NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL DENGAN ENTRI DIAGONAL UTAMA TIDAK KONSTAN DAN BERULANG IRESA APRILIANI
|
|
- Yuliana Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL DENGAN ENTRI DIAGONAL UTAMA TIDAK KONSTAN DAN BERULANG IRESA APRILIANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1
2 ABSTRAK IRESA APRILIANI. Nilai Eigen dan Vetor Eigen dari Matris Tridiagonal dengan Entri Diagonal Utama Tida Konstan dan Berulang. Dibimbing oleh NUR ALIATININGTYAS dan TEDUH WULANDARI MAS OED. Matris tridiagonal adalah suatu matris yang mempunyai entri-entri bernilai nol ecuali pada diagonal utama, di bawah diagonal utama (subdiagonal) dan di atas diagonal utama (superdiagonal). Entri pada diagonal utama tida onstan dan berulang. Setiap entri pada matris tridiagonal ini adalah bilangan omples. Dalam arya ilmiah ini, aan dibutian 3 teorema untu menentuan nilai eigen dengan asus dan 1 teorema untu menentuan vetor eigen. Teorema pertama menentuan polinomial arateristi dari matris tridiagonal. Polinomial arateristi dari matris tridiagonal tersebut digunaan untu menentuan nilai eigen pada teorema edua dan etiga serta menentuan vetor eigen pada teorema eempat.
3 ABSTRACT IRESA APRILIANI. Eigenvalues and Eigenvectors of Tridiagonal Matrix with Non Constant and Recurrent Diagonal Entries. Supervised by NUR ALIATININGTYAS and TEDUH WULANDARI MAS OED. A tridiagonal matrix is a matrix which has zero elements except the elements at the main diagonal, the elements at the first diagonal below the main diagonal (subdiagonal) and the elements at the first diagonal above the main diagonal (superdiagonal). The diagonal entries are non constant and recurrent. Each entry in this tridiagonal matrix is a complex number. This manuscript will prove 3 theorems to determine eigenvalues with cases and a theorem to determine eigenvectors. The first theorem determines the characteristic polynomial of tridiagonal matrix. The characteristic polynomial of the tridiagonal matrix can be used to determine the eigenvalues in the second and third theorems. Furthermore, it can be used to determine the eigenvectors in the fourth theorem.
4 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL DENGAN ENTRI DIAGONAL UTAMA TIDAK KONSTAN DAN BERULANG IRESA APRILIANI Sripsi sebagai salah satu syarat untu memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematia DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1
5 Judul Sripsi : Nilai Eigen dan Vetor Eigen dari Matris Tridiagonal dengan Entri Diagonal Utama Tida Konstan dan Berulang Nama : Iresa Apriliani NIM : G54736 Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Dra. Nur Aliatiningtyas, MS. NIP Teduh Wulandari Mas oed, M.Si. NIP Mengetahui: Ketua Departemen Matematia, Dr. Berlian Setiawaty, MS. NIP Tanggal Lulus :
6 KATA PENGANTAR Puji dan syuur penulis panjatan epada Allah SWT atas segala rahmat dan arunia-nya serta shalawat dan salam epada Nabi Muhammad SAW sehingga arya ilmiah ini berhasil diselesaian. Penyusunan arya ilmiah ini juga tida lepas dari peranan berbagai piha. Untu itu penulis mengucapan terima asih yang sebesar-besarnya epada: 1. Keluargau tercinta: Bapa dan Mamah (terima asih atas doa, duungan, esabaran, epercayaan, dan asih sayangnya), adiu (terima asih atas doa, duungan, asih sayang, dan motivasinya), serta eluarga besar bai dari Bapa maupun dari Mamah (terima asih atas doanya).. Dra. Nur Aliatiningtyas, MS selau dosen pembimbing I (terima asih atas semua ilmu, esabaran, motivasi, dan bantuannya selama penulisan sripsi ini). 3. Teduh Wulandari Mas oed, M.Si selau dosen pembimbing II (terima asih atas semua ilmu, saran, dan motivasinya). 4. Dra. Farida Hanum, M.Si selau dosen penguji (terima asih atas semua ilmu dan sarannya). 5. Segenap dosen Departemen Matematia: Bu Anggi, Bu Ida, Pa Donny, Pa Hadi, Pa Wayan, Pa Prapto, dan lainnya (terima asih atas semua ilmu yang telah diberian). 6. Staf Departemen Matematia: Pa Yono, Bu Susi, Mas Heri, Pa Bono, Bu Ade, Mas Deni, dan lainnya (terima asih atas bantuan dan motivasinya). 7. Muhamad Yaub (terima asih atas doa, duungan, dan asih sayangnya) 8. Kaa-aa Matematia angatan 41, 4, dan 43: Ka Sima, Ka Vino, Ka Bange, Ka Kabil, Ka Ocoy, Ka Aini, Ka Putri, Ka Apri, Ka Agung, Ka Vera, Ka Mira, Ka Tami, Ka Destya, Ka Wira, Ka Cupit, Ka Ro fah, Ka Cici, Ka Lia, Ka Nanu, Ka Adi, Ka Amin, Ka Cumi, Ka Sapto, Ka Chopi, dan lainnya (terima asih atas ilmu, bantuan, dan semuanya). 9. Teman-teman Matematia angatan 44: Ruhiyat, Wahyu, Ayum, Iam, Firi, Wenti, Ririh, Sri, Fajar, Mutia, Rachma, Ayung, Ipul, Cita, Tanty, Arina, Deva, Yuyun, Lingga, Masay, Diana, Yogie, Lugina, Yanti, Selvie, Ucu, Pepi, Devi, Istiti, Sari, Anis, Aqil, Lilis, Imam, Aswin, Ea, Aze, Ali, Vianey, Nadiroh, Nurus, Na im, Dhia, Ima, Dora, Ati, Nunuy, Yuli, Fani, Phunny, Dian, Rofi, Della, Tyas, Denda, Pandi, Rizqy, Indin, Sholih, Sisa, Lili, Tita, Lina, Endro, Luman, Puying, Tendhy, Ihsan, Chopa, dan Zae (terima asih atas doa, semangat, duungan, bantuan, dan ebersamaannya). 1. Adi-adi Matematia angatan 45 (terima asih atas duungan dan bantuannya). 11. Teman-teman lainnya yang telah menduung selama ini, bai moril maupun materil. Semoga arya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan hususnya matematia dan menjadi inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Bogor, Januari 1 Iresa Apriliani
7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahiran di Jaarta pada tanggal 5 April 1989 dari pasangan Maulana dan Ipah. Penulis merupaan ana pertama dari dua bersaudara. Tahun 7 penulis lulus dari SMA Negeri 38 Jaarta dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswi Departemen Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Selesi Masu IPB ). Selama mengiuti peruliahan, penulis atif sebagai pengurus Gugus Mahasiswa Matematia (GUMATIKA), divisi Sosialisasi Informasi dan Komuniasi (SOSINKOM) tahun 9. Selain itu, penulis juga atif dalam berbagai epanitian, diantaranya menjadi panitia pada Masa Perenalan Departemen (MPD) 9.
8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR LAMPIRAN... ix I PENDAHULUAN Latar Belaang Tujuan... 1 II LANDASAN TEORI Matris Determinan dan Sifat-Sifatnya....3 Nilai Eigen dan Vetor Eigen....4 Ruang Vetor dan Kebebasan Linear....5 Bilangan Komples Trigonometri Pemetaan Matris Blo... 3 III PEMBAHASAN Matris Tridiagonal Nilai Eigen Vetor Eigen... 8 IV SIMPULAN DAN SARAN... 1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 14
9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Buti Teorema Lampiran. Buti Teorema... 1 Lampiran 3. Buti Teorema Lampiran 4. Buti Teorema ix
10 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Matris adalah susunan segi empat siusiu dari bilangan-bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamaan entri dalam matris. Matris tridiagonal adalah matris yang mempunyai entri yang bernilai nol pada selain diagonal utama, di bawah diagonal utama (subdiagonal) dan di atas diagonal utama (superdiagonal). Matris tridiagonal muncul di sebagian besar cabang ilmu seperti matematia terapan, matematia modern, teni, dan lain sebagainya. Kata eigen berasal dari bahasa Jerman yang berarti sebenarnya atau arateristi. Nilai eigen dapat dinamaan nilai sebenarnya atau nilai arateristi. Nilai eigen dan vetor eigen aan dicari dengan menggunaan polinomial arateristi, sehingga dalam arya ilmiah ini terlebih dahulu aan dibahas polinomial arateristi dari suatu matris tridiagonal dengan entri diagonal utama tida tetap. Karya ilmiah ini merupaan reonstrusi dari tulisan Said Kouachi (6) yang berjudul Eigenvalues and eigenvectors of some tridiagonal matrices with non constant diagonal entries. 1. Tujuan Tujuan dari arya ilmiah ini adalah: 1. Mencari nilai polinomial arateristi. Mencari nilai eigen dan vetor eigen dari matris tridiagonal yang entri diagonal utamanya tida onstan dan berulang dengan beberapa asus. 1.3 Sistematia Penulisan Karya ilmiah ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupaan pendahuluan yang berisi latar belaang dan tujuan penulisan. Bab edua berupa landasan teori yang berisi beberapa istilah dan onsep dari matris tridiagonal, nilai eigen dan vetor eigen. Bab etiga berupa pembahasan bagaimana mencari nilai eigen dan vetor eigen dengan beberapa asus. Bab terahir pada tulisan ini berisi esimpulan dari eseluruhan penulisan. II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan dijelasan definisidefinisi tentang arya ilmiah ini..1 Matris Definisi 1 (Matris) Sebuah matris adalah susunan segi empat siu-siu dari bilangan-bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamaan entri dalam matris. [Anton 1998] Definisi (Matris segi berorde n) Sebuah matris A dengan n baris dan n olom dinamaan matris segi berorde n, dan entrientri a 11, a,, a nn diataan berada pada diagonal utama dari A (lihat (.1)). A = a 11 a 1 a 1 a a 1n a n (.1) a n1 a n a nn [Anton 1998] Definisi 3 (Matris Tridiagonal) Suatu matris tridiagonal yang beruuran n n, dinotasian sebagai T n, adalah matris dengan entri-entri t ij = jia i j > 1 seperti T n = a b c a b c a b c a b c a (.) [Zhang 1999] Definisi 4 Entri-entri tepat di atas diagonal utama dari matris tridiagonal disebut superdiagonal dan entri-entri tepat di bawah diagonal utama matris tridiagonal disebut subdiagonal. [Kouachi 6]
11 . Determinan dan Sifat-sifatnya Definisi 5 (Determinan) Misalan A adalah matris n n dan M ij menyataan matris n 1 n 1 yang diperoleh dari A dengan menghapus baris e-i dan olom e-j. Determinan dari suatu matris A berorde n n, dinotasian sebagai det(a), adalah suatu salar yang diasosiasian dengan matris A dan didefinisian secara indutif sebagai: det(a)= dengan a 11, jia n = 1 a 11 A 1 + a 1 A a 1n A 1n, jia n > 1 A 1j = (-1) 1+ j det (M 1j ), j = 1,, n adalah ofator-ofator yang diasosiasian dengan entri-entri dalam baris pertama dari A. [Leon 1] Teorema 1 Jia A adalah suatu matris segitiga atas atau segitiga bawah yang beruuran n n, maa determinan dari A sama dengan hasil ali elemen-elemen diagonal utama dari A. [Leon 1] Definisi 6 (Sifat-sifat Determinan) Operasi baris 1. Pertuaran dua baris (atau olom) dari suatu matris aan mengubah tanda dari determinan.. Mengalian satu baris atau olom dari suatu matris dengan suatu salar sama aibatnya dengan mengalian nilai dari determinan dengan salar tersebut. 3. Menjumlahan peralian dari suatu baris atau olom pada baris lain atau olom lain tida aan mengubah nilai dari determinan. [Leon 1] Teorema (Aturan Cramer) Misalan A adalah matris tasingular berorde n n dan misalan b R n. Misalan A i adalah matris yang diperoleh dengan mengganti olom e- i dari A dengan b. Jia x adalah penyelesaian tunggal dari Ax = b, maa x i = det (A i) untu i = 1,,, n. det A [Leon 1].3 Nilai Eigen dan Vetor Eigen Definisi 7 (Nilai Eigen, Vetor Eigen, Persamaan Karateristi dan Polinomial Karateristi) Misalan A adalah suatu matris n n. Salar λ disebut nilai eigen atau nilai arateristi dari A jia terdapat suatu vetor tanol x, sehingga Ax = λx. Vetor x disebut vetor eigen atau vetor arateristi yang berpadanan dengan nilai eigen λ. Persamaan Ax = λx dapat ditulisan dalam bentu A λi x =. (.3) Persamaan (.3) aan mempunyai penyelesaian tatrivial jia dan hanya jia A λi singular atau secara euivalen det A λi =. (.4) Jia determinan pada persamaan (.4) diuraian maa didapatan suatu polinomial berderajat n dalam peubah λ p λ = det A λi Polinomial ini disebut polinomial arateristi dan persamaan (.4) disebut persamaan arateristi untu matris A. [Leon 1] Teorema 3 Misalan A adalah suatu matris berorde nxn. Himpunan dari setiap nilai eigen yang berbeda dari matris A adalah taosong dan mempunyai paling banya n nilai eigen yang berbeda. Buti: lihat [Lancaster & Tismenetsy 1985]. Definisi 8 Misalan A adalah suatu matris berorde nxn. Jia A mempunyai n nilai eigen yang berbeda maa matris A disebut sederhana. [Lancaster & Tismenetsy 1985]..4 Ruang Vetor dan Kebebasan Linear Definisi 9 (Ruang Vetor) Misalan V adalah himpunan di mana didefinisian operasi-operasi penjumlahan dan
12 3 peralian dengan salar. Dengan ini dapat diartian bahwa untu setiap pasang elemenelemen x dan y di dalam V, dapat diasosiasian dengan elemen x + y yang tunggal yang juga berada di V dan setiap salar α, dapat diasosiasian dengan elemen αx yang tunggal di dalam V. Himpunan V bersama-sama dengan operasi-operasi penjumlahan dan peralian dengan salar diataan membentu suatu ruang vetor jia asioma-asioma beriut terpenuhi a. x + y = y + x untu setiap x dan y di V. b. (x + y) + z = x + (y + z) untu setiap x, y, z di V. c. Terdapat elemen di V sehingga x+ = x untu setiap x V. d. Untu setiap x V terdapat elemen x V sehingga x + ( x) =. e. α(x + y) = αx + αy untu setiap salar α dan setiap x dan y di V. f. (α + β) x = αx + βx untu setiap salar α dan β dan setiap x V. g. (αβ) x = α(βx) untu setiap salar α dan β dan setiap x V. h. 1.x = x untu setiap x V. [Leon 1] Definisi 1 (Bergantung Linear) Vetor-vetor v 1, v,, v n dalam ruang vetor V disebut bergantung linear jia terdapat salar-salar c 1, c,, c n yang tida semuanya nol sehingga c 1 v 1 + c v + + c n v n =. Definisi 11 (Bebas Linear) Vetor-vetor v 1, v,, v n dalam ruang vetor V disebut bebas linear jia c 1 v 1 + c v + + c n v n =. mengaibatan semua salar-salar c 1, c,, c n harus sama dengan. [Leon 1].5 Bilangan Komples Definisi 1 (Bilangan Komples) Bilangan omples adalah suatu pasangan terurut dari bilangan real yang dinyataan dengan (a, b) atau a + bi dengan i = 1. [Anton 1998].6 Trigonometri Definisi 13 (Kesamaan Trigonometri) Kesamaan trigonometri adalah hubungan antara fungsi-fungsi trigonometri, yaitu 1. sin θ + cos θ = 1. sin ( θ) = 3. sin (x + y) = sin x cos y + cos x sin y 4. sin (x y) = sin x cos y cos x sin y 5. cos (x y) = cos x cos y + sin x sin y 6. cos (x + y) = cos x cos y sin x sin y 7. sin x = sin x cos x 8. cos x = cos x sin x 9. cos x = cos x 1 1. cos x = 1 sin x [Stewart 1].7 Pemetaan Definisi 14 Misalan A dan B adalah dua himpunan. Pemetaan f dari A e B biasa juga disebut bahwa f memetaan A e B (atau pemetaan A e B) dan ditulis f : A B. [Goldberg 1976] Definisi 15 (Pemetaan Identitas) Misalan A adalah suatu himpunan. Pemetaan A e A disebut pemetaan identitas, dinotasian I A, jia a anggota dari A maa I A (a) = a atau dapat ditulis I A : A A. [Kurtz 199].8 Matris Blo (Matris Terpartisi) Definisi 16 (Matris Blo) Misalan A, B, C dan D adalah suatu matris dengan A adalah matris berorde n dan D adalah matris berorde m. Matris M disebut A B matris blo jia M = C D. [Zhang 1999]
13 4 III PEMBAHASAN Dalam bab ini aan dibahas mengenai nilai eigen dan vetor eigen dari matris tridiagonal. 3.1 Matris Tridiagonal Misalan diberian matris tridiagonal dalam bentu sebagai beriut α + b 1 c 1 a 1 b c a A n = b 3 c n 1 a n 1 β + b n (3.1) dengan a j dan c j, j = 1,,, n 1 adalah bilangan omples, α dan β adalah bilangan omples. Misalan bahwa a j c j = d, j = 1,,, n 1 (3.) b j = b 1, jia j ganjil, j = 1,,, n 1 (3.3) b, jia j genap dengan d, b 1 dan b adalah bilangan omples dengan d. Jia ς adalah pemetaan dari himpunan bilangan bulat 1 sampai n-1 e dalam himpunan bilangan bulat yang lebih besar dari n-1 maa matris A n menjadi A n σ α + b 1 a ς1 c ς1 b a ς c ς b 3 a ςn 1 c ςn 1 β + b n (3.4) dan n ς = A n σ λi n adalah polinomial arateristinya. Jia ς = i dengan i adalah pemetaan identitas, maa A n (i) dan n i dinotasian berturut-turut dengan A n dan n. Contoh Misalan diberian a 1 = 6 a 7 = 4 a = a 1 = 1 a 3 = 9 a 17 = 3i dan a 4 = 5 i 11 a = 4 i 5 a 5 = i a 7 = 6 c 1 = 6 c 7 = 9 c = 18 c 1 = 36 c 3 = 4 c 17 = 1i c 4 = 5 + i 11 c = 4 + i 5 c 5 = 18i c 7 = 6 dengan a j c j = 36, j = 1,,, 5 5, jia j ganjil b j = 3, jia j genap α = 4 3 β = 3 3 Dapat dibentu matris tridiagonal: A 6 = i i 11 5 i 18i Jia ada pemetaan : ς: Maa a ς1 = a 7 = 4 a ς = a 1 = 1 a ς3 = a 17 = 3i a ς4 = a = 4 i 5 a ς5 = a 7 = 6 c ς1 = c 7 = 9 c ς = c 1 = 36
14 5 c ς3 = c 17 = 1i c ς4 = c = 4 + i 5 c ς5 = c 7 = 6 Dan matris tridiagonal A 6 menjadi A 6 (ς) = i 1i 3 4 i i Selanjutnya aan dibahas nilai eigen dari matris tridiagonal untu α = β = dan αβ = d. Nilai Eigen Dalam asus α = β =, matris A n σ dan polinomial arateristinya n ς dinotasian berturut-turut A n σ dan n ς sedangan dalam asus α dan β matris dan polinomial arateristinya dinotasian dengan A n dan n. Untu mencari nilai eigen dari matris tridiagonal digunaan persamaan beriut yang telah diberian di [Kouachi, in press], yaitu Y = 4d cos θ (3.5) dengan = b 1 λ dan Y = b λ (3.6) Oleh arena itu, aan dibahas mengenai polinomial arateristi untu α = β = pada Teorema 1. Teorema 1 Jia α = β = maa nilai eigen dari matris A n σ tida bergantung pada (a i, c i, i = 1,, n 1) dan pemetaan ς memperlihatan ondisi (3.) dan (3.3) terpenuhi dengan polinomial arateristinya Jia n = m + 1 maa Jia n = m n = d m sin m + θ sin m + 1 θ m n = d (Buti dapat dilihat di Lampiran 1 bagian C) Jia α dan β maa nilai n menjadi n = n α Y a c a 3 c 3 a n 1 c n 1 β a 1 c 1 Y a c a n c n Y + αβ Y a c a 3 c 3 a n c n Y (3.9) (Buti dapat dilihat di Lampiran 1 bagian A) Semua entri subdiagonal dan superdiagonal memenuhi ondisi (3.) dan (3.3) maa polinomial arateristi jia α dan β dan diperoleh. Jia n = m + 1 n = d m [ (α + β)] sin m + θ + αβ d Y α + β sin mθ (3.1)
15 6 dan jia n = m n = d m d sin m + θ αy + β αβ d sin mθ + αβ sin m θ 3.11 (Buti dapat dilihat di Lampiran 1 bagian B) Untu n = m, jia αβ = d polinomial arateristinya menjadi n = d m (Buti dapat dilihat di Lampiran 1 bagian D) Dari persamaan (3.11) dapat diperoleh Proposisi 1 yaitu dimana nilai eigen dari matris tridiagonal lain yaitu matris tridiagonal dengan menuar bilangan α, β, b 1 dan b. Proposisi 1 Misalan B n σ adalah suatu matris tridiagonal yang diperoleh dari matris tridiagonal A n σ pada (3.4) dengan menuar bilangan α dengan β, β dengan α, b 1 dengan b, dan b dengan b 1. Jia uuran suatu matris tridiagonal adalah n yang bernilai genap maa nilai eigen Y αy β sin mθ (3.1) dari matris tridiagonal B n σ sama dengan nilai eigen dari matris tridiagonal A n σ. Buti: Aan dibutian nilai eigen dari matris tridiagonal A n σ dan B n σ sama. Untu membutian bahwa nilai eigen edua matris tridiagonal tersebut sama, cuup membutian polinomial arateristi edua matris tridiagonal tersebut sama arena nilai eigen bergantung pada polinomial arateristinya. Telah didapatan polinomial arateristi untu n genap sebagai beriut. Untu n genap Diberian matris A n σ = α + b 1 a ς1 c ς1 b a ς c ς b 1 c ςn 1 a ςn 1 β + b Maa matris Untu A n σ B n σ = β + b a ς1 c ς1 b 1 a ς c ς b c ςn 1 a ςn 1 α + b 1 n = d m d sin m + θ αy + β αβ d sin mθ + αβ sin m θ
16 7 Sedangan untu B n σ (A n σ ) = b 1 λ = b λ = Y (B n σ ) Y (A n σ ) = b λ = b 1 λ = (B n σ ) n = d m d sin m + θ β + αy βα d sin mθ + βα sin m θ = d m d sin m + θ αy + β αβ d sin mθ + αβ sin m θ Karena polinomial arateristi dari matris tridiagonal A n σ dan B n σ sama, maa nilai eigen dari matris tridiagonal A n σ dan B n σ sama. Selanjutnya aan dicari nilai eigen dari matris tridiagonal dengan α = β =. Teorema Jia α = β = dan ondisi (3.) dan (3.3) terpenuhi maa nilai eigen dari matris tridiagonal A n σ adalah beriut ini. λ = dengan jia n ganjil b 1 + b (b 1 b ) + 16d cos θ, = 1,, m b 1 + b + (b 1 b ) + 16d cos θ, = m + 1,, m b 1, = n θ = π m +, = 1,, m ( m)π m +, = m + 1,, m (3.13) dan jia n genap θ = π m + 1, ( m)π m + 1 = 1,, m, = m + 1,, m (Buti dapat dilihat di Lampiran ) Setelah dalam Teorema dibahas tentang nilai eigen dari matris tridiagonal dengan α = β =. Selanjutnya aan dicari nilai eigen dari matris tridiagonal untu n genap dan αβ = d. Teorema 3 Jia n genap dan αβ = d dan ondisi (3.) dan (3.3) terpenuhi, maa nilai eigen dari matris tridiagonal A n σ adalah sebagai beriut.
17 8 λ = b 1 + b (b 1 b ) + 16d cos θ, = 1,, m 1 b 1 + b + (b 1 b ) + 16d cos θ, = m,, m b 1 + b α β (b 1 b ) + (α + β) b 1 b (α β), = n 1 b 1 + b α β + (b 1 b ) + (α + β) b 1 b (α β), = n (3.14) π, = 1,, m 1 θ = m ( m + 1)π, = m,, m m (Buti dapat dilihat di Lampiran 3) Dari Teorema 1, dan 3 maa menghasilan adanya Aibat 1 yaitu Aibat 1 Setiap entri dalam subdiagonal dan superdiagonal dari matris tridiagonal A n dan A n σ memenuhi ondisi (3.) dan (3.3). λ, = 1,, n, dinotasian dengan (), j = 1,, n adalah solusi dari persamaan linear α + ξ 1 u 1 + c ς1 u () = a ς1 u 1 + ξ () u () + c ς u () 3 = a ςn 1 u n 1 + β + ξ n u n = (3.15) Vetor Eigen Selanjutnya aan dibahas vetor eigen dari matris tridiagonal A n σ. Misalan omponen dari vetor eigen u ς, = 1,, n yang berhubungan dengan nilai eigen dengan ξ i () = Y i () = b i λ = b 1 λ, i ganjil b λ, i genap i = 1,,, n 1, = 1,,, n (3.16) memenuhi persamaan (3.5) dan θ, =1,, n adalah solusi dari persamaan beriut ini. Jia n = m + 1 ξ 1 α + β sin m + θ + [ αβ ξ d (α + β)] sin mθ = (3.17) dan jia n = m d sin m + θ αξ + βξ 1 αβ d sin mθ + αβ sin m θ = (3.18) Karena persamaan (3.15) adalah bergantung linear maa dengan mengeliminasi persamaan pertama atau baris pertama diperoleh a ς1 u 1 + ξ () u () + c ς u 3 () = a ς u + ξ () 3 u () 3 + c ς3 u () 4 = a ςn 1 u n 1 + β + ξ n u n = Sistem persamaan linear di atas ditulisan dalam bentu matris beriut ini.
18 9 ξ () a ς c ς ξ 3 () a ςn 1 Vetor eigen (), j, = 1,, n, pada sistem persamaan (3.1) dapat dicari dengan Aturan Cramer, yaitu c ςn 1 ( β + ξ n () ) dengan u () u 3 () u n () = α ς1 u 1 () ς = Γ j (σ), j, = 1,, n () n 1 (3.19) (3.) Γ j ς = ξ () c ς a ς ξ 3 () a ςj Unt =,, n, = 1,, n Persamaan Δ n () pada (3.1) ditentuan dari persamaan (3.1) dan (3.11) dengan α = () α ς1 u 1 c ςj () ξ j 1 a ςj 1 c ςj () ξ j +1 a ςj +1 a ςj 1 Kolom e j-1 c ςn β + ξ n () dan n diganti dengan n 1 sehingga diperoleh persamaan beriut ini. Jia n = m + 1 () n 1 = d m d sin m + θ βξ d sin mθ sin mθ (3.1) dan jia n = m Untu setiap = 1,, n () n 1 = d m ξ β sin mθ βsin (m )θ sin mθ (3.) (Buti dapat dilihat di Lampiran 4 bagian A) Pertuaran olom e- j dengan olom e- j 1 dari Γ j ς, menghasilan ς = 1 Λ j j ς n 1, j =,, n (3.3) dengan Λ j ς adalah determinan dari matris blo beriut ini. C j ς = T j 1(ς) S n j (ς), dengan () () α ς1 u 1 ξ c ς α ς T j 1 ς = c ςj () ξ j 1 α ςj 1 adalah matris dengan order j 1 dengan diagonal ( α ς1 u 1, α ς,, α ςj 1 ) dan
19 1 S n j = ς () ξ j +1 α ςj +1 c ςj +1 α ςn 1 c ςn 1 ) ( β + ξ j +1 adalah matris tridiagonal dengan order n j yang memenuhi ondisi (3.) dan (3.3) arena T j 1 (ς) memilii invers maa C j ς = T j 1 ς S n j ς = α ς1 α ςj 1 u () () 1 n j (3.4) Untu setiap j =,, n, = 1,, n, dengan () diberian oleh persamaan (3.1) dan n j (3.11) untu α = dan mengganti n dengan n j sehingga diperoleh persamaan beriut ini. Jia n ganjil () n j = dan jia n genap d n j d sin n j + θ βξ d sin(n j)θ, jia j ganjil d n j 1 ξ 1 β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j genap (3.5) () n j = d n j 1 ξ β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j ganjil d n j d sin n j + θ βξ 1 d sin(n j)θ Untu setiap j =,, n, = 1,, n (Buti dapat dilihat di Lampiran 4 bagian B) Dengan menyubstitusi persamaan (3.4) dengan (3.5) didapatan () ς = ( 1) j α ς1 α ςj 1 u 1 () n j () n 1, jia j genap (3.6) = ( 1) j 1 () α ς1 α ςj u () n j 1 () n 1 (3.7) j =,, n dan = 1,, n Dengan menyubstitusi persamaan (3.), (3.3), (3.6) dan (3.7) dengan persamaan (3.8) didapatan persamaan beriut. Jia n ganjil () ς = μ j ς u 1 dan jia n genap () ς = μ j ς u 1 dengan d 1 j d sin n j + θ βξ d sin(n j)θ d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ, jia j ganjil d j ξ 1 β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j genap d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ (3.8) d 1 j ξ β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j ganjil ξ β sin nθ βsin(n )θ d j d sin n j + θ βξ 1 d sin(n j)θ ξ β sin nθ βsin(n )θ, jia j genap (3.9) μ j ς = ( 1) 1 j α ς1 α ςj 1
20 11 Untu setiap j =,, n, = 1,, n (Buti dapat dilihat di Lampiran 4 bagian C) Maa dapat diperoleh vetor eigen untu matris tridiagonal A n σ dalam teorema beriut ini. Teorema 4 Vetor eigen u ς, = 1,, n dari matris tridiagonal A n σ yaitu Dipilih dan maa, u () 1 = ( d) n 1 d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ, jia j ganjil ξ β sin nθ β sin n θ, jia j genap ρ j ς = ( d) n j α ς1 α ςj 1, j =,, n (3.3) Jia n ganjil ς = ρ j ς d sin n j + θ βξ d sin n j θ, jia j ganjil ξ 1 β d sin n j + 1 θ βd sin n j 1 θ, jia j genap (3.31) Jia n genap ς = ρ j ς dengan ξ β sin n j + 1 θ β sin n j 1 θ, jia j ganjil d sin n j + θ βξ 1 d d sin n j θ, jia j genap ρ j ς, j =,, n dan θ, ξ 1 dan ξ, = 1,,., n dari persamaan (3.5), (3.17) dan (3.18) (3.3) (Buti dapat dilihat di Lampiran 4 bagian D) Contoh A 6 ς = i 1i 3 4 i i Nilai eigen yang diperoleh dari matris di atas dengan menggunaan persamaan (3.14) adalah λ 1 = π cos 6 = 4 19 λ = π cos 3 = 4 37 λ 3 = π cos 6 = λ 4 = π cos 3 = λ 5 = (5 3) + ( ) 5 3 ( )
21 1 = λ 6 = = = (5 3) + ( ) 5 3 ( ) = Untu λ 1 = 4 19 vetor eigennya 1 u 1 ς = = = 3499 u 1 ς = sin π = 43( ) sin π 3 u 3 1 ς = sin π sin π 3 = u 4 ς = 6 3i 6 sin π 3 = 3 3i sin π 3 u 5 1 ς = ( 6) 4 i sin π sin = 3 4 i u 6 1 ς = sin π 3 = sin Jadi vetor eigen untu λ 1 yaitu ( ) i i IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasaran pembahasan yang telah diuraian sebelumnya, diperoleh beberapa esimpulan sebagai beriut: 1. Matris tridiagonal yang beruuran ganjil dan genap mempunyai rumusan polinomial arateristi yang berbeda sehingga nilai eigen dan vetor eigen mempunyai rumusan yang berbeda juga.. Jia n genap maa nilai eigen dari matris tridiagonal B n σ, yaitu matris tridiagonal yang diperoleh dari matris tridiagonal A n σ dengan menuar bilangan α dengan β, β dengan α, b 1 dengan b, dan b dengan b 1 sama dengan nilai eigen dari matris tridiagonal A n σ. 4. Saran Bagi yang berminat dapat membahas nilai eigen dan vetor eigen dari matris tridiagonal dengan entri diagonal utama tida berulang untu arya ilmiahnya.
22 13 DAFTAR PUSTAKA Anton H Aljabar Linear Elementer. Ed e-5. Silaban P, Susila IN, penerjemah; Jaarta: Erlangga. Terjemahan dari: Elementary Linear Algebra. Goldberg RR Methods of Real Analysis. Ed e-. New Yor: John Wiley & Sons, Inc. Kouachi S. 6. Eigenvalues and Eigenvectors of some tridiagonal matrices with non constant diagonal entries. ELA, In press. Kurtz DC, Luhrs M, Wallis R, editor Foundations of Abstract Mathematics. New Yor: McGraw-Hill, Inc. Lancaster P, Tismenetsy M The Theory of Matrices with Applications. Ed e-. San Diego: Academic Press, Inc Leon SJ. 1. Aljabar Linear dan Apliasinya. Ed e-5. Bondan A, penerjemah. Jaarta: Erlangga. Terjemahan dari: Linear Algebra with Applications. Stewart J. 1. Kalulus. Ed e-4, jilid 1. Gunawan H & Susila IN, penerjemah. Jaarta: Erlangga. Terjemahan dari: Calculus. Zhang F Matrix Theory: Basic Result and Techniques. New Yor: Springer Verlag.
23 LAMPIRAN 14
24 15 Lampiran 1 Buti Teorema 1 A. Buti persamaan (3.9) 1 = A 1 ς λi 1 = ( α + b 1 ) λ(1) = ( α + b 1 λ) = ( α) + (b 1 λ) = α Jia 1 adalah polinomial arateristi dengan α = β =, maa 1 = 1 α = A ς λi = α + b 1 c 1 a 1 β + b λ λ = α c 1 a 1 Y β = α Y β a 1 c 1 = Y β αy + αβ d = Y d αy β + αβ Jia adalah polinomial arateristi dengan α = β =, maa = α Y β + αβ 3 = A 3 ς λi 3 α + b 1 c 1 = a 1 b c a β + b 1 α c 1 = a 1 Y c a β λ λ λ = α Y c a β c a 1 c 1 β = α Y β d c 1 (a 1 β ) = α Y β α d d β = Y Y 1 α β + αβ d + d α d + d β = Y α Y β Y + αβy d d α d + d β = Y d Y α + β d α + β + αβy = Y d α Y d β Y d + αβy Jia 3 adalah polinomial arateristi dengan α = β =, maa 3 = 3 α c a Y β c 1 a 1 Y + αβ Y 4 = A ς λi 4 4 α + b 1 c 1 = a 1 b c a b 1 c 3 3 a β + b α c 1 = a 1 Y c a c 3 a 3 Y β λ λ λ λ
25 16 = ( α) Y c a c 3 a 3 Y β c 1 a 1 c c 3 a 3 Y β = ( α) Y Y β d c a Y β c 1 [a 1 Y β d ] = ( α) Y Y β d d Y β d [ Y β d ] = ( α) Y β Y d Y d Y + d β d [ Y β d ] = Y 1 Y βy 1 Y d Y d Y + d β α Y + αβ Y + d αy + d αy d αβ d Y + d β + (d ) = Y 1 Y 3d Y + (d ) α Y d Y β Y 1 Y d + αβ( Y d ) Jia 4 adalah polinomial arateristi dengan α = β =, maa Y c c 1 4 = 4 α a c 3 β a 1 Y c + αβ Y c a a 3 Y a Y 1 5 = A 5 ς λi 5 α + b 1 c 1 a 1 b = a c b 3 a 3 c 3 b 4 a 4 c 4 β + b λ λ λ λ λ = α a 1 = α c 1 Y a Y a = α c c a 3 c a 3 c 3 Y a 4 β c 3 Y a 4 c 3 Y a 4 c 4 β c 4 β c 3 a 3 Y c 4 a 4 β c 1 c a 1 c a 3 c 3 Y a 4 a c 3 Y c 4 a 4 β c 4 β c 1 a 1 c 3 a 3 Y c 4 a 4 β = α Y ( Y β d ) c (a 3 β ) c a (Y β d ) c 1 [a 1 Y β d c 3 a 3 β ] = α Y Y βy d d β d Y βy d c 1 [a 1 [ Y βy d d β ]] = α Y β Y d Y d Y + d Y β d Y + d Y β d d [ 3 Y β Y d d d β] = 3 Y β Y d Y d Y + d β d Y + d β Y + d α Y + αβ Y + d αy d αβy + d α Y d αβy d α d Y + d β Y + d + d d β = 3 Y 3d Y + d + d α Y d Y d Y + d β Y d d Y + d + αβ Y d Y d Jia 5 adalah polinomial arateristi dengan α = β =, maa Y c c 1 5 = a 5 α c 3 Y a 3 Y c 4 β c a c 3 + αβ a 4 a 3 Y a 1 Y c a c 3 a 3 Y
26 17 Jadi, didapatan bentu umum Jia α dan β n = n α Y a c a 3 c 3 a n 1 c n 1 β a 1 c 1 Y a c a n c n Y + αβ Y a c a 3 c 3 a n c n Y (3.9) B. Buti persamaan (3.1) dan (3.11) Jia n = m + 1 ganjil n = n α Y a c a 3 c 3 a n 1 c n 1 α a 1 a 1 β c 1 Y a c 1 Y a c c a n a n c n Y β c n Y + αβ Y a c a 3 c 3 a n c n Y n = d m sin(m + )θ sin m + 1 θ m α + β d + αβd m Y sin mθ sin m + θ α + β cos θ sin m + 1 θ + αβ = d m d Y sin mθ cos θ sin m + θ α + β sin mθ + θ + θ + sin(mθ + θ θ) + αβ = d m d Y sin mθ sin m + θ α + β sin m + θ + sin mθ + αβ = d m d Y sin mθ = d m α + β sin m + θ + αβ d Y α + β sin mθ Jia n = m genap n = n α Y a c a 3 c 3 a n 1 α a 1 c n 1 c 1 Y a β a 1 c c 1 Y a a n c c n Y β a n c n Y + αβ Y a c a 3 c 3 a n c n Y sin(m + 1)θ m n = d sin(m 1)θ m +αβd αd m Y sin mθ βd m sin mθ = d m d sin m + 1 θ cos θ αy + β sin mθ + αβ sin(m 1)θ cos θ cos θ = d m d sin m + 1 θ cos θ αy + β sin mθ + αβ sin(m 1)θ cos θ = d m d [sin m + θ + sin mθ] αy + β sin mθ + αβ[sin mθ + sin(m )θ
27 18 = d m d sin m + θ αy + β αβ d sin mθ + αβ sin(m )θ Jadi persamaan (3.1) dan (3.11) terbuti C. Buti persamaan (3.1) Jia αβ = d untu n genap n = d m d sin m + θ αy + β d d sin mθ + d sin(m )θ = d m d [sin m + θ + sin(m )θ] αy + β d sin mθ = d m d [sin mθ cos θ] αy + β d sin mθ = d m d sin mθ cos θ αy + β d sin mθ = d m [d cos θ αy β + d ] sin mθ = d m [d (cos θ 1) αy β + d ] sin mθ = d m [4d cos θ d αy β + d ] sin mθ = d m Y αy β sin mθ Jadi persamaan (3.1) terbuti C. Buti persamaan (3.7) dan (3.8) Sebelumnya aan dionstrusi embali persamaan (3.7) dan (3.8) yang beraitan dengan n 1 dan n, diperoleh Jia n = m + 1 ganjil sin m + 1 θ m n 1 = d n = d m sin mθ n = d m sin m + θ sin m + θ sin mθ m m = d + Y 1 d Y sin mθ m 1d d sin m + θ + sin mθ m = d Y 1 d m d sin mθ sin m + 1 θ m = d = n 1 d n d sin mθ m d Serta diperoleh juga persamaan dengan menggunaan persamaan (L1.1), yaitu m +1 = m d m 1 Jia n = m genap sin mθ n 1 = d m (L1.1)
28 19 sin(m 1)θ m n = d sin m + 1 θ m n = d sin m + 1 θ m = d sin m + 1 θ + sin(m 1)θ m = d sin mθ cos θ m = d cos θ = d m 4 sin mθ cos θ Y = d m d sin mθ sin(m 1)θ sin(m 1)θ m m + d d d sin(m 1)θ m d d d m d sin(m 1)θ d sin(m 1)θ m d d sin m 1 θ m d = d m sin mθ Y = Y d m sin mθ = Y n 1 d n Sehingga diperoleh, m = Y m 1 d m Jadi didapatan m + d sin m 1 θ m d d sin m 1 θ m d = Y m +1 d m = Y m d m 1 d m = Y m Y d m 1 d m = Y d m Y d m + d m = Y d m d m d 4 m = Y d m d 4 m 1. Aan dibutian persamaan (3.8) dengan indusi matematia. Buti: Untu n =, m = = Y d Persamaan terpenuhi Untu n = 4, m = 1 4 = Y 1 Y 3d Y + (d ) Persamaan terpenuhi Anggap benar untu setiap integer < m + genap Aan dibutian integer n = m + benar Buti: Dengan menggunaan persamaan (3.5) dengan (L1.) maa m + = 4d cos θ d m d 4 m Karena m dan m dianggap benar, maa m + = 4d cos θ d m d 4 m = 4d cos θ d sin m + 1 θ m d d 4 sin m 1 θ m d Y (L1.)
29 Jadi, sin m + 1 θ sin m + 1 θ sin m 1 θ = 4d m + cos m + m + θ d d = d m + (4 cos θ ) sin m + 1 θ sin m 1 θ cos θ sin m + 1 θ sin m 1 θ m + = d sin m + 1 θ cos θ sin m 1 θ m + = d sin m + 3 θ + sin m 1 θ sin m 1 θ m + = d sin m + 3 θ m + = d sin m + 1 θ m m = d Persamaan (3.8) terbuti. Jia n = m + 1 ganjil Dengan persamaan (L1.) untu n = m + didapatan m +1 = m + + d m Y Dengan menggunaan persamaan (3.8) untu n = m dan n = m +, didapatan = dm + sin m + 3 θ m +1 + d d m sin m + 1 θ Y sin m + 3 θ + sin m + 1 θ m + = d Y mθ + 3θ + (mθ + θ) sin m + = d cos Y 4mθ + 4θ sin cos θ m + = d Y sin(mθ + θ) cos θ m + = d Y sin(m + )θ cos θ m + = d Y sin(m + )θ cos θ = d m + 4d cos θ = d m sin(m + )θ cos θ cos θ = d m sin(m + )θ cos θ = d m sin(m + )θ Sehingga persamaannya menjadi m +1 = d m sin (m +)θ Jadi persamaan (3.7) terbuti. mθ + 3θ (mθ + θ)
30 1 Lampiran Buti Teorema Aan dibutian persamaan (3.13) Untu α = β = dan ondisi (3.) dan (3.3) terpenuhi, sehingga dengan λ = λ dan θ = θ, persamaan (3.5) menjadi Y = 4d cos θ (b 1 λ ) b λ = 4d cos θ b 1 b b 1 λ b λ + λ = 4d cos θ λ b 1 + b λ + b 1 b 4d cos θ = λ = b 1 + b ± b 1 + b 4b 1 b + 16d cos θ = b 1 + b ± b 1 + b 4b 1 b + 16d cos θ = b 1 + b ± b 1 + b 1 b + b 4b 1 b + 16d cos θ Jadi, = b 1 + b ± b 1 b 1 b + b + 16d cos θ = b 1 + b ± b 1 b + 16d cos θ λ = b 1 + b (b 1 b ) + 16d cos θ, = 1,, m b 1 + b + (b 1 b ) + 16d cos θ, = m + 1,, m Selanjutnya aan dicari untu = n = m + 1 Dari persamaan (3.1) dan hipotesis α = β = diperoleh d m sin m + θ maa = atau sin m + θ =. Jia = maa sin m + θ, sehingga = b 1 λ = λ = b 1 Jadi, =, arena d m, λ = b 1 + b (b 1 b ) + 16d cos θ, = 1,, m b 1 + b + (b 1 b ) + 16d cos θ, = m + 1,, m b 1, = n Selanjutnya aan dicari θ Jia n ganjil Dari persamaan (3.1) dan α = β = diperoleh sin m + θ = maa, sehingga
31 sin m + θ = sin(m + ) θ = sin m + θ = + π, π θ = (m + ), Jia = m + 1,,m ( m)π θ = (m + ), Jadi = 1,, m = 1,, m = m + 1,,m θ = π m +, ( m)π m + = 1,, m, = m + 1,, m Jia n genap Dari persamaan (3.11) dan α = β = diperoleh sin m + 1 θ = sehingga sin m + 1 θ = sin m + 1 θ = sin m + 1 θ = + π, = 1,, m π θ = (m + 1), Jia = m + 1,,m ( m)π θ = (m + 1), Jadi = 1,, m = m + 1,,m θ = π m + 1, = 1,, m ( m)π m + 1, = m + 1,, m
32 3 Lampiran 3 Buti Teorema 3 Aan dibutian persamaan (3.14) dengan dengan λ = λ dan θ = θ, persamaan (3.5) menjadi Y = 4d cos θ (b 1 λ ) b λ = 4d cos θ b 1 b b 1 λ b λ + λ = 4d cos θ λ b 1 + b λ + b 1 b 4d cos θ = λ = b 1 + b ± b 1 + b 4b 1 b + 16d cos θ = b 1 + b ± b 1 + b 4b 1 b + 16d cos θ = b 1 + b ± b 1 + b 1 b + b 4b 1 b + 16d cos θ Jadi, = b 1 + b ± b 1 b 1 b + b + 16d cos θ = b 1 + b ± b 1 b + 16d cos θ λ = b 1 + b (b 1 b ) + 16d cos θ, = 1,, m 1 b 1 + b + (b 1 b ) + 16d cos θ, = m,, m Selanjutnya aan dicari = n 1 dan = n Dari persamaan (3.1) dan persamaan (3.6) berlau, maa persamaan (3.1) menjadi m n = d (b 1 λ ) b λ α b λ β(b 1 λ ) sin mθ = d m b 1b b 1 λ b λ + λ αb + αλ βb 1 + βλ sin mθ = d m [λ b 1 + b α β λ (αb + βb 1 b 1 b )] sin mθ Dari persamaan di atas diperoleh λ b 1 + b α β λ αb + βb 1 b 1 b = atau sin mθ =, maa Jia λ b 1 + b α β λ αb + βb 1 b 1 b = maa sin mθ sehingga λ b 1 + b α β λ αb + βb 1 b 1 b = λ = b 1 + b α β ± ( b 1 + b α β ) 4( αb + βb 1 b 1 b ) = b 1 + b α β ± b 1 + b α β + 4αb + 4βb 1 4b 1 b = b 1 + b α β ± b 1 + b + (α + β) b 1 + b α + β + 4αb + 4βb 1 4b 1 b = b 1 + b α β ± b 1 + b + (α + β) b 1 b α β 4b 1 b
33 4 = b 1 + b α β ± b 1 b + (α + β) b 1 b α β Jadi, λ = b 1 + b α β b 1 b + (α + β) b 1 b α β b 1 + b α β + b 1 b + (α + β) b 1 b α β, = n 1, = n Sehingga nilai eigen jia αβ = d dan untu n genap yaitu λ = b 1 + b (b 1 b ) + 16d cos θ, = 1,, m 1 b 1 + b + (b 1 b ) + 16d cos θ, = m,, m b 1 + b α β (b 1 b ) + (α + β) b 1 b (α β), = n 1 b 1 + b α β + (b 1 b ) + (α + β) b 1 b (α β), = n Selanjutnya aan dicari θ Jiasin mθ = maa λ b 1 + b α β λ αb + βb 1 b 1 b maa sehingga sin mθ = sin mθ = sin mθ = + π, = 1,, m 1 θ = π, = 1,, m 1 m Jia = m,,m ( m + 1)π θ =, = m,,m m Jadi, θ = π, m = 1,, m 1 ( m + 1)π, m = m,, m
34 5 Lampiran 4 Buti Teorema 4 A. Buti persamaan (3.1) dan (3.) Dari persamaan (3.1) dan (3.11) dengan θ = θ dan Y i = ξ i () untu = 1,, n Jia n = m + 1 ganjil n = m + 1 n 1 = m () n 1 = d m d sin m + θ αξ () 1 + βξ () αβ d sin mθ + αβ sin(m )θ α = () n 1 = d m d sin m + θ βξ () d sin mθ Jia n = m genap n = m n 1 = m 1 n 1 = (m + 1) [ξ () () (α + β)] sin m + θ + αβ n 1 = d m d ξ () 1 α + β sin(m )θ [ξ () (α + β)] sin mθ + αβ = d m d ξ () 1 α + β sin(m )θ α = () n 1 = d m (ξ () β) sin mθ β sin(m )θ B. Buti persamaan (3.5) dan (3.6) () n j Dari persamaan (3.17) dan (3.18) dan mengganti n dengan n j diperoleh Jia n = m + 1 ganjil Jia j ganjil = d n j d sin n j + θ αξ 1 () + βξ () αβ d sin(n j)θ + αβ sin(n j )θ α = () n j = d n j d sin n j + θ βξ () d sin(n j)θ Jia j genap [ξ () () 1 (α + β)] sin n j 1 + θ + αβ = d n j 1 d ξ () α + β sin(n j 1)θ α = () n j = d n j 1 [ξ () 1 β] sin n j + 1 θ β sin(n j 1)θ n j
35 6 Jadi () n j = d n j d sin n j + θ βξ d sin(n j)θ, jia j ganjil d n j 1 ξ 1 β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j genap Jia n = m genap Jia j ganjil [ξ () () (α + β)] sin n j 1 + θ + αβ = d n j 1 d ξ () 1 α + β sin(n j 1)θ α = () n j = d n j 1 [ξ () β] sin n j + 1 θ β sin(n j 1)θ Jia j genap n j () n j = d n j d sin n j + θ αξ () + βξ 1 () αβ d sin(n j)θ + αβ sin(n j )θ α = () n j = d n j d sin n j + θ βξ () 1 d sin(n j)θ Jadi () n j = d n j 1 ξ β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j ganjil d n j d sin n j + θ βξ 1 d sin(n j)θ, jia j genap C. Buti persamaan (3.8) dan (3.9) Dengan menyubstitusi persamaan (3.), (3.3), (3.6) dan (3.7) dengan persamaan (3.8) maa Jia n ganjil Jia j ganjil ς = Jia j genap ς = d n j d sin n j + θ βξ () d sin(n j)θ d n 3 d sin n + 1 θ βξ () d sin(n 1)θ = d 1 j d sin n j + θ βξ () d sin(n j)θ d sin n + 1 θ βξ () d sin(n 1)θ d n j 1 ξ 1 β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ d n 3 d sin n + 1 θ βξ () d sin(n 1)θ = d j ξ 1 β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ d sin n + 1 θ βξ () d sin(n 1)θ
36 7 Jadi ς = μ j ς u 1 () Jia n genap Jia j ganjil d 1 j d sin n j + θ βξ d sin(n j)θ d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ, jia j ganjil d j ξ 1 β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j genap d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ d n j 1 [ξ () β] sin n j + 1 θ β sin(n j 1)θ ς = d n [ξ () β] sin nθ β sin(n )θ = d 1 j [ξ () β] sin n j + 1 θ β sin(n j 1)θ [ξ () β] sin nθ β sin(n )θ Jia j genap d n j d sin n j + θ βξ () 1 d sin(n j)θ ς = d [ξ () n β] sin nθ β sin(n )θ Jadi = d j d sin n j + θ βξ 1 () d sin(n j)θ [ξ () β] sin nθ β sin(n )θ ς = μ j ς u 1 () d 1 j ξ β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ, jia j ganjil ξ β sin nθ βsin(n )θ d j d sin n j + θ βξ 1 d sin(n j)θ ξ β sin nθ βsin(n )θ, jia j genap D. Buti persamaan (3.31) dan (3.3) Dari persamaan (3.3) disubstitusi e persamaan (3.8) dan (3.9) dengan dengan μ j ς = ( 1) 1 j α ς1 α ςj 1 dan ρ j ς = ( d) n j α ς1 α ςj 1, j =,, n dan = 1,, n maa diperoleh Jia n ganjil Jia j ganjil ς = ( 1) 1 j α ς1 α ςj 1 ( d) n 1 d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ Jia j genap d 1 j d sin n j + θ βξ d sin(n j)θ d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ = ( d) n j α ς1 α ςj 1 d sin n j + θ βξ d sin(n j)θ = ρ j ς d sin n j + θ βξ d sin(n j)θ ς = ( 1) 1 j α ς1 α ςj 1 ( d) n 1 d sin n + 1 θ βξ d sin(n 1)θ d j ξ 1 β sin n j + 1 θ β sin n j 1 θ d sin n + 1 θ βξ d sin n 1 θ = ( d) n+1 j α ς1 α ςj 1 ξ 1 β sin n j + 1 θ β sin n j 1 θ = ( d) n j α ς1 α ςj 1 ξ 1 β d sin n j + 1 θ βd sin n j 1 θ
37 8 Jadi ς = ρ j ς Jia n ganjil Jia j ganjil = ρ j ς ξ 1 β d sin n j + 1 θ βd sin n j 1 θ d sin n j + θ βξ d sin n j θ, jia j ganjil ξ 1 β d sin n j + 1 θ βd sin n j 1 θ, jia j genap ς = ( 1) 1 j α ς1 α ςj 1 ( d) n 1 ξ β sin nθ β sin n θ Jia j genap Jadi d 1 j ξ β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ ξ β sin nθ βsin(n )θ = ( d) n j α ς1 α ςj 1 ξ β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ = ρ j ς ξ β sin(n j + 1)θ βsin(n j 1)θ ς = ( 1) 1 j α ς1 α ςj 1 ( d) n 1 ξ β sin nθ β sin n θ ς = ρ j ς d j d sin n j + θ βξ 1 d sin(n j)θ ξ β sin nθ βsin(n )θ = ( d) n 1 j α ς1 α ςj 1 d sin n j + θ βξ 1 d sin(n j)θ = ( d) n j α ς1 α ςj 1 d sin n j + θ βξ 1 d = ρ j ς d sin n j + θ βξ 1 d d sin n j θ d sin n j θ ξ β sin n j + 1 θ β sin n j 1 θ, jia j ganjil d sin n j + θ βξ 1 d d sin n j θ, jia j genap
PELABELAN (k, d)-graceful PADA T P -TREE DAN SUBDIVISI DARI T P -TREE SYAIFUL BAHRI
PELABELAN (k, d)-graceful PADA T P -TREE DAN SUBDIVISI DARI T P -TREE SYAIFUL BAHRI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK SYAIFUL
Lebih terperinciINVERS DARI MATRIKS TRIDIAGONAL JACOBI FANI RIAMARLI
INVERS DARI MATRIKS TRIDIAGONAL JACOBI FANI RIAMARLI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK FANI RIAMARLI. Invers dari Matriks Tridiagonal
Lebih terperinciSEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK IHDA ANISSA INDRIASTUTI
SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK IHDA ANISSA INDRIASTUTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI
PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciNILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL NISA RACHMANI G
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL NISA RACHMANI G54103051 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ABSTRACT NISA RACHMANI.
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS CIRCULANT, CIRCULANT SIMETRIK, DAN BLOCK CIRCULANT HARYONO HERMANA
PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS CIRCULANT, CIRCULANT SIMETRIK, DAN BLOCK CIRCULANT HARYONO HERMANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciMENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT
MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/(x DAN h(x/(x Yuliana Saitri 1, Sri Gemawati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinciMENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL Sarta Meliana 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN
RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN
Lebih terperinciMODEL REGRESI LATEN PADA EFEK PLASEBO DIANA PURWANDARI
MODEL REGRESI LATEN PADA EFEK PLASEBO DIANA PURWANDARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK DIANA PURWANDARI. Model Regresi Laten
Lebih terperinciSUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA
SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA I Nengah Suparta dan I. B. Wiasa Jurusan Pendidian MatematiaUniversitas Pendidian Ganesha E-mail: isuparta@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciPenggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler
Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciSifat-sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Maxplus
J. Sains Dasar () Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vetor Eigen Matris atas ljabar Maxplus (The Properties of Eigen Value and Eigen Vector of Matrices Over Maxplus lgebra) Musthofa * dan Nienasih inatari * Jurusan
Lebih terperinciY = + x + x x + e, e N(0, ), Residual e=y -Yˆ
Yogyaarta, 26 Noember 206 ISSN : 979 9X eissn : 25 528X ANALISIS PSEUDOINVERS DAN APLIKASINYA PADA REGRESI LINEAR BERGANDA Kris Suryowati Program Studi Statistia, Faultas Sains erapan, Institut Sains dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema
Lebih terperinciRuang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman
JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 271-278 BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman trianisr@yahoo.com.au ABSTRACT.
Lebih terperinciPELABELAN SUPER EDGE MAGIC PADA GRAF CYCLE DAN GRAF WHEEL NURUL NUR INDAH SARI
PELABELAN SUPER EDGE MAGIC PADA GRAF CYCLE DAN GRAF WHEEL NURUL NUR INDAH SARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 0 ABSTRAK NURUL NUR INDAH
Lebih terperinciINVERSE EIGENVALUE PROBLEM UNTUK MATRIKS TRIDIAGONAL SIMETRIK NURFAUZIAH
INVERSE EIGENVALUE PROBLEM UNTUK MATRIKS TRIDIAGONAL SIMETRIK NURFAUZIAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Lebih terperinciMATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor
MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong
Lebih terperinciDIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS
Buletin Ilmiah Mat Stat dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No 3 (2015), hal 337-346 DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS Heronimus Hengki, Helmi, Mariatul Kiftiah INTISARI Matriks kompleks merupakan matriks
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciKAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 8, No. 2, November 2011, 43 49 KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W Sunarsini. 1, Sadjidon 2 Jurusan
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ZERO INVENTORY MUHAMAD ROFI HIDAYAT
PENYELESAIAN MASALAH PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ZERO INVENTORY MUHAMAD ROFI HIDAYAT DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK MUHAMAD
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI
BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana
Lebih terperinciMENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE
MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE Rini Pratiwi 1*, Rolan Pane 2, Asli Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK POHON FUZZY
KARAKTERISTIK POHON FUZZY Yuli Stiawati 1, Dwi Juniati 2, 1 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 60231 2 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan
Lebih terperinciMASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS
Seminar Sains Penidi Sains VI UKSW Salatiga Juni 0 MSLH VEKTOR EIGEN MTRIKS INVERS MONGE DI LJBR MX-PLUS Farida Suwaibah Subiono Mahmud Yunus Jurusan Matematia FMIP Institut Tenologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinciGENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH
GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT SUNARSIH.
Lebih terperinciMATRIKS KUASIDEFINIT SUGENG MULYADI
MATRIKS KUASIDEFINIT SUGENG MULYADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK SUGENG MULYADI. Matriks Kuasidefinit. Dibimbing oleh FARIDA
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaa Untu menacapai tujuan penulisan sripsi, diperluan beberapa pengertian dan teori yang relevan dengan pembahasan. Karena itu, dalam subbab ini aan diberian beberapa
Lebih terperinciMASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH
MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPerluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks
Vol. 8, No.1, 1-11, Juli 2011 Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks Nur Erawati, Azmimy Basis Panrita Abstrak Teorema Cayley-Hamilton menyatakan bahwa setiap matriks bujur sangkar memenuhi persamaan
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DENGAN KENDALA WAKTU MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: FAJAR DELLI WIHARTIKO G
PENYELESAIAN MASALAH PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DENGAN KENDALA WAKU MENGGUNAKAN EKNIK PEMBANGKIAN KOLOM Oleh: FAJAR DELLI WIHARIKO G540035 DEPAREMEN MAEMAIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM INSIU
Lebih terperincitidak mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilakukan dengan memberikan kompensator terdesentralisasi. Fixed mode terdesentralisasi pertama
BB IV PENGENDLIN TERDESENTRLISSI Untu menstabilan sistem yang tida stabil, dengan syarat sistem tersebut tida mempunyai fixed mode terdesentralisasi, dapat dilauan dengan memberian ompensator terdesentralisasi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciIDEAL FUZZY NEAR-RING. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Jurnal Matematia Murni dan Terapan εpsilon Vol. 07, No.01, (2013), Hal. 21 32 IDEAL FUZZY NEAR-RING Saman Abdurrahman 1, Naimah Hijriati 2 dan Thresye 3 1,2,3 Program Studi Matematia Faultas MIPA Universitas
Lebih terperinciKonstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real
J. Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 4, No. 1, May 007, 17 5 Konstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real Bambang Sugandi 1 dan Erna Apriliani 1 Jurusan Matematika, FMIPA Unibraw,
Lebih terperinciTujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse
Matriks Tujuan Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse Pengertian Matriks Adalah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam
Lebih terperinciDIAGONALISASI MATRIKS HILBERT
Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 2, Hal 7-24 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X DIAGONALISASI MATRIKS HILBERT Randhi N Darmawan Universitas PGRI Banyuwangi, randhinumeric@gmailcom Abstract The Hilbert matrix
Lebih terperinciMENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR
MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: IRMA
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1
BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR K a r y a t i Jurusan Pendidian Matematia FMIPA Uniersitas Negeri Yogyaarta e-mail : yatiuny@yahoo.com Abstra. Misalan R adalah ring, Q
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciGERSHGORIN DISK FRAGMENT UNTUK MENENTUKAN DAERAH LETAK NILAI EIGEN PADA SUATU MATRIKS. Anggy S. Mandasary 1, Zulkarnain 2 ABSTRACT
GERSHGORIN DISK FRAGMENT UNTUK MENENTUKAN DAERAH LETAK NILAI EIGEN PADA SUATU MATRIKS Anggy S. Mandasary 1, Zulkarnain 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciMatematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015
Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015 Dadang Amir Hamzah (STT) Matematika Teknik I Semester 3, 2015 1 / 33 Outline 1 Matriks Dadang
Lebih terperinciMETODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika
METODE FUNGSI PENALTI EKSTERIOR Sripsi Diajuan untu Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematia Disusun Oleh : Maria Martini Leto Kurniawan NIM : 03409 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR
BAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR 3. Dimensi Partisi Graf Kipas (F n ) Berdasaran Proposisi dan Proposisi, semua graf G selain graf P n dan K n memilii 3 pd(g) n -. Lebih husus, graf Kipas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan
I. PENDAHULUAN. Latar Belaang Teori graf merupaan salah satu bagian ilmu dari matematia dan merupaan poo bahasan yang relatif muda jia dibandingan dengan cabang ilmu matematia yang lain seperti aljabar
Lebih terperinciMAT. 12. Barisan dan Deret
MAT.. Barisan dan Deret i Kode MAT. Barisan dan Deret U, U, U3,..., Un,... Un a + (n-)b U + U +..., Un +... n?? Sn? BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT
Lebih terperinciPENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA
PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciPREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA
PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer MA SKS. 07/03/ :21 MA-1223 Aljabar Linear 1
Aljabar Linear Elementer MA SKS 7//7 : MA- Aljabar Linear Jadwal Kuliah Hari I Hari II jam jam Sistem Penilaian UTS 4% UAS 4% Quis % 7//7 : MA- Aljabar Linear Silabus : Bab I Matriks dan Operasinya Bab
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang
Lebih terperinciREDUKSI MODEL ALIRAN AIR SUNGAI SATU DIMENSI DENGAN METODE SINGULAR PERTURBATION APPROXIMATION
TUGAS AKHIR SM141501 REDUKSI MODEL ALIRAN AIR SUNGAI SATU DIMENSI DENGAN METODE SINGULAR PERTURBATION APPROXIMATION AIRIN NUR HIDAYATI NRP 113 100 095 Dosen Pembimbing Dr. Didi Khusnul Arif, S.Si, M.Si.
Lebih terperinciMenentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit Negatif Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift
Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 1(A) 14103 Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit Negatif Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift Yuli Andriani Jurusan Matematika FMIPA,
Lebih terperinciNILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN >> DEFINISI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Jika A adalah sebuah matriks n n, maka sebuah vektor taknol x pada R n disebut vektor eigen (vektor karakteristik) dari A jika Ax adalah
Lebih terperinciMenentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Semi Definit dan Indefinit Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift
Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Semi Definit dan Indefinit Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift Arif Bijaksana 1, Irma Suryani 2 Jurusan Matematika Terapan, Fakultas Sains dan
Lebih terperinciPart III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti
Part III DETERMINAN Oleh: Yeni Susanti Perhatikan determinan matriks ukuran 2x2 berikut: Pada masing-masing jumlahan dan Terdapat wakil dari setiap baris dan setiap kolom. Bagaimana dengan tanda + (PLUS)
Lebih terperinciDIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal. 183-190 DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN Fidiah Kinanti, Nilamsari Kusumastuti, Evi Noviani
Lebih terperinciEVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH
EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK RUDIANSYAH. Evaluasi
Lebih terperinci3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA
3. TEOREMA DASAR ARITMATIKA Definisi 3. Suatu bilangan bulat > disebut (bilangan) rima, jia embagi ositif bilangan tersebut hanya dan. Jia bilangan bulat lebih dari satu buan bilangan rima disebut (bilangan)
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel
BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel
Lebih terperinciKENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN
KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi
Lebih terperinciKAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 279 284. KAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS Adrianus Sumitro, Nilamsari Kusumastuti, Shantika Martha
Lebih terperinciSOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS)
Prosiding Semirata15 bidang MIPA BKS-PTN Barat Hal 357-36 SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS) Budi Rudianto 1, Narwen Jurusan
Lebih terperinciSTUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT
TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinci( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 467 Teknik Numerik Sistem Linear Trihastuti Agustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF 2 3 CONTOH 4 SIMPULAN
Lebih terperinciMETODE PANGKAT BALIK TERGESER UNTUK MENCARI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
MEODE PNGK BLIK ERGESER UNUK MENCRI NILI EIGEN DN VEKOR EIGEN Sangadi BSRC rtile disusses the shifted power method as the extension of the power method he shifted power method also requires a good starting
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciMATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK
MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL Anis Fitri Lestari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Matriks normal merupakan matriks persegi yang entri-entrinya bilangan kompleks
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciAljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5
Aljabar Linear & Matriks Pert. 5 Evangs Mailoa Pengantar Determinan Menurut teorema 1.4.3, matriks 2 x 2 dapat dibalik jika ad bc 0. Pernyataan ad bc disebut sebagai determinan (determinant) dari matriks
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciPELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR
LAPORAN PENELITIAN BERSAMA DOSEN-MAHASISWA PELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR Ketua Tim: ABDUSSAKIR, M.Pd FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Lebih terperinciA 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif
A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif Joko Harianto 1, Puguh Wahyu Prasetyo 2, Vika Yugi Kurniawan 3, Sri Wahyuni 4 1 Mahasiswa S2 Matematika FMIPA UGM, 2 Mahasiswa S2 Matematika FMIPA UGM, 3
Lebih terperinciANALISIS DATA GEOSTATISTIKA DENGAN UNIVERSAL KRIGING
ANALISIS DATA GEOSTATISTIKA DENGAN UNIVERSAL KRIGING SKRIPSI Diajuan epada Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyaarta untu memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciSISTEM PERSAMAAN LINEAR
SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 1 Dr. Abdul Wahid Surhim POKOK BAHASAN 1.1 Pengantar Sistem Persamaan Linear (SPL) 1.2 Eliminasi GAUSS-JORDAN 1.3 Matriks dan operasi matriks 1.4 Aritmatika Matriks, Matriks
Lebih terperinciPertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks
Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks 1 Jika A adl matriks nxn yg invertible, untuk setiap matriks b dgn ukuran nx1, maka sistem persamaan linier Ax = b mempunyai tepat 1 penyelesaian, yaitu x = A -1 b
Lebih terperinciALJABAR LINEAR ELEMENTER
BAHAN AJAR ALJABAR LINEAR ELEMENTER Disusun oleh : Indah Emilia Wijayanti Al. Sutjijana Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Desember, 22 ii Daftar Isi Sistem Persamaan Linear dan Matriks.
Lebih terperinciSeminar Tesis AKAR KUADRAT ENSEMBLE KALMAN FILTER (AK-EnKF) UNTUK ESTIMASI POSISI PELURU KENDALI
Seminar Tesis AKAR KUADRAT ENSEMBLE KALMAN FILTER () UNTUK ESTIMASI POSISI PELURU KENDALI OLEH : Teguh Herlambang (121 21 14) DOSEN PEMBIMBING: Subchan, PhD (1971513 19972 1 1 ) Dr. Erna Apriliani, M.Si
Lebih terperinciPembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial
Vol. 11, No. 1, 63-70, Juli 2014 Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3 ABSTRAK Teori bilangan adalah cabang ilmu Matematika yang mempelajari
Lebih terperinciSISTEM DINAMIK DISKRET. Anggota Kelompok: 1. Inggrid Riana C. 2. Kharisma Madu B. 3. Solehan
SISTEM DINAMIK DISKRET Anggota Kelompok: 1. Inggrid Riana C. 2. Kharisma Madu B. 3. Solehan SISTEM DINAMIK Kontinu Sistem Dinamik Diskret POKOK BAHASAN SDD OTONOMUS NON-OTONOMUS 1-D MULTI-D LINEAR NON-LINEAR
Lebih terperinci(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66
MATRIKS Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, 2012 1 / 66 Topik Bahasan 1 Matriks 2 Operasi Matriks 3 Determinan matriks 4 Matriks Invers 5 Operasi
Lebih terperinciAnalisis Varians = Analysis of Variance = ANOVA
. Pendahuluan. Distribusi F Analisis Varians Analysis of Variance ANOVA χ² pengujian beberapa (>) proporsi ANOVA pengujian beberapa (>) nilai rata-rata Dasar perhitungan ANOVA ditetapan oleh Ronald A.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian
Lebih terperinci