v 2 v 5 v 3 Gambar 3 Graf G 1 dengan 7 simpul dan 10 sisi.
|
|
- Suharto Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Contoh Dari graf G pada Gambar 1 didapat e 1 incident dengan simpul dan, e incident dengan simpul dan, e 3 tidak incident dengan simpul, v, dan. Definisi 3 (Adjacent) Jika e={p,q} E, maka simpul p dikatakan adjacent (berelasi) dengan simpul q. (Foulds 1) Contoh 3 Dari graf G pada Gambar 1 didapat adjacent dengan,, dan, adjacent dengan dan, tidak adjacent dengan dan. Definisi (Neighbourhood dari simpul) Misalkan diberikan graf G=(V,E). Neighbourhood dari v V, ditulis dengan N G (v) atau N(v), adalah himpunan simpul yang adjacent dengan v, yaitu N G (v)={u V(G) vu E(G)}. (Foulds 1) Contoh Dari graf G pada Gambar 1 diperoleh N( )={, }, N( )={,, }, dan lainnya. Definisi (Graf Berbobot) Suatu graf G=(V,E) dikatakan berbobot jika terdapat sebuah fungsi w: E R (dengan R adalah himpunan bilangan real) yang memadankan setiap sisi di E dengan sebuah bilangan real yang disebut bobot. Setiap bobot w(uv) dengan uv E dinotasikan dengan w uv. (Foulds 1) Contoh 1 v v Gambar Contoh graf berbobot. Pada Gambar terdapat graf berbobot dengan bobot w(uv) sebagai berikut: sisi { } memiliki bobot w( )=, sisi { } memiliki bobot w( )=1. Definisi 6 (Walk) Suatu walk dalam suatu graf G adalah sebuah barisan berayun dari simpul dan sisiyang berbentuk W : v 0, e 1,, e,,...,e n 1, v n 1, e n, v n yang dimulai dari simpul v 0 dan diakhiri di simpul v n dengan e = v i 1 v i untuk i=1,,..,n. Karena sisi e i sudah dicerminkan dari simpul yang mengapitnya, maka untuk selanjutnya walk dapat dituliskan dengan barisan simpul W : v 0,,,...,v n 1, v n. Walk yang dimulai dari v 0 dan berakhir di v n disebut walk v 0 v n dan walk W mempunyai panjang n karena melalui n sisi (tidak harus berbeda). (Chartrand & Oellermann 13) Contoh 6 G 1 : 1 v v Gambar 3 Graf G 1 dengan 7 simpul dan sisi. Pada Gambar 3 didapatkan walk v 7 antara lain walk v 7 :,, v,,,,, v 7. Definisi 7 (Path) Suatu path dalam graf G adalah suatu walk dengan semua simpulnya berbeda. (Ahuja et al. 13) Contoh 7 Pada Gambar 3 terdapat contoh path, yaitu sebagai berikut: Path v 7 :,,,,, v, v 7, Path v 7 :, v, v 7, Path v 7 :,,,, v 7, dan seterusnya. Definisi 8 (Panjang Path) Misalkan diberikan path p, yaitu barisan simpul v 0... v k. Panjang path p adalah jumlah semua panjang sisi yang terdapat pada path tersebut atau dapat dituliskan sebagai: ( ) d( p) d( v, v ) d v, v. = = k 0 k i 1 i i= 1 (Cormen et al. 10) Contoh 8 Pada Gambar 3 didapatkan beberapa path yang menghubungkan simpul dan simpul v 7 dengan panjang path yang berbeda, yaitu: path v 7 : v v 7 dengan panjang d(, v 7 )=13, path v 7 : v v 7 dengan panjang d(, v 7 )=7, path v 7 : v 7 dengan panjang d(, v 7 ) =.
2 3 Definisi (Path Terpendek) Path u v dikatakan path terpendek jika path yang menghubungkan simpul u dan simpul v tersebut memiliki panjang yang minimum di antara path u v yang lainnya. (Hu 181) H 1 : Definisi (Subgraf ) Suatu graf G =(V,E ) adalah subgraf dari graf G=(V,E) jika V V dan E E. (Ahuja et al. 13) Contoh Pada Gambar didapat salah satu subgraf dari graf G 1 =(V 1,E 1 ), G 1 : v1 Gambar 6 Subgraf H1 yang diinduksi oleh himpunan simpul S. Subgraf H1 diinduksi oleh himpunan simpul S, karena H 1 = S yaitu subgraf yang menghubungkan simpul-simpul di S secara maksimal. H : ' ' ' Gambar Subgraf G 1 = ( V 1, E 1 ) dari graf G 1 pada Gambar 3. Definisi 11 (Subgraf yang diinduksi oleh simpul) Misalkan S V(G) dan S. Subgraf yang diinduksi oleh S dapat dituliskan S, H= S disebut subgraf maksimal dari G dengan himpunan simpul S. H= S ialah subgraf yang menghubungkan simpul-simpul di S secara maksimal. Ini berarti S memuat semua sisi dari G yang menghubungkan simpul-simpul di S. (Chartrand & Oellermann 13) Contoh H: v v 8 Gambar Graf H=(V, E). Diketahui himpunan S={,,, } v 7 Gambar 7 Subgraf H tidak diinduksi oleh himpunan simpul S. Subgraf H tidak diinduksi oleh himpunan S, karena ada sisi yang menghubungkan simpul dan simpul di G tetapi tidak menghubungkan simpul dan simpul di H. Definisi 1 (Graf terhubungkan) Graf G=(V,E) dikatakan terhubungkan (connected) jika setidaknya ada satu path yang menghubungkan setiap pasang simpul pada graf tersebut. Jika tidak ada, maka graf tersebut dikatakan tidak terhubungkan (disconnected). (Ahuja et al. 13) Contoh 11 e, e,3 e 3,6 e 6, e,,7 7,8 e 8, e, 7 8 v 7,11 8,1 e 11,1 1 Gambar 8 Graf G=(V,E) terhubungkan.
3 G 1 : K : e,3 e, e,7 8,, 7 v8 7,11 8,1 v11 v1 Gambar Graf G 1 =(V 1,E 1 ) tidak terhubung. Definisi 13 (Komponen dari Graf) Suatu subgraf terhubung yang tidak termuat pada subgraf lainnya yang juga terhubung disebut komponen graf. (Balakrishnan 17) Contoh 1 Graf G 1 pada Gambar terdiri atas buah komponen, yaitu K 1, K, K 3, dan K, yaitu sebagai berikut: K 1 : K : K 3 : e,3 Gambar Komponen ke-1 dari graf G 1. e,7 7 e 7,11 1 Gambar 11 Komponen ke- dari graf G 1. e8,, v8 e 8,1 Gambar 1 Komponen ke-3 dari graf G 1. e Gambar 13 Komponen ke- dari graf G 1.. Integer Programming Integer programming (IP) atau pemrograman integer adalah suatu pemrograman linear dengan variabel yang digunakan berupa bilangan bulat (integer). Jika semua variabel harus berupa integer, maka masalah tersebut dinamakan pure integer programming, dan jika hanya sebagian yang harus berupa integer dinamakan mixed integer programming. Jika IP dengan semua variabel harus bernilai 0 atau 1, maka disebut 0 1 IP. (Garfinkel & Nemhauser 17).3 Masalah Set covering Misalkan diberikan suatu himpunan S={1,,..., n}. Misalkan juga elemen dari himpunan I merupakan himpunan bagian dari S. Misalkan elemen dari himpunan I terdapat sebanyak K yang dinyatakan dengan I j, j {1,,, K} dan masing-masing memiliki bobot. Definisi 1 (Kover) Misalkan himpunan S={1,,, n} dan himpunan I={I 1, I,, I K } dengan I j S, j J={1,,, K}. Himpunan I j dengan j J * J merupakan kover dari S jika U I j = S. * j J (Garfinkel & Nemhauser 17) Contoh 13 Misalkan himpunan S={a,b,c,d,e,f} dan I={I 1,I, I 3, I, I } dengan j J={1,,3,,}. Misalkan I 1 ={a,b}, I ={a,c}, I 3 ={b,e}, I ={d,e,f}, I ={a,c,f}. Kover dari S di antaranya adalah {I 1,I,I }, karena untuk J * ={1,,} berlaku U I j = I1 U I U I = { a, b, c, d, e, f} = S. * j J Definisi 1 (Masalah Set Covering/SC) Misalkan diberikan c j > 0 adalah bobot yang berpadanan dengan setiap I j, dengan j J. Bobot total dari suatu kover {I j } dengan j J * adalah * j Jc j, dengan J * adalah himpunan bagian dari J. Masalah set covering merupakan suatu masalah yang menemukan kover dengan bobot minimum yang dapat ditulis sebagai berikut:
4 Minimumkan K z = c jx j j = 1 terhadap ( 1) K P aij x j, i = 1,..., m j = 1 x j = 0 atau 1, j = 1,..., K dengan 1, jika I j anggota dari kover x j = 0, jika selainnya. 1, jika ielemen dari Ij aij, = 0, jika selainnya. (Garfinkel & Nemhauser 17) Contoh 1 Misalkan diberikan himpunan-himpunan S={a,b,c,d,e,f,g} dan I={I 1,I,I 3,I,I } dengan j J={1,,3,,}. Misalkan I 1 ={a,b,g}, I ={a,c,g}, I 3 ={b,e,g}, I ={d,e,f}, I ={a,c,f}. Misalkan setiap elemen dari I dipadankan dengan suatu bobot untuk mengkover setiap elemen dari S. Akan ditentukan formulasi untuk mengkover semua elemen dari S oleh elemen-elemen dari I, dengan bobot minimum. Untuk itu, diperlakukan model pemrograman integer murni 0-1. Misalkan: 1, jika i Ij aij, = 0, selainnya 1, jika I j anggota dari kover x j = 0, selainnya. Jika diasumsikan setiap elemen dari I mempunyai bobot=1, dan fungsi objektifnya adalah meminimumkan banyaknya elemen I yang digunakan untuk mengkover elemen dari S. Maka formulasi IP yang sesuai dengan Definisi 1 adalah Minimumkan z = x1 + x + x3 + x + x terhadap x1 + x + x x1 + x3 x + x ( P ) x x3 + x x + x x1 + x + x3 x j {0,1}, untuk j = 1,..., Banyaknya kendala pada formulasi di atas merepresentasikan banyaknya elemen dari S. Misalkan kendala ke-1 menyatakan bahwa elemen pertama dari S, yaitu a, dapat dikover oleh I 1 ={a,b,g}, I ={a,c,g}, atau I ={a,c,f} yang berturut-turut merupakan elemen ke-1, elemen ke- dan elemen ke- dari himpunan I. Dengan menggunakan LINGO 11.0, solusi ILP (P ) dapat diperoleh yaitu x 3 =1, x =1, x =1, dan z=3. Dari solusi ILP, himpunan dari {I 3,I,I } merupakan kover dari S (lihat Lampiran 1). Hal ini dikarenakan I 3 I I = {b,e,g} {d,e,f} {a,c,f}={a,b,c,d,e,f,g}=s. Definisi 16 (Kover terhubungkan) Kover terhubungkan merupakan suatu kover dan juga merupakan graf terhubungkan, sedangkan kover tidak terhubungkan adalah suatu kover dan juga merupakan graf tidak terhubungkan. (Cerdeira et al. 00). Penentuan Path Terpendek dengan Algoritme Dijkstra Algoritme Dijkstra akan digunakan untuk menentukan path terpendek dari u 0 ke setiap simpul di suatu graf atau digraf berbobot. Bobot tersebut adalah bilangan taknegatif. Misalkan diberikan G=(V,E) dengan himpunan simpul V(G) adalah graf berbobot dan tak berarah yang setiap sisi u 0 v E(G) memiliki bobot taknegatif w(u 0 v). Jika path u 0 v ada, maka jarak d(u 0,v) dimisalkan jarak di antara pasangan simpul u 0,v di G yang memiliki bobot minimum dari setiap path u 0 v. Jika path u 0 v tidak ada, maka jarak d(u 0,v)=+. Setiap simpul v ( u 0 ) akan dilabeli l(v) sehingga l(v)=d(u 0,v). Pada proses awalnya, label dari simpul u 0 adalah l(u 0 )=0, sedangkan label dari simpul v ( u 0 ) adalah l(v)=+. Label dari simpul v ( u 0 ) mungkin turun dari ke jarak d(u 0,v) yang ditentukan. Untuk simpul v ( u 0 ), PARENT(v) adalah simpul sebelum v di path terpendek u 0 v. Ketika l(v) diperbaharui, path terpendek u 0 v akan ditemukan dan PARENT(v) diperbaharui untuk mengindikasi simpul yang lebih dulu di path terpendek u 0 v. Misalkan S adalah himpunan bagian dari himpunan simpul V(G) yang berisi simpul-simpul di G yang sudah ditentukan jaraknya dari u 0. Langkah-langkah pada algoritme Dijkstra untuk menentukan jarak dari u 0 ke setiap simpul di graf G dengan banyaknya simpul p adalah sebagai berikut: LANGKAH 1 [Misalkan semua simpul v ( u 0 ) di G dilabeli dengan l(v)=+ dan l(u 0 )=0. Indeks variabel i
5 6 dimulai dari i=0. Pada saat ini S={u 0 }, dan S =V(G) {u 0 }] i 0, S {u 0 }, S V(G) {u 0 }, l(u 0 ) 0, dan l(v) +. Jika p=1, maka proses dihentikan. Jika tidak, lanjutkan ke LANGKAH. LANGKAH [Jika label v di S yang adjacent dengan u i berubah, maka PARENT(v) diubah menjadi u i ] Untuk setiap v S sehingga u i,v E(G), jika l(v) l(u i ) + w(u i v), proses dilanjutkan, jika tidak, maka l(v) l(u i ) + w(u i v), dan PARENT(v) u i. LANGKAH 3 [Langkah ini menentukan simpul u i+1 S dengan jarak d(u i,u i+1 ) yang sudah ditemukan] Tentukan m=min{l(v) v S }. Jika v j S dipilih sebagai simpul dengan l(v j )=m, maka m adalah jarak antara u 0 dan v j, dan u i+1 = v j. LANGKAH [Pembaharuan S dan S ] S=S { u i+1 }, S =S { u i+1 }. LANGKAH [Pembaharuan indeks variabel i] i i+1. Jika i=p 1, maka proses berhenti. Jika tidak, Kembali ke Langkah. (Chartrand & Oellermann 13) Contoh 1 Misalkan diberikan graf tak berarah dan berbobot seperti pada Gambar 1. u Gambar 1 Graf G tak berarah dan berbobot. Pada Gambar 1 terdapat 8 simpul dan 11 sisi beserta jarak antarsimpulnya. Misalkan akan ditentukan path terpendek dari u 0 ke setiap simpul di G beserta jarak yang minimum. Dengan menggunakan algoritme Dijkstra (lihat Lampiran ) akan diperoleh path terpendek dari u 0 ke semua simpul di G beserta jaraknya v 7 Tabel 1 Jarak terpendek dari simpul u 0 ke semua simpul di G dari algoritme Dijkstra Iterasi u 0 v v 7 Penambahan S 0 0 (, ) (, ) (, ) (, ) (, ) (, ) (, ) u 0 1 (, ) (13, u 0 ) (, ) (16,u 0 ) (8,u 0 ) (, ) (, ) v (18, v ) (13, u 0 ) (,v ) (1, v ) (, ) (, ) 3 (18, v ) (,v ) (1,v ) (, ) (, ) (18, v ) (0, ) (, ) (, ) (0, ) (, ) (, ) Dari Tabel 1, dapat diketahui beberapa path terpendek dari simpul u 0 ke semua simpul v (path terpendek Q). Contoh path terpendek dari simpul u 0 ke simpul ialah path terpendek Q 1 = u 0 v dengan jarak 18, untuk path terpendek dari simpul u 0 ke simpul, yaitu path terpendek Q = u 0 dengan jarak u 0 16 v 8 Gambar 1 Path terpendek Q i.
merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)
dari elemen graf yang disebut verteks (node, point), sedangkan, atau biasa disebut (), adalah himpunan pasangan tak terurut yang menghubungkan dua elemen subset dari yang disebut sisi (edge, line). Setiap
Lebih terperinciPenyelesaian Masalah Konektivitas di Area Konservasi dengan Algoritme Heuristik
Penyelesaian Masalah Konektivitas di Area Konservasi dengan Algoritme Heuristik T 8 Farida Hanum *), Nur Wahyuni, Toni Bakhtiar Departemen Matematika FMIPA IPB Kampus IPB Darmaga Bogor faridahanum00@yahoo.com
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming
4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.
II LANDASAN TEORI Pada pembuatan model penjadwalan pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 Zona Amerika Selatan, diperlukan pemahaman beberapa teori yang digunakan di dalam penyelesaiannya,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini
5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf, graf pohon dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini 2.1 KONSEP DASAR GRAF Konsep
Lebih terperinciPENENTUAN PATH TERPENDEK DENGAN ALGORITME DEKOMPOSISI JARVIS-TUFEKCI. Oleh: DWI ADE RACHMA PUTRI G
PENENTUAN PATH TERPENDEK DENGAN ALGORITME DEKOMPOSISI JARVIS-TUFEKCI Oleh: DWI ADE RACHMA PUTRI G00000 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam merupakan interupsi signifikan terhadap kegiatan operasional sehari-hari yang bersifat normal dan berkesinambungan. Interupsi ini dapat menyebabkan entitas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan
Lebih terperinciv 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4
5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi graf sebagai landasan teori dari penelitian ini... Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Beberapa konsep dasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori dan terminologi graph, yaitu bentukbentuk khusus suatu graph dan juga akan diuraikan penjelasan mengenai shortest path. 2.1 Konsep Dasar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelas-kelas graf dan dimensi partisi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya mobilitas penduduk di suatu negara terutama di kota besar tentulah memiliki banyak permasalahan, mulai dari kemacetan yang tak terselesaikan hingga moda
Lebih terperinciIV APLIKASI PERMASALAHAN
IV APLIKASI PERMASALAHAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kekayaan alam yang sangat besar dengan aneka tipe ekosistem mulai dari pegunungan, hutan kapur, lahan basah, kawasan laut, terumbu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dalam teori graf dan pelabelan graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Definisi dan Istilah Dalam Teori Graf
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Sepak bola merupakan olahraga yang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sepak bola sebenarnya memiliki perangkat-perangkat penting yang harus ada dalam penyelenggaraannya,
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf yang diambil dari buku Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: Suatu Graf G adalah suatu pasangan himpunan
Lebih terperinciBAB 3 LINEAR PROGRAMMING
BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming
Lebih terperinciStruktur dan Organisasi Data 2 G R A P H
G R A P H Graf adalah : Himpunan V (Vertex) yang elemennya disebut simpul (atau point atau node atau titik) Himpunan E (Edge) yang merupakan pasangan tak urut dari simpul, anggotanya disebut ruas (rusuk
Lebih terperinciINTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2
INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE Operasi-Operasi Pada Graph Union Misal G dan H adalah dua graph yang saling asing. Union G H adalah graph dengan V(G H)=V(G) V(H) dan E(G H)=E(G) E(H). Join Join dari
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Suatu graf G adalah suatu himpunan berhingga tak kosong dari objek-objek yang disebut verteks (titik/simpul) dengan suatu himpunan yang anggotanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan
Lebih terperinciGRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}
GRAF Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah himpunan berhingga dari busur (vertices
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.
6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kamar darurat (Emergency Room/ER) adalah tempat yang sangat penting peranannya pada rumah sakit. Aktivitas yang cukup padat mengharuskan kamar darurat selalu dijaga oleh
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung
II.TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung dalam penelitian ini. 2.1. Konsep Dasar Teori Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan terurut
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
8 I PENDAHULUAN Latar elakang Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering diumpai baik oleh pemerintah maupun oleh produsen Dalam pelaksanaannya sering kali dihadapkan pada berbagai masalah
Lebih terperinciSuatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Dasar Graf 2.1.1 Graf dan Graf Sederhana Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tak kosong dan E adalah himpunan sisi. Untuk selanjutnya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelaskelas graf, dan dimensi metrik pada
Lebih terperinciPELABELAN D-LUCKY PADA JARINGAN HYPERCUBE, JARINGAN KUPU-KUPU, DAN JARINGAN BENES
i PELABELAN D-LUCKY PADA JARINGAN HYPERCUBE, JARINGAN KUPU-KUPU, DAN JARINGAN BENES HALINI NORMA LIANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciSIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI
SIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 00 ABSTRAK AGUNG SURYA PERMADI. Sirkuit Euler dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Konvek Definisi 2.1.1. Suatu himpunan C di R n dikatakan konvek jika untuk setiap x, y C dan setiap bilangan real α, 0 < α < 1, titik αx + (1 - α)y C atau garis penghubung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam menentukan rantaian terpendek diantara pasangan node (titik) tertentu dalam suatu graph telah banyak menarik perhatian. Persoalan dirumuskan sebagai kasus
Lebih terperinci7. PENGANTAR TEORI GRAF
Definisi : Secara umum merupakan kumpulan titik dan garis. Sebuah garf G terdiri dari: 1. Sebuah himpunan V=V(G) yang memiliki elemen2 yg dinamakan verteks/titik/node. 2. Sebuah kumpulan E=E(G) merupakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah urutan logis langkah-langkah penyelesaian yang disusun secara sistematis. Meskipun algoritma sering dikaitkan dengan ilmu komputer, namun
Lebih terperinciII. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan
II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON 2.1 Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf yang akan digunakan dalam penelitian ini diambil dari Deo (1989). Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan
Lebih terperinciBab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf
Bab 2 TEORI DASAR Pada bab ini akan dipaparkan beberapa definisi dasar dalam Teori Graf yang kemudian dilanjutkan dengan definisi bilangan kromatik lokasi, serta menyertakan beberapa hasil penelitian sebelumnya.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya
Lebih terperinciMA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun
MA3051 Pengantar Teori Graf Semester 1 2013/2014 Pengajar: Hilda Assiyatun Bab 1: Graf dan subgraf Graf G : tripel terurut VG, E G, ψ G ) V G himpunan titik (vertex) E G himpunan sisi (edge) ψ G fungsi
Lebih terperinciIII. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat
III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.00). Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. Pewarnaan
Lebih terperinciSebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah
BAB II KAJIAN TEORI II.1 Teori-teori Dasar Graf II.1.1 Definisi Graf Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah himpunan tak kosong dari titik graf G, dan E, himpunan sisi
Lebih terperinciPENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS
PENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS HARDONO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 0 ABSTRAK HARDONO. Penyelesaian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf (Deo,1989) Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan tak kosong dengan elemen-elemennya disebut vertex, sedangkan E(G)
Lebih terperinci3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya
BAB III DIMENSI PARTISI n 1 3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya cukup mudah atau sederhana. Kelas graf
Lebih terperinciBab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf
Bab 2 Teori Dasar Pada bagian ini diberikan definisi-definisi dasar dalam teori graf berikut penjabaran mengenai kompleksitas algoritma beserta contohnya yang akan digunakan dalam tugas akhir ini. Berikut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... INTISARI... ABSTRACT...
Lebih terperinciIII RELAKSASI LAGRANGE
III RELAKSASI LAGRANGE Relaksasi Lagrange merupakan salah satu metode yang terus dikembangkan dalam aplikasi pemrograman matematik. Sebagian besar konsep teoretis dari banyak aplikasi menggunakan metode
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelas-kelas graf dan dimensi partisi
Lebih terperinciSUPER (a,d) EDGE ANTIMAGIC TOTAL LABELING PADA GRAF PETERSEN RAHMAT CHAIRULLOH
SUPER (a,d) EDGE ANTIMAGIC TOTAL LABELING PADA GRAF PETERSEN RAHMAT CHAIRULLOH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 014 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu observasi yang berguna dalam bidang komputasi di tahun 1970 adalah observasi terhadap permasalahan relaksasi Lagrange. Josep Louis Lagrange merupakan tokoh ahli
Lebih terperincisejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat
sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif nilai variabel-variabel keputusannya memenuhi suatu himpunan kendala yang berupa persamaan
Lebih terperinciBAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari
BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari teori graf, serta akan dijelaskan beberapa jenis pelabelan graf yang akan digunakan pada bab-bab
Lebih terperinciBAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf
BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi graf, istilah-istilah dalam graf, matriks ketetanggaan, graf terhubung, primitivitas graf, dan scrambling index. 2.1 Definisi Graf
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah berkembang sangat pesat dan digunakan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan pada berbagai bidang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Manajemen operasi suatu industri penerbangan merupakan suatu permasalahan Operations Research yang kompleks Secara umum, perusahaan dihadapkan pada berbagai persoalan dalam
Lebih terperinciPenyusun: Ade Vicidian Sugiharto Putra ( ) Pembimbing II: Yudhi Purwananto, S.Kom, M.Kom. Victor Hariadi, S.Si, M.Kom.
Penyusun: Ade Vicidian Sugiharto Putra (5107100615) Pembimbing I: Yudhi Purwananto, S.Kom, M.Kom. Pembimbing II: Victor Hariadi, S.Si, M.Kom. PENDAHULUAN Permasalahan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Terminologi graf Tereminologi termasuk istilah yang berkaitan dengan graf. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi yang sering dipakai terminologi. 2.1.1 Graf Definisi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G=(V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul (vertices
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riset Operasi Masalah pengoptimalan timbul sejak adanya usaha untuk menggunakan pendekatan ilmiah dalam memecahkan masalah manajemen suatu organisasi. Sebenarnya kegiatan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Graf Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Teori Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan
Lebih terperinciKONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf
II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
Lebih terperinci12/15/2014. Apa yang dimaksud dengan Pemrograman Bulat? Solusi yang didapat optimal, tetapi mungkin tidak integer.
1 PEMROGRAMAN LINEAR BULAT (INTEGER LINEAR PROGRAMMING - ILP) Apa yang dimaksud dengan Pemrograman Bulat? METODE SIMPLEKS Solusi yang didapat optimal, tetapi mungkin tidak integer. 2 1 INTEGER LINEAR PROGRAMMING
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin
ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin hasma_ba@yahoo.com Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2.1. Konsep Dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan terurut
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR
PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar dalam teori graf dan teknik
II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar dalam teori graf dan teknik pencacahan dalam bentuk definisi dan teorema yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. 2.1
Lebih terperinciGraf dan Operasi graf
6 Bab II Graf dan Operasi graf Dalam subbab ini akan diberikan konsep dasar, definisi dan notasi pada teori graf yang dipergunakan dalam penulisan disertasi ini. Konsep dasar tersebut ditulis sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang
BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL 2.1 Masalah Model Optimisasi Kombinatorial Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang memenuhi kondisi atau batasan yang disebut kendala dari
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah
SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Graf Berarah Graf Berarah Suatu graf berarah (Direct Graf/Digraf) D terdiri atas 2 himpunan : 1. Himpunan V, anggotanya disebut Simpul. 2. Himpunan A, merupakan
Lebih terperinciBAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf
BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada Bagian ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema terkait graf, matriks adjency, terhubung, primitifitas, dan scrambling index sebagai landasan teori yang menjadi acuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Graf 1. Dasar-dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) ditulis dengan notasi G = (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tidak kosong (vertex)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari tiga subbab. Subbab pertama adalah tinjauan pustaka yang memuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dalam bidang dimensi metrik. Subbab kedua
Lebih terperinciBAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema
BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian ini dan akan mempermudah
Lebih terperinciKonsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi
GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan himpunan dan beberapa definisi yang berkaitan dengan himpunan, serta konsep dasar dan teori graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Himpunan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Logika Fuzzy Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh, seorang peneliti dari Universitas California, pada tahun 1960-an. Logika fuzzy dikembangkan dari
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan
Lebih terperinciKomponen Terhubung dan Jalur Terpendek Algoritma Graf Paralel
Komponen Terhubung dan Jalur Terpendek Algoritma Graf Paralel Yosef Sukianto Nim 13506035 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP
Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 90 96 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP AFIFAH DWI PUTRI, NARWEN Program Studi Matematika,
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN RINGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK RIZKY NOVALIA SARY
PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN RINGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK RIZKY NOVALIA SARY DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 213 ABSTRAK RIZKY
Lebih terperinciSPECTRUM DETOUR GRAF n-partisi KOMPLIT
SPECTRUM DETOUR GRAF n-partisi KOMPLIT Desy Norma Puspita Dewi Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail:phyta_3@yahoo.co.id ABSTRAK Matriks detour dari graf G adalah matriks yang elemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf adalah cabang kajian matematika yang mempelajari sifat-sifat graf. Secara sederhana, suatu graf adalah himpunan benda-benda yang disebut titik yang terhubung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
39 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang paling banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bentuk dari graf adalah
Lebih terperinciPenerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda
Vol. 9, No.2, 114-122, Januari 2013 Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Hasmawati 1 Abstrak Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke
Lebih terperinciPelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel
Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Ana Mawati*), Robertus Heri Sulistyo Utomo S.Si, M.Si*), Siti Khabibah S.Si, M.Sc*) Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, UNDIP,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang banyak memberikan dasar bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi,
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI
Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika
Lebih terperinciSTUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA
STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA Anis Kamilah Hayati NIM : 13505075 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan permasalahan, seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. 2.1 Graf Graf
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan
4 II. LANDASAN TEORI Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan Konisberg yang kemudian menghasilkan konsep graf Eulerian merupakan awal dari lahirnya teori graf. Euler mengilustrasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sebelum beralih kepada permasalahan line digraph, dalam bab ini
BAB II LANDASAN TEORI Sebelum beralih kepada permasalahan line digraph, dalam bab ini akan dibahas mengenai teori dasar dan definisi yang berhubungan dengan line digraph yang akan digunakan pada Bab III.
Lebih terperinciEKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS
EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS Sulistyo Unggul Wicaksono NIM : 13503058 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail: if13058@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciPemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer
Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer Vivi Lieyanda - 13509073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinci