Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik"

Transkripsi

1 Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang, Indonesa,3 Lecturers of Mathematcs Department State Unversty of Padang, Indonesa 1 sallndra@gmal.com dod_matunp@yahoo.co.d 3 srrysrnngsh@yahoo.com Abstract Outler s an observaton whch can dsturb the process of data analyss. It also could be seen as unusual observaton. It causes the volaton of normalty error assumpton n regresson analyss, so that t should be detected usng dagnostc method. Generally, there are several cases of outler such as upper outler, lower outler, outler occur near the center of data and upper-lower outler. Each of those cases gves dfferent effect to lnear regresson model parameter estmates. Because the unusual observaton may be detected as outler, hgh leverage pont or nfluental observaton. Based on the result, outler and nfluental observaton gve sgnfcant effect toward ntercept, slope, R and s. Keywords Regresson, Outlers, Influental Observaton, Dagnostc Abstrak Penclan merupakan suatu pengamatan yang keberadaannya dapat menggangu proses analss data. Penclan menyebabkan asums kenormalan galat dalam analss regres tdak terpenuh, sehngga perlu dlakukan pendeteksan keberadaan penclan n menggunakan metode dagnostk. Secara umum, terdapat beberapa kasus penclan, d antaranya penclan atas, penclan bawah, penclan yang mendekat pusat data serta penclan atas-bawah. Masng-masng dar kasus penclan tersebut memberkan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pendugaan parameter dalam model regres lner. Karena bsa jad penclan tersebut terdeteks sebaga outler, hgh leverage pont maupun pengamatan berpengaruh. Berdasarkan hasl yang dperoleh, penclan dan pengamatan berpengaruh memberkan pengaruh yang sgnfkan terhadap perubahan nla ntercept, slope, R maupun s. Kata Kunc Regres, Penclan, Pengamatan berpengaruh, Dagnostk PENDAHULUAN Masalah yang serng muncul dalam analss regres adalah dtemukannya satu atau beberapa ttk data berada jauh dar pola data pada umumnya atau yang basa dsebut sebaga penclan. Penclan basanya tmbul karena kesalahan pada sstem pengukuran, kesalahan dalam mengnputkan data atau pun karena data tersebut memang merupakan suatu kejadan yang tdak basa. Keberadaan penclan dapat mengganggu proses analss data terutama karena asums kenormalan galat tdak lag terpenuh, sehngga perlu dlakukan pendeteksan keberadaan penclan n menggunakan metode dagnostk karena bsa jad penclan tersebut terdeteks sebaga outler, hgh leverage pont maupun pengamatan berpengaruh [6]. Secara umum ada beberapa kasus penclan yang terjad d dalam data. Beberapa kasus tu antara lan penclan yang terjad d sektar pusat data, penclan atas, penclan bawah, serta penclan atas-bawah [1]. Masngmasng dar kasus penclan tersebut memberkan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pendugaan parameter dalam model regres lner. Seberapa besar pengaruh penclan tersebut dapat dketahu dengan melakukan eksploras untuk masng-masng kasus penclan. Dketahu model regres lner adalah: y Xβ ε (1) dmana y merupakan vektor peubah respons berukuran n 1, X adalah matrks peubah bebas berukuran n p untuk n menyatakan jumlah pengamatan dan p menyatakan jumlah parameter, β adalah vektor parameter berukuran p 1dan ε adalah vektor galat berukuran n 1 dengan rataan nol dan ragam σ. Dengan menggunakan metode kuadrat terkecl dperoleh dugaan parameter untuk β adalah: 1 b ( XX) Xy () Msalkan penduga dar y adalah ŷ, maka: Xb (3) Jka persamaan () dsubsttuskan ke persamaan (3), maka: 1 X( XX) Xy Hy (4) 67

2 1 dmana H X( XX) X. H dsebut sebaga matrks top yang mempunya ukuran n n. H dgunakan untuk mendeteks keberadaan hgh leverage pont dmana suatu pengamatan ke- dapat dcurga sebaga hgh leverage pont apabla h p n untuk p menyatakan jumlah parameter dan n menyatakan jumlah pengamatan [3]. Besarnya nla h adalah: h ( XX) (5) 1 untuk menyatakan setap bars ke- dar X. Ssaan pada model regres lner ddefnskan sebaga: e y (6) Ssaan yang dgunakan untuk mendeteks keberadaan outler adalah eternally studentzed resdual atau basa juga dsebut sebaga R-student yang ddefnskan sebaga: e t (7) s h 1 dmana s adalah smpangan baku yang dhtung tanpa mengkutsertakan pengamatan ke-, dengan nla s untuk nla s n 1 n ps e 1 h ( y ) n p n p 1 Suatu pengamatan dcurga sebaga outler apabla pengamatan tersebut memlk nla t t ; n p1 pada taraf nyata []. Pendeteksan pengamatan berpengaruh dtentukan oleh ukuran nla DFFITS, DFBETAS, Cook s Dstance dan Covraso. DFFITS dgunakan untuk mengetahu pengaruh suatu pengamatan ke- terhadap model regres yang dtnjau dar nla ftnya. Besarnya nla DFFITS adalah:. h DFFITS t (8) 1 h Suatu pengamatan ke- dkatakan berpengaruh terhadap nla ftnya apabla pengamatan tersebut memlk nla DFFITS p n [1]. DFBETAS dgunakan untuk menyatakan pengaruh suatu pengamatan ke- terhadap koefsen ke-j. Besarnya nla DFBETAS adalah: r j, e DFBETAS j, R student (9) rr 1 h j j dmana r j adalah bars ke-j dar R untuk R XX X Suatu pengamatan ke- dkatakan berpengaruh terhadap koefsen ke-j apabla pengamatan tersebut memlk nla DFBETAS n [1]. 1 Cook s D merupakan suatu ukuran pengaruh pengamatan ke- terhadap semua dugaan koefsen regres. Pada Cook s D, pengaruh pengamatan ke- dukur oleh: ( b b ) ( XX)( b b ) D (10) ps dmana b adalah vektor koefsen penduga regres dan b adalah vektor koefsen penduga regres tanpa pengamatan ke- [3]. Suatu pengamatan ke- akan berpengaruh pada model regres lner jka nla D F, p, n p dengan taraf nyata. COVRATIO merupakan suatu ukuran yang menggambarkan pengaruh suatu pengamatan ke- terhadap keteltan estmasnya []. Untuk menghtung nla COVRATIO setap pengamatan ke- dtentukan oleh: p ( s ) 1 COVRATIO p KTG (11) 1 h dmana KTG adalah kuadrat tengah galat yang besar nlanya adalah e ( n p). n 1 D antara ke empat ukuran tersebut tdak ada ukuran yang lebh peka dbandngkan yang lannya dalam menentukan pengamatan berpengaruh. Semuanya tergantung pada sudut pandang dan tujuan dalam menentukan pengamatan yang berpengaruh [4]. METODE Data yang dgunakan dalam peneltan n merupakan data smulas yang dbangktkan untuk setap kasus penclan. Banyaknya pengamatan yang dgunakan untuk setap kasus adalah n 30 dan banyaknya parameter adalah p. Langkah kerja yang dlakukan pertama kal adalah membangun model regres lner untuk setap kasus penclan. Kedua, menggunakan metode dagnostk untuk mendeteks keberadaan outler, hgh leverage pont dan pengamatan berpengaruh. Ketga, membentuk model regres dengan tdak mengkutsertakan pengamatan yang terdeteks sebaga outler, hgh leverage pont dan pengamatan berpengaruh. Melhat perubahan yang terjad antara sebelum dan setelah menggunakan metode dagnostk, kemudan menentukan pengaruh penclan dan pengamatan tersebut terhadap pendugaan parameter dalam model regres lner. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kasus Penclan Atas Pada kasus penclan atas, pengamatan yang dbangktkan sebaga penclan merupakan pengamatan yang nla peubah respons dan peubah bebasnya jauh lebh besar dbandngkan pengamatan yang lan. Penclan berada d ujung mendekat gars regres, jauh dar sebaran data lannya serta berpengaruh terhadap pendugaan 68

