KLASIFIKASI DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN METODE RUANG FASE TEREKONSTRUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KLASIFIKASI DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN METODE RUANG FASE TEREKONSTRUKSI"

Transkripsi

1 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 KLASIFIKASI DATA TIME SERIES MEGGUAKA METODE RUAG FASE TEREKOSTRUKSI Muhaad Jusuf, Rully Soelaan Progra Stud Magster Manajeen Teknolog, Bdang Keahlan Manajeen Teknolog Inforas, Progra Pascasarjana, Insttut Teknolog Sepuluh opeber Surabaya. Eal: uhaad.jusuf@gal.co, rully130270@gal.co ABSTRAK Ruang Fase Terekonstruks (RPS) erupakan atrks penyspan waktu tunda, sehngga ruang yang dhaslkan ekuvalen secara topolog dengan sste yang asl. RPS banyak dgunakan untuk klasfkas pola karena keapuhannya dala enangkap nforas nonlnear. Dala akalah n dpleentaskan RPS pada peodelan te seres dengan eanfaatkan pebelajaran Gaussan Mxture Model (GMM) untuk encptakan odel nonlnear yang akurat. Metode n terdr dar tga tahap utaa, yatu analss data, pebelajaran GMM dan klasfkas. Tahap analss data elput noralsas snyal dan perhtungan paraeter RPS, yatu waktu tunda ( lag) dan dens. Tahap pebelajaran GMM eanfaatkan kedua paraeter tersebut dan julah xture untuk ebangun GMM yang paraeternya destas enggunakan algorta Expectaton Maxzaton (EM). Tahap klasfkas dlakukan untuk enentukan akuras dar odel yang telah dbangun. Berdasarkan uj coba yang dlakukan dapat dtunjukkan bahwa etode RPS apu untuk engklasfkas data uj coba hngga encapa tngkat akuras d atas 80%. Klasfkas terhadap 6 data te seres, yatu data Te Seres I s/d VI enghaslkan rata-rata tngkat akuras, berturut-turut sebaga berkut: %, 83.3 %, 87.5 %, 90.3 %, 93.7 % dan % untuk julah xture 4 sapa dengan 32. Kata kunc: Te seres, Klasfkas, Ruang fase terekonstruks, Gaussan xture odel. PEDAHULUA Peanfaatan karakterstk data te seres dperlukan untuk peraalan dan klasfkas. Metode peodelan tradsonal tdak dapat enangkap nforas-nforas non lnear karena ftur-ftur nforas yang pentng serng hlang. Keudan uncul teorea yang enunjukkan penggunaan Ruang Fase Terekonstruks (RPS) untuk dentfkas sste dan klasfkas pola. RPS dapat enypan nforas dnas dar sebuah sste dan tdak enghlangkan beberapa nforas dar obyek snyal, sehngga seluruh data dapat dbangun dar sebuah RPS. Ruang Fase Terekonstruks dbentuk dar proses penyspan enggunakan waktu tunda (lag) dar sste asl untuk ebangun suatu ruang fase berdasarkan paraeterparaeter tertentu [9]. Paraeter RPS adalah waktu tunda dan dens. Dengan adanya estas paraeter tersebut enjadkan RPS yang dbangun elk topolog yang ekuvalen dengan sste asl [13]. Untuk engetahu keakuratan odel yang dhaslkan, selanjutnya dlakukan klasfkas. Dasar teor klasfkas suatu obyek snyal enggunakan etode Ruang Fase

2 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Terekonstruks berasal dar Taken dan Sauer [9]. Haslnya enunjukkan bahwa te seres dar pengaatan yang dabl dar varabel tunggal suatu sste dapat dgunakan untuk ebangun ruang yang secara topolog ekuvalen dengan sste yang asl. RPS dapat enangkap nforas nonlnear dan dapat enypan nforas dnas dar suatu sste. Metode yang dpleentaskan dsajkan d bagan 2. Bagan 3 enjelaskan hasl uj coba hpunan data dan analss uj coba. Bagan 4 akan enyajkan kespulan yang dperoleh. METODE Pebentukan ruang fase terekonstruks atau penyspan ruang fase dlakukan secara langsung [16]. Dketahu te seres x = xn, n = 1, 2,...,, sebuah ttk dala RPS dengan dens d dan waktu tunda, ddefnskan dengan vektor bars sebaga berkut: x n [ x n ( d 1)... x n x n ], (2.1) dana: n ( 1 ( d 1).... Sedangkan atrk X yang erepresentaskan suatu RPS dnyatakan dengan: x1.... x1 x1 ( d1) x2.... x2 x2( d1) X : : (2.2) : : x( d1).... x( d2) x Metode yang dgunakan dala klasfkas data te seres berkut n terdr dar 3 tahap. Tahap pertaa, analss data, elput noralsas dan estas waktu tunda dan dens dar RPS. Tahap kedua yatu pebelajaran GMM untuk tap kelas. Tahap ketga adalah klasfkas dengan enggunakan Classfer Bayesan. Analss data te seres pada tahap preprocessng dlakukan dengan noralsas data, yatu data dnoralsas ke zero ean dan unt standar devas. Dengan cara n dhaslkan data dengan skala baru yang berdstrbus [0 1]. Perhtungan Waktu Tunda (Lag) Untuk ebangun sebuah ruang fase terekonstruks, setelah data dnoralsas aka waktu tunda dan dens RPS harus dplh. Waktu tunda dhtung untuk tap data yang telah dnoralsas enggunakan etode autoutual nforaton functon [13]. Selanjutnya dplh nla yang palng nu dar etode autoutual nforaton. Waktu tunda dplh enggunakan ode hstogra dar nu pertaa dar fungs tersebut. Perhtungan waktu tunda dapat dlhat pada Gabar 1. Masukan: Data te seres, kelas label Luaran: telag Fungs: htungtelag(data) 1) untuk tap bars pada data 2) af htung fungs autoutual nforaton 3) lag teukan frst nu dar af 4) telag car ode hstogra dar lag 5) return Gabar 1. Metode perhtungan waktu tunda C-3-2

3 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Perhtungan Dens Dens RPS dhtung enggunakan teknk false nearest neghbors [13]. Agar sebagan besar snyal dapat eenuh keadaan yang dsebut unfold copletely dala RPS, aka seua dens RPS dhtung dengan ruus: dens = ean + 2 * standar devas [16] dar tap-tap dstrbus data. Perhtungan dens dapat dlhat pada Gabar 2. Masukan: Data te seres, telag Luaran: Dens Fungs: htungdens(data, telag) 1) untuk tap bars pada data 2) d htung dens enggunakan teknk false nearest neghbor 3) ean, varans htung ean dan varans 4) dens ean + 2 * varans 5) return dens Gabar 2. Metode perhtungan dens Pebelajaran Gaussan Mxture Models (GMM) Pada tahap kedua dlakukan pebelajaran dstrbus probabltas GMM untuk tap kelas. Proses n dkerjakan dengan ebangun atrks RPS enggunakan waktu tunda dan dens yang telah dtentukan pada tahap sebelunya. GMM erupakan generalsas dar fungs dstrbus Gaussan. GMM adalah odel statstk paraetrk yang engasuskan bahwa data dhaslkan dar julah pebobotan beberapa dstrbus Gaussan. Dengan dberkan julah bobot, GMM erupakan fungs padat peluang yang vald. GMM ddefnskan sebaga berkut: p( x) M w p ( x) 1 M w ( x; ; ) (2.3) 1 ( x; ; dana: M = julah xture, ) = dstrbus noral dengan ean dan atrks kovaran, dan w = bobot dar xture. Dengan batasan bahwa w 1, sebuah Gaussan Mxture Model erupakan odel probabltas yang secara akurat dapat enggabarkan dstrbus dala rentang yang luas, dengan sebarang koponen xture yang cukup. Untuk eodelkan suatu hpunan data dengan GMM, bobot untuk tap-tap dstrbus Gaussan, yatu ean dan atrk kovaran harus destas. Dengan data pelathan yang dketahu, paraeter GMM dapat destas enggunakan algorta Expectaton Maxzaton [2]. Dengan sejulah teras dhaslkan Maxu Lkelhood [3], elalu persaaan untuk eng-update paraeter GMM, yatu bobot xture, ean dan atrk kovaran, berturut-turut sebaga berkut: 1 g p( l, ) 1 l x l l 1 1 x 1 p ( l x, p ( l x, 1 g p( l x, )( x )( x ) g g ) ) p( l x, l g ) l T (2.4) (2.5) (2.6) C-3-3

4 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Algorta Expectaton Maxzaton (EM) [2] Algorta EM secara luas dgunakan untuk eperkrakan paraeterparaeter odel enggunakan data yang tdak berlabel. Paraeter-paraeter GMM destas dengan enggunakan algorta Expectaton-Maxzaton. Metode teratf tersebut akan enghaslkan Maxu Lkelhood (ML), yang enghaslkan paraeter baru, yatu bobot xture, ean, dan atrk kovaran. Tahap pebelajaran GMM dapat dlhat pada Gabar 3. Tahap Pebelajaran GMM Masukan: Data te seres, julah xture (M) Luaran: Model GMM, telag, dens Fungs: learnmodels(data, M) 1) noralzeddata noralsas data ke ean = 0, varans = 1 2) telag htungtelag(noralzeddata) 3) dens htungdens(noralzeddata, telag) 4) untuk tap kelas 5) bangun RPS 6) gunakan EM untuk pebelajaran GMM dengan xture M (2.4; 2.5; 2.6) 7) return Gabar 3.Tahap pebelajaran GMM Pada Gabar 4 dlustraskan plot sebuah Gaussan Mxture Model dar suatu ruang fase terekonstruks, dana dasar subu dar elps-elps tersebut enunjukkan satu standar devas dar tap-tap xture pada odel x(t-11) Klasfkas [8] x(t) Gabar 4 Contoh plot Gaussan Mxture Models dar sebuah RPS (M=16) Klasfkas adalah proses untuk eneukan odel atau fungs yang enjelaskan atau ebedakan konsep atau kelas data dengan tujuan untuk dapat eperkrakan kelas dar suatu objek yang labelnya tdak dketahu. Model tu sendr bsa berupa aturan jka-aka. Proses klasfkas basanya dbag enjad dua fase: learnng dan test. Pada fase learnng, sebagan data yang telah dketahu kelas datanya dupankan untuk ebentuk odel perkraan. Keudan pada fase test, odel yang sudah terbentuk duj dengan sebagan data lannya untuk engetahu akuras dar odel tersebut. Bla akurasnya encukup, odel n dapat dpaka untuk predks kelas data yang belu dketahu. C-3-4

5 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Penggunaan Classfer Bayesan [16] Tahap ketga yang dkerjakan adalah klasfkas pada data uj coba untuk enguj akuras odel yang telah dbangun. Tahap n dlakukan dengan enghtung lkelhood dar tap odel yang dpelajar. p( X c ) n1( d 1) p( x n c ) (2.7) dana: X adalah atrks RPS dengan dens d dan lag τ, xn adalah ttk atau pont dala RPS, dan p( x n c ) erupakan peluang xn jka dketahu kelas ke-. Keudan klasfkas dtentukan dengan enghtung kelas aksu lkelhood (ĉ), yatu elh odel yang elk lkelhood tertngg dengan enggunakan persaaan cˆ arg ax P( X C ) (2.8) Tahap klasfkas dapat dlhat pada Gabar 5 HASIL UJI COBA Tahap Klasfkas Masukan:data,odels,waktu tunda,dens Luaran: kelas label Fungs: klasfkas(data, odels, telag, dens) 1) noralzedsgnals noralsas 2) bangun RPS dan sspkan snyal (2.2) 3) untuk tap kelas 4) htung lkelhood odel (2.7) 5) tentukan kelas aksu lkelhood (2.8) 6) return class Gabar 5. Tahap Klasfkas Uj coba dlakukan pada koputer dengan spesfkas perangkat keras sebaga berkut: prosesor Intel Pentu 4 dengan kecepatan 2 Ghz, eor 512 MB DDRAM, dan Harddsk 40GB 7200 rp. Sste operas yang dgunakan adalah Mcrosoft Wndows 2000 Servce Pack 4. Data yang dgunakan sebaga uj coba adalah fle dengan ekstens at. Bahasa koputas yang dgunakan untuk pleentas etode RPS adalah Matlab 6.5. Terdapat 2 jens uj coba, yatu uj coba dengan data sntets dan uj coba dengan data nyata. Uj Coba Data Sntess Data sntets yang dgunakan adalah hpunan data yang elk dstrbus noral. Data n dgunakan untuk uj coba knerja algorta EM. Hpunan data 1 erupakan data berdstrbus noral, terdr dar 100 te berdens 2 dengan dketahu kategor kelas untuk tap data, anggota kelas 1 sebanyak 50 te dan anggota kelas 2 sebanyak 50 te, sepert dtunjukkan pada Gabar 6 yang enunjukkan plot data ke tap-tap kelas. Iteras EM dlakukan sebanyak 14 kal. Berdasarkan grafk pada Gabar 7 dapat dlhat bahwa log-lkelhood encapa nla konvergen ula teras ke- 7. Berdasarkan estas dengan enggunakan algorta EM dperoleh nla ean dan kovaran yang endekat nla ean dan kovaran data sebenarnya setelah teras ula enunjukkan nla konvergen. C-3-5

6 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus Gabar 6. Dagra scatter hpunan data 1 Uj Coba Data yata Gabar 7. la log-lkelhood hpunan data 1 Hpunan data nyata yang dgunakan sebaga uj coba adalah 6 hpunan data yang dperoleh dar suber data te seres d nternet [14], [17]. Keena hpunan data te seres tersebut adalah data Te Seres I sapa dengan VI yang elk spesfkas pada Tabel 1. Tabel 1 Spesfkas data Te Seres Hpunan Data Julah Kelas Ukuran Te Seres I 2 50 x 7680 Te Seres II x 7680 Te Seres III 3 60 x 6000 Te Seres IV x 128 Te Seres V 3 66 x 250 Te Seres VI x 1500 Untuk setap hpunan data nyata, dlakukan 3 tahap uj coba. Perbedaan tap tahap terletak pada pebagan julah data pelathan dan data uj coba. Uj I, persentase data pelathan dbandngkan data uj coba adalah 50% - 50%, uj II adalah 67% - 33%, dan uj III sebesar 75% - 25%. Akuras klasfkas yang dhaslkan dbandngkan untuk uj coba I, II dan III, untuk engetahu seberapa kokoh etode RPS yang dterapkan. Salah satu contoh, pengujan keena dlakukan pada hpunan data Te Seres VI. Gabar 8 enunjukkan plot autoutual nforaton dengan waktu tunda yang dhaslkan untuk tap uj coba. Berdasarkan eksperen waktu tunda yang dplh adalah nla autoutual yang tapak konstan. Pada uj coba I, waktu tunda yang berada pada rentang autoutual nforaton ula konstan adalah 14. Pada uj coba II, waktu tunda yang dplh epunya nla yang lebh besar, yatu 15. Pada uj coba III, waktu tunda yang dplh adalah 11. Perbedaan waktu tunda yang dperoleh dsebabkan dstrbus pebagan data dar tap uj coba. C-3-6

7 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Gabar 8. Autoutual nforaton data Te Seres VI Untuk eerksa knerja etode heurstc autoutual nforaton berhubungan dengan akuras klasfkas, aka dlakukan percobaan dengan rentang luas dar lag, yatu nla dens dbuat konstan dan lag bervaras antara rentang tertentu. Pada Gabar 9 dtunjukkan tngkat akuras data Te Seres VI untuk julah xture saa dengan 12, dengan dens saa dengan 5 dan lag berada d antara rentang 1 sapa 20. Saat lag saa dengan 14, tngkat akuras encapa nla tertngg. la n sesua dengan nla lag yang dplh enggunakan etode autoutual nforaton. Gabar 9. Grafk akuras vs lag pada dens 5 Gabar 10. enunjukkan plot dar etode false nearest neghbors dengan dens yang dhaslkan Dens yang dperoleh untuk tap uj coba juga terdapat sedkt perbedaan. Dens yang dplh adalah dens yang elk persentase false nearest neghbors konstan encapa angka nol. Pada uj coba I, persentase false nearest negbors encapa nla konstan d sektar nol yatu saat dens saa dengan 5. Pada uj coba II dan III, dhaslkan persentase false nearest neghbors yang saa, yatu saa dengan 6. Hal n dapat dlhat pada persentase false nearest neghbors untuk uj coba I dan II yang berhpt grafknya, eskpun waktu tunda yang dlk kedua uj coba tersebut berbeda. Gabar 10. False nearest neghbors data Te Seres VI C-3-7

8 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 Keudan untuk eerksa knerja etode heurstc false nearest neghbors berhubungan dengan akuras klasfkas, aka dlakukan percobaan dengan rentang luas dar lag. Yatu nla lag dbuat konstan dan dens bervaras antara rentang tertentu. Pada gabar 11. dtunjukkan tngkat akuras data Te Seres VI untuk julah xture saa dengan 12, dengan lag saa dengan 14 dan dens berada d antara rentang 1 sapa 11. Saat dens saa dengan 5, tngkat akuras encapa nla tertngg. la n sesua dengan dens yang dplh enggunakan etode false nearest neghbors. Gabar 11. Grafk akuras vs dens data Te Seres V I pada lag 14 Gabar 12. enunjukkan akuras yang dhaslkan dar uj coba data Te Seres VI. Akuras enunjukkan hasl yang optal, bahkan encapa persentase 100%. Tngkat akuras rata-rata yang dperoleh pada uj I, II, dan III enunjukkan nla yang tngg, d atas 95%, untuk M d atas 8, tdak terpengaruh julah pebagan data pelathan dan data uj coba. Saat julah xture saa dengan 4, tngkat akuras ash rendah, sektar 55 %, bak untuk uj I, II atau III. Akuras ula nak serng enngkatnya julah xture. Pada uj II, tngkat akuras encapa 100 % untuk M = 24, 28 dan 32. Sedangkan pada uj coba III dperoleh tngkat akuras encapa 100 % untuk M = 20, 24, 28 dan 32. KESIMPULA Gabar 12. Akuras klasfkas data Te Seres VI Kespulan yang dapat dabl dar akalah yang berjudul klasfkas data te seres enggunakan etode ruang fase terekonstruks adalah sebaga berkut: 1. Metode Ruang Fase Terekonstruks berhasl dpleentaskan untuk peodelan karakterstk data te seres. 2. Hasl uj coba ketga hpunan data sntets berdstrbus noral enunjukkan algorta EM yang dgunakan dapat elakukan estas yang cukup akurat terhadap paraeter odel, yatu dperoleh nla ean dan kovaran yang endekat nla ean dan kovaran data yang sebenarnya. C-3-8

9 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus Berdasarkan uj coba dperoleh hasl klasfkas encapa tngkat akuras antara 80% - 100%. Hal n dbuktkan berdasarkan uj coba data untuk tga konds uj coba yang berbeda. Perbedaaan konds terletak pada julah data pelathan dan data uj coba. Dar hasl uj coba keena hpunan data nyata, yatu Te Seres I sapa dengan VI, dperoleh rata-rata tngkat akuras untuk julah xture ula dar M = 4 sapa M = 32, berturut-turut sebaga berkut: %, 83.3 %, 87.5 %, 90.3 %, 93.7 % dan %. 4. Akuras klasfkas cenderung enuju astot karena julah xture yang enngkat serng dengan data pelathan yang cukup dan selanjutnya ula stabl untuk rentang xture tertentu karena julah xture yang dperlukan untuk ebentuk odel Gaussan berkatan dengan dstrbus dar denstas Ruang Fase Terekonstruks. Julah xture (M) dtentukan secara eprs dala rentang antara 1 sapa dengan 32, sebaga contoh dar uj coba data Te Seres VI, tngkat akuras encapa 100% untuk julah xture dengan rentang 20 sapa 32, sedangkan pada data tertentu dhaslkan tngkat akuras klasfkas dengan nla yang relatf saa atau stabl untuk seua julah xture, salnya, pada data Te Seres V, tngkat akuras adalah 83 % untuk seua julah xture. 5. Waktu koputas etode RPS dan GMM enunjukkan bentuk lnear, bak untuk data pelathan aupun data uj coba. Seakn banyak data pelathan ataupun data uj coba aka waktu koputas seakn bertabah. DAFTAR PUSTAKA Andrew Lndgren, Mchael T. Johnson, and Rchard J. Povnell, "Jont Frequency Doan and Reconstructed Phase Space Features for Speech Recognton", Internatonal Conference on Acoustcs Speech and Sgnal Processng 2004 (ICASSP04), Montreal. Bles, A., Jeff, A Gentle Tutoral of EM Algorth and ts Applcaton to Paraater Estaton for Gaussan Mxture and Hdden Markov Models, Internatonal Coputer Scence Insttute Berkeley CA, Duda, Rchard O., Pattern Classfcaton, John Wley & Sons, Inc, E. Keogh, and S. Kasetty, On the eed for Te Seres Data Mnng Bencharks: A Survey and Eprcal Deonstraton, Proc. Eghth ACM SIGKDD Int I Conf. Knowledge Dscovery and Data Mnng, Han, J., Kaber, M., Data Mnng: Concepts and Technques, Morgan Kaufann Publshers, Hanselan, D., Lttlefeld, B., Masterng Matlab 6: A Coprehensve Tutoral and Reference, Pearson Educaton Internatonal, Hanselan, D., Lttlefeld, B., Edyanto, J., Matlab: Bahasa Koputas Tekns, And Yogyakarta & Pearson Educaton Asa Pte.Ltd., Iko Praudono, Pengantar Data Mnng: Menabang Perata Pengetahuan d Gunung Data, IluKoputer.co, K. M. Indrebo, R. J. Povnell, and M. T. Johnson, A Cobned Sub-band and Reconstructed Phase Space Approach to Phonee Classfcaton, C-3-9

10 Prosdng Senar asonal Manajeen Teknolog VI Progra Stud MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 proceedngs of ISCA Tutoral and Research Workshop on on-lnear Speech Processng (OLISP), Le Crosc, France, pp , Martn J. Prng, Techncal Analyss Explaned, Fourth Edton, Internatonal Edton, McGraw-Hll Copanes, Mchael T. Johnson, Rchard J. Povnell, Andrew C. Lndgren, Jnjn Ye, Xaoln Lu, Kevn M. Indrebo, Te Doan Isolated Phonee Classfcaton usng Reconstructed Phase Space, IEEE Transactons on Speech and Rado Processng, Vol 13, o.4, July Mtchell, T.M, Machne Learnng, McGraw-Hll Copanes, ayfeh, A. H, Balachandran, B, Appled onlnear Dynacs: Analytcal, Coputatonal, and Experental Methods, John Wley & Sons, Inc, PhysoBank Archve Index, Rchard J. Povnell, Mchael T. Johnson, Andrew C. Lndgren, Felce Roberts, Jnjn Ye, Statstcal Models of Reconstructed Phase Spaces for Sgnal Classfcaton, IEEE Transactons on Sgnal Processng, n press. Rchard J. Povnell, Mchael T. Johnson, Andrew C. Lndgren, Felce Roberts, Jnjn Ye, Te Seres Classfcaton usng Gaussan Mxture Models of Reconstructed Phase Space, IEEE Transactons on Knowledge and Data Engneerng, Vol 16, o.6, pp , June UCR Te Seres Data UCR Mnng Archve, C-3-10

Penerapan Aljabar Matrik Dalam Analisa Masukan-Keluaran Elistya Rimawati 6)

Penerapan Aljabar Matrik Dalam Analisa Masukan-Keluaran Elistya Rimawati 6) ISSN : 693 73 Penerapan Aljabar Matrk Dala Analsa Masukan-Keluaran Elstya Rawat 6) Abstrak Analsa asukan-keluaran bertolak dar anggapan bahwa suatu sste perekonoan terdr atas sector-sektor yang salng berkatan.

Lebih terperinci

Bab VII Contoh Aplikasi

Bab VII Contoh Aplikasi Bab VII Contoh Aplkas Dala bab n akan dberkan lustras tentang aplkas statstk penguj VVVS dala eontor kestablan atrks korelas pada proses produks dudukan kabel tegangan tngg (flange) d PT PINDAD (Persero).

Lebih terperinci

Implementasi Algoritme Support Vector Machine (SVM) untuk Prediksi Ketepatan Waktu Kelulusan Mahasiswa

Implementasi Algoritme Support Vector Machine (SVM) untuk Prediksi Ketepatan Waktu Kelulusan Mahasiswa Jurnal Pengebangan Teknolog Inforas dan Ilu Koputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 4, Aprl 2018, hl. 1704-1708 http://-ptk.ub.ac.d Ipleentas Algorte Support Vector Machne (SVM) untuk Predks Ketepatan Waktu

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosdng Senar Sans dan Teknolog FMIPA Unul Perode Maret 016, Saarnda, Indonesa ISBN: 978-60-7658-1-3 Pengendalan Kualtas Produk Menggunakan Peta Kendal T Hotellng Dan Analss Keapuan Proses Untuk Data Multvarat

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI CITRA KAIN ENDEK BERDASARKAN FITUR TEKSTUR DALAM TEMU KEMBALI INFORMASI CITRA BERBASIS KONTEN

REKONSTRUKSI CITRA KAIN ENDEK BERDASARKAN FITUR TEKSTUR DALAM TEMU KEMBALI INFORMASI CITRA BERBASIS KONTEN Jurnal Ilah ILMU KOMPUTER Unverstas Udayana Vol. 9, No., Aprl 206 ISSN 979-566 REKONSTRUKSI CITRA KAIN ENDEK BERDASARKAN FITUR TEKSTUR DALAM TEMU KEMBALI INFORMASI CITRA BERBASIS KONTEN I Gust Agung Gede

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Pelabelan Total Sisi Ajaib Pada Subkelas Pohon

Pelabelan Total Sisi Ajaib Pada Subkelas Pohon Pelabelan Total Ss Ajab Pada Subkelas Pohon Hlda Rzky Nngtyas, Dr Daraj, SS, MT [] Jurusan Mateatka, Fakultas MIPA, Insttut Teknolog Sepuluh Nopeber (ITS Jl Aref Rahan Hak, Surabaya 60 E-al: daraj@ateatkatsacd

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Filter-based Feature Selection pada Kategorisasi Artikel Berita Berbahasa Indonesia

Filter-based Feature Selection pada Kategorisasi Artikel Berita Berbahasa Indonesia Flter-based Feature Selecton pada Kategorsas Artkel Berta Berbahasa Indonesa Yan Pusptaran Jurusan Teknk Inforatka, Unverstas Wdyataa Jl. Ckutra 04A Bandung yan.pusptaran@wdyataa.ac.d Abstract Wth the

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Tube Plastik Di Pt. X Menggunakan Peta Kendali P Multivariat

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Tube Plastik Di Pt. X Menggunakan Peta Kendali P Multivariat JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (3) 33-35 (3-98X Prnt) D-95 Pengendalan Kualtas Proses Produks Tube Plastk D Pt. X Menggunakan Peta Kendal P Multvarat Ia Rdo Rarso, Luca Ardnant, dan Muhaad Mashur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Klasifikasi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Klasifikasi) 7 Noveber 06 Analtk Data Tngkat Lanjut lasfkas Ia Cholssodn a.cholssodn@gal.co Pokok Bahasan. onsep lasfkas. Lnear dan Non-Lnear Classfer 3. Algorta lasfkas: o Etree Learnng Machne ELM Untuk Regres Vs

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN CONTOH OPTIMUM DESAIN TWO STAGE CLUSTER SAMPLING (Studi Kasus Pendugaan Variabel Demografi di Kabupaten Blitar)

PENENTUAN UKURAN CONTOH OPTIMUM DESAIN TWO STAGE CLUSTER SAMPLING (Studi Kasus Pendugaan Variabel Demografi di Kabupaten Blitar) J. Sans IPA, Aprl 009, Vol. 5, o., Hal.: 66-70 ISS 978-873 PEETUA UKURA COTOH OPTIU DESAI TWO STAGE CLUSTER SAPLIG (Stud Kasus Pendugaan Varabel Deograf d Kabupaten Bltar) Rusda Yulyant* Pusat Peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Model Peramalan Pasokan Energi Primer Dengan Pendekatan Metode Fuzzy Linear Regression (FLR)

Model Peramalan Pasokan Energi Primer Dengan Pendekatan Metode Fuzzy Linear Regression (FLR) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 1, No 1, (Sept 2012) ISSN: 2301-928 A-34 Model Peraalan Pasokan Energ Prer Dengan Pendekatan Metode Fuzzy Lnear Regresson (FLR) Hkayangkara Putr Purwareta, I Gust Ngurah Ra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Model Peramalan Pasokan Energi Primer Dengan Pendekatan Metode Fuzzy Linear Regression (FLR)

Model Peramalan Pasokan Energi Primer Dengan Pendekatan Metode Fuzzy Linear Regression (FLR) JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, (22) -6 Model Peraalan Pasokan Energ Prer Dengan Pendekatan Metode Fuzzy Lnear Regresson (FLR) Hkayangkara Putr Purwareta, Nur Wahyunngsh 2, dan I Gust Ngurah Ra Usadha 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III SAMPLING BERKELOMPOK DAN SAMPLING BERKELOMPOK DENGAN PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE (PPS)

BAB III SAMPLING BERKELOMPOK DAN SAMPLING BERKELOMPOK DENGAN PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE (PPS) BAB III SAPLING BERKELOPOK DAN SAPLING BERKELOPOK DENGAN PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE (PPS) 3. Saplng Berkelopok Populas elk konds yang berbeda beda jka dlhat berdasarkan ukurannya. Pada pebahasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

METODE LEVENBERG MARQUARDT UNTUK MASALAH KUADRAT TERKECIL NONLINEAR

METODE LEVENBERG MARQUARDT UNTUK MASALAH KUADRAT TERKECIL NONLINEAR PROSIDING ISBN : 978 979 6353 3 MEODE LEVENBERG MARQUARD UNUK MASALAH KUADRA ERKECIL NONLINEAR -8 Lusa Krsyat Budash Progra Stud Mateatka Unverstas Sanata Dhara Yogyakarta lusa_krs@sta.usd.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS PENGUKURAN FISIKA. Disusun Oleh: Kuncoro Asih Nugroho, M.Pd., M.Sc.

MODUL ANALISIS PENGUKURAN FISIKA. Disusun Oleh: Kuncoro Asih Nugroho, M.Pd., M.Sc. MODUL ANALISIS PENGUKURAN FISIKA Dsusun Oleh: Kuncoro Ash Nugroho, M.Pd., M.Sc. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA BAB I METODE

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK JALUR PEMINATAN MAHASISWA

PENERAPAN LOGIKA FUZZY DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK JALUR PEMINATAN MAHASISWA onferens Nasonal Sste dan Inforatka 09; Bal, Noveber 4, 09 PENERAPAN LOGIA FUZZY DALAM PENGAMBILAN EPUTUSAN UNTU JALUR PEMINATAN MAHASISWA Sauel Lukas*, Melayana**, Wlla Sson* * Jurusan Teknk Inforatka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE MULTIVARIABEL

PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE MULTIVARIABEL PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI AWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE MULTIVARIABEL Mega Pradpta, Madu Ratna, I Nyoan Budantara urusan Statstka Fakultas MIPA Insttut Teknolog Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tnauan Pustaka Msalkan vektor acak berdens p dengan atrks kovarans ( ) k sebaga koponen ke-k dan Σ σ. Koefsen korelas antara dua koponen dan adalah ρ σ σσ ( ) ( ) Var ( ) Cov, Var, Nla ρ eenuh ρ

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tuberkulosis di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Tuberkulosis di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 337-35 (3-98X Prnt) D-7 Peodelan Faktor-Faktor yang Mepengaruh Julah Kasus Tuberkuloss d Jawa Tur Menggunakan Regres Nonparaetrk Splne Frda Fahrun Nsa dan I Nyoan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika Jurnal Penddkan Mateatka & Mateatka Syasah. (2011). Pengaruh Puasa Terhadap Konsentras Belajar Sswa. Jakarta: UIN Syarf Hdayatullah Jakarta. Thabrany, Hasbullah. (1995). Rahasa Sukses Belajar. Jakarta:

Lebih terperinci

Klasifikasi Gangguan Jiwa Skizofrenia Menggunakan Algoritme Support Vector Machine (SVM)

Klasifikasi Gangguan Jiwa Skizofrenia Menggunakan Algoritme Support Vector Machine (SVM) Jurnal Pengebangan Teknolog Inforas dan Ilu Koputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Me 2018, hl. 1866-1873 http://-ptk.ub.ac.d Klasfkas Gangguan Jwa Skzofrena Menggunakan Algorte Support Vector Machne

Lebih terperinci

ARUS BOLAK BALIK V R. i m

ARUS BOLAK BALIK V R. i m Modul 9 Elektroagnet KEGIATAN BEAJA A. ANDASAN TEOI AUS BOAK BAIK Arus dan tegangan lstrk bolak balk adalah arus dan tegangan lstrk yang berubah terhadap waktu atau erupakan fungs waktu. Yang berubah adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

ANALISIS KONSTRUKSI DAN SIFAT BCH CODE

ANALISIS KONSTRUKSI DAN SIFAT BCH CODE KNM XVI -6 Jul 202 UNPAD, Jatnangor ANALISIS KONSTRUKSI DAN SIFAT BCH CODE ACHMAD FAHRUROZI, M.SI,2, SRI MARDIYATI, M.KOM 2 Unverstas Gunadara Depok, achad.fahruroz@yahoo.co.d 2 Unverstas Indonesa Depok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL)

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) 1. Konse Dasar Sngle Index Model. Forula SIM untuk Sekurtas 3. SIM untuk Sekurtas Tunggal 4. SIM untuk Portofolo 5. Portofolo Otal Berdasarkan SIM Munya Alteza

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas

Analisis Sensitivitas Analss Senstvtas Terdr dar aa : Analss Senstvtas, bla terad perubahan paraeter seara dsrt Progra Lnear Paraetr, bla terad perubahan paraeter seara ontnu Maa-aa perubahan pasa optu: Perubahan suu tetap,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN KEPUTUSAN PADA KLASIFIKASI MULTI-LABEL

PENGGABUNGAN KEPUTUSAN PADA KLASIFIKASI MULTI-LABEL JUTI - Volue 13, Noer 1, Januar 2015: 12 23 ISSN/e-ISSN: 1412-6389 / 2406-8535 PENGGABUNGAN KEPUTUSAN PADA KLASIFIKASI MULTI-LABEL Agus Bud Raharjo 1) dan Mohaed Quafafou 2) 1) Jurusan Teknk Inforatka,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) 1 Pengenalan Karakter Tulsan Tangan Angka dan Operator Matematka Berdasarkan Zernke Moments Menggunakan Support Vector Machne

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDHULUN 1.1 Latar elakang Dala pelaksanaan proyek serng kal engala suatu habatan atau penypangan sehngga serng terad kerugan bag penyelesaan proyek tersebut. Untuk tu perlu adanya suatu perencanaan

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE BAYES UNTUK PENDUGAAN PENGARUH INTERAKSI PADA MODEL AMMI. (Bayesian Approach for Estimating Interaction Effect of AMMI Model)

PENDEKATAN METODE BAYES UNTUK PENDUGAAN PENGARUH INTERAKSI PADA MODEL AMMI. (Bayesian Approach for Estimating Interaction Effect of AMMI Model) PROSIDING ISBN: 978-979-6353-3- PENDEKATAN METODE BAYES UNTUK PENDUGAAN PENGARUH INTERAKSI PADA MODEL AMMI (Bayesan Approach for Estatng Interacton Effect of AMMI Model) Pka Slvant, Kharl A. Notodputro,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK MOEL PENGENALAN TERBAIK ENGAN TREE-AUGMENTE NETWORK (TAN) AN ESTIMATOR MAIMUM LIKELIHOO (ML) BERASARKAN FITUR OBJEK Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam Neger (UIN)

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA ALGORITMA PSO DAN ALGORITMA ABCO PADA OPTIMASI PENGENDALI PID (Studi Kasus Pada Model Motor DC)

PERBANDINGAN UNJUK KERJA ALGORITMA PSO DAN ALGORITMA ABCO PADA OPTIMASI PENGENDALI PID (Studi Kasus Pada Model Motor DC) SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknolog Industr dan Inforas PERBANDINGAN UNJUK KERJA ALGORITMA PSO DAN ALGORITMA ABCO PADA OPTIMASI PENGENDALI PID (Stud Kasus Pada Model Motor DC Dw Ana Ratna

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pada model berbasis area diasumsikan bahwa peubah yang menjadi perhatian merupakan fungsi dari rata-rata peubah respon, = g( )

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pada model berbasis area diasumsikan bahwa peubah yang menjadi perhatian merupakan fungsi dari rata-rata peubah respon, = g( ) . INJAUAN PUSAKA. Model Area Kecl Model area kecl erupakan odel dasar dala pendugaan area kecl. Model n dkelopokkan enjad dua kelopok yatu odel berbass area (basc area level odel odel berbass unt (basc

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. EVALUASI METODE PENARIKAN CONTOH PADA PENDUGAAN PRODUKTIVITAS KOMODITAS HORTIKULTURA

III. EVALUASI METODE PENARIKAN CONTOH PADA PENDUGAAN PRODUKTIVITAS KOMODITAS HORTIKULTURA 4 III. VALUASI TOD PNARIKAN CONTOH PADA PNDUGAAN PRODUKTIVITAS KOODITAS HORTIKULTURA 3.. Gabaran Uu etode Penarkan Contoh Penarkan contoh atau saplng erupakan suatu proses nferens engena keseluruhan (populas

Lebih terperinci

Penyelesaian persamaan integral Volterra linear secara numerik menggunakan

Penyelesaian persamaan integral Volterra linear secara numerik menggunakan PENYELESAIAN PERSAMAAN INEGRAL VOLERRA LINEAR DENGAN MEODE FUNGSI WALSH DAN FMV-CYCLE HE SOLUION OF VOLERRA LINEAR INEGRAL EQUAION USING WALSH FUNCION MEHOD AND FMV-CYCLE Masduk Jurusan Penddkan Bolog

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci