EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK"

Transkripsi

1 EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK Achmad Faisal 1), Akhmadali 2), Said 2) Abstak Untuk meningkatkan peekonomian masyaakat, maka Pemeintah Kota Pontianak membangun pasa tadisional salah satunya yaitu membangun Pasa Flamboyan teletak di Jalan Gajahmada dan Jalan Pahlawan. Adapun tujuan dai penulisan skipsi adalah menghitung besanya nai taikan pegeakan yang ditimbulkan oleh Pasa Flamboyan, mengetahui kineja lalu lintas pada uas Jalan Gajahmada dan Jalan Pahlawan yang dipengauhi dengan adanya Pasa Flamboyan seta menghitung aea paki yang dibutuhkan tehadap jumlah kendaaan yang mengalami taikan pegeakan oleh Pasa Flamboyan. Bedasakan has penelitian dipeoleh nai deajat kejenuhan dengan beaktivitasnya Pasa Flamboyan pada Jalan Gajahmada sebesa 1,6 dan pada Jalan Pahlawan sebesa,76. Kemudian nai deajat kejenuhan dua beaktivitas Pasa Flamboyan dengan menguangi volume lalu lintas dikuangi dengan taikan pegeakan pasa, hasnya nai deajat kejenuhan pada Jalan Gajahmada sebesa,6 dan pada Jalan Pahlawan sebesa,35. Sehingga pengauh taikan pegeakan Pasa Flamboyan menyebabkan peubahan deajat kejenuhan,6 pada Jalan Gajahmada dan,1 pada Jalan Pahlawan. Dai has pehitungan dipeoleh kebutuhan uang paki kawasan Pasa Flamboyan untuk kendaaan mo 71 uang paki dan kendaaan sepeda mot 898 uang paki. Sedangkan uang paki tesedia yang dipeoleh dai kondisi Existing aea paki pasa 19 uang paki mo dan 75 uang paki sepeda mot. Hal ini menyebabkan banyaknya kendaaan mo maupun sepeda mot yang paki di badan jalan Sehingga dakukan penataan pada aea paki pasa dan hasnya dapat melayani 58 uang paki mo dan 898 uang paki sepeda mot. mo yang tidak telayani sebanyak 13 uang paki di alihkan paki pada halaman uko di kawasan Pasa Flamboyan. Untuk menguangi kebutuhan uang paki kebutuhan mo dapat dakukan dengan mengoptimalkan angkutan umum sepeti oplet untuk ute jalan pada kawasan pebelanjaan khususnya Pasa Flamboyan. Untuk menambah ketesediaan uang paki juga dapat dakukan dengan mengubah fungsi blok uko sebagai tempat paki seta membuat bangunan paki di aea paki pasa. Setelah dakukan penataan dipeoleh nai deajat kejenuhan Jalan Gajahmada dai 1,6 menjadi,53 dan nai deajat kejenuhan Jalan Pahlawan dai,76 menjadi,38. Kata Kunci : Taikan pegeakan, deajat kejenuhan, tingkat kineja jalan dan kebutuhan uang paki. 1. PENDAHULUAN Pontianak sebagai ibukota povinsi Kalimantan Baat yang sedang melaksanakan pembangunan dengan tujuan meningkatkan taaf peekonomian masyaakat. Aga pembangunan tesebut dapat bejalan dengan baik, dipelukan saana pendukung. Salah satu saana pendukung yang mempunyai peanan penting adalah pembangunan pasa tadisional. Untuk meningkatkan peekonomian masyaakat, maka pemeintah kota Pontianak membangun pasa tadisional salah satunya yaitu membangun Pasa Flamboyan teletak di Jalan Gajahmada dan di Jalan Pahlawan. Pembangunan Pasa Flamboyan ini betujuan untuk meningkatkan peekonomian masyaakat kota Pontianak. Pasa Flamboyan ini menimbulkan bebagai pemasalahan lalu lintas di sekita lokasi pasa diantaanya tejadinya penuunan kineja uas jalan akibat adanya 1. Alumni Podi Teknik Sip FT UNTAN 2. Dosen Podi Teknik Sip FT UNTAN aktivitas kendaaan behenti atau paki yang memiki tujuan ke pasa, bongka muat baang di uas jalan, adanya pedagang kaki lima seta adanya aktivitas pejalan kaki menuju maupun kelua pasa. Semakin pesatnya pekembangan suatu wayah maka akan diikuti dengan meningkatnya pegeakan yang tejadi di wayah tesebut. Sehingga cendeung mengakibatkan konflik tehadap aus lalu lintas yang beada di sekitanya. Hal lain yang mempengauhi kemacetan lalu lintas disebabkan pula oleh adanya pegeakan kendaaan kelua masuk pasa dan kendaaan yang menyebeang jalan baik yang betujuan untuk masuk pasa maupun yang bemaksud meninggalkan pasa tesebut. Bedasakan kondisi tesebut maka di pelukan penanganan dan manajemen lalu lintas di jalan sekita kawasan Pasa Flamboyan sebagai upaya pengendalian lalu 1

2 lintas akibat taikan pegeakan pasa tesebut. Adapun maksud dan tujuan dai penelitian ini adalah sebagai beikut : a. Menghitung besanya nai taikan pegeakan yang ditimbulkan oleh Pasa Flamboyan. b. Analisis kineja lalu lintas pada uas Jalan Gajahmada dan Jalan Pahlawan yang dipengauhi dengan adanya Pasa Flamboyan. c. Mengetahui dan analisis aea paki yang dibutuhkan tehadap jumlah kendaaan yang mengalami taikan pegeakan oleh Pasa Flamboyan. d. Membeikan solusi penanganan untuk mengatasi masalah- masalah lalu lintas yang tejadi di kawasan Pasa Flamboyan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Menuut Tamin (2), taikan pegeakan adalah jumlah pegeakan yang tetaik ke suatu tata guna lahan atau zona taikan pegeakan. Taikan pegeakan dapat beupa taikan lalu lintas yang mencakup fungsi tata guna lahan yang menghasakn aus lalu lintas. Fakt-fakt yang bepengauh tehadap bangkitan lalu lintas antaa lain : a. Jenis aktifitas lahan, b. Ukuan aktifitas lahan, c. Tata guna lahan 2.1 Hambatan Samping Pada pehitungan jalan pekotaan untuk kendaaa tak bemot dianggap sebagai hambatan samping, sepeti pejalan kaki (bobot=,5), kendaaan behenti atau paki (bobot=1,), kendaaan masuk/kelua sisi jalan (bobot=,7) dan kendaaan lambat (bobot=,). 2.2 Kapasitas Jalan Kapasitas didefinisikan sebagai aus lalu lintas yang dapat didukung pada uas jalan kendaaan tetentu (geometik, komposisi, distibusi lalu lintas dan fakt lingkungan). Bedasakan standa dai Depatemen Pekejaan Umum dalam MKJI 1997, kapasitas jalan dinyatakan dengan pesamaan : C = Co FCw FCsp FCsf FCcs 2.3 Deajat Kejenuhan Deajat kejenuhan meupakan aus tehadap kapasitas. Digunakan sebagai fakt utama dalam menentukan tingkay kineja simpang dan segmen jalan. Bedasakan standa dai Depatemen Pekejaan Umum dalam MKJI 1997 nai deajat kejenuhan menunjukan apakah segmen jalan tesebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak, dinyatakan dalam pesamaan : DS= Q/C 2. Tingkat Pelayanan Jalan atau Kineja Jalan (LOS) Tingkat pelayanan jalan adalah suatu ukuan yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu uas jalan tetentu dalam melayani aus lalu lintas yang melewatinya. Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Sevice/LOS) adalah gambaan kondisi opeasional aus lalu lintas dan pesepsi pengendaa dalam teminologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan begeak, keamanan dan keselamatan. Rumus pehitungan tingkat pelayanan jalan sebagai beikut : LOS = V C 2.5 Pengetian Dasa adalah keadaan tidak begeak dai suatu kendaaan yang besifat sementaa. (Diektat Jendal Pehubungan Daat, 1996). Ditinjau dai aspek geometis dan konsep paki, maka bentuk penyediaan uang paki dapat dikelompokkan dalam dua kelompok : a. di badan jalan ( On Steet Paking ) Meupakan penggunaan tempat di sisi jalan sebagai tempat paki. Ruang paki yang teletak di badan jalan tedii dai bebeapa macam menuut sudut yang dibentuk oleh kendaaan dengan jalan tesebut. b. di lua jalan / di pelataan aea paki( Off Steet Paking ) jenis ini mengam tempat di pelataan atau paki umum, tempat paki khusus yang juga tebuka untuk umum. 2.6 Kaakteistik Infmasi mengenai kaakteistik paki sangat dipelukan pada saat kita meencanakan suatu lahan paki. Menuut Ahmad Munawa dalam bukunya Manajemen Lalu Lintas Pekotaan, untuk Pehitungan paamete kaakteistik paki yang hatus diketaui adalah sebagai beikut : a. Akumulasi paki Akumulasi paki dipeoleh dengan caa mencai selisih kendaaan yang telah dipaki 2

3 pada jam penelitian dikuangi dengan kendaaan yang kelua. Akumulasi = Ei EX Jika sebelumnya sudah ada kendaaan yang paki dokasi paki, maka jumlah kendaaan yang ada tesebut dijumlahkan dalam jumlah akumulasi paki : Akumulasi = Ei Ex + X b. Duasi paki Duasi paki meupakan entang waktu sebuah kendaaan paki di suatu tempat (dalam satuan menit atau jam). Duasi paki kendaaan dipeoleh dengan caa mengamati jam beapa suatu kendaaan masuk dan waktu kendaaan kelua, selisih dai waktu tesebut meupakan duasi paki atau lamanya kendaaan tesebut paki. Duasi = Extime Entime c. Pegantian (Paking Tun Ove) Pegantian paki meupakan tingkat penggunaan uang paki yang dipeoleh dai membagi volume paki dengan uang-uang paki yang tesedia untuk satu peiode tetentu. Pegantian paki ini dapat dihitung dengan umus sebagai beikut : PTO = Volume Ruang Tesedia d. Volume kendaaan yang telah menggunakan uang paki pada suatu aea paki tetentu dalam satu satuan waktu tetentu. e. Indeks Indeks paki meupakan ukuan menyatakan penggunaan aea paki pada waktu tetentu dibagi dengan uang paki yang tesedia dan dinyatakan dalam pesentase uang yang ditepati kendaaan paki. Indeks paki dipeoleh dengan menggunakan umus sebagai beikut : IP = Akumulasi x1% Ruang paki tesedia f. Rata-Rata Duasi Rata-ata duasi paki yaitu nai ata-ata lama waktu pakidai semua kendaaan. D = (d1 +d + + dn) / n g. Kebutuhan Ruang Pehitungan kebutuhan uang paki yaitu : Z = Y x D T Kemudian dai nai kebutuhan yang didapat dibandingkan dengan jumlah aea paki yang tesedia pada kawasan tesebut sehingga diketahui apakah jumlah aea paki yntuk saat ini dapat memenuhi kebutuhan paki. Setelah itu dakukan penataan tehadap uang uang paki tesebut. 2.7 Satuan Ruang Satuan Ruang (SRP) adalah luasan tempat paki untuk satu jenis kendaaan baik mo penumpang, tuk maupun mot. Besaan SRP dipengauhi oleh ukuan dimensi dan bukaan pintu kendaaan tesebut.menuut buku panduan paki yang dikeluakan Diektat Jendal Pehubungan Daat. penumpang Golongan I dibedakan atas bukaan pintu mo untuk pekeja kantan, univesitas dan kant pemeintah, Golongan II untuk gedung olahaga, pusat hibuan, hotel, umah sakit dan bioskop seta Golongan III untuk penyandang cacat, kaena membutuhkan pintu tebuka sangat leba. Tabel 1. Penentuan Satuan Ruang (SRP) Jenis 1. a. penumpang golongan I b. penumpang golongan II c. penumpang golongan III 2. Bus/Tuk 3. Sepeda Satuan Ruang (M 2 ) 2,3 x 5, 2,5 x 5, 3, x 5, 3, x 12,5,75 x 2, Diektat Jendal Pehubungan Daat, METODE PENELITIAN Di dalam penelitian ini metode suvei langsung di lapangan yang dakukan mulai pukul 3. sampai dengan pukul 12. WIB selama 3 hai yaitu hai Sabtu, Minggu dan Senin. 3

4 3.1. Diagam Ali Penelitian Secaa umum tahapan atau langkah yang dakukan dalam penelitian ini diuaikan dalam diagam ali beikut ini. Gamba 1. Diagam Ali Penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hambatan Samping Fekuensi bebobot hambatan samping ataata haian jam didapat total fekuensi bebobot hambatan samping ata-ata haian dibagi dengan lamanya suvey dalam satu hai. a. Hambatan Samping Jalan Gajahmada Jl. Gajahmada Pasa Flamboyan = 6295,3 / 9 = 699,5 m/jam Pasa Flamboyan Jl. Gajahmada = 117,2 / 9 = 127,5 m/jam Total hambatan samping 2 aah = 699, ,5 = 826,9 m/jam b. Hambatan Samping Jalan Pahlawan Pasa Flamboyan Jl. Pahlawan = 39,3 / 9 = 338,8 m/jam Jl. Pahlawan Pasa Flamboyan = 531 / 9 = 59 m/jam Total hambatan samping 2 aah = 338, = 397,8 m/jam Dai has pehitungan di atas dapat kita simpulkan bahwa Jalan Gajahmada mempunyai kelas hambatan samping Tinggi (H) dan Jalan Pahlawan mempunyai kelas hambatan samping Sedang (M)..2 Analisa Tingkat Kineja Jalan Dengan Beaktivitasnya Pasa Flamboyan Kineja Jalan Gajahmada a. Pehitungan Volume Aus Total Untuk volume aus total (Qtot) pada Jalan Gajahmada menggunakan data aus puncak lalu lintas pada 2 aah. Adapun hasnya adalah sebagai beikut : Qtotal = 197, , = 327,7 b. Pehitungan Kapasitas Kapasitas dasa (Co) untuk jalan laju 2 aah tebagi atau 2 laju 1 aah tak tebagi pada masing-masing aah pada Jl. Gajahmada, namun kaena memiki hambatan samping yang tinggi, sehingga ½ jalu dai masingmasing aah tepakai sebagai tempat paki kendaaan, maka leba efektif jalan 8 m menjadi 6 m. Oleh kaena itu kapasitas yang dapat kita hitung adalah Co = (165 )+( 165 ) = 33 smp/jam. Fakt penyesuaian leba jalu lalu lintas (FCw) untuk 1 laju 1 aah tebagi dengan leba pe jalu 6, mete adalah 1,8. Fakt penyesuaian pemisah aah (FCsp) untuk Jalan Gajahmada (5-5) adalah 1,. Fakt penyesuaian hambatan samping (FCsf) untuk hambatan samping sangat tinggi (leba bahu 1 m) adalah,92 (km/jam). Fakt penyesuaian ukuan kota (FCcs), dimana ukuan jumlah penduduk kota Pontianak sebesa,5-1, juta penduduk sehingga didapat nai =,9 Dai nai-nai tesebut dapat dipeoleh nai kapasitas Jalan Gajahmada adalah C = Co x FCw x Fcsp x FCsf x FCcs Co = 33 x 1,8 x 1, x,92 x,9 = 382 smp/jam Jadi kapasitas Jalan Gajahmada adalah sebesa 382 smp/jam. c. Pehitungan Deajat Kejenuhan Deajat kejenuhan dapat dipeoleh dai has pembagian Qtotal dengan kapasitas. Dimana

5 Qtotal yang telah didapat adalah 327,7 smp/jam dan kapasitas (C) yang didapat adalah 382 smp/jam, maka nai deajat kejenuhannya adalah DS = Q/C DS = 327,7 / 382 = 1,6 d. Tingkat Pelayanan (LOS) Menuut Edwad K.Malok dalam bukunya Penganta Teknik dan Peencanaan Tansptasi, untuk Deajat Kejenuhan 1,6 masuk kedalam kiteia tingkat pelayanan F yaitu aus yang tehambat, kecepatan endah seta volume dibawah kapasitas dan banyak behenti Kineja Jalan Pahlawan a. Pehitungan Volume Aus Total Untuk volume aus total (Qtot) pada Jalan Pahlawan menggunakan data aus puncak lalu lintas pada 2 aah. Adapun hasnya adalah sebagai beikut : Qtotal = 129I, ,3 = 2512 b. Pehitungan Kapasitas Kapasitas dasa (Co) untuk jalan laju 2 aah tebagi atau 2 laju 1 aah tak tebagi pada masing-masing aah pada Jl. Pahlawan, namun kaena memiki hambatan samping yang sedang, sehingga ½ jalu dai masingmasing aah tepakai sebagai tempat paki kendaaan, maka leba efektif jalan 8 m menjadi 6 m. Oleh kaena itu kapasitas yang dapat kita hitung adalah Co = (165)+(165)=33 smp/jam. Fakt penyesuaian leba jalu lalu lintas (FCw) untuk 1 laju 1 aah tebagi dengan leba pe jalu 6, mete adalah 1,8. Fakt penyesuaian pemisah aah (FCsp) untuk Jalan Pahlawan (5-5) adalah 1,. Fakt penyesuaian hambatan samping (FCsf) untuk hambatan samping sangat sedang (leba bahu 1,5 m) adalah,98 km/jam. Fakt penyesuaian ukuan kota (FCcs), dimana ukuan jumlah penduduk kota Pontianak sebesa,5-1, juta penduduk sehingga didapat nai =,9 Dai nai-nai tesebut dapat dipeoleh nai kapasitas Jalan Pahlawan adalah : C = Co x FCw x Fcsp x FCsf x FCcs Co = 33x 1,8 x 1, x,98 x,9 = 3283 smp/jam Jadi kapasitas Jalan Pahlawan adalah sebesa 3283 smp/jam. c. Pehitungan Deajat Kejenuhan Deajat kejenuhan dapat dipeoleh dai has pembagian Qtotal dengan kapasitas. Dimana Qtotal yang telah didapat adalah 2512 smp/jam dan kapasitas (C) yang didapat adalah 3283 smp/jam, maka nai deajat kejenuhannya adalah DS = Q/C DS = 2512 / 3283 =,76 d. Tingkat Pelayanan (LOS) Menuut Edwad K.Malok dalam bukunya Penganta Teknik dan Peencanaan Tansptasi, untuk Deajat Kejenuhan,76 masuk kedalam kiteia tingkat pelayanan C yaitu aus sta, kecepatan dikontol oleh lalu lintas seta volume pelayanan yang dipakai untuj desain jalan kota..3 Analisa Taikan Pegeakan Pasa Flamboyan Dalam penelitian ini untuk mengetahui besa taikan tedii atas lalu lintas kendaaan masuk Pasa Flamboyan melalui Jalan Gajahmada dan Jalan Pahlawan. Rangkuman tabel beikut dalam satuan smp/jam. Tabel 2. Rangkuman Masuk Melalui Jalan Gajahmada REKAPTULASI WAKTU SABTU MINGGU SENIN TOTAL

6 Tabel 3. Rangkuman Masuk Melalui Jalan Pahlawan REKAPTULASI WAKTU SABTU MINGGU SENIN TOTAL Analisa Tingkat Kineja Jalan di Lua Beaktivitasnya Pasa Flamboyan. Kineja Jalan Gajahmada dua beaktivitasnya Pasa Flamboyan dapat dipeoleh dengan menggunakan data aus puncak lalu lintas dikuangi dengan kendaaan yang masuk pasa melalui gebang 1,2,3 dan seta kendaaan yang masuk paki di badan jalan pada segmen 1,2 dan 3. Sedangkan kineja Jalan Pahlawan dua beaktivitasnya Pasa Flamboyan juga dapat dipeoleh dengan menggunakan data aus puncak lalu lintas dikuangi dengan kendaaan yang masuk pasa melalui gebang 5 dan 6 seta kendaaan yang masuk paki di badan jalan pada segmen...1. Kineja Jalan Gajahmada a. Pehitungan Volume Aus Total Untuk volume aus total (Qtot) menggunakan data aus puncak lalu lintas pada 2 aah dikuangi dengan taikan kendaaan puncak Pasa Flamboyan melalui Jalan Gajahmada. Adapun hasnya adalah sebagai beikut : Qtotal = 327,7 2, = 285,3 b. Pehitungan Kapasitas Kapasitas dasa (Co) untuk jalan laju 2 aah tebagi adalah 165 smp/jam pe laju, kaena Jl. Gajahmada tedapat laju efektif,, maka kapasitas yang dapat kita hitung adalah Co = ( 165 x 2 )+( 165 x 2 ) = 66 smp/jam. Fakt penyesuaian leba jalu lalu lintas (FCw) untuk laju 2 aah tebagi dengan leba pe jalu, mete adalah 1,8. Fakt penyesuaian pemisah aah (FCsp) untuk Jalan Gajahmada (5-5) adalah 1,. Fakt penyesuaian hambatan samping (FCsf) untuk hambatan samping sangat tinggi (leba bahu 1 m) adalah,92 (km/jam). Fakt penyesuaian ukuan kota (FCcs), dimana ukuan jumlah penduduk kota Pontianak sebesa,5-1, juta penduduk sehingga didapat nai =,9. Dai nai-nai tesebut dapat dipeoleh nai kapasitas Jalan Gajahmada adalah C = Co x FCw x Fcsp x FCsf x FCcs C = 66 x 1,8 x 1, x,92 x,9 = 616,3 smp/jam Jadi kapasitas Jalan Gajahmada adalah sebesa 616,3 smp/jam. c. Pehitungan Deajat Kejenuhan Deajat kejenuhan dapat dipeoleh dai has pembagian Qtotal dengan kapasitas. Dimana Qtotal yang telah didapat adalah 285,3 smp/jam dan kapasitas (C) yang didapat adalah 616,3 smp/jam, maka nai deajat kejenuhannya adalah DS = Q/C DS = 285,3 / 616,3 =,6 d. Tingkat Pelayanan (LOS) Menuut Edwad K.Malok dalam bukunya Penganta Teknik dan Peencanaan Tansptasi, untuk Deajat Kejenuhan,6 masuk kedalam kiteia tingkat pelayanan A yaitu aus bebas, kecepatan tinggi dapat memih kecepatan...2. Kineja Jalan Pahlawan a. Pehitungan Volume Aus Total Untuk volume aus total (Qtot) menggunakan data aus puncak lalu lintas pada 2 aah dikuangi dengan taikan kendaaan puncak Pasa Flamboyan melalui Jalan Pahlawan. Adapun hasnya adalah sebagai beikut : Qtotal = ,6 = 2319, b. Pehitungan Kapasitas Kapasitas dasa (Co) untuk jalan laju 2 aah tebagi adalah 165 smp/jam pe laju. Jl. Pahlawan tedapat laju efektif, maka kapasitas yang dapat kita hitung adalah Co = ( 165 x 2 )+( 165 x 2 ) = 66 smp/jam. Fakt penyesuaian leba jalu lalu lintas 6

7 (FCw) untuk laju 2 aah tebagi dengan leba pe jalu, mete adalah 1,8. Fakt penyesuaian pemisah aah (FCsp) untuk Jalan Pahlawan (5-5) adalah 1,. Fakt penyesuaian hambatan samping (FCsf) untuk hambatan samping sangat sedang (leba bahu 1,5 m) adalah,98 km/jam. Fakt penyesuaian ukuan kota (FCcs), dimana ukuan jumlah penduduk kota Pontianak sebesa,5-1, juta penduduk sehingga didapat nai =,9 Dai nai-nai tesebut dapat dipeoleh nai kapasitas Jalan Pahlawan adalah C = Co x FCw x Fcsp x FCsf x FCcs Co = 66 x 1,8 x 1, x,98 x,9 = 6566,3 smp/jam Jadi kapasitas Jalan Pahlawan adalah sebesa 6566,3 smp/jam. c. Pehitungan Deajat Kejenuhan Deajat kejenuhan dapat dipeoleh dai has pembagian Qtotal dengan kapasitas. Dimana Qtotal yang telah didapat adalah 2319, smp/jam dan kapasitas (C) yang didapat adalah 6566,3 smp/jam, maka nai deajat kejenuhannya adalah.5 Kebutuhan Bedasakan kondisi Existing uang paki yang dipeoleh dai Site Plan Pasa Flamboyan dan suvey inventais paki saat pengamatan tehadap letak-letak uang paki sepeda mot dan uang paki mo, sehingga didapat 19 uang paki mo dan 75 uang paki sepeda mot yang paki di dalam Pasa a. Akumulasi Dai has analisa didapati bahwa nai akumulasi tebesa dai ketiga hai pengamatan adalah sebagai beikut. Tabel. Nai Akumulasi Pada Aea Pasa Jenis Ken daa an bi l o Akumulasi Maksimum Sabt Ming Sen u gu in Petak Paki Tese dia Sabt u Waktu Ming gu Seni n DS = Q/C DS = 2319, / 6566,3 =,35 d. Tingkat Pelayanan (LOS) Menuut Edwad K.Malok dalam bukunya Penganta Teknik dan Peencanaan Tansptasi, untuk Deajat Kejenuhan,35 masuk kedalam kiteia tingkat pelayanan A yaitu aus bebas, kecepatan tinggi dapat memih kecepatan. Bedasakan analisa diatas, dapat diketahui peubahan kineja uas Jalan dengan beaktivitasnya Pasa Flamboyan dan dua beaktivitasnya Pasa Flamboyan tehadap kineja uas Jalan Gajahmada dan Jalan Pahlawan yang disebabkan taikan pegeakan pasa dinyatakan dalam deajat kejenuhan jalan tesebut sebagai beikut. Peubahan Kineja Jalan Gajahmada DS = 1,6,6 =,6 Peubahan Kineja Jalan Pahlawan DS =,76,35 =,1 b. Paking Tun Ove (PTO) Dalam pehitungan waktu pegantian (Paking Tun Ove) diam volume kendaaan total pada lokasi pengamatan di kawasan Pasa Flamboyan bedasakan data paki yang dipeoleh. Tabel 5. Has Pehitungan PTO (Paking Tun Ove) Pada Aea Kawasan Pasa Flamboyan. Jeni s Ken daa an Volume Sa btu Ming gu Se nin Petak Paki Tese dia Sa btu Nai PTO Ming gu Se nin