3 parameter dalam model regres lner. Plot data untuk kasus penclan atas adalah sebaga berkut: y Scatterplot of y vs 10 Gambar.1 Plot Data Untuk Kasus Penclan Atas Dugaan model awalnya adalah: 9,353 0, 7899 dengan R 98,1 % dan s 8, 19. Selanjutnya melakukan pendeteksan penclan pengamatan berpengaruh menggunakan metode dagnostk yang haslnya dapat dlhat pada Tabel I. Jka nla t t / ; n p1, maka pengamatan ke- adalah pengamatan outler. Dengan mengambl taraf nyata 0, 05, maka batasan nla untuk t 0,05 / ; 7 berdasarkan tabel-t adalah,05. Pada kasus penclan atas, pengamatan yang nla t besar dar,05 adalah pengamatan ke-30 dengan t 30 3, Jka nla 1 h p n 0,1333, maka pengamatan ke- adalah pengamatan hgh leverage pont. Pengamatan yang nlanya melebh dar 0,1333 adalah pengamatan ke-30 dengan h 30 0, Selanjutnya, jka batasan nla untuk DFFITS p / n 0, 5164 maka pengamatan ke- merupakan pengamatan berpengaruh. Berdasarkan tabel pengamatan yang nlanya besar dar 0,5164 adalah pengamatan ke-30. Dengan demkan, pengamatan ke-30 merupakan pengamatan yang terdeteks sebaga outler, hgh leverage pont sekalgus pengamatan berpengaruh. Untuk melhat seberapa besar pengaruh yang dberkan oleh pengamatan ke-30 terhadap model regres dapat dketahu dengan cara menghlangkannya dar data. Adapun hasl yang dperoleh antara sebelum dan setelah pengamatan ke-30 dhlangkan dapat dlhat pada Tabel II. Dugaan model untuk data tanpa mengkutsertakan pengamatan ke-30 adalah: 31,479 0, 7499 Dkeluarkannya pengamatan ke-30 dar data memberkan pengaruh terhadap b 1 dan s karena perubahan yang terjad pada keduanya lebh besar dbandngkan pada b 0 dan R. R pada model regres data lengkap adalah 98,1%, setelah pengamatan ke-30 dhlangkan nla n menurun menjad 97,9%. Sedangkan s pada data lengkap adalah 8,195 dan setelah pengamatan ke-30 dkeluarkan menurun menjad 5,883. Penurunan yang lebh besar pada s dbandngkan pada R menunjukkan bahwa model regres untuk data tanpa pengamatan ke-30, yatu pengamatan yang terdeteks sebaga outler, hgh leverage pont dan pengamatan berpengaruh lebh bak dar model regres dengan data lengkap untuk kasus penclan atas. TABEL I HASIL PERHITUNGAN METODE DIAGNOSTIK UNTUK KASUS PENCILAN ATAS y t h DFFITS y t h DFFITS

4 TABEL II HASIL ANALISIS KETIKA PENGAMATAN KE-30 DIHILANGKAN PADA KASUS PENCILAN ATAS 110 Scatterplot of y vs Pembeda Sebelum 30 Dhlangkan Setelah 30 Dhlangkan Outler 30 - Hgh Leverage Pont 30 - Pengamatan Berpengaruh 30 - Intercept ( b 0 ) 9,353 31,479 Slope ( b 1 ) 0, ,74985 s 8,19 5,883 R 98,1% 97,9% B. Kasus Penclan yang Mendekat Pusat Data Pada kasus penclan yang mendekat pusat data, pengamatan yang dbangktkan sebaga penclan merupakan pengamatan yang nla peubah bebasnya adalah nla rataannya sendr atau yang mendekat nla rataannya. Sedangkan nla peubah bebasnya jauh lebh besar dbandngkan pengamatan yang lan. Pengamatan sepert n merupakan penclan yang terdeteks sebaga outler namun bukan hgh leverage pont. Gambar. menunjukkan plot data untuk kasus penclan yang mendekat pusat data. Dugaan model awalnya adalah: 3,0 0, 755 dengan R 91,3% dan s 8, y 0 30 Gambar. Plot Data Untuk Kasus Penclan yang Mendekat Pusat Data Hasl pendeteksan penclan dan pengamatan berpengaruh menggunakan metode dagnostk untuk kasus penclan yang mendekat pusat data dapat dlhat pada Tabel III. Karena jumlah data yang dgunakan pada kasus penclan yang mendekat pusat data n sama dengan kasus penclan atas, maka batasan nla untuk t h dan DFFITS yang dgunakan juga sama. Pengamatan yang terdeteks sebaga outler adalah pengamatan ke-15 dengan t 15 10, 33 karena nla t nya besar dar,05. Sedangkan pengamatan yang terdeteks sebaga hgh leverage pont tdak ada karena tdak ada nla h yang besar dar 0,1333. Pengamatan yang terdeteks sebaga pengamatan berpengaruh adalah pengamatan ke-15 dengan DFFITS 15 1, 9169 karena nla DFFITS nya besar dar 0,5164. Dengan demkan, y t TABEL III HASIL PERHITUNGAN METODE DIAGNOSTIK UNTUK KASUS PENCILAN ATAS h DFFITS y t h DFFITS

5 pengamatan ke-15 merupakan pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh. Untuk melhat seberapa besar pengaruh yang dberkan oleh pengamatan ke-15 terhadap model regres dapat dketahu dengan cara menghlangkannya dar data. Dugaan model untuk data tanpa mengkutsertakan pengamatan ke-15 adalah: 31,173 0, 7553 Adapun hasl yang dperoleh antara sebelum dan setelah pengamatan ke-15 dhlangkan dapat dlhat pada Tabel IV. TABEL IV HASIL ANALISIS KETIKA PENGAMATAN KE-15 DIHILANGKAN PADA KASUS PENCILAN MENDEKATI PUSAT DATA Pembeda Sebelum 15 Dhlangkan Setelah 15 Dhlangkan Outler 15 - Hgh Leverage Pont - - Pengamatan Berpengaruh 15 - Intercept b ) 3,048 31,173 ( 0 Slope ( b 1 ) 0, ,7559 s 8,1595 5,883 R 91,3% 98,1% Dkeluarkannya pengamatan ke-15 dar data memberkan pengaruh yang besar terhadap s dan R. R pada model regres data lengkap adalah 91,3%, setelah pengamatan ke-15 dhlangkan nla n nak menjad 98,1%. Sedangkan s pada data lengkap adalah 8,1595 dan setelah pengamatan ke-15 dkeluarkan menurun menjad 5,883. Penurunan yang besar pada s dan kenakan pada R menunjukkan bahwa model regres untuk data tanpa pengamatan ke-15, yatu pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh lebh bak dar model regres dengan data lengkap untuk kasus penclan yang mendekat pusat data. C. Kasus Penclan Atas-Bawah Pada kasus penclan atas-bawah, pengamatan yang dbangktkan sebaga penclan merupakan pengamatan yang nla peubah responsnya satu lebh besar dan satunya lag lebh kecl dbandngkan pengamatan lannya. Penclan sepert n merupakan pengamatan penclan yang sepenuhnya mempengaruh dugaan parameter dalam model regres lner. Plot data untuk kasus penclan atasbawah adalah sebaga berkut: y Scatterplot of y vs Gambar.3 Plot Data Untuk Kasus Penclan Atas-Bawah Dugaan model awalnya adalah: 1,4 0, 914 dengan R 8,0% dan s 95, Hasl pendeteksan penclan dan pengamatan berpengaruh menggunakan metode dagnostk untuk kasus penclan yang mendekat pusat data dapat dlhat pada Tabel V. TABEL V HASIL PERHITUNGAN METODE DIAGNOSTIK UNTUK KASUS PENCILAN ATAS-BAWAH y t h DFFITS y t h DFFITS

6 TABEL VI HASIL ANALISIS KETIKA PENGAMATAN KE-4 DAN PENGAMATAN KE-8 DIHILANGKAN PADA KASUS PENCILAN ATAS-BAWAH Sebelum Pengamatan Setelah Dhlangkan Pembeda ke-4 dan ke-8 Dhlangkan 4 saja 8 saja 4 dan 8 Outler 4 dan Hgh Leverage Pont Pengamatan Berpengaruh 4 dan Intercept ( b 0 ) 1,369 8,159 3,993 31,0 Slope ( b 1 ) 0,9136 0,845 0,8539 0, s 95, ,9,053 5,939 R 8,0%,3% 84,0% 97,9% Pengamatan yang terdeteks sebaga outler adalah pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 yang memlk nla t 4 6, 75 dan nla t 8 3, 3156 yang keduanya lebh besar dar,05. Sedangkan pengamatan yang terdeteks sebaga hgh leverage pont pada smulas data ketga n tdak ada karena tdak ada nla h yang lebh besar dar 0,1333. Pengamatan yang terdeteks sebaga pengamatan berpengaruh adalah pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 dengan nla DFFITS 4, 1861 dan nla DFFITS 8 1, 03 dmana keduanya lebh besar dar 0,5164. Dengan demkan, pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 merupakan pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh, tetap tdak terdeteks sebaga hgh leverage pont. Untuk melhat seberapa besar pengaruh yang dberkan oleh pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 terhadap model regres dapat dketahu dengan cara menghlangkannya dar data. Adapun hasl yang dperoleh antara sebelum dan setelah pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 dhlangkan dapat dlhat pada Tabel VI. Dugaan model untuk data tanpa mengkutsertakan pengamatan ke-4 dan ke-8 adalah: 31,0 0, 7 Dkeluarkannya pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 dar data memberkan pengaruh yang besar terhadap b 0, s maupun R. Sebelum pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 dhlangkan nla s nya adalah 95,0543. Namun setelah dhlangkan nla s nya berkurang menjad 5,939. Jka pada model dengan data lengkap R nya adalah 8%, namun pada model setelah pengamatan ke-4 dan ke-8 dhlangkan nlanya berkurang menjad 97,9%. Adanya penurunan nla yang lebh besar pada s dbandngkan pada R menunjukkan bahwa model regres untuk data tanpa pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8, yatu pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh lebh bak dar model regres dengan data lengkap untuk kasus penclan atas-bawah. D. Kasus Penclan Bawah Pada kasus penclan bawah, pengamatan yang dbangktkan sebaga penclan merupakan pengamatan yang nla peubah respons jauh lebh kecl dbandngkan pengamatan lannya. Pengamatan penclan berada d ujung bawah gars regres. Pengamatan sepert n memuat nformas pentng dalam membangun model regres lner. Plot data untuk kasus penclan atas-bawah terdapat pada Gambar.4 dmana dugaan model awalnya adalah: 5,455 0, 830 dengan R 8,0% dan s 95, y Scatterplot of y vs Gambar.4 Plot Data Untuk Kasus Penclan Bawah Selanjutnya melakukan pendeteksan penclan pengamatan berpengaruh pada kasus penclan bawah menggunakan metode dagnostk yang haslnya dapat dlhat pada Tabel VII. Pengamatan yang terdeteks sebaga outler adalah pengamatan ke- dengan t 14,849 karena nla t nya besar dar,05. Sedangkan pengamatan yang terdeteks sebaga hgh leverage pont tdak ada karena tdak ada nla h yang besar dar 0,1333. Pengamatan yang terdeteks sebaga pengamatan berpengaruh adalah pengamatan ke- dengan DFFITS 5,044 karena nla DFFITS nya besar dar 0,

7 y t TABEL VII HASIL PERHITUNGAN METODE DIAGNOSTIK UNTUK KASUS PENCILAN BAWAH h DFFITS y t h DFFITS Dengan demkan, pengamatan ke- merupakan pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh. Untuk melhat seberapa besar pengaruh yang dberkan oleh pengamatan ke- terhadap model regres dapat dketahu dengan cara menghlangkannya dar data. Dugaan model untuk data tanpa mengkutsertakan pengamatan ke- adalah: 31,783 0, 7474 Adapun hasl yang dperoleh antara sebelum dan setelah pengamatan ke-4 dan pengamatan ke-8 dhlangkan dapat dlhat pada Tabel VIII. TABEL VIII HASIL ANALISIS KETIKA PENGAMATAN KE- DIHILANGKAN PADA KASUS PENCILAN BAWAH Pembeda Sebelum Dhlangkan Setelah Dhlangkan Outler - Hgh Leverage Pont - 1 Pengamatan Berpengaruh - Intercept b ) 5,455 31,783 ( 0 Slope ( b 1 ) 0, ,74736 s 48,774 5,5179 R 88% 98% R pada model regres data lengkap pada kasus penclan bawah n adalah 88%, setelah pengamatan ke- dhlangkan nla n nak menjad 98%. Sedangkan pada data lengkap adalah 48,774, namun setelah pengamatan ke- dkeluarkan nla s nya menurun s menjad 5,5179. Penurunan yang besar pada s dan kenakan pada R menunjukkan bahwa model regres untuk data tanpa pengamatan ke-, yatu pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh lebh bak dar model regres dengan data lengkap untuk kasus penclan bawah. SIMPULAN Berdasarkan hasl eksploras dar beberapa kasus data menggunakan metode dagnostk pada bab sebelumnya, maka dapat dambl kesmpulan sebaga berkut: 1. Pada kasus penclan atas, pengamatan yang terdeteks sebaga outler, hgh leverage pont dan pengamatan berpengaruh memberkan pengaruh terhadap ntercept sebesar 7,4% dan s sebesar 8,88%.. Pada kasus penclan yang mendekat pusat, pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh memberkan pengaruh terhadap s sebesar 79,3% dan R sebesar 6,8%. 3. Pada kasus penclan atas-bawah, pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh memberkan pengaruh terhadap ntercept sebesar 45,35%, slope sebesar 16,81%, s sebesar 93,76% dan R sebesar 15,9%. 4. Pada kasus penclan bawah, pengamatan yang terdeteks sebaga outler dan pengamatan berpengaruh memberkan pengaruh terhadap ntercept sebesar 4,86%, slope sebesar 10,17%, s sebesar 88,69 % dan R sebesar 10%. 73

8 REFERENSI [1] Belsley, Davd A., Kuh, Edwn & Welsch, Roy E Regresson Dagnostcs. New York: John Wley & Sons. [] Montgomery, C. Douglas, Elzabeth, A. Peck & Geofferey, Vnng Introducton to Lnear Regresson Analyss Fourth Edton. New York: John Wley & Sons. [3] Myers, Raymond H. 19. Classcal and Modern Regresson wth Applcatons. Boston: PWS-KENT Publshng Company. [4] Anggeran, Nova Dah Analss Kepekaan Dalam Menentukan Pengamatan Berpengaruh Pada Analss Regres Melalu Smulas Data. Tugas Akhr. Padang: UNP. [5] Indra, Sally Pendeteksan Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk. Tugas Akhr. Padang: UNP. [6] Seber, George A. F. & Lee, Alan J Lnear Regresson Analyss. New York: John Wley & Sons. 74

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Mendeteksi pencilan dan penanganannya

Analisis Regresi 2. Mendeteksi pencilan dan penanganannya Analss Regres Pokok Bahasan : Mendeteks penclan dan penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasswa dapat mendeteks adanya penclan pada regres lner berganda Penclan Penclan adalah pengamatan yang

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh Analss Regres 1 Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan nla harapannya E[Y x] E[Y x] y b

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan : Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan nla harapannya ) E [Y x ] E [Y x] =

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI.1 Regres Lner Analss regres dgunakan untuk mengetahu hubungan antara varabel terkat (Y) dengan satu atau lebh varabel bebas (X). Menurut Har et al (009) regres lnear sederhana dapat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Yulana Abstrak:Model persamaan regres lnear dapat dnyatakan dalam bentuk matrks

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA

PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL BAKU, LOGNORMAL, DAN GAMMA Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Penddkan Sans IX, Fakultas Sans dan Matematka, UKSW Salatga, 21 Jun 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 PERBANDINGAN MODEL DATA RESPON BERGANDA BERULANG DARI SEBARAN NORMAL

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

RIDGE-MM SEBAGAI SALAH SATU METODE REGRESI RIDGE YANG ROBUST TERHADAP DATA PENCILAN

RIDGE-MM SEBAGAI SALAH SATU METODE REGRESI RIDGE YANG ROBUST TERHADAP DATA PENCILAN RIDGE-MM SEBAGAI SALAH SATU METODE REGRESI RIDGE YANG ROBUST TERHADAP DATA PENCILAN Sudartanto 1, Nono Suwarno 2, Ahmad Taofk 3 JurusanStatstka FMIPA-UNPAD, Fapet UNPAD, Jurusan Agrotek UIN emal : sudartanto@unpad.ac.d;

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline. METODE NUMERIK INTERPOLASI Interpolas Beda Terbag Newton Interpolas Lagrange Interpolas Splne http://maulana.lecture.ub.ac.d Interpolas n-derajat polnom Tujuan Interpolas berguna untuk menaksr hargaharga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

Harmi Sugiarti Jurusan Statistika FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK

Harmi Sugiarti Jurusan Statistika FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK PENAKSIR LEAST MEDIAN SQUARE UNTUK POLA HUBUNGAN LINEAR ANTARA PARTISIPASI MAHASISWA DALAM TUTORIAL ONLINE TERHADAP NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH STATISTIKA (MMPI5103) Harm Sugart Jurusan Statstka

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

METODE RANK NONPARAMETRIK PADA MODEL REGRESI LINEAR

METODE RANK NONPARAMETRIK PADA MODEL REGRESI LINEAR METODE RANK NONPARAMETRIK PADA MODEL REGRESI LINEAR oleh KUSUMA M4 SKRIPSI dtuls dan daukan untuk memenuh sebagan persyaratan memperoleh gelar Sarana Sans Matematka FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot)

(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot) (DS.) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Stud kasus untuk Desan Splt Plot) Sr Mulyan Sanro Dra, M.Stat, Enny Supartn Dra, MS. Jurusan Statstka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN MULTIPLE REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING

PENENTUAN KOEFISIEN MULTIPLE REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING PENENTUAN KOEFISIEN MULTIPLE REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING SKRIPSI RINA ASTRY GINTING 060823031 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci