Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik"

Transkripsi

1 JURNA FOURIER April 013, Vol., No. 1, ISSN 5-763X Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik Arifin, Muhammad Wakhid Muthofa, dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakulta Sain dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marda Adiucipto No. 1 Yogyakarta, Indoneia Korepondeni; Sugiyanto, ugimath@yahoo.com Abtrak Menyeleaikan peramaan diferenial ering terkendala oleh maalah yarat awal atau yarat bata. Maalah yarat bata ini ering dijumpai pada penerapan peramaan diferenial, alah atunya adalah rangkaian litrik. Metode yang dapat digunakan untuk menyeleaikan maalah yarat bata pada peramaan diferenial alah atu diantaranya adalah metode tranformai aplace. Tranformai aplace yang didefiniikan dengan f(t)} e t f(t) dt 0 dapat digunakan untuk mencari olui dari uatu item peramaan diferenial koefiien kontan. Metode penyeleaian uatu rangkaian itrik dengan menggunakan tranformai aplace adalah dengan mengubah peramaan diferenial dari domain waktu (t) ke dalam domain frekueni (), memetakan maalah nilai awal ke dalam peramaan pembantu, menyeleaikan dengan perhitungan aljabar, dan menggunakan inver tranformai aplace untuk mendapatkan olui khuu ecara langung dari item peramaan diferenial rangkaian litrik terebut. Kata Kunci: Abtract Reolving differential equation i often contrained by problem of initial requirement or boundary condition. The problem of boundary condition i often found in the application of differential equation, one of which i the electrical circuit. The method that can be ued to olve the problem of boundary condition on the differential equation i one of them i the aplace tranform method. aplace tranform defined by f(t)} e t f(t) dt 0 can be ued to find the olution of a ytem of contant coefficient differential equation. The method of completion of an electrical circuit by uing aplace tranform i by changing the differential equation of the time domain (t) into the frequency domain (), mapping the initial value problem into the helper equation, olving it by algebraic calculation, and uing aplace invere tranformation to obtain the olution Specifically directly from the ytem of differential equation of the electrical circuit. Keyword Pendahuluan Metode Tranformai aplace (aplace Tranformation) merupakan uatu metode yang dapat digunakan untuk menyeleaikan peramaan diferenial, yang memetakan maalah nilai awal ke dalam uatu peramaan aljabar atau uatu item peramaan yang dapat dieleaikan dengan metode aljabar dan tabel tranformai aplace. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Pierre Simon Marqua De aplace ( ) eorang matematikawan Peranci dan eorang guru bear di Pari. Dengan metode tranformai aplace akan dihailkan olui khuu ecara langung euai dengan kondii maalah nilai awal yang diberikan. Rangkaian litrik adalah uatu kumpulan elemen atau komponen litrik yang aling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling edikit mempunyai atu lintaan tertutup. Suatu rangkaian litrik dapat dimodelkan ke dalam uatu peramaan diferenial, yaitu peramaan diferenial orde dua koefiien kontan. Oleh ebab itu, olui rangkaian litrik terebut dapat ditentukan dengan menggunakan 013 JURNA FOURIER Veri online via

2 46 Arifin, et al. tranformai aplace. Namun, ada uatu rangkaian yang tidak menimbulkan maalah atau keulitan untuk dianalia dengan matematika biaa, yaitu rangkaian yang hanya memuat atu elemen rangkaian litrik. Elemen rangkaian litrik dapat dikelompokkan ke dalam elemen atau komponen aktif dan paif. Elemen aktif adalah elemen yang menghailkan energi, dalam hal ini adalah umber tegangan dan umber aru. Elemen lain adalah elemen paif dimana elemen ini tidak dapat menghailkan energi, yaitu elemen yang hanya dapat menyerap energi (reitor), elemen yang dapat menyimpan energi (induktor) dan elemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet (kapaitor). Suatu rangkaian yang ulit dapat dianalii/dieleaikan dengan menggunakan tranformai aplace. Hal ini diebabkan oleh karakteritik dari tiap-tiap elemen rangkaian litrik yang berbeda mekipun ecara definitive v R, v dan v C adalah bearnya aru yang mengalir pada elemen R,, dan C. Penyeleaian Peramaan Diferenial Dengan Tranformai aplace Penerapan yang cukup penting dari tranformai aplace alah atunya adalah untuk menentukan penyeleaian peramaan diferenial linear dengan koefiien kotan. Dalam kripi ini hanya dibatai pada peramaan diferenial orde dua koefiien kontan. Metode tranformai aplace ecara khuu digunakan untuk menyeleaikan peramaan diferenial dan memenuhi yarat awal. Untuk menyeleaikan peramaan diferenial ini adalah dengan mengambil tranformai aplace dari peramaan diferenial yang diberikan, lalu menggunakan yarat-yarat awalnya. Ini memberikan uatu peramaan aljabar dalam tranformai aplace dari penyeleaian yang diinginkan. Dengan mengambil inver dari tranformai aplace yang telah dibentuk maka diperoleh penyeleaiannya. Berikut ini diberikan proedur/ langkah-langkah mencari penyeleaian uatu peramaan diferenial linear orde dua berkoefiien kontan menggunakan tranformai aplace (John Bird, 007: 637). Diberikan uatu peramaan diferenial linear orde dua, yaitu: Dengan yarat awal y(0) dan y (0). ay + by + cy r(t) (1) 1) angkah pertama. Bentuk Peramaan ke dalam tranformai aplace. y(t)} Y() dan r(t)} R(). Dengan menerapkan tranformai aplace pada kedua rua peramaan (1), maka dihailkan: ay + by + cy} y(t)} ay } + by } + cy} R() a[ Y() y(0) y (0)] + b[y() y(0)] + cy() R() () ) angkah kedua. Maukkan nilai awal y(0) dan y (0) erta uun peramaan () ke dalam Y() (peramaan pembantu) [a + b + c] [a + b] ay (0) R() [a + b + c]y() [a + b]y(0) + ay (0) R() Y() [a+b]y(0)+ay (0)+R() [a +b+c] (3) JURNA FOURIER (013)

3 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 47 3) angkah ketiga. Jika mengandung pecahan parial, maka gunakan metode jumlahan pecahan parial untuk menyeleaikan peramaan (3). Y() [a+b]y(0)+ay (0) a +b+c + R() a +b+c (4) 4) angkah keempat. Ambil inver tranformai aplace peramaan (4) maka diperoleh olui/penyeleaian untuk peramaan (1). 1 Y()} y(t) 1 [a + b]y(0) + ay (0) a + b + c R() } + 1 a + b + c } Contoh 1. Carilah penyeleaian dari y + 4y 3y 0, dengan yarat awal y(0) 4 & y (0) 9. Dengan menggunakan proedur/ langkah-langkah di ata, maka diperoleh: Untuk y(0) 4 dan y (0) 9, maka: y + 4y 3y} 0} y } + 4y } 4y} 0 Y() y(0) y (0) + 5Y() 5y(0) 3Y() 0 Y() Y() 0 3Y() 0 Y() [ + 5 3]Y() Menggunakan metode jumlahan pecahan parial, maka: Diperoleh, ( 1)( + 3) Untuk 3 maka 14 7B atau B. Untuk 1 maka 4 7 A atau A 1. Jadi, Y() Dengan inver tranformai aplace didapat, A ( 1) + B ( + 3) A( + 3) + B( 1) ( 1) ( + 3) 1 Y()} y(t) 1 1 ( 1) } 1 ( + 3) } JURNA FOURIER (013) 45-61

4 48 Arifin, et al. y(t) 1 1 ( 1 } 1 ) ( + 3) } 6 1 ( 1 } 1 1 ) ( + 3) } y(t) 6e 1 t e 3t Jadi, olui dari peramaan diferenial terebut yaitu, y(t) 6e 1 t e 3t. Contoh. Tentukan olui dari y 4y 4y 8t, dengan yarat awal y(0) 0 & y (0) 1. Seperti penyeleaian pada contoh 1 maka diperoleh, y 4y 4y} 8t} y } 4y } 4y} 8t} Y() y(0) y (0) 4Y() + 4y(0) 4Y() 8 Y() 1 4Y() 4Y() 8 Y() ( 4 4)Y() ( 4 4) + 1 ( 4 4) Y() 8 ( ) + 1 ( ) Y() tidak mengandung pecahan parial, maka langung ditentukan y(t) yang merupakan olui yang di inginkan. 1 y(t) ( ) } ( ) } Untuk 1 ( ) } tet, edangkan untuk 1 aplace. Telah diketahui 1 ( ) } tet, dan ( ) } ueu 0 t 1 ( ) }, dieleaikan dengan integral tranformai du 1 ueu 1 t 4 eu 1 0 tet 1 4 et Diperoleh, 1 1 ( ) } (1 ueu 1 4 eu ) du 0 t JURNA FOURIER (013)

5 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 49 t 1 4 ueu 1 4 eu u tet 1 4 et t Jadi, y(t) ( ) } ( ) } y(t) 8 ( 1 4 tet 1 4 et t ) + 1tet y(t) 14te t e t + t + Contoh 3. Diberikan peramaan diferenial, y 4y + 8y 8e t co t + 6e t in t, dengan yarat awal y(0) 4 dan y (0) 10. Jika kedua rua ditranformai ke dalam tranformai aplace, maka: y 4y + 8y} 8e t co t + 6e t in t} Y() y(0) y (0) 4Y() + 4y(0) + 8Y() Untuk yarat awal y(0) 4 dan y (0) 10, maka: ( 4 + 8)Y() (( ) + 4)Y() Y() Y() Y() 8( ) ( ) () ( ) + 4 8( ) ( ) ( ) + 4 8( ) ( ) [( ) + 4] ( ) + 4 8( ) ( ) [( ) + 4] ( ) + 4 8( ) ( ) [( ) + 4] ( ) + 4 8( ) ( ) ( ) [( ) + + 4] ( ) ( ) + 4 alu menggunakan inver tranformai aplace, maka diperoleh, y(t) 8 1 ( ) ( ) + 4 } [( ) + 4] } + ( ) 4 1 ( ) + 4 } + 1 ( ) + 4 } 8et 4 t in t 8et 16 (in t t co t) + 4et co t + e t in t y(t) te t in t 3 tet co t + 4e t co t + 7 et in t JURNA FOURIER (013) 45-61

6 50 Arifin, et al. Elemen Rangkaian itrik Dalam Domain-S Untuk dapat mentranformai uatu rangkaian litrik ke dalam tranformai aplace, maka perlu didefiniikan elemen-elemen di dalam rangkaian terebut ke dalam domain-. Adapun tranformai elemen-elemen rangkaian litrik ke dalam domain- didefiniikan ebagai berikut (John Bird, 007: 640). 1. Reitor (R) Dalam domain waktu (t), reitor didefiniikan oleh hukum Ohm, yaitu: Tranformai aplace dari peramaan ini yaitu, Diperoleh v R di dalam domain-, v R (t) Ri(t) v R (t)} Ri(t)} RI(). Kapaitor (C) Sebuah kapaitor dalam domain waktu (t) didefiniikan ebagai, v R () Ri() (5) i(t) C dv c (t) dt atau v C (t) 1 i(t) dt C Tranformai aplace dari peramaan ini yaitu, Diperoleh impedani kapaitor dalam domain-, v C (t)} 1 C i(t) dt} 1 I() C 3. Induktor () Sebuah induktor dalam domain waktu (t) didefiniikaan ebagai, Tranformai aplace dari peramaan ini yaitu, v c () 1 I(t) (6) C v (t) di(t) dt v (t)} di } I() i(0) dt Impedani Induktor dalam domain- didefiniikan oleh, v () [I() i(0)] (7) JURNA FOURIER (013)

7 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 51 Jika diberikan uatu rangkaian litrik, maka proedur/langkah-langkah untuk mencari penyeleaiannya dengan menggunakan tranformai aplace yaitu, (John Bird, 007:64): 1. Gunakan hukum yang berlaku pada rangkaian terebut untuk menentukan peramaan diferenialnya (Hukum Kirchoff dan hukum Ohm).. Ambil tranformai aplace pada kedua rua peramaan yang terbentuk. 3. Maukkan nilai awal yang diberikan dan uun peramaan pembantu. 4. Gunakan inver tranformai aplace untuk menentukan penyeleaiannya. Contoh 4. Diberikan uatu rangkaian -R-C eperti pada Gambar 1 tentukan bear aru yang mengalir dalam rangkaian terebut jika pada aat t 0 diberi tegangan ebear v dan i(0) 0. Gambar 1 Rangkaian litrik atu. Pada rangkaian litrik (Gambar 1) dapat dibentuk ebuah peramaan diferenial dengan menggunakan hukum II Kirchoff yaitu: v 0 v + v R + v C v(t) 0 atau v(t) v + v R + v C v di(t) dt + Ri(t) + 1 i(t) dt C Ambil tranformai aplace pada kedua rua peramaan dan maka diperoleh, Dengan ubtitui i(0) 0, maka: v} di(t) dt + Ri(t) + 1 i(t) dt} C v v i(0) v i(0) I() + i(0) + RI() + [ + R + 1 C ] + R + 1 C v I() + R + 1 C v [ + ( R ) + 1 C ] + ( R ) + 1 C JURNA FOURIER (013) 45-61

8 5 Arifin, et al. Dengan penggunaan kuadrat empurna, maka: I() I() [ + ( R ) + ( R ) ] + [ 1 C ( R ) ] ( + R ) ( + R ) 1 + ( 1 C ( R ) ) + ( 1 ) ( + R ) ( 1 ) Dengan memialkan b 1 ( R C ), dan a ( R ), maka: I() 1 b ( + a) + b Dengan menggunakan inver tranformai aplace, maka diperoleh 1 I()} i(t) 1 b 1 C ( R ) ( + a) + b } b ( + a) + b } e at in bt Jadi, dengan menubtitui nilai a dan b, maka diperoleh olui untuk rangkaian pada Gambar 1 di ata yaitu: JURNA FOURIER (013)

9 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 53 i(t) 1 e Rt in ( 1 ) t (A) Contoh 5. Tentukan bear aru yang mengalir dalam rangkaian berikut ini jika aklar ditutup pada aat t 0. Gambar Rangkaian litrik dua. Dengan menggunakan hukum II Kirchoff diperoleh v 0 0,1 di(t) dt Jika ditranformai ke domain- maka, 0,1 di(t) dt v + v R + v C v(t) 0 + 5i(t) + + 5i(t) + 0,1I() + 0,1i(0) + 5I() + I() [0, x10 6 i(t) dt 0 1 i(t) dt } 0} 0x10 6 I() 0x x10 6 ] 0,1i(0) Saklar baru dinyalakan ehingga pada aat awal belum ada aru yang mengalir (i(0) 0). Jadi, I() I() [0, x104 ] [0, x10 4 ] 0,1[ x10 4 ] 0 ( x10 4 ) JURNA FOURIER (013) 45-61

10 54 Arifin, et al. 0 ( (5) ) + (5x10 5 (5) ) 0 ( + 5) + (499375) 0 ( + 5) + (499375) 0 ( + 5) + (499375) Diperoleh i(t) 1 I()}, yaitu: 0 ( + 5) + ( (499375)) ( + 5) + ( (499375)) I() 0 706, ( + 5) + (706,7) i(t) 1 I()} 1 0, ,7 ( + 5) + (706,7) } 0, ,7 ( + 5) + (706,7) } 0,083 e 5t in 706,7t (A) Jadi, bear aru litrik yang mengalir pada rangkaian di ata, yaitu: 0,083 e 5t in 706,7t Ampere. Contoh 6. Tentukan bear aru yang mengalir jika aklar ditutup pada aat t 0 dalam rangkaian berikut ini! Gambar 3 Rangkaian litrik tiga. JURNA FOURIER (013)

11 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 55 Dari Gambar 3 diperoleh peramaan dengan menggunakan hukum II Kirchoff: Peramaan pada loop I: Dan peramaan loop II: 10i 1 + 0,0 di 1 dt 0,0 di dt ,0 di dt + 5i 0,0 di 1 dt 0 Jika kedua peramaan ditranformai ke domain-, maka diperoleh: 10i 1 + 0,0 di 1 dt 0,0 di 100} 0} dt 10I 1 + 0,0I 1 () 0,0I () dan (10 + 0,0)I 1 () 0,0I () 100 0,0 di dt + 5i 0,0 di 1 dt } 0} 0,0I () + 5I () 0,0I 1 () 0 (8) Dari peramaan (9), diperoleh (0,0 + 5) 0,0I () 0 (9) Jika peramaan (10) diubtituikan ke dalam peramaan (8), maka (10 + 0,0)I 1 () 0,0 ( + 50 I 1()) 100 I () 0,0I () I (0,0+5) +50 1() (10) I 1 () (10 + 0,0 0, ) 100 I 1 () ( , ,0 ) I 1 ()( ) I 1 () 100( + 50) 100( + 50) 100( + 50) ( ) 15( + 166,667) 6,667(+50) (+166,667) (11) JURNA FOURIER (013) 45-61

12 56 Arifin, et al. Menggunakan metode jumlahan pecahan parial, maka diperoleh I 1 () 6,667(+50) (+166,667) A + B +166,667 atau 6,667( + 50) A( + 166,667) + B Untuk 0, 6,667(50) A(166,667) atau A 10 Untuk 166,667, 6,667(83,334) 166,667B atau B 3,334 Jadi, didapatkan nilai I 1 (), yaitu: I 1 () + 50) (6,667( + 50 ( + 166,667) ) I () 6,667 ( + 166,667) Dengan menggunakan inver tranformai aplace maka diperoleh penyeleaian untuk I 1 () dan I () yaitu: 1 I 1 ()} , ,667 } i 1 (t) 10 3,334e 166,667t (A) dan 1 I 1 ()} 1 6, ,667 } i 1(t) 10 3,334e 166,667t (A). Contoh 7. Tentukan bear aru yang mengalir jika aklar ditutup pada aat t 0 dalam rangkaian berikut ini! Gambar 4 Rangkaian litrik empat. Dari Gambar 4 di ata diperoleh peramaan dengan menggunakan hukum II Kirchoff. Peramaan pada loop I: Dan peramaan loop II: 10i , i 1 dt + 10i 50 10i + 10i 1 50 Jika kedua peramaan terebut ditranformai ke domain- maka diperoleh peramaan: 10I 1 () + 5 I 1 () + 10I () 50 ; dan (1) JURNA FOURIER (013)

13 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 57 50I () + 10I 1 () 50 (13) Dari peramaan (13), diperoleh I () Dengan menubtitui peramaan (14) ke dalam peramaan (1), maka: 10I 1 () + 5 I 1() 50 10I I 50 1() (14) + 10 [ I 1()] 50 I 1 () [8 + 5 ] 40 I 1 () [ ] 40 Dengan menubtitui peramaan (15) ke dalam peramaan (1), maka 50 I () 10I 1 50 I 1 () ,65 (15) [ 5 + 0,65 ] ,65 (16) Dengan menggunakan inver tranformai aplace maka diperoleh penyeleaian untuk I 1 (), dan I () yaitu: 1 I 1 ()} ,65 } Dan i 1 (t) 5e 0,65t (A) 1 I ()} ,65 } i (t) 1 e 0,65t (A) Contoh 8. Diberikan uatu rangkaian di bawah ini. Saklar S 1 ditutup pada aat t 0, tetapi pada aat yang ama aklar S dibuka. Tentukan v out (t) pada aat t > 0. JURNA FOURIER (013) 45-61

14 58 Arifin, et al. Gambar 5 Rangkaian litrik lima. Dari rangkaian, terdapat dua kondii awal yang diberikan yaitu nilai tegangan awal, v C (0 ) untuk kapaitor yaitu eberar 3 Volt, dan nilai aru awal ebear Ampere untuk Induktor 1 atau i 1 (0 ) A. Untuk t > 1, lalu ubah rangkaian gambar 5 ke dalam domain- eperti berikut. Gambar 6 Rangkaian litrik enam. Dari gambar 6 aru dalam induktor 1 digantikan oleh umber tegangan 1V. Ini diperoleh dari 1 i 1 (0 ) 1V. alu dengan menggunakan hokum II Kirchoff, diperoleh: V out () V out () 1 Kemudian peramaan (17) diederhanakan menjadi V out () V out () + 3 V out () 4 4 ( ) ( ) 0 (17) V out() + V out() 0 + V out () + V out() 0 V out () ( + 3) V out() + V out() 0 V out () ( + 3) ( ) ( ) + V out()( ) ( V out()( ) ) ( ) V out () ( + 3) + V out ()( ) + V out ()( ) ( ) 0 JURNA FOURIER (013)

15 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 59 V out () + V out ()( ) + V out ()( ) ( + 3) V out ()( ) + V out ()( ) ( + 3) V out ()( ) ( + 3) V out () (+3) (18) alu difaktorkan menjadi V out () (+3) (+3) (+6,57)( +1,43+0,61) (19) Dengan metode jumalahan pecahan parial didapat V out () ( + 3) ( + 6,57)( + 1,43 + 0,61) A ( + 6,57) + ( + 3) A( + 1,43 + 0,61) + (B + C)( + 6,57) Untuk 6,57 maka B + C + 1,43 + 0,61 ( 6,57)( 6,57 + 3) A(( 6,57) + 1,43( 6,57) + 0,61) A 46, ,3798 1,36 Untuk 0, dan A1,36 maka C 0,83 6,57 0,1. Untuk 1, dan A1,36 maka C 0,1 diperoleh (4) 1,36(1 + 1,43 + 0,61) + (B 0,1)(1 + 1,36) 8 4,1 + 7,57B 0,96 7,57B 4,84 atau B 0,64. Diperoleh peramaan baru dari peramaan (19): V out () 1,36 + 1,36 + 0,64 0,1 + 1,43 + 0,61 1,36 0,64 + (0,46 0,58) + + 1,36 + 1,43 + (0,51 + 0,1) 1,36 + 1,36 + 0,64 + 0,715 0,91 ( + 1,43 + 0,51) + (0,1) 1,36 + 6,57 + 0,64 ( + 0,715 ( + 0,715) + ( + 0,316) 0,91 ( + 0,715) + (0,316) ) JURNA FOURIER (013) 45-61

16 60 Arifin, et al. Dengan menggunakan inver tranformai aplace, maka diperoleh penyeleaian dari peramaan rangkaian litrik di ata, yaitu: 1 V out ()} 1 1,36 + 6,57 } + ( + 0,715) 1 0,64 ( + 0,715) + ( + 0,316) } 0,91 1 1,64 ( ( + 0,715) + (0,316) )} 1 1,36 + 6,57 } + ( + 0,715) 1 0,64 ( + 0,715) + ( + 0,316) } 0, ,84 ( ( + 0,715) + (0,316) )} V out (t) 1,36e 6,57t + 0,64e 0,715t co 0,316t 1,84e 0,715t in 0,316t (V) Dari hail yang diperoleh terebut, untuk t maka V out (t) 0. Keimpulan Berdaarkan hail tudi literatur yang dilakukan tentang aplikai tranformai aplace pada rangkaian litrik, dapat ditarik keimpulan ebagai berikut: 1. Tranformai aplace memiliki manfaat dalam menyeleaikan uatu peramaan diferenial terutama peramaan diferenial linear orde dua dengan koefiien kontan: y + by + cy r(t), yaitu ecara langung didapatkan penyeleaian khuu dari nilai awal atau yarat bata yang diberikan.. angkah-langkah untuk mengaplikaikan tranformai aplace dalam menyeleaikan uatu rangkaian litrik, yaitu: menentukan peramaan diferenial dalam domain-t dari uatu rangkaian litrik dengan menggunakan hukum pada rangkaian terebut (hukum Ohm atau hukum Kirchoff); membentuk peramaan pembantu dengan menggunakan tranformai aplace; menubtituikan nilai awal atau yarat bata yang diberikan ke dalam peramaan pembantu; menyeleaikan peramaan pembantu dengan perhitungan aljabar, termauk dengan metode jumlahan pecahan parial; dan menggunakan inver tranformai aplace untuk menentukan olui yang merupakan penyeleaian khuu dari rangkaian litrik terebut. Refereni [1] Ayre, Frank Theory and Problem Of Differential and Integral Calculu, nd Edition. New York: McGraw-Hill Companie. [] Attenborough, Mary Mathematic for Electrical Engineering and Computing. Oxford: Newne. [3] Bird, John Electrical Circuit Theory and Technology, Third edition. USA: Elevier Inc. [4] Budi, Mimail Rangkaian itrik. Bandung: ITB. [5] Chen, Wai-Kai.004.The Electrical Engineering Handbook.USA: Elevier Inc. [6] Darmawijaya, Soeparna, Dkk..MATEMATIKA DASAR I. Yogyakarta: Univerita Gadjah Mada. [7] Dedy, Endang, dkk KAKUUS I. Bandung: JICA. [8] Fidiyah, Suci Aplikai Tranformai aplace pada Penyeleaian Peramaan Aliran Pana dan Peramaan Gelombang. Malang: UMM. [9] Farlow, Stanley J Partial Differential Equation for Scientit and Engineer. New York: John Wiley Inc. [10] Gazali, Wikaria dan Soedadyatmodjo KAKUUS Edii kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu. [11] Harini, Meyrika Aulia Tranformai aplace dari maalah Nilai Bata pada Peramaan Diferenial Parial. Semarang: FMIPA UNNES. [1] Havil, Julian Gamma: Exploring Euler Contant.New Jerey: Princeton Univerity. [13] Holbrook, Jame G aplace Tranform for Electronic Engineer. NewYork: Pregamon Pre. [14] Karri, Steven T Circuit Analyi II with MATAB Computing and Simulink / SimPowerSytem Modeling. California: Orchard publication. [15] ogan, J. David A Firt Coure in Differential Equation. USA: Spinger. [16] Maxfield, Clive, dkk Electrical Engineering, Know It All. USA: Elevier Inc. [17] Nahvi, Mahmood and Joeph A. Edminiter Theory and Problem Of Electric Circuit, fourth Edition. New York: McGraw-Hill Companie. [18] Prayudi Matemamatika Teknik Edii Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. [19] Powell, Ray Introduction to Electric Circuit. ondon: Arnold. JURNA FOURIER (013)

17 Aplikai Tranformai aplace Pada Rangkaian itrik 61 [0] Power, David Boundary Value Problem and Partial Differential Equation, Fifth Edition. USA: Elevier Inc. [1] Purcell, Edwind J Calculu with Analytic Geometry, 4th Edition. Arizona: Prentice-Hall. [] Ramdhani, Mohammad Rangkaian itrik. (Diktat Kuliah). Bandung: STT Telkom. [3] Rahardi, Rutanto, Herman Hudojo dan Imam Supemo Peramaan Diferenial Biaa. Malang: UNM. [4] Spiegel, Murray, R aplace Tranformation, Schaum Serie. New York: Mc Graw-Hill Companie. [5] Stourd, K.A. dan Dexter J. Both Engineering Mathematic, Fifth Edition. New York: Mc Graw-Hill. [6] Udianari, Riqi Menyeleaikan Getaran Pega dengan Tranformai aplace. Malang: FMIPA-UMM. [7] Varberg, Dale dan Steven E. Rigdon Calculu. New York: Hamline Univerity. JURNA FOURIER (013) 45-61

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, APLIKASI TRANSFORMASI LAPLACE PADA RANGKAIAN LISTRIK

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, APLIKASI TRANSFORMASI LAPLACE PADA RANGKAIAN LISTRIK FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 54 70 APLIKASI TRANSFORMASI LAPLACE PADA RANGKAIAN LISTRIK Arifin 1, Muhammad Wakhid Musthofa 2, Sugiyanto 3 1,2,3 Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan POTNSOMT Metode poteniometer adalah uatu metode yang membandingkan dalam keadaan etimbang dari uatu rangkaian jembatan Pengukuran tahanan S t t G angkah kerja :. Atur heotat ehingga aru tetap, ehingga

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Transformasi Laplace

Transformasi Laplace Tranformai Laplace Muhafzan Agutu 22 Tranformai Laplace 3 Denii Tranformai Laplace Dalam bagian ini kita akan membicarakan ifat-ifat dan beberapa aplikai dari tranformai Laplace. Denii Diberikan uatu fungi

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

III TRANSFORMASI. = ; (ad bc). Jika

III TRANSFORMASI. = ; (ad bc). Jika 10 III TRANSFORMASI 3.1 Tranformai Bilinear a + b Dari peramaan (2.30), yaitu = T( = ; (ad bc). Jika c + d maka peramaan terebut dapat dikalikan dengan c + d, ehingga diperoleh c + d = a + b. Selanjutnya

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAPH DAN SIMULASINYA. Abstract

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAPH DAN SIMULASINYA. Abstract FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 42 53 PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAPH DAN SIMULASINYA Agus Miftakus Surur 1, Yudi Ari Adi 2, Sugiyanto 3 1, 3 Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE

BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE BAB VI TRANSFORMASI LAPLACE Kompeteni Mahaiwa mampu. Menentukan nilai tranformai Laplace untuk fungi-fungi yang ederhana. Menggunakan ifat-ifat tranformai untuk menentukan nilai tranformai Laplace untuk

Lebih terperinci

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 105 109 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK ERIN DWI FENTIKA, ZULAKMAL Program Studi

Lebih terperinci

Secara matematis persamaan aliran panas diberikan oleh persamaan. du dt α 2 u = 0 (1)

Secara matematis persamaan aliran panas diberikan oleh persamaan. du dt α 2 u = 0 (1) 1 Peramaan Aliran Pana Secara matemati peramaan aliran pana diberikan oleh peramaan yang dalam domain 2D dapat ditulikan menjadi du dt α 2 u = (1) ( du 2 ) dt = α u x + 2 u 2 y 2 (2) Peramaan ini menyatakan

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham nalii angaian itri Di Kawaan - Sudaryatno Sudirham, nalii angaian itri 3 nalii angaian Menggunaan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini ita aan memahami onep impedani di awaan.

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper Harrij Mukti, Penggunaan Modified Slip Energy Recovery Drive (Merd) Pada Sitem Pengaturan Kecepatan Motor Induki Rotor Belitan PENGGUNAAN MODIFIED SLIP ENERGY RECOVERY DRIVE () PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 12 Diferensiasi dan Integrasi Transformasi Laplace

MATEMATIKA IV. MODUL 12 Diferensiasi dan Integrasi Transformasi Laplace MATEMATIKA IV MODUL 2 Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2008 年 0 月 3 日 ( 日 ) Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Tranformai Laplace

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif Simulai dan Deteki Hubung Singkat Impedani Tinggi pada Stator Motor Induki Menggunakan Aru Urutan Negatif Muhammad Amirul Arif 0900040. Doen Pembimbing :. Dima Anton Afani, ST., MT., Ph. D.. I G. N. Satriyadi

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN LKTROMAGNTIKA I Modul 7 GLOMBANG DATAR PADA BAAN 1 LKTROMAGNTIKA I Materi : 7.1 Pendahuluan 7. Review Gel Datar Serbaama di udara 7.3 Gelombang Datar Serbaama di dielektrik 7.4 Gelombang Datar Serbaama

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

5. Transformasi Integral dan Persamaan Integral

5. Transformasi Integral dan Persamaan Integral 5. Tranformai Integral dan Peramaan Integral 5.. Tranformai Integral 5.. Tranformai Laplace 5.3. Tranformai Fourier 5.4. Peramaan Integral 5.. Tranformai Integral Di dalam Fiia Matematia ita ering menjumpai

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE TRANSFORMASI LAPLACE. Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah uatu metoda operaional yang dapat digunakan ecara mudah untuk menyeleaikan peramaan linier diferenial. Dengan menggunakan tranformai Laplace,

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V)

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V) Penentuan Parameter-Parameter Karakteritik Sel Surya untuk Kondii Gelap dan Kondii Penyinaran dari Kurva Karakteritik Aru-Tegangan (-) A. Suhandi, Y. R. Tayubi, Hikmat, A. Eliyana Juruan Pendidikan Fiika

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok

SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungi Alih dan Diagram Blok Model Matemati Sitem Peramaan matemati yang menunjukkan hubungan antara input dan output item. Dengan mengetahui model matematinya, maka tingkah laku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR PENGAUH PEUBAHAN FEKUENS DALAM SSTEM PENGENDALAN KECEPATAN MOTO NDUKS 3-FASA TEHADAP EFSENS DAN AUS KUMPAAN MOTO Oleh : Zuriman Anthony, ST., MT* *) Doen Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknologi ndutri

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

MODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL

MODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL PROSDG SB : 978 979 6353 3 T MODEL SR UTUK KETAHAA BEHAVOURAL KEASH BATAR Matematika Terapan, Juruan Pendidikan Matematika Fakulta Matematika dan lmu Pengetahuan Alam Univerita egeri Yogyakarta, Yogyakarta

Lebih terperinci

Pembentukan Ring Bersih Menggunakan Lokalisasi Ore. Construction of Clean Ring using Ore Localization

Pembentukan Ring Bersih Menggunakan Lokalisasi Ore. Construction of Clean Ring using Ore Localization Jurnal Matematika & Sain, April 4, Vol. 9 Nomor Pembentukan Ring Berih Menggunakan Lokaliai Ore Abtrak Uha Inaini dan Indah Emilia Wijayanti ) Juruan Matematika, Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

Analisa Kekokohan Tanggapan Tegangan Sistem Eksitasi Generator Terhadap Perubahan Parameterkonstanta Penguatan Generator dengan Berbagai Pengendali

Analisa Kekokohan Tanggapan Tegangan Sistem Eksitasi Generator Terhadap Perubahan Parameterkonstanta Penguatan Generator dengan Berbagai Pengendali Jurnal Sain, eknologi dan Indutri, Vol. 13, No.1, Deember 215, pp.9-18 ISSN 1693-239 print/issn 247-939 online Analia ekokohan anggapan egangan Sitem Ekitai enerator erhadap Perubahan Parameterkontanta

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL JISSN : 58-7 SIMULASI PERANCANAN FASA TERTINAL SISTEM KENALI IITAL Cekma Cekdin Program Studi Teknik Eelektro Fakulta Teknik Univerita Muhammadiyah Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani Ulu Palembang Email

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

Bab 9 Transformasi Laplace

Bab 9 Transformasi Laplace Meode Maemaika Aronomi- Bab 9 Tranformai aplace 9-. Definii Tranformai aplace Mialkan f() uau fungi real dengan variable dan >. Tranformai aplace didefiniikan ebagai: T f ( ) F( ) lim f ( ) e d f ( ) e

Lebih terperinci

Evaluasi Distribusi Gabungan pada Teori Resiko

Evaluasi Distribusi Gabungan pada Teori Resiko Evaluai Ditribui Gabungan pada Teori Reio Roita Kuumawati Juruan Pendidian Matematia, Univerita egeri Yogyaarta Karangmalang, Yogyaarta roitauumawati@gmailcom ABTRAK Evalui ditribui gabungan merupaan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI ANALISA ESTABILAN SISTEM ENDALI ESITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARAN PENDEATAN TANGGAPAN FREUENSI Heru Dibyo Lakono (1)*, Mazue (2), Wayu Diafridho A (3) (1,2) Juruan

Lebih terperinci

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon 2 ABSTRAK

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon   2 ABSTRAK Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 39 43 (2014) APLIKASI METODE RUNGE KUTTA ORDE EMPAT PADA PENYELESAIAN RANGKAIAN LISTRIK RLC Application of Fourth Order Runge Kutta methods on Completion of the Electrical

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci