MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

PARTISI BILANGAN p(5n + 4), p(7n + 5) DAN p(11n + 6) SECARA BERTURUT-TURUT KONGRUEN MODULO 5, 7 DAN 11 ABSTRACT

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman

BAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS)

Kegiatan Belajar 4. Fungsi Trigonometri

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

2.1 Bilangan prima dan faktorisasi prima

OSN 2014 Matematika SMA/MA

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( ) terdapat sedemikian sehingga

KARAKTERISTIK POHON FUZZY

SOLUSI BILANGAN BULAT SUATU PERSAMAAN DIOPHANTINE MELALUI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS ABSTRACT

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 RUANG BERNORM-2

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan

GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH

BAB II LANDASAN TEORI

FORMULA SELISIH DAN PENJUMLAHAN BARISAN BILANGAN k-fibonacci. Rini Adha Apriani ABSTRACT

MENGHITUNG BANYAKNYA BILANGAN PRIMA YANG LEBIH KECIL DARI ATAU SAMA DENGAN SUATU BILANGAN BULAT n ABSTRACT

PENAKSIR YANG EFISIEN DARI KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK BERSTRATA. Mahasiswa Program S1 Matematika

ANALISIS PERBANDINGAN KOMULAN TERHADAP BEBERAPA JENIS DISTRIBUSI KHUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution

3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 16 April Pekan Ke-4, 2005 Nomor Soal:

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN

METODE PANGKAT BALIK TERGESER UNTUK MENCARI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN

Y = + x + x x + e, e N(0, ), Residual e=y -Yˆ

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan :

Materi. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham

PENAKSIR RASIO-PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK BERSTRATA

PREMI TUNGGAL ASURANSI JIWA CONTINGENT MENGGUNAKAN MODEL TINGKAT BUNGA EKSPONENSIAL VASICEK ABSTRACT

PENGKONSTRUKSIAN BILANGAN TIDAK KONGRUEN

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

METODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN BILANGAN SEMPURNA DAN BILANGAN PRIMA FIBONACCI ABSTRACT

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

BAB 3 INVERS LAPLACE Pokok Pembahasan :

3. Sebaran Peluang Diskrit

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

MAT. 12. Barisan dan Deret

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

BAB III METODE SCHNABEL

GERSHGORIN DISK FRAGMENT UNTUK MENENTUKAN DAERAH LETAK NILAI EIGEN PADA SUATU MATRIKS. Anggy S. Mandasary 1, Zulkarnain 2 ABSTRACT

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

SOLUSI BAGIAN PERTAMA

mungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Evaluasi Distribusi Gabungan pada Teori Resiko

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL DENGAN ENTRI DIAGONAL UTAMA TIDAK KONSTAN DAN BERULANG IRESA APRILIANI

FUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Varians = Analysis of Variance = ANOVA

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.

PELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR

Danang Mursita Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2002

tidak mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilakukan dengan memberikan kompensator terdesentralisasi. Fixed mode terdesentralisasi pertama

KEKONVERGENAN DERET RECIPROCALS PRIMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN BILANGAN FERMAT ABSTRACT

Analisis Varians = Analysis of Variance = ANOVA

SILABUS PEMBELAJARAN

Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untuk Mencari Akar-akar Suatu Persamaan

Penentuan Harga Opsi Asia dengan Metode Monte Carlo

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV Solusi Numerik

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel

CATATAN KULIAH RISET OPERASIONAL

Makalah Seminar Tugas Akhir

Transkripsi:

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/(x DAN h(x/(x Yuliana Saitri 1, Sri Gemawati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Peanbaru (28293, Indonesia yuliana.saitri9469@yahoo.co.id ABSTRACT This article discusses n-th derivative unction o the term 1/(x and h(x/(x where (x 0 by applying the partition numbers o n and n-th derivative o composite unction called Faa di Bruno ormula. Then we present some properties o n-th derivative unction o 1/(x and h(x/(x. Keywords: Derivative unction, Faa di Bruno ormula, Leibniz theorem, partition number ABSTRAK Artiel ini membahas turunan e-n dari ungsi yang berbentu 1/(x and h(x/(x dengan (x 0 dengan mengapliasian partisi bilangan dari n dan turunan e-n dari ungsi omposisi yang disebut dengan ormula Faa di Bruno. Selanjutnya aan ditentuan siat-siat dari turunan ungsi 1/(x and h(x/(x. Kata unci: Turunan ungsi, ormula Faa di Bruno, Teorema Leibniz, partisi bilangan 1. PENDAHULUAN Pada alulus, untu menentuan turunan e-n dari ungsi 1/(x dan h(x/(x dengan menggunaan aturan hasil bagi harus mencari satu per satu turunan pertama, edua, sampai dengan turunan e-n dari ungsi tersebut. Artiel ini membahas tentang turunan e-n dari ungsi 1/(x dan h(x/(x tanpa harus mencari turunan sebelumnya dengan mengapliasian partisi bilangan dari n. Selanjutnya dengan memandang pembilang dari turunan e-n ungsi 1/(x dan h(x/(x aan diperoleh siat-siatnya. Artiel ini merupaan tinjauan sebagian dari artiel yang ditulis oleh Jaimczu [3]. Repository FMIPA 1

2. TEOREMA LEIBNIZ, PARTISI BILANGAN, TEOREMA BINOMIAL, DAN FORMULA FAA DI BRUNO Teori penduung yang beraitan dengan pembahasan mengenai turunan e-n dari ungsi 1/(x dan h(x/(x serta siat-siatnya dibahas pada bagian ini. Teorema 1 [2](Teorema Leibniz Jia dan g dua ungsi pada x yang memilii turunan e-n, maa (g (n (x = (n (xg ( (x, (n > 0, (1 dengan (0 = dan g (0 = g. Buti. Lihat [2]. Deinisi 2 [1, h. 1] Sebuah partisi dari bilangan bulat positi n adalah barisan hingga dari bilangan bulat positi p 1, p 2,..., p m sedemiian sehingga m i=1 p i = n dengan p i adalah bagian dari partisi. Deinisi 3 [1, h. 1] Fungsi partisi p(n adalah jumlah partisi dari n. Deinisi 4 [1, h. 2] Ω n dinotasian sebagai himpunan semua partisi dari n. Partisi {p 1, p 2,..., p m } dinotasian dengan π dan ditulis π n untu menotasian π adalah partisi dari n. Sebuah partisi π dapat juga ditulis dengan π = [1 π 1, 2 π 2,..., n π n ] untu setiap i(1 i n [1]. Banyanya i yang muncul pada partisi π dari n dinotasian dengan π i. Banyanya bagian-bagian partisi π dinotasian dengan l(π atau l(π = m dan {π 1, π 2,..., π n } merupaan partisi dari l(π dan dinotasian dengan δ(π [3]. Teorema 5 [4, h. 416](Teorema Binomial Misalan x dan y adalah bilangan riil dan n adalah bilangan bulat ta negati, maa Buti. Lihat [4, h. 416]. (x + y n = x n y. Deinisi 6 [7] Misalan α = p 1, p 2,..., p m partisi dari n. simbol α! mewaili peralian atorial dari bagian α, α! = m i=1 (p i!. Dengan cara yang sama, notasi digunaan untu mewaili oeisien multinomial : ( n α = n! ( α α! = n. p 1, p 2,..., p m Repository FMIPA 2

Teorema 7 [5, h. 807] Misalan y = g(u dan u = (x memilii turunan e-n, maa omposisi ungsi y = (g (x juga memilii turunan e-n dan (g (n (x = ( n! π1 ( (x (n πn (x π 1! π n! (g(l(π (x, 1! n! (g (n (x = ( n n [ π δ(π! (g(l(π (x (i (x ] π i, (2 dengan Ω n merupaan himpunan partisi dari n, l(π = π 1 + + π n, dan π 1 + 2π 2 + + nπ n = n. Buti. Lihat [5, h. 807-809]. i=1 3. MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/(x DAN h(x/(x Teorema 8 Jia (x terdierensialan pada x dan (x 0, maa ( (n 1 (x = P n, (n 0, (3 n+1 (x dengan P n merupaan polinomial dengan oeisien bilangan bulat pada variabel (x, (1 (x,..., (n (x. Jia n = 0, maa dan jia n 1, maa P n = ( l(π ( 1 l(π n l(π (x π δ(π Buti. Misalan g (u = 1, turunan e-n dari g(u adalah u P 0 = 1, (4 n [ (i (x ] π i. (5 i=1 g (n (u = ( 1n n! u n+1. (6 Selanjutnya, substitusian persamaan (6 e persamaan (2, diperoleh ( (n 1 (x = (g (n (x, = ( n π δ(π! (g(l(π (x n [ (i (x ] π i, i=1 Repository FMIPA 3

( (n 1 (x = ( n π ( 1 l(π l(π! n [ (i (x ] π i, δ(π! l(π+1 (x i=1 = ( n π ( 1 l(π l(π! n [ n l(π (x (i (x ] π i, δ(π! n+1 (x i=1 ( (n 1 ( 1 l(π( ( n l(π π δ(π n l(π (x n [ i=1 (i (x ] π i (x =, (7 n+1 (x ( (n 1 (x = P n n+1 (x. Turunan e-n dari ungsi 1/(x pada persamaan (3 terbuti. Selanjutnya, Misalan ungsi = (x dan = (0. Berdasaran penguraian polinomial P n, diperoleh polinomial pertama P n yaitu P 1 = (1 (x = (1, (8 P 2 = (x (2 (x + 2 (1 (x (1 (x = (2 + 2 (1 (1, (9 P 3 = (3 + 6 (1 (2 6 (1 (1 (1, (10 P 4 = (4 + 8 (1 (3 + 6 (2 (2 36 (1 (1 (2 + 24 (1 (1 (1 (1, (11 P 5 = (5 + 10 (1 (4 60 (1 (1 (3 + 20 (2 (3 90 (1 (2 (2 + 240 (1 (1 (1 (2 + 120 (1 (1 (1 (1 (1. (12 Berdasaran persamaan (8, (9, (10, (11, dan (12 dapat diperoleh beberapa siat-siat dari polinomial P n yang dinyataan dalam teorema beriut. Teorema 9 Polinomial P n (n 1 mempunyai siat-siat sebagai beriut: 1. Setiap bentu monomial pada polinomial P n, yaitu monomial yang berbentu (i1 (i 2 (in memilii n ator dan i 1 +i 2 + +i n = n. Jumlah monomial pada polinomial P n adalah p(n, dengan p(n adalah jumlah partisi dari n. 2. Jia n genap, maa jumlah oeisien dari polinomial P n adalah 1 dan jia n ganjil, maa jumlah oeisien dari polinomial P n adalah 1. Sehingga secara umum jumlah oeisien dari polinomial P n adalah ( 1 n. 3. Jia n genap, oeisien monomial dengan berjumlah genap adalah positi dan oeisien monomial dengan berjumlah ganjil adalah negati. Jia n ganjil, oeisien monomial dengan berjumlah genap adalah negati dan oeisien monomial dengan berjumlah ganjil adalah positi. 4. Jia A n merupaan jumlah nilai mutla dari oeisien pada polinomial P n, yaitu A n = ( l(π, (n 1. (13 π δ(π Repository FMIPA 4

Maa rumus beriut terpenuhi (A 0 = 1: q(x = 1 2 e x = A! x, (14 dengan A ( 0 merupaan turunan e- dari ungsi q(x pada x = 0 (A = q ( (0. Jari-jari onvergensi pada persamaan (14 adalah R = log 2. 5. Koeisien dari monomial yang berbentu (n adalah -1 dan oeisien dari monomial yang berbetu (1 (1 adalah ( 1 n n!, sehingga A n n!. Buti. 1. Berdasaran persamaan (5, diperoleh banya ator dari setiap monomial dari P n adalah n. Selanjutnya, = (0 dan 1 π 1 + + n πn = n, maa i 1 + i 2 + + i n = n. p(n adalah jumlah partisi dari n. Sehingga jumlah monomial dari P n adalah p(n. 2. Misalan (x = e x, sehingga (i (x = e x dan (i (0 = 1 untu semua bilangan bulat i 0. Selain itu, ruas iri persamaan (7 untu x = 0 menjadi ( (n ( (n 1 1 (0 = (0, e x = (e x x=0, ( (n 1 (0 = ( 1 n. (15 Selanjutnya, ruas anan dari persamaan (7 untu x = 0 menjadi ( 1 l(π( n π ( l(π δ(π (0 n l(π n i=1 [ (i (0 ] π i ((0 n+1 = ( l(π ( 1 l(π. (16 π δ(π Persamaan (16 merupaan jumlah oeisien dari polinomial P n. 3. Pandang persamaan (5, Terdapat dua asus untu nilai n, yaitu asus 1 Untu n genap, Jia l(π genap, maa n l(π genap. Sehingga banya ator dari monomial berjumlah genap dan oeisien monomial P n bernilai positi. Jia l(π ganjil, maa n l(π ganjil. Sehingga banya ator dari monomial berjumlah ganjil dan oeisien polinomial P n bernilai negati. Kasus 2 Untu n ganjil berlau sebalinya. Repository FMIPA 5

4. Misalan (x = 2 e x, maa (0 = 1 dan (i (x = e x untu semua i > 0, sehingga untu x = 0 diperoleh (i (0 = 1. Sehingga ruas anan pada persamaan (7 untu x = 0 menjadi ( 1 l(π( ( n l(π π δ(π (0 n l(π n [ i=1 (i (0 ] π i = ( l(π. (17 (0 n+1 π δ(π Persamaan (17 merupaan A n. Selanjutnya, ruas iri dari persamaan (7 untu x = 0 menjadi (g (n (0 = q (n (0, (18 dengan mensubstitusian persamaan (17 dan (18 e persamaan (7, diperoleh Persamaan (19 mengaibatan q (n (0 = A n. (19 q(x = (g (x = 1 2 e, x A q(x =! x. Selanjutnya, ungsi omples q(z = 1/(2 e x analiti di caram z < log 2 dan jari-jari onvergensi dari persamaan (14 adalah R = log 2 [8, h. 48]. 5. Berdasaran aibat persamaan (5, bagian (5 terbuti. Sehingga Teorema 9 terbuti. Teorema 10 Jia h(x dan (x terdierensialan pada x dengan (x 0, maa turunan e-n dari ungsi h(x/(x, yaitu ( (n h (x = Q n n+1 (x, (20 dengan Q n = h (n (x n (xp. (21 Buti Pandang ungsi h(x/(x sebagai peralian dari dua ungsi h(x dan 1/(x, dengan menggunaan Teorema Leibniz dan persamaan (3, maa ( (n h ( ( ( n 1 (x = h (n (x (x, = h (n P (x +1 (x, ( (n n ( n h h (n (x n (xp (x =. n+1 (x Repository FMIPA 6

Sehingga persamaan (20 terbuti. Gunaan persamaan (21, (4, (8, (9, dan (10, maa diperoleh polinomial pertama Q n yaitu Q 0 = h. (22 Q 1 = h (1 h (1. (23 Q 2 = h (2 2h (1 (1 h (2 + 2h (1 (1. (24 Q 3 = h (3 3h (2 (1 3h (1 (2 + 6h (1 (1 (1 h (3 + 6h (1 (2 6h (1 (1 (1. (25 Berdasaran penguraian polinomial Q n pada persamaan (22, (23, (24, dan (25 diperoleh beberapa siat-siat dari polinomial Q n yang dinyataan dalam teorema beriut. Teorema 11 Misalan diberian polinomial Q n (n 0. 1. Jumlah dari oeisien polinomial Q n (n 1 adalah nol. 2. Jia C n merupaan jumlah nilai mutla dari oeisien pada polinomial Q n, maa C n = A, (n 0. (26 3. Jia n genap, oeisien monomial dengan berjumlah genap adalah positi dan oeisien monomial dengan berjumlah ganjil adalah negati. Jia n ganjil, oeisien monomial dengan berjumlah genap adalah negati dan oeisien monomial dengan berjumlah ganjil adalah positi. 4. Jia C n merupaan jumlah dari nilai mutla dari oeisien pada polinomial Q n, maa p(x = ex 2 e = x C! x, (27 dengan C ( 0 merupaan turunan e- dari ungsi p(x = e x /(2 e x untu x = 0 (C = p ( (0. Jari-jari onvergensi dari persamaan (27 adalah R = log 2. 5. Jia C n merupaan jumlah nilai mutla dari oeisien pada polinomial Q n dan A n merupaan jumlah nilai mutla dari oeisien polinomial P n, maa C 0 = A 0 = 1, C n = 2A n, (n 1. Repository FMIPA 7

6. Jia A n merupaan jumlah nilai mutla dari oeisien polinomial P n, maa n 1 A n = A, (n 1. 7. Setiap bentu monomial pada polinomial Q n, yaitu monomial dengan bentu h (i1 (i 2 (i(n+1 memilii (n + 1 ator dan i 1 + i 2 + + i (n+1 = n dengan h = h (0 dan = (0. Jumlah monomial pada polinomial Q n adalah n p( dengan p( merupaan jumlah dari partisi (p(0 = 1. Buti. 1. Berdasaran Teorema 9 bagian (2, jumlah oeisien polinomial P adalah ( 1, sehingga jumlah oeisien dari polinomial Q n berdasaran persamaan (21 yaitu P = berdasaran Teorema Binomial, persamaan (28 menjadi P = 0. ( 1, (28 Sehingga jumlah oeisien dari polinomial Q n sama dengan nol. 2. Berdasaran Teorema 9 bagian (4, Jumlah nilai mutla dari oeisien polinomial P adalah A, arena C n adalah jumlah nilai mutla dari oeisien polinomial Q n maa C n = A. 3. Berdasaran persamaan (21 dan berdasaran Teorema 9 bagian (3, maa bagian (3 terbuti. 4. Misalan (x = e x 2, maa (0 = 1, (n (x = e x (n 1, dan (n (0 = 1. Selanjutnya, misalan h(x = e x, maa h(0 = 1, h (n (x = e x (n 1, dan h (n (0 = 1. Oleh arena itu, p(x = h(x (x, ex p(x = e x 2. (29 Persamaan (21 secara tida langsung memberian bahwa persamaan (29 memenuhi p (n (0 = C n (n 0. Selanjutnya, ungsi variabel omples p(z = e z /(e z 2 analiti di caram z < log 2 dan aibatnya jari-jari onvergensi dari persamaan (27 adalah R = log 2 [8]. Repository FMIPA 8

5. ungsi q(x pada Teorema 9 bagian (4, yaitu q(x = 1/(2 e x untu x = 0, maa q(0 = 1. Selanjutnya, aibatnya, ex p(x = 2 e, x ( 1 = 1 + 2, 2 e x p(x = 1 + 2q(x, (30 C 0 = p(0 = q(0 = A 0 = 1. Selanjutnya, turunan e-n dari persamaan (30, yaitu p (n (x = 2q (n (x (n 1. Sehingga berdasaran persamaan (30, Teorema 9 bagian (4, dan Teorema 11 bagian (4, diperoleh C n = p (n (0 = 2q (n (0 = 2A n (n 1. 6. Berdasaran bagian (2 dan bagian (5, maa diperoleh 2A n = A, (31 dengan melauan modiiasi aljabar pada persamaan (31, diperoleh n 1 A n = A. 7. Berdasaran persamaan (21 dan Teorema 9 bagian (1, sehingga banyanya ator dari setiap bentu monomial dari polinomial Q n, adalah n + 1 dan i 1 + i 2 + + i (n+1 = n dengan h = h (0 dan = (0. Jumlah monomial pada polinomial Q n adalah n (p(0 = 1. Teorema 11 terbuti. p( dengan p( merupaan jumlah dari partisi 4. KESIMPULAN Berdasaran hasil pembahasan yang telah diemuaan, maa dapat disimpulan bahwa dapat ditentuan turunan e-n dari ungsi 1/(x dan h(x/(x. Secara umum, dapat diperoleh siat-siat dari turunan ungsi 1/(x dan h(x/(x dengan menguraian pembilang dari hasil turunan ungsi tersebut. Partisi bilangan bulat n sangat berpengaruh untu menentuan turunan e-n dari ungsi 1/(x dan h(x/(x, sehingga perlu etelitian dalam menetuan partisi dari n. Untu n yang besar, partisi n aan semain banya. Sehingga perlu apliasi untu menetuan partisi n sehingga mempermudah menentuan turunan dari ungsi 1/(x dan h(x/(x. Repository FMIPA 9

DAFTAR PUSTAKA [1] Andrews, G. E. 1976. The Theory o Partitions. Wesley Publishing Company, Pennsylvania. [2] http://mathematician0.weebly.com/uploads/4/9/1/1/49118391/070 1 successive dierentiation 1.pd, 01 November 2014. P. 11.41, [3] Jaimczu, R. 2011. Successives Derivatives and Integer Sequences. Journal o Integer Sequences, 14 :1-17. [4] Rosen, H. K. 2012. Discrete Mathematics and Its Applications. McGraw-Hill, New Yor. [5] Roman, S. 1980. The Formula o Faa di Bruno. The American Mathematical Monthly, 85 : 805-809. [6] Stewart, J. 2001. Kalulus Edisi Keempat: Buu 1. Terj. dari Calculus, ourth edition, oleh I Nyoman, S. Erlangga, Jaarta. [7] Vella. C. D. 2008. Explisit Formulas or Bernoulli and Euler Number. Electronic Journal o Combinatorial Number Theory, 8 : 1-7. [8] Wil, H. S. 1994. Generating unctionology. Academic Press, Philadelphia. Repository FMIPA 10