Keywords : Design of Experiment, ANOVA Clasic, RAKL, RAKTLS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keywords : Design of Experiment, ANOVA Clasic, RAKL, RAKTLS"

Transkripsi

1 ESTIMASI PARAMETER PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK SIMETRIS DAN TAK LENGKAP SEIMBANG Arniwai 1, Raupong 2, Anisa 3 Program sudi Saisika, Deparemen Maemaika, FMIPA, Universias Hasanuddin arniwai.sa@gmail.com ABSTRAK Rancangan percoaan (design of experimen) merupakan pengauran pemerian perlakuan pada uni-uni percoaan dengan ujuan agar keragaman respon yang diimulkan oleh keadaan lingkungan dan keheerogenan ahan percoaan yang digunakan dapa diminimalisir. Rancangan yang digunakan yaiu rancangan acak kelompok simeris dan ak lengkap seimang menggunakan meode ANOVA klasik. Daa yang digunakan unuk dianalisis adalah daa yang idak simeris kemudian disimeriskan dengan meliha uji pengaruh kelompok yang idak signifikan ereda. Peneliian ini erujuan unuk memandingkan pengaruh daa perlakuan epung keong mas + rumpu lapangan erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih dengan menggunakan RAKL dan RAKTLS yang simeris. Hasil yang diperoleh dengan pengujian ael ANOVA dengan daa konruksi dalam enuk simeris dan dihilangkan secara erpola leih aik diandingkan dengan daa sekunder yang diperoleh. Kaa Kunci : Rancangan percoaan, ANOVA klasik, RAKL, RAKTLS ABSTRACT The experimenal design (design of experimen) is an arrangemen giving reamen on unis experimens wih he aim ha he diversiy of responses caused y environmenal and heerogeneiy of he experimenal maerial used can e minimized. The design used is a randomized lock design symmerical and incomplee alanced using classical ANOVA. The daa used for analysis is he daa ha is no symmeric hen disimeriskan o see a es of he influence of groups were no significanly differen. This sudy aimed o compare he effec of reamen of daa snails flour + grass field agains local male performance weaning rais using RAKL and RAKTLS symmerical. The resuls oained y esing ANOVA ales wih he daa in he form of a symmerical consrucion and forcily paerned eer han he secondary daa oained. Keywords : Design of Experimen, ANOVA Clasic, RAKL, RAKTLS 1. PENDAHULUAN Perancangan percoaan merupakan serangkaian kegiaan dimana seiap ahap dalam rangkaian enar-enar erdefinisikan, dilakukan unuk menarik suau kesimpulan dan menemukan jawaan enang permasalahan yang dielii melalui suau pengujian hipoesis. Menuru (Gaspersz, 1991), rancangan percoaan (design of experimen) merupakan pengauran pemerian perlakuan pada uni-uni percoaan dengan ujuan agar keragaman respon yang diimulkan oleh keadaan lingkungan dan keheerogenan ahan percoaan yang digunakan dapa diminimalisir. Pada suau percoaan erenu yang menggunakan rancangan kelompok, semua kominasi perlakuan mungkin idak dapa diformulasikan pada seiap kelompok. Dengan kaa lain, ukuran kelompok cukup kecil sehingga ada respon yang idak dapa muncul dalam kelompok. Menuru (Mongomery, 1984) jika idak semua respon pada araf perlakuan muncul pada seiap kelompok, maka rancangan erseu diseu rancangan acak kelompok ak 1

2 lengkap (incomplee randomized lock design) aau disingka RAKTL. (Das & Giri, 1979) mengaakan ahwa jika anyak kelompok dari semua pasang araf perlakuan pada RAKTL sama, maka RAKTL diseu rancangan acak kelompok ak lengkap seimang (RAKTLS). RAKTLS perama kali diperkenalkan (Cochran & G. M. Cox, 1957), sera (Yaes & Fisher, 1936). Dalam rancangan ini, perlakuan yang dierikan dalam masing-masing kelompok memiliki jumlah amaan yang seimang sehingga pasangan perlakuan muncul dalam jumlah yang sama unuk seiap kelompok seagaimana pasangan perlakuan yang lain. Meode analisis dari analisis ragam klasik dierapkan pada RAKTLS yang simenris dan idak simeris unuk memeriksa kesignifikanan daa. Daa dianggap simeris apaila memenuhi syara kesimerisan yaiu n kelompok sama dengan xn perlakuan aau sealiknya. Digunakan pula esimasi parameer unuk memperimangkan esimasi suau efek perawaan unuk model RAKTLS. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Percoaan Teori Umum Perancangan Percoaan Sesungguhnya yang ingin dipelajari dari suau percoaan ialah agaimana pengaruh eragai perlakuan erhadap sauan-sauan percoaan yang dicerminkan oleh respons yang dierikan oleh sauan-sauan percoaan erseu. Dengan demikian agar pengaruh perlakuan ini dapa erliha jelas, maka keragaman respons yang diimulkan oleh keadaan lingkungan sera keadaan ahan percoaan yang digunakan hendaknya jangan sampai mengaurkan aau mengacaukan pengaruh perlakuan ini. Karena iu keragaman respons yang diimulkan oleh keadaan lingkungan dan keadaan ahan percoaan yang digunakan perlu diwadahi, sehingga gangguannya pada pengaruh perlakuan dapa diekan sampai sekecil-kecilnya (Gaspersz, 1991) Prinsip Rancangan Percoaan Daa yang dianalisis dalam rancangan percoaan dikaakan sah apaila daa erseu diperoleh dari suau percoaan yang memengaruhi iga prinsip dasar, yaiu adanya pengacakan, pengulangan, dan pengendalian lokal (Gaspersz, 1991). 2.2 Rancangan Acak Kelompok Lengkap Secara umum, model linear unuk rancangan acak kelompok lengkap diuliskan seagai eriku (Gaspersz, 1991) : Y ij = μ + τ i + γ j + e ij ; i = 1,2,, j = 1,2,, (2.1) dengan : Y ij = Nilai pengamaan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j μ = Raaan umum τ i = Pengaruh adiif dari perlakuan ke-i γ j = Pengaruh adiif dari kelompok ke- j e ij = Pengaruh gala pengamaan pada perlakuan ke- i dan kelompok ke- j Dalam rancangan acak kelompok, pengaruh perlakuan erhadap seiap uni percoaan merupakan model eap dengan asumsi : τ i = 0 i=1 dan γ j = 0 (2.2) Model eap adalah model dimana perlakuan-perlakuan yang digunakan dalam percoaan erasal dari populasi yang eraas dan pemilihan perlakuanya dienukan secara 2

3 langsung oleh si penelii. Kesimpulan yang diperoleh dari model eap eraas hanya pada perlakuan-perlakuan yang dicoakan saja dan idak isa digeneralisasikan. Dalam model ini, raaan umum μ yang mendapa pengaruh perlakuan τ i dan pengaruh kelompok γ j sera pengaruh seuah sumer variansi yang idak erkendali e ij eas, menyear secara normal dengan nilai engah sama dengan nol dan ragam sama dengan σ 2 ((Musakim, 2014) Daa yang dianalisis dalam rancangan percoaan dikaakan sah apaila daa erseu diperoleh dari suau percoaan yang memengaruhi iga prinsip dasar, yaiu adanya pengacakan, pengulangan, dan pengendalian lokal (Gaspersz, 1991). 2.3 Rancangan Acak Kelompok Tak Lengkap Menuru Mongomery (1976: 165), jika idak semua araf perlakuan muncul pada seiap kelompok, maka dikaakan ahwa rancangan yang memuanya adalah Rancangan Acak Kelompok Tak Lengkap (RAKTL) Rancangan Acak Kelompok Tak Lengkap Seimang Rancangan acak kelompok ak lengkap seimang (RAKTLS) adalah RAKTL dimana seiap dua perlakuan muncul ersama dalam jumlah kali yang sama. (Das & Giri, 1979) mengaakan ahwa jika anyak ulangan dari semua pasang perlakuan sama, maka RAKTL yang memuanya diseu Rancangan Acak Kelompok Tak Lengkap Seimang (RAKTLS) Rancangan Acak Kelompok Tak Lengkap Seimang Diasumsikan ahwa ada a perlakuan dan kelompok. Sau-saunya peredaan anara rancangan acak kelompok ak lengkap seimang dengan rancangan acak kelompok simeris dan ak lengkap seimang adalah ahwa a, maka rancangan erseu dikaakan idak simeris (Kelechi, 2012). Unuk mensimeriskan suau daa, maka dilakukan uji pengaruh erhadap perlakuan aau kelompok yang dianggap idak simeris. Rancangan yang dikaakan simeris yaiu apaila jumlah a uah perlakuan sama dengan n kali lipa jumlah kelompok. Unuk percoaan yang menggunakan a uah perlakuan dengan jumlah kelompok yang ereda unuk masing-masing perlakuan seanyak aau rancangan yang idak simeris, maka daa pengamaan unuk rancangan acak kelompok simeris dan ak lengkap seimang erliha seperi pada ael eriku. Tael 2.1 Daa Pengamaan Rancangan Acak Kelompok Simeris dan Tak Lengkap Seimang Kelompok Toal Perlakuan Perlakuan Y 11 Y 31 Y 41 Y 61 Y 71 Y 91 Y.1 2 Y 12 Y 22 Y 42 Y 52 Y 72 Y 82 Y.2 3 Y 23 Y 33 Y 53 Y 63 Y 83 Y 93 Y.3 Toal Kelompok Y 1. Y 2. Y 3. Y 4. Y 5. Y 6. Y 7. Y 8. Y 9. Y.. Sumer : NCRP under NRCRI Umudike (1992) enries sponsored y IFAD (World Bank) 2.4 Analisis Variansi Ada eerapa asumsi yang mendasari analisis variansi. Menuru (Cochran & G. M. Cox, 1957), asumsi-asumsi erseu adalah pengaruh perlakuan dan lingkungan ersifa 3

4 adiif sera gala percoaan menyear normal. Sedangkan menuru (Yinosumaro, 1991) asumsi perama adalah gala percoaan menyear secara acak, saling eas, dan normal. Asumsi kedua adalah ragam ersifa homogen. Asumsi keiga adalah ragam dan raaan saling eas (idak menunjukkan adanya korelasi). Sedangkan asumsi yang keempa adalah pengaruh-pengaruh uama dan lingkungan (main effecs) ersifa adiif. 2.5 Esimasi Parameer pada RAK Menggunakan Meode Leas Square Nilai harapan Y ij pada Persamaan (2.1) adalah seesar μ + τ i + γ j aau dilamangkan E(Y ij )= μ + τ i + γ j merupakan persamaan populasi yang mengandung iga parameer yaiu μ, τ i, dan γ j. Esimasi dari iga parameer erseu dapa diduga dengan meode kuadra erkecil (leas square). Dalam meode leas square pada perinsipnya adalah mencari esimaor-esimaor agi parameer dengan meminimumkan jumlah kuadra gala. Dari persamaan diaas, dapa diperimangkan ahwa perkiraan efek perlakuan unuk model rancangan acak kelompok ak lengkap seimang. Persamaan normal unuk leas square yaiu μ : Nμ + r τ i + k γ j = Y.. i=1 τ : i rμ + rτ i + k n ij γ j = Y i i = 1,2,, γ j: kμ + i=1 n ij τ i + kγ j = Y.j j = 1,2,, (2.4) (2.5) (2.6) Karena model eap, maka asumsi dikeahui ahwa i=1 τ i = γ j = 0 maka didapakan ahwa μ = Y.., τ i = Y i Y, dan γ j = Y.j Y... Selanjunya, dengan menggunakan persamaan {γ j } unuk mengeliminasi efek kelompok dari persamaan {τ i }, dapa diperoleh rkτ i rτ i n ij n pj τ p = ky i n ij Y j p=1 p i Sisi kanan dari pesamaan diaas adalah kq i, dimana Q i adalah ih disesuaikan dengan oal perlakuan sesuai dengan persamaan (2.7) SS Treamens(adjused) = k i=1 Q i 2 λa (2.8) Karena n ij n pj = λ jika p i dan n 2 pj = n pj (n pj = 0 aau 1), maka persamaan dapa diulis kemali seagai r(k 1)τ p λ p=1 p i τ p = kq i i = 1,2,, Pada akhirnya, kendala i=1 τ i = 0 ini erari ahwa p=1 τ p = τ i dan dapa diinga ahwa r(k 1) = λ(a 1) unuk mendapakan λaτ i = kq i i = 1,2,, (2.10) Oleh karena iu, model esimasi parameer dengan menggunakan meode Leas square dari efek perlakuan dalam rancangan acak kelompok ak lengkap seimang adalah (Mongomery, 1984) p i (2.9) 4

5 τ i = kq i λa i = 1,2,, Meode Leas square digunakan unuk mendapakan penduga parameer agar jumlah kuadra galanya semakin kecil. Hasil penduga parameer adalah seagai eriku : 1. Hasil dugaan parameer µ (2.11) μ = Y.. = Y.. 2. Hasil dugaan parameer τ i τ i = Y i Y 3. Hasil dugaan parameer γ i γ j = Y.j Y.. (2.12) (2.13) (2.14) Dengan demikian, dari persamaan (2.12) sampai dengan (2.14) maka persamaan (2.1) menghasilkan esimasi parameer seagai eriku. Y ij = Y.. + (Y i Y ) + (Y.j Y.. ) Y ij = Y i + Y.j Y.. (2.15) 3. METODE PENELITIAN 3.1 Sumer Daa Daa yang digunakan merupakan daa sekunder yang ersumer dari ugas akhir Skripsi Universias Sumaera Uara Fakulas Peranian dalam idang Peernakan oleh Saudara Purnama Gining ( ) dengan judul Pengaruh Pemerian Beerapa Level Tepung Keong Mas Terhadap Performance Kelinci Lokal Janan Lepas Sapih. Selanjunya, unuk menerapkan esimasi parameer, daa lengkap erseu disimulasikan penghilangan daa diaur dalam enuk simeris. 3.2 Idenifikasi Variael 1. Fakor perlakuan yang dierikan erdiri dari enam yaiu : K0 : 0 gr epung keong mas + rumpu lapangan (adliium) K1 : 10 gr epung keong mas + rumpu lapangan (adliium) K2 : 20 gr epung keong mas + rumpu lapangan (adliium) K3 : 30 gr epung keong mas + rumpu lapangan (adliium) K4 : 40 gr epung keong mas + rumpu lapangan (adliium) K5 : 50 gr epung keong mas + rumpu lapangan (adliium) 2. Fakor kelompoknya adalah jumlah ulangan seanyak 4 dengan susunan seagai eriku. K 0 U 1 K 0 U 2 K 0 U 3 K 0 U 4 K 1 U 1 K 1 U 2 K 1 U 3 K 1 U 4 K 2 U 1 K 2 U 2 K 2 U 3 K 2 U 4 K 3 U 1 K 3 U 2 K 3 U 3 K 3 U 4 K 4 U 1 K 4 U 2 K 4 U 3 K 4 U Meode Analisis Meode analisis yang digunakan dalam peneliian ugas akhir ini adalah seagai eriku : 5

6 1. Melakukan pengamilan daa sekunder. 2. Mengidenifikasi permasalahan dan menenukan meode yang digunakan. 3. Mengidenifikasi kesimerisan daa. a. Apaila erdapa daa yang idak simeris, maka meede analisis selanjunya mengerjakan poin 4.. Apaila daa simeris, maka meode analisis selanjunya mengerjakan poin Melakukan uji pengaruh kelompok unuk meliha kelompok yang sama agar dapa dihilangkan. 5. Melakukan uji asumsi klasik rancangan percoaan pada daa. 6. Menenukan hipoesis yaiu : a. Pengaruh perlakuan H 0 τ 1 = τ 2 = = τ 6 = 0 aau idak ada peredaan pengaruh perlakuan pada rancangan. H 1 Minimal ada sau τ i 0 unuk i = 1,2,,6 aau ada peredaan pengaruh perlakuan pada rancangan.. Pengaruh kelompok H 0 γ 1 = γ 2 = = γ 4 = 0 aau idak ada peredaan pengaruh kelompok pada rancangan. 7. Melakukan esimasi parameer model linier pada daa RAKL. 8. Melakukan uji analisis ragam pada daa RAKL a. Menenukan nilai fakor koreksi, jumlah kuadra oal, sera jumlah kuadra dari sumer keragaman.. Menenukan deraja eas dari sumer keragaman. c. Menenukan kuadra engah dari sumer keragaman. d. Menenukan nilai F Hiung unuk pengaruh perlakuan dan pengaruh kelompok. e. Melakukan uji saisik dengan memandingkan F Hiung erhadap F Tael. 9. Menghilangkan daa secara erpola pada RAK. 10. Menyeimangkan daa ak lengkap pada RAK yang hilang secara erpola. 11. Melakukan esimasi parameer model linier pada daa RAKTLS. 12. Memandingkan daa RAK lengkap dan idak simeris dengan daa RAK simeris dan idak lengkap seimang. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Esimasi Parameer Leas Square Berdasarkan model linier RAK pada persamaan (2.1) menunjukkan ahwa nilai-nilai oservasi yang dihasilkan dari seuah raaan umum μ yang mendapa pengaruh perlakuan τ i dan pengaruh kelompok γ j sera pengaruh seuah sumer variansi yang ak erkendali e ij. Unuk menduga parameer-parameer erseu dapa digunakan meode kuadra erkecil (Leas square). Meode kuadra erkecil digun akan unuk mendapakan penaksir parameer agar jumlah kuadra galanya sekecil mungkin dan memiliki persamaan seagai eriku, yaiu Y ij = μ + τ i + γ j + e ij maka e ij = Y ij μ τ i γ j. Meode kuadra erkecil mendapakan penaksir parameer yang minimum seperi erliha seagai eriku. Q = e 2 ij = (Y ij μ τ i γ j ) 2 maka diperoleh : Q = i=1 (e ij ) 2 = (Y ij μ τ i γ j ) 2 i=1. Selanjunya akan di enukan parameer μ, τ i, dan γ j unuk mendapakan nilai Q yang minimum. 6

7 1. Penaksir Parameer μ Unuk menaksir parameer μ maka dilakukan seagai eriku. Q μ μ=μ = 0, maka Y ij μ τ i γ j = 0 i=1 i=1 Karena model eap, maka i=1 τ i = 0 dan γ j = 0. Jadi diperoleh i=1 Y ij μ = 0 sehingga μ = i=1 Y ij, aau μ = Y.. = Y Menaksir Parameer τ i Unuk menaksir parameer τ i maka dilakukan seagai eriku. Q = 0, maka τ i τ i =τ i Y ij i=1 μ τ i γ j = 0 i=1 Karena model eap, maka asumsi dikeahui ahwa γ j = 0, jadi diperoleh Y ij μ τ i = 0. Dengan demikian, τ i = Y i μ aau τ i = Y i Y. 3. Penaksir Parameer γ j Unuk menaksir parameer τ i maka dilakukan seagai eriku. Q = 0, maka γ j γ j =γ j Y ij μ τ i γ j = 0 i=1 i=1 Karena model eap, maka asumsi dikeahui ahwa i=1 τ i = 0, jadi diperoleh γ j = Y.j Y.. Dari hasil perhiungan diaas diperoleh nilai dari μ, τ, i dan γ j yaiu masing-masing seagai eriku. μ = Y.. ; τ i = Y i Y dan γ j = Y.j Y.. Dengan demikian, Q = ε 2 ij = (Y ij μ τ i γ j ) 2 maka Y ij = μ + τ i + γ j Y ij = Y i + Y.j Y Penerapan Pada Daa Daa Raaan Peramahan Boo Badan Kelinci (gr/ekor/hari) Tael 4.1 Daa Raaan Peramahan Boo Badan Kelinci (gr/ekor/hari) Kelompok Perlakuan Toal Raaan (Blok) K0 K1 K2 K3 K4 K5 I II III IV Toal Raaan Sumer : Purnama Gining,

8 4.2.2 Daa Rancangan Acak Kelompok anpa Daa Hilang Pada daa RAK yang idak erdapa daa hilang, parameer μ, τ i, dan γ j dapa diduga dengan menggunakan persamaan (2.12), (2.13), dan (2.14). Berdasarkan persamaan erseu, diperoleh hasil penaksiran yang dapa digunakan unuk menaksir daa hilang pada ael eriku : Tael 4.2 Hasil Penaksiran Parameer Model Linear RAK Parameer μ τ 1 τ 2 τ 3 τ 4 τ 5 τ 6 γ 1 γ 2 γ 3 γ 4 MKT 7,785 4,045 0,307 0,340 1,178 0,698 2,135 0,680 1,005 0,703 1,027 Sumer : Daa diolah, 2016 Selanjunya, dilakukan pengujian analisis ragam unuk meliha agaimana pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih dan pengaruh kelompok erhadap peramahan oo adan kelinci (gr/ekor/hari) dengan hipoesis yang akan diuji adalah : Pengaruh perlakuan H 0 τ 1 = τ 2 = = τ 6 = 0 aau idak ada peredaan pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih. H 1 Minimal ada sau τ i 0 unuk i = 1,2,,6 aau ada peredaan pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih. Pengaruh kelompok H 0 γ 1 = γ 2 = = γ 4 = 0 aau idak ada peredaan pengaruh kelompok pada rancangan. H 1 Minimal ada sau γ j 0 unuk j = 1,2,,4 aau ada peredaan pengaruh kelompok pada rancangan. Krieria pengujian adalah seagai eriku. a. Unuk daa lengkap pengaruh perlakuan apaila F Hiung F 0,05(5;15) maka H 0 diolak.. Unuk daa lengkap pengaruh kelompok apaila F Hiung F 0,05(5;15) maka H 0 dierima. c. Unuk daa simeris dan ak lengkap seimang pengaruh perlakuan apaila F Hiung F 0,05(3;15) maka H 0 dierima. d. Unuk daa simeris dan ak lengkap seimang apaila F Hiung F 0,05(3;15) maka H 0 dierima. Selanjunya, akan dilakukan pengujian analisis ragam unuk meliha agaimana pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih dan pengaruh kelompok. Hasil perhiungan erseu kemudian dapa diringkas ke dalam Tael 4.2 seagai eriku : Tael 4.3 Hasil Uji Analisis Ragam Daa Lengkap Peramahan Boo Badan Kelinci (gr/ekor/hari) Sumer Keragaman D JK KT F Hiung F Tael Perlakuan 5 92,014 18,403 8,172 2,901 Kelompok 3 18,127 6,042 2,683 3,287 Gala 15 33,774 2,252 Toal ,915 Sumer : Daa Diolah,

9 Berdasarkan hasil uji analisis ragam Tael (4.3), diliha ahwa pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih memiliki nilai F Hiung = 8,172 F 0,05(5;15) = 2,901, sehingga dapa diarik kesimpulan ahwa H 0 diolak, arinya erdapa pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih. Sedangkan unuk pengaruh pengelompokan iu sendiri, diliha ahwa nilai F Hiung = 2,683 F 0,05(3;15) = 3,287, sehingga dapa diarik kesimpulan ahwa H 0 dierima, arinya idak erdapa peredaan pengaruh kelompok erhadap peramahan Boo Badan Kelinci (gr/ekor/hari) Daa Rancangan Acak Kelompok Secara Simeris Seelah dilakukan uji analisis ragam pada Tael (4.3), selanjunya daa diolah secara simeris. Unuk mensimeriskan daa, maka yang harus diperhaikan adalah uji peredaan pengaruh kelompok. Berdasarkan ael (4.3) erliha ahwa idak ada peredaan pengaruh kelompok. Selanjunya, dapa pula diukikan dengan menggunakan uji perandingan nilai engah dianaranya dengan menggunakan uji Tukey Uji Tukey Tael 4.4 Mariks Selisih Raa-raa Dianara Semua Kominasi Pasangan Kelompok No. Blok Raaan ,780 7,082 8,465 8,812 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 2 6,780 0,000 a a 2 3 7,082 0,302n 0,000 a 3 1 8,465 1,685n 1,383n 0,000 c ac Noasi 4 4 8,812 2,032n 1,730n 0,347n 0,000 d acd Sumer : daa diolah 2016 Dari ael diaas, maka dilakukan penghilangan pada salah sau kelompok. Kelompok yang dihilangkan yaiu kelompok IV seperi pada ael eriku. Tael 4.5 Daa Seelah Penghilangan pada Kelompok IV Kelompok Perlakuan Toal Raaan (Blok) K0 K1 K2 K3 K4 K5 I II III Toal Raaan Sumer : daa diolah Daa Rancangan Acak Kelompok Simeris dan Tak Lengkap Seimang Tael 4.6 Hasil Penaksiran Parameer Model Linear RAK Simeris dan Tak Lengkap Seimang Parameer μ τ 1 τ 2 τ 3 τ 4 τ 5 τ 6 γ 1 γ 2 γ 3 MKT 5,06-2,56-0,03-0,24 0,64 1,07 1,14 0,85-0,10-0,75 9

10 Tael 4.7 Hasil Uji Analisis Keragaman RAK Simeris dan Tak Lengkap Seimang pada Daa Peramahan Boo Badan Kelinci (gr/ekor/hari) Sumer Keragaman D JK KT F Hiung F Tael Perlakuan 5 28,416 5,683 0,229 3,326 Kelompok 2 7,753 3,877 0,157 4,103 Gala ,702 24,770 Toal ,871 Sumer : Daa Diolah, 2016 Berdasarkan hasil uji analisis ragam Tael (4.7), diliha ahwa pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih memiliki nilai F Hiung = 0,229 F 0,05(5;15) = 3,326. Sehingga dapa diarik kesimpulan ahwa H 0 dierima, arinya erdapa peredaan pengaruh pemerian eerapa level epung keong mas erhadap performance kelinci lokal janan lepas sapih. Sedangkan unuk pengaruh pengelompokan iu sendiri, dapa diliha ahwa nilai F Hiung = 0,157 F 0,05(3;15) = 4,103. Sehingga dapa diarik kesimpulan ahwa H 0 dierima, arinya idak erdapa peredaan pengaruh kelompok erhadap peramahan Boo Badan Kelinci (gr/ekor/hari). Hasil olahan didapakan hipoesis ahwa : a. Unuk daa lengkap pengaruh perlakuan apaila F Hiung F 0,05(5;15) maka H 0 diolak dengan nilai F 0,05(5;15) = 2,901. Unuk daa lengkap pengaruh kelompok apaila F Hiung F 0,05(5;15) maka H 0 dierima dengan nilai F 0,05(3;15) = 3,287 c. Unuk daa simeris dan ak lengkap seimang pengaruh perlakuan apaila F Hiung F 0,05(3;15) maka H 0 dierima dengan nilai F 0,05(5;15) = 3,326 d. Unuk daa simeris dan ak lengkap seimang apaila F Hiung F 0,05(3;15) maka H 0 dierima dengan nilai F 0,05(5;15) = 4,103 Tael 4.9 Hasil Uji Analisis Keragaman RAK Simeris dan Tak Lengkap Seimang (36 pola) pada Daa Peramahan Boo Badan Kelinci (gr/ekor/hari) Menggunakan Program SPSS Hasil Hipoesis No. Menghilangkan Kelompok Ke - Pola Ke - Pengaruh Perlakuan Pengaruh Kelompok Nilai Sig. Kesimpulan Nilai Sig. Kesimpulan 1 Daa lengkap Diolak Dierima 2 II ** Diolak Dierima 3 II Diolak Dierima 4 II Dierima Dierima 5 II Diolak Dierima 6 II Dierima Dierima 7 II Dierima Dierima 8 II Diolak Dierima 9 II Dierima Dierima 10

11 10 II Diolak Dierima 11 II Dierima Dierima 12 II Dierima Dierima 13 II Dierima Dierima 14 II Diolak Dierima 15 II Diolak Dierima 16 II Dierima Dierima 17 II Diolak Dierima 18 II Dierima Dierima 19 II Diolak Dierima 20 II Diolak Dierima 21 II Dierima Dierima 22 II Dierima Dierima 23 II Diolak Dierima 24 II Dierima Dierima 25 II Diolak Dierima 26 II Diolak Dierima 27 II Dierima Dierima 28 II Dierima Dierima 29 II Diolak Dierima 30 II Dierima Dierima 31 II Dierima Dierima 32 II Diolak Dierima 33 II Dierima Dierima 34 II Dierima Dierima 35 II Diolak Dierima 36 II Dierima Dierima 37 II Dierima Dierima 38 II Dierima Dierima 39 IV Diolak Dierima 40 IV Dierima Dierima 41 IV Dierima Dierima 42 IV Diolak Dierima 43 IV Dierima Dierima 44 IV Dierima Dierima 45 IV Diolak Dierima 46 IV Dierima Dierima 47 IV Dierima Dierima 48 IV Diolak Dierima 49 IV Dierima Dierima 50 IV Dierima Dierima 51 IV Diolak Dierima 52 IV Dierima Dierima 53 IV Dierima Dierima 54 IV Diolak Dierima 55 IV Dierima Dierima 11

12 56 IV Dierima Dierima 57 IV Diolak Dierima 58 IV Dierima Dierima 59 IV Dierima Dierima 60 IV Diolak Dierima 61 IV Dierima Dierima 62 IV Diolak Dierima 63 IV Diolak Dierima 64 IV Dierima Dierima 65 IV Dierima Dierima 66 IV Diolak Dierima 67 IV Dierima Dierima 68 IV Dierima Dierima 69 IV Diolak Dierima 70 IV Dierima Dierima 71 IV Dierima Dierima 72 IV Diolak Dierima 73 IV Dierima Dierima 74 IV Dierima Dierima 75 IV Diolak Dierima Ke : *) olak H 0 unuk α = 0,05 **) olak H 0 unuk α = 0,01 Sumer : Daa Diolah, 2017 Berdasarkan hasil uji analisis ragam pada ael (4.8), unuk penghilangan pada kelompok II diliha ahwa α = 0,05 memiliki ,8%. Sedangkan unuk penghilangan pada kelompok IV diliha ahwa α = 0,05 memiliki 8 = 13,8%. Sehingga dapa diarik kesimpulan ahwa α = 0,05 dan α = 0,01 signifikan kearah yang sama. 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan peneliian yang elah dilakukan dan diuraikan sesuai dengan meode analisis, maka dapa disimpulkan ahwa diandingkan dengan hasil peneliian Purnama Gining ( ) anpa ada daa hilang, hasil peneliian sekarang dengan pengujian ael anava dengan daa yang dikonsruksi dalam enuk simeris dan dihilangkan secara erpola diperoleh ahwa daa erseu leih epanya menggunakan RAL karena dianggap idak ada pengaruh peredaan kelompok maupun perlakuan. Salah sau kegunaan simeris dan menghilangkan daa secara erpola ialah keika pengamilan daa secara idak lengkap maka anpa harus mengulangi percoaan, daa erseu eap dapa diolah dengan memenuk daa secara simeris dan menghilangkan daa erpola yang sesuai. 5.2 Saran Berdasarkan eerapa poin kesimpulan yang elah diuraikan, maka unuk peneliian selanjunya dapa dilakukan kajian mengenai rancangan acak kelompok fakorial yang lengkap idak seimang. 12

13 DAFTAR PUSTAKA Awale, A. f. (2016). Esimasi Daa Hilang Menggunakan Regresi Rous Pada Rancangan Acak Kelompok. Makassar: Universias Hasanuddin. Cochran, W., & G. M. Cox. (1957). Experimenal Design. pp Das, & Giri. (1979). Analysis of variance of A Randomized Block Design Wih Missing Oservaion. Jurnal of he Royal Saisical Sociey, Vol. 7, No. 3, pp Gaspersz, D. I. (1991). Meode Perancangan Percoaan. Bandung: Armico. Gining, P. (2001). Pengaruh Pemerian Beerapa Level Tepung Keong Mas Terhadap Performance Kelinci Lokal Janan Lepas Sapih. Medan: Universias Sumaera Uara. Kelechi, A. C. (2012). Symmeric and Unsymmeric Balanced Incomplee Block Design: A Comparaive Analysis. Inernainal Journal of Saisic and Applicaion, Vol 2(4), pp Kruskal, W., & Wallis, W. A. (1952). Use of Rank in One-crierion Variance Analysis. Jurnal of he American Saisical Associaion, Vol 47(260), pp Mangkawani, R. (2016). Analisis Kovariansi Pada Rancangan Acak Kelompok Tidak Lengkap Tidak Seimang Berdasarkan Posisis Daa Hilang. Makassar: Universias Hasanuddin. Mongomery, D. C. (1984). Design and Analysis of Experimen. Edisi Kedua. New York: John Wiley and Sons, Inc. Musakim. (2014). Penggunaan Uji Skillings-Mack Pada Rancangan Acak Kelompok Tidak Lengkap Tidak Seimang. Makassar: Universias Hasanuddin. Sudjana. (2002). Meode Saisika. Bandung: Tarsio. Yaes, F., & Fisher. (1936). Incomplee Randomized Block. Annals of Eugenics, Vol. 7, Issue 2, Page Yinosumaro. (1991). Percoaan, Perancangan, Analisis, dan Inerpreasinya. Jakara: PT Gramedia. 13

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING BIASaisics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 1-7 PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING Yeny Krisa Frany 1, Budhi Handoko 2 1,2 Deparemen Saisika FMIPA Universias Padjadjaran

Lebih terperinci

PERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT

PERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT PERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT I. Pergeseran Kelas-Panjang Model perumuhan panjang (formula vbgf) isa diduga jika kia mempunyai panjang ikan, L, pada eragai umur,, yang ereda. Pendugaan umur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM Analisa perancangan erdasarkan hasil simulasi dan pengukuran rangkaian, dimaksudkan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI Renha L. Daalok (1, Ir. Syahrawardi ( Konsenrasi Teknik Energi Lisrik, Deparemen Teknik Elekro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN UJI BREDENKAP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDAN Firi Caur Lesari ABSTRACT Saisics is a science ha has imporan role in decision making The decision is made based on he daa and uses cerain mehods, especially

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mengumpulkan Daa (Selec Proses pengumpulan daa merupakan ahap perama dari ahap-ahap peningkaan proses erkesinamungan (Coninuous Process Improvemen / CPI dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember)

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember) Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 135-141 135 Esimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepaiis di Kabupaen Jember (Esimaing of Survival Funcion of Hepaiis Virus in Jember) Mohamad Faekurohman Saf Pengajar

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen Saisika Inferensi Tenang aaraa Dua Populasi Independen Populasi aa-raa = µ (idak dikeahui) Sampel Ukuran = n (besar) aa-raa = X Deviasi Sandar = S Uji Hipoesis enang Perbedaan aa-raa Sampel Besar Saisik

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL UNTUK DATA DEPENDEN DENGAN METODE CROSS VALIDATION. Oleh: Tarno Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Semarang

ESTIMASI MODEL UNTUK DATA DEPENDEN DENGAN METODE CROSS VALIDATION. Oleh: Tarno Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Semarang ESTIMASI MODEL UNTUK DATA DEPENDEN DENGAN METODE CROSS VALIDATION Oleh: Tarno Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Semarang Absrac This paper discuss abou applicaion of cross-validaion mehod for modeling of

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL BAB III ERSAMAAN ARS DAN METODE TABEL 3. ersamaan Ars Meoda decline curve analysis (analisis enurunan kurva) meruakan suau meode yang sering digunakan unuk mengesimasi erhiungan cadangan yang daa diamil

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu Mah Educa Jurnal () (7): 86-95 Jur na l Maem aika Pend i di ka n Maema i ka Email: mejuinibpag@gmailcm Hubungan anara Keerbservasian Keerknsruksian Sisem Linier Kninu Berganung Waku Ezhari Asfa ani adris

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (PERKIRAAN INTERVAL DAN PENGUJIAN HIPOTESIS)

REGRESI LINIER SEDERHANA (PERKIRAAN INTERVAL DAN PENGUJIAN HIPOTESIS) REGRESI LINIER SEDERHANA (PERKIRAAN INTERVAL DAN PENGUJIAN HIPOTESIS) PowerPoin Slides by Yana Rohmana Educaion Universiy of Indonesian 007 Laboraorium Ekonomi & Koperasi Publishing Jl. Dr. Seiabudi 9

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERNUANSA APLIKASI LEARNING TO KNOW, LEARNING TO DO, LEARNING TO LIVE TOGETHER, DAN LEARNING TO BE TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Lebih terperinci