PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU"

Transkripsi

1 ISSN Pages pp PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU Heman 1, Djailani AR 2, Sakdiah Ibahim 3 1 ) Magiste Administasi Pendidikan Pogam Banda Aceh 2,3) Podi Magiste Administasi Pendidikan Univesitas Syiah Kuala, Daussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia heman_6807@yahoo.com Abstact: Oganizational climate and job satisfaction is one of the factos that affect the pefomance of the teache. The level of teache pefomance elated to oganizational climate and job satisfaction of teaches in pefoming thei duties. The pupose of this study was to detemine the effect of oganizational climate on teache pefomance, to detemine the effect of job satisfaction on teache pefomance and to detemine the effect of oganizational climate and job satisfaction on the pefomance of teaches. The method used in this study ae coelational suvey, while data collection used questionnaies to vaiable oganizational climate, job satisfaction and pefomance of teaches in Madasah Tsanawiyah Lhokseumawe. The sampling technique is statified andom sampling of 51 espondents. The esults of this study it can be concluded that the oganizational climate is diectly significant effect on the level of teache pefomance. The amount of diect influence of oganizational climate on teache pefomance is (0.7401> ) = 55%. Job satisfaction is diectly significant effect on the level of teache pefomance. The amount of job satisfaction diectly influences the pefomance of teaches is (0.7192> 2.759) = 51.73%. Oganizational climate and job satisfaction jointly diect and significant impact on the level of teache pefomance. The magnitude of the effect of oganizational climate and job satisfaction togethe with the teache's pefomance in school is (0.7994> ) = 63.9% theoetical The model developed in this study tuned out to have been tested empiically on a junio seconday school in Lhokseumawe at significant level, meaning an empiical model of oganizational climate and job satisfaction can be eceived as a model teache pefomance. Keywods: Oganizational Climate, Job Satisfaction and Teache Pefomance. Abstak: Iklim oganisasi dan kepuasan keja meupakan salah satu fakto yang mempenguhi kineja guu. Tinggi endahnya kineja guu behubungan dengan iklim oganisasi dan kepuasan keja guu dalam menjalankan tugasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengauh iklim oganisasi tehadap kineja guu, untuk mengetahui pengauh kepuasan keja tehadap kineja guu dan untuk mengetahui pengauh iklim oganisasi dan kepuasan keja tehadap kineja guu. Metode yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah suvei koelasional, sedangkan pengumpulan datanya dipegunakan kuisione tehadap vaiabel iklim oganisasi, kepuasan keja dan kineja guu di madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe. Teknik pengambilan sampel adalah statifietandom sampling tehadap 51 esponden. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa iklim oganisasi secaa langsung bepengauh signifikan tehadap tinggi endahnya kineja guu. Besanya pengauh iklim oganisasi secaa langsung tehadap kineja guu adalah (0,7401 > 0,2759) = 55 %.Kepuasan keja secaa langsung bepengauh signifikan tehadap tinggi endahnya kineja guu. Besanya pengauh kepuasan keja secaa langsung tehadap kineja guu adalah (0,7192 > 2,759) = 51,73%.Iklim oganisasi dan kepuasan keja secaa besama-sama bepengauh secaa langsung dan signifikan tehadap tinggi endahnya kineja guu. Besanya pengauh iklim oganisasi dan kepuasan keja secaa besama-sama dengan kineja guu di sekolah adalah (0,7994 > 0,2759) = 63,9%.Model teoitik yang dikembangkan dalam penelitian ini tenyata telah teuji secaa empiis pada Madasah Tsanawiyah di Kota Lhokseumawe pada taaf signifikan, beati model empiis iklim oganisasi dan kepuasan keja dapat teima sebagai model kineja guu. Kata Kunci: Iklim Oganisasi, Kepuasan Keja dan Kineja Guu Volume 4, No. 2, Novembe 2014

2 PENDAHULUAN Pendidikan meupakan upaya manusia untuk mempeluas cakawala dan pengetahuan dalam angka membentuk nilai, sikap dan pilaku. Menuut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomo 20 Tahun 2003 Bab satu pasal satu dalam ketentuan umum menyebutkan: Pendidikan adalah usaha sada dan teencana untuk mewujudkan suasana belaja dan poses pembelajaan aga peseta didik secaa aktif mengembangkan potensi diinya untuk memiliki kekuatan spiitual keagamaan, pengendalian dii, kepibadian, kecedasan, akhlak mulia, seta keteampilan yang dipelukan diinya, masyaakat, bangsa dan negaa. Pendidikan yang bekualitas dan bemutu dapat ditunjukan oleh kemampuan sumbe daya pendidikan dalam menciptakan poses pendidikan atau poses manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Pendidikan yang tetata secaa sistimatis hingga poses yang tejadi didalamnya dapat menjadi suatu sumbangan besa bagi kehidupan sosial masyaakat. Dalam hal ini sekolah sebagai suatu institusi yang melaksanakan poses pendidikan dalam tataan miko menempati posisi penting, kaena di lembaga inilah setiap anggota masyaakat dapat mengikuti poses pendidikan dengan tujuan mempesiapkan meeka dengan bebagai ilmu dan keteampilan aga lebih mampu bepean dalam kehidupan masyaakat. Sehubungan dengan ini, Rivai (2009:30) menyatakan bahwa: Relevansi pendidikan, bekaitan dengan belum menghasilkan life skill yang sesuai, pendidikan yang belum bebasis pada masyaakat dan potensi daeah seta belum optimalnya kemitaan dengan usaha industi. Pendapat ini menguatkan bahwa pendidikan yang ada sekaang ini belum mampu menghasilkan sumbe daya manusia yang sesuai dengan pekem-bangan masyaakat, dan kebutuhan pembangunan, meskipun kondisi yang ada sekaang bukan sepenuhnya kesalahan pendidikan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumbe daya manusia ialah melalui poses pembe-lajaan di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumbe daya pendidikan, guu meupakan komponen sumbe daya manusia yang haus dukungan, dibina dan dikembang-kan teusmeneus. Menuut Mukhta dkk (dalam http//dudinahmad. blogspot.com/ 2009/12/pengauh-budaya-oganisasi-daniklim-html) banyak masalah yang diidentifikasi yang haus dihadapi oleh oganisasi sekolah. diantaanya adalah: Guu, dalam hal ini yang memiliki kecedasan dan intelegensi, emosional spiitual, dan moal dalam mendidik, akan menghadapi kendala dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini disebabkan kaena kuangnya fasilitas pengajaan yang mendukung guu melakukan inovasi pada aktivitas pembelajaannya. Kuangnya kejelasan tugastugas yang di emban, atau mungkin telalu banyaknya tugas yang dibeikan kepadanya, sementaa tenaga yang tesedia sangatlah tebatas dan biaya yang minim. Kemudian adalah kuang tesedianya saana fasilitas Volume 2, No. 1, Novembe

3 pendukung sepeti tenaga administasi, laboatoium dan pepustakaan. Bekaitan dengan tewujudnya sekolah bepestasi, hal itu tidak telepas dai efektifnya kineja guu yang beada di oganisasi sekolah tesebut. Kineja guu pada dasanya tefokus pada peilaku guu di dalam melaksanakan pogam keja untuk mencapai tujuan tesebut. Sedangkan peihal kineja guu dapat dilihat sejauh mana kineja tesebut dapat membeikan pengauh kepada anak didik. Secaa spesifik tujuan pembelajaan dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tingkah laku yang kemudian ditansfe kepada peseta didik. Guu meupakan bahagian yang begitu penting di dalam oganisasi pendidikan dan memiliki andil yang sangat besa tehadap kebehasilan di sekolah. Mutmainnah (2008:3) menyatakan bahwa: Salah satu unsu penting dan utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guu. Guulah yang beada di gada tedepan dalam menciptakan kualitas sumbe daya manusia. Selanjutnya, Hasuddin (Mutmainnah, 2008:47) menyatakan: Peanan guu dalam poses pembelajaan meliputi banyak hal diantaanya sebagai pengaja, pemimpin kelas, pembimbing, pengatu lingkungan, patisipan, peencana, supeviso, motivato, dan konselo. Dai uaian di atas dapat disimpulkan bahwa kineja guu sangat bepean penting dalam mengembangkan kualitas pendidikan. Kesalahan guu dalam memahami pofesinya akan mengakibatkan begesenya fungsi guu secaa pelahan-lahan, akibatnya yang tadinya antaa guu dengan siswa saling membutuhkan, menjadi tidak lagi saling membutuhkan. Dalam keadaan yang demikian ini, dampak lanjutannya adalah tidak maksimalnya guu dalam melaksanakan tugasnya. Suasana pembelajaan akan sangat membosankan dan tidak lagi membahagiakan. Guu measa tidak pelu bekeja secaa maksimal dan cendeung asal lepas tanggung jawab, kaena adanya peasaan kuang puas dai guu atau pemasalahan lain. Dai sinilah muncul konflik demi konflik, sehingga pihak-pihak di dalamnya menjadi mudah fustasi dan pada akhinya melampiaskan kegundahannya dengan caa-caa yang tidak bena. Hal seupa juga tejadi pada Madasah Tsanawiyah di Kota Lhokseumawe. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan telihat di sekolah mengalami masalah kineja. Tenyata ketepaksaan guu dalam mengaja masih telihat, hal ini ditandai dengan masih ada guu mengajakan bidang studi yang bukan spesialisasinya, guu datang telambat ke sekolah, tidak masuk mengaja dengan alasan sakit, uusan keluaga, pesta dan lain-lain. Konsep tentang hubungan vaiabel iklim oganisasi dan kepuasan keja tehadap kineja guu ini dapat digunakan untuk menjelaskan, meamalkan dan menemukan altenatif tehadap fenomena masalah kineja guu di Madasah Tsanawiyah Lhokseumawe. Beanjak dai pemikian ini, maka diencanakan suatu penelitian yang bejudul Pengauh iklim oganisasi dan kepuasan keja tehadap kineja Volume 4, No. 2, Novembe 2014

4 guu. KAJIAN KEPUSTAKAAN Iklim Oganisasi Stinge ( pess.com/2010/01/25/iklim-oganisasi/, diakses 19 Septembe 2013) mendefi-nisikan bahwa: Iklim oganisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi seta befokus pada pesepsi-pesepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengauh langsung tehadap kineja anggota oganisasi. Iklim oganisasi meupakan kualitas lingkungan intenal oganisasi yang secaa elatif teus belangsung, dialami oleh anggota oganisasi dan mempengauhi peilaku meeka seta dapat dilukiskan dalam satu set kaateistik atau sifat oganisasi atau lembaga. Kemudian dikemukakan oleh Luthans ( lim-oganisasi/, diakses 19 Septembe 2013), menyebutkan bahwa: Iklim oganisasi adalah lingkungan intenal atau psikologi oganisasi. Iklim oganisasi mempengauhi paktik dan kebijakan SDM yang diteima oleh anggota oganisasi. Pelu diketahui bahwa setiap oganisasi akan memiliki iklim oganisasi yang bebeda. Keanekaagaman pekejaan yang diancang di dalam oganisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambakan pebedaan tesebut. Menuut Nawawi (dalam dudinahmad.blogspot.com/2009/12/ pengauhbudaya-oganisasi-dan-iklim-html), iklim oganisasi adalah iklim keja yang diciptakan dan dikembangkan secaa sengaja, tejamin dan mendapat pelindungan dalam bekeja. Siagian (2011:63), menjelaskan iklim oganisasi sebagai kondisi keja yang besifat fisik dan non fisik dan lingkungan keja yang tuut bepengauh tehadap peilaku dan yang menjadi fakto motivasional yang pelu mendapat pehatian setiap pemimpin dalam oganisasi. Dengan demikian, dapat disimpul-kan bahwa iklim oganisasi adalah kondisi lingkungan keja, baik yang besifat mateial/ fisik maupun non mateial/ non fisik yang dapat mempengauhi peilaku/ kineja guu di dalam suatu oganisasi (sekolah). Kepuasan Keja Kepuasan keja adalah penilaian dai pekeja tentang sebeapa jauh pekejaannya secaa keseluuhan memuaskan kebutuhannya. Kepuasan keja juga adalah sikap umum yang meupakan hasil dai bebeapa sikap khusus tehadap fakto-fakto pekejaan, penyesuaian dii dan hubungan sosial individu di lua keja. Robbin (2006:103), mengatakan bahwa: Kepuasan keja sebagai sikap umum individu tehadap pekejaannya, sikap tesebut dapat menyangkut puas tidak puas pada seluuh dimensi pekejaannya. Kepuasan dan kesenangan meupakan hubungan yang timbal balik atau sebab akibat. Kepuasan besifat dinamis, atinya kepuasan itu besifat beubah-ubah teus meneus, kaena itu muncul istilah manusia tidak penah puas- Volume 4, No. 2, Novembe

5 puasnya kecuali meeka yng beiman dan besyuku tehadap nikmat yang dipeolehnya. Kepuasan keja menuut Yulk (Elfaiz, 2008:44) adalah: Sikap seseoang tehadap pekejaannya yang menceminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekejaannya seta haapan-haapan tehadap pengalaman masa depan. Selanjutnya Usman (2009:497) mengkitisi bahwa fakto-fakto yang mendasa dan tekait denga kineja adalah: Imbalan jasa, asa aman, pengauh anta pibadi kondisi di lingkungan keja, kesempatan pengembangan dan peningkatan dii. Jumlah yang diinginkan dai kaakteistik pekejaan adalah jumlah minimum yang dipelukan untuk memenuhi kebutuhan. Kepuasan sebaai selisih dai banyaknya sesuatu yang sehausnya ada dengan banyaknya segala yang ada. Hasibuan (Elfaiz, 2008:46) mengatakan: Kepuasan keja tejadi apabila tepenuhinya seluuh kebutuhan pekeja oleh lembaga. Kineja Guu Usman (2012: 63), yakni: Kineja meupakan unjuk keja seseoang dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah dipecayakan kepadanya sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Rukmana (2007:3) mengatakan bahwa: kineja adalah sebagai kualitas dan kuantitas usaha yang dipeoleh dai poses manajemen yang pada dasanya kinej tesebut meupakan hasil keja peiode tetentu melalui caa membandingkan dengan taget yang telah disepakati besama. Simanjuntak (2006:1) mengatakan bahwa: Kineja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tetentu. Kineja adalah unjuk keja yang ditampilkan melalui kecakapan dan motivasi yang ditunjukkan oleh setiap pegawai, baik secaa kualitas dan kuantitas, dalam melakukan pekejaannya sesuai dengan tanggung jawab yang diembankan kepadanya. Dalam hal ini Fanah (Usman, 2012: 64) mengemukakan bahwa: Kineja ( pefomance) adalah penampilan atau unjuk keja atau caa menghasilkan sesuatu (pestasi); Kineja oganisasi bekaitan dengan daya unjuk keja mencapai tujuan dan hasil yang digunakan. Kineja atau pestasi keja beasal dai pengetian pefomance. Kineja adalah tentang melakukan pekejaan dan hasil yang dicapai dai pekejaan tesebut. Kineja adalah tentang apa yang dikejakan dan bagaimana caa mengejakannya. Kineja meupakan hasil pekejaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan stategis oganisasi, kepuasan konsumen dan membeikan kontibusi ekonomi. Menuut Hasibuan (Suhadiman, 2012: 26), kineja (pestasi keja) adalah suatu hasil keja yang dicapai seseoang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasakan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan seta waktu. Hikman (Usman, 2009: 487), mengatakan: Kineja ialah hasil keja dan kemajuan yang telah dicapai seoang dalam bidang tugasnya. Kineja atinya sama dengan Volume 4, No. 2, Novembe 2014

6 pestasi keja atau dalam Bahasa Inggisnya disebut pefomance. Kineja selalu meupakan tanda kebehasilan suatu oganisasi dan oangoang yang ada dalam oganisasi tesebut. Sementaa itu, Stone dan Feeman mengemukakan, kineja adalah kunci yang haus befungsi secaa efektif aga oganisasi secaa keseluuhan dapat behasil. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskiptif kuantitatif dengan mengkaji bebagai data dan fakta-fakta pemasalahan yang tedapat di lapangan, kemudian data tesebut dianalisis dan diintepetasikan untuk kemudian dipeoleh kesimpulan yang besifat objektif. Bungin (2010:33) menjelaskan bahwa, Deskiptif dimaksud adalah penelitian itu hanya menggambakan, meingkaskan bebagai kondisi, situasi atau bebagai vaiabel. Kemudian Sugiyono (2006:14) mengatakan bahwa: Data kuantitatif atau kuantitatif adalah data yang bebentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Dilihat dai segi sifat dan tujuan penelitian, maka penelitian ini meupakan penelitian yang besifat koelasional kaena penelitian ini tidak membeikan pelakuan apapun tehadap subjek penelitian. Penelitian ini mengungkapkan data bedasakan hasil pengukuan gejala-gejala atau fakta-fakta yang ada pada esponden dengan alat pengumpulan data beupa angket. Widodo (2007:47), bependapat bahwa: Metode koelasional ditujukan untuk melihat atau mengetaui hubungan atau pengauh dua vaiabel atau lebih. Dalam penulisan tesis ini, Vaiabelvaiabel yang dikoelasikan adalah dua vaiabel bebas ( independent vaiable), yaitu: iklim oganisasi (X1) dan kepuasan keja (X2) dengan satu vaiabel teikat ( dependent vaiable), yaitu: kineja guu (Y). Bedasakan tujuan penelitian, maka teknik yang dipegunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan mempegunakan metode suvei koelasional. Emzi (2009:39) mengatakan bahwa: penelitian suvei mengilus-tasikan pinsippinsip penelitian koelasional dan melengkapinya dengan caa-caa yang tepat dan efektif untuk mendeskipsikan pemikian, pendapat dan peasaan seseoang yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian Dalam penelitian kuantitatif, analisis data meupakan kegiatan setelah data dai seluuh esponden tekumpul. Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan bedasakan vaiabel dan jenis esponden, mentabulasikan, menyajikan data tiap vaiabel yang diteliti, melakukan penghitungan untuk menjawab umusan masalah dan melakukan penghitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Data yang dikumpulkan adalah data inteval yang dipeoleh dai data nominal (data sifat/kuesione) atau katagoi bedasakan paamete kuesione, dan nilai kuantitatif yang ditansfoma-sikan dai data nominal/ paamete kuesione dalam bentuk skala liket dengan inteval satu sampai dengan lima dengan menggunakan statistik infeensial. Volume 4, No. 2, Novembe

7 HASIL PEMBAHASAN Hasil pengujian hipotesis petama menyatakan: yx 1 tabel (1/2.0,05,49) atau (0,7401 > 0,2759), maka hasil penelitian ini menolak Ho dan meneima Ha. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan: ada hubungan yang positif dan signifikan antaa iklim oganisasi dengan kineja guu madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe, tegamba pada indikato iklim oganisasi dai segi: tanggung jawabnya, pencapaian tujuan, menyatu dalam betugas, doongan untuk sukses, doongan untuk tantangan, mandii dalam betugas dan keja keas. Indikato-indikato iklim oganisasi tesebut tecemin pada peningkatan kineja guu dalam indikato: peencanaan, pelaksanaan, administasi dan penilaian mengaja. Besanya sumbangan atau kontibusi vaiabel iklim oganisasi tehadap kineja guu adalah 0,7401 2, apabila ditaik makna 100% = 55%. Sedangkan yang belum membeikan konstibusi tehadap kineja guu sebesa 45%. Bila seandainya nilai, yx 1 = 1, beati konstibusi vaiabel iklim oganisasi tehadap kineja guu sebesa 100%. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam tabel nilai intepetasi, semakin tinggi nilai, semakin tinggi pula tingkat koelasi antaa dua vaiabel. Jika nilai yx 1 dibandingkan dengan tabel pada db 49 dan taaf signifikan 0,05, yx 1 tabel (1/2.0,05,49) atau (0,7401 > 0,2759), maka hubungan antaa iklim oganisasi dan kineja guu, meupakan hubungan yang positif dan signifikan. Hubungan yang positif ( yx 1 = 0,7401) atinya, semakin tinggi atau semakin baiknya iklim oganisasi di seuatu sekolah, semakin tinggi pula kineja yang dihasilkannya. Taaf signifikan 5%, atinya taaf kesalahan/taaf kekeliuan dalam pengambilan kesimpulan secaa genealisasi atau taaf kesalahan dalam pengambilan kesimpulan yang dibelakukan untuk populasi adalah 5%. Jika taaf signifikan 5%, maka taaf kepecayaannya 95%. Bila nilai yx 1 = 0,7401 tesebut dikonsultasikan dengan nilai tingkat koelasi, maka tingkat koelasi antaa iklim oganisasi dengan kineja guu, temasuk dalam kategoi cukup. Nilai yx 1 dalam kategoi cukup tesebut, kemungkinannya antaa lain dikaenakan hampi sebagian besa iklim oganisasi dan kineja guu hanya sedang-sedang saja. Keadaan ini tejadi kaena, bisa saja guu dalam melaksanakan tugasnya besesuaian dengan tioi yang dikemukakan oleh Lithwin dan Singe dan dalam tingkat biasa-biasa saja. Demikian pula dalam melaksanakan tugas sebagai guu juga biasa-biasa saja, kaena itu jika dilihat dai segi nilai ata-ata iklim oganisasi bagi guu, hanya 108,32 dai nilai ideal 142 (nilai tetin ggi), dan nilai ata-ata kineja guu hanya 115,32 dai nilai ideal 140 (nilai tetinggi), juga biasa-biasa saja. Namun jika ditinjau dai nilai ata-ata tesebut, maka hubungan iklim oganissi dengan kineja guu, mempunyai hubungan yang positif. Menuut analisis penulis, bahwa masalah iklim Volume 4, No. 2, Novembe 2014

8 oganisasi yang paling peka adalah peihal yang menyangkut tanggung jawab dan ingin mendapatkan identitas pibadi yang adil dan layak bagi guu dan keluaganya. Sebagai contoh, guu yang beusia 55 tahun, akan measa kuang menghiaukan pemasalahan yang behubungan dengan iklim oganisasi, kaena menganggap tidak lama lagi akan pensiun. Pada sisi yang lain, masih adanya guu yang mengaja bukan pada bidang keahliannya, hal ini tentunya sangat beimbas negatif pada kemampuan posesional guu tesebut. Kenyataan ini dapat tejadi kaena tidak meatanya penyebaan tenaga kependidikan di suatu tempat dan pengangkatan guu PNS pada suatu tempat tdak sesuai dengan yang diutuhkan. Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan: yx 2 > tabel (1/2.0,05,49) atau (0,7192 > 2,759), maka hasil penelitian ini menolak Ho dan meneima Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan: Ada hubungan yang positif dan signifikan antaa kepuasan keja dengan kineja Guu madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe, tegamba dalam indikato kepuasan keja guu dai segi: bayaan gaji, jabatan, penghagaan, pelayanan kesehatan, pekejaan yang menantang, pekejaan itu sendii, keamanan, pestasi dan kebijakan kepala sekolah. Indikato-indikato kepuasan keja tesebut tecemin pada peningkatan kineja guu dalam indikato: peencanaan, pelaksanaan, administasi dan penilaian mengaja. Nilai yx 2 = 0,7192 tesebut bemakna besanya sumbangan atau kontibusi vaiabel kepuasan keja tehadap kineja guu di Madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe, adalah 0, % = 51,73%. Sedangkan yang belum membeikan konstibusi sebesa 48,27%. Bila seandainya nilai yx 2 = 1, beati kontibusi vaiabel kepuasan keja tehadap kineja guu di Madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe sebesa 100%. Jika nilai yx 2 dibandingkan dengan tabel pada db 49 dan taaf signifikan 0,05, tabel (1/2.0,05,49) atau (0,7192 > 2,759), maka hubungan antaa kepuasan keja dan kineja guu madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe, meupakan hubungan yang positif dan signifikan. Hubungan yang positif atinya, semakin tinggi kepuasan guu dalam mengejakan tugas, semakin tinggi pula kineja yang dihasilkannya. Taaf signifikan 5%, atinya taaf kesalahan/kekeliuan 5% dalam pengambilan kesimpulan secaa genealisasi, atau taaf kesalahan dalam pengambilan kesimpulan yang dibelakukan untuk populasi, kaena itu taaf kepecayaannya dalam pengambilan kesimpulan hasil penelitian ini adalah 95%. Bila nilai yx 2 = 0,7192 tesebut dikonsultasikan dengan nilai tingkat koelasi, maka tingkat koelasi antaa kepuasan keja dengan kineja guu temasuk dalam kategoi endah. Nilai yx 2 dalam kategoi endah tesebut, kemungkinannya antaa lain Volume 4, No. 2, Novembe

9 dikaenakan hampi sebagian besa guu kuang puas dalam pemenuhan kebutuhan yaitu lima pemenuhan kebutuhan menuut hieaki Maslow. Kebutuhan yang paling mendasa adalah beupa gaji, penghagaan maupun kebijakan kepala sekolah. Jika dilihat nilai ataata kepuasan keja hanya 97,43 dai nilai ideal 142 dan nilai ata-ata kineja guu hanya 115,32 dai nilai ideal 140, menunjukkan hubungan endah. Jika dilihat dai uji statistik, hubungan kepuasan keja dengan kineja guu, mempunyai hubungan yang positif. Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan: R > tabel (1/2.0,05,49) atau (0,7994 > 0,2759), maka Ho ditolak dan Ha diteima, dengan demikian dapat disimpulkan: Ada hubungan yang positif dan signifikan antaa iklim oganisasi dan kepuasan keja secaa besama-sama dengan kineja guu pada Madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe, tegamba pada indikato iklim oganisasi dan indikato kepuasan keja guu sepeti tesebut di atas, yang tecemin pada peningkatan kineja guu dalam indikato: peencanaan, pelaksanaan, pengadminis-tasian dan penilaian mengaja. Nilai R = 0,7994 bemakna besanya sumbangan atau kontibusi vaiabel iklim oganisasi dan kepuasan keja tehadap kineja guu adalah 0, % = 63,9%. Sedangkan sisanya sebesa 36,1% belum membeikan konstibusi dalam penelitian ini. Jika R = 0,7994 tesebut dikonsultasikan dengan nilai tingkat koelasi dalam tabel intepetasi nilai koelasi, dapat disimpulkan, bahwa koelasi antaa iklim oganisasi dan kepuasan keja secaa besama-sama dengan kineja guu temasuk dalam kategoi cukup. Jika nilai R dibandingkan dengan tabel pada db 49 dan taaf signifikan 0,05, ( R > tabel (1/2.0,05,49)) atau (0,7994 > 0,2759), bemakna, hubungan antaa iklim oganisasi dan kineja guu madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe, meupakan hubungan yang positif dan signifikan. Hubungan yang positif atinya, semakin tinggi iklim oganisasi dan kepuasan keja guu, semakin tinggi pula kinejanya. Taaf signifikan 5%, atinya kesalahan/ kekeliuan 5% dalam pengambilan kesimpulan secaa genealisasi, atau kesimpulan yang dibelakukan untuk populasi, kaena itu taaf kepecayaannya 95%. Nilai R hanya dalam kategoi cukup ini mungkin antaa lain dikaenakan hampi sebagian besa iklim oganisasi dan kepuasan keja, hanya sedang-sedang saja. Keadaan ini bisa tejadi kaena sebagian guu dalam memenuhi lima kebutuhan sesuai dengan hieaki Maslow dalam tingkat biasa-biasa saja. Demikian pula iklim oganisasi dan kepuasan guu dalam melaksanakan tugas juga biasabiasa, saja. Kaena itu nilai ata-ata motivasi keja hanya 108,32 dai nilai ideal 142 dan nilai ata-ata kepuasan keja hanya 97,43 dai nilai ideal 142, seta nilai ata-ata kineja guu hanya 115,32 dai nilai ideal 140, hanya dalam katagoi cukup. Nilai R hanya dalam kategoi cukup ini disebabkan fakto iklim oganisasi dan Volume 4, No. 2, Novembe 2014

10 kepuasan keja biasa-biasa saja. Hanya saja hasil penelitian ini belum membeikan kontibusi di atas 50%, namun hubungan antaa iklim oganisasi dan kepuasan keja dengan kineja guu di Madasah tsanawiyah se Kota Lhokseumawe, mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Petama, iklim oganisasi secaa langsung bepengauh signifikan tehadap tinggi endahnya kineja guu. Besanya pengauh iklim oganisasi secaa langsung tehadap kineja guu adalah (0,7401 >0,2759) = 55 %. Bedasakan temuan ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan iklim oganisasi secaa langsung bepengauh tehadap kineja guu dapat diteima. Kedua, kepuasan keja secaa langsung bepengauh signifikan tehadap tinggi endahnya kineja guu. Besanya pengauh kepuasan keja secaa langsung tehadap kineja guu adalah (0,7192 > 2,759) = 51,73%. Bedasakan temuan ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan kepuasan keja secaa langsung bepengauh tehadap kineja guu dapat diteima. Ketiga, iklim oganisasi dan kepuasan keja secaa besama-sama bepengauh secaa langsung dan signifikan tehadap tinggi endahnya kineja guu. Besanya pengauh iklim oganisasi dan kepuasan keja secaa besama-sama dengan kineja guu di sekolah adalah (0,7994 > 0,2759) = 63,9%. Bedasakan temuan ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan iklim oganisasi dan kepuasan keja secaa besama-sama bepengauh langsung dan signifikan dengan kineja guu dapat diteima. Ke empat, model teoitik yang dikembangkan dalam penelitian ini tenyata telah teuji secaa empiis pada Madasah Tsanawiyah di Kota Lhokseumawe, namun masih dalam taaf signifikan, hal ini beati bahwa model empiis iklim oganisasi dan kepuasan keja dapat teima sebagai model kineja guu. Bedasakan hasil temuan dapat ditaik kesimpulan bahwa kineja guu Madasah Tsanawiyah di Kota Lhokseumawe dapat ditingkatkan dengan mempebaiki iklim oganisasi dan meningkatkan kepuasan keja guu-guu di sekolah. Saan Petama, untuk membangun iklim oganisasi yang baik, disaankan paa guu dapat menunjukkan keja sama yang baik antaa guu dengan guu maupun antaa guu dengan kepala sekolah, dengan demikian guu measa nyaman bekeja dan tidak measa takut membe masukan. Kedua, aga antaa kepala sekolah dan guu tetap menjaga pesahabatan yang baik dan jika ada masalah supaya diselesaikan secaa tebuka dan mengutamakan mencai solusi dai pada menghindai masalah. Volume 4, No. 2, Novembe

11 Ketiga, guu-guu disaankan memiliki peasaan tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Keempat, Kepala sekolah haus mampu menciptakan suatu sikap kebesamaa dan keadilan untuk semua guu, sehingga tidak akan memunculkan anggapan-anggapan yang negatif dai guu. Usman, Nasi (2012), Manajemen Peningkatan Mutu Kineja Guu (Konsep, Te oi dan Model), Bandung: Cita Pustaka Media Peintis. Yulk, Gay. (2008). Kepemimpinan dalam Oganisasi. Indeks. Jakata DAFTAR KEPUSTAKAAN Bungin, B., Metode Penelitian Kuantitatif. Jakata: Faja Intepatama. Hasibuan, M., Oganisasi dan Motivasi: Dasa Peningkatan Poduktivitas. Jakata: Bumi Aksaa. Luthans, 5/iklim-oganisasi/, diakses 19 Septembe Mukhta, dkk. (dalam http//dudinahmad. blogspot.com/2009/12/ pengauh-budayaoganisasi-dan-iklim-html) di akses tanggal 01 Maet Mutmainnah, S., Membedaya-kan Potensi Guu Melalui Standa Kompetensi dan Setifikasi Pendi-dik, Junal. Bandung: PPS UPI. Nawawi (dalam pot.com /2009/12/ pengauh-budaya-oganisasi-daniklim-html) di akses tanggal 01 Maet Robbins, S. P., Peilaku Oganisasi. Tejemahan Benjamin M. Jakata: Indeks. Rukmana, N., Kepemimpinan yang Belandaskan Advesitas Kecedasan Emosional dan Kecedasan Spitual, Bandung: SDM, Atikel. Rivai, V. dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Peilaku Oganisasi. Jakata: Raja Gafindo Pesada. Saoni, M., 2006., Manajemen Sekolah. Yogyakata: A-Ruz. Siagian, S. P., Manajemen Sumbe Daya Manusia. Jakata: Bumi Aksaa Indonesia. Stinge, /2010/01/25/iklim-oganisasi/, diakses 19 Septembe Sugiyono, Statistik Untuk Peneli-tian. Cet. Ketigabelas, Bandung: Alfabeta. Suhadiman, Budi (2012), Studi Pengem-bangan Kepala Sekolah, Jakata: Rineka Cipta, Usman, Husaini (2009), Manajemen (Teoi, Paktik dan Riset Pendidikan), Jakata: Bumi Aksaa Volume 4, No. 2, Novembe 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017 Bekala Fisika Indoneia Volume 9 Nomo 1 Januai 017 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PENALARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA/FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMADIYAH MUNTILAN, KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI (Junal) Oleh EKA MULYANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 04 ABSTRACT THE POWER RELATIONS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGS 2 (1) (2013) Indonesian Jounal of Guidance and Counseling: Theoy and Application http://jounal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG SISOAL DENGAN KECENDERUNGAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 200 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH

KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 200 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH Volume. Nomo 4:359-37 Novembe 06 KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LARI 00 METER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK FKIP UNSYIAH Janu Fiadi *, Muhammad Jafa, Nuzuli Pogam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP Kajian Moal dan Kewaganegaaan Nomo Volume Tahun 014, hal 454-468 HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU (Studi Kasus Pada Sekolah sekolah Dasa dibawah yayasan menoah abadi Denpasa) Agus Budi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi 1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2),

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2), 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Diskipsi Teoi 1. Pengetian Hasil Belaja Belaja dapat digambakan sebagai inteaksi aktif dengan lingkunganna melalui pengamatan, pencaian, pemikian, dan penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ρ mempunyai koefisien sebesar 0,789 dan nilai F sebesar 33,290. Pada

ρ mempunyai koefisien sebesar 0,789 dan nilai F sebesar 33,290. Pada 5 g. Jalu e mempunyai koefisien sebesa 0,789 dan nilai F sebesa 33,90. Pada taaf signifikansi 5% dengan db = 3 lawan 65, F tabel adalah,66 sehingga p

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI

PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI PENGARUH SHIFT DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MATAHARI DEPARTMENT STORE KOTA SUKABUMI EVA MARSUSANTI S,Pd MM AMIK BSI Jl. Cemelang No, Sukabumi, Indonesia Email: eva.em@bsi.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catu Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA Jl. AH. Nasution KM 7 Kp. Gn. Kondang Rt. 03 Rw. 07 Kel.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction)

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) Teknik Pembelajaan Model ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PADA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies IJCETS (1) (013) Indonesian Jounal of Cuiculum and Educational Technology Studies http://jounal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp PENGEMBANGAN MEDIA PENDUKUNG BAHAN AJAR GURU BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Uma Chadhiq, Ismiyatun dan Nanang Yusoni Univesitas Wahid Hasyim Semaang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service BAB III OBJEK DAN METODE ENELITIAN 3.1 Objek enelitian enelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengauh sevice convenience dalam bentuk Dive Thu ATM tehadap loyalitas pelanggan. Sedangkan objek

Lebih terperinci

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3  No. HP. 1 THE CONTRIBUTION OF THE WRIST FLEXIBILITY AND ARM MUSCLE AND SHOULDER POWER IN SERVING SKILL FOR MALE VOLLEYBALL TEAM OF SMAN 7 DURI IN MANDAU DISTRICT, BENGKALIS REGENCY Angga Setiawan 1, Saipin, Ni

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci