangkan peseta didik untuk mengaktualisasikan bebagai potensinya. Beikut vaiasi pesepsi esponden mengenai kompetensi pedagogic disajikan pada tabel beikut: X (Kompetensi Pedagogik) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) X Y Y X X Y

10 ( X) ( Y ) Dai data di atas dipeoleh : N. XY ( X)( Y) ( N. X ( X) )( N. Y ( ty xy Y) ) (19 )(3109) ( )( ) ( )( ) 64 (55640)(1719) 0,719 Dai pehitungan di atas tenyata angka koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y sebesa 0,719 itu beati koelasi tesebut betanda positif. Untuk melihat intepetasi tehadap angka indeks koelasi poduct moment secaa kasa atau sedehana teletak pada angka 0,70-0,90 yang beati koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y itu adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa kompetensi pedagogik dengan mutu pendidikan. ` Subyek Analisis Koelasi Vaiabel X 3 (Kompetensi Pofesional) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) X Y Y X 3 X 3 Y

11 ) ( X = ( Y ) = Dai data di atas dipeoleh : N. XY ( X )( Y) ( N. X ( X ) )( N. Y ( ty xy xy (139)(3109) Y) ( )( ) ( )( ) 0, (18315)(1719) Subyek ) Dai pehitungan di atas tenyata angka koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y sebesa 0,75 itu beati koelasi tesebut betanda positif. Untuk melihat intepetasi tehadap angka indeks koelasi poduct moment secaa kasa atau sedehana teletak pada angka 0,70-0,90 yang beati koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y itu adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa kompetensi pofesional dengan mutu pendidikan. c. Kompetensi Sosial Indikato kompetensi sosial yang diuku adalah kemampuan bekomunikasi dan begaul secaa efektif kepada peseta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan seta dengan oang tua atau wali muid dan masyaakat sekita. Beikut vaiasi pesepsi esponden mengenai kompetensi sosial disajikan pada tabel beikut : Analisis Koelasi Vaiabel X 4 (Kompetensi Kepibadian) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) X Y Y X 4 X 4 Y

12 ) ( Y ) ( X 9909 Dai data di atas dipeoleh : N. XY ( X)( Y) ( N. X ( X) )( N. Y ( ty xy xy (547)(3109) Y) ( )( ) ( )( ) 0, (16475)(1719) Dai pehitungan di atas tenyata angka koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y sebesa 0,743 itu beati koelasi tesebut betanda positif. Untuk melihat intepetasi tehadap angka indeks koelasi poduct moment secaa kasa atau sedehana teletak pada angka 0,70-0,90 yang beati koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y itu adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa kompetensi sosial dengan mutu pendidikan. Data Mutu Pendidikan Dalam pendidikan, mutu adalah suatu kebehasilan poses dan hasil belaja yang menyenangkan dan membeikan kenikmatan. Dalam konteks pendidikan, pengetian mutu ) mencakup input, poses, dan output pendidikan. 1. Input pendidikan meliputi : a) sumbe daya manusia(kepala sekolah, guu, siswa, dan kayawan) b) sumbe daya selebihnya adalah anggaan biaya (dana) c) saana dan pasaana. Poses pendidikan meliputi : a) poses pengambilan keputusan b) pengelolaan kelembagaan c) pengelolaan pogam poses belaja mengaja seta poses monitoing dan evaluasi 3. Output pendidikan : Output sekolah dikatakan bekualitas/bemutu jika pestasi sekolah khususnya pestasi belaja siswa menunjukkan pencapaian pestasi yang tinggi dalam pestasi akademik, beupa nilai ulangan haian, ulangan dan UN (ujian nasional), sedangkan pestasi non akademik beupa sepeti IMTAQ, kejujuan, kesopanan, olahaga,kesenian dan keteampilan kejuuan. Intepetasi Data Dai pehitungan di atas tenyata angka koelasi antaa Vaiabel X ( Kompetensi Kepibadian ) dan Vaiabel Y ( Mutu Pendidikan) sebesa 0,708 itu beati koelasi tesebut betanda positif, angka koelasi antaa vaiabel X ( Kompetensi Pedagogik ) dan vaiabel Y (Mutu Pendidikan) sebesa 0,719 itu beati koelasi tesebut betanda

13 7 positif, angka koelasi antaa vaiabel X ( Kompetensi Pofesional ) dan vaiabel Y (Mutu Pendidikan) sebesa 0,75 itu beati koelasi tesebut betanda positif dan angka koelasi antaa vaiabel X ( Kompetensi Sosial ) dan vaiabel Y (Mutu Pendidikan) sebesa 0,743 itu beati koelasi tesebut betanda positif. Untuk melihat intepetasi tehadap angka indeks koelasi poduct moment secaa kasa atau sedehana teletak pada angka 0,70-0,90 yang beati koelasi antaa Vaiabel X dan Vaiabel Y itu adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guu mempengauhi tingkat mutu pendidikan. Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan Vaiabel X dan Vaiabel Y itu signifikan atau tidak, maka.. hasil pehitungan dibandingkan dengan.. tabel. Sebelum membandingkannya, maka telebih dahulu dicai.df. atau.db. nya dengan umus df = N-n. Bedasakan tabel di atas, guu yang di teliti atau yang menjadi sampel penelitian di sini adalah 36 oang. Dengan demikian N = 36. Vaiabel yang dicai koelasinya adalah Vaiabel X dan Vaiabel Y; jadi n =. Maka dengan mengacu kepada umus di atas,dengan mudah dapat kita peoleh df-nya yaitu: df = 36 - = 34. Dengan.df. sebesa 34, dikonsultasikan dengan tabel nilai.., baik pada taafsignifikansi 5% maupun pada taaf signifikansi 1%. Dengan melihat.t. dipeoleh hasil sebagai beikut: a) Pada taaf signifikansi 5% = 0,304 b) Pada taaf signifikansi 1% = 0,393 Tenyata, xy atau o lebih besa dai.. tabel atau.t. baik pada taaf signifikansi 5% maupun 1% yaitu (0,7>0,304/0,393). Dengan demikian hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan hipotesa altenatif (Ha) diteima. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa kompetensi guu tehadap peningkatan mutu pendidikan. Kemudian, untuk mengetahui sebeapa besa hubungan kedua vaiable tesebut maka dapat dihitung dengan menggunakan umus Koefisien Deteminasi, yaitu : 1. Untuk vaiabel Kompetensi Kepibadian dan Mutu Pendidikan : KD = ²x100%. KD = ²x100% KD = (0,708)²x100% KD = 0,50x100 KD = 50%. Untuk vaiabel Kompetensi Kepibadian dan Mutu Pendidikan : KD = ²x100%. KD = ²x100% KD = (0,719)²x100% KD = 0,5x100 KD = 5% 3. Untuk vaiabel Kompetensi Kepibadian dan Mutu Pendidikan : KD = ²x100%. KD = ²x100% KD = (0,73)²x100% KD = 0,53x100 KD = 53% 4. Untuk vaiabel Kompetensi Kepibadian dan Mutu Pendidikan : KD = ²x100%. KD = ²x100% KD = (0,743)²x100% KD = 0,55x100 KD = 55% Dai hasil pehitungan tesebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guu mempengauhi mutu pendidikan

14 8 di SMA AL WAHID Kepung kabupaten Kedii.Hal ini didukung dengan nilai yang dicapai oleh siswa lulusan UPTD SMA AL WAHID Kepung kabupaten Kedii. PENUTUP Kesimpulan Dai hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai beikut: 1. Dai hasil pehitungan didapat angka koelasi antaa Vaiabel X 1 (Kompetensi Kepibadian) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) sebesa 0,708 yang beati koelasi antaa Vaiabel X (Kompetensi Kepibadian) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa Kompetensi Kepibadian dengan mutu pendidikan.. Dai hasil pehitungan didapat angka koelasi antaa Vaiabel X (Kompetensi Pedagogik) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) sebesa 0,719 yang beati koelasi antaa Vaiabel X (Kompetensi Kepibadian) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa Kompetensi Pedagogik dengan mutu pendidikan. 3. Dai hasil pehitungan didapat angka koelasi antaa Vaiabel X 3 (Kompetensi Pofesional) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) sebesa 0,75 yang beati koelasi antaa Vaiabel X (Kompetensi Kepibadian) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa Kompetensi Pofesional dengan mutu pendidikan. 4. Dai hasil pehitungan didapat angka koelasi antaa Vaiabel X 4 (Kompetensi Sosial) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) sebesa 0,743 yang beati koelasi antaa Vaiabel X (Kompetensi Kepibadian) dan Vaiabel Y (Mutu Pendidikan) adalah tedapat koelasi yang kuat atau tinggi. Ini beati bahwa tedapat hubungan/koelasi yang positif dan signifikan antaa Kompetensi Sosial dengan mutu pendidikan. Saan Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin membeikan bebeapa saan kepada sekolah. Hal ini betujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah khususnya peningkatan dalam poses kegiatan belaja mengaja yang dilaksanakan oleh guu dan siswa untuk mencapai mutu pendidikan. Adapun saan yang diajukan penulis adalah sebagai beikut: 1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi guu bepengauh tehadap mutu pendidikan siswa dengan pesentase yang cukup baik, akan tetapi bukan. beati guu bidang studi maupun siswa measa puas dengan situasi yang ada. Penulis menghaapkan, baik guu maupun muid lebih meningkatkan pofesionalisme dan pestasi belaja yang ada. Sehingga hasil pembelajaan akan lebih maksimal.

15 9 3. Meskipun mutu pendidikan siswa di SMA AL WAHID Kepung kabupaten Kedii dapat dikualifikasikan baik, akan tetapi dapat dihaapkan SMA AL WAHID Kepung kabupaten Kedii,haus lebih meningkatkan mutu pendidikan kaena daya saing dalam masyaakat sangat tinggi. 4. Bagi kepala sekolah atau bidang kuikulum, setelah penelitian ini dilakukan, dihaapkan pengawasan tehadap guu lebih ditingkatkan. Pembinaan tehadap siswa lebih dimaksimalkan. Kaena, tanpa adanya pengawasan yang intens tidak menutup kemungkinan kineja guu akan menuun. Khusus untuk tenaga pengaja, penulis behaap bisa lebih meningkatkan kualitasnya baik secaa pesonal, pofesional, maupun secaa sosial. Dengan demikian dihaapkan akan membeikan iklim pembelajaan yang hamonis dan bekualitas baik secaa akademik maupun non akademik. 5. Meskipun dalam penelitian yang dilakukan penulis tidak membeikan kesimpulan yang negatif, untuk peningkatan kualitas sekolah yang besangkutan, penulis bependapat pelu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui fakto lain yang bepengauh tehadap mutu pendidikan DAFTAR PUSTAKA Aikunto, Suhasimi, Posedu Penelitian Suatu Pendekatan Paktik, Jakata: Rineka Cipta, 00, Cet. Ke-1. Depatemen Pendidikn dan Kebudayaan, Kamus Besa Bahasa Indonesia, Jakata: Balai Pustaka, 00, Cet. Ke-. Hamalik, Oema, Pendidikan Guu Bedasakan Pendekatan Kompetensi, Jakata: PT. Bumi Aksaa, 006, Cet, Ke-4. _PENDDKN.PDF/008/01/09/ pdf/008/01/09/. winano-suakhmad/008/01/09/. Kunanda, Guu Pofesional Implementasi Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Pesiapan Menghadapi Setifikasi Gu, Jakata: PT. Raja Gafindo Pesada, 007, Cet. Ke-1. Mulyasa, E, Standa Kompetensi dan Setifikasi Guu, Bandung: PT. Remaja Rosda Kaya: Bandung, 008, Cet. Ke-3. Puwanto, M. Ngalim, Pinsip-Pinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 001, Cet. Ke-10., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Kaya, 003, Cet. Ke-19., Psikologi Pendidikan, Jakata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke-.

16 30 Sholeh, Asoun, Ni.am, Membangun Pofesionalitas Guu Analisis Konologis atas Lahinya Undang-Undang Guu dan Dosen, Jakata: elsas, 006, Cet. Ke-1. Slameto, Belaja dan Fakto-Fakto yang Mempengauhinya, Jakata: Rineka Cipta, 003, Cet. Ke-4. Soetjipto dan Raflis Kosasi, Pofesi Keguuan, Jakata: PT. Rineka Cipta, 004, Cet. Ke-. Sudijono, Anas, Statistik Pendidikan, Jakata: Raja Gafindo Pesada, 000, Cet Sudjana, Nana, Dasa-dasa Pposes Belaja Mengaja, Bandung: PT. Sina Bau Algesindo, 1998, Cet. Ke-4. Suyabata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakata: PT. Raja Gafindi Pesada, 00, Cet. Ke-. Syah, Muhibbin, Psikologi Belaja, Jakata: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. Ke-. Tilaa, H.A.R, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakata: PT. Rineka Cipta, 00, Cet. Ke-1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 005, Tentang Guu dan Dosen, Bandung: Cita Umbaa, 006, Cet. Ke-1. Usman, M. Uze, Menjadi Guu Pofesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Kaya, 006, Cet. Ke-0. Winkel, W.S, Psikologi Pengajaan, Jakata: Gasindo, 1996, Cet. Ke-4. Yamin, Matinis, Pofesionalisasi Guu dan Implementasi KTSP, Jakata: Gaung Pesada Pess, 007, Cet. Ke-. Zuinal Z. Dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, Jakata: UIN Jakata Pess, 006, Cet. Ke-1.

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI (Junal) Oleh EKA MULYANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 04 ABSTRACT THE POWER RELATIONS

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada

dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada VALIDITAS a. Pengetian Validitas adalah suatu ukuan yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tesebut menguku apa yang hendak diuku. Tes memiliki validitas yang

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MI NURUL AMAL (Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang)

KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MI NURUL AMAL (Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang) KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MI NURUL AMAL (Kecamatan Gedung Meneng ) MAHMUDI Email: mahmudi@yahoo.com CHAIRUL AMRIYAH Email: chaiulamiyah@adenintan.ac.id JURUSAN

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3  No. HP. 1 THE CONTRIBUTION OF THE WRIST FLEXIBILITY AND ARM MUSCLE AND SHOULDER POWER IN SERVING SKILL FOR MALE VOLLEYBALL TEAM OF SMAN 7 DURI IN MANDAU DISTRICT, BENGKALIS REGENCY Angga Setiawan 1, Saipin, Ni

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa profesionalisme guru Bahasa Arab di MTs Al Fithrah Surabaya berada pada kualifikasi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU (Studi Kasus Pada Sekolah sekolah Dasa dibawah yayasan menoah abadi Denpasa) Agus Budi

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 200 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH

KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 200 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH Volume. Nomo 4:359-37 Novembe 06 KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 00 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH Janu Fiadi *, Muhammad Jafa, Nuzuli Pogam

Lebih terperinci

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017 Bekala Fisika Indoneia Volume 9 Nomo 1 Januai 017 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PENALARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA/FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMADIYAH MUNTILAN, KABUPATEN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU ISSN 2302-0156 11 Pages pp. 157-167 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU Heman 1, Djailani AR 2, Sakdiah Ibahim 3 1 ) Magiste Administasi Pendidikan Pogam Banda Aceh 2,3)

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP Kajian Moal dan Kewaganegaaan Nomo Volume Tahun 014, hal 454-468 HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGS 2 (1) (2013) Indonesian Jounal of Guidance and Counseling: Theoy and Application http://jounal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG SISOAL DENGAN KECENDERUNGAN

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

REGRESI. Imam Gunawan

REGRESI. Imam Gunawan REGRESI Imam Gunawan REGRESI LINIER SEDERHANA (SATU PREDIKTOR / INDEPENDEN) Pesamaan: Ŷ = a + bx Ŷ : Subyek dalam vaiabel dependen yang dipediksi a : Haga Y bila X = 0 (konstan) b : Angka aah / koefisien

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service BAB III OBJEK DAN METODE ENELITIAN 3.1 Objek enelitian enelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengauh sevice convenience dalam bentuk Dive Thu ATM tehadap loyalitas pelanggan. Sedangkan objek

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi 1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catu Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA Jl. AH. Nasution KM 7 Kp. Gn. Kondang Rt. 03 Rw. 07 Kel.

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA PADA PT. ALFA SCORPII DI PEKANBARU

ANALISIS KONTRIBUSI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA PADA PT. ALFA SCORPII DI PEKANBARU ANALISIS KONTRIBUSI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA PADA PT. ALFA SCORPII DI PEKANBARU Mula Syahputa Pendidikan Ekonomi, FKIP Univesitas Riau ABSTRACT

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

P i R i i a li a t d a P i a R l e i i a li a t s V r a i b a l e X S ( r t e g M a G r u u) 0 6

P i R i i a li a t d a P i a R l e i i a li a t s V r a i b a l e X S ( r t e g M a G r u u) 0 6 B AB IV H ASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaan Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejaah Singkat SMK Negei 1 Goontalo SMK Negei 1 Goontalo secaa esmi didiikan tahun 1954 nama SMEA Negei Goontalo status swasta. Kemudian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI

PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI EVA MARSUSANTI S,Pd MM AMIK BSI Jl. Cemelang No, Sukabumi, Indonesia Email: eva.em@bsi.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci