BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Gambaan Umum Peusahaan PT. LOTTE INDONESIA A. Sejaah LOTTE Sejaah pekembangan pemen kaet dimulai sejak jaman dulu di bebeapa negaa telah menikmati bahan-bahan ang meneupai pemen kaet. Bahan-bahan ini diantaana adalah esin dan lateks dai bebagai jenis pohon. Selama bebeapa abad, bangsa Yunani kuno telah mengunah mastic gum, aitu esin ang dipeoleh dai kulit pohon dama ang banak ditemukan di Yunani dan Tuki. Pemen kaet moden mulai dipoduksi pada akhi tahun 850 ketika chicle dipekenalkan di Ameika sebagai bahan dasa pemen kaet. Chicle meupakan lateks dai pohon Sapodilla ang tumbuh di hutan topis di Ameika Tengah. Pada awal tahun 900, sejalan dengan peningkatan metoda pembuatan, pengemasan dan pemasaan, pemen kaet makin popule di seluuh dunia. Demikian pula di Jepang setelah Peang Dunia kedua. Nama LOTTE beasal dai nama tokoh ChaLotte dalam ceita The Soow of Young Wethe. Pemuda Takeo Shigemitsu sebagai pendii peusahaan LOTTE sangat mengagumi dan menjadikan gadis muda ChaLotte sebagai sumbe inspiasi. LOTTE didiikan di Jepang pada tahun 948, ang begeak di bidang usaha industi pemen kaet. Pada tahun 964 LOTTE mempeluas bidang usahana aitu di bidang industi coklat dan 87

2 poduk confectione lainna. Saat ini LOTTE meupakan peusahaan confectione tebesa di Jepang. LOTTE teus melebakan saap usahana ke seluuh penjuu dunia antaa lain :. Tahun 967 didiikan di Koea Selatan.. Tahun 978 didiikan di Ameika Seikat. 3. Tahun 989 didiikan di Thailand. 4. Tahun 993 didiikan di Indonesia. 5. Tahun 994 didiikan di China. 6. Tahun 995 didiikan di Filipina. 7. Tahun 996 didiikan di Vietnam. 8. Tahun 005 didiikan di India. B. Filosofi LOTTE. Beoientasi Kepada Konsumen Memikikan apa ang dibutuhkan konsumen dan menediakan poduk dan pelaanan ang dapat mempekaa seta membeikan kepuasan hidup.. Oiginalitas Meupakan tantangan bagi kita untuk menciptakan poduk dengan pelaanan bau dan unik. 88

3 3. Kualitas Menciptakan poduk bekualitas tinggi, ang meupakan paduan dai komposisi bahan dan teknologi tebaik, aga konsumen measa puas dan naman dalam menikmatina. C. Lingkup Bisnis LOTTE Goup. Makanan dan Minuman (Confectione, Ice Ceam, Poduk Dai, Restoan).. Distibusi (Retail Distibusi). 3. Paiwisata (Hotel dan Fasilitas Hibuan). 4. Industi dan Konstuksi. 5. Pedagangan dan Jasa. 6. Lain-Lain (R&D Cente, Akademi, Yaasan Beasiswa, Yaasan Kesejahteaan). D. Tujuan Pendiian LOTTE Indonesia Didiikan atas dasa suatu pandangan ke depan akan pentingna bagi goup LOTTE untuk memulai langkah-langkah divesifikasi secaa hoizontal. E. Visi LOTTE Indonesia Lotte betekad untuk menjadi peusahaan confectione No. di Indonesia ang menediakan makanan dimasa ang akan datang ang mampu membedaakan masaakat untuk mengembangkan gaa hidupna. 89

4 F. Misi LOTTE Indonesia. Lotte bededikasi penuh untuk menjadi peusahaan confectione No. di Indonesia ang dimulai dai gum/cand sebagai bisnis inti kami.. Lotte menediakan poduk-poduk dengan kualitas tinggi dan benilai, membeikan ang tebaik untuk kebutuhan konsumen. 3. Lotte melakukan petumbuhan secaa teus meneus tehadap keseluuhan bisnis, kaawan, pemilik, dan masaakat menjadi lebih sejahtea. G. Poduk ang Dihasilkan. Pemen Kaet (gum) a. Chewing Gum Pemen kaet ang setelah dikunah tidak dapat digelembungkan menjadi balon. b. Bubble Gum Pemen kaet ang setelah dikunah, sangat mudah untuk digelembungkan menjadi balon. c. Novelt Pemium Poduk ang didalam kemasanna beisi bubble gum disetai hadiah ang bebentuk dua dimensi. Contohna behadiah stike, katu dan stike tato. 90

5 d. Novelt Tos Poduk ang didalam kemasanna beisi bubble gum disetai hadiah ang bebentuk tiga dimensi. Contoh behadiah obot dan puzzle. e. Xlitol Pemen kaet bebas gula ang mengandung bahan litol (aman dikonsumsi kaena beasal dai ekstak pohon White Bich sehingga mengandung pemanis alami, kaloi 40% lebih endah dai sukosa tetapi asa semanis sukosa, dan membeikan sensasi dingin sepeti mint).. Kembang Gula (Cand) 3. Biskuit Koala H. Lokasi PT. LOTTE INDONESIA Head Office & Facto: MM 00 Industial Town Block E 3 Cikaang Baat, Bekasi 750 Indonesia Repesentative Office: Jl. Tanah Abang II No. 47 Jakata Pusat 050 Indonesia 9

6 9

7 4. Hasil Penelitian Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data ang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione ang disebakan kepada 95 oang. Data tesebut meupakan data pokok dimana analisisna ditunjang oleh data-data sekunde ang analisisna didapat dai hasil obsevasi di lapangan dan bebeapa sumbe pustaka untuk mempekuat dan mempedalam hasil analisis. Data penelitian adalah sejumlah sko ang dipeoleh dai jawaban esponden atas petanaan atau penataan mengenai ketiga vaiabel penelitian, aitu vaiabel Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3) dan Wokabilit (X4) seta Ekuitas Meek (Y) dan Keputusan Pembelian Konsumen (Y). Hasil penelitian ang akan dijelaskan adalah mengenai Pengauh Daa Taik Pesan Dalam Kemasan Botol Lotte Xlitol Tehadap Ekuitas Meek Dan Keputusan Pembelian. Data lain ang dipeoleh dai studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunde untuk melengkapi dan mendukung data pime. 4.. Analisis Deskiptif Penajian data deskiptif ini betujuan untuk menggambakan keadaan atau kondisi esponden ang meupakan infomasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitan. Dai hasil kuesione ang masuk dipeoleh data gambaan 93

8 mengenai kaakteistik esponden beupa jenis kelamin, usia, pekejaan, pendidikan, pengeluaan dalam sebulan dan wilaah tempat tinggal. 4.. Identitas Responden Beikut ini adalah tabel distibusi fekuensi mengenai identitas esponden ang tedii dai jenis kelamin, status, usia, pendidikan, pekejaan, pengeluaan, dan wilaah tempat tinggal esponden. Tabel 4. Fekuensi Jenis Kelamin Responden No Jawaban Responden F % Laki-Laki 9 30,5 Peempuan 66 69,5 Total 95 00,00 Sumbe: Data Pime ang diolah Tabel diatas mengambakan fekuensi jenis kelamin esponden. Dai tabel dapat diketahui dai 95 esponden ang diteliti, sebanak 66 esponden (69,5%) bejenis kelamin peempuan, sedangkan 9 esponden (30,5%) bejenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen pengunjung peempuanlah ang paling seing bebelanja sedangkan kaum pia pada umumna bebelanja hana untuk kepeluan pibadi atau sekeda menemani anggota keluaga atau temanna. Tabel 4. Fekuensi Status Responden No Jawaban Responden F % Belum Menikah 44 46,3 Menikah 5 53,7 Total Sumbe: Data Pime ang diolah Tabel diatas mengambakan fekuensi status esponden. Dai tabel dapat diketahui dai 95 esponden ang diteliti, sebanak 5 esponden (53,7%) 94

9 bestatus menikah, sedangkan 44 esponden (46,3%) bestatus belum menikah. Hal ini bisa dilihat bahwa esponden ang telah menikah lebih banak daipada ang bestatus belum menikah. Hal ini bisa dijelaskan bahwa konsumen ang bestatus menikah adalah konsumen ang tegolong poduktif, meeka datang ke Supemaket kaena mempunai keinginan dan kebutuhan untuk umah tanggana. Tabel 4.3 Fekuensi Usia Responden No Jawaban Responden F % Kuang Dai 0 Tahun 7 7, Tahun 56 58, Tahun 6 7,4 4 Lebih Dai 40 Tahun 6 6,3 Total Sumbe: Data Pime ang diolah Tabel diatas mengambakan fekuensi usia esponden. Dai tabel dapat diketahui dai 95 esponden ang diteliti, sebanak 56 esponden (58,9%) beusia antaa 0-30 tahun, 6 esponden (7,4%) beusia antaa 3-40 tahun, 7 esponden (7,4%) beusia kuang dai 0 tahun, sedangkan 6 esponden (6,3%) beusia lebih dai 40 tahun. Dai hasil ang dipeoleh esponden ang beusia 0-30 tahun adalah esponden tebanak. Kondisi tesebut sejalan dengan kelompok status ang telah menikah ang mendapat posi lebih banak espondenna. 95

10 Tabel 4.4 Fekuensi Pendidikan Responden No Jawaban Responden F % SMA Sedeajat 3 3,6 Akademi/D/D/D3 8 8,9 3 Sajana S/S/S ,4 Total Sumbe: Data Pime ang diolah Tabel diatas mengambakan fekuensi pendidikan esponden. Dai tabel dapat diketahui dai 95 esponden ang diteliti, sebanak 46 esponden (48,4%) bependidikan Sajana S/S/S3, 3 esponden (3,6%) bependidikan SMA sedeajat, sedangkan 8 esponden (8,9%) bependidikan Akademi/D/D/D3. Dai hasil ang dipeoleh pendidikan teakhi ang dimiliki esponden pada penelitian ini pada umumna dan tebanak adalah lulusan Sajana S/S/S3 sebanak 46 esponden (48,4%), hal ini sejalan dengan taget pasa ang telah ditetapkan oleh podusen dengan konsumen ang well educated. Tabel 4.5 Fekuensi Pekejaan Responden No Jawaban Responden F % Pegawai Swasta 5 53,7 Pegawai Negei/BUMN 7 7,4 3 Wiaswasta 5 5,3 4 Ibu Rumah Tangga 9 0,0 5 Mahasiswa/i 3 3,7 Total Sumbe: Data Pime ang diolah Tabel diatas mengambakan fekuensi pekejaan esponden. Dai tabel dapat diketahui dai 95 esponden ang diteliti, sebanak 5 esponden (53,7%) 96

11 bekeja sebagai pegawai swasta, 9 esponden (0,0%) bekeja sebagai ibu umah tangga, 3 esponden (3,7%) bekeja sebagai mahasiswa/i, 7 esponden (7,4%) bekeja sebagai pegawai negei/bumn, sedangkan 5 esponden (5,3%) bekeja sebagai wiaswasta. Hasil ang dipeoleh esponden menunjukkan bahwa maoitas pembeli adalah pegawai swasta. Hal ini bisa dimaklumi kaena wilaah Caefou Lebak Bulus Jakata Selatan meupakan wilaah pekantoan swasta dan wilaah peumahan daeah selatan Jakata. Kondisi tesebut juga bekaitan dengan jumlah pengeluaan esponden pe bulanna. Tabel 4.6 Fekuensi Rata-Rata Pengeluaan Total Pe Bulan Responden No Jawaban Responden F % Kuang Dai Rp ,8 Rp ,4 3 Rp ,5 4 Rp ,3 5 Lebih Dai Rp , Total Sumbe: Data Pime ang diolah Tabel diatas mengambakan fekuensi ata-ata pengeluaan total pe bulan esponden. Dai tabel dapat diketahui dai 95 esponden ang diteliti, sebanak 34 esponden (35,8%) ata-ata pengeluaan pe bulanna kuang dai Rp , 8 esponden (9,5%) ata-ata pengeluaan pe bulanna Rp , 6 esponden (7,4%) ata-ata pengeluaan pe bulanna Rp , 6 esponden (6,3%) ata-ata pengeluaan pe bulanna Rp , sedangkan esponden (,%) ata-ata pengeluaan pe bulanna lebih dai Rp Hasil ang dipeoleh esponden 97

12 menunjukkan bahwa maoitas pembeli ang pengeluaan pe bulanna kuang dai Rp Tabel 4.7 Fekuensi Wilaah Tempat Tinggal Responden No Jawaban Responden F % 3 Jakata Selatan 54 56,8 4 Jakata Timu 4 4,7 6 Bodetabek 7 8,4 Total Sumbe: Data Pime ang diolah Tabel diatas mengambakan fekuensi wilaah tempat tinggal esponden. Dai tabel dapat diketahui dai 95 esponden ang diteliti, sebanak 54 esponden (56,8%) bewilaah tempat tinggal di Jakata Selatan, 7 esponden (8,4%) bewilaah tempat tinggal di Bodetabek, 4 esponden (4,7%) bewilaah tempat tinggal di Jakata Timu. Hasil ang dipeoleh esponden menunjukkan bahwa sebagian besa pembeli adalah betempat tinggal di wilaah Jakata Selatan. Hal ini dikaenakan letak dan posisi Caefou Lebak Bulus ada di daeah Jakata Selatan, sehingga mempemudah akses dan mudah dijangkau dai jalan aa sehingga memudahkan aah untuk menuju ke lokasi. 98

13 4..3 Daa Taik Pesan Dalam Kemasan Pemen Lotte Xlitol Beikut ini adalah tabel distibusi fekuensi mengenai tanggapan esponden ang behubungan dengan Daa Taik Pesan Dalam Kemasan Botol Lotte Xlitol, ang tedii dai Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3) dan Wokabilit (X4). No Visibilit (X) Dai tabel dibawah ini menggambakan mengenai penataan ang behubungan dengan Visibilit. Petanaan Tabel 4.8 Tanggapan Responden Bekaitan Dengan Visibilit Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Desain kemasan pemen Lotte Xlitol menaik Sumbe Tulisan: Petanaan no. Bedasakan tabel di atas, tedapat 66 esponden ang menatakan setuju untuk desain kemasan pemen Lotte Xlitol menaik, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa desain kemasan pemen Lotte Xlitol menaik, dikaenakan desain pada kemasan menggunakan ilustasi atau foto tentang poduk. Sehingga konsumen akan dapat mengenali secaa langsung dan menilai poduk ang ada di dalam kemasan tesebut. 99

14 No Petanaan Tabel 4.9 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Wana kemasan pemen Lotte Xlitol menaik Sumbe Tulisan: Petanaan no. No Sebanak 66 esponden ang menatakan setuju untuk wana kemasan pemen Lotte Xlitol menaik, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa wana kemasan pemen Lotte Xlitol menaik, kaena sasaan petama dai sebuah kemasan ang menaik pehatian adalah wana, walau dai jaak cukup jauh sekalipun. Konsumen melihat wana jauh lebih cepat daipada melihat bentuk dan upa. Oleh sebab itu wanalah ang petama kali telihat bila poduk beada di tempat ak penjualan Supemaket atau Hpemaket. Petanaan Tabel 4.0 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 3 Ukuan kemasan pemen Lotte Xlitol menaik Sumbe Tulisan: Petanaan no. 3 Sebanak 69 esponden ang menatakan setuju untuk ukuan kemasan pemen Lotte Xlitol menaik, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa ukuan kemasan pemen Lotte Xlitol menaik, dikaenakan bahwa ukuan kemasan ini 00

15 No 4 sesuai, atina tidak telalu besa dan tidak telalu kecil (pas) sesuai dengan kebutuhan konsumen ang disasa dan untuk mempeoleh uang pajang di Supemaket. Petanaan Meek pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah diingat Sumbe Tulisan: Petanaan no. 4 Tabel 4. Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Total Sebanak 70 esponden ang menatakan setuju untuk meek pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah diingat, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa meek pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah diingat, kaena meek Lotte dapat dikenali, mudah dieja dan diucapkan dan memiliki identitas ang unik dan secaa jelas bebeda dai bebagai meek kompetito. Kaena apabila meek tidak jelas, akan menciptakan kebingungan konsumen dan akhina akan memilih poduk lain. Dai hasil jawaban esponden mengenai visibilit kemasan botol Lotte Xlitol, ada empat item petanaan ang diajukan ada satu item ang memiliki nilai sko tetinggi aitu pada item tentang wana kemasan pemen kaet Lotte Xlitol menaik pehatian. Sehingga akan menaik minat calon konsumen dan sebagai identitas poduk untuk membedakan vaiasi dai agam poduk. Wana juga memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banak hal kepada 0

16 konsumen temasuk kualitas dan asa. 53 Wana meupakan peangsang paling penting ang menciptakan daa taik visual dan daa taik pada konsumen dan ini meupakan bagian ang penting dai sebuah kemasan. Kaena sasaan petama dai sebuah kemasan ang mudah dilihat oleh mata adalah wana. Selain itu juga wana memudahkan tulisan untuk dibaca. Wana dapat membei infomasi tipe poduk dan juga dapat mempengauhi pesepsi konsumen mengenai kualitas, nilai dan kemunian. Dan wana memiliki nada untuk menciptakan suasana, kaena wana dapat menjadi cii suatu poduk. Wana memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banak hal kepada konsumen, temasuk kualitas, asa seta kemampuan poduk untuk memuaskan beagam kebutuhan psikologis dan wana bepean dalam mempengauhi panca indea kita. 54 Pemanfaatan wana dalam kemasan cukup efektif kaena wana mempengauhi oang secaa emosional, contohna wana hijau ang digunakan pada pemen kaet Lotte Xlitol ang menggambakan kesegaan dai bahan litol dan mentolna. Sebagai tambahan bagi dampak emosional ang dibawa oleh wana dalam kemasan, elegan dan pestise bisa ditambahkan pada pemukaan ang eflektif ang mengkilap aitu menggunakan bahan silve atau peak metalik. 53 Shimp, Teence A. op cit, hal Natadjaja. Op cit, hal

17 No Infomation (X) Dai tabel dibawah ini menggambakan mengenai penataan ang behubungan dengan Infomation. Petanaan Tabel 4. Tanggapan Responden Bekaitan Dengan Infomation Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 5 Infomasi kandungan poduk pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami Sumbe Tulisan: Petanaan no. 5 Bedasakan tabel di atas, tedapat 47 esponden ang menatakan setuju No untuk infomasi kandungan poduk pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa infomasi kandungan poduk pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami, kaena infomasi di label kemasan sangat jelas telihat. Sehingga akan mudah tebaca oleh konsumen. Petanaan Tabel 4.3 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Infomasi nilai gizi pada 6 kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami Sumbe Tulisan: Petanaan no. 6 Sebanak 4 esponden ang menatakan setuju untuk infomasi nilai gizi pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami, sedangkan tidak tedapat 03

18 No esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa infomasi nilai gizi pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan gizi dai label kemasan pemen Lotte Xlitol sangat jelas, sehingga konsumen lebih cepat dalam memahamina untuk dikonsumsi sesuai dengan apa ang tetea di kemasan. Petanaan Tabel 4.4 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 7 Infomasi masa kadaluasa pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami Total Sumbe Tulisan: Petanaan no. 7 Sebanak 6 esponden ang menatakan setuju untuk infomasi masa kadaluasa pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa infomasi masa kadaluasa pada kemasan pemen Lotte Xlitol mudah dipahami. Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh konsumen, sehingga konsumen akan mengeti dan memahami kapan poduk itu akan beakhi untuk dikonsumsi, sehingga tidak menimbulkan efek samping. Dai item penataan ang diajukan pada esponden dapat telihat angka ataan sko ang beagam. Jika diamati dengan lebih teliti dapat telihat untuk item penataan ang behubungan dengan infomasi bahwa konsumen ingin mendapatkan infomasi lebih baik tentang suatu poduk ang akan dibelina. Konsumen membutuhkan infomasi sepeti kandungan nilai gizi, masa kadaluasa 04

19 dan sebagaina. Disinilah kemasan menunjukkan fungsi infomasi dan komunikasi. Infomasi poduk bisa hadi dalam bebeapa bentuk. Dalam ati dapat membei infomasi kepada konsumen (membawa makna) tentang apa ang tesiat dalam kemasan. 05

20 No Emotional Appeal (X3) Emotional appeal atau daa taik emosional dipehatikan dengan kemampuan kemasan untuk menimbulkan peasaan ingin atau suasana hati mendukung. Atina kemasan pemen kaet Lotte Xlitol beupaa untuk membangkitkan peasaan tetentu kepada konsumen. Sehingga akan menimbulkan pembelian impulsif. Kemasan dihaapkan dapat membeikan eaksi spontan, baik secaa sada maupun tidak. Dai tabel dibawah ini menggambakan mengenai penataan ang behubungan dengan Emotional Appeal. Tabel 4.5 Tanggapan Responden Bekaitan Dengan Emotional Appeal Jawaban Responden Petanaan Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 8 Wana kemasan mempengauhi peasaan Anda untuk memilih pemen Lotte Xlitol Sumbe Tulisan: Petanaan no. 8 Bedasakan tabel di atas, tedapat 55 esponden ang menatakan setuju untuk wana kemasan mempengauhi peasaan untuk memilih pemen Lotte Xlitol, sedangkan tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa wana kemasan mempengauhi peasaan untuk memilih pemen Lotte Xlitol. Hal ini dikaenakan wana kemasan mempengauhi suasana hati. Sehingga dihaapkan konsumen akan melakukan pembelian impulsif. Wana mempunai peanan cukup penting, selain itu dapat 06

21 No membeikan suatu bentuk ekspesi seta saluan atau fasilitato untuk menampaikan pesan kepada konsumen. Petanaan Tabel 4.6 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 9 Bentuk kemasan mempengauhi peasaan Anda untuk memilih pemen Lotte Xlitol Sumbe Tulisan: Petanaan no. 9 Sebanak 5 esponden ang menatakan setuju untuk bentuk kemasan mempengauhi peasaan Anda untuk memilih pemen Lotte Xlitol sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa bentuk kemasan mempengauhi peasaan Anda untuk memilih pemen Lotte Xlitol Hal ini menunjukkan bahwa bentuk dai kemasan ini unik dan menaik. Bentuk kemasan bisa membangkitkan bebagai emosi tetentu. Bentuk kemasan ang digunakan pemen Lotte Xlitol adalah bentuk botol bewana putih miip kemasan obat, tidak sepeti kemasan pemen kaet pada umumna. Poses pemilihan bentuk kemasan botol ini mempunai alasan dengan bebagai petimbangan aga kemasan bisa memuat isi pemen, membuat aman saat pengiiman, memungkinkan kenamanan bagi konsumen sepeti mudah dibawa, dipegang, dibuka, dan mudah disimpan aga dapat melindungi pemen kaet Lotte Xlitol. Kemasan ini dapat menggambakan dan membeikan kesan bahwa pemen kaet Lotte Xlitol adalah poduk untuk kesehatan bukan sebagai pemen 07

22 No kaet biasa pada umumna. Bagi Lotte kemasan ini dihaapkan dapat mendoong konsumen bau untuk membeli dan dapat meningkatkan konsumen lama untuk loal. Petanaan Tabel 4.7 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 0 Mateial/bahan kemasan mempengauhi peasaan Anda untuk memilih pemen Lotte Xlitol Sumbe Tulisan: Petanaan no. 0 Sebanak 5 esponden ang menatakan setuju untuk mateial/ bahan kemasan mempengauhi peasaan untuk memilih pemen Lotte Xlitol, sedangkan tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa mateial/bahan kemasan mempengauhi peasaan untuk memilih pemen Lotte Xlitol, dikaenakan bahwa bahan kemasan ini aman untuk digunakan. Petimbangan penting penggunaan mateial ang menghiasi sebuah kemasan bisa membangkitkan emosi konsumen, khususna emosi bawah sada. Bahan kemasan ang digunakan dai bahan plastik ang bekonotasi ingan dan besih. Konsumen tidak pelu takut mengkonsumsi poduk dalam kemasan kana kemasan ini befungsi mengawetkan sampai batas masa kadaluasana. 08

23 No Petanaan Tabel 4.8 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Secaa keseluuhan tampilan kemasan pemen Lotte Xlitol membeikan kesan positif Total Sumbe Tulisan: Petanaan no. Sebanak 6 esponden ang menatakan setuju untuk secaa keseluuhan tampilan kemasan pemen Lotte Xlitol membeikan kesan positif, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa secaa keseluuhan tampilan kemasan pemen Lotte Xlitol membeikan kesan positif, atina bahwa konsumen bisa meneima tampilan dai kemasan tesebut. 09

24 No Wokabilit (X4) Wokabilit atau fungsional meujuk pada fungsi suatu kemasan lebih dai caa bekomunikasi. Tujuanna adalah mendesain kemasan ang sebisa mungkin wokable dai sisi ekonomis pengece maupun konsumen, sebagai contoh konsumen lebih menukai kemasan ang bena-bena menjaga pemen didalamna aga tidak usak dan tetap enak seta aman untuk dikonsumsi. Dai tabel dibawah ini menggambakan mengenai penataan ang behubungan dengan Wokabilit. Petanaan Tabel 4.9 Tanggapan Responden Bekaitan Dengan Wokabilit Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Kemasan Lotte Xlitol dapat melindungi isi poduk/ pemen Sumbe Tulisan: Petanaan no. Bedasakan tabel di atas, tedapat 64 esponden ang menatakan setuju untuk kemasan Lotte Xlitol dapat melindungi isi poduk/ pemen, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kemasan Lotte Xlitol dapat melindungi isi poduk/ pemen, hal ini dikaenakan dapat melindungi dai bebagai bahaa ang ditimbulkan oleh lingkungan sepeti cuaca, sina matahai secaa langsung, jatuh, tumpukan dan kemasan ang dapat dibuka dan ditutup kembali aga tetap enak, awet dan tidak lembab saat dimakan, sehingga poduk tesebut dalam kondisi laak untuk dikonsumsi. Dapat melindungi poduk dalam pejalananna dai 0

25 No podusen ke konsumen. Memuat isi poduk, mudah dibuka dan ditutup kembali untuk disimpan, dapat digunakan kembali (eusable). Petanaan Tabel 4.0 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 3 Kemasan Lotte Xlitol memudahkan dalam menimpan isi poduk/ pemen Sumbe Tulisan: Petanaan no. 3 Sebanak 68 esponden ang menatakan setuju untuk kemasan Lotte Xlitol memudahkan dalam menimpan isi poduk/ pemen, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kemasan Lotte Xlitol memudahkan dalam menimpan isi poduk/ pemen. Hal ini menunjukkan bahwa kemasan pemen Lotte Xlitol dapat digunakan sebagai penimpanan dan dapat dipakai isi ulang atau efill (memudahkan konsumen untuk menghabiskan dan mengisi kembali dengan poduk ang dapat diisi ulang). Fakto kemudahan antaa lain dapat mengisi kembali dengan mudah untuk dipegunakan dan mudah untuk dibawa pulang. Kemasan sebagai wadah penimpanan, sebagai pelindungan baik tehadap poduk itu sendii (mutu dan keamanan poduk ang dapat dipetahankan selama mungkin). Jika podusen tidak membeikan kenamanan bagi konsumen, maka sikap konsumen tehadap poduk itu menjadi negatif dan akan ditinggalkan.

26 No Petanaan Tabel 4. Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 4 Kemasan Lotte Xlitol naman/ mudah untuk dibawa pulang Total Sumbe Tulisan: Petanaan no. 4 Sebanak 6 esponden ang menatakan setuju untuk kemasan Lotte Xlitol naman/ mudah untuk dibawa pulang, sedangkan tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kemasan Lotte Xlitol naman/ mudah untuk dibawa pulang. Hal ini menunjukkan bahwa kemasan pemen Lotte Xlitol egonomis dan disebut juga sebagai hand bottle kaena pas digenggam atau dipegang untuk ukuan tangan oang dewasa, sehingga konsumen naman dalam mengenggamna. Mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Ini akan mempengauhi bentuk dan mempengauhi kenamanan pemakai poduk atau konsumen. Banak podusen ang mempegunakan plastik sebagai bahan kemasan, selain kaena tingkat keamanan dan fleksibilitas ang tinggi juga dapat memenuhi tuntutan masaakat. Kemasan plastik mempunai keuntungan: Dapat menesuaikan dengan podukna, tahan panas, kedap udaa, tahan pecah dan amah lingkungan, tidak bebahaa kaena apabila dibuka, disobek tidak meninggalkan ujung uncing, mudah ditutup dan penampilan lua lebih menaik kaena mudah untuk dibentuk.

27 No 4..4 Ekuitas Meek Beikut ini adalah tabel distibusi fekuensi mengenai tanggapan esponden ang behubungan dengan Ekuitas Meek. Petanaan Tabel 4. Tanggapan Responden Bekaitan Dengan Ekuitas Meek Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Jika dibandingkan dengan poduk lain, Anda lebih memilih pemen Lotte Xlitol Sumbe Tulisan: Petanaan no. Bedasakan tabel di atas, tedapat 33 esponden ang menatakan tidak No setuju untuk jika dibandingkan dengan poduk lain, esponden lebih memilih pemen Lotte Xlitol, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa jika dibandingkan dengan poduk lain, tidak lebih memilih pemen Lotte Xlitol. Petanaan Tabel 4.3 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Memilih pemen Lotte Xlitol kaena tebuat dai bahan bekualitas Sumbe Tulisan: Petanaan no. Sebanak 4 esponden ang menatakan setuju untuk memilih pemen Lotte Xlitol kaena tebuat dai bahan bekualitas, sedangkan tedapat 9 3

28 No esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa memilih pemen Lotte Xlitol kaena tebuat dai bahan bekualitas. Petanaan Tabel 4.4 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 3 Memilih pemen Lotte Xlitol kaena meekna tekenal Total Sumbe Tulisan: Petanaan no. 3 Sebanak 40 esponden ang menatakan setuju untuk memilih pemen Lotte Xlitol kaena meekna tekenal, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa memilih pemen Lotte Xlitol kaena meekna tekenal. 4

29 No 4..5 Keputusan Pembelian Konsumen Beikut ini adalah tabel distibusi fekuensi mengenai tanggapan esponden ang behubungan dengan Keputusan Pembelian Konsumen. Tabel 4.5 Tanggapan Responden Bekaitan Dengan Keputusan Pembelian Konsumen Jawaban Responden Petanaan Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Penempatan poduk Lotte Xlitol di ak Supemaket menaik pehatian Anda Sumbe Tulisan: Petanaan no. Bedasakan tabel di atas, tedapat 50 esponden ang menatakan setuju No untuk penempatan poduk Lotte Xlitol di ak Supemaket menaik pehatian, sedangkan tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa penempatan poduk Lotte Xlitol di ak Supemaket menaik pehatian. Petanaan Tabel 4.6 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % Desain kemasan pemen Lotte Xlitol di ak Supemaket menaik minat beli Anda Sumbe Tulisan: Petanaan no. Sebanak 46 esponden ang menatakan setuju untuk desain kemasan pemen Lotte Xlitol di ak Supemaket menaik minat beli, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini 5

30 No mengidentifikasikan bahwa desain kemasan pemen Lotte Xlitol di ak Supemaket menaik minat beli. Petanaan Tabel 4.7 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 3 Dai infomasi ang ada di kemasan, Anda dapat mengetahui kalau poduk tesebut adalah pemen untuk kesehatan gigi Sumbe Tulisan: Petanaan no. 3 Sebanak 6 esponden ang menatakan setuju untuk dai infomasi ang No ada di kemasan, esponden dapat mengetahui kalau poduk tesebut adalah pemen untuk kesehatan gigi, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa dai infomasi ang ada di kemasan, esponden dapat mengetahui kalau poduk tesebut adalah pemen untuk kesehatan gigi. Petanaan Tabel 4.8 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 4 Suka tehadap pemen Lotte Xlitol kaena poduk tesebut aman dikonsumsi Sumbe Tulisan: Petanaan no. 4 Sebanak 64 esponden ang menatakan setuju untuk suka tehadap pemen Lotte Xlitol kaena poduk tesebut aman dikonsumsi, sedangkan tidak 6

31 No tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa suka tehadap pemen Lotte Xlitol kaena poduk tesebut aman dikonsumsi. Petanaan Tabel 4.9 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 5 Memilih pemen Lotte Xlitol kaena poduk tesebut dai bahan bekualitas Sumbe Tulisan: Petanaan no. 5 Sebanak 63 esponden ang menatakan setuju untuk memilih pemen No Lotte Xlitol kaena poduk tesebut dai bahan bekualitas, sedangkan tidak tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa memilih pemen Lotte Xlitol kaena poduk tesebut dai bahan bekualitas. Petanaan Tabel 4.30 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 6 Keputusan untuk membeli pemen Lotte Xlitol kaena akin pada poduk tesebut Sumbe Tulisan: Petanaan no. 6 Sebanak 59 esponden ang menatakan setuju untuk keputusan untuk membeli pemen Lotte Xlitol kaena akin pada poduk tesebut, sedangkan tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini 7

32 No mengidentifikasikan bahwa keputusan untuk membeli pemen Lotte Xlitol kaena akin pada poduk tesebut. Petanaan Tabel 4.3 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 7 Keputusan untuk membeli pemen Lotte Xlitol kaena meekna tekenal Sumbe Tulisan: Petanaan no. 7 Sebanak 56 esponden ang menatakan setuju untuk keputusan untuk No membeli pemen Lotte Xlitol kaena meekna tekenal, sedangkan tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa keputusan untuk membeli pemen Lotte Xlitol kaena meekna tekenal. Petanaan Tabel 4.3 Jawaban Responden Netal Total F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko F Sko % 8 Untuk membeli pemen Lotte Xlitol Anda pegi ke Supemaket/ Mini maket Total Sumbe Tulisan: Petanaan no. 8 Sebanak 58 esponden ang menatakan setuju untuk membeli pemen Lotte Xlitol esponden pegi ke Supemaket/ Mini maket, sedangkan tedapat esponden ang menatakan sangat tidak setuju. Hal ini mengidentifikasikan bahwa untuk membeli pemen Lotte Xlitol esponden pegi ke Supemaket/ Mini maket. 8

33 4..6 Analisis Jalu (Path Analiss) Koefisien Jalu Daa taik pesan dalam kemasan ang tedii dai visibilit (X), infomation (X), emotional appeal (X3) dan wokabilit (X4) tehadap ekuitas meek (Y) dan keputusan pembelian konsumen (Y). A. Pengujian Hipotesis Pengauh daa taik pesan dalam kemasan ang tedii dai visibilit (X), infomation (X), emotional appeal (X3) dan wokabilit (X4) tehadap ekuitas meek (Y). a. Substuktu I Gamba 4.: Stuktu Analisis Jalu (Path analsis) Sumbe: Diolah Bedasakan Kajian Penelitian Analisis diatas mengikuti pesamaan Regesi dengan model sebagai beikut: Y = P +P +P 3 +P 4 + ε Dimana: - Y= Ekuitas Meek - X= Visibilit - X= Infomation - X3= Emotional Appeal - X4= Wokabilit - ε= eo 9

34 Pengauh daa daik pesan dalam kemasan ang tedii dai visibilit (X), infomation (X), emotional appeal (X3) dan wokabilit (X4) dan ekuitas meek (Y) tehadap keputusan Pembelian (Y). b. Substuktu II Gamba 4.3: Stuktu Analisis Jalu (Path analsis) Sumbe: Diolah Bedasakan Kajian Penelitian Analisis diatas mengikuti pesamaan Regesi dengan model sebagai beikut: Y = P +P +P 3 +P 4 + P + ε Dimana: - Y= Keputusan Pembelian - Y= Ekuitas Meek - X= Visibilit - X= Infomation - X3= Emotional Appeal - X4= Wokabilit - ε=eo 0

35 Dalam metode analisis jalu, untuk mencai hubungan kausal atau pengauh vaiabel-vaiabel penelitian, telebih dahulu dihitung matiks koelasi dai vaiabel-vaiabel Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3) dan Wokabilit (X4) tehadap Ekuitas Meek (Y) dan Keputusan Pembelian Konsumen (Y). Tabel 4.33 Matiks Koelasi Anta Vaiabel Coelations VISIBILITY INFORMATION EMOTIONAL APPEAL WORKABILITY EKUITAS MERK KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Peason Coelation Peason Coelation Peason Coelation Peason Coelation Peason Coelation Peason Coelation KEPUTUSAN INFORMA EMOTIONAL WORKABI EKUITAS PEMBELIAN VISIBILITY TION APPEAL LITY MERK KONSUMEN Bedasakan matiks koelasi di atas dapat dihitung matiks invesna. Tabel 4.34 Inves Matiks Koelasi Untuk Subsuktu I X X X3 X4 X,35 0,09-0,49 -,6 X 0,09,88-0,3-0,490 X3-0,49-0,3,058 -,6 X4 -,6-0,490 -,6 3,5 Tabel 4.35 Inves Matiks Koelasi Untuk Subsuktu II X X X3 X4 Y X,773 0,7 0,3 -,39 -,409 X 0,7,360-0,08-0,30-0,564 X3 0,3-0,08,368-0,768 -,7 X4 -,39-0,30-0,768 3,749 -,484 Y -,409-0,564 -,7 -,484 4,430

36 Bedasakan hasil pehitungan matiks koelasi dan matiks inves dapat dipeoleh koefisien jalu, pengauh secaa keseluuhan dai X, X, X 3, dan X 4 seta koefisien jalu vaiabel lainna di lua X, X, X 3, dan X 4 (koefisien esidu).. Menghitung taksian koefisien jalu Menghitung taksian koefisien jalu untuk sub stuktu P j = R - R = P P P P Nilai Koefisien Jalu = 0,335 0,64 0,7 0, P P P P Menghitung taksian koefisien jalu untuk sub stuktu II P j = R - R = P P P P P

37 3 Nilai Koefisien Jalu = 0,40 0,3 0,83 0,54 0, P P P P P. Menghitung ) ( X X R (koefisien deteminasi) Koefisien Deteminasi Untuk Sub Stuktu [ ] = ) 3 ( P P P P R 4) 3 ( X X X X R = 0,774 Pengauh vaiabel lain ang tidak dimasukkan kedalam model. ( P ε ) Pehitungan P ε P Yε = ) 4 3 ( X X X X R P Yε = 774 0, = 0,6 Koefisien Deteminasi = R 00% = 0,774 00% = 77,4%

38 Tabel 4.36 Besana Koefisien Jalu ρ = 0,38 Koefisien Jalu ρ = 0,7 ρ 3 = 0,64 ρ 4 = 0,335 Pengauh secaa besamaan 0,774 Pengauh koefisien esidu 0,6 Koefisien Deteminasi Untuk Sub Stuktu I R ( 34 ) = [ P P P P P ] R = 0,887 ( X X X 3X 4Y) Pengauh vaiabel lain ang tidak dimasukkan ke dalam model. ( P ε ) Pehitungan P ε P Yε = R ( X X X 3X 4Y) P Yε = 0, 887 = 0,3 Koefisien Deteminasi = R 00% = 0,887 00% = 88,7% 4

39 Tabel 4.37 Besana Koefisien Jalu ρ = 0,35 Koefisien Jalu ρ = 0,54 ρ 3 = 0,83 ρ 4 = 0,3 ρ = 0,40 Pengauh secaa besamaan 0,887 Pengauh koefisien esidu 0, Pengujian Keseluuhan Pengujian Keseluuhan Untuk Substuktu I Hipotesis utama penelitian ini adalah Visibilit, Infomation, Emotional Appeal dan Wokabilit bepengauh tehadap Ekuitas Meek. Hipotesis penelitian tesebut dinatakan dalam hipotesa statistik beikut ini: H 0 : ρ = ρ = ρ 3 = ρ 4 =0 ρ i H : sekuang-kuangna ada sebuah 0, ; i =,, 3, 4 Statistic uji ang digunakan adalah: F = ( n k ) R k( R Y( Y( X X X 3X 4) X X X 3X 4) ) Kiteia uji, tolak Ho jika F hitung > F α (k i n-k-), dengan F α (k i n-k-) dipeoleh dai tabel distibusi F dengan α = 5 % dan deajat bebas db = k, dan db = n-k- Tabel 4.38 Pengujian Secaa Simultan Hipotesis Altenatif F hitung F tabel Kesimpulan (X, X, X3, X4) secaa simultan bepengauh tehadap Y 77,7,93 Signifikan 5

40 Pada tabel di atas dapat kita ketahui bahwa hasil pengujian signifikan ang beati secaa simultan Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3) dan Wokabilit (X4) membeikan pengauh ang nata tehadap Ekuitas Meek (Y) Pengujian Keseluuhan Untuk Substuktu II Hipotesis utama penelitian ini adalah Visibilit, Infomation, Emotional Appeal, Wokabilit dan Ekuitas Meek bepengauh tehadap Keputusan Pembelian Konsumen. Hipotesis penelitian tesebut dinatakan dalam hipotesa statistik beikut ini: H 0 : ρ = ρ = ρ 3 = ρ 4 = ρ = 0 ρ i H : sekuang-kuangna ada sebuah 0, ; i =,, 3, 4,5 Statistic uji ang digunakan adalah: F = ( n k ) R k( R Y Y ( X X X 3X 4Y) ( X X X 3X 4Y) ) Kiteia uji, tolak Ho jika F hitung > F α (k i n-k-), dengan F α (k i n-k-) dipeoleh dai tabel distibusi F dengan α = 5 % dan deajat bebas db = k, dan db = n-k- Tabel 4.39 Pengujian Secaa Simultan Hipotesis Altenatif F hitung F tabel Kesimpulan (X, X, X3, X4, Y) secaa simultan bepengauh tehadap Y 40,0,73 Signifikan Pada tabel di atas dapat kita ketahui bahwa hasil pengujian signifikan ang beati secaa simultan Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3), Wokabilit (X4) dan Ekuitas Meek (Y) membeikan pengauh ang nata tehadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y). 6

41 Pengujian Secaa Individu Pengujian Secaa Individu Untuk Substuktu I Kaena hasil pengujian secaa keseluuhan membeikan hasil ang signifikan, maka untuk mengetahui vaiabel bebas mana ang bepengauh nata tehadap Y dapat dilanjutkan dengan pengujian secaa individual. Ho = P ij 0 tedapat pengauh ang nata vaiabel bebas ang ke-i (X i ) tehadap Y H = P ij > 0 Tedapat pengauh ang nata vaiabel bebas ang ke-i (X i ) tehadap Y Statistic uji ang digunakan adalah: t i = P i ( R ) CRii n k i =,,3,4 Kiteia uji: Tolak Ho jika t hitung > t tabel ( t α ; n k ) atau jika t hitung < - t tabel Hasil pehitungan dapat kita lihat pada tabel beikut ini: Tabel 4.40 Pengujian Individual No Hipotesis Koefisien jalu t hitung t tabel kesimpulan ρ > 0 ρ = 0,38 4,64 Ho ditolak ρ > 0 ρ = 0,7,4 Ho ditolak,987 ρ > 0 ρ 3 = 0,64 3,680 Ho ditolak ρ > 0 ρ 4 = 0,335 3,70 Ho ditolak Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai t hitung untuk fakto Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3) dan Wokabilit (X4) 7

42 lebih besa dai ±,987 hal ini mengindikasikan bahwa fakto Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3) dan Wokabilit (X4) membeikan pengauh ang signifikan tehadap vaiabel Ekuitas Meek Pengujian Secaa Individu Untuk Substuktu II Kaena hasil pengujian secaa keseluuhan membeikan hasil ang signifikan, maka untuk mengetahui vaiabel bebas mana ang bepengauh nata tehadap Y dapat dilanjutkan dengan pengujian secaa individual. Ho = P ij 0 tedapat pengauh ang nata vaiabel bebas ang ke-i (X i ) tehadap Y H = P ij > 0 Tedapat pengauh ang nata vaiabel bebas ang ke-i (X i ) tehadap Y Statistic uji ang digunakan adalah: t i = P i ( R ) CRii n k i =,,3,4 Kiteia uji: Tolak Ho jika t hitung > t tabel ( t α ; n k ) atau jika t hitung < - t tabel Hasil pehitungan dapat kita lihat pada tabel beikut ini: Tabel 4.4 Pengujian Individual No Hipotesis Koefisien jalu t hitung t tabel kesimpulan ρ > 0 ρ = 0,35 3,96 Ho ditolak ρ > 0 ρ = 0,54 3,77 Ho ditolak ρ > 0 ρ 3 = 0,83 3,346,987 Ho ditolak ρ > 0 ρ 4 = 0,3,787 Ho diteima ρ > 0 ρ = 0,40 5,479 Ho ditolak 8

43 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai t hitung untuk fakto Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3) dan Wokabilit (X4) lebih besa dai ±,987 hal ini mengindikasikan bahwa fakto Visibilit (X), Infomation (X), Emotional Appeal (X3), Wokabilit (X4) dan Ekuitas Meek (Y) membeikan pengauh ang signifikan tehadap vaiabel Keputusan Pembelian Konsumen. Maka diagam jalu untuk model analisis jalu antaa Visibilit, Infomation, Emotional Appeal dan Wokabilit dengan Ekuitas Meek dan Keputusan Pembelian Konsumen dapat digambakan sebagai beikut: Gamba 4.4: Path Diagam untuk X, X, X3 dan X4 tehadap Y dan Y Sumbe: Diolah Bedasakan Kajian Penelitian Pesamaan stuktual adalah sebagai beikut: Substuktu Y=0,0X+0,7X+0,64X3+0,5X4+ ε Substuktu Y=0,35X+0,54X+0,83X3+0,3X4+0,40Y+ ε 9

44 Pengauh Visibilit, Infomation, Emotional Appeal dan Wokabilit Tehadap Ekuitas Meek Tabel 4.4 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Visibilit Tehadap Ekuitas Meek Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X langsung Pp 0.0 X melalui X Pp 0.03 X melalui X3 P3p X melalui X4 P4p Total pengauh X tehadap Y 0,43 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Visibilit tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa 0, %, pengauh tidak langsung sebesa 4, % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Visibilit tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa 4,3 %. Tabel 4.43 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Infomation Tehadap Ekuitas Meek Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X langsung Pp 0.06 X melalui X Pp 0.03 X melalui X3 P3p X melalui X4 P4p Total pengauh X tehadap Y 0,06 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Infomation Tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa,6 %, pengauh tidak langsung sebesa 4,6 % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Infomation Tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa 6, %. 30

45 Tabel 4.44 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Emotional Appeal Tehadap Ekuitas Meek Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X3 langsung P3p X3 melalui X P33p X3 melalui X P33p 0.04 X3 melalui X4 P334p Total pengauh X3 tehadap Y 0,95 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Emotional Appeal Tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa 7,0 %, pengauh tidak langsung sebesa,5 % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Emotional Appeal Tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa 9,5 %. Tabel 4.45 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Wokabilit Tehadap Ekuitas Meek Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X4 langsung P4p4 0. X4 melalui X P44p X4 melalui X P44p 0.09 X4 melalui X3 P443p Total pengauh X4 tehadap Y 0,74 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Wokabilit Tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa, %, pengauh tidak langsung sebesa 6, % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Wokabilit Tehadap Ekuitas Meek adalah sebesa 7,4 %. 3

46 Pengauh Visibilit, Infomation, Emotional Appeal dan Wokabilit Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen Tabel 4.46 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Visibilit Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X langsung pp X melalui X pp 0.0 X melalui X3 p3p X melalui X4 p4p4 0.0 X melalui Y pp Total pengauh X tehadap Y 0,87 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Visibilit tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 5,5 %, pengauh tidak langsung sebesa 3, % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Visibilit tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 8,7 %. Tabel 4.47 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Infomation Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X langsung Pp 0.04 X melalui X Pp 0.0 X melalui X3 P3p3 0.0 X melalui X4 P4p X melalui Y pp 0.03 Total pengauh X tehadap Y 0,086 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Infomation Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa,4 %, pengauh tidak langsung sebesa 6,3 % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Infomation Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 8,6%. 3

47 Tabel 4.48 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Emotional Appeal Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X3 langsung P3p X3 melalui X P33p 0.05 X3 melalui X P33p 0.0 X3 melalui X4 P334p X3 melalui Y P33p Total pengauh X3 tehadap Y 0,4 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Emotional Appeal Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 3,4 %, pengauh tidak langsung sebesa 0,8 % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Emotional Appeal Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 4, %. Tabel 4.49 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Wokabilit Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi X4 langsung P4p X4 melalui X P44p 0.0 X4 melalui X P44p X4 melalui X3 P443p X4 melalui Y P44p 0.04 Total pengauh X4 tehadap Y 0,03 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Wokabilit Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa,5 %, pengauh tidak langsung sebesa 8,8 % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Wokabilit Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 0,3%. 33

48 Tabel 4.50 Pengauh Langsung dan Langsung Fakto Ekuitas Meek Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen Pengauh langsung dan tidak langsung besa kontibusi Y langsung Pp 0.68 Y melalui X Pp Y melalui X Pp 0.03 Y melalui X3 P3p Y melalui Y4 P4p Total pengauh Y tehadap Y 0,370 Dai tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengauh langsung fakto Ekuitas Meek Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 6,8 %, pengauh tidak langsung sebesa 0, % dan total pengauh ang dibeikan vaiabel fakto Ekuitas Meek Tehadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesa 37,0 %. 34

49 4.3 Pembahasan Analisis Jalu (Path analsis) Bedasakan hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis jalu (path analsis) diketahui sebeapa signifikan tingkat pengauh dai empat vaiabel daa taik pesan dalam kemasan ang tedii dai visibilit (X), infomation (X), emotional appeal (X3), wokabilit (X4) dan ekuitas meek (Y) mempengauhi keputusan pembelian konsumen (Y) pemen kaet Lotte Xlitol di Caefou Lebak Bulus Jakata Selatan. Daa taik pesan dalam kemasan poduk bepengauh tehadap ekuitas meek. Hasil analisis jalu (path analsis) telihat secaa kompehensif nilai R menunjukkan hasil koefisien koelasi () sebesa 0,774 ang beati tejadi hubungan positif ang kuat antaa vaiabel X secaa keseluuhan dengan vaiabel Y. Sedangkan koefisien deteminasi R deteminasi sebesa 0,774, ini mengindikasikan bahwa sebesa 77,4% seluuh vaiabel ekuitas meek dapat diteangkan oleh vaiabel visibilit, infomation, emotional appeal dan wokabilit dan sebesa,6% diteangkan oleh fakto-fakto lain ang tidak dipehitungkan ke dalam penelitian ini. Dengan uji F di dapat keempat vaiabel bebas tesebut (X, X, X3 dan X4) mempunai pengauh ang signifikan tehadap vaiabel teikat ekuitas meek (Y). Sedangkan uji t (dua aah) vaiabel visibilit (X), infomation (X), emotional appeal (X3) dan wokabilit (X4) bepengauh secaa signifikan tehadap ekuitas meek (Y). 35

50 Hasil analisis selanjutna di dapat dai pesamaan egesi ang menunjukkan bahwa koefisen egesi dai vaiabel visibilit bepengauh positif dengan nilai koefisien jalu 0,38 dan nilai t hitung (4,64) > t tabel (,987). Hasil ini menunjukkan pengauh langsung dai visibilit dengan ekuitas meek bepengauh secaa signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa visibilit membeikan konstibusi nata bagi pembentukan ekuitas meek pemen kaet Lotte Xlitol. Meskipun visiblit dapat mempengauhi ekuitas meek, namun dihaapkan visibilit ang dilakukan oleh tim keatif PT. Lotte Indonesia hauslah bena-bena mengkomunikasikan pesan sehingga ekuitas meek ang dihaapkan bisa tewujud. Hasil analisis selanjutna didapat dai pesamaan egesi ang menunjukkan bahwa koefisen egesi dai vaiabel infomation bepengauh positif dengan nilai koefisien jalu 0,7 dan nilai t hitung (,4) > t tabel (,987). Hasil ini menunjukkan pengauh langsung dai infomation dengan poses ekuitas meek bepengauh secaa signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa infomation membeikan konstibusi nata bagi pembentukan ekuitas meek pemen kaet Lotte Xlitol. Hasil analisis selanjutna didapat dai pesamaan egesi ang menunjukkan bahwa koefisen egesi dai vaiabel emotional appeal bepengauh positif dengan nilai koefisien jalu 0,64 dan nilai t hitung (4,680) > t tabel (,987). Hasil ini menunjukkan pengauh langsung dai emotional appeal dengan poses ekuitas meek bepengauh secaa 36

51 signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa emotional appeal membeikan konstibusi nata bagi konsumen pemen kaet Lotte Xlitol dalam pembentukan ekuitas meek. Hasil analisis selanjutna didapat dai pesamaan egesi ang menunjukkan bahwa koefisen egesi dai vaiabel wokabilit bepengauh positif dengan nilai koefisien jalu 0,335 dan nilai t hitung (3,70) > t tabel (,987). Hasil ini menunjukkan pengauh langsung dai wokabilit dengan poses ekuitas meek bepengauh secaa signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa wokabilit membeikan konstibusi nata bagi ekuitas meek pemen kaet Lotte Xlitol. Dai uaian di atas, jelas bahwa empat vaiabel daa taik pesan dalam kemasan (X) secaa besama-sama bepengauh tehadap ekuitas meek (Y). Sebagaimana stategi pembahasan mengenai daa taik pesan dalam kemasan selain untuk menaik pehatian konsumen, kemasan mempunai kekuatan untuk menjelaskan poduk dalam mengkomunikasikan ekuitas meek suatu poduk. Aga stategi peusahaan dapat mencapai misi peusahaan pelu dilakukan pemahaman dengan mempehatikan mengenai fakto-fakto desain kemasan visibilit (X), infomation (X), emotional appeal (X3) dan wokabilit (X4) tesebut dan mempebaiki kelemahan teutama fakto keempat aitu infomation. Dai keempat koefisien egesi vaiabel bebas dalam penelitian ini, vaiabel visibilit menjadi sangat dominan atau sangat bepengauh ang 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI

PENGGUNAAN METODE COST PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI Buletin Ilmiah Math Stat dan eapanna (Bimaste) Volume 02, No 2 (2013), hal 147-154 PENGGUNAAN MEODE COS PRORAE IPE CONSAN DOLLAR PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAA PASI Agus Joko Sujono, Dadan Kusnanda,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service BAB III OBJEK DAN METODE ENELITIAN 3.1 Objek enelitian enelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengauh sevice convenience dalam bentuk Dive Thu ATM tehadap loyalitas pelanggan. Sedangkan objek

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3 p 01 Jika p dan maka 5 0. 0. 04. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 (E) /4 (A) 0 (D) (E) (A) (D) (E) p Nilai... (A) 5 4 (D) (E) 1 0,65 Hasil dai adalah... 0,875 0,5 0,15 16 0,5... / /4... / 4/ a b a b ab a ab b ab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

*ANALISIS KORELASI* { }

*ANALISIS KORELASI* { } *ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi 1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA

PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catu Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA Jl. AH. Nasution KM 7 Kp. Gn. Kondang Rt. 03 Rw. 07 Kel.

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3  No. HP. 1 THE CONTRIBUTION OF THE WRIST FLEXIBILITY AND ARM MUSCLE AND SHOULDER POWER IN SERVING SKILL FOR MALE VOLLEYBALL TEAM OF SMAN 7 DURI IN MANDAU DISTRICT, BENGKALIS REGENCY Angga Setiawan 1, Saipin, Ni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2),

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2), 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Diskipsi Teoi 1. Pengetian Hasil Belaja Belaja dapat digambakan sebagai inteaksi aktif dengan lingkunganna melalui pengamatan, pencaian, pemikian, dan penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika

USMSTAN TPA Pembahasan TPA STAN 2014 Aritmatika USMSTAN 014 - TPA Pembahasan TPA STAN 014 Aitmatika Doc. Name: USMSTAN014TPA998 Doc. Vesion : 016-0 halaman 1 6. Jika 7. 8. 9. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 /4 (A) 0 (D) (A) (D) p p dan maka 5 p Nilai... (A)

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI (Junal) Oleh EKA MULYANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 04 ABSTRACT THE POWER RELATIONS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017 Bekala Fisika Indoneia Volume 9 Nomo 1 Januai 017 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PENALARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA/FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMADIYAH MUNTILAN, KABUPATEN

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci