MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT
|
|
- Glenna Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Nani Anugah Puti S Si Geawati 2 2 Poga Studi S Mateatia Juusan Mateatia Faultas Mateatia dan Ilu Pengetahuan Ala Univesitas Riau Kapus Bina Widya Peanbau nanianugahputi@gail.co ABSTRACT This aticle discusses the deteination of piality citeion based on Lucas conguence. The esult of the piality citeion based on Lucas conguence is deteined by using coefficient binoial and Lucas theoe. Keywods: Pie nubes conguences coefficient binoial Lucas theoe ABSTRAK Atiel ini ebahas tentang enentuan iteia pia bedasaan onguen Lucas. Hasil dai iteia pia bedasaan onguen Lucas ini ditentuan dengan enggunaan oefisien binoial dan teoea Lucas. Kata unci: Bilangan pia eonguenan oefisien binoial teoea Lucas. PENDAHULUAN Salah satu aspe penting dala teoi bilangan adalah bilangan pia. Buton [ h. 39] enjelasan bahwa bilangan pia adalah sebuah bilangan bulat positif yang lebih besa dai yang hanya epunyai fato pebagi dan diinya sendii. Banya caa untu enentuan bilangan pia salah satunya adalah Saingan Eatosthenes. Pada zaan Yunani uno tedapat seoang iluan yang benaa Eatosthenes yang eneuan suatu caa untu enentuan bilangan pia yang disebut dengan Saingan Eatosthenes caa ini eupaan caa yang paling sedehana dan paling tepat untu eneuan bilangan pia. Tedapat bebeapa bilangan pia salah satunya adalah iteia pia. Kiteia pia juga tedapat banya caa untu enentuannya salah satunya adalah dengan enggunaan onguen Lucas. Mestovic [4] engataan bahwa tedapat iteia pia bedasaan onguen Lucas yang ditentuan dengan enggunaan oefisien binoial dan teoea Lucas. Atiel ini ebahas iteia pia yang ditentuan dengan enggunaan oefisien binoial dan teoea Lucas yang juga
2 eneapan teoea binoial. Atiel ini eupaan tinjauan sepenuhnya dai atiel yang ditulis oleh Mestovic [4]. 2. TEORI PENDUKUNG Pada bagian ini diuaian bebeapa teoi penduung yang beaitan dengan pebahasan iteia pia bedasaan onguen Lucas. Definisi [ h. 39] Bilangan bulat p > diataan pia jia hanya epunyai pebagi p dan. Definisi 2 [ h. 2] Bilangan bulat b diataan habis dibagi oleh bilangan bulat a jia a dinotasian dengan a b yang dibaca a ebagi b jia tedapat suatu bilangan bulat c sehingga b ac. Ditulis a b untu enunjuan bahwa b tida habis dibagi oleh a. Definisi 3 [ h. 63] Misalan. Dua buah bilangan bulat positif a dan b diataan onguen tehadap odulo yang dinotasian dengan a b (od ) jia a b sehingga a b untu setiap bilangan bulat. Selanjutnya setelah didefinisian pengetian bilangan pia etebagian dan eonguenan didefinisian oefisien binoial teoea Pascal dan teoea binoial sebagai beiut. Definisi 4 [3 h. 33] Misalan n dan adalah bilangan bulat tida negatif. Koefisien binoial ( ( n ) didefinisian oleh n ) n! jia n dan untu!(n )! yang lainnya. Fungsi Pebangit biasa untu oefisien binoial Misalan tedapat bilangan bulat positif n dai baisan oefisien binoial x x x sehingga fungsi pebangit biasa dai baisan tesebut adalah ( + x) n. Teoea 5 [3 h. 34] Jia n dan adalah bilangan bulat positif dengan n aa ( ) ( n n ) ( + n ). Buti. Dengan enyedehanaan uas anan dapat ditunjuan bahwa uas anan saa dengan uas ii. 2
3 n n + n n + n n + n n + n n + n n +!(n )! ( ) n n n +. (n )! ( )!(n )! + (n )!!(n )! (n )! ( )!(n )! + (n )(n )!!(n )(n )! (n )! (n )(n )! +!(n )!!(n )! (n )![ + (n )]!(n )! (n )!n!(n )! n! Oleh aena itu tebuti bahwa uas anan saa dengan uas ii. Teoea 6 [3 h. 37] Misalan x dan y adalah bilangan eal dan n adalah bilangan bulat tida negatif. Keudian (x + y) n n Buti. (Dengan Indusi Leah) Untu n sehingga bena untu n. Untu n uas ii (x + y) x n y. uas ii ( ) uas anan x y uas anan x y uas anan uas ii (x + y) uas ii (x + y) 3
4 uas anan uas anan ( ) x y ) x y + ( uas anan (x + y) ( ) x y sehingga bena.untu n. Asusian bena untu n yaitu (x + y) ( ) x y. () Aan dibutian bena juga untu n + yaitu (x + y) + (x + y) (x + y) [ ( ] (x + y) + )x y (x + y) oleh pesaaan () ( ) ( ) (x + y) + x + y + x y + [ ( ) ( ] [ ( ) ( ] (x + y) + x + + )x + y + x y + + )y + ( ) + ( ) ( ) (x + y) + x + + x + y + x + y ( ) + + y + + ( ) + [] ( ) + (x + y) + x x + y + y + + ( ) + ( ) + (x + y) + x + + x + y ( ) + + x + oleh Teoea ( ) + (x + y) + x + y. 4
5 Oleh aena itu dengan indusi (x + y) ( ) x y bena untu setiap bilangan bulat n. Teoea 7 [2] Jia n n + n p n s p s dan + p s p s eupaan pengebangan siste bilangan altenatif dai bilangan bulat n dan dengan i n i p untu setiap i... s aa s io ( ni i ) (od p). Buti. Jia p adalah bilangan pia dan n adalah bilangan bulat tida negatif dengan n p aa penyebut dai oefisien binoial ( ) p p (p ) (p n + ) (2) n n (n ) habis dibagi oleh n tapi pebilangnya tida. Oleh aena itu n ebagi ( p n). Pesaaan (2) enghasilan fungsi pebangit biasa yaitu ( + X) p + X p (od p). Keudian untu setiap bilangan bulat tida negatif i dipeoleh ( + X) pi + X pi (od p). Jia n adalah bilangan bulat tida negatif dan p adalah bilangan pia aa n adalah basis dai p sehingga n ip i untu seua bilangan bulat tida negatif dan bilangan bulat n i dengan n i p sehingga dipeoleh n x ( + x) n n s x {( + x) p i } n i n s x ( + x p i ) n i (od p) n ( ) { n s ni ( } x ni )x y ip i y i y i 5
6 n x { n s y ( ni y i ) } x. (3) Jia penjulahan dala pada pesaaan (3) diabil dai hipunan (y y y s ) aa s y i p i. Kaena y i n i < p sehingga tedapat satu hipunan jia i n i dibeian oleh y i i ( i s) tetapi jia i n i aa penjulahannya adalah nol. Saaan teoea di atas dengan oefisien dai x aena ( ) ni untu i > n i. i Dala hasil ahi n digit e-i adalah basis dai epesentasi p e-n. 3. MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Pada bagian ini dibahas iteia pia bedasaan onguen Lucas dala pebahasan ini digunaan salah satu atei penduung yang disebut dengan teoea Lucas. Kaena atei yang aan digunaan tesebut bebentu binoial sehingga juga aan digunaan oefisien binoial dan beseta teoea binoial. Untu enunjuan egunaan dai bebeapa teoi yang telah disebutan sepeti teoea Lucas oefisien binoial dan teoea binoial telebih dahulu aan dipapaan poposisi. Selanjutnya lea dan teoea beseta contohnya dibeian sebagai beiut. Poposisi [4] Jia p adalah bilangan pia dan f adalah bilangan bulat positif aa belau untu setiap { p f }. ( ) p f ( ) (od p) Buti. Misalan f ip i dengan i p untu seua i f eudian dengan caa yang saa p f f (p )pi dengan enggunaan Teoea 7 enghasilan 6
7 ( ) ( p f f ) (p )pi f ip i ( ) p f f ( ) p (od p) io i ( ) p f f ( ) i io ( ) p f ( ) f i ( ) p f ( ) (od p). (4) Pada pesaaan (4) telah dietahui jia p adalah bilangan pia ganjil aa dan julah f i epunyai nilai paitas yang saa sedangan untu p 2 adalah (od 2) tepenuhi. Lea 8 [4] Jia p adalah bilangan pia dan f adalah bilangan bulat positif yang lebih besa dai aa ( ) p f p f { p (od p 2 ) jia p 3 3 (od 4) jia p 2. (5) Buti. Untu pebutian ini dibagi dala tiga asus. Kasus : Untu p 2 Jia p 2 aa 2f (od 4) untu setiap i 2 2 f selanjutnya i dipeoleh ( ) 2 f 2 f ( ) 2 f 2 f 2 f i 2 f i 2 f i i ( 2f i ) ( ) 2 f ( ) 2f (od 4) 2 ( f ) 2 f 3 (od 4). (6) 2 f Pesaaan (6) tebuti untu bagian edua dai pesaaan (5). Kasus 2 : Untu p 3 Jia p 3 aa 3f (od 9) untu setiap i 2 3 f dan eudian i 7
8 ( ) 3 f 3 f ( ) 3 f 3 f 3 f 2 i 3 f 2 i 3 f i i ( 3f i ) ( ) 3 f 2( ) 3f (od 9) 3 ( f ) 3 f 2 (od 9). (7) 3 f Kasus 3 : Untu p > 3 Misalan dan ( ) p f p f ( p f p f ( p f p f ( p f p f p ( ) p f (8) p p f ) ( ) p f p ) ( ) f 2 p ) p (od p 3 ) (9) dengan p > 3 adalah bilangan pia dan n bilangan bulat. Dai pesaaan (8) dan pesaaan (9) dipeoleh ( ) p f p (od p 2 ). () p f Pesaaan (7) dan pesaaan () tebuti untu bagian petaa dai pesaaaan (5). Teoea 9 [4] Jia n > dan q > adalah bilangan bulat sehingga ( ) (od q) () untu setiap bilangan bulat {... n } aa q adalah bilangan pia dan n adalah pangat dai bilangan pia q. 8
9 Buti. Misalan pada pesaaan () lalu dipeoleh ( ) (od q) (n )!!(n )! ( ) (od q) (n )! (od q)!(n 2)! (n )(n 2)(n 3)(n 4) (od q)! (n 2)(n 3)(n 4) (n ) (od q) n (od q) n (od q). Oleh aena n (od q) jia p adalah pebagi utaa q aa n dapat dinyataan sebagai n sp f diana f dan s adalah bilangan bulat positif sehingga s tida habis dibagi p. Oleh aena itu pebutiannya dibagi dala tiga asus yaitu: Kasus : s f. Keudian n p aena n (od q) aa q p. Kasus 2 : s dan f 2. Keudian n p f dan oleh aena itu onguen n (od q) beiut bahwa q p e dengan e f. Dengan enggunaan pesaaan (5) dipeoleh { n p f p (od p 2 ) jia p 3 (2) p f p f 3 (od 4) jia p 2. Misalan tedapat e 2 pada pesaaan () dengan p f enguangi hasil odulo p 2 sehingga dipeoleh { n p f (od p 2 ) jia p 3 (3) p f p f (od 4) jia p 2. Pebandingan pesaaan (2) dan pesaaan (3) didapat p (od p 2 ). Kontadisi ini enunjuan e atau euivalen q p. Kasus 3 : s 2. Misalan s t s i p i io dengan s i p untu seua i... t dan s p. Bedasaan 9
10 Teoea Lucas n sp f p f p f ( ) ( n t s ip i+f + (s )p f + f ) (p )pi p f p f n s s p f s (od p). (4) p f Pesaaan (4) dan pesaaan () dengan p f beati bahwa s ( ) pf (od p). Ini enunjuan bahwa s (od p) yang eupaan ontadisi dengan (4). Sehingga hal ini tida ungin. 4. CONTOH PENERAPAN Misalan p 5 dan f 2 dengan enggunaan oefisien ditunjuan bahwa hasil onguennya adalah p (od p 2 ). binoial dapat ( ) ! 5 5!(24 5)! ( ) ! 5 5!9! ( ) ( ) ( ) Kaena (od 25) aa ( ) (od 25). Oleh aena itu tebuti hasil onguennya adalah 4 (od 25).
11 5. KESIMPULAN Bedasaan hasil pebahasan pada bab-bab sebelunya dapat disipulan bahwa iteia pia bedasaan onguen Lucas dipeoleh dai onguen binoial sisa hasil bagi dai bilangan pia yang ditentuan dengan enggunaan oefisien binoial dan Teoea Lucas seta juga dengan eneapan Teoea binoialnya. Salah satu iteia yang dipeoleh adalah ( ) (od q) jia n dan q adalah bilangan bulat yang lebih besa dai satu dan untu setiap bilangan bulat {... n } aa q eupaan bilangan pia dan n adalah pangat dai bilangan pia. DAFTAR PUSTAKA [] D. M. Buton Eleentay Nube Theoy Allyn and Bacon Boston 98. [2] N. J. Fine Binoial coefficient odulo a pie The Aeican Math Monthly 54 (947) [3] T. Koshy Eleentay Nube Theoy with Applications Second Edition Elsevie Acadeic Pess London 27. [4] R. Mestovic A piality citeion based on Lucas conguence Intenational Jounal of Nube Theoy 2 (25) -5.
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL Sarta Meliana 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinciTINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL
ISSN: 141-0917 Junal Pengajaan MIPA, Vl. 6 N. Desembe 005 TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL Oleh: Endi Suhendi dan Selly Feanie Juusan Pendidian
Lebih terperinciBahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS
Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan
Lebih terperinci4 Departemen Statistika FMIPA IPB
Suplemen Responsi Petemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 4 Depatemen Statistia FMIPA IPB Poo Bahasan Sub Poo Bahasan Refeensi Watu Ui Hipotesis Tiga Contoh atau Lebih Ui Fiedman (analisis agam dua-aah
Lebih terperinciGEOMETRI BERHINGGA ATAS GF(P N ) UNTUK MEMBENTUK ORTHOGONAL SERIES DESIGNS
Junal Sain & Matematia ISSN: 0854-0675 Volume 16 Nomo 3, Juli 008 Atiel Penelitian: 106-111 GEOMETRI BERHINGGA ATAS GF(P N ) UNTUK MEMBENTUK ORTHOGONAL SERIES DESIGNS Bambang Iawanto,Aniah Juuan Matematia
Lebih terperinciPenaksiran Parameter dari Variansi Vektor pada Pengujian Hipotesis Kesamaan Matriks Kovariansi
Vol. 3 No. 7-77 Jul 06 Penasan Paaete da Vaans Veto ada Pengujan Hotess Kesaaan Mats Kovaans Nasah Sajang Absta Vaans veto euaan salah satu uuan dses data yang ddefnsan sebaga julah da seua eleen dagonal
Lebih terperinciTEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BANACH
TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BANACH Amanatul Husnia, Haiu Rahman Juusan Matematia Univesitas Islam Negei Maulana Mali Ibahim Malang e-mail: niaja10@yahoo.com ABSTRAK Ruang Banach meupaan suatu onsep penting
Lebih terperinciTRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN
TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN Wahidah Alwi Dosen pada Jurusan Mateatia Faultas Sains dan Tenologi UIN Alauddin Maassar Eail. Teno_sains@yahoo.co Abstract: The calculus have introduce
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperinciPemodelan Lintasan Komet pada Tata Surya dengan Variasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joko Sampurno a*, Boni P. Lapanporo a
Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Suya dengan Vaiasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joo Sampuno a*, Boni P. Lapanpoo a a Podi Fisia, FMIPA Univesitas Tanjungpua Jalan Pof. D. Hadai Nawawi, Pontiana, Indonesia
Lebih terperinciKONKURENSI TITIK GERGONNE. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia.
KONKURENSI TITIK GERGONNE Tisna Desi *, M. Nasi, Hasiai Mahasiswa Poga S Maeaika Dosen Juusan Maeaika Fakulas Maeaika dan Ilu Pengeahuan la Unieias Riau Kapus Bina Widya 89 Indonesia *desiisnanubi@yahoo.co
Lebih terperinci9. Koordinat Polar. Sudaryatno Sudirham
Dapublic Nopembe 3 www.dapublic.com 9. Koodinat Pola Sudaatno Sudiham Sampai dengan bahaan ebelumna ita membicaaan fungi dengan uva-uva ang digambaan dalam oodinat udut-iu, -. Di bab ini ita aan melihat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS JALUR
BAB III ANALISIS JALUR. Pendahuluan Analisis Jalu adalah suatu eluasan dai model egesi yang digunaan untu menguji ecocoan dai matis oelasi tehada dua atau lebih model ausal yang sedang dibandingan dan
Lebih terperinciBAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )
BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal
Lebih terperinciMENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT
MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/(x DAN h(x/(x Yuliana Saitri 1, Sri Gemawati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciDefinisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.
0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa
Lebih terperinciRuang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciSUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA
SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA I Nengah Suparta dan I. B. Wiasa Jurusan Pendidian MatematiaUniversitas Pendidian Ganesha E-mail: isuparta@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciPENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT
PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN
EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo,.d M Negei onoogo Mei EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.co.cc www.atikzone.wodpess.co H : 8 8 8 8 (M onl) Hak Cipta
Lebih terperinciD. GAYA PEGAS. F pegas = - k x
D. GY EGS ESISIS. Elastisitas adalah : ecenderungan pada suatu benda untu berubah dala bentu bai panjang, lebar aupun tingginya, tetapi assanya tetap. Hal itu disebaban oleh gayagaya yang enean enarinya,
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI
BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana
Lebih terperinciPersamaan Garis Singgung Sekutu 2 Buah Lingkaran
Matei esaaan Gais inggung ekutu Buah Lingkaan Oleh: nang Wibowo.d pil MatikZone s eies Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co H : 8 897 897 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilaang engkutip
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN
MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo.d WWW.MTIKZON.WOD.COM pil www.atikzone.wodpess.co atikzone@gail.co MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN ail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co www.etung.wodpess.co
Lebih terperinci2.1 Bilangan prima dan faktorisasi prima
BAB 2 BILANGAN PRIMA 2.1 Bilangan prima dan fatorisasi prima Definisi 2.1.1. Bilangan bulat p > 1 diataan prima jia ia hanya mempunyai pembagi p dan 1. Dengan ata lain bilangan prima tida mempunyai pembagi
Lebih terperinciDAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0
DAFTA ISI I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K II. III. IV. TEOI EMBESAN KONSOLIDASI DAN PENUUNAN STABILITAS LEENG Meania Tanah II 0 I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K DEBIT AI SUMU MENENTUKAN DI LAPANGAN Ai
Lebih terperinciFAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT
FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika
Lebih terperinciPenggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler
Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN POSTEST PEMBINAAN GURU OLIMPIADE MADRASAH ALIYAH (MA) NARASUMBER: DODDY FERYANTO
SOAL DAN PEMBAHASAN POSTEST PEMBINAAN GURU OLIMPIADE MADRASAH ALIYAH (MA) NARASUMBER: DODDY FERYANTO 31 Juli-1 Agustus 2016 KAMPUS PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN POSTTEST PEMBINAAN GURU
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinciUJI BILANGAN PRIMA DENGAN GENERATOR 6n 1 PRIME NUMBER TESTING USING GENERATORS 6n 1
Bimafia, 009,, 0-06 UJI BILANGAN PRIMA DENGAN GENERATOR 6n PRIME NUMBER TESTING USING GENERATORS 6n Musaid Dahlan * Staff Pengaja Pogam Studi Matematia, FKIP Univesitas Daussalam Ambon Diteima -0-09 Tebit
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU
PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciKAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA
Lebih terperincieinstein cs Fisika Soal
[OSN-Kabupaten 2008] 1. Sebuah elevator nai e atas dengan percepatan a e. Saat etinggian elevator terhadap tanah adalah h dan ecepatannya adalah v e (anggap t = 0), sebuah bola dilepar vertial e atas dengan
Lebih terperinci= (3) (1) Dalam metode ½ interval: (2) Gambar 1 Metode interpolasi linier Dr.Eng. Agus S. Muntohar Department of Civil Engineering
Analisa Teapan: Metode Nueik Peteuan ke-4: 7 Septebe 01 Pesaaan Non-inie: Metode Intepolasi inie (False-Position Method Depatent o Civil Engineeing 1 1 Penganta ( ( 0 ( Dala etode ½ inteval: ( * ( < 0
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa
.1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN
RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN
Lebih terperinciMODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET)
Junal Ilu Mateatika dan Teapan Desebe 2016 Volue 10 Noo 1 Hal. 107 115 MODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) Taufan Talib Poga Studi Mateatika, Univesitas Halahea Jl.
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciYoungster Physics Journal ISSN: Vol. 6, No. 2, April 2017, Hal
Youngste Physics Jounal ISSN: 0-771 Vol. 6, No., Apil 017, Hal. 181-185 Pehitungan VEV dai opeato Wilson Loop Unnot dai teoi hen-simons-witten (SW) +1 dimensi dengan menggunaan teoi Baiding dan teoi medan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,
I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciDiberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga
Departent of Matheatics FMIPA UNS Lecture 3: Relation C A. Universal, Epty, and Equality Relations Diberikan sebarang hipunan A. Maka A A dan erupakan subset dari A A dan berturut-turut disebut relasi
Lebih terperinciPersamaan Garis Singgung Sekutu 2 Lingkaran
esaaan Gais inggung ekutu Lingkaan oleh: Anang Wibowo.d Nop MatikZone s eies ail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co H : 85 897 897 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilaang engkutip sebagian
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti
JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinciSistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant
Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah
Lebih terperinciINTEGRAL TENTU. x 3. a=x 1. x 2. c 1. c 2. panjang selang bagian terpanjang dari partisi P. INTEGRAL LIPAT DUA
INTEGAL TENTU Pehatian Gamba beiut: f D D a b a c c. n b Gamba Gamba P : panjang selang bagian tepanjang dai patisi P. Definisi: Misal f fungsi ang tedefinisi pada selang tetutup [a,b]. Jia lim n P i f
Lebih terperinciBENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN
BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman
JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 271-278 BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman trianisr@yahoo.com.au ABSTRACT.
Lebih terperinciKompetensi Dasar. Uraian Materi Pokok
Kopetensi Dasa Menevaluasi peikian diinya tehadap keteatuan eak planet dala tatasuya bedasakan huku-huku Newton Uaian Matei Pokok Huku Gavitasi Newton A. HUKUM GAVIASI UMUM NEWON 1. Gaya Gavitasi Gaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciDISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK
0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai
Lebih terperinciBAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.
BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan
Lebih terperinciBab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup
GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciVol. 3, No. 1, Juni 2007: INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS
Vol. 3, No. 1, Juni 007: 7884 INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS Himmawati P.L dan Catuiyati Juusan Pendidikan Matematika FMIPA Univesitas Negei Yogyakata Abstact Given a cicle cente O and adius in R, the
Lebih terperinciAliran Air Tanah Pada Sumur Tunggal. Yanto, S.T., M.S.E. Aliran air tanah pada sumur tunggal dapat dibagi menjadi 4 sub-divisi, yaitu:
Alian Ai Tanah Pada Sumu Tunggal Yanto, S.T., M.S.E. Alian ai tanah pada umu tunggal dapat dibagi menjadi 4 ub-divii, yaitu: (i) Alian mantap dan ta-mantap; (ii) Alian tetean dan ta-tetean Pada mata uliah
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinci3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA
3. TEOREMA DASAR ARITMATIKA Definisi 3. Suatu bilangan bulat > disebut (bilangan) rima, jia embagi ositif bilangan tersebut hanya dan. Jia bilangan bulat lebih dari satu buan bilangan rima disebut (bilangan)
Lebih terperinciPerbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb
Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik
Lebih terperinciKEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI
Junal Mateatika Vol., No., Agutu 008: 00-05, IN: 40-858 KEBERADAAN OLUI PERAMAAN DIOPHANTIN MATRIK POLINOMIAL DAN PENYELEAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLAI Laila Itiani R. Hei oelityo Utoo, Poga
Lebih terperinciPERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM
E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diuaian bebeapa metode ang digunaan penulis dalam menelesaian tugas ahi ini. Adapun metode ang digunaan adalah analisis jalu, asumsi analisis jalu, deomposisi hubungan
Lebih terperinciIDEAL FUZZY NEAR-RING. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Jurnal Matematia Murni dan Terapan εpsilon Vol. 07, No.01, (2013), Hal. 21 32 IDEAL FUZZY NEAR-RING Saman Abdurrahman 1, Naimah Hijriati 2 dan Thresye 3 1,2,3 Program Studi Matematia Faultas MIPA Universitas
Lebih terperinciDimensi Partisi pada Graf Kincir
Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation
Lebih terperinciY = + x + x x + e, e N(0, ), Residual e=y -Yˆ
Yogyaarta, 26 Noember 206 ISSN : 979 9X eissn : 25 528X ANALISIS PSEUDOINVERS DAN APLIKASINYA PADA REGRESI LINEAR BERGANDA Kris Suryowati Program Studi Statistia, Faultas Sains erapan, Institut Sains dan
Lebih terperinciOLEH: DESTRIYANTI TRI BUDIARTI YULLIA HESTIANA IRWAN SEPTEMBER GUNAWAN
OLEH: DESTRIYANTI 7 58 TRI BUDIARTI 7 YULLIA HESTIANA 7 5 IRWAN SEPTEBER 7 46 GUNAWAN 7 KELAS : 6. L ATA KULIAH : ATEATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperincitrigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri
tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y
Lebih terperincilangsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat
Lebih terperinciB. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian
Lebih terperinciMODEL PERTUMBUHAN POPULASI SATU SPESIES DENGAN TUNDAAN WAKTU DISKRIT
Ono Rohaeni Model Petubuhan Populasi Satu Spesies MODEL PERTUMBUHA POPULASI SATU SPESIES DEGA TUDAA WAKTU DISKRIT Ono Rohaeni Staf Pengaja Poga Studi Mateatika FMIPA Univesitas Isla Bandung e-ail: onoohaeni@gail.co
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan
Lebih terperinciReno Listowo, SH.MH SOP TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA OLEH HAKIM TUNGGAL No. Dasar Hukum
J* Mahamah Agung Republi Indonesia Nomo SOP W3.U//OT.0.3/X/205 Tanggal Pembuatan Otobe 205 Negei Kias A Pag Tanggal Revisi Jin. Khatib Sulaiman No. 80 Tanggal Efetif Nopembe 205 Pag Disahan oleh :V Negei
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN
43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA
Lebih terperinciPengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA
Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH
SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciPelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )
1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA
J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi
Lebih terperinciUji Rank Mann-Whitney Dua Tahap
Statistika, Vol. 7 No., 55 60 Mei 007 ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Teti Sofia Yanti Dosen Jurusan Statistika FMIPA NISBA. Abstrak ji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dala analisis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini
Lebih terperinci