8 c. Indeks Bedasakan has pehitungan Indeks dipeoleh nai indeks paki sepeda mot melebihi angka 1 % mulai pukul 5-9 WIB yang atinya satu kendaaan telah paki lebih dai ssatu kali atau paki pada petak paki tesedia kendaaan sepeda mot. Sedangkan nai indeks paki mo >5 % mulai pukul 6 WIB yang atinya pada pagi hai petak paki tesedia untuk kendaaan mo sudah dipenuhi sepeda mot sehingga menyebabkan banyaknya mo yang paki pada badan jalan. d. Pehitungan Kebutuhan Ruang Tabel 6. Pehitungan Duasi Rata-Rata Pada Aea Pasa Flamboyan Duasi ke 1 s/d n (d1 dn) (n) Duasi Rata Rata (D) Hai Sabtu 161: 5961: :28:13 1:15:5 Minggu 11:18 681: :27:2 1:22:2 Senin 182:39 532: :28:23 1:9:18 Tabel 7. Pehitungan Kebutuhan Ruang Pada Aea Pasa Flamboyan.5.2. yang paki di badan jalan a. Akumulasi Dai pehitungan diatas dapat dihat bahwa : Tabel 8. Nai Akumulasi pada di Badan Jalan Segm en Jenis Akumulasi Maksimum Waktu Kenda aan Sab tu Ming gu Sen in Sab tu Ming gu Sen in Ha i Sab tu Mi ngg u Sen in Kendaa an M ob 11 M oto Duasi Rata Rata 1:2 8:1 3 1:2 7:2 1:2 8:2 3 1:1 5: 5 1:2 2:2 1: 9:1 8 Duasi Suvei 9: : 9: : 9: : t 9: : 9: : 9: : Kebutuh an Ruang M obi l t b. Pehitungan Kebutuhan Ruang Tabel 9. Pehitungan Duasi Rata-Rata Setiap Segmen di Badan Jalan Hai Sabtu, Tanggal 13 Febuai 216 Segmen Duasi ke 1 s/d n (d1 dn) (n) Duasi Rata Rata (D) 1 12:3 357: :32:13 1:11: : : :29: :23:3 8

9 Tabel 1. Duasi Rata-Rata Setiap Segmen di Badan Jalan Minggu, 1 Febuai 216 Seg men Duasi ke 1 s/d n (d1 dn) b 1 15:15 59: (n) o Duasi Rata Rata (D) :1: : :8:3 3 13:5 91 1:26: :3: Seg men 559 : o 1:17: 8 : : 1:2:1 9 Tabel 11. Pehitungan Duasi Rata-Rata Setiap Segmen di Badan Jalan Hai Senin, Tanggal 15 Febuai 216 Duasi ke 1 s/d n (d1 dn) 1 98:5 29: 2 117:3: (n) Duasi Rata Rata (D) bi l :28: :2: :19: :15: 231 : o 1:2: 6 : : 1:17: 12 Tabel 12. Pehitungan Kebutuhan Ruang di Badan Jalan Sabtu, Tanggal 13 Febuai 216 Seg men Duasi Rata Rata (D) Duasi Suvei Kebutuhan Ruang Tabel 13. Pehitungan Kebutuhan Ruang Pada di Badan Jalan Hai Minggu, Tanggal 1 Febuai 216 Seg men Duasi Rata Rata (D) b :1 : :8 : :26 :13 1:17 : :2 :19 Seg men b Duasi Suvei Kebutuhan Ruang Total Tabel 1. Kebutuhan Ruang Pada di Badan Jalan Hai Senin, Tanggal 15 Febuai 216 Duasi Rata Rata (D) b :28 : :2 : :19 :25 1:2 : :17 :12 b Duasi Suvei Kebutuhan Ruang Total 3 61 b :32 : : :29 :2 1:11 : :23 :3 b Total 99 Tabel 15. Pehitungan Kebutuhan Ruang Pasa Flamboyan Hai Jenis Total Kebutuhan di Aea Pasa Kebutuhan di Badan Jalan Sabtu Minggu Senin

10 .6 Rekomendasi Penanganan dan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Pasa Flamboyan Penataan aea paki kendaaan yang pelu dakukan adalah dengan menghangkan hambatan samping yang ada pada sisi jalan yaitu menghangkan kegiatan paki dan kegiatan bejualan sehingga kapasitas jalan dapat betambah lebih besa kaena leba jalan efektif yang digunakan sama dengan leba jalan sesungguhnya. Hal-hal yang dakukan adalah mengatu pola paki pada aea paki, sehingga kendaaan yang melakukan kegiatan paki pada sisi jalan dapat ditampung pada aea paki, mengatu masuk dan kelua kendaaan dengan menutup sebagian pintu masuk yang ada pada Pasa Flamboyan sehingga dihaapkan kondisi paki akan lebih efektif. Pada kondisi saat ini aea paki Pasa Flamboyan telihat sangat padat. Untuk itu akan dakukan penataan aea paki, dimana hal-hal yang pelu dakukan aalah sebagai beikut : a. Mengembalikan fungsi aea paki, dengan tidak adanya kegiatan bejualan pada aea paki dan juga sisi jalan. b. Pengatuan kendaaaan paki dengan lebih efisien. c. Memanfaatkan uko-uko yang ada pada kawasan Pasa Flamboyan, dimana ukuko pada Pasa Flamboyan sangat padat pada pagi hai dan membutuhkan tambahan tempat paki. d. paki yang beada pada sisi jalan ditata aga dapat melakukan kegiatan paki pada aea paki ataupun pada ukuko yang ada pada kawasan Pasa Flamboyan. Bedasakan Diektat Jendal Pehubungan Daat, satuan uang paki yang disediakan untuk kendaaan adalah sebagai beikut : a. sepeda mot =,75 m x 2, m b. mo = 2,5 m x 5, m Penataan aea paki ini akan dakukan dengan bebeapa bentuk pola paki, sebagai beikut : a. Bentuk pola paki kendaaan pada segmen A Pada segmen A, dakukan pola paki untuk kendaaan sepeda mot dengan menggunakan bentuk pola paki dengan sudut 9 tehadap dua sisi jalan. Kapasitas kendaaan sepeda mot yang dapat tepaki sebanyak 186 kendaaan. Leba jalan yang masih dapat digunakan untuk sikulasi jalan kendaaan adalah ± 3,5 m. b. Bentuk pola paki kendaaan pada segmen B Pada segmen B, dakukan pola paki untuk kendaaan sepeda mot dengan menggunakan bentuk pola paki pulau dengan sudut 9 tehadap dua sisi jalan. Kapasitas kendaaan sepeda mot yang dapat tepaki sebanyak 252 kendaaan. Leba jalan yang masih dapat digunakan untuk sikulasi jalan kendaaan adalah ± 1,9 m. c. Bentuk pola paki kendaaan pada segmen C Bentuk pola paki yang digunakan yaitu : Sepeda mot = Pola paki sudut 9 tehadap satu sisi jalan = Pola paki sudut 9 tehadap satu sisi jalan Kapasitas kendaaan yang dapat tepaki sebanyak 75 sepeda mot dan 21 mo. Leba jalan yang masih dapat digunakan untuk sikulasi jalan kendaaan adalah ±,8 m. d. Bentuk pola paki kendaaan pada segmen D Bentuk pola paki yang digunakan yaitu : Sepeda mot = Pola paki sudut 9 tehadap satu sisi jalan = Pola paki sudut 9 tehadap satu sisi jalan Kapasitas kendaaan yang dapat tepaki sebanyak 88 sepeda mot dan 2 mo. Leba jalan yang masih dapat digunakan untuk sikulasi jalan kendaaan adalah ±,8 m. e. Bentuk pola paki kendaaan pada segmen E Bentuk pola paki yang digunakan yaitu : Sepeda mot = Pola paki sudut 9 tehadap satu sisi jalan = Pola paki sudut 9 tehadap satu sisi jalan Kapasitas kendaaan yang dapat d tepaki sebanyak 75 sepeda mot dan 17 mo. Leba jalan yang masih dapat digunakan untuk sikulasi jalan kendaaan adalah ± 3,9 m. f. Bentuk pola paki kendaaan pada segmen F 1

11 Di depan uko pada segmen ini, digunakan sebagai tempat bejualan oleh pedagang. Padahal aea tesebut difungsikan sebagai aea paki kendaaan. Pada segmen ini, digunakan bentuk kendaaan sepeda mot dengan bentuk pola paki pulau sudut 9 tehadap dua sisi jalan. Kapasitas kendaaan yang dapat tepaki sebanyak 222 sepeda mot. Leba jalan yang masih dapat digunakan untuk sikulasi jalan kendaaan adalah ±1, m. Bedasakan penataan paki diatas, dapat diketahui jumlah kendaaan yang dapat tepaki pada aea paki Pasa Flamboyan seta jumlah kendaaan yang tidak tepaki dai jumlah kebutuhan aea paki kendaaan. Tabel 16. yang Tepaki pada Aea Pasa Flamboyan Jenis Kebutuha Kendaaa n Ruang n paki Kendaaa n yang Tepaki di Aea Kendaaa n yang Tidak Tepaki di Aea Sepeda mot Sumbe : analisa, 216 yang tidak tepaki pada aea paki Pasa Flamboyan, akan dicoba dialihkan kegiatan paki pada tempat uko-uko yang ada pada kawasan Pasa Flamboyan pada jalan Gajahmada. Hal yang pelu dipehatikan adalah mo memelukan tempat paki yang luas, untuk keadaan paki yang paling padat dai pukul WIB sehingga dapat dakukan penataan pada tempat paki uko yang mulai beaktifitas sekita pukul 8. WIB. Kawasan paki yang akan digunakan adalah tempat paki yang ada pada uko Jalan Gajahmada pola paki yang digunakan sudut 9 dapat tepaki kendaaan mo 13 mo..7 Analisa Tingkat Kineja Jalan Setelah Penataan Aea Pasa Flamboyan..7.1 Kineja Jalan Gajahmada a. Pehitungan Volume Aus Total Untuk volume aus total (Qtot) pada Jalan Gajahmada menggunakan data aus puncak lalu lintas pada 2 aah. Adapun hasnya adalah sebagai beikut : Qtotal = 197, , = 327,7 b. Pehitungan Kapasitas Kapasitas dasa (Co) untuk jalan laju 2 aah tebagi adalah 165 smp/jam pe laju, kaena Jl. Gajahmada tedapat laju efektif,, maka kapasitas yang dapat kita hitung adalah Co = ( 165 x 2 )+( 165 x 2 ) = 66 smp/jam. Fakt penyesuaian leba jalu lalu lintas (FCw) untuk laju 2 aah tebagi dengan leba pe jalu, mete adalah 1,8. Fakt penyesuaian pemisah aah (FCsp) untuk Jalan Gajahmada (5-5) adalah 1,. Fakt penyesuaian hambatan samping (FCsf) untuk hambatan samping sangat tinggi (leba bahu 1 m) adalah,92 (km/jam). Fakt penyesuaian ukuan kota (FCcs), dimana ukuan jumlah penduduk kota Pontianak sebesa,5-1, juta penduduk sehingga didapat nai =,9 Dai nai-nai tesebut dapat dipeoleh nai kapasitas Jalan Gajahmada adalah C = Co x FCw x Fcsp x FCsf x FCcs C = 66 x 1,8 x 1, x,92 x,9 = 616,3 smp/jam Jadi kapasitas Jalan Gajahmada adalah sebesa 616,3 smp/jam. c. Pehitungan Deajat Kejenuhan Deajat kejenuhan dapat dipeoleh dai has pembagian Qtotal dengan kapasitas. Dimana Qtotal yang telah didapat adalah 327,7 smp/jam dan kapasitas (C) yang didapat adalah 616,3 smp/jam, maka nai deajat kejenuhannya adalah DS = Q/C DS = 327,7 / 616,3 =,53 d. Tingkat Pelayanan (LOS) Menuut Edwad K.Malok dalam bukunya Penganta Teknik dan Peencanaan Tansptasi, untuk Deajat Kejenuhan,53 masuk kedalam kiteia tingkat pelayanan A yaitu aus bebas, kecepatan tinggi dapat memih kecepatan. 11

12 .7.2 Kineja Jalan Pahlawan a. Pehitungan Volume Aus Total Untuk volume aus total (Qtot) pada Jalan Pahlawan menggunakan data aus puncak lalu lintas pada 2 aah. Adapun hasnya adalah sebagai beikut : Qtotal = 129I, ,3 = 2512 b. Pehitungan Kapasitas Kapasitas dasa (Co) untuk jalan laju 2 aah tebagi adalah 165 smp/jam pe laju. Jl. Pahlawan tedapat laju efektif, maka kapasitas yang dapat kita hitung adalah Co = ( 165 x 2 )+( 165 x 2 ) = 66 smp/jam. Fakt penyesuaian leba jalu lalu lintas (FCw) untuk laju 2 aah tebagi dengan leba pe jalu, mete adalah 1,8. Fakt penyesuaian pemisah aah (FCsp) untuk Jalan Pahlawan (5-5) adalah 1,. Fakt penyesuaian hambatan samping (FCsf) untuk hambatan samping sangat sedang (leba bahu 1,5 m) adalah,98 km/jam. Fakt penyesuaian ukuan kota (FCcs), dimana ukuan jumlah penduduk kota Pontianak sebesa,5-1, juta penduduk sehingga didapat nai =,9 Dai nai-nai tesebut dapat dipeoleh nai kapasitas Jalan Pahlawan adalah C = Co x FCw x Fcsp x FCsf x FCcs Co = 66 x 1,8 x 1, x,98 x,9 = 6566,3 smp/jam Jadi kapasitas Jalan Pahlawan adalah sebesa 6566,3 smp/jam. c. Pehitungan Deajat Kejenuhan Deajat kejenuhan dapat dipeoleh dai has pembagian Qtotal dengan kapasitas. Dimana Qtotal yang telah didapat adalah 2512 smp/jam dan kapasitas (C) yang didapat adalah 6566,3 smp/jam, maka nai deajat kejenuhannya adalah DS = Q/C DS = 2512 / 6566,3 =,38 d. Tingkat Pelayanan (LOS) Menuut Edwad K.Malok dalam bukunya Penganta Teknik dan Peencanaan Tansptasi, untuk Deajat Kejenuhan,38 masuk kedalam kiteia tingkat pelayanan A yaitu aus bebas, kecepatan tinggi dapat memih kecepatan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Kesimpulan yang bisa diam dai analisa data yang dakukan pada pembahasan sebelumnya adalah : a. Evaluasi taikan pegeakan Pasa Flamboyan dipeoleh dai membandingkan kineja uas jalan dengan beaktivitasnya Pasa Flamboyan saat ini dengan kineja uas jalan dua beaktivitasnya Pasa Flamboyan yang dipeoleh dai volume aus lalu lintas dikuangi dengan taikan kendaaan. Jalan Gajahmada (DS) = 1,6,6 =,6 Jalan Pahlawan (DS) =,76-,35 =,1 Sehingga dipeoleh peubahan tingkat deajat kejenuhan untuk Jalan Gajahmada,6 dan peubahan tingkat deajat kejenuhan untuk Jalan Pahlawan,1. b. Setelah dakukan penataan aea paki di Pasa Flamboyan dipeoleh tingkat deajat kejenuhan Jalan Gajahmada (DS) 1,6 menjadi,53. Sehingga untuk tingkat kineja pelayanan (LOS) dai tingkat kineja pelayanan (LOS) F menjadi tingkat kineja pelayanan (LOS) A. Sedangkan tingkat deajat kejenuhan Jalan Pahlawan (DS),76 menjadi,38. Sehingga untuk tingkat kineja pelayanan (LOS) C menjadi tingkat kineja pelayanan (LOS) A. c. Rekomendasi penataan dan manajemen lalu lintas tehadap kawasan Pasa Flamboyan yaitu penataan aea paki bedasakan Existing aea paki yang dipeoleh dai Site Plan, kendaaan yang dapat tepaki 898 uang sepeda mot dan 58 uang mo. Sedangkan yang tidak tepaki dialihkan di halaman uko-uko yang beada di kawasan Pasa Flamboyan sebanyak 13 uang mo dai jumlah kebutuhan uang paki Pasa Flamboyan Saan a. Pelu dakukan penetiban tehadap pedagang yang bejualan di aea paki maupun di sisi jalan kaena dapat menguangi kapasitas aea paki dan sikulasi jalan masuk dan jalan kelua dai aea paki tesebut. b. Pean dai petugas paki haus lebih optimal dalam memaki kendaaan pengunjung, seta penetipan ambu-ambu yang telah dibuat di aea paki tesebut. 12

13 DAFTAR PUSTAKA Dani, Iman, skipsi : Penataan Lahan Di Pasa Melati Puing Pait Bau Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, Pogam Studi Teknik Sip Univesitas Tanjungpua, 21. Diektat Jendal Bina Maga., (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia Depatemen Pekejaan Umum, Jakata. Masitah, Fidah, skipsi : Studi Penanganan Kemacetan Lalu Lintas Pada Jalan Gajahmada Pontianak, Pogam Studi Teknik Sip Univesitas Tanjungpua, 212. Mlok, Edwad K., (1998). Penganta Teknik dan Peencanaan Tansptasi, Penebit Elangga, Jakata. Munawa Ahmad., (29). Manajemen Lalu Lintas Pekotaan, Penebit BETA OFFSET, Jogjakata. Peatuan Daeah Kota Pontianak No. 2 Tahun 213 Tentang Rencana Tata Ruang Wayah Kota Pontianak Tahun , Pontianak. Tamin, O. Z., (2). Peencanaan & Pemodelan Tansptasi. Penebit ITB, Bandung. Wapani, Suwadjoko.,(1985). Rekayasa Lalu Lintas, Bhataa, Jakata. Well. G. F., (1993). Rekayasa Lalu Lintas. Penejemah I. Suwajoko wapani, Penebit Bhaat, Jakata. 13

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) Abdi Yuda Yadi 1)., Syafarudin AS 2) Siti Nurlaily Kadarini 2)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. mengetahui perilaku lalu lintas yang terjadi pada masing - masing simpang untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. mengetahui perilaku lalu lintas yang terjadi pada masing - masing simpang untuk BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Maksud dai penelitian pada simpang Janti dan Babasai ini adalah untuk mengetahui peilaku lalu lintas yang tejadi pada masing - masing simpang untuk masa sekaang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) 1 Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) Deka Agrapradhana, Ir. Ervina Ahyudanari ME, Ph.D. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN RENCANA MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS AKIBAT DIBANGUNNYA RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA DI JALAN SULTAN SYARIF ABDURAHMAN PONTIANAK Doddy Cahyadi Saputra D 111 09 016 Abstrak Rencana pembangunan Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan orang dan barang. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehariharinya, sehingga transportasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta 23 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta diperlukan untuk melakukan analisis yang berupa data kondisi lingkungan, kondisi geometri

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG .,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK Kurniawati 1), Komala Erwan 2)., Said 2) Abstrak Berdasarkan ketetapan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 36 Tahun 2013 Tentang

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007 Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 KAJIAN ANALISIS FASILITAS LAHAN PARKIR GEDUNG GALLERY SENI BUDAYA DAN PENGARUH PARKIR BAGI LALU

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember (787-794) ISSN: 2337-6732 DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG Meila Femina Katihokang James A. Timboeleng,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Variabel Analisis Variabel yang digunakan dalam analisis kinerja Ruas Jalan Otto Iskandardiata Kota Bandung akibat pertumbuhan lalu lintas selama 10 tahun mendatang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) Leni Sriharyani 1) Wahyu Ari Saputra 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan 43 Pengaruh Pembuatan Median Jalan ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN Adhi Muhtadi ABSTRAK Pada saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan 29 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hotel Malioboro Hotel direncanakan memliki kamar sebanyak 30 unit dan fasilitas parkir yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan sekitar

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE MUDASTRA WAESNAWA (1004105036) JURUSAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM: JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997 Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS JURNAL TUGAS AKHIR

PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS JURNAL TUGAS AKHIR 1 PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS (Study Kasus : Jalan K.H. Z Mustofa Tasikmalaya dan Jalan Cihideung) JURNAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 21 PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Suwardi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KENYAMANAN PEJALAN KAKI TERHADAP PEMANFAATAN TROTOAR DI JALAN BRIGJEN KATAMSO MEDAN

KENYAMANAN PEJALAN KAKI TERHADAP PEMANFAATAN TROTOAR DI JALAN BRIGJEN KATAMSO MEDAN JURNL EUTION UUILING Volume 3, Nomo 1, Juni 217: 8-14, ISSN-E : 2477-491, ISSN-P : 2477-4898 KENYMNN PEJLN KKI TERHP PEMNFTN TROTOR I JLN RIGJEN KTMSO MEN Rina Saaswaty osen Pengaja Pogam Studi sitektu,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR Sutardi, Hera Widyastuti, dan Budi Rahardjo Pasca Sarjana Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi FTSP, ITS. Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Uma Chadhiq, Ismiyatun dan Nanang Yusoni Univesitas Wahid Hasyim Semaang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lalu Lintas 2.1.1 Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas di dalam Undang-undang No. 22 tahun 2009, didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang Lalu Lintas jalan. Sedang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO Yitro Tirsa Pabannu James A. Timboeleng, Joice E. Waani Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan. 14 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Karakteristik Jalan Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika jalan tersebut dibebani arus lalu lintas. Karakteristik jalan tersebut

Lebih terperinci

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet Parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Lebih terperinci

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking ABSTRAK Kabupaten Bangli khususnya pada ruas Jalan Brigjen Ngurah Rai sebagai kawasan yang memiliki aktivitas cukup ramai akibat adanya aktivitas seperti sekolah, kantor, pertokoan dan RSUD Bangli disepanjang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG Dwi Ratnaningsih Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang dwiratna.polinema@gmail.com Abstrak Permasalahan dibidang

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) Oleh: HENDRA NPM.11.51.13018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA Restu RiaRestiana 1), Teddy Ariyadi 2), Siti Mayuni 2) Abstrak Pada pertemuan dua jalan arteri primer diharapkan tidak terjadi hambatan arus lalu lintas, dimana kendaraan dapat bergerak bebas. Jalan Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK U. Winda Dwi Septia 1) Abstrak Jalan-jalan yang ada di Kota Pontianak merupakan salah satu sarana perhubungan bagi distribusi arus lalu lintas, baik angkutan

Lebih terperinci

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square) Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square) M. Rizki A.S, Martha Leni Siregar, Heddy Rohandi Agah Teknik Sipil, Teknik, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK Erick Putra Pratama 1), Teddy Ariyadi 2), Siti Mayuni 2) Abstrak Sepeda Motor adalah jenis Kendaraan yang dikenal memiliki mobilitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Volume Lalu Lintas Menurut MKJI (1997) jenis kendaraan dibagi menjadi 3 golongan. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : 1. Kendaraan ringan (LV) Indeks untuk kendaraan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK ANALISIS KINERJA LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK R. Restu Destiyanto 1), Slamet Widodo 2), Eti Sulandari 2) ABSTRAK Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Geometrik Jalan Jalan Arif Rahman Hakim merupakan jalan kolektor primer yang merupakan salah satu jalan menuju pusat Kota Gororntalo. Segmen yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO

ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO Leni Sriharyani 1,a*, Wahyu Pambudi 2,b Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci